Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

“Pengukuran (Penskalaan, Reliabilitas, dan Validitas)”


Dosen Pengajar: Rugeri Fadhlihalim, SE., MM.

Disusun Oleh:

Cindy Alya Sophia M (183141414111096)

Adinda Yanuba Arifian (183141414111112)

Rezanda Tito Arnata Putra (183141414111084)

FAKULTAS PROGRAM PENDIDIKAN VOKASI

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Esa, karena berkat rahmat dan
karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan lancar.

Makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Metode Penelitian sebagai
salah satu penilaian terhadap proses pembelajaran mata kuliah ini.

Kami berharap semoga makalah ini bias menambah pengetahuan para pembaca,
Namun selepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi
terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................................... i
DAFTAR ISI............................................................................................................................................... ii
BAB I ........................................................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN ....................................................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang............................................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................................................... 1
1.3 Tujuan ........................................................................................................................................... 2
BAB II ....................................................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN ......................................................................................................................................... 3
2. 1 Pengertian Pengukuran ................................................................................................................ 3
2.2 Pengertian skala ............................................................................................................................ 3
2.3 Empat jenis Skala .......................................................................................................................... 3
2.4 Skala yang digunakan dalam Mengukur Sikap atau Perilaku........................................................ 5
2.5 Pengertian Reliabilitas .................................................................................................................. 6
2.6 Pengertian Validitas ...................................................................................................................... 7
BAB III ...................................................................................................................................................... 9
PENUTUPAN ............................................................................................................................................ 9
3.1 Kesimpulan.................................................................................................................................... 9
3.2 Saran ............................................................................................................................................. 9
Daftar Puskata....................................................................................................................................... 10

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Secara garis besar penelitian dibagi menjadi dua, yaitu: penelitian kuantitatif dan
penelitian kualitatif. Dari jenis penelitian yang dibedakan jenisnya tersebut, sangat
berpengaruh juga terhadap instrumen penelitianya yang merupakan alat untuk mengukur
skala dan menghasilkan suatu kesimpulan penelitian. Skala adalah suatu instrument atau
mekanisme untuk membedakan individu dalam hal terkait variable minat yang kita
pelajari. Terdapat empat jenis skala yang akan dibahas pada bab pembahasan. Dalam
menyusun instrumen penelitian, ada tahapan yang begitu penting bagi peneliti yaitu hasil
dari penelitian tersebut dapat dipertanggungjawakan, hal penting tersebut adalah yang
biasa disebut dengan validitas dan reliabilitas. Validitas adalah derajat ketepatan antara
data yang terdapat di lapangan dan data yang dilaporkan oleh peneliti. Sedangkan
Reliabilitas atau keandalan adalah suatu pengukuran yang menunjukkan sejauhmana
pengukuran tersebut bebas dari kesalahan (bias), sehingga menjamin pengukuran yang
konsisten secara lintas waktu dan beragam item dalam istrumen yang diuji. Kalau dalam
objek penelitian terdapat warna merah, peneliti akan melaporkan warna merah. Kalau
dalam objek penelitian para pegawai bekerja dengan keras, peneliti melaporkan bahwa
pegawai bekerja dengan keras. Bila peneliti membuat laporan yang tidak sesuai dengan
apa yang terjadi pada objek, data tersebut dapat dinyatakan tidak valid. Pada dasarnya
kegunaan data (setelah diolah dan dianalisis) ialah sebagai dasar yang objektif di dalam
proses pembuatan keputusan – keputusan / kebijaksanaan – kebijaksanaan dalam rangka
untuk memecahkan persoalan oleh pengambil keputusan. Keputusan yang baik hanya bisa
diperoleh dari pengambil keputusan yang objektif, dan didasarkan atas data yang baik.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan pengukuran?
2. Apa yang dimaksud skala?
3. Apa saja empat jenis skala tersebut?
4. Apa saja skala yang digunakan dalam mengukur sikap atau perilaku?
5. Apa yang dimaksud reliabilitas?

1
6. Apa yang dimaksud validitas?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan pengukuran
2. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan skala
3. Untuk mengetahui apa yang emat jenis skala
4. Untuk mengetahui cara mengukur sikap dan perilaku
5. Untuk mengetahui apa yang dimaksud reliabilitas
6. Untuk mengetahui apa yang dimaksud validitas

2
BAB II
PEMBAHASAN
2. 1 Pengertian Pengukuran
Pengukuran adalah penggunaan angka-angka atau simbol lain untuk mencirikan (atau
mengatribusikan) objek berdasarkan sekumpulan aturan yang telah ditentukan sebelumnya.
Setelah kita mengetahui cara mendefisikan secara operasional (atau mengoperasionalisasi)
suatu konsep (atau variabel), kita menggunakan angka-angka (atau simbol lain) terhadapnya
dengan cara tertentu. Perhatikan bahwa penting bagi kita untuk menstandarkan dan
mengaplikasikan secara konsisten aturan dalam menggunakan angka untuk mencirikan
(mengatribusikan) objek.

2.2 Pengertian skala


Skala adalah suatu instrument atau mekanisme untuk membedakan individu dalam hal
terkait variable minat yang kita pelajari. Menurut Sekaran (2006:15) ada empat tipe skala
dasar: nominal, ordinal, interval, dan rasio.

2.3 Empat jenis Skala


1. Skala Nominal
Skala nominal adalah skala yang memungkinkan peneliti untuk menempatkan
subyek pada kategori atau kelompok tertentu. Menurut Indriantoro (2002:97) skala
nominal merupakan skala pengukuran yang menyatakan kategori, kelompok atau
klasifikasi dari kontruk yang diukur dalam bentuk variable.
Skala ini digunakan untuk memperoleh data pribadi seperti gender atau
departemen tempat seorang bekerja, dimana pengelompokan individu atau objek.
Contohnya: jenis kelamin (yang terdiri dari pria dan wanita).
2. Skala Ordinal
Skala ordinal mirip dengan skala nominal, yaitu sama-sama digunakan untuk
data bersifat kategori. Bedanya, kategori-kategori pada skala ordinal memiliki
tingkatan-tingkatan, baik dari kecil ke besar, tidak penting ke penting atau sangat
tidak setuju ke sangat setuju. Contoh variabel dengan skala ordinal ialah tingkat
pendidikan, kelompok pendapatan, tingkat keganasan penyakit dan sebagainya.
Variabel pendidikan, misalnya, diurutkan dari tamatan SD ke bawah (diberi kode 1),
SMP (kode 2), SMA (kode 3) dan Perguruan Tinggi (kode 4). Variabel ini

3
dimaksudkan apabila peneliti mungkin ingin mengkaji perbedaan pendapatan
penduduk berdasarkan pendidikan tertinggi yang ditamatkan.
3. Skala Interval
Skala Interval tidak hanya memungkinkan kita untuk mengklasifikasikan,
mengurutkan peringkatnya, tetapi kita juga bisa mengukur dan membandingkan
ukuran perbedaan di antara nilai. Sebagai contoh, suhu, yang diukur dalam derajat
Fahrenheit atau Celcius, merupakan skala interval. Kita dapat mengatakan bahwa
suhu 50 derajat lebih tinggi daripada suhu 40 derajat, demikian juga suhu 30 derajat
lebih tinggi dibanding dengan suhu 20 derajat. Perbedaan selisih suhu antara 40 dan
50 derajat nilainya sama dengan perbedaan suhu antara 20 dan 30 derajat, yaitu 10
derajat.
Jelas disini bahwa pada skala interval, selain kita bisa membedakan
(mengkategorikan), mengurutkan nilainya, juga bisa di hitung berapa perbedaannya /
selisihnya dan jarak atau intervalnya juga dapat dibandingkan. Perbedaan antara
kedua nilai pada skala interval sudah punya makna yang berarti, berbeda dengan
perbedaan pada skala ordinal yang maknanya tidak berarti. Misalnya, perbedaan
antara suhu 40 dan 50 derajat dua kali lebih besar dibandingkan dengan perbedaan
antara suhu 30 dan 35. Dengan demikian, selain sudah mencakup skala nominal, juga
sudah termasuk skala ordinal, tetapi nilai mutlaknya tidak dapat dibandingkan secara
matematik, oleh karena batas-batas variasi nilai pada interval adalah arbiter (angka
nolnya tidak absolut).
4. Skala Rasio
Skala rasio sangat mirip dengan variabel interval; di samping sudah memiliki
semua sifat-sifat variabel interval, juga sudah bisa diidentifikasi titik nol mutlak,
sehingga memungkinkan menyatakan rasio atau perbandingan di antara kedua nilai,
misalnya x adalah dua kali lebih y. Contoh yang lain adalah berat badan, tinggi badan,
panjang, usia dan suhu dalam skala kelvin. Sebagai contoh, berat A = 70 kg, berat B
=35 kg, Berat C = 0 kg. Disini kita bisa membandingkan rasio, misalnya kita bisa
mengatakan bahwa berat A dua kali berat B (A:B = 2:1). Berat C = 0 kg, artinya C
tidak mempunyai bobot. Angka 0 di sini jelas dan menunjukkan nilai 0 mutlak.
Kuncinya adalah di angka 0, apakah nilai nol tersebut mutlak atau tidak?
Kunci membedakan skala interval dan rasio adalah di angka 0, apakah skala
memiliki nilai nol mutlak atau tidak (masih ada nilai dibawah nol)? Jika nilai nol

4
mutlak, maka termasuk skala rasio. Jika nilai nol tidak mutlak, maka termasuk skala
interval. Contoh lain: panjang, tinggi, berat dan usia

2.4 Skala yang digunakan dalam Mengukur Sikap atau Perilaku


Skala yang digunakan dalam mengukur sikap atau perilaku. Skala tersebut dibagi
menjadi dua ketegori yaitu skala peringkat dan skala rangking. Berikut penjelasan dari
masing – masing skala tersebut:

1. Skala Peringkat

Skala peringkat (rating scale) merupakan skala yang memiliki beberapa


kategori respond an digunakan untuk mendapatkan respon yang terkait dengan objek,
peristiwa, atau orang yang dipelajari. Skala ini terbagi menjadi beberapa skala, yaitu:
a. Skala dikotomi adalah skala yang menawarkan dua pilihan jawaban yang harus
dipilih salah satunya. Literatur lainnya seperti Cooper (2006:38) dan Indriantoro
(2008:102) menyebutnya sebagai ketegori sederhana.
Contoh: Apakah Anda mempunya kartu kredit? ‘Ya’ ‘Tidak’
b. Skala kategori adalah skala yang digunakan untuk mengukur sikap yang berisi
beberapa alternative ketegori pendapat yang memungkinkan bagi responden untuk
memberikan alternative penilaian.
Contoh: Sangat Bagus, Bagus, Sedang, Jelek, Sangat Jelek
c. Skala Likert adalah skala yang digunakan untuk mengukur sikap dengan
menyatakan setuju atau ketidaksetujuannya terhadap subyek, objek atau kejadian
tertentu.
Contoh: (1) Sangat setuju, (2) Setuju, (3) Netral, (4) Tidak Setuju, (5) Sangat Tidak
Setuju.
d. Skala Deferinsial Semantik adalah skala pengukuran sikap dengan menggunakan
pernyataan ekstrem yang penilaiannya terdiri dari dua kutup.
Contoh: Baik-Buruk, Kuat-Lemah, Modern-Kuno.
e. Skala Numerikal adalah skala semantik yang penilaian menggunakan nomor terdiri
atas 5 atau 7 alternatif.
Contoh: ___________________________
Sangat Sering 1 2 3 4 5 6 7 Tidak Pernah
f. Skala peringkat terperinci adalah skala pengukuran yang menyatakan pilihan
responden dengan melingkari nomor satu dari 5 atau 7 titik yang ada.

5
g. Skala jumlah konstan atau tetap adalah skala yang digunakan untuk pengukuran
sikap dengan mendistribusikan sejumlah poin dan mengakumulasikannya.
h. Skala stapel adalah skala yang digunakan untuk mengukur sikap dengan penilaian
mulai dari +3 sampai -3 atas item yang ada.
i. Skala peringkat Grafis adalah skala yang pengukuran yang menggunakan peringkat
grafis atas jawaban responden untuk pertanyaan tertentu.
j. Skala consensus adalah skala pengukuran sikap berdasarkan ketepatan atau
relevansinya dengan konsep.
k. Selain disebut diatas, skala peringkat juga bisa diukur dengan menggunakan
penskalaan multidimensional.
2. Skala Rangking
Skala rangking (rangking scale) merupakan skala yang digunakan untuk
membuat perbandingan antar objek, peristiwa, atau orang, dan mengungkap pilihan
yang lebih disukai dan merangkingnya. Adapun metode yang dipakai adalah
perbandingan berpasangan, pilihan yang diharuskan, dan skala komparatif.
a. Skala perbandingan berpasangan adalah skala yang digunakan ketika diantara
sejumlah kecil objek, responden diminta untuk memilih antara dua objek ‘yang
dibandingkan’ pada satu waktu.
b. Skala pilihan yang diharuskan adalah skala pengukuran dengan meminta responden
untuk merangking objek secara relatif satu sama lainnya.
Contoh: berilah rangking pada situs berita ter-update!
www.kompas.com ____
www.republika.com ____
www.jawapos.com ____
www.detik.com ____

2.5 Pengertian Reliabilitas


Reliabilitas atau keandalan adalah suatu pengukuran yang menunjukkan sejauhmana
pengukuran tersebut bebas dari kesalahan (bias), sehingga menjamin pengukuran yang
konsisten secara lintas waktu dan beragam item dalam istrumen yang diuji (Sekaran,
2006:40). Keandalan suatu pengukuran merupakan indikasi mengenai stabilitas dan
konsistensi dimana instrumen mengukur konsep dan membantu menilai “ketepatan’ sebuah

6
pengukuran. Cooper (2006) menambahkan bahwa yang menjadi indikator dari keandalan
juga kesetaraan atau ekuivalensi.
Pengujian dikatakan memiliki stabilitas jika penguji dapat menjamin hasil yang
konsisten atas pengukuran yang dilakukan berulang kali atas orang yang sama dengan
intrumen yang sama (Cooper, 2006:20). Berkaitan dengan indikator stabilitas pada uji
keandalan ada dua alternatif yang bisa digunakan, yaitu keandalan tes ulang dan keandalan
bentuk pararlel.
Indikator pengujian keandalan berikutnya adalah konsistensi. Data yang diuji
dikatakan konsisten manakala hasil pengujian tersebut memiliki korelasi tinggi yang
menginformasikan adanya kesamaan (homogenitas) diantara item-item (Cooper, 2006:22).
Alternatif yang digunakan untuk menguji konsistensi bisa dilakukang dengan menggunakan
keandalan konsistensi antar-item dan keandalan belah-dua. Kemudian yang menjadi kesulitan
dalam pengujian ini adalah jedah waktu dinatara pengukuran, waktu yang tak cukup diantara
pengukuran, ketajaman responden terhadap tujuan kajian yang disandarkan, dan kepekaan
topik.
Sedangkan untuk ekuivalensi (kesetaraan) dilakukan atas keandalan yang
mempertimbangkan banyaknya error yang dapat muncul dengan penyelidik yang berbeda
(dalam observasi) atau sampel-sampel yang berbeda dari hal yang teliti dalam wawancara
atau skala (Cooper, 2006:21).

2.6 Pengertian Validitas


Validitas merupakan pengujian atas instrument penelitian yang menyatakan bahwa
intrumen tersebut memang benar-benar dapat digunakan untuk mengukur apa yang
seharusnya diukur (Sugiyono, 2010:172). Hal ini selaras dengan pertanyataan Ghiselli el.al.,
1981: 266 dalam Yogiyanto (2010:120). Misalnya ‘meteran’ yang valid adalah meteran yang
dapat mengukur panjang secara tepat dan teliti, karena meteran memang alat untuk mengukur
panjang.
Adapun cara yang seringkali digunakan dalam melakukan uji validitas terdiri dari tiga
bagian, yaitu:
1. Validitas isi merupakan cara uji validitas yang mengukur tingkat dimana isi dari item-
item cukup mewakili keseluruhan item yang relevan sesuai penelitian. Hal ini dapat
dilakukan dengan metode penilaian dan evaluasi panel dengan rasio validitas isi (Cooper,
2006:17).

7
2. Validitas berdasarkan kreteria merupakan cara uji validitas dikatakan terpenuhi jika
pengukuran tersebut mampu membedakan individu menurut suatu kreteria yang diharapkan
dapat diprediksi (Sekaran, 2006:43).

3. Validitas konsep merupakan cara uji validitas yang menunjukkan seberapa baik hasil
yang atas kesesuaian dengan desain teori yang menjadi dasar pengujian (Sekaran, 2006:44).
Validitas konsep dinilai melalui validitas konvergen dan diskriminan.

8
BAB III
PENUTUPAN
3.1 Kesimpulan
Pengukuran adalah pemberian angka-angka atau simbol-simbol pada karakteristik
berdasarkan sekumpulan aturan yang telah ditentukan sebelumnya. Agar dapat memberikan
angka pada objek, kita membutuhkan suatu skala. Skala adalah perangkat dimana individu
dibedakan dalam hal bagaimana mereka berbeda satu sama lain pada variabel yang ingin
diteliti. Dalam bab ini kita mempelajari empat jenis skala. Kita juga telah melihat apakah
jenis skala peringkat dan ranking yang sifat yang dapat digunakan untuk membuat instrumen
setelah kontruk didefinisikan secara operasional. Terakhir kita juga mendiskusikan tentang
kesesuaian pengukuran dalam hal realibilitas dan validitas dan berbagai cara bagaimana hal
tersebut ditemukan.

3.2 Saran
Hendaknya semua peneliti memahami metodologi penelitian, misalnya dalam
menentukan variable dan melakukan skala pengukuran variable agar tidak terjadi salah
penafsiran dalam melakukan penelitian.

9
Daftar Puskata

Cooper, Donald R & Schindler, Pamela S. 2006. Metode Riset Bisnis Volume 2. Jakarta: PT
Media Global Edukasi.

Indriantoro, Nur & Supono, Bambang. 2002. Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi
& Manajemen. Yogyakarta: BPFE

Sekaran. 2006. Research Method for Business; Metodologi Penelitian untuk Bisnis Jilid 2.
Jakarta: Salemba Empat

Sugiyono. 2010. Metodologi Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta

Yogiyanto. 2010. Metodologi Penelitian Bisnis: Salah Kaprah dan Pengalaman-


Pengalaman. Yogyakarta: BPFE.

10

Anda mungkin juga menyukai