UKURAN PEMUSATAN
Dibuat untuk memenuhi tugas besar 1 Mata Kuliah Statistik
Dosen Pengampu: Rona Tumiur M. Caroline, SE., MM.,
2023
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT. atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga kami
dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Statistik ini dengan judul materi "Ukuran Pemusatan"
Tugas ini kami susun sebagai salah satu bentuk pemenuhan tugas akademik di semester ini.
Kami ingin mengucapkan terima kasih yang setinggi-tingginya kepada dosen mata kuliah
Statistik kami, ibu Rona Tumiur M. Caroline, SE., MM., CMA. yang telah memberikan
bimbingan, pengarahan, dan inspirasi sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini. Kami
juga ingin menyampaikan apresiasi kami kepada teman-teman sekelas yang telah
memberikan dukungan dan masukan yang berharga dalam penulisan tugas ini.
Tugas ini kami susun dengan tujuan untuk menggali pemahaman yang lebih mendalam
mengenai ukuran pemusatan. Kami sadar bahwa penelitian ini masih memiliki berbagai
keterbatasan, dan kami menyadari bahwa masih ada banyak ruang untuk penelitian lebih
lanjut dalam topik ini. Namun, kami berharap bahwa tugas ini dapat memberikan kontribusi
positif dalam pemahaman.
Akhir kata, terima kasih atas kesempatan yang diberikan, dan kami berharap tugas ini dapat
memenuhi harapan yang telah ditetapkan. Semoga tugas ini dapat bermanfaat bagi semua
pihak yang terlibat.
Kelompok 3
3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................2
DAFTAR ISI.................................................................................................3
BAB 1 PENDAHULUAN............................................................................4
1.1 Latar Belakang.......................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................4
1.3 Tujuan.....................................................................................................4
1.4 Manfaat...................................................................................................5
BAB 2 PEMBAHASAN...............................................................................6
2.1 Definisi Ukuran Pemusatan..................................................................6
2.2 Karakteristik Ukuran Pemusatan........................................................6
2.3 Macam-macam Ukuran Pemusatan Data...........................................6
2.4 Mean........................................................................................................6
2.4.1 Jenis-jenis Mean.............................................................................7
2.4.2 Cara Menghitung Mean................................................................7
2.5 Median....................................................................................................9
2.6 Modus......................................................................................................12
2.7 Hubungan antara Rata-rata, Median, dan Modus.............................13
2.8 Rata-rata Ukur (Geometrik).................................................................15
2.9 Rata-rata Harmonik..............................................................................15
2.10 Pengertian Kuartil,Desil, dan Presentil.............................................16
2.11 Kuartil Data Tunggal...........................................................................16
2.12 Desil Data Tunggal...............................................................................18
2.13 Persentil Data Tunggal .......................................................................19
2.14 Rumus Kuartil, Desil, dan Persentil Data Kelompok.......................20
2.15 Kuartil Data Kelompok ......................................................................20
2.16 Desil Data Kelompok ..........................................................................24
2.17 Presentil Data kelompok ....................................................................25
STUDI KASUS.............................................................................................27
BAB 3 PENUTUP........................................................................................29
3.1 Kesimpulan.............................................................................................29
3.2 Saran.......................................................................................................29
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................30
4
BAB 1
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Makalah ini bertujuan untuk menggambarkan konsep ukuran pemusatan dalam statistika,
membahas arti dan kepentingannya, serta merinci berbagai ukuran pemusatan seperti mean,
median, dan modus. Makalah juga menjelaskan cara perhitungan masing-masing ukuran dan
5
membahas konsep kuartil, desil, dan persentil sebagai alternatif. Tujuan utamanya adalah
memberikan pemahaman yang kokoh agar pembaca dapat mengaplikasikan dan
menginterpretasikan ukuran pemusatan dengan lebih akurat, memperkaya analisis data, dan
memahami relevansi konsep ini dalam statistika.
1.4 Manfaat
Pemahaman yang mendalam tentang ukuran pemusatan, seperti mean, median, dan modus,
memberikan manfaat krusial dalam analisis statistika. Dengan merangkum informasi kunci
dari data, ukuran pemusatan memudahkan interpretasi dan komunikasi hasil analisis.
Kelebihan lainnya terletak pada kemampuannya menyesuaikan diri dengan sifat distribusi
data, memungkinkan pemilihan metode yang paling sesuai. Manfaat ini sangat berarti dalam
pengambilan keputusan untuk pengembangan kebijakan, perencanaan bisnis, dan penelitian
ilmiah. Selain itu, konsep kuartil, desil, dan persentil yang terkait dengan ukuran pemusatan
memberikan wawasan mendalam tentang variabilitas data, memperkaya analisis lintas
berbagai bidang keilmuan dan praktis. Dengan demikian, pemahaman ukuran pemusatan
tidak hanya meningkatkan interpretasi data tetapi juga mendukung pengambilan keputusan
yang lebih informasional dan strategis secara menyeluruh.
6
BAB 2
PEMBAHASAN
Terdapat beberapa ukuran pemusatan namun yang paling sering digunakan ada tiga yaitu
mean, median dan modus. Ketiganya memiliki ciri-ciri dan perbedaan yang dapat dijelaskan
secara matematis. Ukuran Pemusatan dari sekumpulan data adalah nilai tunggal yang
representative bagi keseluruhan nilai data atau dapat menggambarkan distribusi data
itu,khususnya dalam hal letaknya (lokasinya). Nilai tersebut dihitung dari keseluruhan data
bersangkutan sehingga cenderung terletak diurutan paling tengah atau pusat setelah data
diurutkan menurut besarnya. Oleh karena itu, nilai tunggal tersebut sering dinamakan ukuran
tendensi sentral (measures of central tendency) atau ukuran nilai pusat (measures of central
value).
2.4 Mean
Mean atau rataan merupakan salah satu ukuran untuk memberikan gambaran yang lebih jelas
dan singkat tentang sekumpulan data. Rataan merupakan wakil dari sekumpulan data atau
dianggap suatu nilai yang paling dekat dengan hasil pengukuran yang sebenarnya. Rata-rata
ialah sesuatu (bisa berupa angka, nilai, atau lain-lainnya) yang dapat dipakai sebagai wakil
(representative) dari suatu kelompok.
7
1. Mean Aritmatika
Mean aritmatika adalah jumlah dari sekelompok nilai dibagi dengan jumlah nilai
tersebut. Untuk menghitungnya, tambahkan semua nilai dalam kumpulan data dan
bagi hasilnya dengan jumlah nilai tersebut.
2. Mean Geometris
Mean geometris adalah rata-rata yang digunakan untuk kumpulan bilangan positif
dimana rata-ratanya diperoleh dengan mengalikan bilangan tersebut (seperti
halnya pertumbuhan). Misalnya, untuk dua bilangan x dan y, maka mean
geometrinya adalah xy. Namun jika memiliki tiga bilangan x, y, z, maka mean
geometrinya adalah 3xyz.
3. Mean Harmonik
Mean harmonik adalah rata-rata yang berguna untuk kumpulan bilangan yang
ditentukan dalam kaitannya dengan beberapa unit. Dalam hal ini, mean harmonik
berguna untuk kasus kecepatan yau, jarak unit per waktu. Untuk dua bilangan x
dan y, maka mean harmoniknya adalah 2xy (x + y). Namun untuk tiga bilangan x,
y, z, maka mean harmonik nya adalah 3 xyz (xy + xz + yz).
Contoh soal
Setelah melakukan penelitian sederhana, Naya berhasil memperoleh data dengan
urutan sebagai berikut 89,89,90,90,91,92,93,93,94,96,98,100. Hitung mean data
tersebut!
Jawab:
a. Hitung jumlah data
8
∑ f .x
X=
∑f
Di mana:
X = Mean
f = Frekuensi setiap kelas
x = Nilai tengah pada setiap kelas
Contoh soal:
Senin kemarin, Pak Hasan mendata tinggi badan siswa kelas V SD Negeri Jaya.
Hasil yang didapat termuat dalam tabel di bawah ini:
Tinggi Badan
Titik Tengah (x) Frekuensi (f) x.f
Siswa
156 – 160 158 6 948
161 – 165 163 10 1630
166 – 170 168 8 1344
171 – 175 173 4 692
Berapa nilai rata-rata dari data kelompok yang berupa tinggi badan siswa?
Jawab:
a. Hitung jumlah frekuensi
∑ f =4+6+ 8+10=28
∑ f .x
X=
∑f
4616
X= =164 ,78
28
2.5 Median
Median atau nilai tengah adalah salah satu ukuran pemusatan data. Cara berhitung
median adalah pertama menyortir segugus data dari yang terkecil sampai terbesar (atau
terbaliknya), lalu nilai pengamatan yang tepat di tengah-tengah bila jumlah datanya ganjil,
atau rata-rata kedua pengamatan yang di tengah bila jumlah datanya genap, adalah nilai
tengah. Untuk data populasi median dilambangkan dengan. Sedangkan untuk data contoh,
median dilambangkan dengan
1. Median data Tunggal Data tunggal adalah data satuan. Data tunggal terbagi menjadi 2,
data tunggal ganjil dan data tunggal genap. Data tunggal adalah data yang disajikan
secara sederhana dan data tersebut belum tersusun atau dikelompokkan ke dalam
kelas-kelas interval.
a. Data Tunggal ganjil adalah satu set data yang terdiri dari bilangan-bilangan
tunggal (hanya satu bilangan) dan jumlah keseluruhan data tersebut adalah ganjil.
Me=
n n
X . + X +1
2 2 ( )
2
Contoh soal:
Hitung median dari data berikut ini: 4,8,6,2
pembahasan
pertama kita urutkan datanya dari mulai yang terkecil
Urutan datanya: 2,4,6,8
data ke-1: 2
data ke-2: 4
data ke-3: 6
data ke-4: 8
Me=
n
( )
n
X . + X +1
2 2
2
Me=
4
( )
4
X . +X +1
2 2
2
11
X .2+ X ( 2+1 )
Me=
2
X2+ X3
Me=
2
4 +6
Me=
2
10
Me= =5
2
2. Median data kelompok adalah jenis data yang tersaji dalam bentuk daftar distribusi.
Data yang ada pada median berkelompok, disusun dalam kelas-kelas interval secara
sistematis. Untuk mencari nilai median pada data kelompok, cara pertama yang harus
dilakukan yakni mengetahui frekuensi kumulatifnya.
( )
1
n−F
2
Me=b + p
f
Di mana:
b = Batas bawah kelas median
p = Panjang Kelas median
n = Ukuran sampel atau banyak data
F = Jumlah semua frekuensi dengan tanda kelas yang lebih kecil daripada tanda
kelas median
f = Frekuensi kelas median
Contoh Soal:
Tentukanlah median dari nilai ujian Bahasa Inggris 50 siswa yang disajikan dalam
table berikut ini.
Nilai Ujian Fi
41-50 4
51-60 4
61-70 5
71-80 10
81-90 15
91-100 12
Setengah dari keseluruhan data adalah 25. Jadi, mediannya terletak pada kelas interval
kelima, karena pada kelas interval tersebut, terletak data ke 25. Median terletak pada
data interval 81-90. Jadi diperoleh:
12
Total siswa = 50
Nilai b = 80,5
p =10
n = ½ x 50 = 25
F = 4+4+5+10 =23
f = 25
( )
1
n−F
2
Me=b + p
f
Me=80 , 5+10 ( )
2
25
Me=80 , 5+10 ( 0 , 08 )
Me=80 , 5+0 , 8
Me=81 , 3
2.6 Modus
Modus adalah nilai yang paling sering muncul dalam suatu data statistika. Modus juga
merupakan nilai mayoritas atau nilai dengan frekuensi paling tinggi. Modus dapat digunakan
untuk menentukan sampel dari suatu populasi dalam statistika. Perhitungan modus dapat
diterapkan pada data numerik maupun data kategoris, contohnya dalam menentukan data dari
warna paling banyak disukai siswa dan mayoritas nilai ulangan sebuah mata pelajaran yang
diperoleh oleh siswa dalam suatu kelas. Modus digunakan untuk ukuran pemusatan data
seperti halnya mean dan median. Modus berisikan informasi penting dalam suatu variabel
atau populasi acak.
Jenis-jenis Modus:
1. Unimodal, Suatu data yang memiliki satu nilai modus. Data yang memiliki satu
modus
Contoh:
Nilai ulangan matematika dari suatu kelas adalah sebagai berikut:
75, 60, 55, 70, 50, 60, 65, 60, 52, 60, 85, 65, 75, 40, 80, 45, 90
Dari data tersebut diperoleh nilai modus yakni 60 karena diperoleh oleh empat siswa,
lebih banyak dari nilai lainnya. Data tersebut hanya memiliki satu nilai modus, yakni
60, sehingga disebut distribusi unimodal.
Contoh:
Nilai bahasa Inggris dari suatu kelas adalah sebagai berikut:
70, 60, 55, 75, 85, 60, 50, 85, 80, 75, 70, 75, 80, 90, 50, 85, 95
Berdasarkan data tersebut, terdapat dua nilai modus, yaitu nilai 75 dan 85 yang
diperoleh oleh masing-masing tiga siswa sama banyak, sehingga data tersebut disebut
dengan distribusi bimodal. Data distribusi bimodal memiliki dua puncak nilai dengan
frekuensi yang sama.
Dari data tersebut, terdapat tiga nilai terbanyak yang diperoleh siswa, yakni nilai 70,
75, dan 85 yang masing-masing didapatkan oleh 4 siswa.
a. Modus data tunggal, Modus pada data tunggal dapat ditentukan dengan mendaftar
data tersebut dalam sebuah tabel.
Contoh:
Nilai matematika yang diperoleh oleh siswa kelas IX A adalah sebagai berikut:
40, 60, 50, 40, 60, 45, 70, 40, 75, 65, 70, 80, 75, 85, 60, 70, 80, 90, 35, 70, 75, 85, 90,
45, 55, 70, 40, 35, 60, 75, 80, 70, 60, 65, 70, 85
Untuk menentukan modus dari data tersebut langkah yang harus dilakukan adalah
membuat sebuah tabel dengan menghitung frekuensi dari nilai-nilai tersebut.
Di mana:
L = tepi bawah kelas modus
d1 = selisih frekuensi kelas modus dengan frekuensi kelas sebelumnya
d2 = selisih frekuensi kelas modus dengan frekuensi kelas setelahnya
i = interval kelas = lebar kelas
14
b. Jika rata-rata lebih besar dari median, dan median lebih besar dari modus, maka pada
kurva distribusi frekuensi, nilai rata-rata akan terletak di sebelah kanan, sedangkan
median terletak di tengahnya dan modus di sebelah kiri. Kurva distribusi frekuensi
yang terbentuk adalah menceng kanan atau kemencengan positif.
c. Jika rata-rata lebih kecil dari median, dan median lebih kecil dari modus, maka pada
kurva distribusi frekuensi, nilai rata-rata akan terletak di sebelah kiri, sedangkan
median terletak di tengahnya dan modus di sebelah kanan. Kurva distribusi frekuensi
yang terbentuk adalah menceng kiri atau kemencengan negatif.
15
d. Jika kurva distribusi frekuensi tidak simetris (menceng ke kiri atau ke kanan), maka
biasanya akan berlaku hubungan antara rata-rata median dan modus sebagai berikut.
G= √ X 1 x X 2 x … x X n
n
√
n
n
¿ ∏ Xi
i=1
n
H= n
∑ X1
i=1 i
Di mana:
16
H = rata-rata harmonic
n = banyaknya data
Xi = nilai data ke-i
Contoh soal:
4, 5, 4, 40, 3, 5, 6, 5.
n
H= n
∑ xi1
i=1
8
H=
1 1 1 1 1 1 1 1
+ + + + + + +
4 5 4 40 3 5 6 5
H=4 , 92
Kuartil, desil, dan persentil adalah cara membagi data menjadi angka-angka yang
sama. Kuartil membagi data menjadi 4 (empat) angka yang sama besar. Desil membagi data
menjadi 10 (sepuluh) angka yang sama besar. Poin persentase membagi data menjadi 100
(seratus) angka yang sama besar. Halaman ini membahas tentang rumus kuartil, desil, dan
persentil. Semua data yang terdistribusi secara seragam mempunyai nilai yang terbatas.
Dalam kuartil, empat data dibagi rata menjadi tiga kuartil yaitu kuartil atas, kuartil tengah,
dan kuartil bawah. Rumus kuartil, desil, dan persentil digunakan untuk menentukan nilai
batas. Demikian pula untuk desil dan persentil, data yang terdistribusi secara seragam dibatasi
pada nilai setiap desil atau persentil. Penggunaan kuartil dapat digambarkan sebagai berikut:
nilai ujian tertulis 100 calon diurutkan dari terendah hingga tertinggi. Hasil pengujian dibagi
menjadi empat kriteria, yaitu buruk, sedang, baik, dan terbaik. Apabila data diurutkan dari
nilai terendah hingga tertinggi, diperoleh 0-25% kriteria kurang baik, 25-50% kriteria sedang,
50-75% kriteria baik, dan 75-100% kriteria terbaik.
Rumus kuartil, desil, dan persentil untuk data individual merupakan tiga rumus yang
berbeda. Oleh karena itu, setiap formula diverifikasi. Dimulai dari kuartil, lalu desil, dan
pembahasan terakhir adalah persentase. Seperti disebutkan sebelumnya, kuartil membagi
data menjadi 4 bagian yang sama besar. Jadi ada tiga nilai kuartil yang membagi data
tersebut. Sebelum membagikan data, pastikan data sudah diurutkan terlebih dahulu. Berikut
adalah gambar di bawah ini.
17
Rumus mencari nilai kuartil untuk data Tunggal dibedakan menjadi dua kasus, yaitu
untuk jumlah data ganjil dan jumlah data genap
Rumus 1. Jika kuartil untuk data (n) ganjil dan n+1 habis di bagi 4
Tungal
Kuartil Bawah Q 1= x ¿ )
Kuartil Tengah Q 2= x ¿ )
Kuartil Atas Q 3= x ¿)
Rumus 2. Jika kuartil untuk data (n) ganjil dan n+1 tidak habis dibagi 4
Tunggal
Kuartil Bawah
Q 1=
x ( )
n−1
4
+x(
n+3
4
)
2
Kuartil Tengah Q 2= x ¿ )
Kuartil Atas
Q 3=
x (3 n+1
4 )
+ x(
3 n+5
4
)
Rumus 3 Jika kuartil untuk data (n) genap dan habis dibagi 4
Tunggal
Kuartil Bawah
x
Q 1= 4
n
()
+x(
n+1
4
)
2
Kuartil Tengah 𝑄2= 𝑥𝑛2 +𝑥(𝑛+12)2
18
Kuartil Atas
Q3=
x ( 34n )+ x( 3 n+1
4
)
Rumus 4 jika kuartil untuk data (n) genap dan tidak habis di bagi 4
Tunggal
Kuartil Bawah Q 1= x ¿ )
Kuartil Tengah
Q 2=
x ( n2 )+ x ( n2 +1)
2
Kuartil Atas Q3= x ¿)
Langkah-langkah mencari tiga nilai kuartil data Tunggal untuk jumlah data genap adalah
sebagai berikut:
Desil adalah cara membagi n data terurut menjadi 10 bagian data yang masing-masing
bagian mempunyai jumlah data yang sama. Setiap n data terurut dibagi menjadi 10 bagian,
sehingga terdapat 9 nilai desil. Ilustrasi pembagian n data terurut menjadi 10 bagian sama
banyak dan letak nilai desilnya dapat dilihat pada gambar di bawah.
Tunggal
Desil i(n+1) i= bilangan bulat kurang
D1= data ke
10 dari 10 (1,2,3…,9)
n=banyak data
Data Desil
30 35 40 45 50 55 60 65 70 75 80 85 90
x1 x2 x3 x4 x5 x6 x7 x8 x9 x 10 x 11 x 12 x 13
Jawabannya :
Rumus Desil data tunggal adalah
D3 = x1(n+1) 10
D3 = x3(13+1) 10
D3 = x42 10
D3 = x4.2
D3= x4+ 0.2(x5 - x4)
D3= 45 + 0.2(50 – 45)
D3= 46
[ ]
Qi i Keterangan
n−f k
Qi=¿ Tb + 4 p I=1 untuk kuartil Bawah
fi I= 2 untuk kuartil Tengah
I= 3 untuk kuartil Atas
Tb = tepi bawah kelas
21
kuartil
N = jumlah seluruh
frekuensi
f k=¿¿Jumlah frekuensi
sebelum kelas kuartil
f 1=¿¿Frekuensi kelas kuartil
P = Panjang kelas interval
[ ]
Q2 2
n−f k
Q2=¿ Tb + 4 p
fi
[ ]
Q3 3
n−f k
Q3=¿ Tb + 4 p
fi
3. Memuat Panjang kelas (p), frekuensi komulatif (fk),titik bawah (Tb). Panjang kelas 5,
misalkan Panjang kelas dari 50 s.d 54 adalah 5. Letak Q3 =30 terletak pada fk 36, titik
bawah 70-0,5 = 59,5 harus terletak di fk 36. Frekuensi yang terletak di fk 36 adalah 8.
Menentukan fk sebelum kelas Q3 yaitu 28
Tabel penolong kuartil Q3
[ ]
3
n−fk
Q3= Tb + 4 p
fi
[ ]
3
.40−28
Q3= 69.5 + 4 x5
8
[ ]
120
−28
Q3= 69.5 + 4 x5
8
Q3= 69.5 +
[ ]30−28
8
x5
Q3= 69.5 +
[] 2
8
x5
1. ∑ = 4+6+8+10+8+4
∑ = 40
1
2. Menentukan letak kuartil bawah berada di bagian data
4
23
3. Memuat Panjang kelas (p), frekuensi kumulatif (fk), Titik bawah (Tb) . Panjang kelas
adalah 5. Misalkan Panjang kelas dari s.d 54 adalah 5. Letak Q1= 10 terletak pada fk
10, titik bawah 55 -0.5= 54.5 terletak di fk 10. frekuensi yang terletak di fk 10 adalah
6. Menentukan fk sebelum kelas Q1 yaitu 4
Kesimpulannya
Q1= 59.5
Q2 =65.5
Q3 = 70.75
[ ]
Di i i = bilangan bulat kurang
n−f k
Di= Tb + 10 p dari 10
fi (1, 2, 3, ... ,9)
Tb = tepi bawah kelas desil
n = jumlah seluruh frekuensi
fk = jumlah frekuensi
sebelum kelas desil
fi = frekuensi kelas desil p =
panjang kelas interval
Carilah nilai desil ke 2 dari tabel berkelompok.
Data Kelompok
[ ]
i
n−f k
Di= Tb + 10 p
fi
Desil ke 2 = D2
[ ]
i
n−fk
D2= Tb + 10 p
fi
[ ]
2
.20−3
D2= 69.5 + 10 5
5
D2= 5.5 +
[ ]
4−3
5
5
D2= 5.5 +
[ ]
4−3
5
5
D2= 5.5 +1
D2= 6.5
[ ]
P1 i Keterangan:
n−fk
100 i = bilangan bulat kurang
Pi
fi dari 100 (1, 2, 3, ... ,99)
Tb = tepi bawah kelas
persentil
n = jumlah seluruh frekuensi
fk = jumlah frekuensi
sebelum kelas persentil
fi = frekuensi kelas persentil
p = panjang kelas interval
70-79 12
80-89 3
Total 50
Jawaban:
Rumus persentil data kelompok
[ ]
i
n−fk
100
Pi
fi
Persentil ke 30 = p30
[ ]
3
.50−5
P30= 49.5 + 100 10
14
P30= 49. 5 +
[ ] 15−5
14
10
P30= 49.5 +
[ ]
10
5
10
P30= 56.64
28
STUDI KASUS
PERBANDINGAN UKURAN PEMUSATAN PENDAPATAN di ANTARA TIGA
KELOMPOK PROFESI
Tujuan Penelitian:
Menganalisis dan membandingkan ukuran pemusatan pendapatan antara tiga kelompok
profesi yang berbeda.
Metode Penelitian:
Penelitian dilakukan dengan mengumpulkan data pendapatan dari tiga kelompok profesi yang
terdiri dari dokter, pengacara, dan teknisi IT. Data diambil dari 100 responden setiap
kelompok profesi menggunakan survei dengan pertanyaan terkait pendapatan tahunan
mereka.
Hasil Penelitian:
Tabel 1. Ukuran Pemusatan Pendapatan Tiga Kelompok Profesi
Hasil:
1. Mean (Rata-rata):
Dokter : (150+145+140)/3 = 145 ribu USD
Pengacara : (120+118+110)/3 = 116,6 ribu USD
Teknisi IT : (90+85+80)/3 = 85 ribu USD
2. Median:
Dokter : Median adlaah nilai Tengah setelah data diurutkan, sehingga 145 ribu USD
Pengacara: Median Adalah 118 ribu USD
Teknisi IT: Median adalah 85 ribu USD
Analisis:
Mean (Rata-rata): Dokter memiliki rata-rata pendapatan tertinggi dengan 150 ribu USD,
diikuti oleh pengacara (120 ribu USD) dan teknisi IT (90 ribu USD).
Median: Meskipun dokter memiliki mean tertinggi, median pendapatan mereka (145 ribu
USD) lebih dekat dengan median pengacara (118 ribu USD), menunjukkan distribusi
pendapatan yang agak seragam di antara dokter.
Modus (Nilai yang Paling Sering Muncul): Modus pendapatan menunjukkan nilai yang
paling sering muncul dalam set data. Pada kelompok dokter, nilai yang paling sering adalah
140 ribu USD, sedangkan pada kelompok pengacara dan teknisi IT masing-masing adalah
110 ribu USD dan 80 ribu USD.
Kesimpulan:
Meskipun dokter memiliki rata-rata pendapatan tertinggi, distribusi pendapatan mereka lebih
terkonsentrasi dibandingkan dengan kelompok profesi lainnya. Pengacara dan teknisi IT
memiliki distribusi pendapatan yang lebih merata secara relatif, meskipun dengan rata-rata
yang lebih rendah.
30
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dalam statistika, ukuran pemusatan seperti mean, median, dan modus membantu meringkas
dan memahami pusat distribusi data. Mean, yang merupakan rata-rata dari seluruh data,
berguna dalam data yang terdistribusi normal tetapi rentan terhadap outlier. Median, yang
merupakan nilai tengah dari data yang diurutkan, lebih tahan terhadap outlier dan cocok
untuk data yang tidak terdistribusi normal. Tetapi ukuran pemusatan yang tepat harus
disesuaikan dengan tujuan analisis dan jenis distribusi data yang diamati.
Keputusan yang tepat memerlukan pemahaman yang baik tentang berbagai tingkat pemusatan
ini. Meskipun setiap ukuran pemusatan memberikan gambaran tentang titik pusat data,
penggabungan ukuran ini dengan ukuran penyebaran seperti varians atau deviasi standar
memungkinkan pengambilan keputusan yang lebih akurat dan terinformasi.
3.2 Saran
Untuk menerapkan ukuran pemusatan dalam analisis statistik, penting untuk
mempertimbangkan konteks dan karakteristik data yang diamati. Sebelum memilih ukuran
pemusatan, pahami karakteristik distribusi data. Penggunaan median sebagai ukuran pusat
mungkin menjadi pilihan yang baik jika data cenderung terdistribusi normal dan tidak
memiliki nilai ekstrem. Namun, jika ada outlier atau distribusi data tidak simetris, median
mungkin lebih tepat karena ketahanan terhadap nilai ekstrem. Untuk mendapatkan
pemahaman yang lebih luas tentang dataset yang diamati, kombinasikan ukuran pemusatan
dengan ukuran penyebaran seperti rentang atau varians.
Selain itu, jika Anda sedang dalam proses pengambilan keputusan, pertimbangkan untuk
mempertimbangkan penggunaan sejumlah strategi pemusatan bersama untuk mendapatkan
pemahaman yang lebih lengkap yang memungkinkan Anda membuat keputusan yang lebih
bijak dan tepat. Terakhir, jangan lupa bahwa setiap ukuran pemusatan memiliki manfaat dan
kekurangan, karena itu penting untuk menggunakan mereka dengan bijaksana sesuai dengan
kebutuhan analisis statistik yang dilakukan.
31
DAFTAR PUSTAKA
Anggita, Destiara. (2022). Cara Menghitung Mean Beserta Contoh Soal dan
Pembahasannya.
Diakses 29 November 2023, dari
https://katadata.co.id/agung/berita/6358cf995869e/2-cara-menghitung-mean-beserta-
contoh-soal-dan-pembahasannya?page=2
Jurianto, Izzah, P. (2023). Mengenal Rumus Median Tunggal, Data Berkelompok dan Data
Tidak Berkelompok. Diakses 29 November 2023, dari
https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-6854661/mengenal-rumus-median-tunggal-
data-berkelompok-dan-data-tidak-berkelompok