Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH DEFINISI ALAT UKUR & BESARAN UKUR

(Keterulangan, Ketertelusuran, Kehandalah, Ketidakpastian, Rentang Ukur, Jangkauan,


Toleransi )

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Metrologi Dasar

Dosen Pengampu:
1.Dr.Farhan Yadi, S.T.,M.Pd
2.Nopriyanti, S.Pd.,M.P

Disusun Oleh:
Kelompok 4
1.Rosidah Adila (06121282328013)
2.Amika Debi Selva (06121182328035)
3.Fakhri Zakky Pili (06121182328009)
4.M.fajriansyah (06121282328032)

SARJANA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK
MESIN FAKULTAS KEGURUAN DAN
ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS
SRIWIJAYA
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas limpahan
rahmatnya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu tanpa ada halangan yang
berarti dan sesuai dengan harapan.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada bapak Dr.Farhan Yadi, S.T.,M.Pd dan ibu
Nopriyanti,S.Pd.,M.Pd sebagai dosen pengampu mata kuliah metrology dasar yang telah
membantu memberikan arahan dan pemahaman dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan
karena keterbatasan kami. Maka dari itu penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran
untuk menyempurnakan makalah ini. Semoga apa yang ditulis dapat bermanfaat bagi semua
pihak yang membutuhkan.

Palembang,27 januari 2024

Kelompok 4

ii
DAFTAR ISI

COVER ................................................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ............................................................................................................. ii

DAFTAR ISI ........................................................................................................................... iii

BAB I Pendahuluan ................................................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang ................................................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................. 1

1.3 Tujuan Penulis ................................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................................... 3

2.1 Keteruangan (repeatability) ................................................................................................ 3

2.2 Ketertelusuran (tracebility) ................................................................................................. 4

2.3 Kehandalan (reliability) ...................................................................................................... 5

2.4 Ketidak pastina(uncertainty) ............................................................................................... 6

2.5 Rentang Ukur (range) ......................................................................................................... 8

2.6 Jangkauan .......................................................................................................................... 9

2.7 Toleransi ........................................................................................................................... 10

BAB III PENUTUP ................................................................................................................. 13

3.1 Kesimpulan ........................................................................................................................ 13

3.2 Saran ................................................................................................................................. 13

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 14

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ilmu Fisika merupakan ilmu pengetahuan yang berlandaskan eksperimen,


dimanaeksperimen itu sendiri terbagi dalam beberapa tahapan, di antaranya
pengamatan, pengukuran, menganalisis, dan membuat laporan hasil eksperimen.
Dalam melakukan eksperimendiperlukan pengukuran dan alat yang digunakandi
dalam pengukuran yang disebut alat ukur. Banyak sekali alat ukur yang sudah
diciptakan manusia baik yang tradisional maupunyang sudah menjadi produk teknologi
modern. Salah satu contohnya adalah alat ukur besaranmassa seperti neraca,
mikrometer, avometer, jangkasorong, dan gelas ukur.
Sebelum memakai neraca, mikrometer, avometer, jangkasorong, dan gelas
ukurdidalam suatu eksperimen, hal pertama yang harus dipahami dalam suatu
praktikum adalah prinsip kerja serta fungsi dari komponen-komponen yang
terdapat pada neraca, mikrometer, avometer, jangkasorong, dan gelas ukur tersebut
agar diperoleh data yang benar. Selain itu,untuk memperoleh data yang benar dan
akurat di dalam suatu eksperimen diperlukan juga pengukuran dan penulisan hasil
pengukuran dalam satuan yang benar serta keselamatan kerja dalam pengukuran
menjadi poin yang patut diperhitungkan sehingga berbagai peristiwakecelakaan yang
terjadi di dalam melakukan eksperimen tidak perlu terjadi. Oleh sebab itu, Pengetahuan
alat merupakan salah satu faktor yang penting untukmendukung kegiatan praktikum.
Praktikan akan terampil dalam praktikum apabila merekamemiliki keterampilan
melakukan pengukuran sesuai prosedur, membaca hasil ukur,menuliskan hasil
pengukuran sesuai aturan yang berlaku, dan dapat melakukan kalibrasi alatukur serta
yang paling dasar praktikan mempunyai pengetahuan mengenai alat-alat
praktikumyang meliputi nama alat, fungsi alat, komponen-komponen, dan prinsip
kerja.

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah berisi pertanyaan-pertanyaan penting yang terkait dengan
sub-bab yang akan dibahas pada BAB II Pembahasan. Rumusan masalah dituliskan
dengan poin-poin sebagai berikut:
a. Pengertian Keterulangan, Ketertelusuran, Kehandalah, Ketidakpastian,
Rentang Ukur, Jangkauan, Toleransi?
b. Jenis-jenis toleransi?
c. Cara penggunaan jangkauan?

1
1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan berisi pernyataan-pernyataan penting yang berisi jawaban
dari rumusan masalah. Tujuan penulisan dituliskan dengan poin-poin sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui tentang Keterulangan, Ketertelusuran, Kehandalah,
Ketidakpastian, Rentang Ukur, Jangkauan, Toleransi.
b. Untuk memahami tentang jenis-jenis toleransi.
c. Untuk memahami tentang cara penggunaan jangkauan

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Keterulangan (repeatability)


Dalam bidang ilmu pengetahuan, industri rekayasa, dan akurasi dari suatu
sistem pengukuran adalah tingkat kedekatan pengukuran kuantitas terhadap nilai yang
sebenarnya. Kepresisian dari suatu sistem pengukuran, disebut juga
reproduktifitas (bahasa Inggris: reproducibility) atau pengulangan (bahasa Inggris:
repeatability), adalah sejauh mana pengulangan pengukuran dalam kondisi yang tidak
berubah mendapatkan hasil yang sama. Sebuah sistem pengukuran dapat akurat dan
tepat, atau akurat tetapi tidak tepat, atau tepat tetapi tidak akurat atau tidak tepat
dan tidak akurat.

Keterulangan (repeatability) adalah kemampuan suatu pengukuran atau


eksperimen untuk menghasilkan hasil yang konsisten ketika dilakukan berulang kali
di bawah kondisi yang sama. Untuk meningkatkan keterulangan dalam pengukuran,
kita perlu menjaga kondisi pengukuran tetap konstan, menggunakan instrumen
pengukuran yang berkualitas baik dan terkalibrasi, melakukan pengukuran yang
berulang kali, menghitung statistik pengukuran, dan mengidentifikasi serta
memperbaiki faktor-faktor yang menyebabkan ketidakpastian dalam pengukuran.

Langkah-langkah untuk meningkatkan keterulangan dalam pengukuran adalah


sebagai berikut:

1. Pastikan kondisi pengukuran tetap konstan. Hal ini termasuk menjaga suhu,
kelembaban, tekanan, dan faktor-faktor lingkungan lainnya tetap stabil selama
pengukuran dilakukan.

2. Gunakan instrumen pengukuran yang berkualitas baik dan kalibrasi secara


teratur. Instrumen yang tidak akurat atau tidak terkalibrasi dapat
menghasilkan hasil pengukuran yang tidak konsisten.

3. Lakukan pengukuran yang berulang kali. Dengan melakukan pengukuran


yang berulang kali, kita dapat melihat sejauh mana hasil pengukuran yang
berbeda-beda dan menghitung variasi antara hasil pengukuran tersebut.

4. Hitung statistik pengukuran seperti rata-rata, simpangan baku, dan koefisien


variasi. Statistik ini dapat memberikan gambaran tentang sejauh mana hasil
pengukuran yang berulang kali bervariasi.

3
5. Identifikasi dan perbaiki faktor-faktor yang menyebabkan ketidakpastian
dalam pengukuran. Misalnya, jika ada faktor lingkungan yang tidak stabil,
maka langkah-langkah harus diambil untuk mengontrol faktor tersebut.

2.2 Ketertelusuran (traceability)

Ketertelusuran traceability adalah kemampuan untuk melacak sesuatu. Di


seluruh industri, termasuk perawatan kesehatan, manufaktur, rantai pasokan, dan
pengembangan perangkat lunak, keterlacakan memastikan bahwa hasil akhir tidak
menyimpang terlalu jauh dari persyaratan awal.

Istilah itu sendiri merupakan gabungan dari dua kata—jejak dan kemampuan—
dan ini mendukung tiga proses manajemen bisnis yang penting: manajemen kualitas
(yang memungkinkan organisasi mencapai target kualitas/memenuhi harapan
pelanggan), manajemen perubahan (yang melacak perubahan pada produk selama
pengembangan) , dan manajemen risiko (yang melacak dan memverifikasi kerentanan
terhadap integritas produk).

Ketertelusuran sekarang lebih penting dari sebelumnya karena berbagai


peraturan pemerintah dan meningkatnya tekanan pada organisasi di seluruh industri
untuk meningkatkan kualitas produk dan mematuhi standar keselamatan dan keamanan
yang ketat.

Ketertelusuran memberikan beberapa manfaat penting yang membuatnya


sepadan dengan usaha ekstra. Dengan memberikan catatan yang lengkap dan dapat
dipercaya dari semua aktivitas masa lalu, ini membantu menyelidiki dan memecahkan
masalah selama peristiwa seperti penarikan kembali, memungkinkan pemangku
kepentingan untuk menemukan sumber masalah. Data yang dihasilkan oleh
ketertelusuran dapat digunakan untuk meningkatkan proses bisnis penting dan
mengatasi masalah kinerja yang terkait dengan waktu tunggu, biaya transportasi, dan
manajemen inventaris, antara lain.

2.2.1 Ketertelusuran Persyaratan

Ketika kebanyakan orang mengatakan "ketertelusuran", apa yang sebenarnya


mereka maksudkan adalah ketertelusuran persyaratan, yang didefinisikan sebagai
kemampuan untuk menggambarkan dan mengikuti kehidupan persyaratan baik dalam
arah maju dan mundur dalam siklus hidup pengembangan, dari asalnya hingga
penerapan dan seterusnya.

4
Tujuan ketertelusuran persyaratan adalah untuk memberikan visibilitas atas
persyaratan dan memungkinkan untuk dengan mudah memverifikasi bahwa
persyaratan terpenuhi. Ketertelusuran persyaratan juga membantu menganalisis
dampak perubahan dengan mengungkapkan bagaimana perubahan yang dibuat pada
satu persyaratan berdampak pada persyaratan lainnya.

Persyaratan dapat dilacak baik secara manual atau menggunakan berbagai alat
perangkat lunak pelacakan kebutuhan. Alat perangkat lunak pelacakan kebutuhan
membuat prosesnya jauh lebih tidak rumit dan rawan kesalahan, dan mereka datang
dengan sejumlah fitur tambahan untuk menyediakan cara sistematis untuk
mendokumentasikan, menganalisis, dan memprioritaskan persyaratan.

2.2.2 Standar yang Memerlukan Ketertelusuran

Standar lain yang memerlukan ketertelusuran termasuk: ISO 26262, yang


merupakan standar internasional untuk keselamatan fungsional ystem kelistrikan
dan/atau elektronik dalam mobil produksi yang ditetapkan oleh Organisasi
Internasional untuk Standardisasi (ISO) pada tahun 2011, dan IEC61508, sebuah
standar internasional yang diterbitkan oleh International Electrotechnical Commission
yang terdiri dari metode tentang cara menerapkan, merancang, menerapkan, dan
memelihara ystem perlindungan otomatis, yang disebut ystem terkait keselamatan.

2.3 Kehandalan (reliability)

Keandalan (Reliability) adalah probabilitas suatu komponen atau sistem untuk


melakukan fungsi yang ditentukan dalam periode waktu tertentu di bawah kondisi yang
dirancang untuk beroperasi. Sistem daya tegangan tinggi saling berhubungan erat dan
berfungsi sebagai satu “organisme”, meskipun berbagai utilitas dan entitas memiliki
berbagai bagian. Jika satu saluran transmisi tidak digunakan, daya mengalir pada
saluran lainnya untuk mencapai gardu induk. Dengan adanya infrastruktur transmisi
yang kuat memungkinkan listrik untuk bergerak lebih efisien dan memberikan akses
yang lebih besar ke daya berbiaya rendah di seluruh jaringan.

Selain itu, listrik dari pembangkit listrik di kawasan itu “dikumpulkan” dalam
sistem transmisi, dan setiap sistem distribusi mengambil dari kumpulan inimemastikan
pengiriman listrik yang berkelanjutan kepada semua konsumen ketika stasiun
pembangkit mati. Untuk memenuhi kebutuhan listrik kawasan secara memadai,
sumber daya menawarkan berbagai kemampuan dalam berbagai kondisi.

5
Agar dapat diandalkan dalam jangka pendek, sistem listrik harus memiliki cukup
pembangkit yang menghasilkan listrik, cadangan, dan pembangkit yang menyediakan
layanan untuk menjaga voltase dan frekuensi sistem seimbang. Agar dapat diandalkan
dalam jangka panjang, sumber daya ini dan saluran transmisi yang membentuk sistem
listrik harus beradaptasi untuk mengimbangi permintaan konsumen yang terus berubah
akan energi listrik, pabrik yang pensiun, dan penambahan sumber daya dan teknologi
baru.

Synergy Solusi Indonesia member of Proxsis melalui Environment-Indonesia,


membantu dalam mengembangkan kompetensi personel dalam melakukan tugasnya
terutama di bidang energi dan lingkungan agar memenuhi target industri dalam
penerapan keandalan sistem kelistrikan (power reliability).

2.4 Ketidakpastian (uncertainty)

Ketidakpastian atau uncertainty sering diartikan dengan keadaan di mana ada


beberapa kemungkinan kejadian dan setiap kejadian akan menyebabkan hasil yang
berbeda. Tetapi, tingkat kemungkinan atau probabilitas kejadian itu sendiri tidak
diketahui secara kuantitatif. Kata ketidakpastian berarti suatu keraguan, dan dengan
demikian pengertian ketidakpastian dalam arti yang luas adalah suatu pengukuran
dimana validitas dan ketepatan hasilnya masih diragukan. Dengan demikian,
ketidakpastian itu disebabkan karena pengetahuan yang tidak sempurna (imperfect
knowledge) dari manusia.

2.4.1 Tingkatan Ketidakpastian

Ketidakpastian selalu berhubungan dengan keadaan yang memiliki beberapa


kemungkinan kejadian dan dampaknya. Ketidakpastian (uncertainty) sering disebut
"unexpected risk" atau risiko tak terduga dari sebuah kejadian. Kondisi ketidakpastian
timbul karena beberapa sebab, antara lain:

1) Jarak waktu dimulai perencanaan atas kerugian sampai 1.6 Manajemen


Risiko dan Asuransi kegiatan itu berakhir. Makin panjang jarakwaktu
makin besar ketidakpastiannya;

2) Keterbatasan tersedianya informasi yang diperlukan; dan

Keterbatasan pengetahuan atau keterampilan atau teknik mengambil


keputusan. Ketidakpastian itu sendiri banyak tingkatannya. Ada
6
beberapa tingkat ketidakpastian dengan karakteristiknya masing-
masing.

a. Ketidakpastian Sangat Tinggi (Relatif Pasti) Pada tingkatan


ketidakpastian yang tidak ada (sudah pasti), hasil bisa diprediksi dengan
relatif pasti. Pada tingkatan ini kondisi kepastian sangat tinggi. Hukum
alam merupakan contoh ketidakpastian tersebut. Sebagai contoh, kita
bisa memprediksi dengan pasti bahwa bumi mengitari matahari selama
360 hari (satu tahun).

b. Ketidakpastian Objektif Tingkatan selanjutnya adalah ketidakpastian


obyektif, dengan contoh adalah dadu, jika kita melempar dadu, ada
enam kemungkinan yaitu angka 1, 2, 3, 4, 5, dan 6 (ada enam
kemungkinan hasil). Kita bisa menghitung probabilitas masing-masing
angka untuk keluar yaitu 1/6.

c. Ketidakpastian Subjektif Ketidakpastian subjektif mengandung


pengertian psikologis yaitu suasana pemikiran yang diliputi keraguan
atau kesadaran akan kurangnya pengetahuan mengenai hasil dari suatu
peristiwa. Ketidakpastian demikian disebut ketidakpastian subyektif
yaitu penilaian individu (berdasarkan atas perilaku, pengalaman, dan
pengetahuannya) terhadap situasi (yang obyektif). Contoh adalah
kecelakaan mobil. Identifikasi hasil dan probabilitas (kemungkinan)
yang berkaitan dengan kecelakaan mobil lebih sulit dilakukan. Sebagai
contoh, jika kita pergi ke luar dengan mobil, berapa besar probabilitas
kita mengalami kecelakaan mobil? dan jika terjadi kecelakaan,
kerusakan atau kerugian yang bagaimana yang akan kita dapatkan?
Tidak mudah untuk menjawab pertanyaan tersebut.

d. Ketidakpastian Sangat Tidak Pasti Ketidakpastian sangat tidak pasti


adalah ketidakpastian yang jelas-jelas sulit untuk memprediksi atau
mengidentifikasi hasil dari suatu peristiwa. Contoh eksplorasi angkasa.
Kita tidak tahu apa hasil yang akan diperoleh dari eksplorasi angkasa,
apakah akan bertemu dengan makhluk asing ADBI4211/MODUL 1
1.7 (alien), ataukah menemukan planet yang mirip bumi, atau apa yang
akan kita temukan. Sangat sulit memprediksi atau mengidentifikasi
hasil yang barangkali bisa diperoleh dari eksplorasi angkasa seperti itu.
Tentu saja juga akan sangat sulit menentukan probabilitas untuk
masing-masing kemungkinan hasil tersebut.

7
2.4.2 Hidup Penuh Ketidakpastian

Setiap manusia dalam perjalanan kehidupannya selalu dihadapkan akan


berbagai ketidakpastian dan perubahan, yang dapat menimbulkan sebuah bencana atau
musibah, yang dapat mengganggu atau meluluhlantakkan tatanan dan kenyamanan
kehidupan yang selama ini telah dimiliki dan dijalani. Ketidakpastian ini merupakan
sebuah peristiwa atau rangkaian peristiwa, yang dapat terjadi di segala waktu terhadap
setiap orang, dan bila kemudian ternyata terjadi maka akan menimbulkan penderitaan,
kesakitan, dan/atau kerugian keuangan yang tidak sedikit. Ketidakpastian ini
dinamakan risiko, dan semua manusia memiliki risikonya sendiri- sendiri serta tidak
ada seorang pun yang terlepas dari risiko selama berada dalam kehidupan dalam dunia
ini. Kematian merupakan hal yang pasti bagi manusia, tetapi bagaimana, di mana, dan
kapan terjadinya merupakan hal yang tidak pasti.

Dengan kata lain, dalam suatu kepastian masih terdapat ketidakpastian yang
dapat menimbulkan kerusakan atau kerugian baik secara fisik maupun non fisik. Selain
kematian dan penyakit, manusia dihadapkan dengan risiko lainnya yang mengancam
harta benda yang dimilikinya, misalnya akibat terjadinya kebakaran, kebongkaran,
kecurian, kebanjiran, gempa bumi, tsunami, kecelakaan, dan sebagainya. Hidup yang
selalu berdampingan dengan risiko, mengharuskan seseorang untuk berpikir dan
mencari cara agar kehidupan dapat berlangsung dengan lebih tenang dan nyaman,
sehingga tujuan keuangan yang ingin dicapai dan dijalani, dapat terlaksana dengan baik
dan tepat waktu. Setiap manusia dalam perjalanan kehidupannya selalu dihadapkan
akan berbagai ketidakpastian dan perubahan. Hal ini disebabkan karena begitu banyak
peristiwa atau kejadian akibat perubahan dan perkembangan teknologi, sosial, budaya,
dan politik yang berada di luar kemampuan manusia itu sendiri. Semakin bervariasi
dan berkembangnya segala sesuatu di dunia ini maka ketidakpastian pun akan selalu
berubah dan semakin kompleks.

2.5 Rentang Ukur (range)

Range memiliki nama lain yaitu rentang atau jangkuan dalam varian data, Range adalah
selisih antara data nilai terbesar dengan data nilai terkeci. Jadi range dalam statistik
merupakan sebuah sekolompok data kuantitatif yang memiliki nilai terkecil dan
terendah yang memiliki rentang atau jangkuan tersebut bisa di bilang dengan range.

Rumus Range dalam Statistik

8
Sudah pasti dalam mecari sebuah range harus mengetahui rumus dasar nya terlebih
dahulu. simple sih dalam mencari range yang terpenting anda tahu nilai tertinggi dan
terendah saja. Rumus range tersebut adalah sebagai berikut ini :

Range= Nilai terbesar - Nilai terkecil

Contoh soal range ratusan

Hitung lah rentang dalam data berikut ini : 20,40,50,60,70,71,8,9,10,200

Diketahui :

nilai terbesar adalah 200 dan nilai terkecil adalah 8

Di jawab :

Range = 200-8

=192

maka hasil range dari deretan data pada soal nomer satu adalah 192.

2.6 Jangkauan (span)

Jangkauan adalah istilah yang sering digunakan dalam berbagai bidang, seperti
matematika, statistika, dan ilmu pengetahuan lainnya. Secara umum, jangkauan
mengacu pada rentang atau interval antara nilai terkecil dan terbesar dalam suatu
himpunan data. Dalam konteks statistika, jangkauan sering digunakan untuk
mengukur sejauh mana data tersebar dalam suatu sampel atau populasi. Dengan
mengetahui jangkauan suatu data, kita dapat memperoleh informasi yang berguna
tentang variasi atau dispersi data tersebut.

2.6.1 Penggunaan Jangkauan dalam Matematika

Dalam matematika, jangkauan juga memiliki pengertian yang mirip. Jangkauan suatu
himpunan bilangan adalah selisih antara bilangan terbesar dan terkecil dalam himpunan
tersebut. Misalnya, jika kita memiliki himpunan bilangan {1, 3, 5, 7, 9}, maka
jangkauan himpunan tersebut adalah 9 – 1 = 8. Jangkauan ini memberikan informasi
tentang seberapa besar variasi bilangan dalam himpunan tersebut.

9
2.6.2 Penggunaan Jangkauan dalam Statistika

Dalam statistika, jangkauan sering digunakan sebagai salah satu ukuran dispersi data.
Ukuran ini memberikan informasi tentang seberapa jauh data tersebar dari nilai tengah
atau rata-rata. Jangkauan dihitung dengan mengurangi nilai terkecil dari nilai terbesar
dalam suatu sampel atau populasi. Misalnya, jika kita memiliki data tinggi badan siswa
dalam suatu kelas, kita dapat menghitung jangkauan tinggi badan tersebut untuk
mengetahui seberapa bervariasinya tinggi badan siswa dalam kelas tersebut.

2.6.3 Kelebihan dan Keterbatasan Jangkauan

Penggunaan jangkauan sebagai ukuran dispersi memiliki kelebihan dan keterbatasan.


Kelebihannya adalah jangkauan mudah dihitung dan dapat memberikan gambaran awal
tentang variasi data. Namun, jangkauan tidak memberikan informasi detail tentang
bagaimana data terdistribusi di sekitar nilai tengah. Jangkauan juga sangat sensitif
terhadap nilai ekstrem dalam data, sehingga jika terdapat nilai ekstrem yang jauh dari
nilai tengah, jangkauan dapat menjadi tidak representatif.

2.6.4 Alternatif Ukuran Dispersi

Untuk mengatasi keterbatasan jangkauan, statistikian telah mengembangkan berbagai


ukuran dispersi lainnya, seperti simpangan baku, varians, dan kuartil. Simpangan baku
dan varians memberikan informasi tentang seberapa jauh data tersebar dari nilai tengah
dengan mempertimbangkan seluruh nilai dalam sampel atau populasi. Kuartil, di sisi
lain, memberikan informasi tentang sebaran data dengan membagi data menjadi empat
bagian yang sama besar.

2.7 Toleransi

Toleransi adalah batas penyimpangan ukuran yang masih diijinkan sesuai


tingkatannya, yang masih dapat memenuhi kebutuhan baik secara fungsi, konstruksi
maupun hal teknis lainnya. Penyimpangan maksimum terhadap ukuran dasar benda
kerja disebut dengan toleransi maksimum. Sedangkan penyimpangan minimum
terhadap ukuran dasar benda kerja disebut dengan toleransi minimum.

2.7.1 Jenis-Jenis Toleransi

Terdapat 4 jenis toleransi yang biasa digunakan pada gambar teknik. Berikut
penjelasannya.

10
1.Toleransi Umum

Toleransi umum adalah toleransi yang digunakan untuk bagian yang tidak memerlukan
ukuran dengan ketelitian tinggi. Toleransi ini biasanya digunakan untuk ukuran luar
benda kerja. Menurut ISO dan DIN terdapat 3 tingkat kualitas pada toleransi umum,
yaitu halus, sedang, kasar.

tabel toleransi umum

Ketentuan pemakaian toleransi umum adalah sebagai berikut:

Digunakan pada dimensi benda

Setiap menggambar harus menggunakan toleransi umum

Dilihat dari kemampuan mesin untuk mengerjakan benda kerja tersebut

2.7.2 Toleransi Khusus

Toleransi khusus adalah toleransi yang ditentukan langsung oleh perancang sesuai
dengan kebutuhan hubungan konstruksi.
11
toleransi khusus

2.7.3. Toleransi Geometri

Toleransi geometrik mencakup toleransi bentuk, posisi, tempat dan


penyimpangan putar. Dalam tabel ini jenis-jenis toleransi diperlihatkan
dengan lambangnya masing- masing. Toleransi bentuk membatasi
penyimpangan diri sebuah elemen (titik, garis, sumbu, permukaan, atau
bidang meridian) dari bentuk geometri ideal. Posisi, tempat dan penyimpanan
putar membatasi penyimpangan posisi atau tempat bersama dari dua atau
lebih elemen.

2.7.4. Toleransi suaian

Toleransi suaian adalah toleransi yang berlaku untuk bagian bagian yang
memerlukan ukuran dengan tingkat ketelitian tinggi. Suaian sendiri adalah
ukuran yang diijinkan 2 buah benda berpasangan, biasanya berbentuk
silindris. sehingga dikenal dengan istilah lubang dan poros. Misal contohnya
pada bearing motor.

12
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pengetahuan alat merupakan salah satu faktor yang penting


untukmendukung kegiatan praktikum. Praktikan akan terampil dalam
praktikum apabila merekamemiliki keterampilan melakukan pengukuran
sesuai prosedur, membaca hasil ukur,menuliskan hasil pengukuran sesuai
aturan yang berlaku, dan dapat melakukan kalibrasi alatukur serta yang paling
dasar praktikan mempunyai pengetahuan mengenai alat-alat praktikumyang
meliputi nama alat, fungsi alat, komponen-komponen, dan prinsip kerja.
Sebelum memakai neraca, mikrometer, avometer, jangkasorong, dan gelas
ukurdidalam suatu eksperimen, hal pertama yang harus dipahami dalam
suatu praktikum adalah prinsip kerja serta fungsi dari komponen-komponen
yang terdapat pada neraca, mikrometer, avometer, jangkasorong, dan gelas
ukur tersebutagar diperoleh data yang benar.

3.2 Saran

3.2.1 Bagi Dosen


1. Dosen harus mampu menjelaskan materi dengan cara memberikan contoh agar membuat

para mahasiswa lebih mudah mengerti


2. Dosen juga harus dapat mengasah kemampuan mahasiswa yang kurang dapat memahami
Pelajaran
3. Dosen sebaiknya dapat bersosialisasi lebih dekat dengan mahasiswa

3.2.2 Bagi Mahasiswa


1. Mahasiswa harus lebih aktif dalam pelajaran seperti menanyakan jika ada yang tidak mengerti
2. Mahasiswa seharusnya dapat memperhatikan pelajaran dengan seksama agar penjelasan

dari dosen mudah dipahami

13
DAFTAR PUSTAKA

Pengertian Keterulangan (repeatability)


Akurasi dan presisi - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Ketertelusuran (traceability)
Apa itu Ketertelusuran? - Solusi Visi (visuresolutions.com)

Kehandalan (reliability)
Apa itu Reliability? - Indonesia Environment & Energy Center (environment-indonesia.com)

Ketidakpastian (uncertainty)
https://pustaka.ut.ac.id/lib/wp-content/uploads/pdfmk/ADBI421102-M1.pdf

Rentang Ukur (range)


Pengertian Range dalam statistik lengkap dengan contoh soal - Update
Informasi(ngetrik.com)

Toleransi
Toleransi Ukuran Dalam Dunia Gambar Teknik Mesin! Simak Penjelasaannya! | Solo Abadi

14

Anda mungkin juga menyukai