DISUSUN OLEH :
KELAS : PSPK 22 E
NIM : 4222431001
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang
berjudul ”Kesalahan dalam Pengukuran” ini sesuai dengan petunjuk, kemampuan, serta ilmu
pengetahuaan yang penulis miliki.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
menyelesaikan penyusunan makalah ini, semoga makalah ini bemanfaat khususnya bagi penulis,
umumnya bagi siapa saja yang membacanya.
Dalam penulisan makalah ini, penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnan. Oleh karena itu, kritik dan saran dari teman-teman yang bersifat membangun
sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
1
KATA PENGANTAR.....................................................................................................................1
DAFTAR ISI...................................................................................................................................2
BAB I...............................................................................................................................................3
PENDAHULUAN...........................................................................................................................3
A. Latar Belakang.........................................................................................................................3
B. Rumusan Masalah......................................................................................................................3
C. Tujuan Penulisan.......................................................................................................................4
BAB II.............................................................................................................................................5
PEMBAHASAN..............................................................................................................................5
A. KESALAHAN PENGUKURAN.............................................................................................5
B. ALAT-ALAT UKUR BESARAN SATUAN..........................................................................5
Mistar (Penggaris)...........................................................................................................................5
Jangka Sorong..................................................................................................................................6
Mikrometer Sekrup..........................................................................................................................7
Neraca Ohaus...................................................................................................................................7
Multimeter.......................................................................................................................................8
Resistor............................................................................................................................................8
BAB III............................................................................................................................................9
PENUTUP.......................................................................................................................................9
A. KESIMPULAN......................................................................................................................10
B. SARAN..................................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................10
2
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
3. Bagaimana ketelitian dari mistar, jangka sorong, mikrometer sekrup, neraca ohause,
multimeter dan resistor
4. Bagaimana cara kalibrasi dari mistar, jangka sorong, mikrometer sekrup, neraca ohause,
multimeter dan resistor
5. Bagaimana cara menggunakan mistar, jangka sorong, mikrometer sekrup, dan neraca
ohause, multimeter dan resistor
6. Bagaimana cara membaca skala pengukuran dari mistar, jangka sorong, mikrometer
sekrup, neraca ohause, multimeter dan resistor
5
BAB II
PEMBAHASAN
A. KESALAHAN PENGUKURAN
Kesalahan yang disebabkan oleh kesalahan instrumen atau alat yang digunakan dalam proses
pengukuran seperti kesalahan kalibrasi, kesalahan titik nol, kesalahan alat, melemahnya
elastisitas pegas, kesalahan paralaks dan sebagainya. Berikut 4 sumber kesalahan pengukuran
yang sering terjadi:
1. Kesalahan alat ukur. Ketidaksempurnaan alat ukur merupakan salah satu hal yang
menyebabkan kegiatan pengukuran menjadi kurang maksimal. Kesalahan kalibrasi,
faktor usia alat dan lain sebagainya menjadi faktor utama kenapa kesalahan alat ukur bisa
terjadi.
2. Kesalahan Manusia. Kesalahan-kesalahan yang disebabkan oleh manusia adalah hal yang
sangat sering terjadi. Penyebabnya bisa karena kurang konsentrasi, salah penggunaan
atau ketidakmampuan menggunakan alat. Kesalahan paralaks adalah yang paling umum.
Kesalahan ini disebabkan karena seseorang yang sedang melakukan percobaan salah
posisi saat melihat objek.
3. Kesalahan alami. Kesalahan ini terjadi karena faktor alam yang kondisinya tidak
menentu. Bisa karena perbuhahan suhu, cuaca dan faktor alam lainnya. Untuk beberpa
kasus percobaan, ini akan sangat berefek terhadap hasil pengukuran.
4. Kesalahan hitung. Kesalahan hitung terjadi karena kesalahan dalam proses analisis. Di
dalamnya bisa berupa salah dalam penulisan angka penting, pembulatan atau
perhitungan-perhitungan dasar.
Mistar (Penggaris)
Mistar atau penggaris adalah alat ukur panjang yang sering digunakan. Alat ukur ini memiliki
skala terkecil 1 mm atau 0,1 cm. Mistar memiliki ketelitian pengukuran setengah dari skala
terkecilnya yaitu 0,5 mm. Pada saat melakukan pengukuran dengan mistar, arah pandangan harus
tegak lurus dengan skala pada mistar dan benda yang diukur. Jika tidak tegak lurus maka akan
menyebabkankesalahan dalam pengukurannya, bisa lebih besar atau lebih kecil dari ukuran
aslinya.
6
Tempatkan skala nol yang ada di penggaris sejajar dengan ujung suatu benda yang akan di
dapatkan pengukurannya. Kemudian perhatikan bagian ujung lain dari benda yang akan di ukur.
Baca skala yang tertera di bagian mistar yang sejajar dengan bagian ujung lain tersebut. Agar
hasil pengukurannya lebih akurat, posisikan mata secara tegak lurus dengan garis skala yang
ditunjukkan.
Perlu diketahui bahwa angka tafsiran ini diperoleh dari setengah kali skala terkecil dari
penggaris. Biasanya angka tafsiran ini juga sering disebut dengan nilai ketelitian dari sudut alat
ukur. Misalnya saja cara menghitung mistar penggaris untuk angka tafsiran yakni seperti yang
diketahui skala mistar pada setiap 1cm memiliki 10 garis dengan lebar 1mm. Berarti skala
terkecil dalam mistar tersebut adalah 1mm = 0.1cm.
Dengan begitu dapat diperoleh hasil angka tafsirannya sebesar ½ x 1mm = 0,5mm = 0,5cm.
Melalui perhitungan simpel tersebut Anda bisa membedakan mana angka tafsiran dan mana
angka utamanya.
Jangka Sorong
Jangka sorong merupakan alat yang digunakan untuk mengukur panjang dan ketebalan sebuah
benda dengan tingkat ketelitian mencapai 0,1 milimeter. Alat ini dapat menampilkan
ukurandengan sangat terperinci bila dibandingkan dengan beberapa alat ukur yang lain, semisal
penggaris.
Cara kerja jangka sorong dalam pemakaian, umunya digunakan untuk mengukur besaran
panjang, ketebalan serta diameter luas, dalam suatu benda. Dengan skala paling kecil yaitu
0,1milimeter, alat ini dapat mengukur dengan ketelitian rata-rata 0,05 milimeter.
Skala jangka sorong dibagi menjadi dua yaitu skala utama dengan satuan centimeter dan skala
Nonius dengan satuan milimeter. Kemudian pada bagaian rangah tetap atas dan bawah tidak
7
bisadiubah posisinya. Sedangkan rahang ubah atas dan bawah dapat diubah serta ada pengunci
putar.
Mikrometer Sekrup
Mikrometer sekrup biasa digunakan untuk mengukur benda-benda yang tipis, seperti tebal
kertasdan diameter rambut. Mikrometer sekrup terdiri atas dua bagian, yaitu selubung (poros
tetap) danselubung luar (poros ulir). Skala panjang pada poros tetap merupakan skala utama,
sedangkan pada poros ulir merupakan skala nonius
Skala utama mikrometer sekrup mempunyai skaladalam mm, sedangkan skala noniusnya terbagi
dalam 50 bagian. Satu bagian pada skala nonius mempunyai nilai 1/50 × 0,5 mm atau 0,01 mm.
Jadi, mikrometer sekrup memiliki ketelitian yanglebih tinggi dari dua alat yang telah disebutkan
sebelumnya, yaitu 0,01 mm.
Neraca Ohaus
Neraca Ohaus merupakan salah satu alat ukur massa yang dapat dibedakan berdasarkan jenis
skala dan jumlah lengannya. Berdasarkan skalanya, neraca ini dibedakan menjadi dua, yaitu
neraca Ohaus manual dan digital.
8
Cara membaca neraca ohaus adalah dengan membaca dari skala yang paling besar atau utama,
menuju skala nonius atau hasil penjumlahan dari angka yang ditunjukan tiap anting lengan
pemberat.
Multimeter
Dalam Buku Ajar Listrik dan Elektronika Dasar Teknik Pertanian karya Mareli Telaumbanua
dijelaskan bahwa multimeter adalah sebuah alat ukur yang digunakan untuk mengukur besaran
resistansi (hambatan), arus listrik, dan tegangan listrik. Multimeter juga dikenal dengan AVO
(Ampere, Volt, dan Ohm) meter.
Mulitmeter dapat bekerja berdasarkan prinsip kumparan putar magnet permanen. Pada alat ukur
kumparan putar, besaran listrik diubah menjadi gaya gerak pada jarum penunjuk. Prinsip kerja
multimeter dengan kumparan putar hanya dapat digunakan pada pengukuran besaran listrik arus
searah.
Resistor
Resistor atau hambatan adalah salah satu komponen elektronika yang memiliki nilai hambatan
tertentu, dimana hambatan ini akan menghambat arus listrik yang mengalir melaluinya. Sebuah
resistor biasanya terbuat dari bahan campuran Carbon.
9
Cara kerja dari resistor ini cukup simple yakni menghambat arus yang mengalir dari ujung kutub
yang satu ke ujug kutub yang lain dengan nilai hambatan bervariasi sesuai yang tertera pada
resistor tersebut yang kemudian arus dialirkan lagi ke komponen elektronika yang membutuhkan
arus lebih kecil sehingga komponen elektronika ini dapat terpelihara keawetannya. Selain
sebagai pembatas arus resistor memiliki fungsi lain diantaranya adalah pembagi arus,penurun
arus,dan pembagi tegangan.
BAB III
PENUTUP
10
A. KESIMPULAN
Besaran adalah suatu yang dapat diukur dan dinyatakan dengan angka dan nilai yang
memiliki satuan. Dari pengertian tersebut , jadi besaran dan satuan mempunyai
keterkaitan. Sedangkan satuan diartikan sebagai pembanding dalam suatu pengukuran
besaran. Selain mempunyai keterkaitan dengan satuan, besaran juga mempunyai
keterkaitan dengan dimens. Karena dimensi diartikan cara untuk menyusun suatu besaran
yang susunannya berdasarkan besaran pokok dengan menggunakan lambang / huruf
tertentu yang ditempatkan dalam kurung siku. Angka penting merupakan semua angka
hasil pengukuran .
B. SARAN
Kita harus mempelajari besaran dan sistem satuan karena tanpa kita sadari besaran dan
sistem satuan tersebut ada dalam kehidupan kita sehari-hari, jadi kita dapat
mengaplikasikannya dalam kegitan kita.
DAFTAR PUSTAKA
Subekti, Agus. 2003. Alat-alat ukur listrik. Jember: universitas jember press.
11
http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-industri/instrumentasi-dan-
pengukuran/alat-pengukur-suhu-termometer/
http://id.wikibooks.org/wiki/Subjek:Fisika/Materi:Suhu
http://www.forumsains.com/index.php?page=9
12