Anda di halaman 1dari 22

Makalah : Research methods For Business

PENGUKURAN, PENSKALAAN :
VALIDITAS DAN RELIABILITAS

Disusun Oleh :

Kelompok 2
Siti Fatima (A012211025)
Silvia Idris (A012211003)
Windi Amalia (A012211040)

MAGISTER MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2021

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat tuhan yang maha kuasa karena dengan
rahmat serta karunianya, kami dapat menyelesaikan makalah mengenai
Pengukuran, Penskalaan : Validitas dan Reliabilitas ini dengan baik meskipun
dalam pembuatan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan.
Kami berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan mengenai Pengukuran, Penskalaan : Validitas dan Reliabilitas.
Kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih terdapat banyak
kekurangan, untuk itu kami berharap adanya kritik, saran dan usulan yang
membangun demi perbaikan dalam pembuatan makalah-makalah selanjutnya,
mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa adanya saran serta kritik yang
membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya makalah ini juga dapat berguna bagi kami sendiri dan
pembaca sekalian. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan
kata-kata yang kurang berkenan.

Makassar, November 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...........................................................................................iii
1.2 Rumusan Masalah......................................................................................iv
1.3 Tujuan Penulisan Masalah.........................................................................iv
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Skala Pengukuran.......................................................................................1
2.1.1 Pengertian Skala Pengukuran...........................................................1
2.1.2 Macam-macam Skala Pengukuran...................................................1
2.2 Instrumen Penelitian...................................................................................7
2.2.1 Pengertian Insrumen penelitian........................................................7
2.2.2 Cara Menyusun Instrumen Penelitian...............................................8
2.3 Contoh Judul Penelitian dan Instrumen yang di Kembangkan...................9
2.4 Validitas dan Reliabilitas Instrumen...........................................................10
2.5 Pengujian Validitas dan Reliabilitas Instrumen..........................................11
2.5.1 Pengujian Validitas Instrumen..........................................................11
2.5.2 Pengujian Reliabilitas Instrumen......................................................13
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan.................................................................................................16
3.2 Saran...........................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................v

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Penelitian pada dasarnya merupakan satu upaya memahami masalah-
masalah yang ditemui dalam kehidupan manusia, keterbatasan manusia untuk
memahami permasalahan tersebut hanya mengandalkan pengalaman hidup
sehari-hari secara sporadic dan tidak tertata, jelas tidak cukup menjadi dasar
yang kuat bagi pemahaman terhadap satu permasalahan (Uhar, 2012:94).
Dalam penelitian kuantitatif, peneliti akan menggunakan instrumen
untuk mengumpulkan data, sedangkan dalam penelitian kualitatif-naturalistik
peneliti akan lebih banyak menjadi instrumen, karena dalam penelitian
kualitatif peneliti merupakan key instruments.
Instrumen penelitian digunakan untuk nilai variabel yang diteliti. Dengan
demikian, jumlah instrumen yang akan digunakan untuk penelitian akan
tergantung pada jumlah variabel yang diteliti. Bila variabel penelitiannya
lima, maka jumlah instrumen yang digunakan untuk penelitian juga lima.
Instrumen-instrumen penelitian sudah ada yang dibakukan, tetapi masih ada
yang harus dibuat oleh seorang peneliti. Karena instrumen penelitian akan
digunakan untuk melakukan pengukuran dengan tujuan menghasilkan data
kuantitatif yang akurat, maka setiap instrumen harus mempunyai skala
(sugiyono,2012:92).
Teknik membuat skala, menurut Nazir (1999) serta Good dan Hatt
(1952) adalah cara mengubah fakta-fakta kualitatif yang melekat pada objek
atau subjek penelitian menjadi urutan kuantitatif. Pembuatan skala
pengukuran ini dibuat dengan mendasarkan pada dua asumsi, yaitu ilmu
pengetahuan pada akhir-akhir ini lebih cenderung menggunakan prinsip-
prinsip matematika dan ilmu pengetahuan semakin menuntut presisi yang
lebih baik utamanya dalam hal mengukur gradasi. Dalam membuat skala,
peneliti harus mengasumsikan bahwa fakta dalam fakta mengandung suatu
kontinum yang nyata berasal dari sifat-sifat objek yang diteliti.

iv
1.2 Rumusan masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Skala Pengukuran dan Instrumen penelitian?
2. Apa saja macam-macam Skala Pengukuran ?
3. Bagaimana cara menyusun Instrumen Penelitian?
4. Bagaimanakah yang dimaksud Validitas dan Reliabilitas Instrumen?
5. Bagaimanakah cara pengujian validitas dan Reliabilitas Instrumen?

1.3 Tujuan Penulisan Makalah


2. Dapat mengetahui apa itu Skala Pengukuran dan Instrumen Penelitian
3. Dapat mengetahui apa saja macam-macam Skala Pengukuran
4. Dapat mengetahui bagaimana cara menyusun Instrumen Penelitian
5. Dapat Membedakan antara Validitas dan Reliabilitas Instrumen
6. Dapat mengetahui bagaimana cara pengujian Validitas dan Reliabilitas
instrumen

v
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Skala Pengukuran


2.1.1 Pengertian skala pengukuran
Skala pengukuran merupakan kesepakatan yang digunakan sebagai
acuan untuk menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam
alat ukur, sehingga alat ukur tersebut bila digunakan dalam pengukuran
akan menghasilkan data kuantitatif. Sebagai contoh misalnya timbangan
emas akan menghasilkan data kuantitatif berat emas dalam satuan mg
bila digunakan untuk mengukur; meteran sebagai instrumen untuk
mengukur panjang dibuat dengan skala mm, dan akan menghasilkan
data kuantitatif panjang dengan satuan mm.
Sebuah skala pengukuran merupakan seperangkat aturan untuk
mengkuantifikasi sebuah variabel tertentu, atau pemberian skor angka
padanya. Skala-skala pengukuran dapat mengkuantifikasikan data baik
secara nominal, ordinal, interval, maupun rasio.
Dengan skala pengukuran ini, maka nilai variable yang diukur
dengan instrumen tertentu dapat dinyatakan dalam bentuk angka,
sehingga akan lebih akurat, efisien dan komunikatif. Misalnya berat
emas 19 gram, berat besi 100kg, suhu badan orang yang sehat 37
derajat celcius, IQ seseorang 150, selanjutnya dalam pengukuran sikap,
sikap sekelompok orang akan diketahui termasuk gradasi mana dari
suatu skala sikap.
2.1.2 Macam-macam skala pengukuran
Berbagai skala sikap yang dapat digunakan untuk penelitian
administrasi, pendidikan dan social antara lain adalah:
1. Skala Likert
Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan
persepsi seseorang atau kelompok orang tentang fenomena social.
Dalam penelitian, fenomena social ini telah ditetapkan secara

1
spesifik oleh peneliti, yang selanjutnya disebut sebagai variable
penelitian.
Dengan skala likert, maka variable yang akan diukur dijabarkan
menjadi indicator variable. Kemudian indicator tersebut dijadikan
sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat
berupa pernyataan atau pertanyaan.
Jawaban setiap item instrument yang menggunakan skala likert
mempunyai gradasi dari sangat setuju sampai sangat tidak setuju,
yang dapat berupa kata-kata antara lain;
a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Ragu-ragu
d. Tidak setuju
e. Sangat tidak setuju
Untuk keperluan analisis kuantitatif, maka jawaban itu dapat diberi
skor, misalnya :
a. Sangat Setuju diberi skor 5
b. Setuju diberi skor 4
c. Ragu-ragu diberi skor 3
d. Tidak setuju diberi skor 2
e. Sangat tidak setuju 1
Instrumen penelitian yang menggunakan skala Likert dapat dibuat
dalam bentuk checklist ataupun pilihan ganda.
1) Contoh Bentuk Checklist
Berilah jawaban pertanyaan berikut sesuai dengan pendapat anda, dengan cara
memberi tanda ( ) pada kolom yang tersedia.
Jawaban
No Pertanyaan
SS ST RG TS STS
Prosedur kerja yang baru itu
1 akan segera diterapkan di
perusahaan anda
2 ..................

2
SS = Sangat Setuju diberi skor 5
S = Setuju diberi skor 4
RG = Ragu-ragu diberi skor 3
TS = Tidak Setuju diberi skor 2
STS = Sangat Tidak Setuju diberi skor 1

2) Contoh Bentuk Pilihan Ganda


Berilah salah satu jawaban terhadap pertanyaan berikut sesuai
dengan pendapat anda, dengan cara memberi tanda lingkaran pada
nomor jawaban yang tersedia.
Prosedur kerja yang baru itu akan segera diterapkan di lembaga
anda ?
a) Sangat tidak setuju
b) Tidak setuju
c) Ragu-ragu
d) Setuju
e) Sangat setuju
Dengan bentuk pilihan ganda itu, maka jawaban dapat diletakkan
pada tempat yang berbeda-beda. Untuk jawaban diatas “sangat
tidak setuju” diletakkan pada jawaban nomor 1. Untuk item
selanjutnya jawaban “sangat tidak setuju” diletakkan pada jwaban
nomor terakhir”.
Dalam penyusunan instrumen untuk variable tertentu, sebaiknya
butir-butir pertanyaan dibuat dalam bentuk kalimat positif, netral
atau negative, sehingga responden dapat menjawab dengan serius
dan konstan.

2. Skala Guttman
Skala pengukuran dengan tipe ini akan didapat jawaban yang
tegas, yaitu “ya-tidak”, “benar-salah”, dan lain-lain. Penelitian

3
menggunakan skala Guttman dilakukan bila ingin mendapatkan
jawaban yang tegas terhadap suatu permasalahan yang ditanyakan.
Contoh:
Bagaimana pendapat anda, bila orang itu menjabat pimpinan di
perusahaan ini ?
a. Setuju
b. Tidak Setuju
Skala Guttman selain dapat dibuat dalam bentuk pilihan ganda,
juga dapat dibuat dalam bentuk checklist. Jawaban dapat dibuat
skor tertinggi satu dan terendah nol. Pertanyaan yang berkenaan
dengan fakta benda bukan termasuk dalam skala pengukuran
interval dikotonomi.

3. Semantic Deferential
Skala ini digunakan untuk mengukur sikap, hanya bentuknya
tidak pilihan ganda maupun checklist, tetapi tersusun dalam satu
garis kontinum yang jawaban “sangat positifnya” terletak dibagian
kanan garis, dan jawaban yang “sangat negatif” terletak dibagian
kiri garis. Data yang diperoleh adalah data interval, dan biasanya
skala ini digunakan untuk mengukur sikap/karakteristik tertentu
yang dipunyai oleh seseorang.
Contoh:
Beri Nilai Gaya Kepemimpinan Anda
Bersahabat 5 4 3 2 1 Tidak bersahabat
Tepat Janji 5 4 3 2 1 Lupa Janji
Bersaudara 5 4 3 2 1 Memusuhi
Memberi Pujian 5 4 3 2 1 Mencela
Mempercayai 5 4 3 2 1 Mendominasi

Responden dapat memberi penilaian dengan angka 5, berarti


persepsi responden terhadap pemimpin itu sangat positif,

4
sedangkan bila memberi angka 1, maka persepsi pemimpinnya
sangat negative.

4. Rating Scale
Dari ke tiga skala pengukuran seperti yang telah dikemukakan,
data yang diperoleh semuanya adalah data kualitatif yang
dikemudian dikuantitatifkan. Tetapi dengan rating scale data mentah
yang diperoleh berupa angka kemudian ditafsirkan dalam
pengertian kualitatif.
Yang penting bagi penyusun instrumen dengan rating scale
adalah harus dapat mengartikan setiap angka yang diberikan pada
alternatif jawaban pada setiap item instrumen.
Contoh :
Seberapa baik data ruang kerja yang ada di Perusahaan A ?
Berilah jawaban dengan angka :
4 bila tata ruang itu sangat baik
3 bila tata ruang itu cukup baik
2 bila tata ruang itu kurang
baik
1 bila tata ruang itu sangat tidak baik
Jawablah dengan melingkari nomor jawaban yang tersedia
sesuai dengan keadaan yang sebenarnya
No. Pertanyaan tentang tata ruang Interval
Item kantor Jawaban
1. Penataan meja kerja sehingga arus kerja 4 3 2 1
menjadi pendek
2. Pencahayaan alam tiap ruangan 4 3 2 1

3. Pencahayaan buatan/listrik tiap ruang 4 3 2 1


sesuai dengan kebutuhan
Warna lantai sehingga tidak
4. menimbulkan pantulan cahaya yang 4 3 2 1
dapat menganggu pegawai
5. Sirkulasi udara setiap ruangan 4 3 2 1

6. Keserasian warna alat-alat kantor, 4 3 2 1


perabot dengan ruangan
7. Penempatan lemari arsip 4 3 2 1

5
8. Penempatan ruangan pimpinan 4 3 2 1

9. Meningkatkan keakraban sesama 4 3 2 1


pegawai
10. Kebersihan ruangan 4 3 2 1

Bila instrumen tersebut digunakan sebagai angket dan


diberikan kepada 30 responden, maka sebelum dianalisis, data
dapat ditabulasikan seperti pada tabel 6.1 (terlampir). Jumlah skor
kriterium (bila setiap butir mendapat skor tertimggi) = 4 x 10 x 30
= 1200. Untuk ini skor tertinggi tiap butir = 4, jumlah butir
pertanyaan = 10 dan jumlah responden = 30. Jika skor hasil
pengumpulan data = 818. Dengan demikian kualitas tata ruang
kantor lembaga A menurut persepsi 30 responden itu 818, 1200 =
68% dari kriteria yang ditetapkan. Hal ini secara kontinum dapat

.. .. .
dibuat kategori sebagai berikut :

300 600
1200
900
818
Sangat Kurang Cukup Sangat
tidak baik baik baik
baik

Nilai 818 termasuk dalam kategori interval “kurang baik dan


cukup baik”. Tetapi lebih mendekati cukup baik.
Selain instrumen seperti yang telah dibicarakan di atas, ada
instrumen penelitian yang digunakan untuk mendapatkan data
nominal dan ordinal.
1. Instrumen untuk menjaring data nominal
Contoh :
a. Berapakah jumlah pegawai di tempat anda bekerja ...............
pegawai.
b. Berapakah orang yang dapat berbahasa Belanda............orang.
c. Berapakah orang pemimpin yang Anda sukai...................orang.

6
2. Instrumen untuk menjaring data ordinal
Contoh :
Berilah rangking terhadap sepuluh pegawai di bidang pelayanan
rumah sakit sebagai berikut.

Tabel 6.2
Rangking Terhadap Sepuluh Pegawai Di
Bidang Pelayanan Rumah Sakit
Nama Pegawai Rangking Nomor
A ...............................
B ...............................
C ...............................
D ...............................
E 1
F ...............................
G ...............................
H ...............................
I ...............................
J ...............................
Misalnya pegawai E adalah yang paling baik kinerjanya, maka
pegawai tersebut diberi rangking 1.

2.2 Instrumen Penelitian


2.2.1 Pengertian Instrumen Penelitian
Instrumen merupakan alat yang digunakan untuk melakukan
sesuatu. Sedangkan penelitian memiliki arti pemeriksaan, penyelidikan,
kegiatan pengumpulan, pengolahan, analisis dan penyajian data secara
sistematis dan objektif. Dari pengertian masing-masing kata tersebut di
atas maka instrumen penelitian adalah semua alat yang digunakan untuk
mengumpulkan, memeriksa, menyelidiki suatu masalah, atau
mengumpulkan, mengolah, menganalisa dan menyajikan data-data
secara sistematis serta objektif dengan tujuan memecahkan suatu

7
persoalan atau menguji suatu hipotesis. Jadi, semua alat yang bisa
mendukung suatu penelitian bisa disebut instrumen
penelitian. Instrumen penelitian digunakan untuk mengukur nilai
variabel yang diteliti.
Menurut sanjaya (2011;84), instrumen penelitian adalah alat yang
dapat digunakan untuk mengumpulkan data dan informasi penelitian.
pada prinsipnya, meneliti adalah melakukan pengukuran, maka harus
meggunakan alat ukur yang valid dan baik. Alat ukur dalam penelitian
disebut instrument penelitian, jadi instrumen penelitian adalah suatu
alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial
yang diamati. Dan secara spesifik fenomena disebut variabel.
Alat ukur dalam penelitian biasanya dinamakan instrumen
penelitian. Jadi, instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan
mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati (variabel
penelitian). Instrumen-instrumen yang digunakan untuk mengukur
variabel dalam ilmu alam sudah banyak tersedia dan telah teruji
validitas dan reliabilitasnya. Seperti variabel-variabel dalam ilmu alam
misalnya panas, maka instrumennya adalah calorimeter. Jumlah
instrumen penelitian tergantung pada jumlah variabel penelitian yang
telah ditetapkan utnuk diteliti. Misalnya akan meneliti tentang
“Pengaruh Kepemimpinan dan Iklim Kerja Lembaga Terhadap
Produktivitas Kerja Pegawai”. Dalam hal ini ada tiga instrumen yang
perlu dibuat, yaitu :
1. Instrumen untuk mengukur kepemimpinan.
2. Instrumen untuk mengukur iklim kerja.
3. Instrumen untuk mengukur produktivitas kerja pegawai.

2.2.2 Cara Menyusun Instrumen


Instrumen-instrumen penelitian dalam bidang sosial umumnya dan
khususnya bidang administrasi yang sudah baku sulit ditemukan. Titik
tolak dari penyusunan adalah variabel-variabel penelitian yang
ditetapkan untuk diteliti. Dari variabel-variabel tersebut diberikan

8
definisi operasionalnya, dan selanjutnya ditentukan indikator yang akan
diukur. Dari indikator ini kemudian dijabarkan menjadi butir-butir
pertanyaan atau pernyataan. Untuk memudahkan penyusunan
instrumen, maka perlu digunakan “matrik pengembangan instrumen”
atau “kisi-kisi instrumen”.
Untuk bisa menetapkan indikator-indikator dari setiap variabel
yang diteliti, maka diperlukan wawasan yang luas dan mendalam
tentang variabel yang diteliti, dan teori-teori yang mendukungnya.
Penggunaan teori untuk menyusun instrumen harus secermat mungkin
agar diperoleh indikator yang valid. Caranya dapat dilakukan dengan
membaca berbagai referensi, membaca hasil-hasil penelitian
sebelumnya yang sejenisnya, dan konsultasi pada orang yang dipandang
ahli.

2.3 Contoh Judul Penelitian dan Instrumen yang di Kembangkan


Judul penelitian: Gaya dan situasi kepemimpinan serta pengaruhnya
terhadap iklim kerja organisasi
Judul tersebut terdiri atas dua variable independen dan satu variable dependen.
Masing-masing instrumennya adalah:
a. Instrumen untuk mengukur variable gaya kepemimpinan
b. Instrumen untuk mengukur variable situasi kepemimpinan
c. Instrumen untuk mengukur variable iklim kerja organisasi
Agar penyusunan instrumen lebih sistematis, sehingga mudah untuk
dikontrol,dikoreksi, dan dikonsultasikan pada orang ahli, maka sebelum
instrumen disusun menjadi instrumen-instrumen, maka perlu kisi-kisi
instrumennya.
Selanjutnya untuk menyusun item-item instrumen, maka indicator dari
variable yang akan diteliti dijabarkan menjadi item-item instrument. Item-
item instrumen harus disusun dengan bahasa yang jelas sehingga semua pihak
yang berkepentingan tahu apa yang dimaksud dalam item instrumen tersebut.
Berikut ini diberikan contoh intrumen yang diperlukan untuk
mengungkapkan variable gaya kepemimpinan, situasi kepemimpinan, dan

9
iklim kerja organisasi dari suatu populasi penelitan (misalnya unit kerja
tertentu). Item-item tiap intrumen merupakan muatan atau penjabaran dari
indicator variable yang diteliti.
Dengan instrumen tentang gaya kepemimpinan itu, maka akan dapat
digunakan untuk mengukur kualitas gaya kepemimpinan seseorang atau
kelompok orang pada lembaga tertentu. Sebaik apa gaya yang ditampilkan
oleh seseorang akan dapat diukur dan diketahui secara kuantitatf.
1) Instrumen yang diperlukan untuk mengungkapkan variable gaya
kepemimpinan dari suatu unit kerja tertentu. Sumber angketnya adalah
multiple choice (pilihan ganda).
2) Instrumen yang diperlukan untuk mengungkapkan variable situasi
kepemimpinan dari suatu lembaga. Sumber datanya adalah para pegawai.
Bentuk instrumen nya adalah checklist. Untuk itu dapat digunakan
sebagai pedoman observasi,wawancara maupun sebagai angket.
3) Instrumen untuk mengungkapkan iklim kerja organisasi. Bentuk
instrumen ratingscale. Dapat digunakan untuk pedoman
observasi,wawancara, dan sebagai angket. Sumber data para pegawai.
Ketiga instrument tersebut dapat dibuat dalam bentuk yang sama, misalnya
pilihan ganda semua. Rating scale semua atau checklist semua.

2.4 Validitas dan Reliabilitas Instrumen


Hasil penelitian yang valid bila terdapat kesamaan antara data yang
terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi objek yang diteliti.
Selanjutnya, hail penelitian yang reliabel bila terdapat kesamaan data dalam
waktu yang berbeda. Kalau dalam objek kemarin berwarna merah, maka
sekarang dan besok tetap berwarna merah. Instrumen yang valid berarti alat
ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid.
Contohnya yaitu meteran yang valid dapat digunakan untuk mengukur
panjang dengan teliti, karena meteran alat untuk mengukur panjang. Instrumen
yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk
mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama.

10
Pada dasarnya terdapat dua macam instrumen, yaitu instrumen berbentuk
test untuk mengukur prestasi belajar dan instrumen yang non-test untuk
mengukur sikap. Instrumen yang berbentuk test jawabannya adalah “salah
atau benar”, sedangkan instrumen sikap jawabannya adalah “positif atau
negatif”. Instrumen yang valid harus mempunyai validitas internal dan
eksternal. Instrumen yang mempunyai validitas internal atau eksternal, bila
kriteria yang ada dalam instrumen secara rasional (teoritis) telah
mencerminkan apa yang diukur. Penelitian yang mempunyai validitas internal,
bila data yang dihasilkan merupakan fungsi dari rancangan dan instrumen
yang digunakan. Misalnya meteran yang putus dibagian ujungnya, bila
digunakan berkali-kali akan menghasilkan data yang sama (reliabel) tetapi
selalu tidak valid. Hal ini disebabkan karena instrumen (meteran) tersebut
rusak.
Penelitian yang mempunyai validitas internal, bila data yang dihasilkan
merupakan fungsi dari rancangan dan instrumen yang digunakan. Instrumen
tentang kepemimpinan akan menghasilkan data kepemimpinan, bukan
motivasi. Penelitian yang mempunyai validitas eksternal bila hasil penelitian
dapat diterapkan pada sampel yang lainnya. Validitas internal instrumen yang
berupa test harus memenuhi construct validity dan content validity. Sedangkan
instrumen yang nontest cukup construct validity.

2.5 Pengujian Validitas dan Reliabilitas Instrumen


2.5.1 Pengujian Validitas Instrumen
a. Pengujian Validitas Kontruksi (Construct Validity)
Validitas konstruk merupakan derajat yang menunjukkan suatu tes
mengukur sebuah konstruk sementara. Konstruk, secara definitif,
merupakan suatu sifat yang tidak dapat diobsevasi, tetapi kita dapat
merasakan pengaruhnya melalui satu atau dua indera kita. Contoh suatu
konstruk dalam lingkup pendidikan teknologi kejuruan misalnya,
implikasi orang terampil atau memiliki skill, dapat dilihat dengan
melalui tingkah laku dia ketika seseorang tersebut melakukan

11
pekerjaannya. Konstruk tidak lain adalah merupakan “temuan” atau
suatu pendekatan untuk menerangkan tingkah laku.
Proses melakukan validasi konstruk dapat dilakukan dengan cara
melibatkan hipotesis testing yang dideduksi dari teori yang menyangkut
dengan konstruk yang relevan.
b. Pengujian Validitas Isi
Yang dimaksud dengan validitas isi adalah derajat di mana sebuah
tes mengukur cakupan substansi yang ingin diukur. Untuk mendapatkan
validitas isi memerlukan dua aspek penting, yaitu valid isi dan valid
samplingnya. Valid isi mencakup khususnya, hal-hal yang berkaitan
dengan apakah item-item itu menggambarkan pengukuran dalam
cakupan yang ingin diukur. Sedangkan validitas sampling pada
umumnya berkaitan dengan bagaimanakah baiknya suatu sampel tes
merepresentasikan total cakupan isi. Validitas isi juga mempunyai
peran yang sangat penting untuk tes pencapaian. Validitas isi pada
umunya ditentukan melalui pertimbangan para ahli.
c. Pengujian validitas eksternal
Validitas eksternal insrtumen diuji dengan cara membandingkan
(untuk mencari kesamaan) antara kriteria yang ada pada instrumen
dengan fakta-fakta empiris yang terjadi di lapangan. Misalnya
instrumen utuk mengukur kinerja kelompokpegawai, maka kriteria
kinerja pada instrumen itu dibandingkan dengan catatan-catatan
dilapangan(empiris) tentang kinerja pegawai yang baik. Bila telah
terdapat kesamaan antara kriteria didalam instrument dengan fakta
dilapangan, maka dapat dinyatakan instrumen tersebut mempunyai
validitas eksternal yang tinggi.
Instrumen penelitian yang mempunyai validitas eksternal bila hasil
penelitian dapat digeneralisasikan atau diterapkan pada sampel lain
dalam populasi yang diteliti. Untuk meningkatkan validitas eksternal
penelitian selain meningkatkan validitas eksternal instrumen. Maka
dapat dilakukan dengan memperbesar jumlah sampel.

12
2.5.2 Pengujian Reliabilitas Instrumen
Pengujian reliabilitas instrumen dapat dilakukan secara eksternal
maupun internal. Secara eksternal pengujian dapat dilakukan dengan
test-retest (stability), equivalent, dan gabungan keduanya. Secara
internal reliabilitas istrumen dapat diuji dengan menganalisis
konsistensi butir-butit yang ada pada instrumen dengan tehnik tertentu.
a. Test-retest
Dilakukan dengan cara mencobakan instrumen beberapa kali pada
responden ataupun derajat yang menunjukkan konsistensi hasil sebuah
hasil sebauh tes dari waktu ke waktu. Jadi dalam hal ini instrumennya
sama, respondennya sama dan waktunya yang berbeda. Pengujian cara
ini sering juga disebut stability. Reliabilitas test-retest dapat dilakukan
dengan cara sebagai berikut :
1. Selenggarakan tes pada suatu grup yang tepat sesuai dengan
rencana.
2. Setelah selang waktu tertentu, misalnya satu minggu atau dua
minggu, lakukan kembali penyelenggaraan tes yang sama dengan
grup yang sama tersebut.
3. Korelasikan hasil kedua tes tersebut.
b. Equivalen
Instrumen yang ekuivalen adalah pertanyaan yang secara bahasa
berbeda, tetapi maksudnya sama. Sebagai contoh (untuk satu butir
saja); Berapa tahun pengalaman kerja anda di lembaga ini ?.
pertanyaan tersebut dapat ekuivalen dengan pertanyaan berikut:
Tahun berapa anda mulai bekerja di lembaga ini? pengujian
reliabilitas dengan cara ini cukup dilakukan sekali, tetapi
instrumennya dua, pada responden yang sama, waktu yang sama,
instrumen berbeda. Reliabilitas instrumen dihitung dengan cara
mengkorelasikan antara data instrumen yang satu dengan data
instrumen yang dijadikan ekuivalen.

13
c. Gabungan
Pengujian reliabilitas ini dilakukan dengan cara mencobakan dua
instrumen yang equivalent itu beberapa kali, ke responden yang
sama. Jadi ini merupakan gabungan antara tes-retest dan equivalen.
Reliabilitas instrumen dilakukan dengan mengkorelasikan dua
instrumen, setelah itu dikorelasikan pada pengujian keduadan
selanjutnya dikorelasikan secara silang.
d. Internal consistency
Pengujian reliabilitas dengan internal consistency, dilakukan
dengan cara mencobakan instrumen sekali saja, kemudian yang data
diperoleh dianalisis dengan teknik tertentu. Hasil analisis dapat
digunakan untuk memprediksi reliabilitas instrumen. Pengujian
reliabilitas instrumen dapat dilakukan dengan teknik belah dua dari
Spearman Brown, KR 20, KR 21 dan Anova Hoyt. Berikut diberikan
rumus-rumusnya.
1) Rumus Spearman Brown

2𝑟𝑏
𝑟𝑖 = 1 + 𝑟𝑏
Dimana:
𝑟𝑖 = reliabilitas internal seluruh instrumen
𝑟𝑏 = korelasi product moment antara belahan pertama dan kedua

2) Rumus KR. 20 (Kuder Richardson)


𝑘𝑠𝑡2 − 𝑝𝑖𝑞𝑖
𝑟𝑖 = 𝑘 − 1
𝑠𝑡2
Dimana :
k = jumlah item dalam instrumen
pi = proporsi banyaknya subyek yang menjawab pada item 1
qi = 1 – pi
s2 = varians total
i

14
3) Rumus KR.21

𝑘1 − 𝑀 𝑘 − 𝑀
𝑟𝑖 =
𝑘−1 𝑘𝑠𝑡2

Dimana:
K = jumlah item dalam instrumen. M = means skor total.
S2 = varians total.
t

4) Analisis Varians Hoyt (Anova Hoyt)

𝑀𝐾𝑒
𝑟𝑖 = 1 −
𝑀𝐾𝑠

Dimana:
MKs = mean kuadrat antara subyek. MKe = mean kuadrat kesalhan.
Ri = reliabilitas instrumen.

15
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dalam proses penelitian, tentu saja hal yang paling penting adalah apa
yang diteliti. Maka ketika kita ingin mengumpulkan data dari apa yang kita
teliti maka disinilah peran Skala Pengukuran dan instrumen penelitian.
Ketika peneliti sudah mengetahui apa tujuan dari penelitiannya dan apa
yang ia teliti maka yang harus diperhatikan adalah bagaimana memilih
metode dan instrumen dalam penelitian yang ia lakukan.

3.2 Saran
Dari pembahasan singkat kami mengenai Pengukuran, Penskalaan :
Validitas dan Reliabilitas kira nya dapat menambah pengetahuan dan
wawasan para pembaca sekalian. Kami menyadari bahwa makalah kami ini
sangat jauh dari kesempurnaan, maka dari itu kami mengharapkan saran dan
kritik dari pembaca demi kesempurnaan makalah kami kedepannya.
Akhir kata, tiada hal yang sempurna dari sajian kami, karena masih dalam
proses belajar, dan harapan kami semoga ini bermanfaat bagi kita semua.
Amin.

16
DAFTAR PUSTAKA

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif,Kualitatif, dan R & D. Cet. Ke-10.


Bandung : ALFABETA.

Sukardi. 2003. Metodelogi Penelitian Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara.

Usman, Husaini dan Setiady Akbar, Purnomo. 2009. Metodelogi Penelitian


Sosial. Jakarta : Bumi Aksara.

Anda mungkin juga menyukai