Anda di halaman 1dari 54

PEDOMAN

AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN


RSIA PERDANA MEDICA SURABAYA

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK


PERDANA MEDICA
TAHUN 2018
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa, yang
telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga Pedoman Akuntansi dan
Pelaporan Keuangan Rumah Sakit Ibu dan Anak Perdana Medica ini berhasil disusun
Panduan Penilaian Kinerja merupakan salah satu komponen penting dalam
ketatalaksanaan Rumah Sakit.

Dalam Pedoman Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Rumah Sakit Ibu dan Anak
Perdana Medica ini telah dirumuskan berbagai naskah yang terdiri dari produk hukum
berupa regulasi dan naskah yang bukan produk hukum yang berupa surat. Selain itu
dalam pedoman ini juga diatur tentang tata usaha, kearsipan dan singkatan dalam
mendukung keberadaan dokumen regulasi dan surat.

Penghargaan dan ucapan terima kasih kami sampaikan Direktur PT. Perdana
Medica Sejahtera, Direktur RSIA Perdana Medica, Tim Medis dan seluruh staf di RSIA
Perdana Medica yang telah berpartisipasi aktif mulai dari proses penyusunan sampai
dengan penerbitan panduan ini. Semoga Buku Pedoman memberikan manfaat bagi
semua dalam proses penyelenggaraan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan di
lingkungan rumah sakit Ibu dan Anak Perdana Medica.

Akhirnya saran dan koreksi demi penyempurnaan buku panduan ini sangat kami
harapkan.

Terima kasih

Tim Penyusun

i
PERATURAN DIREKTUR RSIA PERDANA MEDICA

NOMOR : ....../PER/RSPM/VII/2018

TENTANG

PEDOMAN AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN


RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PERDANA MEDICA

DIREKTUR RSIA PERDANA MEDICA

Menimbang : a. Bahwa untuk meningkatkan efesiensi dan efektifitas kegiatan


pelayanan di RSIA Perdanan Medica maka dibutuhkan Pedoman
Akuntansi dan Pelaporan Keuangan;
b. Bahwa agar terdapat unit yang bertanggungjawab dalam
pengelolaan akuntansi dan keuangan, maka dibutuhkan pengaturan
tentang Pedoman Akuntansi dan Pelaporan Keuangan di Rumah
Sakit Ibu dan Anak Perdana Medica;
c. Bahwa untuk melaksanakan kegiatan sebagaimana dimaksud pada
huruf a dan b, maka perlu ditetapkan Peraturan Direktur tentang
Pedoman Penyelenggaraan Rekam Medis di Rumah Sakit Ibu dan
Anak Perdana Medica.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan


Negara;
2. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan
Pengelolaan dan Tanggungjawab Keuangan Negara;

ii
3. Peraturan Pemerintah Nomor 23 tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Badan Layanan Umum (berubah menjadi PP no. 74 tahun
2012);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar
Akuntansi Pemerintahan
5. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar
Akuntansi Pemerintahan (berbasis Akrual)
6. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 76/PMK/2008 tentang
Pedoman Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Badan Layanan
Umum Surat Keputusan Direktur No

MEMUTUSKAN

Menetapkan : PEDOMAN AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN RUMAH


SAKIT IBU DAN ANAK PERDANA MEDICA

Pasal 1
Pedoman Akuntansi dan Pelaporan Keuangan di Lingkungan RSIA
Perdana Medica digunakan sebagai Pedoman dalam pengelolaan
Akuntansi dan Keuangan dilingkungan RSIA Perdana Medica.

Pasal 2
Pedoman Akuntansi dan Pelaporan Keuangan di Lingkungan RSIA
Perdana Medica sebagaimana yang dimaksud pada Pasal 1 terdiri
atas:
a. Bab I : Pendahuluan
b. BAB II : Akuntansi
c. BAB III : Laporan Keuangan
d. BAB IV : Akuntansi Pendapatan
e. BAB V : Akuntansi Biaya
f. BAB VI : Akuntansi Aset
g. BAB VII : Akuntansi Kewajiban
h. BAB VIII : Akuntansi Ekuitas

ii
Pasal 3
Pedoman Akuntansi dan Pelaporan Keuangan di Lingkungan Rumah
Sakit Ibu dan Anak Perdana Medica sebagaimana yang dimaksud
pada Pasal 1 tercantum dalam lampiran yang merupakan bagian
tidak terpisahkan dari Peraturan Direktur ini

Pasal 4
Peraturan ini berlaku sejak tanggal ditetapkannya dan apabila
dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam ketetapan ini
akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di Surabaya
Pada tanggal ……………………
Direktur,

dr. CHESIA CHRISTIANI LIUWAN

iii
DAFTAR ISI

Hal.
KATA PENGANTAR .................................................................................................... i
PERATURAN DIREKTUR RSIA PERDANA MEDICA ............................................... ii
DAFTAR ISI ............................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................. 1
A. LATAR BELAKANG ....................................................................................... 1
B. TUJUAN ........................................................................................................ 2
C. RUANG LINGKUP ......................................................................................... 2
D. LANDASAN HUKUM ..................................................................................... 3
BAB II AKUNTANSI ................................................................................................... 4
A. SISTEM AKUNTANSI .................................................................................... 4
B. KOMPONEN SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN ......................................... 5
BAB III LAPORAN KEUANGAN ................................................................................ 8
A. TUJUAN LAPORAN KEUANGAN ................................................................. 8
B. TANGGUNG JAWAB ATAS LAPORAN KEUANGAN ................................... 8
C. KOMPONEN LAPORAN KEUANGAN........................................................... 8
D. PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN.......................................................... 10
E. ILUSTRASI FORMAT LAPORAN KEUANGAN ........................................... 11
BAB IV AKUNTANSI PENDAPATAN ...................................................................... 17
A. PENGERTIAN ............................................................................................. 17
B. KLASIFIKASI PENDAPATAN RUMAH SAKIT ............................................ 17
BAB V AKUNTANSI BIAYA ..................................................................................... 19
A. PENGERTIAN ............................................................................................. 19
B. KLASIFIKASI BIAYA.................................................................................... 19
BAB VI AKUNTANSI ASET...................................................................................... 21
A. PENGERTIAN ASET ................................................................................... 21
B. KAS DAN SETARA KAS ............................................................................. 21
C. INVESTASI JANGKA PENDEK ................................................................... 22
D. PIUTANG USAHA ....................................................................................... 23
E. PIUTANG LAIN-LAIN................................................................................... 25
F. PERSEDIAAN ............................................................................................. 26
G. UANG MUKA ............................................................................................... 28
H. BIAYA DIBAYAR DIMUKA .......................................................................... 29
I. INVESTASI JANGKA PANJANG ................................................................. 30
J. ASET TETAP ............................................................................................... 31
K. ASET LAINNYA ........................................................................................... 36
BAB VII AKUNTANSI KEWAJIBAN ........................................................................ 38
A. PENGERTIAN KEWAJIBAN ........................................................................ 39
B. KEWAJIBAN JANGKA PENDEK ................................................................. 40

Pedoman Akuntansi dan Pelaporan Keuangan iv


C. KEWAJIBAN JANGKA PANJANG ............................................................... 41
BAB VIII AKUNTANSI EKUITAS ............................................................................. 43
A. PENGERTIAN EKUITAS ............................................................................. 43
B. EKUITAS TIDAK TERIKAT .......................................................................... 43
C. EKUITAS TERIKAT TEMPORER ................................................................ 44
D. EKUITAS TERIKAT PERMANEN ................................................................ 45

Pedoman Akuntansi dan Pelaporan Keuangan v


Lampiran : Peraturan Direktur RSIA Perdana Medica
Nomor : ....../......./RSPM/XII/2018
Tanggal : …………………………………….
Tentang : Pedoman Akuntansi dan Pelaporan Keuangan
RSIA Perdana Medica.

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Rumah Sakit adalah sebuah institusi perawatan kesehatan profesional
yang pelayanannya disediakan oleh dokter, perawat, dan tenaga ahli kesehatan
lainnya. Tujuan utama rumah sakit bukan hanya untuk mencari laba tetapi harus
ada fungsi sosial dengan memberikan pelayanan dalam bentuk pelayanan medis,
penyuluhan kesehatan, pelayanan rawat jalan dan rawat inap melaksanakan
pendidikan para medis umum maupun spesialis, membantu penelitian dan
pengembangan kesehatan, memberikan pelayanan rujukan kesehatan serta
pelayanan-pelayanan kesehatan yang lain.
Seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan teknologi, sekarang ini
rumah sakit telah mensyaratkan pendidikan formal yang mampu bekerja sesuai
kemampuan dibidangnya. Hal ini ditandai dengan adanya sarana dan prasarana
yang memadai, seperti peralatan medis yang menggunakan teknologi canggih.
Karena itu rumah sakit harus memiliki tenaga profesional yang telah menempuh
pendidikan formal yang mampu bekerja sesuai kemampuan dibidangnya masing-
masing.
Dengan perkembangan rumah sakit yang sedemikian rupa, maka rumah
sakit merupakan suatu usaha pelayanan kesehatan perlu dikelola secara
profesional. Hal ini karena rumah sakit adalah usaha yang padat modal, padat
teknologi, serta penuh dengan aturan regulasi. Dalam kondisi tersebut dibutuhkan
tenaga yang profesional termasuk dalam bidang keuangan dan akuntansi.
Diharapkan dengan hal tersebut akan membantu pimpinan rumah sakit dalam
melaksanakan tugas yang terkait dengan keuangan.
Untuk memimpin suatu rumah sakit dengan baik, pimpinan pada masing-
masing bagian membutuhkan informasi yang dapat dipercaya sebagai dasar untuk
membuat keputusan-keputusan, baik mengenai persoalan operasional rutin

Pedoman Akuntansi dan Pelaporan Keuangan 1


ditingkat bawah maupun mengenai persoalan-persoalan kebijakan ditingkat atas.
Salah satu sumber yang penting untuk mendapatkan informasi tersebut adalah
laporan-laporan yang disediakan oleh bagian akuntansi.
Secara operasional manajemen keuangan di rumah sakit harus dapat
menghasilkan data, informasi dan petunjuk untuk membantu pimpinan rumah sakit
dalam merencanakan mengendalikan dan mengawasi seluruh kegiatan agar mutu
pelayanan dapat dipertahankan/ditingkatkan pada tingkat pembiayaan yang wajar.

B. TUJUAN
Pedoman Akuntansi bertujuan untuk:
1. Menjadi acuan dalam pengembangan standar akuntansi di rumah sakit,
khususnya dalam hal belum terdapat standar akuntansi keuangan yang
diterbitkan oleh asosiasi profesi akuntansi Indonesia yang dapat diterapkan
oleh rumah sakit.
2. Menjadi acuan dalam pengembangan dan penerapan sistem akuntansi
keuangan di Rumah Sakit Perdana Medica Surabaya.
3. Sebagai pilihan prinsip dan metode akuntansi yang dipandang paling tepat
untuk diterapkan dalam penyelenggaraan akuntansi dan pelaporan keuangan
di Rumah Sakit Perdana Medica dengan berbasis kepada standar akuntansi
keuangan dan peraturan perundangan-perundangan.
4. Sebagai acuan dalam menetukan perlakuan akuntansi atas transaksi dan
peristiwa ekonomi yang terjadi di lingkungan rumah sakit dan pelaporan
keuangannya.

C. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup pedoman akuntansi ini meliputi:
1. Gambaran umum
2. Jenis dan ilustrasi format laporan keuangan
3. Akuntansi pendapatan
4. Akuntansi biaya
5. Akuntansi aset
6. Akuntnasi kewajiban
7. Akuntansi ekuitas

Pedoman Akuntansi dan Pelaporan Keuangan 2


D. LANDASAN HUKUM
a. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara
b. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan
dan Tanggungjawab Keuangan Negara
c. Peraturan Pemerintah Nomor 23 tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan
Badan Layanan Umum (berubah menjadi PP no. 74 tahun 2012)
d. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi
Pemerintahan
e. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi
Pemerintahan (berbasis Akrual)
f. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 76/PMK/2008 tentang Pedoman
Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Badan Layanan Umum
g. Surat Keputusan Direktur No……

Pedoman Akuntansi dan Pelaporan Keuangan 3


BAB II
AKUNTANSI

A. SISTEM AKUNTANSI
Sistem akuntansi adalah serangkaian prosedur baik manual maupun
terkomputerisasi mulai dari proses pengumpulan data, pencatatan, pengikhtisaran
sampai pelaporan posisi keuangan dan operasi keuangan. Sistem akuntansi pada
umumnya meliputi: akuntansi pendapatan, akuntansi biaya, akuntansi aset,
akuntansi kewajiban, dan akuntansi ekuitas. Rumah Sakit setidak-tidaknya
mengembangkan tiga sistem akuntansi yang merupakan sub sistem dari sistem
akuntansi yaitu sistem akuntansi keuangan, sistem akuntansi aset tetap dan
sistem akuntansi biaya.
1. Sistem Akuntansi Keuangan
Sistem akuntansi adalah sistem akuntansi yang menghasilkan laporan
keuangan pokok untuk tujuan umum (general purpose). Tujuan laporan
keuangan adalah:
a. Akuntabilitas: mempertangungjawabkan pengelolaan sumber daya serta
pelaksanaan kebijakan yang dipercaya kepada rumah sakit dalam
mencapai tujuan yang telah ditetapkan, secara periodik.
b. Manajemen: membantu para pengguna untuk mengevaluasi
pelaksanaan kegiatan rumah sakit dalam periode pelaporan sehingga
memudahkan fungsi perencanaan, pengelolaan dan pengendalian, atas
seluruh penerimaan, pengeluaran, aset kewajiban dan ekuitas rumah
sakit untuk kepentingan stakeholders.
c. Transparasi: memberikan informasi keuangan yang terbuka dan jujur
kepada masyarakat berdasarkan pertimbangan bahwa masyarakat
memiliki hak untuk mengetahui secara terbuka dan menyeluruh atas
pertanggungjawaban rumah sakit dalam pengelolaan sumber daya yang
dipercayakan kepadanya dan ketaatan pada peraturaan perundang-
undangan.
Realisasi Anggaran Laporan posisi Keuangan/Neraca, Laporan Arus
Kas, dan Catatan Atas Laporan Keuangan sesuai dengan Standar Akuntansi
Keuangan (SAK) yang ditetapkan oleh ikatan profesi akuntansi
Indonesia/standar akuntansi industri spesifik.

Pedoman Akuntansi dan Pelaporan Keuangan 4


Laporan keuangan sesuai dengan SAK digunakan untuk kepentingan
pelaporan kepada pemangku kepentingan (stakeholder), yaitu pihak-pihak
yang berhubungan dan memiliki kepentingan dengan sistem akuntansi.
2. Sistem Akuntansi Aset Tetap
Sistem Akuntansi Aset tetap menghasilkan laporan tentang aset tetap
untuk keperluan manajemen aset. Sistem ini menyajikan informasi tentang
jenis, kuantitas, nilai, mutasi, dan kondisi aset tetap milik rumah sakit ataupun
bukan milik rumah sakit tetapi berada dalam pengelolaan rumah sakit.
Pengembangan sistem akuntansi aset tetap diserahkan sepenuhnya kepada
rumah sakit yang bersangkutan.
3. Sistem Akuntansi Biaya
Rumah Sakit mengembangkan Sistem Akuntansi Biaya yang
menghasilkan informasi tentang harga pokok produksi, biaya satuan (unit cost)
per unit layanan, dan evaluasi varian. Sistem Akuntansi Biaya berguna dalam
perencanaan dan pengendalian, pengambilan keputusan, dan perhitungan
tarif layanan.
4. Akuntansi Pendapatan
Akuntansi Pendapatan merupakan arus masuk kas bruto dari manfaat
ekonomi yang timbul dari aktivitas rumah sakit selama satu periode yang
mengakibatkan penambahan ekuitas bersih.
5. Akuntansi Kewajiban
Akuntansi Kewajiban merupakan informasi tentang utang yang timbul
dari peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya mengakibatkan aliran keluar
sumber daya ekonomi rumah sakit.
6. Akuntansi Ekuitas
Akuntansi Ekuitas merupakan informasi hak residual rumah sakit atas
total aset yang dimiliki setelah dikurangi seluruh kewajiban yang harus
diselesaikan.

B. KOMPONEN SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN


Sistem akuntansi rumah sakit terdiri atas sub sistem yang terintegerasi untuk
menghasilkan laporan keuangan dan laporan lainnya yang berguna bagi pihak-
pihak yang membutuhkan komponen sistem akuntansi tersebut antara lain
mencakup:

Pedoman Akuntansi dan Pelaporan Keuangan 5


1. Kebijakan Akuntansi
Kebijakan akuntansi meliputi pilihan prinsip-prinsip, dasar-dasar, konvensi,
peraturan dan prosedur yang digunakan rumah sakit dalam penyusunan dan
penyajian laporan keuangan. Pertimbangan dan pemilihan kebijakan akuntansi
perlu disesuaikan dengan kondisi rumah sakit. Sasaran pilihan kebijakan yang
paling tepat akan menggambarkan kondisi keuangan rumah sakit secara tepat.
Pertimbangan pemilihan untuk penerapan kebijakan akuntansi dan penyiapan
laporan keuangan oleh manajemen antara lain:
a. Penyajian wajar.
Laporan keuangan menyajikan dengan wajar laporan aktivitas,
neraca, laporan arus kas, dan catatan laporan keuangan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
Faktor pertimbangan sehat bagi penyusun laporan keuangan
diperlukan ketika menghadapi ketidakpastian peristiwa dan keadaan
tertentu. Ketidakpastian seperti itu diakui dengan mengungkapkan hakikat
serta tingkatnya dengan menggunakan pertimbangan sehat dalam
penyusunannya laporan keuangan.
Pertimbangan sehat mengandung unsur kehatian-hatian pada saat
melakukan perkiraan dalam kondisi ketidakpastian, sehingga aset atau
pendapatan tidak dinyatakan terlau tinggi dan kewajiban atau biaya tidak
dinyatakan terlalu rendah. Penggunaan pertimbangan sehat tidak
memperkenankan pembentukan cadangan tersembunyi atau penyisihan
berlebihan, dan sengaja menetapkan aset atau pendapatan yang lebih
rendah atau pencatatan kewajiban atau biaya yang lebih tinggi sehingga
laporan keuangan menjadi tidak netral dan tidak handal.
b. Substansi mengungguli bentuk (Substance Over Form)
Informasi dimaksudkan untuk menyajikan dengan wajar transaksi
serta peristiwa lain yang seharusnya disajikan, maka transaksi atau
peristiwa lain tersebut perlu dicatat dan disajikan sesuai dengan substansi
dan realisasi ekonomi, dan bukan hanya aspek formalitasnya. Apabila
substansi transaksi atau peristiwa lain tidak konsisten/berbeda dengan
aspek formalitasnya, maka hal tersebut harus diungkapkan dengan jelas
dalam CaLK.

Pedoman Akuntansi dan Pelaporan Keuangan 6


c. Materialitas
Walaupun idealnya memuat segala informasi, Laporan Keuangan
Rumah Sakit hanya diharuskan memuat informasi yang memenuhi kriteria
materialitas. Informasi dipandang material apabila kelalaian untuk
mencantumkan atau kesalahan dalam mencatat informasi tersebut dapat
mempengaruhi keputusan ekonomi pengguna yang diambil atas dasar
laporan keuangan.
2. Sub sistem akuntansi
Sub sitem akuntansi merupakan bagian dari sistem akuntansi. Contohnya
sub sistem akuntansi penerimaan kas dan sub sistem pengeluaran kas
merupakan bagian dari sistem akuntansi keuangan.
Prosedur yang digunakan untuk menganalisa, mencatat,
mengklasifikasikan, dan mengikhtisarkan informasi untuk disajikan dilaporan
keuangan juga mengacu pada siklus akuntansi (accounting cycle).
3. Bagan akuntansi standar
Bagan akuntansi standar merupakan daftar perkiraan buku besar yang
ditetapkan dan disusun secara sistematis oleh pimpinan rumah skait untuk
memudahkan perencanaan, penganggaran, pelaksanaan anggaran, serta
akuntansi dan pelaporan keuangan.

Pedoman Akuntansi dan Pelaporan Keuangan 7


BAB III
LAPORAN KEUANGAN

A. TUJUAN LAPORAN KEUANGAN


Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi mengenai posisi
keuangan, operasional keuangan, arus kas rumah sakit yang bermanfaat bagi
para pengguna laporan keuangan dalam membuat dan mengevaluasi keputusan
ekonomi.
Laporan keunagan disusun untuk tujuan umum, yaitu memenuhi kebutuhan
bersama sebagian besar pengguna. Namun demikian, laporan keuangan tidak
menyediakan semua informasi yang mungkin dibutuhkan pengguna laporan
keuangan dalam pengambilan keputusan ekonomi.
Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, laporan keuangan menyajikan informasi
tentang:
a) Aset;
b) Kewajiaban;
c) Ekuitas;
d) Pendapatan dan biaya; dan
e) Arus kas.

B. TANGGUNG JAWAB ATAS LAPORAN KEUANGAN


Pimpinan rumah sakit bertanggung jawab atas penyusunan dan penyajian
laporan keuangan rumah sakit yang disertai dengan surat pernyataan
tanggungjawab yang berisikan pernyataan bahwa pengelolaan anggaran telah
dilaksanakan berdasarkan sistem pengendalian intern yang memadai, akuntansi
keuangan telah diselenggarakan sesuai dengan standar akuntansi keuangan dan
kebenaran isi laporan keuangan merupakan tanggung jawab pimpinan rumah
sakit.

C. KOMPONEN LAPORAN KEUANGAN


Laporan keuangan setidak-tidaknya terdiri dari komponen-komponen berikut ini:
1. Laporan realisasi Anggaran/Laporan Operasional
a. Laporan realisasi anggaran menyajikan informasi tentang anggaran dan
realisasi anggaran rumah sakit secara tersanding yang menunjukan tingkat

Pedoman Akuntansi dan Pelaporan Keuangan 8


capaian target-target yang telah disepakati dalam dokumen pelaksanaan
anggaran.
b. Laporan operasional menyajikan informasi tentang operasi layanan rumah
sakit mengenai sumber, alokasi, dan pemakaian sumber daya ekonomi yang
dikelola oleh rumah sakit. Laporan operasional antara lain dapat berupa
laporan aktivitas atau laporan surplus defisit.
c. Informasi dalam laporan operasional, digunakan bersama-sama dengan
informasi yang diungkapkan dalam komponen laporan keuangan lainnya
sehingga dapat membantu para pengguna laporan keuangan untuk:
1) Mengevaluasi keputusan mengenai alokasi sumber-sumber daya
ekonomi;
2) Menyediakan informasi mengenai sumber, alokasi dan penggunaan
sumber daya ekonomi dan;
3) Menyediakan informasi mengenai realisasi anggaran secar menyeluruh
yang berguna dalam mengevaluasi kinerja rumah sakit dalam hal efisiensi
dan efektivitas penggunaan anggaran.
2. Neraca
a. Tujuan utama neraca adalah menyediakan informasi tentang posisi
keuangan rumah sakit meliputi aset, kewajiban, dan ekuitas pada tanggal
tertentu.
b. Informasi dalam neraca digunakan bersama-sama dengan informasi yang
diungkapkan dalam laporan keuangan lainya sehingga dapat membantu
para pengguna laporan keuangan untuk menilai:
1) Kemampuan rumah sakit dalam memberikan jasa pelayanan secara
berkelanjutan;
2) Likuiditas dan solvabilitas;
3) Kebutuhan pendanaan eksternal.
3. Laporan Arus Kas
a. Tujuan utama laporan arus kas adalah menyediakan informasi mengenai
sumber, penggunaan, perubahan kas dan setara kas selama periode
akuntansi serta saldo kas dan setara kas pada tanggalan pelaporan. Arus
kas dikelompokan dalam aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan.

Pedoman Akuntansi dan Pelaporan Keuangan 9


b. Informasi dalam laporan arus kas digunakan bersama-sama dengan
informasi yang diungkapkan dalam laporan keuangan lainnya sehingga
dapat membantu para pengguna laporan keuangan untuk menilai :
1) Kemampuan rumah sakit dalam menghasilkan kas dan setara kas;
2) Sumber dana rumah sakit;
3) Penggunaan dan rumah sakit;
4) Prediksi kemampuan rumah sakit untuk memperoleh sumber dana serta
penggunaanya untuk masa yang akan datang.
4. Catatan atas laporan keuangan
a. Tujuan utama Catatan Atas Laporan Keuangan adalah memberikan
penjelasan dan analisis atas informasi yang ada di laporan operasional,
neraca, laporan arus kas, dan informasi tambahan lainnya sebagai para
pengguna mendapatkan pemahaman yang paripurna atas laporan keuangan
rumah sakit.
b. Informasi dalam catatan atas laporan keuangan mencakup antara lain :
1) Pendahuluan;
2) Kebijakan akuntansi;
3) Penjelasan atas pos-pos laporan realisasi anggaran/laporan
operasional;
4) Penjelasan atas pos-pos neraca;
5) Penjelasan atas pos-pos laporan kas;
6) Kewajiban kontinjensi;
7) Informasi tambahan dan pengungkapan lainnya.
Laporan keuangan pokok diatas disertai dengan laporan kinerja yang
menjelaskan secara ringkas dan lengkap tentang capaian kinerja yang berisikan
ringkasan keluaran dari masing-masing kegiatan dan hasil yang dicapai dari
masing-masing program yang disusun dalam rencana bisnis dan anggaran.

D. PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN


Setiap komponen laporan keuangan harus diidentifikasi secara jelas dan
menyajikan informasi antara lain mencakup:
a. Nama rumah sakit atau identitas lain;
b. Cakupan laporan keuangan, apakah mencakup hanya satu unit usaha atau
beberapa unit usaha;

Pedoman Akuntansi dan Pelaporan Keuangan 10


c. Tanggal atau periode pelaporan;
d. Mata uang pelaporan dalam rupiah; dan
e. Satuan angka yang digunakan dalam penyajian laporan keuangan.

E. ILUSTRASI FORMAT LAPORAN KEUANGAN


1. Ilustrasi Format Neraca
RUMAH SAKIT PERDANA MEDICA
NERACA
PER 31 DESEMBER 20X1 DAN 20X0

KENAIAKAN (PENURUNAN)
URAIAN TAHUN 20X1 TAHUN 20X0
JUMLAH %
1 2 3 4 5

ASET
Aset Lancar
Kas dan Setara Kas 999.999 999.999 999.999 99.99
Investasi Jangka Pendek 999.999 999.999 999.999 99.99
Piutang Usaha 999.999 999.999 999.999 99.99
Piutang Lain-lain 999.999 999.999 999.999 99.99
Persediaan 999.999 999.999 999.999 99.99
Uang Muka 999.999 999.999 999.999 99.99
Biaya dibayar di Muka 999.999 999.999 999.999 99.99
Jumlah Aset Lancar 999.999 999.999 999.999 99.99
investasi janka panjang 999.999 999.999 999.999 99.99
Aset tetap
Tanah 999.999 999.999 999.999 99.99
Gedung dan Bangunan 999.999 999.999 999.999 99.99
Peralatan dan mesin 999.999 999.999 999.999 99.99
jalan, irigasi,dan Jaringan 999.999 999.999 999.999 99.99
Aset Tetap lainya 999.999 999.999 999.999 99.99
Kontruksi dalam Pengerjaan 999.999 999.999 999.999 99.99
Jumlah AsetTetap 999.999 999.999 999.999 99.99
Akumulasi Penyusutan 999.999 999.999 999.999 99.99
Nilai Buku Aset Tetap 999.999 999.999 999.999 99.99
Aset lainya
Aset kerjasama operasi 999.999 999.999 999.999 99.99
Aset sewa Guna Usaha 999.999 999.999 999.999 99.99
Aset Tak Berwujud 999.999 999.999 999.999 99.99
Aset Lain-lain 999.999 999.999 999.999 99.99
Jumlah Aset Lainnya 999.999 999.999 999.999 99.99
JUMLAH ASET 999.999 999.999 999.999 99.99
KEWAJIBAN
Kewajiban janka pendek
Utang usaha 999.999 999.999 999.999 99.99
Utang Pajak 999.999 999.999 999.999 99.99
Biaya yang masih haru dibayar 999.999 999.999 999.999 99.99
Pendapatan diterima dimuka 999.999 999.999 999.999 99.99
Bagian Lancar utang jangka panjang 999.999 999.999 999.999 99.99
Utang jangka pendek 999.999 999.999 999.999 99.99
Jumlah kewajiban jangka pendek 999.999 999.999 999.999 99.99
Kewajiban jangka panjang 999.999 999.999 999.999 99.99
JUMLAH KEWAJIBAN 999.999 999.999 999.999 99.99
EKUITAS
Ekuitas tidak terikat 999.999 999.999 999.999 99.99
Ekuitas Awal 999.999 999.999 999.999 99.99
Surplus & Defisit Tahun lalu 999.999 999.999 999.999 99.99
Surlpus & defisit Tahun Berjalan 999.999 999.999 999.999 99.99
Ekuitas Donasi 999.999 999.999 999.999 99.99
Ekuitas Terikat Temporary 999.999 999.999 999.999 99.99
Ekuitas Terikat Permanen 999.999 999.999 999.999 99.99
JUMLAH EKUITAS 999.999 999.999 999.999 99.99
JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS 999.999 999.999 999.999 99.99

Pedoman Akuntansi dan Pelaporan Keuangan 11


2. Ilustrasi Format Laporan Aktivitas
RUMAH SAKIT PERDANA MEDICA
LAPORAN AKTIVITAS
TAHUN 20X1 DAN 20X0

KENAIKAN (PENURUNAN)
URAIAN TAHUN 20X1 TAHUN20X0
JUMLAH %
1 2 3 4 5
PENDAPATAN

Pendapatan usaha dari jasa layanan


…….. 999.999 999.999 999.999 99.99
…….. 999.999 999.999 999.999 99.99
Hibah
Terikat 999.999 999.999 999.999 99.99
Tidak terikat 999.999 999.999 999.999 99.99
Pendapatan 999.999 999.999 999.999 99.99
Operasional 999.999 999.999 999.999 99.99
Investasi 999.999 999.999 999.999 99.99
Pendapatan Usaha lainnya

Hasil kerja sama dengan pihak lain 999.999 999.999 999.999 99.99
Sewa 999.999 999.999 999.999 99.99
jasa Lembaga Keuangan 999.999 999.999 999.999 99.99
dan lain-lain 999.999 999.999 999.999 99.99
Jumlah Pendapatan 999.999 999.999 999.999 99.99
BIAYA
Biaya Layanan 999.999 999.999 999.999 99.99
Biaya Pegawai 999.999 999.999 999.999 99.99
Biaya Bahan 999.999 999.999 999.999 99.99
Biaya Jasa Layanan 999.999 999.999 999.999 99.99
Biaya Pemeliharaan 999.999 999.999 999.999 99.99
Biaya Daya dan Jasa 999.999 999.999 999.999 99.99
dan lain-lain 999.999 999.999 999.999 99.99
Jumlah Biaya Layanan 999.999 999.999 999.999 99.99
Biaya umum dan Administrasi
Biaya Peagawai 999.999 999.999 999.999 99.99
Biaya Administrasi Perkantoran 999.999 999.999 999.999 99.99
Biaya Pemeliharaan 999.999 999.999 999.999 99.99
Biaya Langganan Daya dan Jasa 999.999 999.999 999.999 99.99
Biaya Administrasi Bank 999.999 999.999 999.999 99.99
dan lain-lain 999.999 999.999 999.999 99.99
Jumlah Biaya Lainnya 999.999 999.999 999.999 99.99
Jumlah Biaya 999.999 999.999 999.999 99.99
SURPLUS /DEFISIT SEBELUM POS KEUNTUNGAN/KERUGIAN

Keuntungan/kerugian
Keuntungan penjualan Aset Non
Lanacar 999.999 999.999 999.999 99.99
Rugi Penjualan Aset Non Lancar 999.999 999.999 999.999 99.99
Rugi Penurunan Nilai 999.999 999.999 999.999 99.99
SURPLUS /DEFISIT SEBELUM POS-
POS LUAR BIASA 999.999 999.999 999.999 99.99
Pos-pos Luar Biasa
Pendapatan dari Kejadian Luar
Biasa 999.999 999.999 999.999 99.99
Biaya dari Kejadian Luar Biasa 999.999 999.999 999.999 99.99
SURPLUS/DEFISIT TAHUN
BERJALAN BERSIH 999.999 999.999 999.999 99.99
SURPLUS/DEFISIT TAHUN
BERJALAN DILUAR PENDAPATAN
APBN 999.999 999.999 999.999 99.99

Pedoman Akuntansi dan Pelaporan Keuangan 12


3. Ilustrasi Laporan Arus Kas
RUMAH SAKIT PERDANA MEDICA
LAPORAN ARUS KAS
TAHUN 20X1 DAN 20X0

KENAIKAN (PENURUNAN)
URAIAN TAHUN 20X1 TAHUN 20X0
JUMLAH %
1 2 3 4 5

ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI


ARUS MASUK
Pendapatan Usaha dari jasa pelayanan 999.999 999.999 999.999 99.99
Pendapatan Hibah 999.999 999.999 999.999 99.99
Pendapatan usaha Lainnya 999.999 999.999 999.999 99.99
ARUS KELUAR
Biaya Layanan 999.999 999.999 999.999 99.99
Biaya umum dan Administrasi 999.999 999.999 999.999 99.99
Biaya Lainnya 999.999 999.999 999.999 99.99
Arus Kas Bersih dari aktivitas operasi
ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI
ARUS MASUK
Hasil Penjualan Aset Tetap 999.999 999.999 999.999 99.99
Hasil Penjualan Investasi jangka panjang 999.999 999.999 999.999 99.99
Aset Penjualan Aet Lainnya 999.999 999.999 999.999 99.99
ARUS KELUAR
Perolehan Aset tetap 999.999 999.999 999.999 99.99
Perolehan Investasi Janka Panjang 999.999 999.999 999.999 99.99
Perolehan aset lainnya 999.999 999.999 999.999 99.99
Arus Kas Bersih dari Aktivitas Investasi 999.999 999.999 999.999 99.99
ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN
ARUS MASUK
Perolehan Pinjaman 999.999 999.999 999.999 99.99
Penerimaan Kembali Pokok Pinjaman 999.999 999.999 999.999 99.99
ARUS KELUAR
Pembayaran Pokok Pinjaman 999.999 999.999 999.999 99.99
Pemberian Pinjaman 999.999 999.999 999.999 99.99
Arus Kas Bersih Dari Aktivitas Pendanaan 999.999 999.999 999.999 99.99
KENAIKAN BERSIH KAS 999.999 999.999 999.999 99.99
KAS DAN SETARA KAS AWAL 999.999 999.999 999.999 99.99
JUMLAH SALDO KAS 999.999 999.999 999.999 99.99

4. Ilustrasi Catatan Atas Laporan Keuangan (CALK)


Strurktur Catatan Atas laporan Keuangan sekurang-kurangnya adalah sebagai
berikut:
a. Pendahuluan
1) Sejarah pembentukan Rumah Sakit;
2) Dasar hukum pembentukan Rumah sakit
3) Alamat Kantor Rumah Sakit

Pedoman Akuntansi dan Pelaporan Keuangan 13


4) Keterangan mengenai hakekat operasi dan kegiatan Rumah sakit;
5) Nama pejabat pengelola dan dewan pengawas Rumah Sakit;
6) Jumlah karyawan pada akhir periode atau rata-rata jumlah karyawan
selama periode yang bersangkutan.
b. Kebijakan Akuntansi
Kebijakan akuntansi adalah prinsip-prinsip, dasar-dasar, konvensi-
konvensi, aturan-aturan, dan praktik-praktik spesifik yang dipilih oleh Rumah
Sakit dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan.
c. Penjelasan Pos-Pos Laporan keuangan
1) Pendahuluan;
2) Kebijakan akuntansi;
3) Penjelasan atas pos-pos laporan Realisasi Anggaran/laporan opersional;
4) Penjelasan atas pos-pos neraca;
5) Penjelasan atas pos-pos laporan arus kas;
6) Kewajiban kontinjensi;
7) Informasi tambahan dan pengungkapan lainnya.
Rincian dan penjelasan masing-masing pos-pos pelaporan keuangan terdiri
dari:
a) Pendapatan
1. Pendapatan usaha dari jasa layanan;
2. Hibah terikat dan tidak terikat;
3. Pendapatan usaha lainya, meliputi hasil kerja sama dengan pihak lain,
sewa, jasa, lembaga keuangan, dan lai-lain;
b) Biaya
1. Biaya pelayanan
1) Biaya pegawai;
2) Biaya bahan;
3) Biaya jasa layanan;
4) Biya pemeliharaan;
5) Biaya daya dan jasa;
6) Dan lain-lain.
2. Biaya umum dan administrasi
1) Biaya pegawai;
2) Biaya administrasi perkantoran;

Pedoman Akuntansi dan Pelaporan Keuangan 14


3) Biaya pemeliharaan;
4) Biaya langganan daya dan jasa;
5) Biaya promosi;
6) Dan lain-lain.
c) Aset
Aset lancar, mencakup:
1. Kas dan setara kas;
2. Investasi jangka pendek;
3. Piutang usaha;
4. Persediaan;
5. Uang muka; dan
6. Biaya dibayar dimuka.
7. Investasi jangka panjang
Aset tetap, mencakup:
1. Tanah;
2. Gedung dan bangunan;
3. Peralatan dan mesin;
4. Jalan, irigasi, dan jaringan;
5. Aset tetap lainnya;
6. Kontruksi dalam pengerjaan.
Aset lainnya mencakup :
1. Aset kerja sama operasi;
2. Aset sewa guna usaha;
3. Aset tak berwujud; dan
4. Aset lain-lain.
d) Kewajiban
Kewajiban mencakup:
1. Utang usaha;
2. Utang pajak;
3. Biaya yang masih harus dibayar;
4. Pendapatan dibayar dimuka;
5. Bagian lancar utang jangka panjang; dan
6. Utang jangka pendek lainnya.

Pedoman Akuntansi dan Pelaporan Keuangan 15


e) Ekuitas
Ekuitas rumah sakit diklasifikasikan menjadi:
1. Ekuitas awal;
2. Surplus & defisit tahun lalu;
3. Surplus & defisit tahun berjalan;
4. Ekuitas donasi;
5. Ekuitas terikat temporer; dan
6. Ekuitas terikat permanen.
f) Komponen-komponen pelaporan arus kas
1. Arus kas dari aktivitas operasi;
2. Arus kas dari aktivitas investasi; dan
3. Arus kas dari aktivitas pendanaan.
d. Kewajiban Kontinjensi
Kewajiban kontijensi adalah:
1) Kewajiban potensial yang timbul dari peristiwa masa lalu dan
keberadaannya menjadi pasti dengan terjadi atau tidak terjadinya suatu
peristiwa di masa yang akan datang, yang tidak sepenuhnya berada
dalam kendali rumah sakit.
2) Kewajiban kini yang timbul sebagai akibat peristiwa masa lalu, tetapi
diakui karena tidak terdapat kemungkinan besar ( not probable ) rumah
sakit mengeluarkan sumber daya yang mengandung manfaat ekonomis
untuk menyeleseikan kewajibannya atau jumlah kewajiban tersebut tidak
dapat diukur secara handal.
Terkait dengan kewajiban kontijensi, hal-hal yang diinformasikan dalam
catatan atas laporan keuangan antara lain:
a. Uraian ringkas mengenai karakteristik kewajiban kontinjensi:
b. Estimasi dari dampak finansial yang terukur;
c. Indikasi tentang ketidakpastian yang terkait dengan jumlah atau waktu
arus keluar sumber daya; dan
d. Kemungkinan penggantian oleh pihak ketiga.
e. Informasi Tambahan
Rumah Sakit mengungkapkan hal-hal yang belum diinformasikan dalam bagian
manapun dari laporan keuangan.

Pedoman Akuntansi dan Pelaporan Keuangan 16


BAB IV
AKUNTANSI PENDAPATAN

A. PENGERTIAN
Pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari
aktivitas rumah sakit selama satu periode yang mengakibatkan penambahan
ekuitas bersih.

B. KLASIFIKASI PENDAPATAN RUMAH SAKIT


Pendapatan diklasifikasikan ke dalam:
a. Pendapatan usaha dari jasa layanan
Merupakan pendapatan yang diperoleh sebagai imbalan atas barang atau
jasa yang diserahkan kepada masyarakat. Pendapatan usaha dari jasa
layanan selanjutnya dirinci per jenis layanan yang diperoleh Rumah sakit.
b. Hibah
Merupakan pendapatan yang diterima dari masyarakat atau badan lain,
tanpa adanya kewajiban bagi rumah sakit untuk menyerahkan barang/jasa.
Hibah diklasifikasikan menjadi hibah terikat dan hibah tidak terikat.
1) Hibah terikat adalah hibah yang peruntukannya dan atau waktunya
ditentukan oleh pemberi hibah.
2) Hibah tidak terikat adalah hibah yang peruntukannya tidak ditentukan oleh
pemberi.
c. Pendapatan usaha lainnya
Merupakan pendapatan yang berasal dari hasil kerja sama dengan pihak
lain, sewa, jasa lembaga keuangan, dan lain-lain. Pendapatan yang tidak
berhubungan secara langsung dengan tugas dan fungsi rumah sakit.
d. Keuntungan penjualan aset non lancar
Merupakan selisih lebih antara harga jual dengan nilai buku aset non lancar.
e. Pendapatan dari kejadian luar biasa
Merupakan pendapatan yang timbul di luar kegiatan normal rumah sakit,
yang tidak berulang dan di luar kendali rumah sakit.

1. Pengakuan

Pedoman Akuntansi dan Pelaporan Keuangan 17


a. Pendapatan usaha dari jasa layanan dan pendapatan usaha lainnya diakui
pada saat diterima atau hak untuk menagih timbul sehubungan dengan
adanya barang /jasa yang diserahkan kepada masyarakat.
b. Pendapatan hibah berupa barang diakui pada saat hak kepemilikan barang
berpindah.
c. Pendapatan hibah berupa uang diakui pada saat uang diterima oleh rumah
sakit.
2. Pengukuran
a. Pendapatan usaha dari jasa layanan dan pendapatan usaha lainnya diakui
pada saat diterima atau hak untuk menagih timbul sehubungan dengan
adanya baranag/jasa yang diserahkan kepada masyarakat.
b. Pendapatan hibah beruapa barang diakui pada saat hak kepemilikan
berpindah.
c. Pendapatan hibah berupa uang diakui pada saat kas diterima oleh rumah
sakit.
3. Pengungkapan
a. Pendapatan disajikan secara terpisah pada laporan keuangan untuk setiap
jenis pendapatan.
b. Rincian jenis pendapatan diungkapkan pada Catatan Atas laporan
Keuangan.

Pedoman Akuntansi dan Pelaporan Keuangan 18


BAB V
AKUNTANSI BIAYA

A. PENGERTIAN
Biaya adalah penurunan manfaat ekonomi selama satu periode akuntansi
dalam bentuk arus keluar kas atau berkurangnya aset atau terjadinya kewajiban
yang mengakibatkan penurunan ekuitas bersih.

B. KLASIFIKASI BIAYA
Biaya rumah sakit dikalsifiaksikan sebagai berikut:
a. Biaya layanan
Merupakan seluruh biaya yang terkait langsung dengan pelayanan kepada
masyarakat, antara lain meliputi biaya pegawai, biaya bahan, biaya jasa
layanan, biaya pemeliharaan, biaya dan jasa, dan biaya langsung lainnya yang
berkaitan langsung dengan pelayanan yang diberikan oleh rumah sakit.
b. Biaya umum dan administrasi
Merupakan biaya-biaya yang diperlukan untuk administrasi dan biaya yang
bersifat umum dan tidak terkait secara langsung dengan kegiatan pelayanan
rumah sakit. Biaya ini antara lain meliputi biaya pegawai, biaya administrasi
perkantoran, biaya pemeliharaan, biaya langganan daya dan jasa, dan biaya
promosi.
c. Biaya lainnya
Merupakan biaya yang tidak dapat dikelompokan ke dalam biaya layanan dan
biaya umum dan administrasi. Biaya ini antara lain meliputi biaya bunga dan
biaya administrasi bank.
d. Rugi penjualan Aset Non Lancar
Merupakan selisih kurang anatara harga jual dengan nilai buku aset non lancar
yang dijual.
e. Biaya dari kejadian luar biasa
Merupakan biaya yang timbul di luar kegiatan normal rumah sakit, yang tidak
diharapkan terjadi dan tidak diharapkan terjadi berulang, dan di luar kendali
rumah sakit.

Pedoman Akuntansi dan Pelaporan Keuangan 19


1. Pengakuan
Biaya diakui pada saat terjadinya penurunan manfaat ekonomi masa depan
yang berkaitan dengan penurunan aset atau peningkatan kewajiban dan dapat
diukur dengan handal.
2. Pengukuran
Biaya dan kerugian dicatat sebesar:
a. Jumlah kas yang dibayarkan jika seluruh pengeluaran tersebut dibayar pada
periode berjalan.
b. Jumlah biaya periode berjalan yang harus dibayar pada masa yang akan
datang.
c. Alokasi sistematis untuk periode berjalan atas biaya yang telah dikeluarkan.
d. Jumlah kerugian yang terjadi.
3. Pengungkapan
Biaya disajikan pada laporan keuangan terpisah untuk setiap jenis biaya.
Rincian jenis biaya diungkapkan pada CaLK.

Pedoman Akuntansi dan Pelaporan Keuangan 20


BAB VI
AKUNTANSI ASET

A. PENGERTIAN ASET
Aset adalah sumber daya ekonomi yang dikuasai dan/dimiliki oleh rumah
sakit sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi atau
sosial di masa depan diharapkan dapat diperoleh serta dapat diukur dalam satuan
uang, dan sumber-sumber daya yang dipelihara karena alasan sejarah budaya.
Manfaat ekonomi masa depan yang terwujud dalam aset adalah potensi aset
tersebut untuk memberikan sumbangan, baik langsung maupun tidak langsung,
bagi kegiatan oprasional rumah sakit, berupa aliran pendapatan atau
penghematan belanja bagi rumah sakit.
Aset diklasifikasikan ke dalam aset lancar dan aset non lancar. Suatu aset
diklasifikasikan sebagai aset lancar, jika aset tersebut:
a. Diperkirkan akan drealisasi atau dimiliki untuk dijual atau digunakan dalam
jangka waktu 12 bulan; atau
b. Dimiliki untuk diperdagangkan atau untuk tujuan jangka pendek dan
diharapkan akan direalisasi dalam jangka waktu 12 bulan dari tanggal neraca;
atau
c. Berupa kas atau setara kas yang penggunaannya tidak dibatasi.
Aset lancar antara lain meliputi kas dan setara kas, investasi jangka
pendek, piutang usaha, piutang lain-lain, persediaan, uang muka, biaya dibayar
dimuka. Aset non lancar adalah aset yang digunakan secara langsung atau tidak
langsung untuk kegiatan ruamh sakit dan tidak memenuhi kriteria aset lancar. Aset
non lancar antara lain meliputi investasi jangka panjang, aset tetap, dan aset
lainnya.

B. KAS DAN SETARA KAS


1. Definisi
Kas adalah uang tunai atau saldo simpanan di bank yang setiap saat dapat
digunakan untuk membiayai kegiatan rumah sakit. Kas terdiri dari saldo kas
(cash on hand) dan rekening giro. Setara kas (cash equivalent) merupakan
bagian dari aset lancar yang sangat liquid, yang dapat dikonversi menjadi kas
dalam jangka waktu 1 sampai 3 bulan tanpa menghadapi resiko perubahan nilai

Pedoman Akuntansi dan Pelaporan Keuangan 21


yang signifikan, tidak termasuk piutang dan persediaan. Contoh setara kas
antara lain: deposito berjangka kurang dari 3 bulan dan cek yang baru dapat
diuangkan dalam jangka waktu kurang dari 3 bulan.
2. Pengakuan (recognition)
Kas dan setara kas diakui pada saat diterima oleh rumah sakit.
3. Pengukuran (measurement) kas dan setara kas diukur sebesar nilai nominal
pada saat diterima.
4. Penyajian pengungkapan (presentation and disclosure)
Kas dan setara merupakan akun yang paling lancar (liquid) dan lazim disajikan
pada urutan pertama unsur aset dalam neraca.
Hal-hal yang harus diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan adalah:
a. Kebijakan yang diterapkan dalam menentukan komponen kas dan setara kas.
b. Rincian jenis dan jumlah kas dan setara kas.

C. INVESTASI JANGKA PENDEK


1. Definisi
Investasi adalah aset yang dimaksudkan untuk memperoleh manfaat ekonomi
seperti bunga, dividen, royalti, atau manfaat sosial dan manfaat lainnya
sehingga dapat meningkatkan kemampuan rumah sakit dalam rangka
pelayanan kepada masyarakat. Persediaan dan aset tetap bukan merupakan
investasi. Investasi jangka pendek adalah investasi yang dapat segera dicairkan
dan dimaksudkan untuk dimiliki selama 3 sampai 12 bulan.
Investasi jangka pendek harus memenuhi karakteristik sebagai berikut:
a. Dapat segera diperjual-belikan/dicairkan;
b. Investasi tersebut ditujukan dalam rangka manajemen kas, artinya rumah
sakit dapat menjual investasi tersebut apabila timbul kebutuhan kas;
c. Beresiko rendah.
2. Pengakuan
Suatu pengeluaran kas atau aset dapat diakui sebagai investasi apabila
memenuhi salah satu kriteria:
a. Kemungkinan manfaat ekonomi dan manfaat sosial atau jasa potensial di
masa yang akan datang atas suatu investasi tersebut dapat diperoleh rumah
sakit;

Pedoman Akuntansi dan Pelaporan Keuangan 22


b. Nilai perolehan atau nilai wajar investasi dapat diukur secara memadai
(relaibel).
3. Pengukuran
a. Investasi jangka pendek harus dicatat dalam neraca berdasarkan biaya
perolehan. Biaya perolehan meliputi harga transaksi investasi itu sendiri
ditambah komisi perantara jual beli, jasa bank, dan biaya lainnya yang timbul
dalam rangka perolehan tersebut.
b. Investasi jangka pendek dalam bentuk deposito jangka pendek dicatat
sebesar nilai nominal deposito tersebut.
4. Penyajian dan pengungkapan
a. Investasi jangka pendek disajikan pada kelompok aset lancar dalam neraca.
b. Hal-hal yang harus diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan
adalah:
1) Rincian jenis dan jumlah penempatan dana;
2) Jenis mata uang;
3) Jumlah penempatan dana pada pihak-pihak yang memiliki hubungan
istimewa;
4) Kebijakan akuntansi untuk:
a) Penetuan nilai tercatat dari investasi;
b) Perlakuan perubahan dalam nilai pasar investasi lancar yang dicatat
pada nilai pasar, dan jumlah signifikan yang dilaporkan sebagai
penghasilan investasi untuk bunga, royalty, dividen, dan sewa pada
investasi jangka panjang dan lancar, dan laba rugi pada pelunasan
investasi lancar danperubahan dalam nilai investasi tersebut.

D. PIUTANG USAHA
1. Definisi
Piutang usaha adalah hak timbul dari penyerahan barang atau jasa dalam
rangka kegiatan operasional rumah sakit. Transaksi piutang usaha memiliki
karakteristik sebagai berikut:
a. Terdapat penyerahan barang, jasa, uang, atau timbulnya hak untuk menagih
berdasarkan ketentuan peraturan perundangan-undangan;
b. Persetujuan atau kesepakatan pihak-pihak terkait; dan jangka waktu
pelunasan.

Pedoman Akuntansi dan Pelaporan Keuangan 23


2. Pengakuan
a. Piutang usaha diakui pada saat barang atau jasa diserahkan, tetapi belum
menerima pembayaran dari penyerahan tersebut.
b. Piutang usaha berkurang pada saat dilakukan pembayaran atau dilakukan
penghapusan. Apabila piutang yang dihapuskan lebih besar dari penyisihan
kerugian piutang yang dibentuk maka selisihnya diakui sebagai biaya
penyisihan kerugian periode bersangkutan.
c. Apabila terjadi pembayaran setelah piutang dihapuskan maka piutang
tersebut dimunculkan kembali dan pengurangannya dilakukan sebagaimana
pelunasan piutang.
3. Pengukuran
a. Piutang diukur sebesar niali yang dapat direalisasikan (net realizable value)
setelah memperhitungkan nilai penyisihan piutang tak tertagih.
b. Penyisihan kerugian piutang tak tertagih dibentuk sebesar nilai piutang yang
diperkirakan tidak dapat ditagih berdasarkan daftar umur piutang atau
prosentase dari pendapatan.
c. Pengahapusan piutang tak tertagih dilkukan berdasarkan ketentuan yang
berlaku.
4. Penyajian dan pengukuran
a. Piutang usaha yang jatuh tempo dalam waktu kurang dari satu tahun
disajikan pada kelompok aset lancar dalam neraca. Sedangkan piutang
usaha yang jatuh tempo lebih dari satu tahun disajikan dalam aset non
lancar.
b. Piutang usaha disajikan sebesar jumlah bersih, yaitu jumlah seluruh tagihan
piutang dikurangi dengan penyisihan kerugian piutang.
c. Hal-hal yang diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan:
1) Rincian jenis dan jumlah piutang
2) Jumlah piutang dengan pihak-pihak yang memiliki hubungan istimewa;
3) Jumlah penyisihan kerugian piutang yang dibentuk disertai daftar umur
piutang;
4) Kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam pembentukan penyisihan
kerugian piutang;
5) Jumlah piutang yang dijadikan anggunan;
6) Jumlah piutang yang dijual (anjak piutang).

Pedoman Akuntansi dan Pelaporan Keuangan 24


E. PIUTANG LAIN-LAIN
1. Definisi
Piutang lai-lain adalah hak yang timbul dari penyerahan barang atau jasa serta
uang di luar kegiatan operasional rumah sakit. Transaksi piutang lain-lain
memiliki karakteristik sebagai berikut:
a. Terdapat penyerahan barang/jasa, atau uang di luar kegiatan opersional;
b. Persetujuan atau kesepakatan pihak-pihak terkait; dan
c. Jangka waktu pelunasan.
Contoh piutang lain-lain adalah piutang pegawai, piutang bunga, dan piutang,
dan piutang sewa.
2. Pengakuan
a. Piutang lain-lain diakui pada saat barang, jasa, atau uang diserahkan,
walaupun belum menerima pembayaran dari penyerahan tersebut.
b. Piutang lain-lain berkurang pada saat dilakukan pembayaran atau dilakukan
penghapusan.
c. Apabila piutang lain-lain yang dihapuskan lebih besar dari penyisihan
kerugian piutang yang dibentuk, maka selisihnya diakui sebagai biaya
penyisihan kerugian periode bersangkutan.
d. Apabila terjadi pembayaran setelah piutang dihapuskan maka piutang
tersebut dimunculkan kembali dan pengurangnya dilakukan sebagaiman
pelunasan piutang.
3. Pengukuran
a. Piutang lain-lain diukur sebesar nilai yang dapat direalisasikan (net realizable
value) setelah memperhitungkan nilai penyisihan piutang tak tertagih.
b. Penyisihan kerugian piutang tidak tertagih dibentuk sebesar nilai piutang
yang diperkirakan tidak dapat ditagih berdasarkan daftar umur piutang.
c. Penghapusan piutang tidak tertagih dilakukan berdasarkan ketentuan yang
berlaku.

4. Penyajian dan pengungkapan

Pedoman Akuntansi dan Pelaporan Keuangan 25


a. Piutang lain-lain disajikan pada kelompok aset lancar dalam neraca.
Sedangkan piutang lain-lain yang jatuh tempo lebih dari satu tahun disajikan
dalam kelompok aset non lancar.
b. Piutang lain-lain disajikan pada kelompok aset lancar dalam neraca.
Sedangkan piutang lain-lain yang jatuh tempo lebih dari satu tahun disajikan
dalam kelompok aset non lancar.
c. Piutang lain-lain disajikan sebesar jumlah bersih, yaitu jumlah seluruh
tagihan piutang dikurangi dengan penyisihan kerugian piutang.hal-hal yang
diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan:
1) Rincian jenis dan jumlah piutang.
2) Jumlah piutang dengan pihak-pihak yang memiliki hubungan istimewa;
3) Jum lah penyisihan kerugian piutang yang dibentuk;
4) Kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam pembentukan penyisihan
kerudian piutang.

F. PERSEDIAAN
1. Definisi
Persediaan adalah aset yang diperoleh dengan maksud untuk;
a. Dijual dalam kegiatan usaha normal;
b. Digunakan dalam proses produksi; atau
c. Dalam bentuk bahan atau perlengkapan (supplies) untuk digunakan dalam
proses produksi atau pemberian jasa.
Persediaan meliputi barang yang dibeli dan disimpan untuk dijual kembali atau
diserahkan kepada masyarakat, misalnya, barang yang dibeli untuk dijual
kembali atau pengadaan tanah dan property lainnya untuk dijual kembali.
Persediaan antara lain berupa barang jadi, barang dalam proses produksi, dan
bahan serta perlengkapan yang akan digunakan dalam proses produksi
2. Pengakuan
a. Persediaan diakui pada saat barang diterima atau dihasilkan.
b. Persediaan berkurang pada saat dipakai, dijual, kadaluarsa, dan rusak.
3. Pengukuran
a. Persediaan diukur berdasarkan biaya atau nilai realisasi bersih, mana yang
lebiha rendah (the lower of cost and net realizable value).

Pedoman Akuntansi dan Pelaporan Keuangan 26


b. Biaya perolehan persediaan meliputi semua biaya pembelian, biaya
konversi, dan semua digunkan atau dijuaal (present location and condition).
c. Biaya pembelian persediaan meliputi harga pembelian, bea masuk dan pajak
lainnya, dan biaya pengakutan, penanganan dan biaya lainnya yang secara
langsung dapat diatribusikan pada perolehan barang jadi, bahan dan jasa.
Diskon dagang (trade discount) rabat, dan pos lain yang serupa dikurangkan
dalam menentukan biaya pembelian.
d. Biaya perolehan persediaan tidak termasuk:
1) Jumlah pemborosan bahan, upah, atau biaya produksi lainya yang tidak
normal;
2) Biaya penyimpanan, kecuali biaya tersebut diperlukan dalam proses
produksi sebelum dilanjutkan pada tahap produksinya berikut:
3) Biaya penyimpanan, kecuali biaya tersebut diperlukan dalam proses
produksi sebelum dilanjutkan pada tahap produksi berikutnya;
4) Biaya administrasi dan umum yang tidak memberikan sumbangan untuk
membuat persediaan berada dalam lokasi dan kondisi sekarang;
5) Biaya penjualan.
e. Penurunan nilai persediaan pada periode pelaporan di bawah biaya
perolehannya diakui sebagai biaya pada periode berjalan.
f. Persediaan perlengkapan (supplies) habis pakai yang tidak dapat dikaitkan
langsung dengan kegiatan operasional dinilai sebesar harga perolehannya.
g. Biaya persediaan untuk barang yang lazimnya tidak dapat diganti dengan
barang lain (not ordinary interchangeable) dan barang jasa yang dihasilkan
dan dipisahkan untuk proyek khusus harus diperhitungkan berdasarkan
indentifikas khusus terhadap biayanya masing-masing.
h. Biaya persediaan, kecuali yang disebut dalam huruf g, dapat dihitung dengan
menggunakan rumus biaya masuk pertama keluar pertama (MPKP atau
FIFO), rata-rata tertimbang (weighted average cost method), atau masuk
terakhir keluar pertama (MTKP atau LIFO).
i. Jika barang dalam persediaan dijual, maka nilai tercatat teracatat persediaan
tersebut harus diakui sebagai biaya pada periode dimana pendapatan atas
penjualan tersebut diakui. Setiap penurunan nilai persediaan di bawah biaya
menjadi nilai realisasi bersih dan seluruh kerugian persediaan harus diakui
sebagai biaya pada periode terjadinya penurunan atau kerugian tersebut.

Pedoman Akuntansi dan Pelaporan Keuangan 27


Setiap pemulihan kembali penurunan nilai persediaan karena peningkatan
kembali nilai realisasi bersih, harus diakui sebagai pengurangan terhadapa
jumlah biaya persediaan pada periode terjadinya pemulihan tersebut.
4. Penyajian dan pengungkapan
a. Persediaan disajikan pada kelompok aset lancar dalam neraca.
b. Persediaan yang tersedia untuk dijual disajikan sebesar nilai perolehan atau
nialai realisasi bersih (the lower of cost and net realizable).
c. Persediaan perlengkapan (supplies) habis pakai yang tidak dapat diakaitkan
langsung dengan kegiatan operasional rumah sakit disajikan sebesar harga
perolehannya.
d. Hal-hal yang diungkapkan dalm laporan keuangan antara lain:
1) Kebijakan akuntansi yang digunakan dalam pengukuran persediaan;
2) Jenis persediaan, harga perolehan, nilai realisasi bersih, dan nilai tercatat di
neraca;
3) Jumlah dari setiap pemulihan dari setiap penurunan nilai yang diakui sebagai
penghasilan selama periode;
4) Kondisi atau peristiwa penyeba terjadinya pemulihan nilai persediaan yang
diturunkan;
5) Nilai tercatat persediaan yang diperuntukan sebagai jaminan kewajiban.

G. UANG MUKA
1. Definisi
Uang muka menurut tujuan penggunaanya dibagi menjadi dua jenis, yaitu:
a. Uang muka kegiatan adalah pembayaran di muka untuk suatu kegiatan
mendesak rumah sakit yang belum diketahui secara pasti jumlah
biaya/pengeluaran sebenarnya dan harus dipertanggungjawabkan setelah
kegiatan tersebut selesai.
b. Uang muka pembelian barang/jasa adalah pembayaran uang muka kepada
pemasok/rekanan pembeli barang jasa tyang saat pembayaran tersebut
barang dan jasa belum diterima.
Pembayaran di muka tersebut harus diperhitungkan sebagai bagian pembayaran
dari barang dan jasa yang diberikan pada saat penyelesaian. Uang muka
berfungsi untuk mempunyai kelancaran operasional rumah sakit.
2. Pengakuan

Pedoman Akuntansi dan Pelaporan Keuangan 28


a. Uang muka diakui pada saat pembayaran kas.
b. Uang muka kegiatan berkurang pada saat dipertanggungjawabkan.
c. Uang muka pembelian barang/jasa berkurang pada saat barang/jasa
diterima.
3. Pengukuran
Uang muka diukur sejumlah nilai nominal yang dibayarkan.
4. Penyajian dan pengungkapan
a. Uang muka disajikan pada kelompok aset lancar di neraca.
b. Hal-hal yang harus diungkapkan antara lain rincian jenis dan jumlah uang
muka serta batas waktu pertanggungjawaban.

H. BIAYA DIBAYAR DIMUKA


1. Definisi
Biaya dibayar di muka adalah pembayaran di muka yang manfaatnya akan
diperoleh pada masa yang akan datang. Biaya dibayar dimuka berfungsi untuk
membiayai operasional jangka panjang bagi kepentingan rumah sakit, misalnya
premi asuransi dan sewa dibayar dimuka.
2. Pengakuan
a. Biaya dibayar di muka diakui sebagai pos sementara pada saat pembayaran.
b. Biaya dibayar di muka diakui sebagai biaya pada saat jasa diterima.
c. Biaya dibayar di muka berkurang pada saat jasa diterima atau berlalunya
waktu.
3. Pengukuran
Biaya dibayar di muka diukur sebesar jumlah uang yang dibayarkan atas
prestasi atau jasa yang diterima.
4. Penyajian dan pengungkapan
a. Biaya dibayar di muka disajikan pada kelompok aset lancar dalam neraca.
b. Biaya dibayar di muka disajikan secar netto.

Pedoman Akuntansi dan Pelaporan Keuangan 29


I. INVESTASI JANGKA PANJANG
1. Definisi
Investasi jangka panjang adalah investasi yang dimaksudkan untuk dimiliki
selama lebih dari 12 bulan. Investasi jangka panjang terdiri dari investasi non
permanen dan investasi permanen. Investasi non permanen adalah investasi
jangka panjang yang dimaksudkan untuk dimiliki secara tidak berkelanjutan.
Investasi jenis ini diharapkan akan berakhir dalam jangka waktu tertentu, seperti
pemberian pinjaman kepada perusahaan negara/daerah, investasi dalam
bentuk dana bergulir, penyertaan modal dalam proyek pembangunan, dan
investasi non-permanen lainnya. Investasi permanen adalah investasi jangka
panjang yang dimaksudkan untuk dimiliki secara berkelanjutan.
2. Pengakuan
Investasi jangka panjang diakui pada saat keluarnya sumber daya ekonomi
rumah sakit untuk memperoleh investasi jangka panjang dan dapat diukur
dengan andal.
3. Pengukuran
a. Investasi permanen dinilai berdasarkan biaya perolehan, kecuali jika harga
pasar investasi jangka panjang menunjukkan penurunan nilai dibawah biaya
perolehan secara signifikan dan permanen, perlu dilakukan penyesuaian
atas nilai investasi tersebut. Penilaian dalam hal ini dilakukan untuk masing-
masing investasi secara individual.
b. Investasi non permanen dinilai berdasarkan harga perolehan atau nilai bersih
yang dapat direalisasikan.
c. Biaya perolehan suatu investasi mencakup harga transaksi investasi itu
sendiri dan biaya perolehan lain di samping harga beli, seperti komisi broker,
jasa bank, dan pungutan oleh bursa efek.
d. Metode penilaian investasi jangka panjang dapat dilakukan dengan metode
biaya, metode ekuitas, dan metode nilai bersih yang dapat direalisasikan.
1) Metode biaya diakui sebesar biaya perolehan. Penghasilan-penghasilan atas
investasi yang dilakukan diakui sebesar bagian hasil yang diterima dan tidak
mempengaruhi besarnya investasi pada badan usaha/badan hukum yang
terkait. Metode biaya digunakan apabila kepemilikan kurang dari 20%.
2) Metode ekuitas diakui berdasarkan investasi awal sebesar biaya perolehan
dan ditambah atau dikurangi sebesar bagian laba atau rugi badan

Pedoman Akuntansi dan Pelaporan Keuangan 30


usaha/badan hukum setelah tanggal perolehan. Bagian laba kecuali deviden
dalam bentuk saham yang diterima rumah sakit akan mengurangi nilai
investasi dan tidak dilaporkan sebagai pendapatan. Metode ekuitas
digunakan apabila kepemilikan 20% sampai 50, kepemilikan kurang dari 20%
tetapi memiliki pengaruh yang signifikan, dan kepemilikan lebih dari 50%.
3) Metode nilai yang dapat direalisasikan digunakan terutama untuk
kepemilikan yang akan dilepas/dijual dalam jangka jangka waktu dekat.
4. Penyajian dan pengungkapan
Investasi jangka panjang disajikan dalam kelompok aset non lancar pada
neraca. Pengungkapan pada catatan atas laporan keuangan adalah untuk hal-
hal sebagai berikut:
a. Rincian jenis dan jumlah penempatan dana.
b. Kebijakan akuntansi untuk penentuan niali tercatat dari investasi.
c. Pembatasan yang signifikan pada kemampuan realisasi investasi atau
pengiriman uang dari pengahsilan dan hasil pelepasan.

J. ASET TETAP
1. Definisi
Aset tetap adalah aset berwujud yang:
a. Dimiliki untuk digunakan dalam proses produksi atau penyediaan barang
atau jasa. Untuk disewakan kepada pihak lain, atau untuk administrasi; dan
b. Diharapakan untuk digunakan lebih dari satu tahun.
Aset tetap antra lain meliputi:
a. Tanah;
b. Gedung dan bangunan;
c. Peralatan mesin;
d. Jalan, irigasi, dan jaringan.
e. Aset tetap lainya;
f. Konstruksi dalam pengerjaan.
Berikut defnisi-definisi yang berkaitan dengan aset tetap:
a. Penyusutan adalah alokasi sistematis jumlah yang dapat disusutkan dari
suatu aset selama umur manfaat.

Pedoman Akuntansi dan Pelaporan Keuangan 31


b. Jumlah yang dapat disusutkan (depreciable amount) adalah biaya
perolehan suatu aset, atau jumlah lain yang dapat disubstitusikan untuk
biaya perolehan dalam laporan keuangan dikurangi nilai sisanya.
c. Umur manfaat (usefull life) adalah:
1) Suatu periode dimana aset diharapkan akan digunakan oleh rumah
sakit, atau
2) Jumlah produksi atau unit serupa yang diharapkan akan diperoleh dari
aset tersebut oleh rumah sakit.
d. Biaya perolehan adalah jumlah kas atau setara kas yang dibayarkan atau
dinilai wajar dari imbalan lain yang diserahkan untuk memperoleh suatu
aset pada saat perolehan atau kontruksi, jika dapat diterapkan, jumlah
didistribusikan ke aset pada saat pertama kali diakui.
e. Nilai residu aset adalah jumlah yang diperkirakan akan diperoleh etintitas
saat ini dari pelepasan aset, setelah dikurangi taksiran biaya pelepasan, jika
aset tersebut telah mencapai umur dan kondisi yang diharapakan pada
akhir umur manfaatnya.
f. Nilai wajar adalah nilai jumlah yang dipakai untuk mempertukarkan suatu
aset antara pihak-pihak yang berkeinginan dan memiliki pengetahuan
memadai dalam suatu transaksi denga wajar (arm’s length transaction).
g. Jumlah tercatat (carrying amount) adalah nilai yang disajikan dalam neraca
setelah dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan
nilai.
h. Jumlah yang dapat diperoleh kembali (recoverable amount) adalah nilai
yang lebih tinggi antara harga jual netto dan nilai pakai suatu aset.
i. Nilai khusus etentias (entity specific value) dalah nilai kini dari arus kas
suatu entitas yang diharapkan timbul dari penggunaan aset dan dari
pelepasannya pada akhir umur manfaat atau yang diharapkan terjadi ketika
penyelesaian kewajiban.
j. Kerugian penurunan nilai (impairment loss) adalah selisih dari jumlah
tercatat suatu aset dengan jumlah manfaat ekonomi yang dapat diperoleh
dari aset tersebut.
2. Pengakuan
Aset tetap diakui sebagai aset jika:
a. Mempunyai masa manfaat lebih dari 12 bulan;

Pedoman Akuntansi dan Pelaporan Keuangan 32


b. Biaya perolehan aset tetap dapat diukur secara handal;
c. Tidak dimaksudkan untuk dijual dalam operasi secara normal rumah sakit;
dan
d. Diperoleh atau dibangun dengan maksud untuk digunakan.
3. Pengukuran
a. Suatu benda berwujud yang memenuhi kualifikasi untuk diakui sebagai
suatu aset dan dikelompokan sebagai aset tetap, diukur berdasarkan biaya
perolehan.
b. Apabila penilaian aset tetap dengan biaya perolehan tidak memungkinkan
maka nilai aset tetap tersebut didasarkan pada nilai wajar pada saat
perolehan.
c. Biaya perolehan suatu aset tetap terdiri dari harga belinya atau
kontruksinya, termasuk bea impor dan setiap biaya yang dapat di
atribusikan secara langsung dalam membawa aset tersebut ke kondisi yang
membuat set tersebut dapat bekerja untuk penggunaan yang dimaksudkan.
Contoh dari biaya yang dapat diatribusikan secara langsung adalah:
1) Biaya persiapan di tempat;
2) Biaya pengiriman awal (initial delivery) dan biaya simpan dan bongkar
muat (handling costs);
3) Biay pemasangan (installation costs);
4) Biaya konstruksi.
d. Harga perolehan dari masing-masing aset tetap yang diperoleh secara
gabungan ditentukan dengan mengalokasikan harga gabungan tersebut
berdasarkan perbandingan nilai wajar masing-masing aset yang
bersangkutan.
e. Suatu aset tetap dapat diperoleh dalam pertukaran atau sebagian untuk
suatu aset tetap yang tidak serupa atau aset lain. Biaya dari pos semacam
itu diukur pada nilai wajar aset tetap yang dilepas atau diperoleh, yang mana
yang lebih handal, ekuivalen dengan nilai wajar aset yang dilepaskan setelah
disesuaikan dengan jumlah setiap kas atau setara kas yang ditransfer.
f. Suatu aset tetap dapat diperoleh dalam pertukaran atas suatu aset yang
serupa yang memiliki manfaat yang serupa dalam bidang usaha yang sama
dan memiliki suatu nilai wajar serupa. Suatu aset tetap juga dapat dijual
dalam pertukaran dengan kepemilikan aset yang serupa. Dalam keadaan

Pedoman Akuntansi dan Pelaporan Keuangan 33


tersebut, karena proses perolehan pengahsilan (earning process) tidak
lengkap, tidak ada keuntungan atau kerugian yang diakui dalam transaksi.
Sebaliknya, biaya perolehan aset baru adalah jumlah tercatat dari aset yang
dilepaskan. Tetapi, nilai wajar aset yang diterima dapat menyediakan bukti
dari suatu pengurangan (impairment) aset yang dilepaskan. Dalam keadaan
ini aset yang dilepaskan diturun nilai bukukan (write down) dan nilai turun
nilai buku ini ditatapkan untuk aset baru. Contoh dari pertukaran aset serupa
termasuk pertukaran pesawat terbang, hotel, bengkel, dan property real
estate lainnya. Jika aset lainnya seperti kas termasuk sebagai bagian
transaksi pertukaran. Ini dapat mengindikasikan bahwa pos yang
dipertukarkan tidak memiliki suatu nilai yang serupa.
g. Aset tetap yang diperoleh dari sumbangan/hibah harus dicatat sebesar harga
taksiran atau harga pasar yang layak dengan mengkreditkan akun ekuitas.
h. Pengeluaran setela perolehan awal (subsequent expenditures) suatu aset
tetap memperpanjang masa manfaat atau yang kemungkinan besar memberi
manfaat keekonomian di masa yang akan datang dalam bentuk peningkatan
kapasitas, mutu produksi, atau peningkatan standar kinerja, harus
ditambahkan pada jumlah tercatat aset yang bersangkutan.
i. Pengeluaran untuk perbaikan atau perawatan aset tetap untuk menjaga
manfaat keekonomian masa yang akan datang atau untuk mempertahankan
standar kinerja semula atau suatu aset diakui sebagai biaya saat terjadi.
Salah satu contohnya adalah biaya pemeliaharaan.
j. Penilaian kembali atau revaluasi aset tetap tidak diperkenankan. Penilaian
kembali aset tetap dapat dilakukan berdasarkan ketentuan pemerintah yang
berlaku secara nasional. Dalam hal disajikan menyimpang dari konsep harga
perolehan maka rumah sakit harus menjelaskan penyimpangan tersebut
serta pengaruhnya terhadap informasi keuangan rumah sakit. Selisih antara
nilai revaluasi dengan nilai buku (nilai tercatat) aset di bukukan dalam akun
ekuitas.
k. Jumlah yang dapat disusutkan dari suatu aset tetap harus (depreciable
asets) harus dialokasikan secara sistematis sepanjang masa manfaatnya.
Metode penyusutan harus mencerminkan pola pemanfaatan ekonomi aset
(the pattern in which the asets economic benefits are consumed by the

Pedoman Akuntansi dan Pelaporan Keuangan 34


enterprise) oleh rumah sakit. Penyusutan untuk setiap periode diakui sebagai
biaya untuk periode yang bersangkutan.
l. Metode penyusutan yang dapat digunakan antara lain metode garis lurus,
metode saldo menurun ganda, dan metode unit produksi. Selain tanah dan
konstruksi dalam pengerjaaan, seluruh aset tetap dapat disusutkan sesuai
dengan sifat dan karakteristik aset tersebut.
m. Masa manfaat suatu aset tetap harus ditelaah ulang secara periodik, jika
terjadi perbedaan yang siginifikan antara estimasi penyusutan dan hasil
telaah, biaya penyusutan untuk periode sekarang dan masa yang akan
dating harus disesuaikan.
n. Metode penyusutan yang digunakan untuk aset tetap ditelaah ulang secara
periodik dan jika terdapat suatu perubahan signifikan dalam pola
pemanfaatan ekonomi yang diharapkan dari aset tersebut, metode
penyusutan harus diubah untuk mencerminkan perubahan pola tersebut
dengan jumlah biaya penyusutan untuk periode yang akan datang
kemungkinan berubah. Perubahan metode penyusutan harus diperlakukan
sebagai suatu perubahan kebijakan akuntansi.
o. Apabila manfaat keekonomian suatu aset tetap tidak lagi sebesar jumlah
tercatatnya maka aset tersebut harus dinyatakan sebesar jumlah yang
sepadan dengan nilai manfaat keekonomian yang tersisa. Penurunan nilai
manfaat aset tetap tersebut dilaporkan sebagai kerugian. Penurunan nilai
aset tetap dilaporkan dalam laporan operasional/aktivitas.
p. Suatu aset tetap dieliminasi dari neraca ketika dilepaskan atau bila aset
secara permanen ditarik dari penggunaannya dan tidak ada manfaat
keekonomian masa yang akan datang diharapkan dari pelepasannya.
q. Keuntungan atau kerugian yang timbul dari penghentian atau pelepasan
suatu aset tetap diakui sebagai keuntungan atau kerugian dalam laporan
operasional/aktivitas.
4. Penyajian dan pengungkapan
a. Aset tetap disajikan pada pos aset lancar pada neraca.
b. Aset tetap disajikan berdasarkan nilai perolehan, akumulasi penyusutan
disajikan secara terpisah dari aset tetap.
c. Nilai buku tetap disajikan di neraca dengan mengurangi harga perolehan
dengan akumulasi penyusutan.

Pedoman Akuntansi dan Pelaporan Keuangan 35


d. Aset yang diperoleh dengan cara sewa guna usaha (leasing) disajikan
sebagai bagian aset tetap dalam kelompok tersendiri.
e. Hal-hal yang harus diungkapkan dalam laporan keuangan adalah:
1) Dasar penilaian yang digunakan untuk menetukan jumlah bruto. Jika
lebiha dari satu dasar yang digunakan, jumlah tercatat bruto untuk dasar
dalam setiap kategori harus diungkapkan;
2) Metode penyusutan yang digunakan;
3) Masa manfaat atau tarif penyusutan yang digunakan;
4) Jumlah tercatat bruto dan akumulasi penyusutan pada awal dan akhir
periode;
5) Nilai tercatat pada awal dan akhir periode yang memperlihatkan:
a) Penambahan;
b) Pelepasan;
c) Revaluasi yang dilakukan berdasarkan ketentuan pemerintah;
d) Penurunan nilai tercatat;
e) Penyusutan;
f) Setiap pengklasifikasian kembali;
6) Eksistensi dan batasan atas hak milik, dan aset tetap yang dijaminkan
untuk utang;
7) Kebijakan akuntansi untuk biaya perbaikan yang berkaitan dengan aset
tetap;
8) Uraian rincian dari masing-masing aset tetap;
9) Jumlah komitmen untuk akuisisi aset tetap.

K. ASET LAINNYA
1. Definisi
Aset lainnya adalah aset rumah sakit selain aset lancar, investasi jangka
panjang, dan aset tetap. Aset lainnya antara lain terdiri atas:
a. Aset tak berwujud
Aset tak berwujud adalah aset non-moneter yang dapat diidentifikasi dan
tidak mempunyai wujud fisik serta dimiliki untuk digunakan dalam
menghasilkan atau menyerahkan barang/jasa yang memiliki masa manfaat
lebih daari 12 bulan. Aset tak berwujud antara lain:
1) Perangkat lunak computer (software).

Pedoman Akuntansi dan Pelaporan Keuangan 36


2) Lisensi dan francise. Lisensi adalah izin yang diberikan oleh pemegang
paten kepada pihak lain berdasarkan perjanjian pemberian hak untuk
menikmati manfaat ekonomi dari suatu paten yang diberi perlindungan
dalam jangka waktu dan syarat tertentu;
3) Hasil kajian/penelitian yang memberikan manfaat jangka panjang;
4) Hak cipta (copyright), paten, dan kekayaan intelektual lainnya;
Hak cipta adalah hak eksklusif bagi pencipta atau penerima hak untuk
mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya atau memberikan izin
untuk itu dengan tidak mengurangi pembatasan-pembatasan menurut
peraturan perundang undangan yang berlaku. Paten adalah hak ekslusif
yang diberikan oleh negara kepada penemu (inventor) atas hasil temuan
dibidang teknologi yang untuk selama waktu tertentu melaksanakan
sendiri penemuanya tersebut atau memberikan persetujuan kepada pihak
lain untuk melaksankannya.
b. Aset kerja sama operasi (KSO);
c. Aset sewa huna usaha;
d. Aset lain-lain.
Merupakan aset rumah sakit yang tidak dapat dikelompokkan dalam aset
lancar, investasi jangka panjang, aset tetap, aset tak berwujud, aset KSO,
dan aset sewa guna usaha.
2. Pengakuan
a. Aset lainnya diakui apabila:
1) Kemungkinan besar rumah sakit akan memperoleh manfaat ekonomis
masa depan dari aset tersebut;
2) Biaya perolehan aset tersebut dapat diukur secara andal.
b. Aset lainnya diakui pada saat kepemilikan dan penguasaan aset tersebut
berpindah kepada rumah sakit.
3. Pengukuran
Aset tidak berwujud dicatat sebesar biaya perolehan yaitu seluruh pengeluaran
yang dapat dikaitkan langsung maupun tidak langsung yang dapat dialokasikan
atas dasar rasional dan konsisten, yang dikeluarkan untuk menghasilkan dan
mempersiapkan aset tersebut sehingga siap untuk digunakan sesuai dengan
tujuannya. Biaya perolehan aset mencakup:

Pedoman Akuntansi dan Pelaporan Keuangan 37


a. Pengeluaran untuk bahan baku dan jasa yang digunakan atau dikonsumsi
dalam menghasilkan aset tidak berwujud;
b. Gaji, upah, dan biaya-biaya kepegawaian terkait lainnya dari pegawai yang
langsung terlibat dalam menghasilakan aset tersebut;
c. Pengeluaran yang langsung terkait dengan dihasilkannya aset tersebut, aset
tersebut, seperti biaya pendaftaran hak hukum dan amortisasi paten dan
lisensi yang digunakan untuk mengahasilkan aset; dan
d. Overhead yang dibutuhkan untuk menghasilkan aset dan yang dapat
dialokasikan atas dasar yang rasional dan konsiten kepada aset tersebut
(misalnya alokasi dari depresiasi aset tetap, dan sewa).
4. Penyajian dan pengungkapan
a. Aset lainnya disajikan setelah aset tetap.
b. Amortisasi untuk aset tak berwujud disajikan secara terpisah dari aset tak
berwujud.
c. Nilai tercatat dari aset tak berwujud disajikan setelah dikurangkan dengan
amortisasi.
d. Hal-hal yang harus diungkapkan dalam laporan keuangan antara lain:
1) Kebijakan penilaian aset lainnya;
2) Rincian aset lainnya;
3) Masa manfaat dan metode amortisasi pada awal yang digunakan;
4) Nilai tercatat bruto dan akumulasi amortisasi pada awal dan akhir periode;
5) Keberadaan dan nilai tercatat aset tak berwujud yang hak penggunaannya
dibatasi dan ditentukan sebagai jaminan atas utang;
6) Jumlah komitmen untuk memperoleh aset tak berwujud.

BAB VII
AKUNTANSI KEWAJIBAN

Pedoman Akuntansi dan Pelaporan Keuangan 38


A. PENGERTIAN KEWAJIBAN
Kewajiban adalah utang yang timbul dari peristiwa masa lalu yang
penyelesaianya mengakibatkan aliran keluar sumber daya ekonomi rumah sakit.
Karakteristik kewajiban adalah bahwa rumah sakit mempunyai kewajiban
(obligation) masa kini. Kewajiban merupakan suatu tugas dan tanggung jawab
untuk bertindak atau melaksanakan sesuatu dengan cara tertentu. Kewajiban
dapat dipaksakan menurut hukum sebagai konsekuensi dari kontrak mengikat
atau peraturan perundangan. Kewajiban juga dapat timbul dari praktek bisnis yang
lazim. Kewajiban disajikan di neraca jika besar kemungkinan bahwa pengeluaran
sumber daya yang mengandung manfaat ekonomi akan dilakukan untuk
menyelesaikan kewajibaan (obligation) masa kini dan jumlah yang harus
diselesaikan dapat diukur dengan andal.
Kewajiban masa kini berbeda dengan komitmen di masa depan. Keputusan
manajemen rumah sakit untuk membeli aset dimasa depan tidak dengan
sendirinya menimbulkan kewajiban kini. Kewajiban timbul jika aset telah diterima
rumah sakit dan belum terjadi pengeluaran sumber daya ekonomi atau rumah sakit
telah membuat perjanjian yang tidak dapat dibatalkan untuk membeli aset.
Hakekat perjanjian yang tidak dapat dibatalkan adalah terdapat konsekuensi
ekonomi berupa keluarnya sumber daya pada pihak lain apabila perusahaan gagal
untuk memenuhi kewajiban tersebut.
Penyelesaian kewajiban masa kini dapat dilakukan dengan beberapa cara:
a. Pembayaran kas;
b. Penyerahan aset lainnya diluar kas;
c. Pemberian jasa; atau
d. Penggantian kewajiban tersebut dengan kewajiban lain.
Kewajiban juga dapat dihapuskan dengan cara lain, seperti kreditor membebaskan
atau membatalkan haknya.
Kewajiban diklasifikasikan menjadi dua, yaitu kewajiban jangka pendek dan
kewajiban jangka panjang. Suatu kewajiban diklasifikasikan sebagai kewajiban
jangka pendek jika diharapkan dibayar/diselesaikan atau jatuh tempo dalam waktu
12 bulan setelah tanggal pelaporan. Semua kewajiban lainnya yang tidak dapat
diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka pendek merupakan kewajiban jangka
panjang.

Pedoman Akuntansi dan Pelaporan Keuangan 39


B. KEWAJIBAN JANGKA PENDEK
1. Definisi
Kewajiban jangka pendek merupakan kewajiban yang diharapkan akan
dibayarkan/diselesaikan atau jatuh tempo dalam waktu 12 bulan setelah
tanggal neraca.
Jenis kewajiban jangka pendek antara lain:
a. Utang usaha yaitu kewajiban yang timbul karena kegiatan operasional rumah
sakit, misalnya utang biaya.
b. Utang pajak, yaitu kewajiban yang timbul kepada negara berupa
pembayaran pajak.
c. Biaya yang masih harus dibayar, yaitu biaya-biaya yang telah terjadi tetapi
belum dibayar sampai tanggal neraca, termasuk accured interest.
d. Pendapatan diterima dimuka, yaitu penerimaan pendapatan dari pihak ketiga
sebagai pembayaran jasa tertentu tetapi rumah sakit belum memberikan jasa
tersebut kepada pihak ketiga.
e. Bagian lancar utang jangka panjang, yaitu bagian dari utang jangka panjang
yang akan jatuh tempo dalam waktu 12 bulan setelah tanggal neraca.
f. Utang jangka pendek lainnya, yaitu utang yang akan jatuh tempo dalam 12
bulan setelah tanggal neraca yang tidak dapat dikelompokkan dalam huruf a
sampai e diatas.
2. Pengakuan
a. Utang usaha diakui pada saat rumah sakit menerima jasa/hak atas
barang/jasa, tetapi rumah sakit belum membayar atas barang/jasa yang
diterima.
b. Utang pajak diakui pada saat transaksi atau kejadian telah mewajibkan
rumah sakit untuk membayar pajak kepada negara sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan yang berlaku.
c. Biaya yang masih harus dibayar diakui pada saat rumah sakit telah menerima
manfaat ekonomis dari pihak lain tetapi rumah sakit belum melakukan
pembayaran atas manfaat ekonomi yang telah diterima.
d. Pendapatan diterima dimuka diakui pada saat diterimanya kas dari pihak
ketiga dan rumah sakit sebagai pembayaran jasa tertentu tetapi rumah sakit
belum memberikan jasa trsebut kepada pihak ketiga. Bagian lancar utang

Pedoman Akuntansi dan Pelaporan Keuangan 40


jangka panjang diakui pada saat reklasifikasi utang jangka panjang pada saat
setiap akhir periode akuntansi.
3. Pengukuran
a. Kewajiban jangka pendek dinilai sebesar nilai nominal kewajiban jangka
pendek.
b. Kewajiban jangka pendek berkurang pada saat pembayaran/penyelesaian
oleh rumah sakit.
4. Penyajian dan pengungkapan.
Utang usaha, utang pajak, biaya yang masih harus dibayar, pendapatan
diterima dimuka, bagian lancar utang jangka panjang, dan utang jangka pendek
lainnya disajikan pada neraca dalam kelompok kewajiban jangka pendek.
Utang rumah sakit diungkapkan secara rinci dalam CaLK. Informasi-informasi
yang diungkapkan dalam CaLK antara lain sebagai berikut:
a. Jumlah saldo kewajiban jangka pendek yang dkalsifikasikan berdasarkan
pemberi pinjaman (kreditur).
b. Bunga pinjaman yang terutang dan tingkat bunga yang berlaku.
c. Jumlah tunggakan pinjaman yang disajikan dalam bentuk daftar umur utang
berdasarkan kreditur.

C. KEWAJIBAN JANGKA PANJANG


1. Definisi
Kewajiban jangka panjang merupakan kewajiban yang diharapkan akan
dibayar/diselesaikan atau jatuh tempo dalam waktu lebih dari 12 bulan setelah
tanggal neraca.
Kewajiban jangka panjang tetap dikalsifikasikan sebagai kewajiban jangka
panjang walaupun kewajiban jangka panjang tersebut akan jatuh tempo dalam
jangka waktu dua belas bulan sejak tanggal neraca apabila:
a. Kesepakatan awal perjanjian pinjaman untuk jangka waktu lebih dari 12
bulan;
b. Rumah sakit bermaksud membiayai kembali kewajibannya dengan
pendanaan jangka panjang yang didukung dengan perjanjian kemabali atau
penjadwalan kembali pembayaran yang resmi disepakati sebelum laporan
keuangan disetujui.
2. Pengakuan

Pedoman Akuntansi dan Pelaporan Keuangan 41


Kewajiban jangka panjang diakui pada saat rumah sakit menerima hak dari
pihak lain tetapi rumah sakit belum memenuhi kewajiban kepada pihak tersebut.
3. Pengukuran
Kewajiban jangka panjang dinilai sebesar nominal utang jangka panjang.
4. Penyajian dan pengungkapan
a. Kewajiban jangka panjang disajikan dalam neraca sebesar bagian utang
yang belum dibayar/diselesaikan atau jatuh tempo dalam waktu lebih dari 12
bulan setelah tanggal neraca.
b. Bagian kewajiban jangka panjang yang akan jatuh tempo dalam waktu 12
bulan setelah tanggal neraca direklasifikasikan ke dalam kewajiban jangka
pendek.
c. Hal-hal yang harus diungkapkan dalam CaLK anatar lain sebagai berikut:
Jumlah rincian jenis utang jangka panjang;
1) Karakteristik umum setiap utang jangka panjang termasuk informasi
tingkat suku bunga dan pemberi pinjaman;
2) Jumlah tunggakan utang jangka panjag yang disajikan dalam bentuk
daftar umur utang berdasarkan kreditur;
3) Hal-hal penting lainnya seperti persyaratan kredit yang tidak dapat
dipenuhi.

Pedoman Akuntansi dan Pelaporan Keuangan 42


BAB VIII
AKUNTANSI EKUITAS

A. PENGERTIAN EKUITAS
Ekuitas adalah hak rumah sakit atas aset setelah dikurangi seluruh
kewajiban yang dimiliki. Ekuitas rumah sakit terdiri atas ekuitas tidak terikat,
ekuitas terikat temporer, dan ekuitas terikat permanen.

B. EKUITAS TIDAK TERIKAT


1. Definisi
Ekuitas tidak terikat adalah ekuitas berupa sumber daya yang penggunaannya
tidak dibatasi untuk tujuan tertentu. Ekuitas tidak terikat antara lain meliputi:
a. Ekuitas awal
Merupakan hak residual awal rumah sakit yang merupakan selisih aset dan
kewajiban pada saat pertama kali rumah sakit ditetapkan, kecuali sumber
daya ekonomi yang diperoleh untuk tujuan tertentu.
b. Surplus & defisit tahun lalu
Surplus & defisit tahun lalu akumulasi surplus & defisit pada periode-periode
sebelumnya.
c. Surplus & defisit tahun berjalan
Surplus & defisit tahun berjalan berasal dari seluruh pendapatan setelah
dikurangi seluruh biaya pada tahun berjalan.
d. Ekuitas Donasi
Ekuitasi donasi merupakan sumber daya yang diperoleh dari pihak lain
berupa sumbangan atau hibah yang sifatnya tidak mengikat.
2. Pengakuan
Ekuitas tidak terikat diakui pada saat:
a. Ditetapkannya nilai kekayaan rumah sakit.
b. Diterimanya dana sumbangan/bantuan yang tidak mengikat.
c. Diterimanya aset tetap dari sumabngan/bantuan yang tidak mengikat.
d. Pengalihan ekuitas terikat temporer menjadi ekuitas tidak terikat.
3. Pengukuran
Ekuitas tidak terikat dinilai sebesar:
a. Nilai buku ekuitas tidak terikat pada saat penetapan rumah sakit.

Pedoman Akuntansi dan Pelaporan Keuangan 43


b. Nominal dana sumbnagan/bantuan yang tidak mengikat.
c. Nilai perolehan atau nilai wajar aset sumbangan/bantuan yang tidak
mengikat mana yang lebih andal.
d. Jumlah dana/nilai wajar aset yang dialihkan dari ekuitas terikat temporer
menjadi ekuitas tidak terikat.
4. Penyajian dan pengungkapan
a. Ekuitas tidak terikat disajikan dalam kelompok ekuitas pada neraca sebesar
saldonya.
b. Hal-hal yang harus diungkapkan dalam laporan keuangan antara lain
sebagai berikut:
1) Rincian jumlah ekuitas tidak terikat berdasarkan jenisnnya;
2) Informasi mengenai sifat ekuitas tidak terikat.

C. EKUITAS TERIKAT TEMPORER


1. Definisi
Ekuitas terikat temporer adalah ekuitas berupa sumber daya ekonomi yang
penggunaannya dan/waktunya dibatasi untuk tujuan tertentu dan/atau jangka
waktu tertentu oleh pemerintah atau donator. Pembatasan tersebut dapat
berupa pembatasan waktu dan/atau pembatasan penggunaan ekuitas tersebut
oleh rumah sakit.
Pembatasan ekuitas terikat temporer antara lain mencakup:
a. Sumbangan untuk aktivitas operasi tertentu;
b. Investasi untuk jangka waktu tertentu;
c. Dana yang penggunaannya ditentukan selama periode tertentu dimasa
depan;
d. Dana untuk memperoleh aset tetap.
2. Pengakuan
Ekuitas terikat temporer diakui pada saat:
a. Ditetapkannya nilai kekayaan rumah sakit;
b. Diterimanya dana sumbangan/bantuan yang mengikat secara temporer;
c. Diterimanya aset sumbangan/bantuan yang mengikat secara tempore.
3. Pengukuran
Ekuitas terikat temporer dinilai sebesar:
a. Nilai buku ekuitas terikat temporer pada saat penetapan rumah sakit.

Pedoman Akuntansi dan Pelaporan Keuangan 44


b. Nominal dana sumbangan/bantuan yang sifatnya mengikat temporer.
c. Nilai perolehan atau nilai wajar aset sumbangan/bantuan yang tidak
mengikat mana yang lebih andal.
4. Penyajian dan pengungkapan
a. Ekuitas terikat temporer disajikan dalam kelompok ekuitas pada neraca
sebesar saldonya.
b. Hal-hal yang harus diungkapkan dalam laporan keuangan antara lain
sebagai berikut:
1) Rincian jumlah ekuitas terikat temporer berdasarkan jenisnnya;
2) Informasi mengenai sifat dan pembatasan ekuitas terikat temporer.

D. EKUITAS TERIKAT PERMANEN


1. Definisi
Ekuitas terikat permanen adalah ekuitas berupa sumber daya yang
penggunaannya dibatasi secara permanen untuk tujuan tertentu oleh
pemerintah/donator.
Ekuitas terikat permanen meliputi:
a. Tanah atau gedung/bangunan yang disumbangkan untuk tujuan tertentu dan
tidak untuk dijual;
b. Aset yang digunakan untuk investasi yang mendatangkan pendapatan
secara permanen.
c. Donasi pemerintah atau pihak yang lain yang mengikat secara permanen.
2. Pengakuan
Ekuitas permanen diakui pada saat:
a. Ditetapkannya nilai kekayaan ententitas pada saat ditetapkan untuk
menerapkan pengelolaan keuangan rumah sakit.
b. Diterimanya dan/atau aset sumbangan/bantuan yang mengikat secara
permanen.
c. Digunakannya aset untuk investasi yang mendatangkan pendapatan secara
permanen.
3. Pengukuran
Ekuitas terikat permanen dinilai sebesar:
a. Nilai buku ekuitas terikat permanen pada saat penetapan rumah sakit.
b. Nominal dana sumbangan/bantuan yang sifatnya mengikat permanen.

Pedoman Akuntansi dan Pelaporan Keuangan 45


c. Nilai perolehan atau nilai wajar aset sumbangan/bantuan yang terikat
permanen mana yang lebih andal.
d. Nilai tercatat aset yang digunakan untuk investasi.
4. Penyajian dan pengungkapan
a. Ekuitas permanen disajikan dalam kelompok ekuitas pada neraca sebesar
saldonya.
b. Hal-hal yang harus diungkapkan dalam laporan keuangan antara lain
sebagai berikut:
1) Rincian jumlah ekuitas terikat permanen berdasarkan jenisnya.
2) Informasi mengenai sifat dan pembatasan ekuitas terikat permanen.

Pedoman Akuntansi dan Pelaporan Keuangan 46


BAB IX
PENUTUP

Rumah Sakit merupakan suatu usaha pelayanan kesehatan dan perlu


dikelola secara profesional. Dalam kondisi tersebut dibutuhkan tenaga yang
profesional termasuk dalam bidang keuangan dan akuntansi.
Dalam menjalankan sistem akuntansi di rumah sakit baik manual maupun
terkomputerisasi, minimal rumah sakit harus menjalankan tiga sistem akuntansi
yang merupakan sub sistem dari sistem akuntansi yaitu :
1. Sistem akuntansi keuangan yang menghasilkan laporan keuangan
2. Sistem akuntansi aset tetap menyajikan informasi tentang jenis, kuantitas,
nilai, mutasi, dan kondisi aset tetap milik rumah sakit ataupun bukan milik
rumah sakit tetapi berada dalam pengelolaan rumah sakit.
3. Sistem akuntansi biaya yang menghasilkan informasi tentang harga pokok
produksi, biaya satuan (unit cost) per unit layanan, dan evaluasi varian. Sistem
Akuntansi Biaya berguna dalam perencanaan dan pengendalian,
pengambilan keputusan, dan perhitungan tarif layanan.

Dengan disusunnya pedoman akuntansi dan pelaporan keuangan ini dapat


membantu kinerja rumah sakit secara profesional yaitu antara lain :
1. Menjadi acuan dalam pengembangan standar akuntansi di rumah sakit,
khususnya dalam hal belum terdapat standar akuntansi keuangan yang
diterbitkan oleh asosiasi profesi akuntansi Indonesia yang dapat diterapkan
oleh rumah sakit.
2. Menjadi acuan dalam pengembangan dan penerapan sistem akuntansi
keuangan di Rumah Sakit Perdana Medica Surabaya.
3. Sebagai pilihan prinsip dan metode akuntansi yang dipandang paling tepat
untuk diterapkan dalam penyelenggaraan akuntansi dan pelaporan keuangan
di Rumah Sakit Perdana Medica dengan berbasis kepada standar akuntansi
keuangan dan peraturan perundangan-perundangan.
4. Sebagai acuan dalam menetukan perlakuan akuntansi atas transaksi dan
peristiwa ekonomi yang terjadi di lingkungan rumah sakit dan pelaporan
keuangannya.

Pedoman Akuntansi dan Pelaporan Keuangan 47

Anda mungkin juga menyukai