Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

TELAAH KERANGKA DASAR KURIKULUM KTSP, KURIKULUM 2013, DAN

KURIKULUM MERDEKA

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 2

Nama Mahasiswa : Carrin Malika Hanum (4222431020)

Fadhilah Arif Harahap (4222431001)


Mayzul Fiahzia (4223131012)

Octalia Simarmata (4212431018)

Raja Riansyah Harahap (4222431024)

Tita Linyan Pardede (4223331029)


Kelas : PSPK E 2022

Dosen Pengampu : Makharany Dalimunthe, S.Pd., M.Pd.

Susilawati Amdayani, S.Si., M.Pd.

Mata Kuliah : Telaah Kurikulum

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan

rahmat, hikmat, dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas yang berjudul

“Telaah Kerangka Dasar Kurikulum Ktsp, Kurikulum 2013, Dan Kurikulum Merdeka ” ini

semaksimal mungkin. Adapun tujuan penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas

mata kuliah Telaah Kurikulum.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Makharany Dalimunthe, S.Pd., M.Pd.
dan Ibu Susilawati Amdayani, S.Si., M.Pd. selaku dosen mata kuliah Telaah Kurikulum yang
telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai
dengan bidang studi yang kami tekuni.
Kami sadar bahwa makalah ini tentu saja tidak lepas dari banyaknya kekurangan. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang mendukung akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah
ini. Harapan kami semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.

Medan, 4 April 2023

Kelompok 2

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................ i

DAFTAR ISI ........................................................................................................................ ii

BAB I ................................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN ................................................................................................................ 1

A. Latar Belakang ........................................................................................................... 1

B. Tujuan ........................................................................................................................ 1

C. Manfaat ...................................................................................................................... 1

BAB II .................................................................................................................................. 2

PEMBAHASAN ................................................................................................................... 2

A. Kurikulum KTSP ........................................................................................................ 2

B. Kurikulum 2013 ......................................................................................................... 7

C. Kurikulum Merdeka ................................................................................................. 14

BAB III ............................................................................................................................... 21

PENUTUP .......................................................................................................................... 21

A. Kesimpulan .............................................................................................................. 21

B. Saran ........................................................................................................................ 21

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 22

ii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan salah satu hal yang sangat penting bagi bangsa Indonesia,
karena pendidikan memiliki peran yang sangat strategis dalam menciptakan sumber daya
manusia yang berkualitas. Oleh karena itu, pemerintah Indonesia terus berusaha untuk
meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia, salah satunya dengan melakukan
perubahan pada kurikulum yang ada.

Kurikulum merupakan pedoman yang digunakan dalam proses pembelajaran di


sekolah. Dalam sejarahnya, Indonesia sudah mengalami beberapa kali perubahan
kurikulum, mulai dari kurikulum 1947, kurikulum 1964, kurikulum 1975, kurikulum 1984,
hingga kurikulum 2004 (KTSP). Setelah kurikulum 2004, kemudian dilakukan perubahan
pada kurikulum dengan munculnya kurikulum 2013, dan terbaru adalah kurikulum
merdeka.

Oleh karena itu, diperlukan kajian terhadap kerangka dasar kurikulum yang digunakan
di Indonesia, mulai dari kurikulum KTSP, kurikulum 2013, hingga kurikulum merdeka.
Kajian tersebut penting untuk memberikan pemahaman tentang hakikat, landasan, prinsip,
dan struktur dari masing-masing kurikulum tersebut, sehingga dapat memberikan informasi
yang bermanfaat bagi para pendidik dan pengambil kebijakan pendidikan di Indonesia.

B. Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Menjelaskan Hakikat, Landasan, Prinsip, dan Struktur Kurikulum KTSP


2. Menjelaskan Hakikat, Landasan, Prinsip, dan Struktur Kurikulum 2013
3. Menjelaskan Hakikat, Landasan, Prinsip, dan Struktur Kurikulum Merdeka

C. Manfaat
Manfaat dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui Hakikat, Landasan, Prinsip, dan Struktur Kurikulum KTSP.


2. Mengetahui Hakikat, Landasan, Prinsip, dan Struktur Kurikulum 2013.
3. Mengetahui Hakikat, Landasan, Prinsip, dan Struktur Kurikulum Merdeka.

1
BAB II

PEMBAHASAN
A. Kurikulum KTSP
1. Hakikat Kurikulum KTSP.

Kurikulum KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) adalah kurikulum


yang digunakan di Indonesia sebelum digantikan oleh Kurikulum 2013. Kurikulum ini
diterapkan pada tahun 2006 sebagai bentuk reformasi pendidikan yang bertujuan untuk
memperkuat otonomi sekolah dalam menyusun kurikulum yang sesuai dengan kondisi
lingkungan dan kebutuhan siswa.

Kurikulum KTSP menekankan pada pengembangan karakter siswa,


pembelajaran berbasis kompetensi, dan pembelajaran yang berpusat pada siswa.
Kurikulum ini juga menekankan pada pembelajaran lintas mata pelajaran dan integrasi
antara mata pelajaran.

KTSP merupakan bentuk operasional pengembangan kurikulum dalam konteks


desentralisasi pendidikan dan otonomi daerah, yang akan memberikan wawasan baru
terhadap system yang sedang berjalan salama ini. Karakteristik KTSP bisa diketahui
antara lain dari bagaimana sekolah dan satuan pendidikan dapat mengoptimalkan
kinerja, proses pembelajaran, pengelolaan sumber belajar,profesionalisme tenaga
kependidikan, serta system penilaian.

Berdasarkan uraian di atas dapat dikemukakan beberapa karakteristik KTSP sebagai


berikut:

a. Pemberian Otonomi Luas Kepada Sekolah dan Satuan Pendidikan

KTSP memberikan otonomi luas kepada sekolah dan satuan pendidikan,


disertai seperangkat tanggungjawab untuk mengembangakan kurikulum sesuai
dengan kondisi setempat. Selain itu sekolah dan satuan pendidikan juga diberkan
kewenangan untuk mengali dan mengelola sumber dana sesuai dengan prioritas
kebutuhan.

b. Partisipasi Masyarakat dan Orangtua yang Tunggi.

Dalam KTSP, pelaksanaan kurikulum didukung oleh partisipasi masyarakat


dan orangtua peserta didik yang tinggi, bukan hanya mendukung sekolah melalui

2
bantuan keuangan, tetapi melalui komite sekolah dan dewan pendidikan
merumuskan serta mengembangkan program-program yagn dapat meningkatkan
kualitas pembelajaran..

c. Kepemimpinan yang Demokratis dan Profesional.

KTSP, pengembangan dan pelaksanaan kurikulum didukung oleh adanya


kepemimpinan sekolah yang demokratis dan professional. Kepala sekolah dan
guru-guru sebagai tenaga pelaksana kurikulum merupakan orang-orang
yangmemiliki kemampuan dan integritas professional. Kepala sekolah adalah
manajer pendidikanprofessional yang direkrut komite sekolah untuk mngelola
segala kegiatan sekolah berdasarkan kebijakan yang ditetapkan.

d. Tim-Kerja yang Kompak dan Transparan.

Dalam KTSP, keberhasilan pengembangan kurikulumdan pemelajaran


didukung oleh kinerja team yang kompak dan transparan dari berbagai pihak
yangterlibat dalam pendidikan. Dalam dewan pendidikan dan komite sekolah
misalnya, pihak-pihakyang terlibat bekerja sama secara harmonis sesuaidengan
posisinya masing-masing untuk mewujudkan suatu “sekolah yang dapat
dibanggakan” oleh semua pihak.Kurikulum KTSP memiliki struktur yang terdiri
dari empat komponen utama, yaitu kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP),
silabus, RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran), dan buku siswa. Kurikulum
KTSP dirancang agar fleksibel dan dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan
kondisi setiap sekolah.

Kelebihan kurikulum KTSP:

a. Mendorong terwujudnya otonomi sekolah dalam menyelenggarakan


pendidikan. Tidak dapat dipungkiri bahwa salah satu bentuk kegagalan
pelaksanaan kurikulum di masa lalu adalah adanya penyeragaman kurikulum di
seluruh Indonesia, tidak melihat kepada situasi riil di lapangan, dan kurang
menghargai potensi keunggulan lokal.
b. Mendorong para guru, kepala sekolah, dan pihak manajemen sekolah untuk
semakin meningkatkan kreativitasnya dalam penyelenggaraan programprogram
pendidikan.

3
c. KTSP sangat memungkinkan bagi setiap sekolah untuk menitikberatkan dan
mengembangkan mata pelajaran tertentu yang akseptabel bagi kebutuhan siswa.
Sekolah dapat menitikberatkan pada mata pelajaran tertentu yang dianggap
paling dibutuhkan siswanya. Sebagai contoh daerah kawasan wisata dapat
mengembangkan kepariwisataan dan bahasa inggris, sebagai keterampilan
hidup.
d. KTSP akan mengurangi beban belajar siswa yang sangat padat. Karena menurut
ahli beban belajar yang berat dapat mempengaruhi perkembangan jiwa anak.
e. KTSP memberikan peluang yang lebih luas kepada sekolah-sekolah plus untuk
mengembangkan kurikulum sesuai dengan kebutuhan.
f. Guru sebagai pengajar, pembimbing, pelatih dan pengembang kurikulum.
g. Kurikulum sangat humanis, yaitu memberikan kesempatan kepada guru untuk
mengembangkan isi/konten kurikulum sesuai dengan kondisi sekolah,
kemampuan siswa dan kondisi daerahnya masing-masing.
h. Menggunakan pendekatan kompetensi yang menekankan pada pemahaman,
kemampuan atau kompetensi terutama di sekolah yang berkaitan dengan
pekerjaan masyarakat sekitar.
i. Standar kompetensi yang memperhatikan kemampuan individu, baik
kemampuan, kecakapan belajar, maupun konteks social budaya.
j. Berbasis kompetensi sehingga peserta didik berada dalam proses perkembangan
yang berkelanjutan dari seluruh aspek kepribadian, sebagai pemekaran terhadap
potensi-potensi bawaan sesuai dengan kesempatan belajar yang ada dan
diberikan oleh lingkungan.

Kelemahan Kurikulum KTSP

a. Kurangnnya SDM yang diharapkan mampu menjabarkan KTSP pada


kebanyakan satuan pendidikan yang ada. Minimnya kualitas guru dan sekolah.
b. Kurangnya ketersediaan sarana dan prasarana pendukung sebagai kelengkapan
dari pelaksanaan KTSP .
c. Masih banyak guru yang belum memahami KTSP secara komprehensif baik
kosepnya, penyusunannya,maupun prakteknya di lapangan
d. Penerapan KTSP yang merekomendasikan pengurangan jam pelajaran akan
berdampak berkurangnya pendapatan guru. Sulit untuk memenuhi kewajiban

4
mengajar 24 jam, sebagai syarat sertifikasi guru untukmendapatkan tunjangan
profesi.

2. Landasan kurikulum ktsp

Landasan kurikulum KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) adalah


sebagai berikut:

a. UUD 1945 dan Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi bangsa Indonesia.
b. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
sebagai landasan hukum yang mengatur sistem pendidikan di Indonesia.
c. Tujuan Pendidikan Nasional yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun
2003, yaitu untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia
yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab.
d. Pendidikan berbasis kompetensi yang diatur dalam Permendiknas Nomor 22 Tahun
2006, yang menekankan pentingnya pengembangan kompetensi siswa dalam aspek
kognitif, afektif, dan psikomotorik.
e. Konsep pembelajaran yang berpusat pada siswa, yang mengedepankan peran aktif
siswa dalam pembelajaran dan pengembangan karakter siswa.
f. Nilai-nilai budaya dan karakter bangsa Indonesia, yang diharapkan menjadi pijakan
dalam pembentukan karakter siswa.
g. Aspek sosial dan kultural masyarakat lokal, yang diintegrasikan ke dalam
kurikulum untuk memberikan pemahaman yang lebih mendalam mengenai
lingkungan sekitar.

Dengan landasan tersebut, kurikulum KTSP diharapkan dapat memperkuat


otonomi sekolah dalam menyusun kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan dan
kondisi lingkungan serta mampu mengembangkan karakter dan kompetensi siswa
secara optimal.

3. Prinsip kurikulum ktsp

Prinsip kurikulum KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) meliputi:

5
a. Berbasis kompetensi: Kurikulum KTSP menekankan pada pengembangan
kompetensi siswa, yaitu keterampilan, pengetahuan, dan sikap yang diperlukan
untuk menghadapi tuntutan dunia kerja dan kehidupan. Pembelajaran dirancang
untuk mengembangkan kompetensi tersebut.
b. Berorientasi pada siswa: Kurikulum KTSP memandang siswa sebagai subjek dan
pusat pembelajaran. Siswa dipandang sebagai individu yang unik dengan kebutuhan
dan potensi yang berbeda-beda. Pembelajaran dirancang untuk memenuhi
kebutuhan siswa dan mengembangkan potensi mereka secara optimal.
c. Holistik: Kurikulum KTSP memandang pendidikan sebagai proses yang melibatkan
seluruh aspek kehidupan siswa. Oleh karena itu, kurikulum ini dirancang untuk
mengembangkan siswa secara holistik, yaitu dalam aspek kognitif, afektif, dan
psikomotorik.
d. Integratif: Kurikulum KTSP menekankan pada integrasi antara mata pelajaran,
sehingga siswa dapat memahami hubungan antara konsep-konsep yang dipelajari.
Integrasi juga dilakukan dengan masyarakat, sehingga siswa dapat memahami
hubungan antara pendidikan dan kehidupan masyarakat.
e. Berkelanjutan: Kurikulum KTSP dirancang untuk memberikan dasar yang kuat
bagi pengembangan selanjutnya, baik pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi
maupun dalam kehidupan sehari-hari siswa setelah lulus.
f. Responsif: Kurikulum KTSP dirancang untuk merespons perubahan-perubahan
yang terjadi dalam masyarakat dan dunia kerja, sehingga siswa dapat siap
menghadapi tuntutan tersebut.

Dengan prinsip-prinsip tersebut, kurikulum KTSP diharapkan mampu


menghasilkan pendidikan yang lebih bermakna dan sesuai dengan kebutuhan siswa serta
masyarakat.

4. Struktur kurikulum ktsp

Struktur kurikulum KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) terdiri dari


beberapa komponen sebagai berikut:

a. Tujuan Pendidikan: Merupakan gambaran mengenai hasil akhir yang ingin dicapai
melalui pendidikan yang diberikan.

6
b. Kompetensi Inti: Merupakan keterampilan, pengetahuan, dan sikap dasar yang
harus dikuasai oleh siswa di semua mata pelajaran. Kompetensi inti meliputi empat
domain yaitu sikap, pengetahuan, keterampilan, dan keterampilan sosial.
c. Muatan Lokal: Merupakan materi pembelajaran yang dikembangkan berdasarkan
kebutuhan dan karakteristik masyarakat setempat.
d. Muatan Nasional: Merupakan materi pembelajaran yang disusun berdasarkan
standar nasional pendidikan yang telah ditetapkan.
e. Mata Pelajaran: Merupakan materi yang secara spesifik diatur untuk setiap mata
pelajaran yang diajarkan di sekolah.
f. Kegiatan Pembelajaran: Merupakan kegiatan yang dirancang untuk mencapai
tujuan pendidikan dan mengembangkan kompetensi siswa. Kegiatan pembelajaran
dapat dilakukan dalam bentuk pembelajaran tatap muka, praktikum, eksperimen,
tugas mandiri, dan lain sebagainya.
g. Evaluasi: Merupakan kegiatan yang dirancang untuk menilai pencapaian
kompetensi siswa. Evaluasi dapat dilakukan melalui berbagai bentuk seperti tes
tertulis, tugas terstruktur, presentasi, dan sebagainya.

Struktur kurikulum KTSP menekankan pada pengembangan kompetensi siswa dan


pembelajaran yang berpusat pada siswa. Oleh karena itu, struktur kurikulum ini
memungkinkan sekolah untuk mengembangkan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan
dan karakteristik siswa serta lingkungan setempat.

B. Kurikulum 2013
1. Hakikat Kurikulum 2013

Kurikulum 2013 adalah kurikulum pendidikan nasional yang dikeluarkan oleh


Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia pada tahun 2013. Kurikulum ini
dirancang untuk menggantikan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang
telah digunakan sebelumnya.Tujuan utama dari Kurikulum 2013 adalah untuk
mengembangkan kompetensi dasar siswa, yang mencakup pengetahuan, keterampilan,
dan sikap yang dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari dan dunia kerja. Kurikulum ini
menekankan pada pembelajaran yang berpusat pada siswa, dengan pendekatan ilmiah
dan keterampilan berpikir kritis.Kurikulum 2013 terdiri dari empat tingkat pendidikan,
yaitu pendidikan anak usia dini (PAUD), pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan

7
pendidikan tinggi. Untuk pendidikan dasar, kurikulum ini terdiri dari dua tahap, yaitu
Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP).

Kurikulum 2013 juga menekankan pada pengembangan karakter dan nilai-nilai


moral siswa, seperti kejujuran, kepedulian, disiplin, dan tanggung jawab. Pembelajaran
bahasa Inggris juga menjadi fokus utama dalam kurikulum ini.Kurikulum 2013
menghasilkan beberapa perubahan dalam metode pembelajaran, termasuk penggunaan
pembelajaran berbasis proyek, diskusi kelompok, dan penggunaan teknologi informasi
dan komunikasi (TIK) untuk memfasilitasi pembelajaran.Namun, kurikulum ini juga
menuai beberapa kritik dan tantangan, seperti kesulitan dalam implementasi di sekolah-
sekolah yang terbatas sumber daya dan infrastruktur, serta kesenjangan antara
kurikulum dan ujian nnasional

Kurikulum 2013 dirancang dengan karakteristik sebagai berikut:

a. Mengembangkan keseimbangan antara pengembangan sikap spiritual dan sosial,


rasa ingin tahu,kreativitas, kerja sama dengan kemampuan intelektual dan
psikomotorik.
b. Sekolah merupakan bagian dari masyarakat yang memberikan pengalaman belajar
terencana, selanjutnya peserta didik menerapkan ilmu yang di dapat dari sekolah ke
masyarakat dan memanfaatkan masyarakat sebagai sumber belajar.
c. Mengembangkan sikap, pengetahuan, dan keterampilan peserta didik, sehingga
dapat menerapkannya dalam berbagai situasi di sekolah dan masyarakat.
d. Memberi waktu yang cukup leluasa untuk mengembangkan berbagai sikap,
pengetahuan, dan keterampilan.
e. Kompetensi tertuang dalam bentuk kompetensi inti kelas yang tercantun lebih lanjut
dalam kompetensi dasar mata pelajaran.
f. Kompetensi inti kelas menjadi unsur pengorganisasi (organizing elements)
kompetensi dasar, selanjutnya semua kompetensi dasar dan proses pembelajaran
dikembangkan, sehingga dapat
g. mencapai kompetensi yang dinyatakan dalam kompetensi inti
h. Kompetensi dasar berkembang pada prinsip akumulatif, saling memperkuat
(reinforced) dan memperkaya (enriched) antar matapelajaran dan jenjang
pendidikan (organisasi horizontal dan vertikal).

Kelebihan Kurikulum 2013

8
Kurikulum 2013 sudah diteliti oleh para pakar pendidikan. Sehingga,
harapannya kurikulum ini akan dapat meningkatkan kualitas pendidikan di masa
mendatang. Oleh karena itu, ada beberapa kelebihan dari kurikulum 2013 ini yang
dinilai dari para ahli pendidikan. Berikut rincian dari kelebihan tersebut:

a. Lebih Menekankan Kepada Pendidikan Karakter. Kelebihan pertama dari kurikulum


2013 adalah adanya kesempatan bagi lembaga pendidikan untuk lebih maksimal dalam
membentuk karakter peserta didik. Menariknya, upaya pembangunan karakter dan juga
budi pekerti luhur ini ditekankan pada semua program studi yang ada. Sehingga,
memungkinkan karakter anak bangsa semakin terbentuk.
b. Memungkinkan Siswa Lebih Aktif, Inovatif dan Kreatif. Selain memudahkan proses
pembentukan karakter, kurikulum 2013 juga memiliki keunggulan dari sisi mendorong
siswa untuk lebih aktif.Karena kurikulum ini didesain secara khusus agar siswa lebih
inovatif dan kreatif di dalam berbagai hal. Khususnya dalam memecahkan suatu
masalah yang dihadapi saat proses pembelajaran.
c. Lebih Responsif Terhadap Fenomena Sosial yang Ada. Tidak hanya itu, kelebihan lain
dari kurikulum 2013 adalah dapat menjadikan siswa yang responsif dalam berbagai hal.
Peserta didik akan diajari untuk lebih mandiri dan tanggap dalam berbagai fenomena
sosial. Baik di tingkat lokal,daerah ataupun nasional. Hal ini sangat penting dalam
rangka memupuk kepedulian terhadap nasib dan masa depan bangsa.
d. Proses Penilaian Dilakukan Dari Semua Aspek. Keunggulan menarik lainnya dari
kurikulum 2013adalah adanya proses penilaian yang komprehensif. Jika pada
kurikulum sebelumnya penilaian hanya dilakukan dari sisi intelektual siswa, maka
kurikulum 2013 ini juga membuat suatu indikator penilaian dari aspek yang lainnya. Di
antaranya adalah dari sisi kecerdasan, sikap dan karakter,sosial bahkan aspek religius.
e. Lembaga Memperoleh Pendampingan dari Pusat. Selain beberapa kelebihan yang telah
disebutkandi atas, ada juga kelebihan lain dari kurikulum ini yang wajib Anda ketahui.
Yaitu adanya pendampingan dan arahan langsung dari pemerintah pusat. Sehingga,
konsepnya pun lebih mudah dan memungkinkan adanya koordinasi yang baik dengan
pihak pusat. Pihak pusat pun juga akan memberikan arahan secara langsung kepada
lembaga.
f. Mendorong Guru untuk Semakin Kreatif Sebagai Fasilitator Pembelajaran. Kurikulum
2013 ini juga mendorong guru agar semakin kreatif di dalam memberikan pengajaran
kepada para siswa.Dimana, inovasi dan keahlian guru diperlukan agar materi yang

9
dimaksud dapat tersampaikan dengan baik dan mudah dipahami siswa. Dalam hal ini,
penting bagi seorang guru untuk terbuka dan selalu berupaya mengembangkan diri
menjadi lebih baik.

Kelemahan Kurikulum 2013

a. Guru Banyak Salah Faham sehingga Kurang Memberikan Penjelasan. Yaitu


banyaknya guru kurang tepat dalam memahami konsep kurikulum ini.Sehingga,
guru kurang memberikan penjelasan materi karena terlalu fokus kepada konsep
pembelajaran aktif dan mandiri yang ditawarkan oleh kurikulum ini.
b. Dalam Menyusun RPP Guru Kurang Kreatif. Berikutnya, kelemahan kurikulum ini
juga ditandai dengan masih banyaknya guru yang kurang kreatif di dalam
penyusunan RPP. Padahal, RPP di sini sangat mempengaruhi hasil pembelajaran.
Semakin baik RPP yang dibuat, maka hasil pembelajarannya juga akan semakin
maksimal. Lagi-lagi hal ini disebabkan karena kemampuan dan kualitas guru yang
masih kurang.
c. Materi yang Wajib Dikuasai oleh Siswa Terlalu Banyak. Kelemahan berikutnya
yang dimiliki oleh kurikulum 2013 adalah terlalu banyaknya materi yang diberikan
kepada siswa. Bahkan, banyak yang menganggap bahwa ada beberapa materi
belajar yang terlalu berat untuk usia sekian.Sehingga, beban belajar siswa menjadi
semakin besar dan berat. Dan ini akan berdampak pada terlalu tertinggalnya siswa
yang berkemampuan rendah.
d. Sekolah Kurang Mandiri di dalam Menyikapi Kurikulum yang Ada. Di samping
itu, kurikulum 2013 juga memiliki kelemahan tersendiri dari sisi kemandirian
lembaga. Jika pada kurikulum yang sebelumnya sekolah sangat independen dan
dapat menentukan kurikulum sendiri, maka pada kurikulum 2013 ini semua materi
ajar dan kurikulumnya harus mengikuti pusat. Hal ini menyebabkan sekolah kurang
dapat aktif membentuk ciri khas lembaga.

2. Landasan kurikulum 2013

Landasan Kurikulum 2013 mencakup beberapa aspek, yaitu:

a. Undang-Undang Dasar 1945

Undang-Undang Dasar 1945 menjadi dasar hukum bagi pelaksanaan


pendidikan di Indonesia. Kurikulum 2013 dibangun berdasarkan prinsip-prinsip

10
yang tercantum dalam Undang-Undang Dasar 1945, seperti pemerataan pendidikan,
pengembangan kebudayaan nasional, dan peningkatan kualitas sumber daya
manusia.

b. UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menetapkan


bahwa pendidikan di Indonesia harus berbasis kompetensi. Oleh karena itu,
Kurikulum 2013 menekankan pada pengembangan kompetensi dasar siswa dalam
berbagai bidang, seperti pengetahuan, keterampilan, dan sikap.

c. Visi dan Misi Pendidikan Nasional

Kurikulum 2013 didasarkan pada visi dan misi pendidikan nasional, yaitu
mewujudkan masyarakat yang cerdas, berkarakter, kreatif, inovatif, dan berdaya
saing. Oleh karena itu, kurikulum ini menekankan pada pengembangan karakter
siswa dan peningkatan kualitas sumber daya manusia.

d. Hasil Kajian dan Konsultasi

Kurikulum 2013 dibuat berdasarkan hasil kajian dan konsultasi dengan


berbagai pihak, seperti akademisi, praktisi pendidikan, orang tua siswa, dan
masyarakat luas. Hasil kajian dan konsultasi ini menjadi dasar dalam
pengembangan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan dan tantangan masa
depan.

e. Standar Nasional Pendidikan

Kurikulum 2013 didasarkan pada Standar Nasional Pendidikan (SNP), yang


menetapkan kriteria dan indikator untuk peningkatan mutu pendidikan. SNP juga
menjadi dasar dalam pengembangan kurikulum dan evaluasi hasil belajar siswa.

f. Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

Kurikulum 2013 mengakomodasi perkembangan ilmu pengetahuan dan


teknologi yang terus berkembang, sehingga siswa dapat memperoleh pengetahuan
dan keterampilan yang relevan dengan perkembangan zaman.

11
Dengan mengacu pada landasan tersebut, Kurikulum 2013 diharapkan dapat
menghasilkan lulusan yang mampu bersaing di dunia global, memiliki karakter
yang baik, dan memiliki kemampuan untuk terus belajar sepanjang hayat.

3. Prinsip kurikulum 2013

Prinsip Kurikulum 2013 mencakup beberapa aspek, yaitu:

a. Kompetensi Dasar

Prinsip pertama Kurikulum 2013 adalah pengembangan kompetensi dasar


siswa. Kompetensi dasar mencakup pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus
dikuasai siswa dalam rangka menghadapi tantangan kehidupan di masa depan.

b. Pembelajaran Berbasis Siswa

Kurikulum 2013 menekankan pada pembelajaran berbasis siswa, di mana siswa


ditempatkan sebagai subjek yang aktif dalam proses pembelajaran. Siswa diharapkan
dapat mengembangkan kreativitas, inovasi, dan berpikir kritis melalui pembelajaran
yang memfasilitasi pengembangan potensi diri.

c. Pembelajaran Kontekstual

Pembelajaran kontekstual berarti siswa belajar melalui pengalaman dan situasi


yang relevan dengan kehidupan sehari-hari. Pembelajaran harus diarahkan pada
konteks yang konkret dan relevan bagi siswa, sehingga siswa dapat memahami materi
dengan lebih mudah dan mampu mengaitkannya dengan pengalaman mereka.

d. Pengembangan Karakter

Kurikulum 2013 menekankan pada pengembangan karakter siswa, di mana


karakter mencakup nilai-nilai moral dan sikap positif yang diharapkan dimiliki oleh
siswa. Karakter siswa harus dibangun melalui pembelajaran dan lingkungan belajar
yang mendukung pengembangan karakter.

e. Pembelajaran Berkelanjutan

Prinsip kelima Kurikulum 2013 adalah pembelajaran berkelanjutan, di mana


siswa diharapkan mampu belajar sepanjang hayat. Pembelajaran harus diarahkan pada
pengembangan kemampuan siswa untuk memperoleh informasi dan pengetahuan baru
serta mampu mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.

12
f. Pembelajaran Berbasis Teknologi

Kurikulum 2013 menekankan pada pembelajaran berbasis teknologi, di mana


teknologi informasi dan komunikasi (TIK) digunakan sebagai sarana untuk
meningkatkan efektivitas dan efisiensi pembelajaran. Penggunaan TIK juga diharapkan
dapat memperluas wawasan siswa dan mengembangkan kemampuan beradaptasi
dengan perubahan teknologi yang terus berkembang.

Dengan mengacu pada prinsip-prinsip tersebut, Kurikulum 2013 diharapkan


dapat menghasilkan lulusan yang memiliki kompetensi dasar yang baik, karakter yang
baik, mampu beradaptasi dengan perubahan, serta mampu menghadapi tantangan di
masa depan.

4. Struktur kurikulum 2013

Struktur Kurikulum 2013 terdiri dari tiga tingkatan, yaitu:

a. Tingkat Pendidikan Dasar (SD/MI)

Pada tingkat pendidikan dasar, Kurikulum 2013 terdiri dari lima mata pelajaran
wajib yaitu Pendidikan Agama dan Budi Pekerti, Bahasa Indonesia, Matematika, IPA,
dan IPS. Selain itu, terdapat juga mata pelajaran tambahan seperti Bahasa Inggris, Seni
Budaya dan Prakarya, Penjaskes, dan Muatan Lokal yang diadaptasi dengan lingkungan
siswa.

b. Tingkat Pendidikan Menengah Pertama (SMP/MTs)

Pada tingkat pendidikan menengah pertama, Kurikulum 2013 terdiri dari


delapan mata pelajaran wajib, yaitu Pendidikan Agama dan Budi Pekerti, Bahasa
Indonesia, Matematika, IPA, IPS, Seni Budaya, Penjaskes, dan Bahasa Inggris. Selain
itu, terdapat pula mata pelajaran pilihan yang disesuaikan dengan minat dan kebutuhan
siswa.

c. Tingkat Pendidikan Menengah Atas (SMA/MA/SMK)

Pada tingkat pendidikan menengah atas, Kurikulum 2013 terdiri dari mata
pelajaran wajib dan mata pelajaran pilihan. Mata pelajaran wajib yang harus diambil
oleh siswa antara lain Pendidikan Agama dan Budi Pekerti, Bahasa Indonesia, Bahasa
Inggris, dan Pendidikan Kewarganegaraan. Siswa juga diharuskan memilih salah satu
kelompok mata pelajaran yang terdiri dari tiga kelompok, yaitu: IPA (Matematika,

13
Fisika, Kimia, dan Biologi), IPS (Ekonomi, Geografi, dan Sosiologi), dan Bahasa
(Sastra, Bahasa Asing, dan Bahasa Daerah).

Selain itu, pada tingkat SMA/MA, terdapat pula Program Keahlian di Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK) yang memiliki struktur kurikulum yang berbeda dengan
SMA/MA. Kurikulum 2013 pada SMK terdiri dari dua bagian, yaitu Kurikulum Umum
dan Kurikulum Keahlian.

Kurikulum 2013 juga menekankan pengembangan aspek pendidikan lainnya


seperti pengembangan karakter, pengembangan kreativitas, pengembangan
keterampilan sosial, dan penguatan kompetensi akademik dan non-akademik siswa.

C. Kurikulum Merdeka
1. Hakikat kurikulum merdeka

Kurikulum Merdeka adalah salah satu konsep kurikulum yang diperkenalkan


oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
(Kemendikbudristek) Indonesia pada tahun 2021. Konsep ini diperkenalkan sebagai
upaya untuk mengembangkan kurikulum yang lebih inklusif, inovatif, dan responsif
terhadap kebutuhan peserta didik, masyarakat, dan zaman.

Hakikat dari Kurikulum Merdeka adalah memberikan kebebasan pada sekolah dan guru
untuk mengembangkan kurikulum yang sesuai dengan konteks dan kebutuhan lokal,
serta memperkuat keterlibatan masyarakat dalam pengembangan kurikulum. Dengan
Kurikulum Merdeka, pemerintah memberikan keleluasaan pada sekolah dan guru untuk
menentukan bahan ajar dan metode pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik
peserta didik dan potensi daerah setempat.

Kurikulum Merdeka juga menekankan pada pengembangan keterampilan dan


kompetensi abad ke-21, seperti keterampilan berpikir kritis, kreatif, kolaboratif, dan
komunikatif, serta keterampilan teknologi informasi dan komunikasi (TIK). Hal ini
dilakukan untuk mempersiapkan peserta didik menjadi individu yang mampu
menghadapi tantangan masa depan dan menjadi kontributor bagi kemajuan bangsa dan
negara.Dalam hal ini, Kurikulum Merdeka mencerminkan upaya pemerintah untuk
mengubah paradigma pendidikan yang selama ini bersifat sentralistik dan berorientasi
pada standar nasional, menjadi lebih inklusif, inovatif, dan responsif terhadap konteks
lokal.

14
Karakteristik Kurikulum Merdeka diantaranya yaitu:

1. Fokus Terhadap Materi yang Esensial


Kurikulum Merdeka ini lebih fokus terhadap materi esensial. Oleh karena itu, beban
belajar di setiap mata pelajaran menjadi lebih sedikit. Hal ini menunjukkan Kurikulum
Merdeka lebih mengutamakan kualitas dibandingkan kuantitas.Tujuan Kurikulum
Merdeka fokus terhadap materi esensial agar guru memiliki waktu yang lebih banyak
untuk menerapkan metode pembelajaran yang lebih interaktif serta kolaboratif.
Beberapa contoh metode itu adalah pembelajaran dengan diskusi dan argumentasi,
pembelajaran project based learning, dan problem based learning.

2. Lebih Fleksibel
Kurikulum Merdeka dinilai lebih fleksibel dibandingkan kurikulum sebelumnya.
Artinya, guru, siswa dan sekolah lebih "merdeka" dalam melaksanakan kegiatan
pembelajaran di sekolah. Sebagai contoh, siswa tidak lagi belajar di kelas dengan
membaca buku atau sekadar menghafal, tetapi siswa bisa belajar di mana saja untuk
membuat suatu karya atau proyek.

3. Tersedia Perangkat Ajar yang Cukup Banyak


Dalam Kurikulum Merdeka, guru juga dibebaskan untuk menggunakan perangkat ajar
yang cukup banyak, mulai dari buku teks, asesmen literasi dan numerasi, modul ajar,
dan lain-lain. Selain itu, Kemdikbud mengeluarkan aplikasi android dan website,
yaitu platform Merdeka Mengajar yang bisa digunakan guru sesuai keperluan. Ada pula
modul pelatihan yang dapat diikuti guru dan kepala sekolah.

4. Pembelajaran Berbasis Proyek


Pembelajaran berbasis proyek bertujuan untuk mengembangkan soft skill.
Pembelajaran berbasis proyek yang bisa dijadikan pilihan adalah PjBL (Project Based
Learning) dan PBL (Problem Based Learning). Jika suatu pembelajaran hanya fokus
pada hasil akhir tanpa memperhatikan proses, peserta didik sulit untuk
mengembangkan potensi yang ada di dalam dirinya. Mengingat, hasil akhir nilai
hanyalah angka tertulis di atas kertas.

Melalui pembelajaran berbasis proyek, peserta didik dilatih untuk bisa berpikir kritis,
kreatif, dan mampu mencari solusi dari setiap proyek yang ditugaskan kepadanya.
Berbeda halnya jika peserta didik hanya diminta untuk mengerjakan soal. Itulah

15
mengapa, pembelajaran berbasis proyek diharapkan mampu mengembangkan soft skill
peserta didik.

5. Penguatan Karakter Melalui Profil Pelajar Pancasila


Salah satu perbedaan mendasar antara Kurikulum Merdeka Belajar dengan kurikulum
lainnya terletak pada pengembangan Profil Pelajar Pancasila yang termasuk dalam
pembelajaran kokurikuler. Program ini merupakan bentuk keseriusan pemerintah
dalam mewujudkan karakter bangsa yang berasaskan pada nilai-nilai luhur Pancasila
guna menghadapi krisis akhlak para generasi di zaman ini dan mendatang. Untuk
mewujudkannya, pemerintah mengalokasikan waktu 30% dari total JP reguler per
tahun.

Karakteristik utama Kurikulum Merdeka di satuan PAUD di antaranya adalah sebagai


berikut:

1. Menguatkan kegiatan bermain yang bermakna sebagai proses belajar.


2. Menguatkan relevansi PAUD sebagai fase fondasi (bagian penting dari
pengembangan karakter dan Kemampuan anak serta kesiapan anak bersekolah
di Jenjang selanjutnya).
3. Menguatkan kecintaan pada dunia literasi dan numerasi sejak dini.
4. Adanya projek penguatan profil pelajar Pancasila.
5. Proses pembelajaran dan asesmen yang lebih fleksibel.
6. Hasil asesmen digunakan sebagai pijakan guru untuk merancang kegiatan
bermain dan pijakan orang tua dalam mengajak anak bermain di rumah.
Keunggulan Kurikulum Merdeka

a. Mendorong siswa untuk berpikir kritis, kreatif, dan inovatif: Kurikulum


merdeka menekankan pentingnya siswa dapat memahami, menghargai, dan
memanfaatkan potensi diri serta lingkungannya. Hal ini dapat mendorong siswa
untuk berpikir kritis, kreatif, dan inovatif dalam menyelesaikan masalah yang
dihadapinya.
b. Membantu siswa mengembangkan sikap toleransi, empati, dan kepedulian
terhadap sesama dan lingkungan: Kurikulum merdeka juga menekankan
pentingnya siswa memiliki sikap toleransi, empati,dan kepedulian terhadap
sesama dan lingkungan.Dengan demikian, penerapan kurikulum merdeka dapat
membantu siswa mengembangkan sikap- sikap positif tersebut.

16
c. Mendorong siswa untuk menjadi warga negara yang merdeka, bertanggung
jawab, dan produktif: Kurikulum merdeka juga bertujuan untuk menyiapkan
siswa untuk menjadi warga negara yang merdeka, bertanggung jawab, dan
produktif. Dengan demikian, penerapan kurikulum merdeka dapat membantu
siswa kemampuan-kemampuan tersebut. Mengembangkan
d. Menekankan pengembangan kemampuan siswa dalam memahami, menghargai,
dan memanfaatkan potensi diri serta lingkungannya.
e. Mengembangkan kemampuan berkomunikasi yang efektif pada siswa.
f. Menyiapkan siswa untuk mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi serta mampu menghadapi tantangan global.

Kelemahan Kurikulum Merdeka

a. Kebutuhan akan tenaga kependidikan yang terlatih dan kompeten: Penerapan


kurikulum merdeka membutuhkan tenaga kependidikan yang terlatih dan
kompeten dalam mengelola proses pembelajaran. Hal ini dikarenakan
kurikulum merdeka menekankan pentingnya siswa dapat memahami,
menghargai, dan memanfaatkan potensi diri serta lingkungannya, sehingga
tenaga kependidikan harus mampu memberikan bimbingan yang tepat kepada
siswa.
b. Perlu adanya fasilitas dan prasarana yang memadai: Penerapan kurikulum
merdeka juga membutuhkan fasilitas dan prasarana yang memadai untuk
menunjang proses pembelajaran. Hal ini dikarenakan kurikulum. Merdeka
menekankan pentingnya siswa dapat Memahami, menghargai, dan
memanfaatkan potensi diri serta lingkungannya, sehingga perlu adanya fasilitas
dan prasarana yang memadai untuk menunjang proses tersebut.
c. Penerapan kurikulum merdeka memerlukan waktu yang cukup lama untuk
memberikan manfaat yang optimal bagi siswa.
d. Penerapan kurikulum merdeka di beberapa sekolah mungkin mengalami
kesulitan karena masih terdapat beberapa persepsi negatif terhadap kurikulum
merdeka di masyarakat.

2. Landasan kurikulum merdeka

Landasan Kurikulum Merdeka adalah sebagai berikut:

17
a. Undang-Undang Dasar 1945

Undang-Undang Dasar 1945 memberikan landasan konstitusional bagi pengembangan


pendidikan di Indonesia. Pasal 31 ayat (1) menyatakan bahwa "setiap warga negara
berhak mendapat pendidikan" dan pasal 31 ayat (4) menyatakan bahwa "negara
memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi nasional untuk meningkatkan
kesejahteraan umum".

b. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 memberikan landasan hukum bagi


pengembangan sistem pendidikan nasional di Indonesia. Undang-Undang ini
menegaskan bahwa pendidikan nasional harus menghargai keanekaragaman budaya
dan memperkuat identitas nasional, serta menekankan pentingnya pengembangan
keterampilan dan kompetensi yang dibutuhkan oleh masyarakat dan dunia kerja.

c. Kurikulum 2013

Kurikulum 2013 memberikan dasar pengembangan Kurikulum Merdeka. Kurikulum


ini menekankan pengembangan kompetensi abad ke-21, seperti keterampilan berpikir
kritis, kreatif, kolaboratif, dan komunikatif, serta keterampilan teknologi informasi dan
komunikasi (TIK). Kurikulum Merdeka mengembangkan konsep ini dengan
memberikan kebebasan pada sekolah dan guru untuk mengembangkan kurikulum yang
sesuai dengan konteks dan kebutuhan lokal.

d. Kebijakan Pendidikan Nasional

Kebijakan Pendidikan Nasional yang ditetapkan oleh pemerintah Indonesia, antara lain
dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN), memberikan arah
dan prioritas dalam pengembangan pendidikan nasional. Kebijakan ini menekankan
pentingnya penguatan pendidikan karakter, pengembangan keterampilan abad ke-21,
dan penguatan keterlibatan masyarakat dalam pengembangan pendidikan.

Dengan landasan yang kuat ini, Kurikulum Merdeka diharapkan dapat memperkuat
pengembangan pendidikan yang inklusif, inovatif, dan responsif terhadap konteks dan
kebutuhan lokal, serta mempersiapkan peserta didik menjadi individu yang mampu
menghadapi tantangan masa depan.

3. Prinsip kurikulum merdeka

18
Beberapa prinsip penting dalam Kurikulum Merdeka adalah sebagai berikut:

a. Inklusif dan partisipatif

Kurikulum Merdeka didesain untuk memperkuat keterlibatan masyarakat dalam


pengembangan kurikulum. Prinsip inklusif dan partisipatif ini memungkinkan
masyarakat untuk memberikan masukan dan menjadi bagian dari pengambilan
keputusan terkait pengembangan kurikulum. Hal ini diharapkan dapat memperkuat
keterkaitan antara kurikulum dan konteks sosial dan budaya setempat.

b. Berbasis kearifan lokal

Kurikulum Merdeka menekankan pada pengembangan kurikulum yang berbasis


kearifan lokal. Prinsip ini memungkinkan sekolah dan guru untuk mengembangkan
kurikulum yang mengakomodasi kebutuhan dan konteks lokal, serta memperkuat
pengembangan nilai-nilai budaya dan karakter setempat.

c. Inovatif dan kreatif

Prinsip inovatif dan kreatif menekankan pada pengembangan kurikulum yang mampu
menantang peserta didik untuk berpikir kritis, kreatif, dan inovatif. Hal ini dilakukan
dengan memperkuat pengembangan keterampilan abad ke-21, seperti keterampilan
berpikir kritis, kreatif, kolaboratif, dan komunikatif, serta keterampilan teknologi
informasi dan komunikasi (TIK).

d. Responsif dan adaptif

Kurikulum Merdeka didesain untuk menjadi responsif dan adaptif terhadap perubahan
sosial, budaya, dan ekonomi. Prinsip responsif dan adaptif ini memungkinkan
kurikulum untuk selalu mengikuti perkembangan zaman dan kebutuhan peserta didik,
sehingga mampu memberikan pendidikan yang relevan dan berdaya saing.

e. Terintegrasi

Prinsip terintegrasi menekankan pada pentingnya pengembangan kurikulum yang


terintegrasi dan holistik. Hal ini dilakukan dengan mengintegrasikan mata pelajaran dan
memperkuat pengembangan keterampilan lintas mata pelajaran, sehingga peserta didik
dapat memahami hubungan antara berbagai disiplin ilmu dan mengembangkan
pemikiran yang terintegrasi.

19
Dengan menerapkan prinsip-prinsip ini, Kurikulum Merdeka diharapkan dapat
memperkuat pengembangan pendidikan yang inklusif, inovatif, dan responsif terhadap
konteks dan kebutuhan lokal, serta mempersiapkan peserta didik menjadi individu yang
mampu menghadapi tantangan masa depan.

4. Struktur kurikulum merdeka

Struktur Kurikulum Merdeka terdiri dari empat level, yaitu:

a. Level Satuan Pendidikan

Pada level ini, Satuan Pendidikan (SP) berperan sebagai pihak yang bertanggung jawab
dalam pengembangan kurikulum. SP harus mengembangkan kurikulum yang sesuai
dengan konteks dan kebutuhan lokal serta memperkuat pengembangan nilai-nilai
budaya dan karakter setempat.

b. Level Komunitas

Pada level ini, masyarakat di sekitar SP berperan sebagai mitra dalam pengembangan
kurikulum. Masyarakat harus terlibat dalam memberikan masukan dan menjadi bagian
dari pengambilan keputusan terkait pengembangan kurikulum.

c. Level Jaringan Pendidikan

Pada level ini, jaringan pendidikan merupakan wadah bagi SP untuk saling berbagi
pengalaman dan pengetahuan terkait pengembangan kurikulum. Jaringan pendidikan
dapat membantu SP dalam memperkuat pengembangan kurikulum yang sesuai dengan
konteks dan kebutuhan lokal.

d. Level Nasional

Pada level ini, pemerintah bertanggung jawab dalam memberikan arah kebijakan dan
regulasi terkait pengembangan kurikulum. Pemerintah harus memperkuat keterlibatan
masyarakat dalam pengembangan kurikulum serta memfasilitasi jaringan pendidikan
untuk saling berbagi pengalaman dan pengetahuan terkait pengembangan kurikulum.

Dengan struktur yang terdiri dari empat level tersebut, Kurikulum Merdeka diharapkan
dapat memperkuat keterlibatan masyarakat dalam pengembangan kurikulum dan
memperkuat pengembangan kurikulum yang sesuai dengan konteks dan kebutuhan
lokal.

20
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan telaah terhadap kerangka dasar kurikulum KTSP, Kurikulum 2013,
dan Kurikulum Merdeka, dapat disimpulkan bahwa ketiga kurikulum tersebut memiliki
hakekat yang sama, yaitu mengacu pada pemenuhan tuntutan pembelajaran yang sesuai
dengan perkembangan zaman dan kebutuhan masyarakat.

Landasan dari ketiga kurikulum tersebut juga sama, yaitu mengacu pada Undang-
Undang Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas) dan berorientasi pada pendidikan
karakter serta pengembangan kecerdasan multiple.

Dalam hal struktur, Kurikulum KTSP menggunakan pembagian mata pelajaran


berdasarkan ranah kognitif, sedangkan Kurikulum 2013 menggunakan pendekatan
pembelajaran terintegrasi dan Kurikulum Merdeka menggunakan pembelajaran lintas
disiplin.

Dalam keseluruhan, pengembangan kurikulum menjadi sangat penting untuk


meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Oleh karena itu, perlu adanya
pengembangan kurikulum yang mengacu pada hakekat dan landasan yang sama, namun
menyesuaikan dengan prinsip dan struktur yang relevan dengan kebutuhan dan
perkembangan zaman serta masyarakat di Indonesia.

B. Saran
1. Bagi pembaca hendaknya materi dalam makalah dapat dipahami dengan benar serta
dapat dijadikan sebagai salah satu pedoman.
2. Bagi calon pendidik maupun pendidik hendaknya dapat mengetahui lebih luas dan lebih
benar lagi mengenai bagaimana konsep pengembangan dalam kurikulum untuk
nantinya dapat mewujudkan tujuan dalam proses belajar mengajar.

21
DAFTAR PUSTAKA

BSNP, Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar
dan Menengah, Badan Standar Nasional Pendidikan, 2006.

Haryanto (2010) Diktat bahan kuliah pengembangan kurikulum pendidikan luar biasa,
Yogyakarta:Universitas Negeri Yogyakarta

Manurung, L. (2019). Sejarah Kurikulum di Indonesia. Jurnal Ilmiah Wahana Pendidikan, 5(2),
88-95.

Mufidah, E. (2018). Perkembangan Kurikulum menjadi Rujukan Peningkatan Mutu


Pendidikan di Indonesia. CENDEKIA, 10(01), 53-68.

Mulyasa, Enco. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: Rosda

Nasution, S., Azas – Azas Kurikulum, Jakarta : Bumi Aksara, 2003.

Rahmadhi, Slamet, Masalha pendidikan di Indonesia, Jakarta : CV Miswar, 1989

Sanjaya, Wina. 2011. Kurikulum dan Pembelajaran: Teori dan Praktik Pengembangan. Jakarta:
Kencana

22

Anda mungkin juga menyukai