Anda di halaman 1dari 11

PENGUKURAN DATA LAPANGAN

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Statistik Pendidikan

Dosen Pengampu: Anugrah Mulia Tampubolon, M.Pd.

Disusun Oleh :

Kelompok 7

BKPI 3 / Semester V

• Selfi Purnama Lubis ( 0303213130 )


• Wahyu Indah Sari ( 0303213105 )
• Yusri Khairani Pulungan ( 0303213138 )

PRODI BIMBINGAN MONSELING dan PENDIDIKAN ISLAM


FAKULTAS ILMU TARBIYAH dan KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA
MEDAN
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Segala puji bagi Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan berbagai nikmat kepada
kita, sehingga aktivitas kita sehari-hari membawa berkah baik di kehidupan ini maupun di
kehidupan selanjutnya, membuat semua tujuan dan keinginan kita lebih mudah dicapai dan
berbuah. Shalawat dan salam semoga tercurah kepada pemimpin kita, Nabiyullah Muhammad
S.A.W., yang terus menasihati kita melalui uswahnya agar kita bisa bergabung dengan orang-
orang yang mengikuti petunjuk-Nya.

Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada Bapak Anugrah Mulia Tampubolon, M.Pd
selaku dosen mata kuliah statistik pendidikan, orang tua, teman kelompok, dan kerabat yang
telah membantu kelancaran penyusunan makalah ini dengan judul “PENGUKURAN DATA
LAPANGAN”.

Kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini jauh dari sempurna dan banyak
kekurangan, oleh karena itu kami sangat mengharapkan masukan dan saran yang membangun
untuk membantu makalah selanjutnya menjadi lebih baik lagi.

Wasalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Medan, 10 November 2023

Kelompok 7

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................... ii

DAFTAR ISI ................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................1

1.1 Latar Belakang Masalah ..................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................1
1.3 Tujuan ..............................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................2

2.1 Pengertian Skala Pengukuran ..........................................................................2


2.2 Skala Nominal ..................................................................................................2
2.3 Skala Ordinal ....................................................................................................3
2.4 Skala Interval ....................................................................................................4
2.5 Skala Rasio ......................................................................................................6

BAB III PENUTUP .........................................................................................................7

3.1 Kesimpulan ......................................................................................................7


3.2 Saran ................................................................................................................7

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................8

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Penelitian adalah proses penyelidikan secara beraturan yang tujuannya untuk menyediakan
informasi dan menyelesaikan masalah. Sehingga untuk melakukan penelitian dan mencapai
tujuan dari peneletian tersebut, diperlukannya metode-metode tertentu. Untuk melakukan
penelitian dan mengukur data lapangan, diperlukan data-data sebagai penunjang penelitian.
Metode pengumpulan data adalah teknik atau cara yang dapat digunakan oleh seorang peneliti
untuk mengumpulkan data dan mengukur data.
Penelitian ilmiah harus menyediakan data-data yang valid, oleh sebab itu peneliti harus
mengetahui bagaimana cara-cara mengumpulkan data. Mengetahui cara bagaimana
mengumpulkan data diperlukan agar data yang didapatkan bisa menjadi pendukung terhadap
kebenaran dari penelitian.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian skala pengukuran?
2. Apa pengertian skala ordinal?
3. Apa pengertian skala nominal?
4. Apa pengertian skala interval
5. Apa pengertian skala rasio?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Unttuk mengetahui apa itu skala pengukuran
2. Untuk mengetahui apa itu skala nominal
3. Untuk mengetahui apa itu skala ordinal
4. Untuk mengetahui apa itu skala interval
5. Untuk mengetahui apa itu skala rasio

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Skala Pengukuran

Setiap instrumen harus mempunyai skala pengukuran yang merupakan kesepakatan untuk
digunakan sebagai acuan untuk menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam alat ukur,
sehingga alat ukur tersebut bila digunakan dalam pengukuran akan menghasilkan data kuantitatif.
Dilihat dari jenisnya, skala pengukuran terbagi kepada 4 macam, yaitu: skala nominal, skala
ordinal, skala interval, dan skala rasio. (Hermawan, Metodologi Penelitian Pendidikan, 2019)

Skala pengukuran merupakan suatu kesepakatan yang dijadikan acuan untuk menentukan
panjang dan pendeknya interval suatu alat ukur, sehingga apabila alat ukur tersebut digunakan
dalam pengukuran akan menghasilkan data yang bersifat kuantitatif. Misalnya timbangan emas
sebagai alat untuk mengukur berat emas, dibuat dengan menggunakan timbangan mg dan akan
menghasilkan data kuantitatif berat emas dalam satuan mg, bila digunakan untuk mengukur, meter
sebagai alat untuk mengukur panjang adalah output yang dihasilkan dengan skala dalam mm dan
akan menghasilkan data panjang kuantitatif dalam mm. Statiska sangat erat kaitannya dengan hasil
skala yang digunakan. Berdasarkan tingkat pengukurannya, data statistik dapat diklasifikasikan
menjadi empat jenis, yaitu data skala nominal, data skala ordinal, data skala interval, dan data skala
rasio. (Untung Rahardja, 2023)

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa skala pengukuran adalah kesepakatan yang
dijadikan sebagai acuan untuk menentukan panjang dan pendeknya interval suatu alat ukur dan
menghasilkan data yang bersifat kuantitatif. Dan skala pengukuran terbagi menjadi 4 jensi
berdasarkan tingkat pengukurannya, yaitu: skala nominal, skala ordinal, skala interval, dan skala
rasio.

2.3 Skala Nominal

Skala nominal adalah skala yang berhubungan dengan suatu variabel yang tipenya hanya
dapat digunakan untuk membedakan tipe yang satu dengan tipe yang lain. Kita tidak dapat
mengatakan bahwa satu kategori lebih baik dari yang lain atau bahwa satu kategori lebih baik

2
dari yang lain karena kategori ini tidak berbeda dengan kategori lainnya. Oleh karena itu, skala
nominal ini biasanya mencakup variabel dengan data kualitatif.

Dalam operasional penelitian, kita dapat memberikan angka pada kategori sesuai dengan
skala nominal variabelnya, namun angka yang ada tidak bisa dijadikan dasar untuk menentukan
bobot kategori, karena angka yang ada tidak bisa begitu saja digunakan untuk membedakan
kategori. Tidak ada bobot yang dapat dinyatakan dalam angka-angka yang digunakan, sehingga
kita dapat mengganti angka-angka yang ada dengan angka berapa pun.

Contoh paling umum adalah variabel gender dengan kategori laki-laki dan perempuan.
Kita hanya bisa membedakan antara laki-laki dan perempuan, tetapi kita tidak bisa mengatakan
bahwa laki-laki lebih baik dari perempuan atau sebaliknya. Kita bisa memberikan angka untuk
setiap kategori yang ada, misal angka 1 untuk laki-laki dan angka 2 untuk perempuan, namun
sekali lagi angka 2 tidak bisa diartikan mempunyai bobot yang lebih baik dari angka 1. Contoh
lainnya adalah variabel agama dengan kategori Islam, Katolik, Hindu, Budha, Kristen, dan
Keyakinan. Angka yang digunakan pada skala nominal hanya berfungsi sebagai kode dan tidak
mempunyai arti yang berbeda dengan angka tersebut. Dengan data ini kita tidak bisa menentukan
mana yang bisa diletakan di urutan tertentu dan mana yang lebih baik, sebab tidak ada perhitungan
yang bisa diterapkan pada data. (Bambang Prasetyo, 2009)

2.3 Skala Ordinal

Skala ordinal dalam ilmu statistika, memiliki tingkatan pengukuran satu tingkat diatas data
yang berskala nominal dan skala ini termasuk skala data yang bersifat kualitatif. Data yang
berskala ordinal didapatkan dengan cara pengelompokkan tapi antar data tersebut masih memiliki
hubungan. Skala ordinal membedakan kategor/ kriteria menurut urutan atau tingkatan. Pada data
berskala nominal seluruh data diasumsikan bersifat kualitatif dan sebanding, sedangkan pada data
berskala ordinal ada pengelompokkan data berdasarkan tingkatannya.

Skala Ordinal memiliki tingkatan satu tingkat diatas skala nominal, dan nama lainnya
adalah skala peringkat. Pada skala ordinal ini, lambang angka terukur selain menentukan
perbedaan juga menentukan urutan atau derajat benda yang diukur sesuai sifat-sifat tertentu.
Misalnya tingkat kepuasan seseorang akan suatu produk. Dapat kita beri angka dengan 1 = sangat
tidak puas, 2 = tidak puas, 3 = kurang puas, 4 = puas dan 5 = sangat puas.

3
Misalnya, dalam suatu kompetisi, pemenang juara 1, 2, 3, dan seterusnya. Berbeda dengan
skala nominal, skala ordinal mengharuskan kita mengubah angka satu per satu dari kecil ke besar
atau dari besar ke kecil. Maka dari itu jangan lakukan 1 = sangat puas, 2 = tidak puas, 3 = puas,
dan seterusnya. Memungkinkan 1 = sangat puas, 2 = puas, 3 = kurang puas, dan seterusnya. Seperti
skala nominal, skala ordinal juga belum dapat dilakukan operasi matematika (aritmatika) standar,
seperti penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian. (Asari, 2023)

Contoh Data Berskala Ordinal

Tingkat Pendidikan Skala Data (Ordinal)


SD 1
SMP 2
SMA / Sederajat 3
Diploma 4
Sarjana 5

2.4 Skala Interval

Skala interval adalah skala yang menunjukkan jarak antara satu data dengan data yang lain
dan mempunyai bobot yang sama. Atau suatu skala yang mempunyai rentangan konstan antara
tingkat satu dengan yang aslinya, tetapi tidak mempunyai angka 0 mutlak. Misalnya nilai siswa
mempunyai rentangan 0 smpai dengan 10, atau temperatur mempunyai rentangan dari 0 sampai
dengan 100 celcius. Dalam kasus ini siswa yang memperoleh nilai 8 mempunyai kemampuan 2
kali siswa yang memperoleh nilai 4, panas udara 15 derajat celcius merupakan 0,5 panas udara 30
derajat celcius. Tetapi siswa yang memperoleh nilai 0 berarti bukan tidak mempunyai pengetahuan
sama sekali tentang yang diujikan, atau suhu udara berderajat 0 celcius bukan berarti udara tidak
bersuhu.

Skala interval mempunyai karakteristik seperti yang dimiliki oleh skala nominal dan
ordinal dengan ditambah karakteristik lain, yaitu berupa adanya interval yang tetap. Dengan
demikian, peneliti dapat melihat besarnya perbedaan karaktersitik antara satu individu atau obyek
dengan lainnya. Skala pengukuran interval benar-benar merupakan angka. Angka-angka yang

4
digunakan sebagai skala pengukuran dapat dilakukan operasi aritmatika, misalnya dijumlahkan,
dikurangkan, dibagikan, dikalikan, atau di rata-ratakan. (Sarwono, 2014)

Menurut Irianto (2015), skala interval adalah skala yang menunjukkan jarak antara satu data
dengan data yang lain dan mempunyai bobot yang sama. Skala interval juga dikatakan sebagai
suatu skala yang mempunyai rentangan konstan antara tingkat satu dengan yang aslinya, tidak
mempunyai angka 0 mutlak. Pada skala interval perbedaan antara satu kategori dengan kategori
yang lain Sebuah data dikatakan memiliki skala interval, apabila angka-angka dalam skala
pengukuran tidak hanya menunjukkan hubungan kuantitatif dalam bentuk gradasi (ranking), tetapi
juga menunjukkan bahwa jarak atau perbedaan kuantitas antardua angka yang berurutan selalu
sama, maka skala pengukurannya disebut interval.

Menurut Winarno (2013), ciri-ciri skala interval sebagai berikut:

1. Angka-angka ranking (rank-order) ditetapkan berdasarkan atribut yang diukur.

2. Jarak atau perbedaan kuantitas antar angka-angka yang berurutan selalu sama.

3. Tidak ada kepastian tentang kuantitas absolut, sehingga tidak diketahui letak angka nol absolut
(angka nol yang menunjukkan kekosongan sama sekali akan atribut yang diukur). (Astarina,
Metodologi Penelitian, 2021)

Contoh Skala Interval:

Nilai-nilai prestasi yang telah di transfer dalam bentuk huruf A,B,C,D dan E selanjutnya
akan diberi bobot masing-masing 4,3,2,1 dan 0. Sehingga interval antara A dan C sama dengan
antara C dan E atau interval antara A dan B sama dengan interval antara D dan E. Akan tetapi ada
satu ciri penting lain yaitu tidak adanya titik nol. MIsalnya jika A = 4 diubah menjadi A = 0 bukan
berarti bahwa untuk nilai prestasi B,C,D dan E juga menjadi nol akan tetapi dapat berubah menjadi
berturut-turut -1, -2, -3, -4.

Jika jarak interval pada skala ini tidak diperhatikan maka skala ini bertindak sebagai skala
ordinal. Jadi skala interval dapat bertindak sebagai skala ordinal dan skala nominal.

2.5 Skala Rasio

5
Skala ratio adalah skala pengukuran yang mempunyai nilai nol mutlak dan mempunyai
rentangan/jarak yang konstan. Jadi ukuran ratio adalah suatu bentuk interval yang jaraknya
(intervalnya) tidak dinyatakan dalam perbedaan dengan angka rata-rata suatu kelompok tetapi
dengan titik nol. Misalnya ukuran berat, panjang, tinggi, umur dan lain-lain. Seseorang yang
mempunyai berat badan 100 kg adalah 2 kali beratnya dari orang yang mempunyai berat badan 50
kg. Jika berat suatu benda adalah 0, maka benda tersebut benar-benar tidak mempunyai berat.
Kalau data interval kita dapat mengatakan bahwa orang yang berumur 50 tahun adalah umumnya
dua kali dari pemudayang berumur 25 tahun, demikian pula seseorang yang berumur 20 tahun
adalah setengah dari umur 40 tahun.14 Analisis statistik yang cocok adalah hampir sama dengan
skala interval. Tes statisktik vang digunakan ialah tes statistik parametrik.

Skala rasio mempunyai semua karakteristik yang dipunyai oleh skala nominal, ordinal,
interval dengan kelebihan skal ini mempunyai nilai 0 (nol) empiris absolut. Nilai absolut nol ini
terjdi pada satu karakteristik yang sedang diukur tidak ada (Sharp, 1989). Skala ratio adalah skal
pengukuran yang mempunyai nilai nol mutlak dan mempunyai jarak yang sama. Dengan demikian
data berskala rasio adalah data yang diperoleh dengan cara peng- ukuran di mana jarak dua titik
pada skala sudah diketahui.

Misalnya umur manusia dan ukuran timbangan keduanya tidak memiliki angka nol negatif.
Artinya seseorang tidak dapat berumur di bawah nol tahun dan seseorang harus memiliki pertim-
bangan nol pula. Kalau data interval kita dapat mengatakan bahwa orang yang berumur 50 tahun
adalah umurnya dua kali dari pemuda yang beru- mur 25 tahun, demikian pula seseorang yang
beru- mur 20 tahun adalah setengah dari umur 40 tahun. Contoh yang lain adalah berat badan,
tinggi badan, jarak dll. (Asma, 2023)

Contoh skala rasio:

Maria Ulfah dan Muhammad zulkarnain adalah dua orang karyawan PT. Exel Green
Season yang masing-masing bergaji Rp.20.000.000,- dan Rp.50.000.000,-. Ukuran rasionya dapat
dihitung seperti gaji Muhammad Zulkarnain adalah 2,5 kali lipat gaji Maria Ulfah. Gaji ini
memiliki titik nol (misalnya perusahaan tidak menggaji karyawannya karena bangkrut, artinya
kedua karyawan bergaji Rp.0,-).

6
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Skala pengukuran merupakan suatu kesepakatan yang dijadikan acuan untuk menentukan
panjang dan pendeknya interval suatu alat ukur, sehingga apabila alat ukur tersebut digunakan
dalam pengukuran akan menghasilkan data yang bersifat kuantitatif. Dilihat dari jenisnya, skala
pengukuran terbagi kepada 4 macam, yaitu: skala nominal, skala ordinal, skala interval, dan skala
rasio. Yang pertama skala nominal, adalah skala yang berhubungan dengan suatu variabel yang
tipenya hanya dapat digunakan untuk membedakan tipe yang satu dengan tipe yang lain. Oleh
karena itu, skala nominal ini biasanya mencakup variabel dengan data kualitatif. Yang kedua skala
ordinal, dalam ilmu statistika, memiliki tingkatan pengukuran satu tingkat diatas data yang
berskala nominal dan skala ini termasuk skala data yang bersifat kualitatif. Data yang berskala
ordinal didapatkan dengan cara pengelompokkan tapi antar data tersebut masih memiliki
hubungan. Skala ordinal membedakan kategor/ kriteria menurut urutan atau tingkatan. Yang ketiga
skala interval yang mempunyai karakteristik seperti yang dimiliki oleh skala nominal dan ordinal
dengan ditambah karakteristik lain, yaitu berupa adanya interval yang tetap. Dengan demikian,
peneliti dapat melihat besarnya perbedaan karaktersitik antara satu individu atau obyek dengan
lainnya. Yang keempat skala rasio mempunyai semua karakteristik yang dipunyai oleh skala
nominal, ordinal, interval dengan kelebihan skal ini mempunyai nilai 0 (nol) empiris absolut. Nilai
absolut nol ini terjdi pada satu karakteristik yang sedang diukur tidak ada.

3.2 Saran

Alhamdulillah makalah ini dapat kami selesaikan dengan seefektif mungkin. Kami
menyadari bahwa materi yang disajikan ini jauh dari kata sempurna. Kritik dan saran kami
harapkan demi terwujudnya makalah yang lebih baik.

7
DAFTAR PUSTAKA

Asari, Andi. 2023. Pengantar Statistika. Padang: PT. Mafy Media Literasi Indonesia.

Elvera dan Yesita Astarina. 2021. Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Anggota IKAPI.

Hermawan, Iwan. 2019. Metodologi Penelitian. Jawa Barat: Hidayatul Quran Kuningan.

Rahardja, Untung. 2023. Statistik Deskriptif. Banten: APTIKOM.

Sarwono, Jonathan. 2014. Teknik Jitu Memilih Prosedur Analisis Skripsi. Jakarta: PT. Elex Media
Komputindo.

Prasetyo, Bambang. 2009. Konsep Dasar Statiska. Jakarta: Universitas Terbuka.

Anda mungkin juga menyukai