Laporan
diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Nursing Research 2
dengan dosen Gurdani Yogisutanti., SKM M.Sc
disusun oleh:
Kelompok 5
KELAS : 4A
S1 KEPERAWATAN
STIKEP PPNI JAWA BARAT
BANDUNG
2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, shalawat serta salam selalu tercurahkan
kepada Rasulullah SAW. Berkat limpahan dan rahmat-Nya dapat terselesaikannya
laporan yang berjudul “Skala pengukuran” untuk memenuhi tugas mata kuliah
Nursing research.
Laporan ini berisi tentang penjelasan mengenai skala pengukuran, jenis skala
pengukuran, dan contoh. Laporan ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu
tentang skala pengukuran yang disajikan berdasarkan berbagai sumber informasi
dan referensi.
Dalam penyusunan laporan ini tidak sedikit hambatan yang dihadapi terutama
disebabkan kurangnya ilmu pengetahuan yang menunjang. Namun disadari bahwa
kelancaran dalam penyusunan makalah ini tidak lain berkat bantuan, dorongan dan
bimbingan dari berbagai pihak, sehingga kendala-kendala yang dihadapi dapat
teratasi. Terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan, baik
secara langsung maupun tidak langsung.
Semoga laporan ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi
sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya mahasiswa STIKEP PPNI
JABAR. Diharapkan saran dan kritik yang bersifat positif guna perbaikan
pembuatan laporan dimasa yang akan datang.
Tim penyusun
Kelompok
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Data berbentuk jamak, sedang datum berbentuk tunggal. Jadi data sama
dengan datum-datum. Data ialah suatu bahan mentah yang jika diolah dengan
baik melalui berbagai analisis dapat melahirkan berbagai informasi. Dengan
informasi tersebut, kita dapat mengambil suatu keputusan. Dalam statistik
dikenal istilah-istilah jenis data, tingkatan data, sumber data, penyajian data,
analisis data. Data dianalisis sesuai jenis dan tingkatannya, karena itu masing-
masing tingkatan data mempunyai analisis sendiri khususnya dalam analisis
korelasi.
Data yang baik tentu saja harus muthakhir, cocok dengan masalah
penelitian dari sumber yang dapat dipertanggungjawabkan, lengkap, akurat,
objektif, dan konsisten. Pengumpulan data sedapat mungkin diperoleh dari
tangan pertama. Data yang baik sangat diperlukan dalam penelitian, sebab
bagaimanapun canggihnya suatu analisis data jika tidak ditunjang oleh data
yang baik, maka hasilnya kurang dapat dipertanggungjawabkan.
1
keefektifan beraneka alternative yang dikembangkan sehingga dapat dengan
tegas tanpa keraguan dipilih salah satu alternative yang terbaik. Dalam
hubungan ini, terdapat teori skala pengukuran yang dapat dibedakan menurut
batasan yang berlaku terhadap proses pengukuran. Skala pengukuran ini
disusun menurut urutan bertambah banyaknya batasan yang diadakannya. Skal
pengukuran yang dimaksud dapat dirinci dan dijelaskan sebagai berikut : skala
nominal, skala ordinal, skala interval. Skala rasio dan skala absolut.
B. Rumusan masalah
Adapun rumusan masalah adalah sebagai berikut.
1. Bagaimana pengertian skala pengukuran dalam penelitian?
2. Bagaimana jenis-jenis skala pengukuran dalam penelitian?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian skala pengukuran dalam penelitian.
2. Untuk mengetahui jenis-jenis skala pengukuran dalam penelitian.
D. Manfaat
Dengan laporan ini mahasiswa dapat menggali lebih dalam tilmu
pengetahuan tentang materi statistika.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi
3
(Gulo, 2010)
Data bertipe nominal adalah data yang paling “rendah” dalam level
pengukuran data. Jika suatu pengukuran data hanya menghasilkan satu dan
hanya satu – satunya kategori, data tersebut adalah data nominal (data
kategori) (Santoso, 2003). Data nominal adalah jenis data berupa angka
yang hanya berfungsi sebagai simbol untuk tujuan kategorisasi. Dengan
kata lain, data ini mampu membedakan antara data satu dengan data yang
lain. Namun, angka dalam jenis data ini tidak memiliki nilai (Prastyo, 2017).
4
Kategori Usia : Anak – Anal (1); Remaja (2); Dewasa (3)
2 Skala Ordinal
Skala Ordinal ini lebih tinggi daripada skala nominal, dan sering
juga disebut dengan skala peringkat. Hal ini karena dalam skala ordinal,
lambang-lambang bilangan hasil pengukuran selain menunjukkan
5
pembedaan juga menunjukkan urutan atau tingkatan obyek yang diukur
menurut karakteristik tertentu. Misalnya tingkat kepuasan seseorang
terhadap produk. Bisa kita beri angka dengan 5=sangat puas, 4=puas,
3=kurang puas, 2=tidak puas dan 1=sangat tidak puas. Atau misalnya dalam
suatu lomba, pemenangnya diberi peringkat 1,2,3 dstnya. Dalam skala
ordinal, tidak seperti skala nominal, ketika kita ingin mengganti angka-
angkanya, harus dilakukan secara berurut dari besar ke kecil atau dari kecil
ke besar. Jadi, tidak boleh kita buat 1=sangat puas, 2=tidak puas, 3=puas
dstnya. Yang boleh adalah 1=sangat puas, 2=puas, 3=kurang puas dan
seterusnya.
6
Seperti halnya skala nominal, skala ordinal juga menunjukan
perbedaan antara kategori yang satu dengan kategori lainnya. Namun
perbedaan itu buykan perbedaan yang setatar, tetapi perbedaan jenjang atau
tingkat.
7
kita tidak bisa menentukan secara pasti besarnya perbedaan
keparahan itu.
7) Sikap (yang diukur dengan Skala Linkert) : Setuju, Ragu – ragu,
Tidak Setuju.
3 Skala Interval
Skala pengukuran ini menunjukan pula perbedaan seperti pada skala
nominal dan skala ordinal. Perbedaanya adalah bahwa interval antara 1 dan
2, antara 2 dan 3, dan seterusnya adalah sama. Misalnya variabel “umur”
yang dapat diukur dalam tahun. Kalua dalam objek pengamatan kita ada
yang berumur 21 tahun, ada yang 22 tahun, ada yang 23 tahun, dan
seterusnya, maka perbedaan antara 21 dan 22 itu sama dengan perbedaan
antara 22 dan 23. Karena itu, terhadap bilangan-bilangan itu dapat dilakukan
pekerjaan penambahan atau pengurangan. Ciri lain dari skala ini adalah titik
nolnya bersifat arbitrer. Umur ayah dan umur anaknya diukur dari titik nol
yang berbeda, yaitu pada tahun kelahiran masing-masing. Karena sifatnya
yang demikian ini maka angka-angka ini tidak multiplier (Gulo, 2010).
a. Contoh Skala Interval
1) Contoh pertama
8
3 SKS waktunya adalah 150 menit sehingga dapat disimpulkan
bahwa selisih data diatas adalah 50 menit.
2) Contoh kedua
3) Contoh ketiga
9
4) Contoh keempat
Dinda 100 A
Nina 85 B
Andi 65 C
4 Skala Rasio
Pada skala rasio, terdapat sifat tambahan selain sifat pada skala
interval yaitu tiap kelompok dapat diperbandingkan, hal ini disebabkan
karena skala ini mempunyai titik “nol mutlak”. Skala rasio mencerminkan
jumlah-jumlah yang sebenarnya dari suatu variabel. Salah satu ciri khas dari
skala rasio adalah dapat dilakukan operasi matematika, serta tidak ada
kategorisasi. Skala rasio terdiri dari rasio kontinyu dan rasio diskrit
(Bernstein, 1999)
Skala rasio adalah skala pengukuran yang ditujukan pada hasil
pengukuran yang bisa dibedakan, diurutkan, memiliki jarak tertentu dan
bisa dibandingkan.
Skala rasio adalah skala data dengan kualitas paling tinggi. Pada
skala rasio, terdapat semua karakteristik skala nominal,ordinal dan skala
interval ditambah dengan sifat adanya nilai nol yang bersifat mutlak. Nilai
nol mutlak ini artinya adalah nilai dasar yang tidak bisa diubah meskipun
menggunakan skala yang lain. Oleh karenanya, pada skala ratio,
pengukuran sudah mempunyai nilai perbandingan/rasio.
Analisis Statistik :
Berlaku semua operasi matematika. Analisis statistic sama dengan interval.
10
a. Contoh Skala Rasio
1) Contoh skala rasio pertama :
Misalnya kita mempunyai data panjang A = 10 m, B = 20 m, C = 30
m, dan D = 40 m. kalau digambarkan akan menghasilkan gambar
seperti berikut:
0 1 2 3 4
11
Rika Karyawan 3.000.000/bulan
Hasna Programmer 10.000.000/bulan
3) Contoh ketiga :
Bayi Berat
Rika Arista 3
R. Hasna 2
Risma Pujianti 1
4) Contoh keempat
Data Nilai Symbol
Ridhwansyah 100 A
R. Hasna 80 B
Rika 60 C
12
lebih 20 dari pada nilai Hasna, Hasna memiliki nilai lebih 20 dari
pada nilai Rika, dan nilai Rikai kurang 40 untuk sama dengan
Ridhwan.
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Skala digunakan untuk mengukur variabel yang akan diteliti.
Skala pengukuran dibuat dengan maksud agar hasil yang dihasilkan
dalam pengukuran itu akurat dengan skala pengukuran ini, maka
variabel yang diukur dengan instrument tertentu dapat dinyatakan
dalam bentuk angka
Skala terbagi menjadi :
1. Skala nominal
Data nominal adalah jenis data berupa angka yang hanya berfungsi
sebagai simbol untuk tujuan kategorisasi. Dengan kata lain, data
ini mampu membedakan antara data satu dengan data yang lain.
Namun, angka dalam jenis data ini tidak memiliki nilai
2. Skala ordinal
Skala Ordinal ini lebih tinggi daripada skala nominal, dan sering
juga disebut dengan skala peringkat. Hal ini karena dalam skala
ordinal, lambang-lambang bilangan hasil pengukuran selain
menunjukkan pembedaan juga menunjukkan urutan atau tingkatan
obyek yang diukur menurut karakteristik tertentu.
3. Skala interval
skala pengukuran ini menunjukan pula perbedaan seperti pada
skala nominal dan skala ordinal. Perbedaanya adalah bahwa
interval antara 1 dan 2, antara 2 dan 3, dan seterusnya adalah sama.
4. Skala rasio.
Skala rasio adalah skala pengukuran yang ditujukan pada hasil
pengukuran yang bisa dibedakan, diurutkan, memiliki jarak
tertentu dan bisa dibandingkan.
14
DAFTAR PUSTAKA
15