Puji Syukur kehadirat Alloh SWT atas rahmat dan karunia Nya sehingga
selesailah penyusunan buku Profil Kesehatan Kabupaten Sidoarjo Tahun 2015 ini.
Profil Kesehatan Kabupaten Sidoarjo merupakan kelanjutan dari profil tahun-tahun
sebelumnya yang merupakan gambaran dari seluruh kegiatan program kesehatan
yang dilaksanakan di Kabupaten Sidoarjo.
Data dan informasi merupakan salah satu komponen krusial dalam
pembangunan kesehatan yang berperan pada tahap perencanaan sebelum
pengambilan keputusan dilakukan. Oleh karena itu, Saya menyambut gembira atas
terbitnya Profil Kesehatan Kabupaten Sidoarjo Tahun 2015.
Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan secara
gamblang mengamanatkan bahwa setiap orang berhak atas informasi dan edukasi
tentang kesehatan yang seimbang dan bertanggung jawab. Dengan demikian
sudah menjadi tugas kita bersama selaku pemangku kepentingan di sektor
kesehatan untuk menyediakan data dan informasi yang berkualitas.
Profil Kesehatan Kabupaten Sidoarjo Tahun 2015 sebagai media publikasi
data dan informasi kesehatan terus melakukan perbaikan dan pembenahan
sehingga dapat menyajikan data dan informasi yang lebih berkualitas, valid, dan
konsisten. Pemenuhan kelengkapan data dan ketepatan waktu pengiriman data baik
dari segi cakupan wilayah maupun indikator merupakan masalah utama yang
ditemui dalam proses penyusunan Profil Kesehatan Indonesia. Oleh karena itu,
dibutuhkan penguatan komitmen terhadap integrasi data dan informasi serta
koordinasi antara Dinas Kesehatan dan Puskesmas.
Apresiasi yang setinggi-tingginya Saya berikan Kepada seluruh Kepala
Bidang, Kepala Seksi dan staf serta Kepala Puskesmas, Tim Penyusun Profil Dinas
Kresehatan, Tim Penyusun Profil Puskesmas dan semua pihak yang berperan
dalam proses penyusunan Profil Kesehatan Kabupaten Sidoarjo Tahun 2015.
Kata Pengantar i
Daftar Gambar xv
BAB I Pendahuluan 1
KASUS BARU BTA+, SELURUH KASUS TB, KASUS PADA TB PADA ANAK, DAN CASE
Tabel 7A NOTIFICATION RATE (CNR) PER 100.000 PENDUDUK MENURUT JENIS KELAMIN,
KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KABUPATEN SIDOARJO TAHUN 2013
KASUS BARU BTA+, SELURUH KASUS TB, KASUS PADA TB PADA ANAK, DAN CASE
Tabel 7B NOTIFICATION RATE (CNR) PER 100.000 PENDUDUK MENURUT JENIS KELAMIN,
KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KABUPATEN SIDOARJO TAHUN 2014
JUMLAH KASUS DAN ANGKA PENEMUAN KASUS TB PARU BTA+ MENURUT JENIS
Tabel 8A
KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KABUPATEN SIDOARJO TAHUN 2013
JUMLAH KASUS DAN ANGKA PENEMUAN KASUS TB PARU BTA+ MENURUT JENIS
Tabel 8B
KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KABUPATEN SIDOARJO TAHUN 2014
JUMLAH KASUS HIV, AIDS, DAN SYPHILIS MENURUT JENIS KELAMIN KABUPATEN
Tabel 11
SIDOARJO TAHUN 2014
KASUS BARU KUSTA 0-14 TAHUN DAN CACAT TINGKAT 2 MENURUT JENIS KELAMIN,
Tabel 15
KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KABUPATEN SIDOARJO TAHUN 2014
CAKUPAN DETEKSI DINI KANKER LEHER RAHIM DENGAN METODE IVA DAN KANKER
Tabel 26 PAYUDARA DENGAN PEMERIKSAAN KLINIS (CBE) MENURUT KECAMATAN DAN
PUSKESMAS KABUPATEN SIDOARJO TAHUN 2014
JUMLAH PENDERITA DAN KEMATIAN PADA KLB MENURUT JENIS KEJADIAN LUAR BIASA
Tabel 27
KABUPATEN SIDOARJO TAHUN 2014
JUMLAH IBU HAMIL YANG MENDAPATKAN TABLET FE1 DAN FE3 MENURUT KECAMATAN
Tabel 32
DAN PUSKESMAS KABUPATEN SIDOARJO TAHUN 2014
BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN,
Tabel 37
DAN PUSKESMAS KABUPATEN SIDOARJO TAHUN 2014
JUMLAH BAYI YANG DIBERI ASI EKSKLUSIF MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN,
Tabel 39
DAN PUSKESMAS KABUPATEN SIDOARJO TAHUN 2014
CAKUPAN IMUNISASI HEPATITIS B < 7 HARI DAN BCG PADA BAYI MENURUT JENIS
Tabel 42
KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KABUPATEN SIDOARJO TAHUN 2014
CAKUPAN PEMBERIAN VITAMIN A PADA BAYI, ANAK BALITA, DAN IBU NIFAS MENURUT
Tabel 44
JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KABUPATEN SIDOARJO TAHUN 2014
JUMLAH ANAK 0-23 BULAN DITIMBANG MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN
Tabel 45
PUSKESMAS KABUPATEN SIDOARJO TAHUN 2014
CAKUPAN KASUS BALITA GIZI BURUK YANG MENDAPAT PERAWATAN MENURUT JENIS
Tabel 48
KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KABUPATEN SIDOARJO TAHUN 2014
PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT PADA ANAK SD DAN SETINGKAT MENURUT
Tabel 51
JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KABUPATEN SIDOARJO TAHUN 2014
Tabel 53
CAKUPAN JAMINAN KESEHATAN MENURUT JENIS JAMINAN DAN JENIS KELAMIN
JUMLAH KUNJUNGAN RAWAT JALAN, RAWAT INAP, DAN KUNJUNGAN GANGGUAN JIWA
Tabel 54
DI SARANA PELAYANAN KESEHATAN KABUPATEN SIDOARJO TAHUN 2014
Tabel 55 ANGKA KEMATIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT KABUPATEN SIDOARJO TAHUN 2014
Tabel 56 INDIKATOR KINERJA PELAYANAN DI RUMAH SAKIT KABUPATEN SIDOARJO TAHUN 2014
Tabel 66 PERSENTASE KETERSEDIAAN OBAT DAN VAKSIN KABUPATEN SIDOARJO TAHUN 2014
Tabel 71 JUMLAH DESA SIAGA MENURUT KECAMATAN KABUPATEN SIDOARJO TAHUN 2014
Tabel 72 JUMLAH TENAGA MEDIS DI FASILITAS KESEHATAN KABUPATEN SIDOARJO TAHUN 2014
Tabel 76 JUMLAH TENAGA GIZI DI FASILITAS KESEHATAN KABUPATEN SIDOARJO TAHUN 2014
BM = Biaya Modal
CR = Cure Rate
Fe = Ferrum
KB = Keluarga Berencana
No. = Nomor
RI = Republik Indonesia
Pengungsian
TT = Tempat Tidur
TT = Tetanus Toxoid
M = Meter
, = Koma
: = Titik dua
. = Titik
% = Persen
Gambar 4.9 Prosentase Bayi Yang diberi Asi Ekslusif Th. 2012- 2015
PENDAHULUAN
GAMBARAN
UMUM
70 - 74
60 - 64
50 - 54
40 - 44
30 - 34
20 - 24
10 - 14
0-4
- 50,000 100,000 150,000 200,000 250,000
0-4 5 - 9 10 - 14 15 - 19 20 - 24 25 - 29 30 - 34 35 - 39 40 - 44 45 - 49 50 - 54 55 - 59 60 - 64 65 - 69 70 - 74 75+
Jumlah 174,30 178,52 164,01 167,08 180,38 182,87 191,35 193,34 179,89 150,63 127,58 87,846 52,840 39,393 26,534 26,561
SITUASI DERAJAT
KESEHATAN
Untuk menilai hasil dari pelayanan kesehatan terhadap bayi dan anak
balita dilakukan melalui beberapa standar pelayanan kepada bayi dan
anak balita.
Gambar 3.1
Angka Kematian Bayi Th. 2011-2015 di Kabupaten Sidoarjo
12.00
10.00
8.00
6.00
4.00
2.00
-
2011 2012 2013 2014 2015
Angka Kematian Bayi 8.89 10.39 8.85 6.86 6.27
Angka Nasional untuk angka kematian anak balita sebesar < 46 per 1.000
kelahiran hidup. Perkembangan angka kematian anak balita di Kabupaten
Sidoarjo sampai dengan tahun 2015 terlihat pada grafik berikut ini :
Grafik 3.3
Angka Kematian Balita Th. 2011-2015
50,00
-
2011 2012 2013 2014 2015
AKI 78,1 95,8 72,8 80,0 72,0
1. PENYAKIT MENULAR
Penyakit menular yang disajikan dalam profil kesehatan Kabupaten
Sidoarjo tahun 2015 antara lain adalah penyakit malaria, TB Paru,
HIV/AIDS, dan Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) dan Penyakit
Kusta.
a. Penyakit malaria
Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh parasit (plasmodium)
yang ditularkan oleh gigitan nyamuk yang terinfeksi (vector – borne
desease). dapat menyerang semua orang baik laki-laki ataupun
perempuan pada semua golongan umur dari bayi, anakanak dan orang
dewasa.
Pada tubuh manusia parasit membelah diri dan bertambah banyak di
dalam hati dan kemudian menginfeksi sel darah merah.
Penyakit malaria masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di
Indonesia, dimana upaya pengendalian dan penurunan kasusnya
merupakan komitmen internasional dalam Millennium Development Goals
(MDGs).
b. Penyakit TB Paru
Tuberculosis (TB) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi
bakteri Mycobacterium tuberculosis. Sebagian besar kuman TB menyerang
paru, tetapi dapat juga mengenai organ tubuh lainnya. Penyakit ini
menyebar dan ditularkan melalui udara, Ketika orang yang terinfeksi TB
Paru batuk /droplet infection, bersin, berbicara atau meludah.
Millennium Development Goals (MDGs) menjadikan penyakit TB paru
sebagai salah satu penykit yang di target untuk diturunkan, selain malaria
dan HIV/ AIDS.
1623
1343
894
1079
571
710
291
5 18 108 403
4
11 45 180
Gambar 3.9
Deskripsi Penemuan Kasus berdasarkan Stadium Th. 2001-2015
Gambar 3.10
Rasio Penderita Hiv/Aids Yang Hidup Dan Meninggal
Di Kabupaten Sidoarjo Periode Th 2001 - 2014
Hidup Mati
78% 22% 355
e. Penyakit Kusta
Kusta atau Lepra adalah penyakit infeksi kronis yang disebabkan oleh
bakteri Mycobacterium leprae. Bila tidak ditangani dengan baik, kusta
dapat menjadi progresif, menyebabkan kerusakan permanen pada kulit,
saraf, anggota gerak dan mata.
Sampai saat ini penyakit kusta masih menjadi salah satu masalah
kesehatan masyarakat, hal ini terbukti dengan masih tingginya jumlah
penderita kusta di Indonesia dan merupakan negara dengan urutan ketiga
penderita terbanyak di dunia.
Diagnosa kusta dapat ditegakkan dengan adanya kondisi berikut:
1. Kulit dengan bercak putih atau kemerahan disertai mati rasa atau
anestesi
2. Penebalan saraf tepi yang disertai gangguan fungsi saraf berupa mati
rasa dan kelemahan/kelumpuhan pada otot tangan, kaki dan mata,
kulit kering serta pertumbuhan rambut yang terganggu
3. Pada pemeriksaan kerokan jaringan kulit (slit=skin=smear) didapatkan
adanya kuman M. Leprae.
Target prevalensi kusta sebesar <1 per 10.000 penduduk (<10 per 100.000
penduduk). Prevalensi kusta di Sidoarjo pada tahun 2015 yang sebesar
3,91 per 100.000 penduduk, hal ini telah mencapai target program.
c. Campak
Penyakit campak merupakan salah satu penyakit PD3I yang disebabkan
oleh Morbilivirus, ditandai dengan munculnya bintik merah (ruam), demam,
mata memerah dimana sering terjadi pertama kali pada saat anak-anak.
Penularan dapat terjadi melalui udara yang telah terkontaminasii oleh sekret
orang yang telah terinfeksi.
Campak merupakan penyakit menular yang sering menyebabkan Kejadian
Luar Biasa (KLB).
Pada tahun 2015 ditemukan 488 kasus campak dan pada tahun 2014
ditemukan 143 kasus campak dengan tanpa kematian. Ada beberapa
kemungkinan yang menyebabkan anak yang sudah diimunisasi campak
masih terjangkit Campak, salah satunya karena mutu rantai dingin
penyimpanan vaksin kurang baik. Sehingga sangatlah perlu adanya
monitoring terhadap rantai dingin di Puskesmas.
Gambar 3.11
Jumlah Kasus Difteri di Kabupaten Sidoarjo tahun 2011 – tahun 2015
f. Hepatitis B
Hepatitis B adalah penyakit yang disebabkan oleh virus Hepatitis B dengan
gejala demam, nyeri ulu hati dan icterus. Selama 5 tahun terakhir mulai
tahun 2010 sampai dengan tahun 2015 di Kabupaten Sidoarjo tidak
ditemukan kasus penyakit Hepatitis yang dilaporkan oleh Puskesmas.
c. Filariasis
Penyakit Filariasis adalah penyakit menular kronis yang disebabkan cacing
filarial yang terdiri dari 3 (tiga) spesies yaitu Wuchereria bancrofti, Brugia
malayi dan Brugia timori , yang menyerang saluran dan kelenjar getah
bening serta merusak system limfe. Penyakit Filariasis menimbulkan
pembengkakan tangan, kaki, granula mammae dan scrotum.
Sebagai agent penularan dari penyakit ini adalah semua jenis nyamuk
betina terutama jenis armigeres, mansonia dan culex, untuk itu dalam
rangka pencegahan diperlukan peningkatan kebersihan lingkungan.
Sosialisasi tentang gejala awal penyakit Filariasis juga harus tetap
dilakukan kepada masyarakat agar bisa diobati secara dini untuk
mencegah kecacatan (pembesaran kaki) permanent.
Pada tahun 2015 tidak ditemukan kasus baru Filariasis, namun pada 2014
ditemukan 1 kasus baru filariasis di wilayah Puskesmas Tanggulangin
sehingga secara keseluruhan terdapat 19 kasus dengan dengan angka
kesakitan 0,90/100.000 penduduk.
Dengan kampanye perilaku hidup bersih dan sehat di seluruh masyarakat,
sekolah dan institusi kesehatan diharapkan tahun-tahun kedepan tidak lagi
ditemukan kasus penyakit ini.
Untuk balita yang Bawah Garis Merah (BGM) dan 2 kali timbang tidak naik
BB nya (2 T) diverifikasi tinggi badan (TB) apabila BB/TB Z- skore < -3
dan atau dengan tanda-tanda klinis ada odema (marasmus, kwasiorkor,
marasmus kwasiorkor) disebut Gizi Buruk atau dikenal dengan Kejadian
Luar Biasa (KLB) Gizi Buruk. Di suatu desa apabila ada 1 kasus balita gizi
buruk (BB/TB z-score < -3 SD) desa tersebut dinyatakan sebagai desa
dengan KLB Gizi buruk.
Berdasarkan penimbangan Balita yang dilakukan selama tahun 2013 juga
diperoleh angka 5,25% berada pada kondisi gizi kurang/BB kurang (BB/U
Z-score antara > -3 SD s/d < 2 SD pada Kartu Menuju Sehat (KMS) di pita
kuning di atas BGM), 91,54% kondisi gizi baik (berat badan normal), 1,98%
kondisi gizi lebih (berat badan lebih), 1,22% gizi buruk (BB sangat kurang).
UPAYA
KESEHATAN
Secara umum upaya kesehatan terdiri atas dua unsur utama, yaitu upaya
kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perorangan. Upaya kesehatan
masyarakat adalah setiap kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah dan atau
masyarakat serta swasta, untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta
mencegah dan menanggulangi timbulnya masalah kesehatan di masyarakat.
Upaya kesehatan masyarakat mencakup upaya-upaya promosi kesehatan,
pemeliharaan kesehatan, pemberantasan penyakit menular, pengendalian
penyakit tidak menular, penyehatan lingkungan dan penyediaan sanitasi dasar,
perbaikan gizi masyarakat, kesehatan jiwa, pengamanan sediaan farmasi dan alat
kesehatan, pengamanan penggunaan zat aditif dalam makanan dan minuman,
pengamanan narkotika, psikotropika, zat adiktif dan bahan berbahaya, serta
penanggulangan bencana dan bantuan kemanusiaan.
Upaya kesehatan perorangan adalah setiap kegiatan yang dilakukan oleh
pemerintah dan atau masyarakat serta swasta, untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan serta mencegah dan menyembuhkan penyakit serta
memulihkan kesehatan perorangan. Upaya kesehatan perorangan mencakup
upaya-upaya promosi kesehatan, pencegahan penyakit, pengobatan rawat jalan,
pengobatan rawat inap, pembatasan dan pemulihan kecacatan yang ditujukan
terhadap perorangan.
Berikut ini diuraikan upaya kesehatan yang dilakukan oleh Dinas
Kesehatan Kabupaten Sidoarjo selama tahun 2015, sebagai berikut :
Jumlah ibu hamil risiko tinggi yang ditangani pada tahun 2015 adalah
78,68.% dari 7.657 perkiraan ibu hamil dengan komplikasi kebidanan.
Sedangkan pada 2014 adalah 64,6% dari 7.386 perkiraan ibu hamil
dengan komplikasi kebidanan. Deteksi dini ibu hamil risti sangat penting
dilakukan oleh tenaga kesehatan, selain itu juga perlu diberikan
pengetahuan kepada para kader yang ada tentang bagaimana mendeteksi
ibu hamil risti. Sehingga kondisi yang beresiko dapat diketahui lebih awal
dan dapat menentukan tindakan selanjutnya yang harus dilakukan untuk
mengantisipasi masalah potensial yang mungkin terjadi.
4. Pelayanan Nifas
Nifas adalah periode mulai dari 6 jam sampai dengan 42 hari pasca
persalinan. Pelayanan kesehatan ibu nifas adalah pelayanan kesehatan
pada ibu nifas sesuai standar, yang dilakukan sekurang-kurangnya 3 (tiga)
kali sesuai jadwal yang dianjurkan, yaitu pada 6 jam sampai dengan 3 hari
pasca persalinan, pada hari ke-4 sampai dengan hari ke-28 pasca
persalinan, dan pada hari ke-29 sampai dengan hari ke-42 pasca
persalinan. Jenis pelayanan kesehatan ibu nifas yang diberikan meliputi :
a) Pemeriksaan tanda vital (tekanan darah, nadi, nafas, dan suhu);
b) Pemeriksaan tinggi puncak rahim (fundus uteri);
c) Pemeriksaan lokhia dan cairan per vaginam lain;
Neonatal komplikasi ditangani yaitu bayi (0-28 hari) dengan penyakit dan
kelainan yang dapat menyebabkan kesakitan dan kematian seperti asfiksi,
icterus, BBLR, trauma lahir, Tetanus Neonatorum, syndroma gangguan
pernafasan, infeksi/sepsis dan kelainan kongenital.
Pada tahun 2015 terdapat 2479 neonatal komplikasi yang ditangani dari
5.220 perkiraan neonatal komplikasi atau tercapai 47,49%. Capaian ini
meningkat dibandingkan capaian tahun 2014 yaitu 39,6% .
Untuk meningkatkan kompetensi tenaga kesehatan, Seksi Kesehatan
Keluarga pada tahun 2015 telah melakukan berbagai pelatihan untuk
Gambar 4.3
Cakupan Peserta KB Aktif Th. 2015
Bayi hingga usia kurang dari satu bulan (0-28 hari) atau neonatus
merupakan golongan umur yang paling rentan karena memiliki risiko
gangguan kesehatan paling tinggi. Dalam melaksanakan pelayanan
neonatus, petugas kesehatan disamping melakukan pemeriksaan
kesehatan bayi juga melakukan konseling perawatan bayi kepada ibu.
Cakupan Kunjungan Neonatus lengkap (KN Lengkap) di Kabupaten
Sidoarjo pada tahun 2015 sebesar 95,33% dan pada tahun 2014 sebesar
106,27%. Kunjungan lengkap sangatlah penting untuk memantau
kesehatan neonatus dan mendeteksi dini adanya kelainan / komplikasi
yang mungkin terjadi pada masa ini.
9. Kunjungan Bayi
Cakupan kunjungan bayi adalah cakupan bayi (umur 1 – 12 bulan)
termasuk neonatus (umur 1 – 28 hari) yang memperoleh pelayanan
kesehatan paripurna sesuai dengan standar oleh tenaga kesehatan yang
kompetensi antara lain:
1. Status KN lengkap
2. Imunisasi dasar lengkap
3. Vitamin 1 X
4. SDIDTK 4 x
5. Kunjungan minimal 8 x
Di Kabupaten Sidoarjo Cakupan kunjungan bayi pada tahun 2012, sebesar
29.152 (87,83%), meningkat pada tahun 2013 yaitu tercapai sebesar
101,4% dan tahun 2014 tercapai 100,55% dan sedikit menurun pada tahun
2015 yaitu sebesar 99,41%..
Sedangkan Tahun 2014 jumlah murid SD/MI yang ada adalah 204.322.
Dari jumlah tersebut 126.629 (62%) diperiksa gigi dan mulutnya. Dari
jumlah tersebut 54.543 perlu perawatan dan 45.661 (83,7%) mendapat
perawatan di Puskesmas.
Sedangkan Tahun 2015 jumlah murid SD/MI yang ada adalah 210.199.
Dari jumlah tersebut 124.703 (59,3%) diperiksa gigi dan mulutnya. Dari
jumlah tersebut 63.757 perlu perawatan dan 51.825 (81,3%) mendapat
perawatan di Puskesmas
Dari seluruh pelayanan dasar gigi di Puskesmas, pada tahun 2015
sebanyak 14.339 dilakukan tumpatan gigi tetap dan 8.346 dilakukan
pencabutan gigi tetap dengan rasio 1,7. Sedangkan pada tahun 2014
sebanyak 11.219 dilakukan tumpatan gigi tetap dan 8.007 dilakukan
pencabutan gigi tetap dengan rasio tambal/cabut 1,4.
Meningkatnya rasio tambal/cabut mengindikasikan semakin tingginya
kesadaran masyarakat untuk secara rutin memeriksakan kesehatan
giginya ke pelayanan kesehatan terdekat. Diperlukan penyuluhan yang
lebih intensif tentang pentingnya fungsi gigi dalam proses pencernakan
makanan dan estetika wajah, sehingga masyarakat akan lebih
memperhatikan kesehatan gigi dan mulutnya.
Balita gizi buruk adalah balita dengan status gizi yang didasarkan pada
indeks menurut berat badan dibanding panjang badan atau tinggi badan
dengan Z score < -3 SD dan atau dengan tanda-tanda klinis (marasmur,
kwashiorkor, marasmus kwashiorkor).
Target balita dengan gizi buruk setiap tahunnya adalah sebesar < 1% dari
jumlah yang diperiksa/ditimbang. Pada tahun 2015, prevalensi balita gizi
buruk sebesar 0,022%.
Perkembangan balita gizi buruk terlihat pada grafik berikut ini :
0.040 0.037
0.035 0.031
0.030
0.025 0.022
0.020 0.020
0.020
0.015
0.010
0.005
0.000
2011 2012 2013 2014 2015
Gizi Buruk 0.037 0.031 0.020 0.020 0.022
Peningkatan jumlah balita gizi buruk pada tahun 2015 karena masih ada
11 balita gizi buruk pada tahun 2014 yang belum sembuh sehingga
penangganannya dilanjutkan pada tahun 2015.
Jumlah balita gizi buruk semakin menurun. Upaya yang dilakukan untuk
mengatasi balita gizi buruk, antara lain :
1. Memotivasi masyarakat secara terus menerus dengan kerja sama
lintas program dan lintas sektor secara terpadu dan
berkesinambungan;
2. Membentuk Pos Gizi (kegiatan praktek perilaku pemulihan gizi)
melalui pendekatan Positive Deviance (Penyimpangan Positif yaitu
dengan mengadop perilaku berbeda/unik dari masyarakat kurang
mampu tetapi mempunyai balita dengan status gizi yang baik);
3. Dukungan pemerintah melalui intervensi Pemberian Makanan
Tambahan (PMT) Pemulihan dan pemebrian vitamin serta micro
nutrien (taburia, sirup zink, sirup Fe, Vitamin A, dsb)
4. Pendampingan PMT, Pemulihan untuk balita guzi buruk
5. Konseling menyusui dan Pemberian Makanan Bayi dan Anak (PMBA)
Grafik 4.7
Prevalensi Gizi Kurang Th. 2011-2015
Grafik 4.8
Kecamatan Bebas awan Gizi Th.2010-2015
105.0
100.0
95.0
90.0
85.0
80.0
2010 2011 2012 2013 2014 2015
Bebas Rawan Gizi 88.9 100 100 100 100 100
Vitamin A adalah salah satu zat gizi penting yang larut dalam lemak,
disimpan dalam hati, dan tidak dapat diproduksi oleh tubuh sehingga harus
dipenuhi dari luar tubuh.
Suplementasi kapsul vitamin A pada balita usia 6-59 bulan bertujuan
tidak hanya untuk mencegah kebutaan tetapi juga untuk
penanggulangan Kurang Vitamin A (KVA) yaitu suatu kondisi dimana
simpanan vitamin A dalam tubuh berkurang, akan berdampak kelainan
pada mata yang umumnya terjadi pada anak usia 6 bulan sampai
dengan 4 tahun yang menjadi penyebab utama kebutaan. KVA biasa
terjadi pada anak yang menderita kurang energi protein atau gizi
buruk tetapi dapat juga terjadi karena gangguan penyerapan pada
usus. Tahap awal KVA ditandaidengan gejala rabun senja atau
kurang jelas melihat pada malam hari atau menurunnya kadar serum
retinol dalam darah. Selanjutnya terdapat kelainan jaringan epitel pada
paru-paru, usus, kulit, dan mata.
Penanggulangan masalah KVA pada anak balita sudah
dilaksanakan secara intensif sejak tahun 1970-an, melalui distribusi
kapsul vitamin A di posyandu setiap enam bulan yaitu bulan Februari
dan Agustusdan peningkatan promosi konsumsi makanan sumber vitamin
A. Ada dua jenis vitamin A yang diberikan, yaitu yang berwarna biru
(100.000 IU) untuk bayi usia 6-11 bulan dan yang berwarna merah
(200.000 IU) untuk anak usia 12-59 bulan. Berdasarkan target program
pada tahun 2015 sebesar 90%, maka cakupan pemberian vitamin A
pada bayi pada tahun 2015 di kabupaten Sidoarjo 89,75% dan pada anak
balita tercapai sebesar 82,6%. Pencapaian tersebut naik bila dibandingkan
tahun 2014 adalah 148.949 (87,57%)
Gambar 4.12
Cakupan Posyandu PURI Th. 2012-2015
1. Rumah Sehat
Rumah dikategorikan rumah sehat jika memenuhi syarat kesehatan yaitu
jamban sehat, sarana air bersih, tempat pembuangan sampah, sarana
pembuangan air limbah, ventilasi rumah yang baik, kepadatan hunian
rumah yang sesuai dan lantai rumah yang tidak dari tanah.
Berdasarkan pemantauan kesehatan lingkungan pada tahun 2015
diketahui jumlah seluruhnya 520.650. dari jumlah tersebut jumlah rumah
yang dibina 108.704 (32,4%) dan yang memenuhi syarat sebanyak
387.511 ( 74,4%). Pada tahun 2014 yang dilakukan pembinaan adalalah
149.438 (61,75%), 113806 (76,16%) Rumah dibina memenuhi syarat dan
391.874 (73,33%) Rumah memenuhi syarat (rumah sehat)
Tabel 5.1.
Daftar Rumah Sakit di Kabupaten Sidoarjo Tahun 2015
NO NAMA RS ALAMAT
RSU PEMERINTAH :
Jl. Mojopahit No. 667, Telp (031)
1. Sidoarjo 896149, Fax. 8943237
RSU TNI/POLRI
Jl. Raya Porong No. 1 Sidoarjo
Bhayangkara Pusdik Gasum Telp. (0343) 852104, 852981,
1. Porong 853080, Fax. 852104
Jl. Dr. Soetomo No. 2 Telp. (031)
2. RS DKT Sidoarjo 8964610, Fax. 8968508
RSU SWASTA :
Jl. Pahlawan No. 260 Sepanjang,
Telp. (031) 7882123, 7881130, Fax.
1. Siti Khodijah 7876066
Jl. Pahlawan No. 9 Sidoarjo, Telp.
(031) 8962531, 8961271, 8963123,
2. Delta Surya Fax. 8961281
Jl. Raden Patah N0. 70-72 Telp.
3. Siti Hajar (031)8921233, Fax. 8944991
Jl Raya Surabaya-Mojokerto Km 44
Ds Kramat Tumenggung Kec Tarik
Sda Telp. (0321) 362858-9, 363393,
4. Citra Medika Fax. 362956
Jl. Kyai Mojo 11 A Jeruk Gamping
Krian Telp. (031) 8971395,
8973379, Fax. 8971395
5. Al Islam H.M Mawardi
Jl. Samanhudi No. 85A Telp. (031)
6. Jasem 8962129, 8966658, Fax. 8940633
Ds Semawut RT 20/4 Kec
Balongbendo Sidoarjo Telp. (031)
7. Anwar Medika 8972052, Fax. 8988313
Jl. Jeruk 117 Wage. Telp. (031)
8. Usada 8539671, Fax. 8532031
Jl. Letjen. S. Parman No. 8 Telp.
9. Mitra Keluarga Waru (031) 8543111, Fax. 8534333
Jl. Bogem Kebon Agung No. 65
10. Assakinah Medika Sukodono Telp/Fax. (031) 8832354
Jl Raya Kenongo No 14 Tulangan
11. Aisyiah Siti Fatimah Sidoarjo Telp. 081 23258468
Jl Raya Kemangsen Balongbendo
12. Krian Husada Sidoarjo Telp. (031) 8970144
Jl Kundi No. 70 Ds. Kepuhkiriman
Waru Sidoarjo Telp. (031) 8668880,
13. Bunda 31310007, Fax. 8688218
RSK SWASTA :
Jl. Mangga Tengah II E/225 P.
1. Bersalin Pondok Tjandra Tjandra Telp. (031) 8662206
Jl. Letjend Suprapto No 3 Kepuh
Kiriman Waru Telp. (031) 8672303,
2. Ibu dan Anak Prima Husada Fax. 8677765
Jl. Raya Kalijaten No 40 Sepanjang
Taman Sidoarjo Telp. (031)
3. Mata Fatma 7879857
4. Ibu dan Anak Kirana Jl. Raya Ngelom No 87 Taman
B. TENAGA KESEHATAN
Jumlah tenaga kesehatan di Kabupaten Sidoarjo pada tahun 2015 sebanyak
5.776 orang yang tersebar di 26 Puskesmas, Dinas Kesehatan, GFK, Rumah
Sakit dan sarana kesehatan lainnya.
Jumlah dan jenis tenaga kesehatan di Kabupaten Sidoarjo adalah :
1. Dokter Spesialis berjumlah 490 orang, sehingga jika dihitung rata-rata per
100.000 penduduk Kabupaten Sidoarjo dilayani oleh 2,5 dokter spesialis.
2. Dokter umum berjumlah 1.310 orang, sehingga jika dihitung rata-rata per
100.000 penduduk Kabupaten Sidoarjo dilayani oleh 61,9 dokter.
3. Dokter gigi berjumlah 375 orang dan dokter gigi spesialis 54 orang,
sehingga jika dihitung rata-rata per 100.000 penduduk Kabupaten Sidoarjo
dilayani oleh 17,7 dokter gigi dan 2,5 dokter gigi spesialis
4. Apoteker sebanyak 534, Tenaga tehnis kefarmasian sebanyak 460 orang,
sehingga jika dihitung rata-rata per 100.000 penduduk Kabupaten 29
Sidoarjo dilayani oleh 10,53 orang tenaga Farmasi.
C. PEMBIAYAAN KESEHATAN
Pembiayaan kesehatan harus mampu menjamin kesinambungan
jumlah yang mencukupi, teralokasi secara adil, dan termanfaatkan secara
berhasil guna dan berdaya guna sehingga pembangunan kesehatan demi
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat setinggitingginya dapat
terlaksana
Pembiayaan/Anggaran kesehatan di Kabupaten Sidoarjo bersumber
dari pemerintah, masyarakat dan swasta yang kemudian dikelompokkan
dalam mata anggaran yang bersumber dari APBD Kabupaten, APBD
Propinsi, APBN, Pinjaman Luar Negeri, dan Sumber Pemerintah lainnya.
Pada tahun 2015 Total anggaran di Dinas Kesehatan sebesar
298.968.816.865 yang terdiri dari APBD sebesar Rp 295.590.672.365,-
dan APBN sebesar Rp 3.278.144.500,- Bantuan Operasional Kesehatan
(BOK) sebesar Rp 3.224.517.000,- merupakan bantuan dana dari
Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan RI dalam membantu
pemerintahan kabupaten/kota untuk meningkatkan akses dan pemerataan
pelayanan kesehatan masyarakat melalui kegiatan Puskesmas untuk
mendukung tercapainya target Millennium Development Goals (MDGs)
bidang kesehatan tahun 2015. Selain itu diharapkan dengan bantuan ini
dapat meningkatkan kualitas manajemen Puskesmas, terutama dalam
PROGAM INOVATIF
I. LATAR BELAKANG
Telah kita ketahui bersama bahwa musik merupakan bahasa universal
untuk berkomunikasi,bahkan selain itu sejak jaman dahulu kala music dapat
dijadikan alat terapikesehatan,dan bunyi bunyian di alam pun bisa menjadi
sumber musik.
Puskesmas Sidoarjo merupakan Puskesmas rawat jalan yang terletak di
pusat pemerintahan Kabupaten Sidoarjo dengan kunjungan rata rata
perharinya sekitar kurang lebih 250 - 300. Dengan banyaknya kunjungan
tersebut sudah pasti akan mengakibatkan antrian yang agak lama.Untuk itulah
kami berupaya membuat suatu program inovasi yang bertujuan menciptakan
rasa nyaman dalam hal menunggu antrian.
Adapun manfaat-manfaat lain yang ternyata sangat penting bagi kita tentang
musik antara lain adalah :
1. Meredakan nyeri
Musik bekerja pada system saraf otomatis dan dapat meringankan rasa
sakit kronis serta rasa sakit pasca operasi..Selain itu, music bertindak
sebagai pengalih perhatian pasien. Musik juga memaksa tubuh untuk
melepaskan endorphin untuk menetralkan rasa sakit.
2. Menyehatkan pembuluh darah
Tempo,intensitas dan kecepatan music terbukti mampu mempengaruhi
kinerja jantung. Musik dengan tempo tinggi dapat meningkatkan denyut
jantung dan pernapasan, sedangkan musik slow menurunkan denyut
jantung dan pernapasan..
Tujuan Khusus
Tujuan :
kasus tertentu
maupun DINKES
SIJARI EMAS
PENUTUP
Data dan informasi merupakan sumber daya yang strategis bagi pimpinan
dan organisasi dalam pelaksanaan manajemen. Oleh karena itu penyediaan data
dan informasi yang berkualitas sangat dibutuhkan sebagai masukan dalam
proses pengambilan keputusan.
Di bidang kesehatan, data dan informasi ini diperoleh melalui
penyelenggaraan sistem informasi kesehatan. Perlu disadari bahwa sistem
informasi kesehatan yang ada saat ini masih belum dapat memenuhi kebutuhan
data dan informasi kesehatan secara optimal. Namun demikian, diharapkan Profil
Kesehatan Kabupaten Sidoarjo Tahun 2015 dapat memberikan gambaran secara
garis besar dan menyeluruh tentang keadaan kesehatan masyarakat Kabupaten
Sidoarjo dan capaian kinerja pelayanan kesehatan yang telah dilakukan beserta
aspek-aspek pendukung lainnya.
Untuk meningkatkan kualitas Buku Profil Kesehatan Kabupaten Sidoarjo,
perlu adanya terobosan dan ide-ide baru dalam mekanisme penyusunan, baik
dimulai dari masa pengumpulan data, proses validasi data serta dalam tahap
analisa data, yang nantinya akan menghasilkan suatu publikasi data dan
informasi pembangunankesehatan, serta dapat membawa manfaat bagi dunia
kesehatan di Kabupaten Sidoarjo dan Provinsi Jawa Timur.