Anda di halaman 1dari 38

MAKALAH

STATISTIKA PENDIDIKAN
Tentang
KEADAAN KELOMPOK

Oleh :

Kelas 6A

Kelompok 3

1. Alvina Nurmaya (176510980)


2. Fadheela Salsabyla (176511036)
3. Irham Adi Saputra (176510649)
4. Nurrahmatul Aulia (176510112)
5. Winny Yulian Despi (176510031)

Dosen Pengampu Mata Kuliah : Tengku Idris, S.Pd., M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat
rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah dengan
judul Keadaan Kelompok diajukan untuk memenuhi salah satu tugas pada mata
kuliah Statistika Pendidikan, Program Studi Pendidikan Biologi Universitas Islam
Riau. Walaupun demikian, dalam menyelesaikan makalah ini, penulis menghadapi
kendala. Tetapi berkat bantuan dari berbagai pihak, akhirnya makalah ini dapat
diselesaikan. Dalam proses pendalaman materi Statistika Pendidikan, tentunya
penulis mendapatkan bimbingan, arahan dan bantuan yang telah diberikan secara
khusus. Untuk itu rasa terima kasih penulis sampaikan kepada yang terhormat :

1. Bapak Tengku Idris S.Pd,. M.Pd selaku dosen Mata Kuliah Statistika

Pendidikan.

2. Rekan-rekan mahasiswa kelas 6A Prodi Pendidikan Biologi.

Penulis berharap kritik dan saran sebagai masukan untuk penulis di masa

yang akan datang. Demikian makalah ini penulis buat, semoga bermanfaat.

Pekanbaru, 09 Maret 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR.................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................. 1
A. Latar Belakang................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................... 1
C. Tujuan............................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN................................................................................. 3
A. Pengukuran Tendensi Sentral........................................................ 3
A. Rata-Rata (Mean) ................................................................... 3
B. Modus (Mode)........................................................................ 8
B. Ukuran Penempatan....................................................................... 11
1. Median ................................................................................... 11
2. Kuartil..................................................................................... 17
3. Desil........................................................................................ 24
4. Persentil.................................................................................. 28
BAB III PENUTUP......................................................................................... 34
A. Kesimpulan................................................................................... 34
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 35

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Statistik merupakan kumpulan angka-angka mengenai masalah, sehingga


dapat memberikan gambaran mengenai masalah tersebut. Statistik merupakan
sebuah metoda perhitungan yang mampu membantu banyak kalangan manusia
pada saat ini. Baik dalam kehidupan secara umum, sekolah, perkuliahan,
perkantoran dan lain sebagainya.

Statistik juga digunakan untuk membantu dalam hal penelitian, bahkan


membuat karya ilmiah seperti skripsi, tesis, dan disertasi. Riduwan (2015)
mengungkapkan “statistik adalah rekapitulasi dari fakta yang berbentuk angka-
angka disusun dalam bentuk tabel dan diagram yang mendeskripsikan suatu
permasalahan”.

Karakteristik suatu kumpulan data adalah 1) memusat pada nilai tertentu


dari suatu distribusi, yang disebut nilai pusat, dan 2) menyebar/berpencar.
Termasuk dalam ukuran tendensi sentral : rata-rata hitung, rata-rata geometrik,
rata-rata harmonik, median dan modus. Jenis ukuran penyebaran yaitu penyebaran
mutlak dan penyebaran relatif. Kedua karakteristik ini memberikan informasi
mengenai bentuk distribusi data.

Letak suatu data dalam set data dari distribusi frekuensi dapat juga
ditentukan dengan melakukan suatu pengukuran. Ukuran letak merupakan
beberapa nilai yang letaknya sedemikian rupa dalam rangkaian suatu data atau
suatu distribusi frekuensi sehingga nilai itu membagi rangkaian data atau
distribusi menjadi beberapa bagian yang sama. Dalam ukuran letak data dikenal
adanya median, kuartil, desil dan persentil.

B. Rumusan Masalah
Terkait dengan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam
makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Apakah macam-macam dari pengukuran tendensi sentral?
2. Apakah macam-macam dari ukuran penempatan?

1
C. Tujuan
Terkait dengan rumusan masalah diatas, maka tujuan dalam makalah ini
adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui macam-macam dari pengukuran tendensi sentral
2. Untuk mengetahui macam-macam dari ukuran penempatan

2
BAB II
PEMBAHASAN
KEADAAN KELOMPOK

Pengukuran tendensi sentral (pengukuran gejala pusat) dan ukuran


penempatan (ukuran letak sebagai pengembangan dari beberapa penyajian data
yang berbentuk tabel, grafis, dan diagram). Pengukuran tendensi sentral dan
ukuran penempatan digunakan untuk menjarin data yang menunjukkan pusat atau
pertengahan dari gugusan data yang menyebar. Harga rata-rata dari kelompok data
itu, diperkirakan dapat mewakili seluruh harga data yang ada dalam kelompok
tersebut. Ukuran data sampel dinamakan statistik sedangkan ukuran populasi
dinamakan parameter.

A. PENGUKURAN TENDENSI SENTRAL


1. Rata-Rata Hitung (Mean)

Rata-rata hitung atau disingkat dengan mean. Penggunaan rata-rata


hitung untuk sampel bersimbul ( x́dibaca eks bar atau eks garis) dan populasi
µ (dibaca myu atau mu). Mean merupakan hasil bagi dari sejumlah skor
dengan banyaknya responden. Perhitungan mean merupakan perhitungan
yang sederhana, karena hanya membutuhkan jumlah skor dan jumlah
responden (n).

Mean atau rata-rata hanya dipakai untuk data yang berskala interval
atau ratio. Untuk skor yang berbentuk kelompok, maka nilai tengah
kelompoklah yang akan digunakan untuk menghitung rata-rata. Rata-rata
merupakan perhitungan yang mudah dilakukan sehingga perhitungan ini yang
paling sering digunakan oleh para pengambil keputusan. Apabila penyebaran
skor atau nilai yang dicari rata-rata dapat digunakan sebagai dasar
pengambilan kesimpulan. Sebaliknya, jika penyebaran skor atau nilai yang
dicari rata-ratanya mempunyai rentangan yang sangat lebar, maka rata-
ratanya sukar dipercaya dan tidak dapat mencerminkan data keseluruhan.

Disamping penyebaran skor atau nilai, kepercayaan terhadap rata-rata


dipengaruhi pula oleh pengumpulan data. Apabila skor berkumpul pada nilai-

3
nilai kecil, maka rata-rata akan tertarik kearah nilai yang kecil. Perhitungan
mean dibagi menjadi dua yaitu mean data tunggal dan mead data kelompok.

a) Mean data Tunggal


Data yang dipakai untuk menghitung mean tunggal hanya sedikit
jumlahnya, perhitungannya dengan cara menunjukkan semua nilai data

dibagi banyak data dijabarkan dengan rumus : x́=


∑ Xi
n
Keterangan : x́ = mean
∑ Xi= jumlah tiap data
n = jumlah data
contoh 1.
Apabila ada 6 mahasiswa mengikuti tes perbaikan mempunyai nilai
masing-masing : 80, 70, 90, 60, 85, 60. Carilah nilai meannya :
80+70+90+ 60+85+60 435
Jawab : x́= = = 72,5
6 6
Jadi, nilai rata-rata keenam mahasiswa adalah 72,5
Contoh 2.
Mak Achik mempunyai 10 kamar yang dihuni oleh pegawai proyek
Rakitan, mahasiswa dan siswa program pasca sarjana UPI Bandung,
penghuni kamar tersebut berumur : 21 tahun, 23 tahun, 25 tahun, 30 tahun,
35 tahun, 38 tahun, 25 tahun, 24 tahun, 45 tahun dan 40 tahun. Berapakah
rata-rata umur yang menempati kos mak Achik tersebut.
21+23+25+30+35+ 38+25+24+ 45+ 40 306
Jawab : x́= = = 30,6 tahun.
10 10
Jadi, rata-rata umur yang menempati kos mak Achik adalah 30,6 tahun.
Jika ada kelompok data yang sudah diketahui nilai rata-ratanya,
maka untuk mencari semua rata-rata cukup dihitung dengan rata-rata saja

∑ ( x i .n )
atau dengan rumus : x́= i

∑ ni
Keterangan :
x́= mean

4
∑ (x i .n )= jumlah rata-rata data
i

∑ ni = jumlah tiap-tiap
Contoh 3.
Diketahui rata-rata produksi arang diasap dengan menggunakan tungku
jenis tungku (media pengasapan): tungku ukas 3 buah produksi sebesar 6
ton/bulan, tungku saleng 2 buah produksi sebesar 8 ton/bulan, tungku basri
4 buah produksi sebesar 10 ton/bulan, tungku aspar 5 buah produksi
sebesar 12 ton/bulan, dan tungku tohir 6 buah produksi sebesar 15
ton/bulan. Berapakah rata-rata produksi arang tiap bulannya?
Langhak-langkah menjawab
a. Buatlah tabel dan susunlah
Tabel 1
Produksi Arang PT Bina Anugrah Kaltim
No Jenis Jumlah tungku Rata-rata produksi Jumlah ton/bulan
tungku (ni) ton/bulan (xi) (xi ni)
1. Ukas 3 6 18

2. Saleng 2 8 16

3. Basri 4 10 40

4. Aspar 5 12 60

5. Tohir 6 15 90

∑ (x i .n )= 224
i

b. Berilah notasi angka yang sudah ada untuk memudahkan

perhitungan ∑ ni=20 ∑ (x i .n )= 224


i

c. Hitunglah nilai rata-rata dengan rumus :

x́=
∑ ( x i .n ) =
i
224
= 11,2 ton/bulan
∑ ni 20

Jadi, rata-rata produksi arang tiap bulan adalah 11,2 ton/bulan.

b) Mean Data Kelompok

5
Jika data yang sudah dikelompokkan dalam distribusi frekuensi, maka
data tersebut akan berbaur sehingga keaslian data itu akan hilang
bercampur dengan data lain menurut kelasnya, hanya dalam perhitungan
mean kelompok diambil titik tengahnya yaitu setengah dari jumlah ujung
bawah kelas dan ujung atas kelas untuk mewakili setiap kelas interval. Hal
ini dimaksudkan untuk menghindari kemungkinan data yang data setiap
interval mempunyainilai yang lebih besar atau lebih kecil dari titik tengah.
Perhitungan data mean kelompok dapat dicari dengan rumus : x́=∑ ¿ ¿ ¿
Keterangan :
∑ f i = jumlah frekuensi
x́ = mean
t i = titik tengah

Contoh 1.
Diketahui nilai ujian statistik Universitas CJDW Tahun 2001 yang diikuti
oleh 70 mahasiswa. Berapakah rata-rata kelompok nilai statistik tersebut :
Tabel 2
Distribusi Frekuensi
Nilai ujian statistik Universitas CJDW tahun 2001
Nilai interval F(frekuensi)
60-64 2
65-69 8
70-74 15
75-79 18
80-84 16
85-89 7
90-94 4
Langkah-langkah menjawab :
a. Buatlah tabel dan susunlah data dengan menambah kolom :

No. Nilai interval Titik tengah Frekuensi Jumlah


(t i) ( f i) (t i f i)

6
1. 60-64 62 2 124
2. 65-69 67 8 536
3. 70-74 72 15 1.080
4. 75-79 77 18 1.386
5. 80-84 82 16 1.312
6. 85-89 87 7 609
7. 90-94 92 4 368

∑ t i = 539 ∑ (t i f i)=5.41
5

b. Berilah notasi angka yang sudah ada untuk memudahkan perhitungan

∑ f i = 70 dan ∑ (t i f i)=5.415
5415
c. Hitunglah nilai rata-rata dengan rumus : x́=∑ ¿ ¿ ¿ = = 77,357
70
Jadi, rata-rata nilai statistik adalah 77,357

Contoh 2.

Teori lain untuk menghitung mean kelompok dapat dihitung


∑ f i. S
dengan menggunakan rumus : x́=t o + P
∑ fi { } i

Keterangan :
x́ = mean
t = titik tengah ke-0
f i=¿frekuensi
Si=¿ tanda angka meningkat atau menurun
P= panjang kelas

∑ f i=¿ jumlah frekuensi


Tabel 3
Distribusi Frekuensi
Nilai ujian statistik Universitas CJDW tahun 2001
Nilai interval F(frekuensi)
60-64 2

7
65-69 8
70-74 15
75-79 18
80-84 16
85-89 7
90-94 4
Langkah-langkah menjawab :
a. Buatlah tabel baru dan susunlah data seperti berikut :

No. Nilai interval Titik tengah fi Si Jumlah


(t0) (fi si)
1. 60-64 62 2 -2 -4
2. 65-69 67 8 -1 -6
3. 70-74 72*) 15 0*) 0
4. 75-79 77 18 1 20
5. 80-84 82 16 2 32
6. 85-89 87 7 3 21
7. 90-94 92 4 4 16

∑ f i = 70 ∑ (f i si )=
79

b. Pilihlah satu dari titik tengah sembarang, misalnya t o= 72 kemudian


berilah angka 0 pada kolom S1.
c. Urutkan nilai titik tengah yang lebih kecil dari t 0 dengan angka -1 -2
pada kolom S1 dan harga titik tengah yang lebih besar dengan angka
1,2,3,4 pada kolom S1.
d. Hitunglah nilai rata-rata dengan rumus :

∑ f i. S
x́=t o + P
{ }
∑ fi
i
= 72+5 {
79
70
}= 77,643

Jadi, rata-rata nilai statistik adalah 77,643

2. Modus (Mode)

8
Modus atau disingkat dengan (Mo) ialah nilai dari beberapa data yang
mempunyai frekuensi tertinggi baik data tunggal maupun data yang
berbentuk distribusi atau nilai yang sering muncul dalam kelompok data.

a. Menghitung Modus Data Tunggal

Menghitung modus dengan data tunggal dilakukan sangat


sederhana, yaitu dengan cara mencari nilai yang sering muncul diantara
sebaran data. Ukuran ini sering dipakai untuk rata-rata data kualitatif.
Modus berguna untuk mengetahui tingkat seringnya terjadi suatu
peristiwa. Jika nilai yang tampil dengan frekuensi tertinggi ada dua
disebut bimodal, kalau ada tiga disebut trimodal, kalau ada banyak disebut
multimodal. Modus dapat digunakan untuk semua skala pengukuran data
mulai dari nominal sampai ratio.

Misalnya sebagian data besar penyakit AIDS di Amerika


disebabkan oleh hubungan bebas, pada umumnya masyarakat Jepang
bekerja keras, sebagian besar rakya Indonesia bercocok tanam dan lain-
lain. Penggunaan modus bagi data kualitatif maupun data kuantitatif
dengan cara menentukan frekuensi terbanyak diantara data yang ada.

Contoh 1 : diketahui nilai ujian akhir semester (uas) untuk mata kuliah
statistika bagi 10 mahasiswa, data sebagai berikut : 40, 60,60, 65, 72, 60,
70, 60, 80, dan 90.

Jawab : modus nilai UAS mata kuliah statistika, yaitu pada angka 60
karena muncul 4 kali.

Contoh 2 : distribusi nilai statistik sebagai berikut.

X F
90 3

85 5

70 6

65 6

9
60 6

55 4

50 1

45 1
Frekuensi terbesar dalam distribusi nilai pada contoh 2 adalah 6.
Sedangkan nilai yang berfrekunsi 6 adalah 70,65,60. Oleh karena ada tiga
nilai yang berfrekuensi terbanyak, maka distribusi tersebut mempunyai 3
mode.

Contoh 3 : sebuah distribusi sebagai berikut.

1 2 3 4 5 6 7 8

9 10 11 12 15 20 25 30

Masing-masing niali diatas hanya berfrekuensi 1, oleh karena itu tidak ada
yang mempunyai distribusi terbanyak, maka distribusi diatas tidak
bermode.

Perlu diingat. Bahwa tidak seluruh distribusi mempunyai mode,


dan kadang-kadang mode dari distribusi lebih dari satu. Mode bisa
diterapkan pada seluruh skala pengukuran, dan merupakan perhitungan
yang mudah sepanjang sudah diketahui distribusi frekuensinya.

b. Menghitung Modus Berdistribusi (Dikelompokkan)


Dalam menghitung modus berdistribusi menggunakan rumus :
F1
Mo = Bb + P ( )
F 1+ F 2
Keterangan :
Mo = nilai modus
Bb = batas bawah kelas yang mengandung nilai modus
P = panjang kelas nilai modus
F1 = selisih antara frekuensi modus (f) dengan frekuensi sebelumnya
(fsb)
F2 = selisih antara frekuensi modus (f) dengan frekuensi sesudahnya
(fsd)

10
Contoh 1 : diketahui data distribusi frekuensi sebagai berikut :

No. Nilai Kelas Interval Frekunsi (f)


1. 60-64 2
2.
65-69 8
3.
4. 70-74 15
5.
6. 75-79 18
7. 80-84 16
85-89 7
90-94 4
n=∑ f = 70
Langkah-langkah menjawab :
a. Carilah jumlah frekuensi (f) modus yang terbanyak, yaitu 18. Nilai
modus terletak dikelas interval ke-4.
b. Carilah batas bawah kelas modus (Bb)
1
Bb = (74 + 75) = 74,5
2
c. Hitunglah panjang kelas modus (P)
P = 75 sampai 79 = 5
d. Carilah (F1) yaitu selisih antara frekuensi modus dengan frekuensi
sebelumnya. F1= f- fsb = 18 -15 = 3
e. Carilah (F2) yaitu selisih antara frekuensi modus dengan frekuensi
sesudahnya. F2 = f – fsd = 18-16 = 2
f. Hitunglah modus dengan rumus :
F1 3
Mo = Bb + P ( ) = 74,5 + 5 ( ) = 77,5
F 1+ F 2 3+2
Contoh 2 : diketahui distribusi frekuensi dibawah ini :

Kelas interval F
31-40 1
41-50 2
51-60 5
61-70 15

11
71-80 20 Kelas
modus
81-90 25
91-100 5

∑ f = 73
Berdasarkan tabel diatas, didapat :
F1 = 25 – 20 = 5
F2 = 25 – 5 = 20
Bb = 80,5
P = 10
F1 5
Sehingga modusnya : Mo = Bb + P ( ) = 80,5 + 10 ( )
F 1+ F 2 5+20
= 82,5.
B. UKURAN PENEMPATAN
Median ukuran penempatan, terdiri dari :
a. Median

Median (Me) ialah nilai tengah dari gugasan data yang telah diurutkan
(disusun) dari data terkecil sampai data terbesar atau sebaliknya dari data
terbesar sampai data terkecil. Median dibagi menjadi dua perhitungan, yaitu
median data tunggal dan media data kelompok.

1. Mencari median bentuk data tunggal

Mencari median data tunggal dengan cara mengurutkan data


tersebut dari terkecil sampai data terbesar atau sebaliknya dari data
terbesar sampai data terkecil, kemudian posisi median dicari dengan rumus
: Me = ½ (n + 1) dimana n = jumlah data.

Contoh 1 : Data Ganjil

Diketahui data : 65; 70; 90; 40; 35; 45; 70; 80; dan 50

Langkah-langkah menjawab :

12
a) Urutkan data dari data terkecil sampai data terbesar
35; 40; 45; 50; 65; 70; 70; 80; 90
b) Carilah posisi median dengan rumus: Me = ½ (n + 1)
Me = ½ (9+1) = 5 (posisi pada data ke-5)
Jadi, Me = 65

Contoh 2 : Data Genap

Diketahui data : 50; 65; 70; 90; 40; 35; 45; 70; 80; dan 50

Langkah-langkah menjawab :

a) Urutkan data dari data terkecil sampai data terbesar :


35; 40; 45; 50; 50; 65; 70; 70; 80; 90
b) Carilah posisi median dngan rumus : Me = ½ (n + 1)
Me = ½ (10 + 1) = 5,5 posisi pada data ke-5,6)
Jadi, Me = ½ (50 + 65) = 57,5
2. Mencari median bentuk data kelompok

Mencari median data kelompok ini perlu dibuat susuna distribusi


frekuensi terlebih dahulu dengan cara mengurutkan dari data terkecil
sampai data terbesar atau sebaliknya dari data terbesar sampai data
terkecil, kemudian menghitung rentangan (R), jumlah kelas (K), dan
panjang kelas interval (P). terakhit membuat dustribusi frekurnsi
dilanjutkan mencari nilai mediannya dengan rumus :

1
( n−Jf )
Me = Bb + P 2
f

keterangan :

Me = Nilai median

Bb = Batas bawah kelas sebelum nilai median akan terletak

P = Panjang kelas nilai median

n = Jumlah data

13
f = Banyaknya frekuensi kelas median

Jf = Jumlah dari semua frekuensi kumulatif sebelum kelas median

Contoh 1 : Data yang menyebar

Diketahui nilai ujian akhir Kuliah Statistika di Universitas CJDW


Tahun 2001 yang diikuti 70 mahasiswa, diperoleh data :

70, 70, 71, 60, 63, 80, 81, 81, 74, 74, 66, 66, 67, 67, 67, 68, 76, 76, 77, 77,
77, 80, 80, 80, 80, 73, 73, 74, 74, 74, 71, 72, 72, 72, 72, 83, 84, 84, 84, 84,
75, 75, 75, 75, 75, 75, 75, 75, 78, 78, 78, 78, 78, 79, 79, 81, 82, 82, 83, 89,
85, 85, 87, 90, 93, 94, 94, 87, 87, 89.

Langkah-langkah menjawab :

a) Urutkan data dari terkecil sampai terbesar


60, 63
66, 66, 67, 67, 67, 68
70, 70, 71, 71, 72, 72, 72, 73, 74, 74, 74, 74, 74
75, 75, 75, 75, 75, 75, 75, 75, 76, 76, 77, 77, 77, 78, 78, 78, 78, 78, 79,
79
80, 80, 80, 80, 80, 81, 81, 81, 82, 82, 83, 83, 84, 84, 84, 84
85, 85, 87, 87, 87, 89, 89
90, 93, 94, 94
b) Hitung jarak atau rentangan (R)
R = data tertinggi – data terendah
R = 94 – 60 = 34
c) Hitung jumlah kelas (K) dngan Sturgs :
K = 1 + 3,3 log. 70
K = 1 + 3,3. 1,845
K = 1 + 6, 0885 = 7,0887 ~ 7

d) Hitung panjang klas interval (P)


Rntangan ( R) 34
P= = = 4,857 ~ 5
Jumlah Kelas (K) 7

14
e) Tentukan batas kelas interval panjang kelas (P)
( 60 + 5 ) = 65 - 1 = 64
( 65 + 5 ) = 70 - 1 = 69
( 70 + 5 ) = 75 - 1 = 74
( 75 + 5 ) = 80 - 1 = 79
( 80 + 5 ) = 85 - 1 = 84
( 85 + 5 ) = 90 - 1 = 89
( 90 + 5 ) = 95 - 1 = 94
f) Buat table semntara dengan cara di hitung satu demi satu yang sesuai
dengan urutan interval kelas.
Tabel 4
Distribusi Frekuensi Nilai Ujian statistik
Universitas CJDW Tahun 2011
No. Nilai Interval Rincian Frekuensi (f)
1. 60-64 ll 2
llll lll 8
2. 65-69
llll llll llll 15
3. 70-74 llll llll llll lll 18

4. 75-79 llll llll llll l 16


llll ll 7
5. 80-84
llll
4
6. 85-89

7. 90-94
Jumlah n = ∑f = 70

g) Membuat tebel distribusi frekuensi dengan cara memindahkan semua


angka frekuensi (f).
Tabel 5
Distribusi Frekuensi Nilai Ujian Stastik
Universitas CJDW Tahun 2011

No. Nilai Interval Frekuensi (f)


1. 60 – 64 2

15
2. 65 – 69 8
70 – 74 15
3.
75 – 79 18
4. 80 – 84 16

5. 85 – 89 7
90 – 94 4
6.

7.
Jumlah n = ∑f = 70

h) Carilah nilai interval yang mengandung unsure median dengan rumus


½ n = ½ .70 = 35. Jadi mediannya terletak di kelas interval k-4
i) Cari batas bawah kelas median (Bb)
Bb = ½ (74 + 75) = 74,5 atau 74 + ½ = 74,5
j) Hitung panjang kelas median (P) P = 75 sampai 79 = 5
k) Carilah banyaknya frekuensi kelas median (f) f = 18
l) Cari jumlah dari semua frekuensi kumulatif dibawah kelas median (Jp)
Jf = 2 + 8 +15 = 25
m) Hitung nilai median dengan rumus :
1 1
( n−Jf ) ( .70−25)
Me = Bb + P 2 2 = 77
=74,5+5
f 18
Jadi, Nilai Median (Me) = 77

Contoh 2. Data sudah berbentuk distribusi

Diketahui umur mahasiswa yang mengikuti mata kuliah statistika STIA


LAN RI kampus Bandung, data sebagai berikut

Tabel 6
Distribusi Frekuensi
Umur Mahasiswa yang Mngikuti Mata Kuliah
Statistika di STIA LAN RI Kampus Bandung

No. Nilai Interval Frekuensi (f)

16
1. 22 – 24 3
25 – 27 5
2.
28 – 30 7
3. 31 – 33 8

4. 34 – 36 9
37 – 39 6
5.
40 – 42 2
6.

7.
Jumlah n = ∑f = 40

a) Cari nilai interval yang mengandung unsure median dengan rumus : ½


n = ½ . 40 = 20. Jadi mediannya terletak di kelas interval ke-4
b) Cari batas bawah kelas median (Bb)
Bb = ½ (30 + 31) = 30,5 atau 30 + ½ = 30,5
c) Hitung panjang kelas median (P) P = 31 sampai 33 = 3
d) Carilah banyaknya frekuensi kelas (f) f=8
e) Cari jumlah dari semua frekuensi kumulatif di bawah kelas median (Jf)
Jf = 3 + 5 + 7 = 15
f) Hitung nilai median dengan rumus :
1 1
( n−Jf ) ( .40−15)
Me = Bb + P 2 2 = 32, 375
=30,5+3
f 8
Jadi, Nilai Mdian (Me) = 32,375

Cara praktis menghitung median

Langkah-langkah menjawab :

a) Tandailah (Bb, P, Jf, dan f) secara singkat pada table berikut :

Tabel 7

17
Distribusi Frekuensi
Umur Mahasiswa yang Mengikuti Mata Kuliah Statistika di STAI
LAN RI Kampus Bandung

No. Nilai Interval Frekuensi (f)


1. 22 – 24 3
25 – 27 5 Jf = 3+4+7= 15
2.
28 – 30 Bb = 30 + ½ = 7
3. 30,5 8 f=8

4. 31 – 33 P=3 9
34 – 36 6
5.
37 – 39 2
6. 40 – 42

7.
Jumlah n = ∑f = 40

b) Hitung nilai median dngan rumus :


1 1
( n−Jf ) ( .40−15)
Me = Bb + P 2 2 = 32, 375
=30,5+35
f 8
Jadi, Nilai Median (Me) = 32,375
b. Kuartil

Kuartil ialah nilai atau angka yang membagi data dalam empat
bagian yang sama, setelah disusun dari data yang terkecil sampai data
terbesar atau sebaliknya dari data terbesar sampai data terkecil. Ada tiga
bentuk kuartil, yaitu :

1) Kuartil pertama ialah nilai dalam distribusi yang membatasi 25%


frkuensi di bagian atas dan 75% frekuensi di bagian bawah distribusi
2) Kuartil kedua ialah nilai dalam distribusi yang membatasi 50%
frekuensi di bagian atas dan 50% di bawahnya
3) Kuartil ketiga ialah nilai dalam distribusi yang membatasi 75%
frekuensi di bagian atas dan 25% frekuensi bagian bawah

18
Kuartil ketiga ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Nilai Frekuensi Keterangan


Posisi K1 25% 50% Angka kecil
75%
Posisi K2

k1 k2
Posisi K3
75% k3
Angka Besar
50%
25%
Gambar tabel posisi kuartil Pertama, Kedua, dan Ketiga

1. Mencari Kuartil Bentuk Data tunggal

Mencari kuartil data tunggal dengan cara pertama menyusun atau


mengurutkan data tersebut dari data terkecil sampai data terbesar atau
sebaliknya, kemudian posisi kuartil dicari dengan rumus :

K1 = ¼ (n + 1) ; K2 = ½ (n + 1) ; K3 = ¾ (n + 1)

Dimana : n = Jumlah data

Contoh 1 :

Diketahui data : 65; 70; 90; 40; 35; 45; 70; 80; dan 50

Langkah-langkah menjawab :

a) Urutkan data terkecil sampai data terbesar (sebaliknya)


35 90
40 80
45 70
50 atau model 70
65 65
70 50
70 45

19
80 40
90 35

b) Hitunglah dan carilah posisi kuartil pertama, kuartil kedua, dan kuartil
ketiga dengan rumus :
K1 = ¼ (n + 1) = ¼ (9 + 1) = 2,5 artinya K1 terletak pada posisi nilai
ke-2,5
Menemui gejala semacam ini nilai K1 diselesaikan dengan cara :
K1 = data ke-2 + data 0,5 (data k-3 – data ke-2)
= 40 + 0,5 (45 – 40) = 42,5
Jadi, posisi K1 menunjukkan nilai 42,5
K2 = ½ (n + 1) = ½ (9 + 1) = 5 artinya K2 trletak pada posisi nilai ke-5,
yaitu menunjukkan nilai 65.
K3 = ¾ (n + 1) = ¾ (9 + 1) = 7,5
K3 = data ke-7 + data 0,5 ( data ke-8 – data ke-7)
= 70 + 0,5 (80 – 70) = 75
Jadi, posisi K3 menunjukkan nilai 75.
c) Gambar posisi K1, K2, K3
35 90
40 80

Posisi K1 = 42,5 Posisi K3 = 75

45 70

50 atau model 70

Posisi K2 = 65 Posisi K2 = 65

70 50

70 45

Posisi K3 = 75 Posisi K1 = 42,5

80 40

90 35

20
2. Mencari Kuartil Bentuk Kelompok

Mencari kuartil berbentuk data kelompok dibuat susunan distribusi


frekuensi terlebih dahulu, dalam hal ini semata-mata untuk mempermudah
perhitungan. Proses mencari kuartil hamper sama dengan proses mencari
median, kalau median mencari nilai tengah dari gugusan (kelompok) data
sedangkan kuartil mencari nilai yang membagi dua data kelompok dalam
empat bagian yang sama.

Caranya urutkan terlebih dahulu mulai data terkecil sampai data


terbesar atau sebaliknya, kemudian menghitung rentangan (R), jumlah
kelas (K), dan panjang kelas interval (P). akhirnya buatlah distribusi
frekuensi dilanjutkan mencari nilai kuartil dengan rumus:

1
( n−Jf )
K1 = Bb + P 4
f

1
( n−Jf )
K2 = Bb + P 2
f

3
( n−Jf )
K1 = Bb + P 4
f

Keterangan :

K1, K2, K3 = Nilai Kuartil

Bb = Batas bawah kelas sebelum Nilai Kuartil akan terletak

P = Panjang kelas Nilai Kuartil

n = Jumlah data

f = Banyaknya frekuensi Kelas Kuartil

Jf = Jumlah dari semua frekuensi kumulatif sebelum kelas Kuartil

No. Nilai Interval Frekuensi (f)

21
1. 60 – 64 2
65 – 69 6 Jf = 2+6=8 (K1)
2.
70 – 74 P=5 15 f = 15 (K1)
3. 75 – 79 P=5 20 f = 8 (K2)

4. 80 – 84 P=5 16 f = 16 (K3)
85 – 89 7
5.
90 – 94 4
6.

7.
n = ∑f = 70
Contoh keterangan rumus :

Bb K1 = ½ (69 + 70) = 69,5 Jf K1 = 2 + 8= 10

Bb K2 = ½ (74 + 75) = 74,5 Jf K2 = 2 + 8+ 15 = 25

Bb K3 = ½ (79 + 90) = 79,5 Jf K3 = 2 + 8 + 15 + 18 = 43


Gambar Posisi Kuartil bentuk Distribusi

Contoh 1 : Diketahui data seperti Gambar diatas

Tabel 8
Distribusi Frekuensi
Nilai Ujian Universitas CJDW Tahun 2001

No. Nilai Interval Frekuensi (f)


1. 60 – 64 2
65 – 69 8
2.
70 – 74 15
3. 75 - 79 18

4. 80 – 84 16
85 – 89 7
5.
90 – 94 4

22
6.

7.
n = ∑f = 70

Langkah-langkah menjawab :

a) Carilah kelas interval yang mengandung K1, K2, dan K3 terlebih dahulu
untuk mencari posisi kuartil dengan rumus :
(1) K1 = ¼ . n = ¼ . 70 = 71. Dengan demikian K1 terletak di dalam
klas interval ke-3, yaitu: 70 – 74
(2) K2 = ½ . n = ½ . 70 = 35. Dengan demikian K1 terletak di dalam
kelas interval ke-4, yaitu: 75 – 79
(3) K3 = ¾ . n = ¾ . 70 = 52,5. Dengan demikian K1 terletak di dalam
kelas interval ke-5, yaitu: 80 – 84
b) Carilah batas bawah kuartil (Bb)
Bb K1 = ½ (69 + 70) = 69,5
Bb K2 = ½ (74 + 75) = 74,5
Bb K3 = ½ (79 + 80) = 79,5
c) Hitunglah panjang kelas kuartil (P)
Pk1 yaitu 70 sampai 74 = 5
Pk2 yaitu 75 sampai 79 = 5
Pk3 yaitu 80 sampai 84 = 5
d) Carilah banyaknya frekunsi kelas kuartil (f)
fk1 = 15
fk2 = 18
fk3 = 16
e) Carilah jumlah dari semua frekuensi kumulatif di bawah kelas kuartil
(Jf)
Jf k1 = 2 + 8 = 10
Jf k2 = 2 + 8 + 15 = 25
Jf k3 = 2 + 8 + 15 + 18 = 43
f) Hitunglah kuartil dengan rumus :

23
1 1
( n−Jf ) ( .70−10)
K1 = Bb + P 4 4 = 72
=69,5+5
f 15
1 1
( n−Jf ) ( .70−25)
K2 = Bb + P 2 2 = 77
=74,5+5
f 18
3 3
( n−Jf ) ( .70−43)
K3 = Bb + P 4 4 = 82,5
=79,5+5
f 16
g) Berilah makna atau arti K1, K2, dan K3.
(1) Arti dari K1 bahwa terdapat 25% mahasiswa mendapatkan nilai
ujian statistic = 72
(2) Nilai arti dari K2 bahwa terdapat 50% mahasiswa mendapatkan
nilai ujian statistic =77
(3) Arti dari K3 bahwa terdapat 75% mahasiswa mendapatkan nilai
ujian statistic = 82,5

Contoh 2 : Diketahui data umur karyawan UD AINUL HAYAT Surabaya.


Pertanyaan : carilah K1 dari data tersebut

Tabel 9
Distribusi Frekuensi
Umur Karyawan UD AINUL HAYAT Surabaya

No. Nilai Interval Umur Karyawan Frekuensi (f)


1. 15 – 17 3
18 – 20 5
2.
21 – 23 7
3. 24 - 26 8

4. 27 – 29 9
30 – 31 6
5.
32 – 33 2
6.

7.
n = ∑f = 40

24
Langkah-langkah menjawab:

a) Carilah kelas interval yang mengandung K1, untuk mencari posisi


kuartil dengan rumus : K1 = ¼ . n = ¼ . 40 = 10. Dengan demikian K1
terletak di dalam kelas interval ke-3, yaitu: 21 – 23.
b) Carilah batas bawah kelas kuartil : Bb K1 = ½ (20 + 21) = 20,5
c) Hitunglah panjang kelas kuartil P K1 = 21 sampai 23 = 3
d) Carilah banyaknya frekuensi kelas kuartil : f = 7
e) Carilah jumlah dari semua frekuensi kumulatif di bawah kelas kuartil :
Jf K1 = 3 + 5 = 8
f) Hitunglah kuartil (K1) dengan rumus :
1 1
( n−Jf ) ( .40−8)
K1 = Bb + P 4 4 = 21,357 ≈ 21 tahun
=20,5+3
f 7
g) Berilah makna atau arti dari K1 :
Arti dari K1 bahwa terdapat 25% karyawan UD AINUL HAYAT
Surabaya berumue 21 tahun,
Cara praktis menghitung kuartil
Langkah-langkah menjawab :
a) Berilah tanda (Bb, P, Jf, dan f) pada table distribusi frkuensi

No. Nilai Interval Umur Karyawan Frekuensi (f)


1. 15 – 17 3
18 – 20 5 Jf = 3 + 5= 8
2.
21 – 23 Bb = 20 = 0,5 = (K1)
3. 20,5 7 f=3

4. 24 – 26 P=3 8
27 – 29 9
5.
30 – 31 6
6. 32 – 33 2

7.
n = ∑f = 40

25
Diketahui :

Posisi K1 = ¼ . n = ¼ . 40 = 10

Bb = 20,5

P =3

Jf = 8

F =7

b) Hitunglah kuartil (K1) dengan rumus :


1 1
( n−Jf ) ( .40−8)
K1 = Bb + P 4 4 = 21,357 ≈ 21 tahun
=20,5+3
f 7
c) Berilah makna atau arti dari K1:
Arti dari K1 bahwa terdapat 25% karyawan UD AINUL HAYAT
Surabaya berumur 21 tahun.
c. Desil

Desil atau disingkat dengan (Ds) ialah nilai atau angka yang
membagi data yang menjadi 10 bagian yang sama, setelah disusun dari
data terkecil sampai data terbesar atau sebaliknya. Cara mencari desil
hamper sama dengan mencari nilai kuartil, bedanya hanya pada pembagian
saja. Kalau kuartil data dibagi empat bagian yang sama, sedangkan desil
data dibagi 10 bagian yang sama. Harga-harga desil ada Sembilan bagian,
yaitu Ds1 sampai ds9.

1) Mencari Desil bentuk tunggal


mencari desil data tunggal dengan cara mengurutkan data tersebut dari
data terkecil sampai data terbesar atau sebaliknya.
Kemudian posisi desil dicari dengan rumus:
Posisi Ds1 = 1/10 (n+1) Posisi Ds6 = 6/10 (n+1)
Posisi Ds2 = 2/10 (n+1) Posisi Ds7 = 7/10 (n+1)
Posisi Ds3 = 3/10 (n+1) Posisi Ds8 = 8/10 (n+1)

26
Posisi Ds4 = 4/10 (n+1) Posisi Ds9 = 9/10 (n+1)
Posisi Ds5 = 5/10 (n+1) dimana : n = jumlah data
Contoh:
Diketahui data :65, 70,90,40,35,45,70,80,75 dan 50
Pertanyaan : carilah letak (Ds2 dan Ds7)
Langkah-langkah menjawab :
a. Urutkan data terkecil sampai data terbesar

No. Urut data 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Data 35 40 45 5 6 70 70 75 8 90
0 5 0

b. Hitung dan carilah posisi Desil (Ds2 danDs7) dengan rumus :


Posisi Ds2 = 2/10 (n+1) = 2/10 (10+1) = 2,2 artinya Desil 2,2
Terletak pada posisi data ke-2,2. Apabila menemukan gejala
semacam ini Ds2 dicari dengan cara :
Ds2 = data ke-2 + data 0,2 (45 – 40) = 41
Jadi, posisi Ds2 berada pada nilai 41
posisi Ds7 = 7/10 (n+1) = 7/10 (10+1) = 7,7
artinya Desil 7,7 terletak pada posisi data ke 7,7. Apabila
menemukan gejala semacam ini Ds7 dicari dengan cara :
Ds7 = data ke-7 + data 0,7 (data ke 8 – data ke 7)
= 70 + 0,7 (75-70) = 73,5
Jadi, posisi Ds7 berada pada nilai 73,5

2. Mencari Desil Bentuk Kelompok

Mencari desil berbentuk data kelompok di buat susunan distribusi


frekuensi terlebih dahulu, supaya mempermudah perhitungan. Proses
mencari desil hampir sama dengan proses mencari kuartil, kalau kuartil
mencari nilai yang membagi data kelompok dalam empat bagian yang
sama, sedangkan desil mencari nilai yang membagi data kelompok dalam
10 bagian yang sama.

27
Cara urutkan terlebih dahulu mulai data terkecil sampai data
terbesar atau sebaliknya, kemudian menghitung rentangan (R), jumlah
kelas (K) dan panjang kelas interval (P). Akhirnya buatlah distribusi
frekuensi di lanjutkan mencari nilai desil dengan rumus:

n
(x −Jf )
Dsdata ke-x = Bb + P 10
f
Keterangan :
Ds = Nilai Desil
Bb = Batas bawah kelas sebelum Nilai Desil akan terletak
P = Panjang kelas Nilai Desil
n = jumlah data
f = Banyaknya frekuensi kelas Desil
Jf = Jumlah dari semua frekuesnsi kumulatif sebelum kelas Desil

Contoh : diketahui sebagai berikut


Tabel 10
Distribusi Frekuensi
Nilai ujian statistik Universitas CJDW Tahun 2001
No Nilai kelas Frekuensi
interval (f)
1. 60-64 2
2. 65-69 8
3. 70-74 15
4. 75-79 18
5. 80-84 16
6. 85-89 7
7. 90-94 4
n = ∑f= 70
Pertanyaan : Carilah Ds8

Langkah-langkah menjawab :

28
a. Carilah kelas interval yang mengandung DS8 terlebih dahulu untuk
mencari posisi Ds8 dengan rumus:
Posisi DS8 = 8/10 x n = 8/10 x 70 = 65, dengan demikian ditemukan
bahwa posisi DS8 terletak didalam kelas interval ke-5 yaitu antara 80-
84.
b. Carilah batas bawah kelas Desil : Bb = ½(79+80)= 79,5
c. Hitunglah panjang kelas Desil : P=80 sampai 84=5
d. Carilah banyaknya frekuensi kelas Desil : f=16
e. Carilah jumlah dari semua frekuensi kumulatif di bawah kelas Desil:
Jf=2+8+15+18=43
f. Hitunglah desil (DS8) dengan rumus.
n 70
(x −Jf ) (8 −43)
Dsdata ke-x = Bb + P 100 = 79,5 + 5 10 = 83,56
f 16

Jadi, Ds8 = 83,56, artinya ditemukan 80% dari nilai ujian statistik
paling sedikit mendapat nilai lebih 83,56 dan sisanya 20% mendapat
nilai lebih dari 83,56.
Cara praktis menghitung Desil
Langkah langkah menjawab :
a) Berilah tanda (Bb,P,Jf,dan F) pada tabel distribusi frekuensi

No. Nilai kelas interval Frekuensi (f)


1. 60-64 2

2. 65-69 8 Jf = 2+8+15+18=43

3. 70-74 15

4. 75-79 Bb = 79+0,5 18


=79,5
5. 16 f=16
80-84  P = 5
6. 7
85-89
7. 4
90-94

29
n = ∑f= 70
Diketahui :

Posisi Ds8=8/10 x n = 8/10 x 70 = 56

Bb = 79.5
P= 5
Jf= 43
f= 16
d. Persentil
Persentil atau disingkat dengan (Ps) ialah nilai yang membagi data
menjadi 100 bagian yang sama, setelah disusun dari data terkecil sampai
data terbesar atau sebaliknya. Cara mencari persentil hampir sama dengan
mencari desil. Bedanya kalau desil data dibagi 10 bagian yang sama,
sedangkan persentil data dibagi 100 bagian yang sama. Harga-harga
persentil ada 99 bagian, yaitu Ps1 sampai Ps2.

1) Mencari Persentil Bentuk Tunggal


Mencari persentil data tunggal dengan cara mengurutkan data tersebut
dari data terkecil sampai data terbesar atausebaliknya. Kemudian posisi
persentil dicari dengan rumus :
Posisi PSx = data ke-x/100 (n+1)
Dimana : n = jumlah data
X = 1-99
Contoh :
Diketahui data : 65, 70, 90, 40, 35, 45, 70, 80, 75, dan 50
Pertanyaan : carilah letak pada posisi (Ps20 dan Ps80)
Langkah-langkah menjawab :
a. Urutkan data terkecil sampai data terbesar

No. Urut 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
data

Data 35 40 45 50 65 70 70 75 80 90

30
b. Hitunglah dan carilah posisi persentil (Ps 20 dan Ps80 ) dengan rumus
:
Posisi Ps20 = 20/100 (n+1)
= 20/100 (10+1)
= 2,2
Artinya persentil 2,2 terletak pada posisi data ke 2,2. Apanila
menemukan gejala semcam ini Ps20 diselesaikan dengan cara :
Ps20 = data ke-2 + data 0,2 (data ke 3 – data ke 2)
= 40 + 0,2 (45-40)
= 41
Jadi, posisi Ps20 berada pada nilai 41.
Posisi Ps80 = 80/100 (n+1)
= 80/100 (10+1)
= 8,8
Artinya persentil 8,8 terletak pada posisi data ke-8,8. Apabila
menemukan gejala semacam ini Ps80 dicari dengan cara :
Ps80 = data ke-8 + data 0,8 (data ke 8 – data ke 7)
= 75 + 0,8 (80-75)
= 79
Jadi, posisi Ps80 berada pada nilai 79.
2) Mencari Persentil Bentuk Kelompok
Mencari persentil bentuk data kelompok dibuat susunan distribusi
frekuensi terlebih dahulu,agar mempermudah perhitungan. Proses
mencari persentil hampir sama dengan proses mencari desil, kalau
desil mencari nilai yang membagi data kelompok dalam 10 bagian
yang sama, sedangkan persentil mencari nilai yang membagi data
kelompok dalam 100 bagian yang sama. Cara mencari persentil
urutkan terlebih dahulu mulai data terkecil sampai data terbesar atau
sebaliknya, kemudian menghitung rentangan (R), jumlah kelas (K) dan
panjang kelas interval(P). Akhirnya buatlah distribusi frekuensi
dilanjutkan mencari nilai persentil dengan rumus :

31
n
(x −Jf )
Psdata ke-x = Bb + P 100
f
Keterangan : x = 1-99
Ps = Nilai persentil
Bb = batas bawah kelas sebelum Nilai Persentil akan terletak.
P = panjang kelas nilai persentil
n = jumlah data
f = banyaknya frekuensi kelas persentil
Jf = jumlah dari semua frekuensi kumulatif sebelum kelas persentil
Contoh : Diketahui sebagai berikut
Tabel 11
Distribusi Frekuensi
Nilai Ujian Statistik Universitas CJDW tahun 2001

No. Nilai Interval Frekuensi (f)


1. 60 – 64 2
65 – 69 8
2.
70 – 74 15
3. 75 - 79 18

4. 80 – 84 16
85 – 89 7
5.
90 – 94 4
6.

7.
n = ∑f = 70

Pertanyaan : carilah Ps80 ?


Langkah-langkah menjawab :
a. Carilah kelas interval yang mengandung Ps80 terlebih dahulu untuk
mencari posisi Ps80 dengan rumus :

32
Posisi Ps80 = 80/100 x n = 80/100 x 70 = 56. Dengan demikian
ditemukan bahwa posisi Ps80 terletak didalam kelas interval ke-5
yaitu antara 80-84.
1
b. Carilah batas bawah kelas persentil : Bb = (79+80) = 79,5
2
c. Hitunglah panjang kelas persentil : P = 80 sampai 84 = 5
d. Carilah banyaknya frekuensi kelas persentil : f = 16
e. Carilah jumlah dari semua frekuensi kumulatif dibawah kelas
persentil :
Jf = 2 + 8 + 15 + 18 = 43
f. Hitunglah perentil (Ps80 ) dengan rumus :
n
(x −Jf )
Psdata ke-x = Bb + P 100
f
70
(80 −43)
= 79,5 + 5. 100
16
= 79,5 + 5 (0,81)
= 83,55
Jadi, Ps80 adalah 83,55

33
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya, dapat disempulkan


bahwa keadaan kelompok dalam statistika yaitu pengukuran tendensi
sentral dan ukuran penempatan. Pengukuran tendensi sentral dan ukuran
penempatan digunakan untuk menjarin data yang menunjukkan pusat atau
pertengahan dari gugusan data yang menyebar. Harga rata-rata dari
kelompok data itu, diperkirakan dapat mewakili seluruh harga data yang
ada dalam kelompok tersebut.

Pengukuran tendensi sentral terdiri dari Mean (rata-rata hitung), dan


Mode (modus). Kemudian untuk ukuran penempatan terdiri dari Median,
Kuartil, Desil dan Persentil.

34
Daftar Pustaka

Irianto, Agus. 2014. Statistik Konsep Dasar, Aplikasi, dan Pengembangannya

edisi kedua. Kencana Prenadamedia Group : Jakarta

Riduwan. 2015. Dasar-Dasar Statistika. Alfabeta CV : Bandung.

Somantri, Ating., dan Muhidin, Sambas A. 2011. Aplikasi Statistik dalam

Penelitian. CV Pustaka Setia : Bandung.

35

Anda mungkin juga menyukai