PENGUKURAN, PENSKALAAN :
VALIDITAS DAN RELIABILITAS
Disusun Oleh :
Kelompok 2
Siti Fatima (A012211025)
Silvia Idris (A012211003)
Windi Amalia (A012211040)
MAGISTER MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2021
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat tuhan yang maha kuasa karena dengan
rahmat serta karunianya, kami dapat menyelesaikan makalah mengenai
Pengukuran, Penskalaan : Validitas dan Reliabilitas ini dengan baik meskipun
dalam pembuatan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan.
Kami berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan mengenai Pengukuran, Penskalaan : Validitas dan Reliabilitas.
Kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih terdapat banyak
kekurangan, untuk itu kami berharap adanya kritik, saran dan usulan yang
membangun demi perbaikan dalam pembuatan makalah-makalah selanjutnya,
mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa adanya saran serta kritik yang
membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya makalah ini juga dapat berguna bagi kami sendiri dan
pembaca sekalian. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan
kata-kata yang kurang berkenan.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...........................................................................................iii
1.2 Rumusan Masalah......................................................................................iv
1.3 Tujuan Penulisan Masalah.........................................................................iv
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Skala Pengukuran.......................................................................................1
2.1.1 Pengertian Skala Pengukuran...........................................................1
2.1.2 Macam-macam Skala Pengukuran...................................................1
2.2 Instrumen Penelitian...................................................................................7
2.2.1 Pengertian Insrumen penelitian........................................................7
2.2.2 Cara Menyusun Instrumen Penelitian...............................................8
2.3 Contoh Judul Penelitian dan Instrumen yang di Kembangkan...................9
2.4 Validitas dan Reliabilitas Instrumen...........................................................10
2.5 Pengujian Validitas dan Reliabilitas Instrumen..........................................11
2.5.1 Pengujian Validitas Instrumen..........................................................11
2.5.2 Pengujian Reliabilitas Instrumen......................................................13
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan.................................................................................................16
3.2 Saran...........................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................v
iii
BAB I
PENDAHULUAN
iv
1.2 Rumusan masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Skala Pengukuran dan Instrumen penelitian?
2. Apa saja macam-macam Skala Pengukuran ?
3. Bagaimana cara menyusun Instrumen Penelitian?
4. Bagaimanakah yang dimaksud Validitas dan Reliabilitas Instrumen?
5. Bagaimanakah cara pengujian validitas dan Reliabilitas Instrumen?
v
BAB II
PEMBAHASAN
1
spesifik oleh peneliti, yang selanjutnya disebut sebagai variable
penelitian.
Dengan skala likert, maka variable yang akan diukur dijabarkan
menjadi indicator variable. Kemudian indicator tersebut dijadikan
sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat
berupa pernyataan atau pertanyaan.
Jawaban setiap item instrument yang menggunakan skala likert
mempunyai gradasi dari sangat setuju sampai sangat tidak setuju,
yang dapat berupa kata-kata antara lain;
a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Ragu-ragu
d. Tidak setuju
e. Sangat tidak setuju
Untuk keperluan analisis kuantitatif, maka jawaban itu dapat diberi
skor, misalnya :
a. Sangat Setuju diberi skor 5
b. Setuju diberi skor 4
c. Ragu-ragu diberi skor 3
d. Tidak setuju diberi skor 2
e. Sangat tidak setuju 1
Instrumen penelitian yang menggunakan skala Likert dapat dibuat
dalam bentuk checklist ataupun pilihan ganda.
1) Contoh Bentuk Checklist
Berilah jawaban pertanyaan berikut sesuai dengan pendapat anda, dengan cara
memberi tanda ( ) pada kolom yang tersedia.
Jawaban
No Pertanyaan
SS ST RG TS STS
Prosedur kerja yang baru itu
1 akan segera diterapkan di
perusahaan anda
2 ..................
2
SS = Sangat Setuju diberi skor 5
S = Setuju diberi skor 4
RG = Ragu-ragu diberi skor 3
TS = Tidak Setuju diberi skor 2
STS = Sangat Tidak Setuju diberi skor 1
2. Skala Guttman
Skala pengukuran dengan tipe ini akan didapat jawaban yang
tegas, yaitu “ya-tidak”, “benar-salah”, dan lain-lain. Penelitian
3
menggunakan skala Guttman dilakukan bila ingin mendapatkan
jawaban yang tegas terhadap suatu permasalahan yang ditanyakan.
Contoh:
Bagaimana pendapat anda, bila orang itu menjabat pimpinan di
perusahaan ini ?
a. Setuju
b. Tidak Setuju
Skala Guttman selain dapat dibuat dalam bentuk pilihan ganda,
juga dapat dibuat dalam bentuk checklist. Jawaban dapat dibuat
skor tertinggi satu dan terendah nol. Pertanyaan yang berkenaan
dengan fakta benda bukan termasuk dalam skala pengukuran
interval dikotonomi.
3. Semantic Deferential
Skala ini digunakan untuk mengukur sikap, hanya bentuknya
tidak pilihan ganda maupun checklist, tetapi tersusun dalam satu
garis kontinum yang jawaban “sangat positifnya” terletak dibagian
kanan garis, dan jawaban yang “sangat negatif” terletak dibagian
kiri garis. Data yang diperoleh adalah data interval, dan biasanya
skala ini digunakan untuk mengukur sikap/karakteristik tertentu
yang dipunyai oleh seseorang.
Contoh:
Beri Nilai Gaya Kepemimpinan Anda
Bersahabat 5 4 3 2 1 Tidak bersahabat
Tepat Janji 5 4 3 2 1 Lupa Janji
Bersaudara 5 4 3 2 1 Memusuhi
Memberi Pujian 5 4 3 2 1 Mencela
Mempercayai 5 4 3 2 1 Mendominasi
4
sedangkan bila memberi angka 1, maka persepsi pemimpinnya
sangat negative.
4. Rating Scale
Dari ke tiga skala pengukuran seperti yang telah dikemukakan,
data yang diperoleh semuanya adalah data kualitatif yang
dikemudian dikuantitatifkan. Tetapi dengan rating scale data mentah
yang diperoleh berupa angka kemudian ditafsirkan dalam
pengertian kualitatif.
Yang penting bagi penyusun instrumen dengan rating scale
adalah harus dapat mengartikan setiap angka yang diberikan pada
alternatif jawaban pada setiap item instrumen.
Contoh :
Seberapa baik data ruang kerja yang ada di Perusahaan A ?
Berilah jawaban dengan angka :
4 bila tata ruang itu sangat baik
3 bila tata ruang itu cukup baik
2 bila tata ruang itu kurang
baik
1 bila tata ruang itu sangat tidak baik
Jawablah dengan melingkari nomor jawaban yang tersedia
sesuai dengan keadaan yang sebenarnya
No. Pertanyaan tentang tata ruang Interval
Item kantor Jawaban
1. Penataan meja kerja sehingga arus kerja 4 3 2 1
menjadi pendek
2. Pencahayaan alam tiap ruangan 4 3 2 1
5
8. Penempatan ruangan pimpinan 4 3 2 1
.. .. .
dibuat kategori sebagai berikut :
300 600
1200
900
818
Sangat Kurang Cukup Sangat
tidak baik baik baik
baik
6
2. Instrumen untuk menjaring data ordinal
Contoh :
Berilah rangking terhadap sepuluh pegawai di bidang pelayanan
rumah sakit sebagai berikut.
Tabel 6.2
Rangking Terhadap Sepuluh Pegawai Di
Bidang Pelayanan Rumah Sakit
Nama Pegawai Rangking Nomor
A ...............................
B ...............................
C ...............................
D ...............................
E 1
F ...............................
G ...............................
H ...............................
I ...............................
J ...............................
Misalnya pegawai E adalah yang paling baik kinerjanya, maka
pegawai tersebut diberi rangking 1.
7
persoalan atau menguji suatu hipotesis. Jadi, semua alat yang bisa
mendukung suatu penelitian bisa disebut instrumen
penelitian. Instrumen penelitian digunakan untuk mengukur nilai
variabel yang diteliti.
Menurut sanjaya (2011;84), instrumen penelitian adalah alat yang
dapat digunakan untuk mengumpulkan data dan informasi penelitian.
pada prinsipnya, meneliti adalah melakukan pengukuran, maka harus
meggunakan alat ukur yang valid dan baik. Alat ukur dalam penelitian
disebut instrument penelitian, jadi instrumen penelitian adalah suatu
alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial
yang diamati. Dan secara spesifik fenomena disebut variabel.
Alat ukur dalam penelitian biasanya dinamakan instrumen
penelitian. Jadi, instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan
mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati (variabel
penelitian). Instrumen-instrumen yang digunakan untuk mengukur
variabel dalam ilmu alam sudah banyak tersedia dan telah teruji
validitas dan reliabilitasnya. Seperti variabel-variabel dalam ilmu alam
misalnya panas, maka instrumennya adalah calorimeter. Jumlah
instrumen penelitian tergantung pada jumlah variabel penelitian yang
telah ditetapkan utnuk diteliti. Misalnya akan meneliti tentang
“Pengaruh Kepemimpinan dan Iklim Kerja Lembaga Terhadap
Produktivitas Kerja Pegawai”. Dalam hal ini ada tiga instrumen yang
perlu dibuat, yaitu :
1. Instrumen untuk mengukur kepemimpinan.
2. Instrumen untuk mengukur iklim kerja.
3. Instrumen untuk mengukur produktivitas kerja pegawai.
8
definisi operasionalnya, dan selanjutnya ditentukan indikator yang akan
diukur. Dari indikator ini kemudian dijabarkan menjadi butir-butir
pertanyaan atau pernyataan. Untuk memudahkan penyusunan
instrumen, maka perlu digunakan “matrik pengembangan instrumen”
atau “kisi-kisi instrumen”.
Untuk bisa menetapkan indikator-indikator dari setiap variabel
yang diteliti, maka diperlukan wawasan yang luas dan mendalam
tentang variabel yang diteliti, dan teori-teori yang mendukungnya.
Penggunaan teori untuk menyusun instrumen harus secermat mungkin
agar diperoleh indikator yang valid. Caranya dapat dilakukan dengan
membaca berbagai referensi, membaca hasil-hasil penelitian
sebelumnya yang sejenisnya, dan konsultasi pada orang yang dipandang
ahli.
9
iklim kerja organisasi dari suatu populasi penelitan (misalnya unit kerja
tertentu). Item-item tiap intrumen merupakan muatan atau penjabaran dari
indicator variable yang diteliti.
Dengan instrumen tentang gaya kepemimpinan itu, maka akan dapat
digunakan untuk mengukur kualitas gaya kepemimpinan seseorang atau
kelompok orang pada lembaga tertentu. Sebaik apa gaya yang ditampilkan
oleh seseorang akan dapat diukur dan diketahui secara kuantitatf.
1) Instrumen yang diperlukan untuk mengungkapkan variable gaya
kepemimpinan dari suatu unit kerja tertentu. Sumber angketnya adalah
multiple choice (pilihan ganda).
2) Instrumen yang diperlukan untuk mengungkapkan variable situasi
kepemimpinan dari suatu lembaga. Sumber datanya adalah para pegawai.
Bentuk instrumen nya adalah checklist. Untuk itu dapat digunakan
sebagai pedoman observasi,wawancara maupun sebagai angket.
3) Instrumen untuk mengungkapkan iklim kerja organisasi. Bentuk
instrumen ratingscale. Dapat digunakan untuk pedoman
observasi,wawancara, dan sebagai angket. Sumber data para pegawai.
Ketiga instrument tersebut dapat dibuat dalam bentuk yang sama, misalnya
pilihan ganda semua. Rating scale semua atau checklist semua.
10
Pada dasarnya terdapat dua macam instrumen, yaitu instrumen berbentuk
test untuk mengukur prestasi belajar dan instrumen yang non-test untuk
mengukur sikap. Instrumen yang berbentuk test jawabannya adalah “salah
atau benar”, sedangkan instrumen sikap jawabannya adalah “positif atau
negatif”. Instrumen yang valid harus mempunyai validitas internal dan
eksternal. Instrumen yang mempunyai validitas internal atau eksternal, bila
kriteria yang ada dalam instrumen secara rasional (teoritis) telah
mencerminkan apa yang diukur. Penelitian yang mempunyai validitas internal,
bila data yang dihasilkan merupakan fungsi dari rancangan dan instrumen
yang digunakan. Misalnya meteran yang putus dibagian ujungnya, bila
digunakan berkali-kali akan menghasilkan data yang sama (reliabel) tetapi
selalu tidak valid. Hal ini disebabkan karena instrumen (meteran) tersebut
rusak.
Penelitian yang mempunyai validitas internal, bila data yang dihasilkan
merupakan fungsi dari rancangan dan instrumen yang digunakan. Instrumen
tentang kepemimpinan akan menghasilkan data kepemimpinan, bukan
motivasi. Penelitian yang mempunyai validitas eksternal bila hasil penelitian
dapat diterapkan pada sampel yang lainnya. Validitas internal instrumen yang
berupa test harus memenuhi construct validity dan content validity. Sedangkan
instrumen yang nontest cukup construct validity.
11
pekerjaannya. Konstruk tidak lain adalah merupakan “temuan” atau
suatu pendekatan untuk menerangkan tingkah laku.
Proses melakukan validasi konstruk dapat dilakukan dengan cara
melibatkan hipotesis testing yang dideduksi dari teori yang menyangkut
dengan konstruk yang relevan.
b. Pengujian Validitas Isi
Yang dimaksud dengan validitas isi adalah derajat di mana sebuah
tes mengukur cakupan substansi yang ingin diukur. Untuk mendapatkan
validitas isi memerlukan dua aspek penting, yaitu valid isi dan valid
samplingnya. Valid isi mencakup khususnya, hal-hal yang berkaitan
dengan apakah item-item itu menggambarkan pengukuran dalam
cakupan yang ingin diukur. Sedangkan validitas sampling pada
umumnya berkaitan dengan bagaimanakah baiknya suatu sampel tes
merepresentasikan total cakupan isi. Validitas isi juga mempunyai
peran yang sangat penting untuk tes pencapaian. Validitas isi pada
umunya ditentukan melalui pertimbangan para ahli.
c. Pengujian validitas eksternal
Validitas eksternal insrtumen diuji dengan cara membandingkan
(untuk mencari kesamaan) antara kriteria yang ada pada instrumen
dengan fakta-fakta empiris yang terjadi di lapangan. Misalnya
instrumen utuk mengukur kinerja kelompokpegawai, maka kriteria
kinerja pada instrumen itu dibandingkan dengan catatan-catatan
dilapangan(empiris) tentang kinerja pegawai yang baik. Bila telah
terdapat kesamaan antara kriteria didalam instrument dengan fakta
dilapangan, maka dapat dinyatakan instrumen tersebut mempunyai
validitas eksternal yang tinggi.
Instrumen penelitian yang mempunyai validitas eksternal bila hasil
penelitian dapat digeneralisasikan atau diterapkan pada sampel lain
dalam populasi yang diteliti. Untuk meningkatkan validitas eksternal
penelitian selain meningkatkan validitas eksternal instrumen. Maka
dapat dilakukan dengan memperbesar jumlah sampel.
12
2.5.2 Pengujian Reliabilitas Instrumen
Pengujian reliabilitas instrumen dapat dilakukan secara eksternal
maupun internal. Secara eksternal pengujian dapat dilakukan dengan
test-retest (stability), equivalent, dan gabungan keduanya. Secara
internal reliabilitas istrumen dapat diuji dengan menganalisis
konsistensi butir-butit yang ada pada instrumen dengan tehnik tertentu.
a. Test-retest
Dilakukan dengan cara mencobakan instrumen beberapa kali pada
responden ataupun derajat yang menunjukkan konsistensi hasil sebuah
hasil sebauh tes dari waktu ke waktu. Jadi dalam hal ini instrumennya
sama, respondennya sama dan waktunya yang berbeda. Pengujian cara
ini sering juga disebut stability. Reliabilitas test-retest dapat dilakukan
dengan cara sebagai berikut :
1. Selenggarakan tes pada suatu grup yang tepat sesuai dengan
rencana.
2. Setelah selang waktu tertentu, misalnya satu minggu atau dua
minggu, lakukan kembali penyelenggaraan tes yang sama dengan
grup yang sama tersebut.
3. Korelasikan hasil kedua tes tersebut.
b. Equivalen
Instrumen yang ekuivalen adalah pertanyaan yang secara bahasa
berbeda, tetapi maksudnya sama. Sebagai contoh (untuk satu butir
saja); Berapa tahun pengalaman kerja anda di lembaga ini ?.
pertanyaan tersebut dapat ekuivalen dengan pertanyaan berikut:
Tahun berapa anda mulai bekerja di lembaga ini? pengujian
reliabilitas dengan cara ini cukup dilakukan sekali, tetapi
instrumennya dua, pada responden yang sama, waktu yang sama,
instrumen berbeda. Reliabilitas instrumen dihitung dengan cara
mengkorelasikan antara data instrumen yang satu dengan data
instrumen yang dijadikan ekuivalen.
13
c. Gabungan
Pengujian reliabilitas ini dilakukan dengan cara mencobakan dua
instrumen yang equivalent itu beberapa kali, ke responden yang
sama. Jadi ini merupakan gabungan antara tes-retest dan equivalen.
Reliabilitas instrumen dilakukan dengan mengkorelasikan dua
instrumen, setelah itu dikorelasikan pada pengujian keduadan
selanjutnya dikorelasikan secara silang.
d. Internal consistency
Pengujian reliabilitas dengan internal consistency, dilakukan
dengan cara mencobakan instrumen sekali saja, kemudian yang data
diperoleh dianalisis dengan teknik tertentu. Hasil analisis dapat
digunakan untuk memprediksi reliabilitas instrumen. Pengujian
reliabilitas instrumen dapat dilakukan dengan teknik belah dua dari
Spearman Brown, KR 20, KR 21 dan Anova Hoyt. Berikut diberikan
rumus-rumusnya.
1) Rumus Spearman Brown
2𝑟𝑏
𝑟𝑖 = 1 + 𝑟𝑏
Dimana:
𝑟𝑖 = reliabilitas internal seluruh instrumen
𝑟𝑏 = korelasi product moment antara belahan pertama dan kedua
14
3) Rumus KR.21
𝑘1 − 𝑀 𝑘 − 𝑀
𝑟𝑖 =
𝑘−1 𝑘𝑠𝑡2
Dimana:
K = jumlah item dalam instrumen. M = means skor total.
S2 = varians total.
t
𝑀𝐾𝑒
𝑟𝑖 = 1 −
𝑀𝐾𝑠
Dimana:
MKs = mean kuadrat antara subyek. MKe = mean kuadrat kesalhan.
Ri = reliabilitas instrumen.
15
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dalam proses penelitian, tentu saja hal yang paling penting adalah apa
yang diteliti. Maka ketika kita ingin mengumpulkan data dari apa yang kita
teliti maka disinilah peran Skala Pengukuran dan instrumen penelitian.
Ketika peneliti sudah mengetahui apa tujuan dari penelitiannya dan apa
yang ia teliti maka yang harus diperhatikan adalah bagaimana memilih
metode dan instrumen dalam penelitian yang ia lakukan.
3.2 Saran
Dari pembahasan singkat kami mengenai Pengukuran, Penskalaan :
Validitas dan Reliabilitas kira nya dapat menambah pengetahuan dan
wawasan para pembaca sekalian. Kami menyadari bahwa makalah kami ini
sangat jauh dari kesempurnaan, maka dari itu kami mengharapkan saran dan
kritik dari pembaca demi kesempurnaan makalah kami kedepannya.
Akhir kata, tiada hal yang sempurna dari sajian kami, karena masih dalam
proses belajar, dan harapan kami semoga ini bermanfaat bagi kita semua.
Amin.
16
DAFTAR PUSTAKA