Disusun Oleh:
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Esa, karena berkat rahmat dan
karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan lancar.
Makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Metode Penelitian sebagai
salah satu penilaian terhadap proses pembelajaran mata kuliah ini.
Kami berharap semoga makalah ini bias menambah pengetahuan para pembaca,
Namun selepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi
terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................................................... i
DAFTAR ISI............................................................................................................................................... ii
BAB I ........................................................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN ....................................................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang............................................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................................................... 1
1.3 Tujuan ........................................................................................................................................... 2
BAB II ....................................................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN ......................................................................................................................................... 3
2. 1 Pengertian Pengukuran ................................................................................................................ 3
2.2 Pengertian skala ............................................................................................................................ 3
2.3 Empat jenis Skala .......................................................................................................................... 3
2.4 Skala yang digunakan dalam Mengukur Sikap atau Perilaku........................................................ 5
2.5 Pengertian Reliabilitas .................................................................................................................. 6
2.6 Pengertian Validitas ...................................................................................................................... 7
BAB III ...................................................................................................................................................... 9
PENUTUPAN ............................................................................................................................................ 9
3.1 Kesimpulan.................................................................................................................................... 9
3.2 Saran ............................................................................................................................................. 9
Daftar Puskata....................................................................................................................................... 10
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
6. Apa yang dimaksud validitas?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan pengukuran
2. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan skala
3. Untuk mengetahui apa yang emat jenis skala
4. Untuk mengetahui cara mengukur sikap dan perilaku
5. Untuk mengetahui apa yang dimaksud reliabilitas
6. Untuk mengetahui apa yang dimaksud validitas
2
BAB II
PEMBAHASAN
2. 1 Pengertian Pengukuran
Pengukuran adalah penggunaan angka-angka atau simbol lain untuk mencirikan (atau
mengatribusikan) objek berdasarkan sekumpulan aturan yang telah ditentukan sebelumnya.
Setelah kita mengetahui cara mendefisikan secara operasional (atau mengoperasionalisasi)
suatu konsep (atau variabel), kita menggunakan angka-angka (atau simbol lain) terhadapnya
dengan cara tertentu. Perhatikan bahwa penting bagi kita untuk menstandarkan dan
mengaplikasikan secara konsisten aturan dalam menggunakan angka untuk mencirikan
(mengatribusikan) objek.
3
dimaksudkan apabila peneliti mungkin ingin mengkaji perbedaan pendapatan
penduduk berdasarkan pendidikan tertinggi yang ditamatkan.
3. Skala Interval
Skala Interval tidak hanya memungkinkan kita untuk mengklasifikasikan,
mengurutkan peringkatnya, tetapi kita juga bisa mengukur dan membandingkan
ukuran perbedaan di antara nilai. Sebagai contoh, suhu, yang diukur dalam derajat
Fahrenheit atau Celcius, merupakan skala interval. Kita dapat mengatakan bahwa
suhu 50 derajat lebih tinggi daripada suhu 40 derajat, demikian juga suhu 30 derajat
lebih tinggi dibanding dengan suhu 20 derajat. Perbedaan selisih suhu antara 40 dan
50 derajat nilainya sama dengan perbedaan suhu antara 20 dan 30 derajat, yaitu 10
derajat.
Jelas disini bahwa pada skala interval, selain kita bisa membedakan
(mengkategorikan), mengurutkan nilainya, juga bisa di hitung berapa perbedaannya /
selisihnya dan jarak atau intervalnya juga dapat dibandingkan. Perbedaan antara
kedua nilai pada skala interval sudah punya makna yang berarti, berbeda dengan
perbedaan pada skala ordinal yang maknanya tidak berarti. Misalnya, perbedaan
antara suhu 40 dan 50 derajat dua kali lebih besar dibandingkan dengan perbedaan
antara suhu 30 dan 35. Dengan demikian, selain sudah mencakup skala nominal, juga
sudah termasuk skala ordinal, tetapi nilai mutlaknya tidak dapat dibandingkan secara
matematik, oleh karena batas-batas variasi nilai pada interval adalah arbiter (angka
nolnya tidak absolut).
4. Skala Rasio
Skala rasio sangat mirip dengan variabel interval; di samping sudah memiliki
semua sifat-sifat variabel interval, juga sudah bisa diidentifikasi titik nol mutlak,
sehingga memungkinkan menyatakan rasio atau perbandingan di antara kedua nilai,
misalnya x adalah dua kali lebih y. Contoh yang lain adalah berat badan, tinggi badan,
panjang, usia dan suhu dalam skala kelvin. Sebagai contoh, berat A = 70 kg, berat B
=35 kg, Berat C = 0 kg. Disini kita bisa membandingkan rasio, misalnya kita bisa
mengatakan bahwa berat A dua kali berat B (A:B = 2:1). Berat C = 0 kg, artinya C
tidak mempunyai bobot. Angka 0 di sini jelas dan menunjukkan nilai 0 mutlak.
Kuncinya adalah di angka 0, apakah nilai nol tersebut mutlak atau tidak?
Kunci membedakan skala interval dan rasio adalah di angka 0, apakah skala
memiliki nilai nol mutlak atau tidak (masih ada nilai dibawah nol)? Jika nilai nol
4
mutlak, maka termasuk skala rasio. Jika nilai nol tidak mutlak, maka termasuk skala
interval. Contoh lain: panjang, tinggi, berat dan usia
1. Skala Peringkat
5
g. Skala jumlah konstan atau tetap adalah skala yang digunakan untuk pengukuran
sikap dengan mendistribusikan sejumlah poin dan mengakumulasikannya.
h. Skala stapel adalah skala yang digunakan untuk mengukur sikap dengan penilaian
mulai dari +3 sampai -3 atas item yang ada.
i. Skala peringkat Grafis adalah skala yang pengukuran yang menggunakan peringkat
grafis atas jawaban responden untuk pertanyaan tertentu.
j. Skala consensus adalah skala pengukuran sikap berdasarkan ketepatan atau
relevansinya dengan konsep.
k. Selain disebut diatas, skala peringkat juga bisa diukur dengan menggunakan
penskalaan multidimensional.
2. Skala Rangking
Skala rangking (rangking scale) merupakan skala yang digunakan untuk
membuat perbandingan antar objek, peristiwa, atau orang, dan mengungkap pilihan
yang lebih disukai dan merangkingnya. Adapun metode yang dipakai adalah
perbandingan berpasangan, pilihan yang diharuskan, dan skala komparatif.
a. Skala perbandingan berpasangan adalah skala yang digunakan ketika diantara
sejumlah kecil objek, responden diminta untuk memilih antara dua objek ‘yang
dibandingkan’ pada satu waktu.
b. Skala pilihan yang diharuskan adalah skala pengukuran dengan meminta responden
untuk merangking objek secara relatif satu sama lainnya.
Contoh: berilah rangking pada situs berita ter-update!
www.kompas.com ____
www.republika.com ____
www.jawapos.com ____
www.detik.com ____
6
pengukuran. Cooper (2006) menambahkan bahwa yang menjadi indikator dari keandalan
juga kesetaraan atau ekuivalensi.
Pengujian dikatakan memiliki stabilitas jika penguji dapat menjamin hasil yang
konsisten atas pengukuran yang dilakukan berulang kali atas orang yang sama dengan
intrumen yang sama (Cooper, 2006:20). Berkaitan dengan indikator stabilitas pada uji
keandalan ada dua alternatif yang bisa digunakan, yaitu keandalan tes ulang dan keandalan
bentuk pararlel.
Indikator pengujian keandalan berikutnya adalah konsistensi. Data yang diuji
dikatakan konsisten manakala hasil pengujian tersebut memiliki korelasi tinggi yang
menginformasikan adanya kesamaan (homogenitas) diantara item-item (Cooper, 2006:22).
Alternatif yang digunakan untuk menguji konsistensi bisa dilakukang dengan menggunakan
keandalan konsistensi antar-item dan keandalan belah-dua. Kemudian yang menjadi kesulitan
dalam pengujian ini adalah jedah waktu dinatara pengukuran, waktu yang tak cukup diantara
pengukuran, ketajaman responden terhadap tujuan kajian yang disandarkan, dan kepekaan
topik.
Sedangkan untuk ekuivalensi (kesetaraan) dilakukan atas keandalan yang
mempertimbangkan banyaknya error yang dapat muncul dengan penyelidik yang berbeda
(dalam observasi) atau sampel-sampel yang berbeda dari hal yang teliti dalam wawancara
atau skala (Cooper, 2006:21).
7
2. Validitas berdasarkan kreteria merupakan cara uji validitas dikatakan terpenuhi jika
pengukuran tersebut mampu membedakan individu menurut suatu kreteria yang diharapkan
dapat diprediksi (Sekaran, 2006:43).
3. Validitas konsep merupakan cara uji validitas yang menunjukkan seberapa baik hasil
yang atas kesesuaian dengan desain teori yang menjadi dasar pengujian (Sekaran, 2006:44).
Validitas konsep dinilai melalui validitas konvergen dan diskriminan.
8
BAB III
PENUTUPAN
3.1 Kesimpulan
Pengukuran adalah pemberian angka-angka atau simbol-simbol pada karakteristik
berdasarkan sekumpulan aturan yang telah ditentukan sebelumnya. Agar dapat memberikan
angka pada objek, kita membutuhkan suatu skala. Skala adalah perangkat dimana individu
dibedakan dalam hal bagaimana mereka berbeda satu sama lain pada variabel yang ingin
diteliti. Dalam bab ini kita mempelajari empat jenis skala. Kita juga telah melihat apakah
jenis skala peringkat dan ranking yang sifat yang dapat digunakan untuk membuat instrumen
setelah kontruk didefinisikan secara operasional. Terakhir kita juga mendiskusikan tentang
kesesuaian pengukuran dalam hal realibilitas dan validitas dan berbagai cara bagaimana hal
tersebut ditemukan.
3.2 Saran
Hendaknya semua peneliti memahami metodologi penelitian, misalnya dalam
menentukan variable dan melakukan skala pengukuran variable agar tidak terjadi salah
penafsiran dalam melakukan penelitian.
9
Daftar Puskata
Cooper, Donald R & Schindler, Pamela S. 2006. Metode Riset Bisnis Volume 2. Jakarta: PT
Media Global Edukasi.
Indriantoro, Nur & Supono, Bambang. 2002. Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi
& Manajemen. Yogyakarta: BPFE
Sekaran. 2006. Research Method for Business; Metodologi Penelitian untuk Bisnis Jilid 2.
Jakarta: Salemba Empat
10