Anda di halaman 1dari 29

SATUAN ACARA PENYULUHAN

PELATIHAN KADER DALAM UPAYA PENCEGAHAN DAN


PENANGGULANGAN COVID – 19 DI MASYARAKAT

Disusun Oleh
KELOMPOK 1

Fazar Dwi Septiawan 319008


Sarfia Buamona 319018
Tendiana Rizky Ramadhan 319025
Dini Isyaturodhiyah 319004
Caesar Abdald Wirayasa 319082
Joshua Pangestu 319012
Tri Oktavia Indrianti 319106
Raden Hasna Roshifatunnisa 319101
Risma Pujianti 319017

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN
PPNI JAWA BARAT
BANDUNG
2020
Pokok Bahasan : Pelatihan Kader dalam Upaya Pencegahan dan

Penanggulangan Covid – 19 di Masyarakat


Sub Pokok Bahasan :
a. Pengertian Kader
b. Peran dan Fungsi Kader dalam upaya Pencegahan
dan Penanggulangan Covid-19 di Masyarakat
c. Pengertian Covid -19
d. Penyebab Covid -19
e. Tanda dan Gejala Covid -19
f. Patofisiologi Covid -19
g. Cara Penularan Covid -19
h. Penatalaksanaan Covid -19
i. Kelompok Risiko Tinggi Covid -19
j. Pencegahan dan Penanggulangan Covid-19 di
Masyarakat
Sasaran : Kader
Hari/Tanggal : 2020
Tempat :
Waktu : 80 menit

A. Tujuan Umum
Setelah mengikuti proses penyuluhan diharapkan Kader mampu
memahami upaya Pencegahan dan Penanggulangan Covid-19 di Masyarakat

B. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti proses penyuluhan diharapkan peserta penyuluhan
mampu :

1. Pengertian Kader
2. Peran dan Fungsi Kader dalam upaya Pencegahan dan Penanggulangan
Covid-19 di Masyarakat
3. Pengertian Covid -19
4. Penyebab Covid -19
5. Tanda dan Gejala Covid -19
6. Patofisiologi Covid -19
7. Cara Penularan Covid -19
8. Penatalaksanaan Covid -19
9. Kelompok Risiko Tinggi Covid -19
10. Pencegahan dan Penanggulangan Covid-19 di Masyarakat

C. Materi (terlampir)

D. Metode
1. Ceramah dan tanya jawab
2. Diskusi Kelompok

E. Alat dan Media


1. LCD
2. Leaflet
3. Kartu

F. Kegiatan Pelatihan
Langka Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Kader
h
1. 10 Pembukaan a. Menjawab Salam
menit a. Memberi salam b. Mendengarkan
b. Memperkenalkan diri dan
c. Menjelaskan kontrak, memperhatikan
waktu, topik dan tujuan penkes c. Mendengarkan
d. Mengkaji pendapat kader dan
peran dan fungsi kader saat/setelah memperhatikan
pandemic Covid-19
Pelaksanan
2. 30 1. Pemateri/Fasilitator menyampaikan
Langka Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Kader
h
menit pokok bahasan: a. Mengemukakan
a. Pengertian Kader pendapat
b. Peran dan Fungsi Kader dalam b. Mendengarkan
upaya pencegahan dan dan
penanggulangan Covid-19 memperhatikan
c. Pengertian Covid -19
d. Penyebab Covid -19
e. Tanda dan Gejala Covid -19
f. Patofisiologi Covid -19
g. Cara Penularan Covid -19
h. Komplikasi Covid -19
i. Penatalaksanaan Covid -19
j. Kelompok Risiko Tinggi Covid-
19
k. Pencegahan dan Penanggulangan
Covid-19 di Masyarakat
2. Pemateri/Fasilitator memberikan
kesempatan kepada peserta untuk
menanyakan hal-hal yang kurang
jelas dan menjawab pertanyaan
peserta tersebut dengan cara
membangun suasana yang kondusif
untuk melakukan tanya jawab.
3 30 1. Fasilitator meminta peserta untuk a. Membuat
menit membentuk kelompok yang terdiri kelompok
dari 4—5 orang per kelompok. b. Berdiskusi
2. Fasilitator meminta tiap kelompok dengan
menunjuk ketua kelompok. kelompok
Fasilitator meminta ketua kelompok c. Berperan dalam
Langka Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Kader
h
mengambil media kartu bergambar, Tugas kelompok
kertas dinding, dan selotip untuk d. Mempraktekan
masing-masing kelompok. tugas kelompok
3. Fasilitator menjelaskan tugas jika memang
kelompok, yaitu: ada yang harus
Tugas kelompok dipraktekan
a. Perhatikan dan pelajari
mengenai:
1) Tanda dan Gejala Covid-19
2) Cara Penularan Covid-19
3) Pencegahan dan
Penanggulangan Covid-19
b. Susunlah kartu-kartu tersebut
sesuai judul
c. Tempelkan kartu tersebut di
kertas dinding.
d. Apabila perlu, tambahkan jika
ada yang masih kurang dengan
menuliskan di kartu kosong.
4. Masing-masing kelompok
menyajikan hasil diskusi
kelompoknya.
5. Praktekan jika memang harus ada
yang dipraktekan
6. Fasilitator memberikan kesempatan
kepada peserta untuk menanggapi
hasil penyajian kelompok lain.
7. Fasilitator menanggapi dan
memberikan masukan dengan
Langka Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Kader
h
mengacu pada uraian materi.
3. 10 Penutup a. Bersama
menit 1. Fasilitator mengajukan beberapa Peserta
pertanyaan kunci untuk menyimpulkan
mengevaluasi materi
Pertanyaan kunci penyuluhan
a. Apa Peran dan Fungsi Kader b. Menjawab
dalam upaya Pencegahan dan pertanyaan
Penanggulangan Covid-19 di c. Menjawab
Masyarakat? salam
b. Sebutkan tanda dan gejala
Covid-19!
c. Sebutkan Cara Penularan Covid-
19!
d. Apa saja upaya pencegahan dan
penanggulangan Covid-19 yang
dapat dilakukan masyarakat?
2. Apabila masih ada hal yang perlu
dijelaskan, fasilitator memberikan
masukan dengan mengacu pada
uraian materi.
3. Fasilitator merangkum dan
menegaskan bahwa kader memiliki
peran penting dalam upaya
pencegahan dan penanggulangan
Covid-19 di masyarakat
4. Peserta diberikan kesempatan untuk
menanyakan hal-hal yang masih
kurang jelas.
Langka Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Kader
h
5. Fasilitator memberikan jawaban
atas pertanyaan peserta.
6. Fasilitator menutup acara dengan
memberikan apresiasi pada peserta.

G. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
Peserta menyepakati kontrak yang telah disepakati, dan tersedianya
media penyuluhan
2. Evaluasi Proses
Peserta berpartisipasi selama kegiatan dan pelaksanaan sesuai dengan
rencana.
3. Evaluasi Hasil
Peserta mampu menyebutkan :
a. Pengertian Kader
b. Peran dan Fungsi Kader dalam upaya Pencegahan dan
Penanggulangan Covid-19 di Masyarakat
c. Pengertian Covid -19
d. Penyebab Covid -19
e. Tanda dan Gejala Covid -19
f. Patofisiologi Covid -19
g. Cara Penularan Covid -19
h. Penatalaksanaan Covid -19
i. Kelompok Risiko Tinggi Covid -19
j. Pencegahan dan Penanggulangan Covid-19 di Masyarakat
Materi
A. KADER
1. Pengertian Kaderisasi
Kaderisasi diartikan sebagai proses perbuatan mendidik atau membentuk
seseorang menjadi kader. Pembentukan kader disebut juga sebagai
pendidikan dan pengembangan tenaga-tenaga yang akan diserahi tugas
kepemimpinan dikemudian hari. Arti kaderisasi adalah suatu usaha yang
dilakukan secara sadar dan sistematis untuk mengaktualisasi dan
mengembangkan potensi yang ada. Kaderisasi dikatakan berhasil
didasarkan tentang apa dan bagaimana dirinya harus berbuat sesuai tujuan
yang ingin dicapai (Farid, 2013).

2. Peran dan Fungsi Kader dalam upaya Pencegahan dan


Penanggulangan Covid-19 di Masyarakat
Adapun peran kader berdasarkan Pedoman Pemberdayaan Masyarakat
Dalam Pencegahan COVID-19 di RT/RW/Desa sebagai berikut.
a. Menyampaikan informasi pencegahan COVID-19 kepada warga
sekitar.
b. Mendorong partisipasi warga untuk :
1) Menjaga kebersihan diri, kebersihan rumah dan lingkungannya.
2) Melaksanakan pembatasan kontak fisik.
c. Membantu Ketua RT/RW/Kepala Desa dalam menyediakan makanan
dan pemenuhan kebutuhan logistik bagi warga yang melakukan isolasi
mandiri di rumah.
d. Mendorong dan mengawasi masyarakat dalam melaksanakan
pembatasan kontak fisik pada berbagai sarana yang ada seperti di
tempat-tempat keramaian, pasar lokal/ desa, tempat ibadah, sarana
olahraga, dan sarana rekreasi.
e. Bekerja sama dengan Puskesmas membahas jadwal dan kegiatan di
masyarakat seperti Posyandu atau lainnya untuk sementara waktu
ditunda dulu atau tetap dilaksanakan dengan menerapkan social dan
physical distancing.

B. COVID-19
1. Pengertian Covid -19
Coronavirus adalah keluarga besar virus yang menyebabkan
penyakit mulai dari gejala ringan sampai berat. Coronavirus Disease 2019
(COVID-19) adalah penyakit jenis baru yang belum pernah diidentifikasi
sebelumnya pada manusia. Virus penyebab COVID-19 ini dinamakan Sars-
CoV-2. Virus corona merupakan zoonosis (ditularkan antara hewan dan
manusia). Namun, hewan yang menjadi sumber penularan COVID-19
masih belum diketahui. Tanda dan gejala umum infeksi COVID-19 antara
lain gejala gangguan pernapasan akut seperti demam, batuk dan sesak
napas. Masa inkubasi rata-rata 5-6 hari dengan masa inkubasi terpanjang 14
hari[CITATION rianKe \l 2057 ].
Dalam buku “Diagnosis dan Penatalaksanaan Pneumonia COVID-
19” menyatakan bahwa ada beberapa definisi kasus dalam COVID 19,
diantaranya :
a. Orang Tanpa Gejala (OTG)
a. Orang yang tidak bergejala dan memiliki risiko tertular dari orang
positif COVID-19.
b. Orang tanpa gejala merupakan kontak erat dengan kasus positif
COVID-19.
b. Orang Dalam Pemantauan (ODP)
Seseorang yang mengalami gejala demam atau pneumonia dan
memiliki riwayat perjalanan ke Tiongkok atau wilayah/negara yang
terjangkit, dan tidak memiliki satu atau lebih riwayat paparan
diantaranya:
1) Riwayat kontak erat dengan kasus konfirmasi COVID-19.
2) Bekerja atau mengunjungi fasilitas kesehatan yang berhubungan
dengan pasien konfirmasi COVID-19 di Tiongkok atau
wilayah/negara yang terjangkit (sesuai dengan perkembangan
penyakit).
c. Pasien Dalam Pengawasan (PDP) atau kasus suspek / Posible
1) Seseorang yang mengalami demam (≥38oC) atau riwayat demam,
batuk atau pilek atau nyeri tenggorokan, pneumonia ringan sampai
berat berdasarkan klinis dan/atau gambaran radiologis. (pada pasien
immunocompromised presentasi kemungkinan atipikal). Disertai
minimal satu kondisi sebagai berikut :
a) Memiliki riwayat perjalanan ke Tiongkok atau wilayah/ negara
yang terjangkit* dalam 14 hari sebelum timbul gejala.
b) Petugas kesehatan yang sakit dengan gejala sama setelah
merawat pasien infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) berat
yang tidak diketahui penyebab/ etiologi penyakitnya, tanpa
memperhatikan riwayat bepergian atau tempat tinggal.
2) Pasien infeksi pernapasan akut dengan tingkat keparahan ringan
sampai berat dan salah satu berikut dalam 14 hari sebelum onset
gejala :
a) Kontak erat dengan pasien kasus terkonfirmasi atau probable
COVID-19, atau
b) Riwayat kontak dengan hewan penular (jika hewan sudah
teridentifikasi), atau
c) Bekerja atau mengunjungi fasilitas layanan kesehatan dengan
kasus terkonfirmasi atau probable infeksi COVID-19 di
Tiongkok atau wilayah/negara yang terjangkit.
d) Memiliki riwayat perjalanan ke Wuhan dan memiliki demam
(suhu ≥380C) atau riwayat demam.
d. Kasus Probable
Pasien dalam pengawasan yang diperiksakan untuk COVID-19 tetapi
inkonklusif atau tidak dapat disimpulkan atau seseorang dengan hasil
konfirmasi positif pan-coronavirus atau beta coronavirus.
e. Kasus Terkonfirmasi
Seseorang yang secara laboratorium terkonfirmasi COVID-19.
f. Komorbiditas
Penyakit penyerta (komorbid) yang menggambarkan kondisi bahwa ada
penyakit lain yang dialami selain dari penyakit utamanya (misal
penyakit diabetes, hipertensi, kanker).

2. Penyebab Covid -19


Menurut Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (2020) Infeksi virus Corona
atau COVID-19 disebabkan oleh coronavirus, yaitu kelompok virus yang
menginfeksi sistem pernapasan. Ada dugaan bahwa virus Corona awalnya
ditularkan dari hewan ke manusia. Namun, kemudian diketahui bahwa
virus Corona juga menular dari manusia ke manusia.

3. Tanda dan Gejala Covid -19


Berikut sindrom klinis yang dapat muncul jika terinfeksi :
a. Tidak berkomplikasi Kondisi ini merupakan kondisi teringan.
Gejala yang muncul berupa gejala yang tidak spesifik. Gejala utama
tetap muncul seperti demam, batuk, dapat disertai dengan nyeri
tenggorok, kongesti hidung, malaise, sakit kepala, dan nyeri otot.
Perlu diperhatikan bahwa pada pasien dengan lanjut usia dan pasien
immunocompromises presentasi gejala menjadi tidak khas atau
atipikal. Selain itu, pada beberapa kasus ditemui tidak disertai dengan
demam dan gejala relatif ringan. Pada kondisi ini pasien tidak
memiliki gejala komplikasi diantaranya dehidrasi, sepsis atau napas
pendek.
b. Pneumonia ringan
Gejala utama dapat muncul seperti demam, batuk, dan sesak. Namun
tidak ada tanda pneumonia berat. Pada anak-anak dengan pneumonia
tidak berat ditandai dengan batuk atau susah bernapas atau tampak
sesak disertai napas cepat atau takipneu tanpa adanya tanda
pneumonia berat.

c. Pneumonia berat
Gejala yang muncul diantaranya demam atau curiga infeksi saluran
napas.
Tanda yang muncul yaitu takipnea (frekuensi napas: > 30x/menit),
distress pernapasan berat atau saturasi oksigen pasien <90% udara
luar.
d. Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS)
Onset: baru atau perburukan gejala respirasi dalam 1 minggu setelah
diketahui kondisi klinis. Derajat ringan beratnya ARDS berdasarkan
kondisi hipoksemia. Hipoksemia didefinisikan tekanan oksigen arteri
(PaO₂) dibagi fraksi oksigen inspirasi (FIO₂) kurang dari< 300
mmHg.
1) ARDS ringan : 200 mmHg < PaO2/FiO2 ≤ 300 mmHg (dengan
PEEP atau CPAP ≥5 cmH2O atau tanpa diventilasi) .
2) ARDS sedang : 100 mmHg < PaO2/FiO2 ≤200 mmHg dengan
PEEP ≥5 cmH2O atau tanpa diventilasi.
3) ARDS berat : PaO2/FiO2 ≤ 100 mmHg dengan PEEP ≥5
cmH2O atau tanpa diventilasi.
4) idak tersedia data PaO2 : SpO2/FiO2 ≤315 diduga ARDS
(termasuk pasien tanpa ventilasi).
e. Sepsis
Skor SOFA dapat digunakan untuk menentukan diagnosis sepsis dari
nilai 0-24 dengan menilai 6 sistem organ yaitu respirasi (hipoksemia
melalui tekanan oksigen atau fraksi oksigen), koagulasi
(trombositopenia), liver (bilirubin meningkat), kardivaskular
(hipotensi), system saraf pusat (tingkat kesadaran dihitung dengan
Glasgow coma scale) dan ginjal (luaran urin berkurang atau tinggi
kreatinin). Sepsis didefinisikan peningkatan skor Sequential (Sepsis-
related) Organ Failure Assesment (SOFA) ≥ 2 poin
f. Syok septic.
Definisi syok septik yaitu hipotensi persisten setelah resusitasi volum
adekuat sehingga diperlukan vasopressor untuk mempertahankan
MAP ≥ 65 mmHg dan serum laktat > 2 mmol/L.

4. Patofisiologi Covid -19


Coronavirus disebut dengan virus zoonotik yaitu virus yang
ditransmisikan dari hewan ke manusia. Banyak hewan liar yang dapat
membawa patogen dan bertindak sebagai vektor untuk penyakit menular
tertentu. Kelelawar, tikus bambu, unta dan musang merupakan host yang
biasa ditemukan untuk Coronavirus. Secara umum, alur Coronavirus dari
hewan ke manusia dan dari manusia ke manusia melalui transmisi kontak,
transmisi droplet, dan oral. Infeksi Coronavirus biasanya sering terjadi
pada musim dingin dan semi. Semua orang secara umum rentan terinfeksi.
Pneumonia Coronavirus jenis baru dapat terjadi pada pasien
immunocompromis dan populasi normal, bergantung paparan jumlah virus.
Jika kita terpapar virus dalam jumlah besar dalam satu waktu, dapat
menimbulkan penyakit walaupun sistem imun tubuh berfungsi normal.
Orang-orang dengan sistem imun lemah seperti orang tua, wanita hamil,
dan kondisi lainnya, penyakit dapat secara progresif lebih cepat dan lebih
parah. Infeksi Coronavirus menimbulkan sistem kekebalan tubuh yang
lemah terhadap virus ini lagi sehingga dapat terjadi re-infeksi.
Coronavirus baru (SARS-CoV-2) diketahui hampir mirip dengan
SARS-CoV dan MERS-CoV. Secara pohon evolusi sama dengan SARS-
CoV dan MERS-CoV tetapi tidak tepat sama. Coronavirus hanya bisa
memperbanyak diri melalui sel host-nya. Virus tidak bisa hidup tanpa sel
host. Berikut siklus dari Coronavirus setelah menemukan sel host sesuai
tropismenya. Pertama, penempelan dan masuk virus ke sel host
diperantarai oleh Protein S yang ada dipermukaan virus. Protein S penentu
utama dalam menginfeksi spesies host-nya serta penentu tropisnya. Pada
SARS-CoV-2 ditemukan target sel kemungkinan berlokasi di saluran
napas bawah. Virus SARS-CoV-2 menggunakan ACE-2 sebagai reseptor,
sama dengan pada SARS-CoV. Setelah berhasil masuk selanjutnya
translasi replikasi gen dari RNA genom virus. Selanjutnya replikasi dan
transkripsi dimana sintesis virus RNA melalui translasi dan perakitan dari
kompleks replikasi virus. Tahap selanjutnya adalah perakitan dan rilis
virus.
Setelah terjadi transmisi, virus masuk ke saluran napas atas
kemudian bereplikasi di sel epitel saluran napas atas (melakukan siklus
hidupnya). Setelah itu menyebar ke saluran napas bawah. Pada infeksi
akut terjadi peluruhan virus dari saluran napas dan virus dapat berlanjut
meluruh beberapa waktu di sel gastrointestinal setelah penyembuhan.
Masa inkubasi virus sampai muncul penyakit sekitar 2-14 hari, akan
menunjukkan virus bereplikasi di saluran napas bawah diikuti dengan
respons sistem imun bawaan dan spesifik. Faktor virus dan sistem imun
berperan penting dalam patogenesis. Pada tahap pertama terjadi kerusakan
difus alveolar, makrofag, dan infiltrasi sel T dan proliferasi pneumosit tipe
2. Pada rontgen toraks diawal tahap infeksi terlihat infiltrat pulmonar
seperti bercak-bercak. Pada tahap kedua, organisasi terjadi sehingga terjadi
perubahan infiltrat atau konsolidasi luas di paru. Infeksi tidak sebatas di
sistem pernapasan tetapi virus juga bereplikasi di enterosit sehingga
menyebabkan diare dan luruh di feses, juga urin dan cairan tubuh lainnya.
Pada penelitian 41 pasien pertama pneumonia COVID-19 di Wuhan
ditemukan nilai tinggi dari IL1β, IFNγ, IP10, dan MCP1, dan
kemungkinan mengaktifkan respon sel T-helper-1 (Th1). Selain itu,
berdasarkan studi terbaru ini, pada pasien-pasien yang memerlukan
perawatan di ICU ditemukan konsentrasi lebih tinggi dari GCSF, IP10,
MCP1, MIP1A, dan TNFα dibandingkan pasien yang tidak memerlukan
perawatan di ICU. Hal tersebut mendasari kemungkinan adanya cytokine
storm yang berkaitan dengan tingkat keparahan penyakit. Selain itu, pada
infeksi SARS-CoV-2 juga menginisiasi peningkatan sekresi sitokin T-
helper-2 (seperti IL4 dan IL10) yang berperan dalam menekan inflamasi,
yang berbeda dengan infeksi SARS-CoV2.

5. Cara Penularan Covid -19


Seseorang dapat tertular COVID-19 melalui berbagai cara, yaitu:
a. Tidak sengaja menghirup percikan ludah (droplet) yang keluar saat
penderita COVID-19 batuk atau bersin.
b. Memegang mulut atau hidung tanpa mencuci tangan terlebih dulu
setelah menyentuh benda yang terkena cipratan ludah penderita
COVID-19.
c. Kontak jarak dekat dengan penderita COVID-19.

6. Penatalaksanaan Covid -19


Terapi yang dilakaukan Ketika terjangkit covid-19, diantaranya :
a. Isolasi pada semua kasus sesuai dengan gejala klinis yang muncul,
baik ringan maupun sedang. Pasien bed-rest dan hindari perpindahan
ruangan atau pasien.
b. Terapi oksigen
Pemberian terapi oksigen segera kepada pasien dengan SARI, distress
napas, hipoksemia atau syok. Terapi oksigen pertama sekitar 5l/menit
dengan target SpO2 ≥90% pada pasien tidak hamil dan ≥ 92-95% pada
pasien hamil. Tidak ada napas atau obstruksi, distress respirasi berat,
sianosis sentral, syok, koma dan kejang merupakan tanda gawat pada
anak. Kondisi tersebut harus diberikan terapi oksigen selama resusitasi
dengan target SpO2 ≥ 94%, jika tidak dalam kondisi gawat target
SpO2 ≥ 90%.
c. Terapi cairan
1) Pentingnya deteksi dini dan tatalaksana adekuat dalam kurun
waktu satu jam sejak deteksi syok meliputi: terapi antimikroba,
loading cairan, vasopressor untuk hipotensi. Jika tidak tersedia
pengukuran laktat, gunakan MAP dan tanda klinis perfusi untuk
mengidentifikasi syok. Jika dibutuhkan dan sumber daya tersedia
dapat dilakukan pemasangan CVC.
2) Resusitasi cairan - Pada pasien dewasa berikan paling sedikit
cairan isotonik kristaloid sebanyak 30ml/kgBB dalam kurun
waktu 3 jam pertama. Tentukan kebutuhan cairan tambahan pada
dewasa yaitu 250-1000 ml. Cairan yang digunakan yaitu normal
salin dan ringer laktat. Jangan menggunakan cairan kristaloid
hipotonik, starches, atau gelatin untuk resusitasi.
3) Vasopressor jika syok menetap setelah resusitasi cairan Obat-
obatan vasopresor diantaranya norepinefrin, epinefrin,
vasopresin, dan dopamin. Target awal MAP ≥65mmHg,
disesuaikan dengan usia.
d. Terapi simptomatik
Terapi simptomatik diberikan seperti antipiretik, obat batuk dan
lainnya jika memang diperlukan.
e. Pemberian antibiotik empiris
Pemberian antivirus sebagai terapi empiris seperti golongan inhibitor
neuraminidase untuk tatalaksana influenza juga dapat diberikan jika
terdapat faktor risiko seperti riwayat perjalan atau paparan hewan
virus influenza. Terapi empiris berdasarkan data mikrobiologi dan
dugaan klinis.
f. Ventilator mekanik jika terjadi gagal nafas
g. Observasi ketat
Kondisi pasien perlu diobservasi ketat terkait tanda-tanda perburukan
klinis, kegagalan respirasi progresif yang cepat, dan sepsis sehingga
penanganan intervensi suportif dapat dilakukan dengan cepat.
7. Kelompok Risiko Tinggi Covid -19
Ada beberapa penyakit yang diketahui dapat membuat penderitanya
berisiko tinggi terinfeksi virus Corona dan mengalami COVID-19 dengan
gejala yang lebih berat, yaitu:
a. Gangguan pernafasan kronis
Ketika terjangkit COVID-19, penderita penyakit pernapasan kronis
akan lebih rentan mengalami gangguan pernapasan berat,
seperti serangan asma, pneumonia, atau bahkan gagal napas.
b. Penyakit Kardiovaskular
Penderita penyakit kardiovaskular, seperti penyakit jantung koroner,
gagal jantung, stroke, dan hipertensi, umumnya memiliki kondisi
jantung yang kurang baik dan sistem kekebalan tubuh yang lebih
lemah. Hal ini membuat para penderita penyakit tersebut
rentan menderita COVID-19 dengan gejala yang lebih berat.
c. Diabetes
Infeksi virus Corona juga terlihat dapat meningkatkan risiko
terjadinya komplikasi berbahaya dari penyakit diabetes,
seperti ketoasidosis diabetik dan sepsis. Berbagai komplikasi diabetes
tersebut dapat meningkatkan risiko terjadinya kematian akibat
COVID-19 pada penderita diabetes.
d. Penyakit ginjal
Selain itu, infeksi virus Corona juga diketahui lebih berisiko terjadi
pada orang yang memiliki penyakit ginjal kronis, rutin menjalani
prosedur cuci darah, atau pernah menjalani operasi transplantasi
ginjal.
e. Kanker
Penderita kanker tergolong dalam kelompok yang berisiko tinggi
terinfeksi virus Corona dengan gejala berat dan komplikasi serius. Hal
ini lantaran sistem kekebalan tubuh para penderita kanker tidak kuat
dalam melawan infeksi.
Lemahnya sistem kekebalan tubuh penderita kanker ini bisa
disebabkan oleh berbagai hal, misalnya gangguan pada sel darah
putih atau efek samping kemoterapi. Selain beberapa penyakit di atas,
COVID-19 juga lebih berisiko menyerang penderita penyakit
autoimun. Hal ini karena penderita penyakit tersebut umumnya akan
mendapatkan obat-obatan penekan sistem imun, sehingga daya tahan
tubuh mereka lemah dan rentan terserang infeksi.

Virus Corona dapat menginfeksi siapa saja, tetapi efeknya akan lebih


berbahaya atau bahkan fatal bila terjadi pada orang lanjut usia, orang yang
memiliki penyakit tertentu, atau orang yang daya tahan tubuhnya
lemah, perokok, dan ibu hamil.

8. Pencegahan dan Penanggulangan Covid-19 di Masyarakat


Berdasarkan Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Coronavirus Disease
(COVID-19) Revisi Ke-4 dapat diuraiakan pencegahan dan pengendalian
sebagai berikut.
a. Pencegahan Level Individu
1) Upaya Kebersihan Personal dan Rumah
Terdapat beberapa prinsip yang perlu diikuti untuk membantu
mencegah COVID-19, yaitu menjaga kebersihan diri/ personal dan
rumah dengan cara:
a) Mencuci tangan lebih sering dengan sabun dan air setidaknya 20
detik atau menggunakan pembersih tangan berbasis alkohol
(hand sanitizer) serta mandi atau mencuci muka jika
memungkinkan, sesampainya rumah atau ditempat bekerja,
setelah membersihkan kotoran hidung, batuk atau bersin dan
ketika makan atau mengantarkan makanan.
b) Hindari menyentuh mata, hidung, dan mulut dengan tangan
yang belum dicuci.
c) Tidak berjabat tangan.
d) Hindari interaksi fisik dekat dengan orang yang memiliki gejala
sakit.
e) Tutupi mulut saat batuk dan bersin dengan lengan atas bagian
dalam atau dengan tisu lalu langsung buang tisu ke tempat
sampah dan segera cuci tangan.
f) Segera mengganti baju/mandi sesampainya di rumah setelah
berpergian.
g) Bersihkan dan berikan desinfektan secara berkala pada benda-
benda yang sering disentuh dan pada permukaan rumah dan
perabot (meja, kursi, dan lainlain), gagang pintu, dan lain-lain.
2) Peningkatan Imunitas Diri dan Mengendalikan Komorbid
Dalam melawan penyakit COVID-19, menjaga sistem imunitas diri
merupakan hal yang penting, terutama untuk mengendalikan
penyakit penyerta (komorbid). Terdapat beberapa hal yang dapat
meningkatan imunitas diri pada orang yang terpapar COVID-19,
yaitu sebagai berikut:
a) Konsumsi gizi seimbang.
b) Aktifitas fisik/ senam ringan.
c) Berjemur di pagi hari selama 15 menit.
d) Istirahat cukup.
e) Suplemen vitamin.
f) Tidak merokok.
g) Mengendalikan komorbid (misal diabetes mellitus, hipertensi,
kanker).
h) Tetap tenang menyikapi informasi dan situasi.
b. Pencegahan Level Masyarakat
1) Pembatasan Interaksi Fisik dan Pembatasan Sosial (Physical
Contact/Physical Distancing dan Social Distancing)
Pembatasan sosial adalah pembatasan kegiatan tertentu
penduduk dalam suatu wilayah. Pembatasan sosial ini dilakukan
oleh semua orang di wilayah yang diduga terinfeksi penyakit.
Pembatasan sosial berskala besar bertujuan untuk mencegah
meluasnya penyebaran penyakit di wilayah tertentu. Pembatasan
sosial berskala besar paling sedikit meliputi: meliburkan sekolah
dan tempat kerja; pembatasan kegiatan keagamaan; dan/atau
pembatasan kegiatan di tempat atau fasilitas umum. Selain itu,
pembatasan social juga dilakukan dengan meminta masyarakat
untuk mengurangi interaksi sosialnya dengan tetap tinggal di dalam
rumah maupun pembatasan penggunaan transportasi publik.
Pembatasan sosial dalam hal ini adalah jaga jarak fisik
(physical distancing), yang dapat dilakukan dengan cara:
a) Dilarang berdekatan atau kontak fisik dengan orang mengatur
jarak minimal 1 meter, tidak bersalaman, tidak berpelukan dan
berciuman.
b) Hindari penggunaan transportasi publik (seperti kereta, bus, dan
angkot) yang tidak perlu, sebisa mungkin hindari jam sibuk
ketika bepergian.
c) Bekerja dari rumah (work from home) jika memungkinkan dan
kantor memberlakukan ini.
d) Dilarang berkumpul massal di kerumunan dan fasilitas umum.
e) Hindari bepergian ke luar kota/luar negeri termasuk ke tempat-
tempat wisata.
f) Hindari berkumpul teman dan keluarga, termasuk
berkunjung/bersilaturahmi tatap muka dan menunda kegiatan
bersama. Hubungi mereka dengan telepon, internet, dan media
sosial.
g) Gunakan telepon atau layanan online untuk menghubungi dokter
atau fasilitas lainnya.
h) Jika anda sakit, Dilarang mengunjungi orang tua/lanjut usia. Jika
anda tinggal satu rumah dengan mereka, maka hindari interaksi
langsung dengan mereka.
i) Untuk sementara waktu, anak sebaiknya bermain sendiri di
rumah
j) Untuk sementara waktu, dapat melaksanakan ibadah di rumah.
Semua orang harus mengikuti ketentuan ini. Kami menghimbau
untuk mengikuti petunjuk ini dengan ketat dan membatasi tatap
muka dengan teman dan keluarga, khususnya jika Anda: Berusia
60 tahun keatas, Memiliki penyakit komorbid (penyakit
penyerta) seperti diabetes melitus, hipertensi, kanker, asma dan
Penyakit Paru Obstruksi Kronik (PPOK) dan lain-lain serta Ibu
hamil.
2) Menerapkan Etika Batuk dan Bersin
Menerapkan etika batuk dan bersin meliputi:
a) Jika terpaksa harus bepergian, saat batuk dan bersin gunakan
tisu lalu langsung buang tisu ke tempat sampah dan segera cuci
tangan.
b) Jika tidak ada tisu, saat batuk dan bersin tutupi dengan lengan
atas bagian dalam.

Berdasarkan Pedoman Penanganan Cepat Medis dan Kesehatan Masyarakat


COVID-19 di Indonesia terdapat usaha perlindungan diri di sarana publik,
antara lain :
a. Transportasi publik
1) Menjaga kebersihan dan melakukan desinfeksi.
2) Duduk berjarak minimal 1 meter.
b. Institusi pendidikan
1) Menjaga kebersihan dan melakukan desinfeksi.
2) Tidak berkegiatan fisik saat belajar mengajar – berganti menjadi
daring.
c. Pusat kegiatan keagamaan
1) Menjaga kebersihan dan melakukan desinfeksi.
2) Tidak berkegiatan keagamaan secara fisik – berganti menjadi
daring.

d. Pusat perbelanjaan
1) Skrining pengunjung.
2) Hindari berkegiatan secara fisik selama melakukan perbelanjaan.
3) Menyediakan tempat cuci tangan dengan air dan sabun atau hand
sanitizer.
4) Menjaga kebersihan dan melakukan desinfeksi pada tempat-tempat
yang mudah dijangkau tangan seperti pegangan tangga, tombol lift,
mesin ATM, meja restoran, dan lain-lain.
Lembar Penugasan/ Kartu bergambar
Tanda dan Gejala Covid-19

Demam >380C Batuk, Pilek Letih Lesu

Sakit Tenggorokan Gangguan (Sesak)


Pernapasan
Cara Penularan Covid-19

Droplet atau tetesan Kontak Pribadi seperti Menyentuh


cairan yang berasal dari Menyentuh dan benda/permukaan yang
batuk/bersin Berjabat Tangan terkontaminasi virus
diatasnya kemudian
menyentuh mulut, hidung
/mata sebelum mencuci
tangan
Pencegahan dan Penanggulangan Covid-19

Lebih sering mencuci Hindari menyentuh Hindari interaksi fisik Menerapkan etika
tangan pakai sabun mata, hidung dan mulut dekat dengan orang yang batuk dan bersin
dengan air mengalir dengan tangan yang memiliki gejala saki
(CTPS)/ belum dicuci
gunakan hand sanitizer

Konsumsi Gizi Lakukan aktifitas Memakai Masker Tetap di rumah dan


Seimbang fisik/senam ringan menjaga jarak
sosial/fisik
(social/physical
distancing)

Tidak berjabat tangan Segera mengganti Bersihkan dan berikan Suplemen vitamin(jika
baju/mandi sesampai di desinfektan secara diperlukan)
rumah setelah berkala pada benda yang
bepergian sering disentuh
Berjemur di pagi hari Istirahat cukup Tidak merokok Kendalikan Penyakit
selama 15 menit penyerta seperti
diabetes melitus,
hipertensi, asma

Tetap tenang
menyikapi informasi
dan situasi
PLANNING OF ACTION
KEPERAWATAN KOMUNITAS DI RW xx DUSUN ………….DESA
……….

Waktu SDM
N Pelaksa
Masalah Tujuan Sasaran Kegiatan dan Su
o na
Tempat D
1. Peran kader dan Tujuan umum: Bapak/ibu Penyuluhan Mahasis mah
fungsi kader sebagai menngkatkan kader di terkaitn peran dan wa a
tim pencegahan di pengetahuan lingkunga fungsi kader
lingkungan fungsi dan pran n Rw xx
masyarakat tentang kader di di dusun
pengendalian dan lingkungan XX
pencegahan masalah masyarakat kelurahan
pandemi covid-19 sekitar xx
- Kader
mengetahui Tujuan khusus:
peran dan kader lebih
fungsi di mengetahui
masyarakat peran dan fungsi
dalam upaya di masyakat
pencegahan untuk upaya
dan pencegahan dan
pengendalian pengendalian
covid-19 di pandemic
lingkungan covid-19
Rw
2. Kurangnya Tujuan umum: Masyarak 1. Memberikan Mahasis Mas
pengetahuan Meningkatkan at dan penyuluhan wa at d
masyarakat tentang pengetahuan kader RW tentang Mah
masalah covid-19 masyarakat di xx Dusun pengertian ODP, a
- Masyarakat Rw xx dusun… xx PDP dan reaktif
tidak tentang 2. memberikan
megetahui pengertian yg di penyuluhan
pengertian buat oleh mengenai tanda
ODP,PDP,dan pemerintah dan gejala covid-
reaktif 19
- Tanda dan Tujuan Khusus : 3. cara
gejala covid- -Memberikan penatakasanaan
19 informasi pasien / kluarga
- Cara kepada covid-19
penularangan masyarakat dan
covid-19 kader tentang
- Penatalaksana pengertian
an covid-19 tersebut

3. Kurangnya Tujuan umum: Bapak/ibu Melakukan mahasis Mas


pengetahuan kader kader mampu kader di penyuluhan dan wa at d
dan masyarakat meningkatkan lingkunga pelatihan mah
tentang resiko dan kesehatan atau n Rw xx 1. Melakuka a
cara penanganan memutus di dusun n upaya
pasien dengan mataratai covid- XX pencegaha
masalah pandemi 19 di kelurahan n cuci
covid-19 lingkungan rw xx tangan
- Masyarakat dengan
dan kader Tujuan khusus: sabun
tidak -kader mampu 2. Melakuka
mengetahui melakukan n
kelompok sosialisai pengguna
resiko yang terhadap an masker
rentan dan masyarakat yg yg baik
beresiko beresiko tinggi dan benar
tinggi terkena terkena covid-
covid-19 19 dengan
- Kader dan upaya-upaya
masyarakat pencegahan
tidak -kader mampu
mengetahui mensosialisasik
bagaimana an cara
cara pencegahan dan
pencegahan penanggulangan
dan covid-19 di
penanggulang lingkungan rw
an covid-19 di Dengan
lingkungan rw melakukan
PHBS
4.
5.
DAFTAR PUSTAKA

Covid-19, G. T. (2020). Pedoman Penanganan Cepat Medis dan Kesehatan


Masyarakat COVID-19 di Indonesia. Jakarta.

Hidayat, A. Aziz Alimul. 2007. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan.


Jakarta : Salemba Medika

Kementerian Kesehatan RI. (2020). Pedoman Pemberdayaan Masyarakat Dalam


Pencegahan COVID-19 Di RT/RW/Desa. Jakarta: Direktorat Jenderal
Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat.

Kementerian Kesehatan RI. (2020). Pedoman Pencegahan dan Pengendalian


Coronavirus Disease (COVID-19). Jakarta: Direktorat Jenderal
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P).

Perhimpunan Dokter Paru Indonesia. (2020). Diagnosis dan Penatalaksanaan


Peneumonia COVID-19. Jakarta: PDPI.

WHO. Novel Coronavirus (2019-nCoV) Situation Report-1. Januari 21, 2020.


Lampiran

CATATAN BIMBINGAN

Hari, Tanggal Hasil Bimbingan Paraf


Selasa, 19 Mei 1. Membuat laporan pendahuluan mengenai
2020 covid-19 yang berisi :
a. Cover
b. Daftar isi
c. Pengertian covid-19
d. Pencegahan dan pengendalian covid-
19
e. Penanganan covid-19
f. Daftar pustaka
2. Mencari buku pedoman, jurnal, maupun
guidline resmi WHO sebagai referensi LP
juga SAP
Rabu, 20 Mei 1. Menambahkan materi di laporan
2020 pendahuluan mengenai :
a. Penyebab
b. Patofisiologi
c. Pathway
d. Tanda dan Gejala
e. Pemeriksaan penunjang
f. Penatalaksaan
2. Membuat SAP serta POA
Kamis, 21 mei
2020

Anda mungkin juga menyukai