REPRODUKSI BACAAN
Dosen Pengampu:
Disusun oleh:
Kelompok 7
SEMESTER GENAP
PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH 2C
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SAYYID ALI RAHMATULLAH
TULUNGAGUNG
MEI 2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah Swt. karena telah memberikan
kelancaran dan kemurahan-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas mata kuliah
“Bahasa Indonesia” dalam bentuk makalah. Selawat serta salam semoga senantiasa
terlimpahkan kepada junjungan kita Nabi Agung Muhammad saw. yang telah membawa kita
dari zaman kegelapan menuju zaman terang benderang yakni agama Islam.
Penulis menyadari, bahwa makalah ini tidak akan selesai tanpa bantuan berbagai pihak.
Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Maftukhin, M.Ag. selaku Rektor Universitas Islam Negeri Sayyid Ali
Rahmatullah Tulungagung
2. Bapak Dr. H. Dede Nurrohman, M.Ag. selaku dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
Universitas Islam Negeri Sayyid Ali Rahmatullah
3. Ibu Binti Nur Asiyah, M.Si. selaku kooprodi Ekonomi Syariah Universitas Islam Negeri
Sayyid Ali Rahmatullah
4. Ibu Nova Kristian, M.Pd. selaku dosen mata kuliah bahasa Indonesia
5. Rekan-rekan yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini hingga selesai.
Penulis menyadari bahwa, makalah ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang bersifat konstruktif kami harapkan demi penyempurnaan makalah ini. Semoga
makalah ini bermanfaat bagi penulis sendiri maupun bagi pembacanya. Aamiin.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
C. Tujuan ................................................................................................................................. 2
A. Ringkasan............................................................................................................................ 3
B. Ikhtisar ................................................................................................................................ 4
C. Resensi ................................................................................................................................ 6
D. Rangkuman ......................................................................................................................... 8
E. Sintesis .............................................................................................................................. 10
F. Abstrak .............................................................................................................................. 12
A. Kesimpulan ....................................................................................................................... 15
B. Saran ........................................................................................................................ 16
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang digunakan sebagai sarana komunikasi di
Indonesia. Bahasa ini memainkan peran penting dalam kehidupan sehari-hari, termasuk
dalam reproduksi bacaan. Reproduksi bacaan adalah proses mengungkapkan kembali isi
bacaan dalam bentuk tulisan atau lisan untuk memperoleh pemahaman yang lebih baik. Di
era digital saat ini, reproduksi bacaan semakin penting karena mudahnya akses informasi
melalui internet. Namun, reproduksi bacaan tidak hanya terbatas pada konteks digital, tetapi
juga mencakup buku, majalah, surat kabar, dan sejenisnya.
Dalam kehidupan akademis, kita sudah sangat akrab dengan salah satu bentuk tugas
akademik, yaitu dikenal dengan istilah “meringkas” atau “merangkum”. Tugas ini biasanya
merupakan tugas yang disertai dengan mendalami bacaan. Untuk dapat mencari inti
permasalahan yang dibicarakan, biasanya dituntut untuk dapat menyarikan dalam bentuk
pengambilan pokok-pokok pembicaraan dan penyajian ringkasan atau ikhtisarnya. Suatu
ringkasan bertolak dari penyajian suatu karya asli secara singkat, karena itu ringkasan
merupakan suatu keterampilan untuk mengadakan reproduksi dari hasil yang sudah ada.1
Reproduksi bacaan memiliki peran penting dalam pendidikan, baik di sekolah maupun di
luar sekolah, untuk membantu siswa memahami materi pelajaran dengan lebih baik.
Reproduksi bacaan juga berperan dalam pengembangan budaya literasi di Indonesia. Budaya
literasi mencakup kemampuan membaca, menulis, dan memahami informasi. Dengan adanya
reproduksi bacaan, masyarakat dapat dengan lebih mudah mengakses informasi dan
meningkatkan kemampuan literasi.
1
Sabarti Akhadiah, dkk., Menulis, (Jakarta: Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan, 1996), Hlm.
108
1
Namun, reproduksi bacaan juga menghadapi beberapa tantangan, seperti kesulitan
memahami bacaan yang kompleks, kesalahan dalam menginterpretasikan informasi, dan
kurangnya motivasi untuk membaca. Oleh karena itu, diperlukan upaya untuk meningkatkan
kemampuan reproduksi bacaan di kalangan masyarakat Indonesia, terutama pelajar dan
mahasiswa. Makalah ini akan membahas mengenai “Reproduksi Bacaan” dalam bahasa
Indonesia, termasuk pentingnya, tantangan yang dihadapi, dan upaya untuk meningkatkan
kemampuan reproduksi bacaan di Indonesia.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian Ringkasan?
2. Bagaimana pengertian Ikhtisar?
3. Bagaimana pengertian Resensi?
4. Bagaimana pengertian Rangkuman?
5. Bagaimana pengertian Sintesis?
6. Bagaimana pengertian Abstrak?
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian Ringkasan.
2. Mengetahui pengertian Ikhtisar.
3. Mengetahui pengertian Resensi.
4. Mengetahui pengertian Rangkuman.
5. Mengetahui pengertian Sintesis.
6. Mengetahui pengertian Abstrak.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Ringkasan
1. Pengertian
Ringkasan (precis) merupakan upaya menyajikan tulisan yang panjang dalam bentuk
singkat dan padat. Kata precis berarti mem atau memangkas. Karena itu, membuat ringkasan
dari bacaan atau tulisan yang panjang dapat diumpamakan seperti "memangkas" sebatang
pohon hingga tersisa batang, cabang dan ranting beserta dedaunan yang diperlukan. Dengan
kata lain, hanya esensi pohon yang dipertahankan.
Dalam meringkas, keindahan gaya bahasa, ilustrasi, serta penjelasan penjelasan yang
terperinci dihilangkan sehingga benar-benar menjadi sari tulisan tanpa hiasan. Meskipun
demikian peringkas harus tetap mempertahankan urutan pikiran penulis asli beserta
pendekatannya. Karena berbicara dalam suara penulis asli, peringkas tidak boleh memulai
ringkasannya dengan, "Dalam tulisannya penulis berkata atau "Dalam buku ini penulis
mengatakan dan sebagainya" Peringkas langsung menyusun ringkasan dalam rangkaian
kalimat, paragraf, dan seterusnya. Bacaan yang diringkas dapat berupa buku, bab di dalam
buku atau artikel, makalah, atau skripsi Panjang ringkasan berkisar seperlima atau
sepersepuluh dari karangan asli.
2. Cara Meringkas
Untuk menyusun ringkasan, perlu dilakukan langkah-langkah berikut:
a. Peringkas membaca naskah asli seluruhnya beberapa kali untuk mengetahui kesan
umum, maksud, serta sudut pandang penulis asli Untuk itu, judul dan daftar isi dapat
dijadikan pegangan untuk melihat butir-butir yang akan dimasukkan ke dalam ringkasan.
b. Peringkas mencatat gagasan utama atau gagasan yang penting atau menggaris
bawahinya. Fungsi pencatatan adalah untuk memudahkan peringkas meneliti kembali
apakah pokok-pokok yang dicatat itu penting atau tidak. Jika masih ada gagasan yang
tidak penting, gagasan tersebut dapat dihilangkan.2
c. Peringkas mereproduksi bacaan. Peringkas menyusun kembali suatu bacaan secara
singkat berdasarkan gagasan utama yang dicatat dalam langkah kedua di atas. Sebaiknya,
2
Sri Hapsari, dkk, Bahasa Indonesia: Penulisan dan Penyajian Karya Ilmiah, (Jakarta: Rajawali Pers,
2015), Hlm. 184—185
3
gunakan kalimat-kalimat sendiri dalam merangkai gagasan-gagasan itu dengan tetap
mempertahankan susunan gagasan penulis asli.
Dari uraian di atas bisa disimpulkan bahwa ringkasan adalah sebuah bentuk singkat dan
padat dari tulisan yang panjang. Proses ini mirip dengan memangkas pohon, di mana hanya
bagian inti yang tetap dipertahankan seperti batang, cabang, ranting, dan daun yang penting.
Dalam membuat ringkasan, elemen-elemen seperti gaya bahasa yang indah, ilustrasi, dan
penjelasan yang terperinci dihilangkan sehingga hanya sari tulisan yang tersisa.
B. Ikhtisar
1. Pengertian
Baik ringkasan maupun ikhtisar merupakan kegiatan menyusun intisari bacaan asli.
Ikhtisar seyogianya disusun setelah menghasilkan ringkasan Ikhtisar adalah rangkuman
gagasan yang dianggap penting oleh penyusun Ikhtisar yang digali dari bacaan (Utorodewo
dkk, 2004). Dalam penulisan ikhtisar, sistematika bacaan asli tidak perlu dipertahankan,
tidak perlu isi bacaan secara utuh disampaikan. Penyusun ikhtisar dapat langsung
mengemukakan pokok masalah dan mengetengahkan solusinya. Ilustrasi atau isi dari
beberapa bab dapat4 dipergunakan sebagai penjelasan inti atau pokok masalah. Bagian lain
yang dianggap tidak penting tidak perlu disoroti.
3
Ibid., Hlm. 185
4
Ibid., Hlm. 188
4
Ikhtisar bercirikan tulisan baru yang berisi sebagian gagasan dari bacaan asli yang
dianggap penting oleh penyusun ikhtisar. Ikhtisar juga tidak mengandung topik baru,
pemikiran atau opini penyusun ikhtisar. Begitu pula, kata-kata yang digunakan haruslah kata-
kata penyusun ikhtisar. Contoh ikhtisar dapat ditentukan dalam penulisan teras berita (lead)
di surat kabar, sampul belakang buku, atau kilasan berita.
Contoh:
Empat orang insinyur Indonesia terlibat dalam pembuatan pesawat penumpang Boeing
787 Dreamliner. Mereka tergabung dalam empat tim yang berbeda: production, planning
engineer, liaison enginer, dan stress engineer. Bram Djermani, salah satu insinyur Indonesia
di tim tersebut, mengharapkan komitmen pemerintah kita untuk mengembangkan industry
pesawat. Ia juga mempunyai mimpi membangun perusahaan sendiri yang mampu
menciptakan lapangan kerja bagi banyak orang.
Unsur
Ringkasan Ikhtisar
pembeda
Sudut
Asli dari penulis Gaya personal dari penyusun ikhtisar
pandang
Jadi dari uraian diatas dapat disimpilkan bahwa ikhtisar merupakan kegiatan menyusun
intisari bacaan asli. Ikhtisar disusun setelah menghasilkan ringkasan Ikhtisar adalah
rangkuman gagasan yang dianggap penting oleh penyusun Ikhtisar yang digali dari bacaan.
5
Perbedaan ringkasan dan ikhtisar terletak pada urutan isi, sudut pandang, kandungan, dan
ilustrasi.
C. Resensi
1. Pengertian
Resensi adalah tulisan yang mengulas dan memberikan penilaian atas suatu bacaan.
Resensi dibuat untuk menginformasikan kualitas bacaan kepada pembaca sehingga pembaca5
mendapat gambaran tentang bacaan tersebut sebelum memutuskan akan membaca secara
lebih mendalam atau tidak.
2. Dasar Resensi
Peresensi pertama-tama harus memiliki pengetahuan atau keahlian sesuai dengan bacaan
yang akan diresensi. Agar dapat memberikan penilaian secara objektif, peresensi perlu
mengetahui tujuan penulis asli. Tujuan ini dapat diketahui dari kata pengantar atau bagian
pendahuluan buku. Selain itu, peresensi menetapkan maksud dan tujuan menyusun resensi.
Peresensi perlu memperhatikan siapa pembacanya, apakah resensi relevan dengan kebutuhan
pembaca, bagaimana selera dan tingkat pendidikan pembaca, dan sebagainya.
3. Isi Resensi
Resensi buku, khususnya, memuat aspek-aspek berikut:
a. Bagian awal:
Deskripsi buku mencakup jenis buku (novel, autobiografi, atau buku teks), fisik buku,
yaitu judul, penulis/editor, penerjemah (jika buku terjemahan), penerbit, tebal buku (bagian
awal dan bagian inti). Bagian ini dikemukakan pada bagian awal resensi.
b. Bagian tengah:
Bagian tengah merupakan bagian yang mengupas isi buku:
1) Tujuan penulisan buku (lihat dalam bagian pendahuluan buku).
5
Ibid., Hlm. 189—190
6
2) Isi buku secara umum (lihat dalam daftar isi dan pendahuluan).
3) Ringkasan buku (sajikan secara ringkas).
4) Organisasi buku (kemukakan cara penataan ide buku, kepaduan, keberurutan,
kelogisan, dan kesistematisan).6
5) Penilaian kritis tentang kualitas isi, yang didasari kriteria kesahihan,
kebermanfaatan, keandalan, kebaruan, keunggulan, kekurangan, keaslian,
kelangkaan, dan sebagainya atau membandingkan buku yang diresensi dengan buku
lain dari penulis yang sama atau buku sejenis dari penulis yang berbeda.
Bahasa
Unsur bahasa yang diulas mencakup penilaian atas cara penyampaian gagasan,
penggunaan istilah, kosakata, kalimat, penyajian gaya bahasa, serta keluwesan
pemakaiannya.
Penulis
Latar belakang penulis disoroti, terutama pendidikan, pengalaman menulis, dan keluasan
wawasannya.
Apresiasi
Apresiasi dikemukakan dengan mengangkat pendapat-pendapat peresensi yang ditunjang
oleh pengalaman dan pengetahuan yang ada.
Perwajahan
Peresensi dapat mengomentari kualitas penerbitan, pencetakan, mutu kertas, tampilan
sampul depan, dan sebagainya.
c. Bagian akhir:
Resensi diakhiri dengan ajakan untuk membaca lebih lanjut buku yang diresensi atau
memberikan masukan untuk perbaikan penulisan pada masa mendatang.
d. Kualifikasi Peresensi
Untuk dapat merensi, Anda perlu memiliki kualifikasi sebagai berikut. Memiliki
pengetahuan yang relevan dengan buku atau bacaan yang diresensi untuk menunjukkan
kredibilitas peresensi. Memiliki kemampuan meringkas dan mengulas bacaan. Peresensi
6
Ibid., Hlm. 190—192
7
mampu menemukan maksud penulis buku, membedakan hal pokok dengan yang kurang
pokok, menyajikan secara ringkas isi bacaan, dan menimbang kualitas bacaan secara objektif.
e. Nilai Buku
Nilai buku dikaitkan dengan fungsi buku bagi pembaca, yaitu nilai ekonomis, nilai
spiritual, nilai pendidikan, dan nilai profesi. Apabila buku mendorong pembaca memperoleh
kreativitas baru yang bernilai ekonomis, hal itu menandakan buku tersebut mempunyai nilai
ekonomis. Apabila pembaca memperoleh informasi baru yang dapat memberikan kepuasan7
batin, hal itu menandakan buku tersebut mengandung nilai spiritual. Apabila pembaca
memperoleh keterampilan baru dari buku tersebut, hal itu berarti buku tersebut memiliki nilai
pendidikan. Begitu pula, apabila pembaca dapat mengembangkan karier dan profesinya
dengan lebih baik melalui buku tersebut, hal itu menandakan buku tersebut memiliki nilai
profesi.
Jadi kesimpulannya, resensi adalah tulisan yang memberikan ulasan dan penilaian
terhadap suatu bacaan. Tujuannya adalah memberikan informasi kepada pembaca tentang
kualitas bacaan tersebut sebelum mereka memutuskan untuk membaca lebih lanjut. Resensi
diakhiri dengan ajakan untuk membaca lebih lanjut atau memberikan masukan untuk
perbaikan penulisan. Kualifikasi peresensi meliputi pengetahuan yang relevan, kemampuan
meringkas dan mengulas bacaan, serta kemampuan menimbang kualitas bacaan secara
objektif.
D. Rangkuman
1. Pengertian
Secara umum rangkuman merupakan ringkasan atau risalah dari tulisan asli, ringkasan
yang bersifat menyeluruh, padat dan memuat unsur utama dalam bacaan dengan
menggunakan kata perangkum sendiri.
7
Ibid., Hlm. 191—192
8
d. Panjang rangkuman tidak boleh lebih dari sepertiga panjang naskah asli.
e. Perangkum tidak diperbolehkan mengubah sistematika atau urutan gagasan.
f. Perangkum harus menjaga keseimbangan dengan apa yang dibahas penulis.
2. Konsep 5W1H
Dalam menyusun sebuah rangkuman, teknik menjawab pertanyaan merupakan teknik
yang paling mudah untuk menentukan informasi penting. Bentuk yang dimaksud adalah
menjawab pertanyaan apa, siapa, kapan, di mana, mengapa, dan bagaimana (5W1H).
a. Apa digunakan untuk menginformasikan hal apa, ada apa, apa yang terjadi?
b. Siapa digunakan untuk menginformasikan siapa (pelaku) yang mengalami, siapa
tokohnya dan lain-lain.
c. Kapan digunakan untuk menginformasikan kapan (waktu) terjadi, pukul berapa, dan lain-
lain.
d. Bagaimana digunakan untuk menginformasikan hal-hal yang berkaitan dengan keadaan.
e. Mengapa digunakan untuk menuliskan hal-hal yang menyatakan alasan.8
Selain menggunakan panduan pertanyaan, membuat rangkuman juga dapat dilakukan
dengan mencari kata kunci. Kata kunci (gagasan uatama) merupakan kata penting yang harus
dipahami agar dapat memahami keseluruhan isi.
Contoh:
Rangkuman Artikel
Dewasa ini banyak di antara kita tidak lagi membawa uang tunai untuk melakukan
pembayaran. Meskipun membawa, itu pun dalam jumlah kecil yang biasanya untuk
membayar parkir atau masuk toilet. Kemudahan yang ditawarkan kartu kredit dan kartu debit
memang menggiurkan. Namun, transaksi nontunai ibarat pedang bermata dua. Jika arif
digunakan dan mampu mengontrolnya, hasilnya luar biasa. Sebaliknya, jika penggunaannya
tidak dikontrol, dampaknya akan mengerikan, seperti barang yang tidak dibutuhkan dibeli
dan akhirnya saldo di rekening berkurang tidak terasa. Karena itu, berperilakulah dengan
penuh perencanaan.
Jadi berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa rangkuman merupakan risalah
yang memuat unsur utama dari tulisan asli dengan menggunakan kata-kata perangkum
sendiri. Rangkuman hanya mengungkapkan gagasan pokok atau bagian-bagian penting dari
tulisan asli, dan disusun untuk beberapa kepentingan seperti mendebat, mendukung, atau
8
Ibid., Hlm. 195—196
9
memperluas pemikiran penulis naskah asli. Rangkuman tidak boleh lebih dari sepertiga
panjang naskah asli, dan tidak boleh mengubah sistematika atau urutan gagasan. Teknik
menjawab pertanyaan seperti apa, siapa, kapan, di mana, mengapa, dan bagaimana (SWIH)
dapat digunakan dalam menyusun rangkuman untuk menentukan informasi penting dan
menjaga keseimbangan dengan apa yang dibahas penulis.
E. Sintesis
1. Pengertian
Menurut Utorodewo (dalam Sri Hapsari) dalam tulisan ilmiah, sintesis adalah kegiatan
merangkum berbagai pengertian atau pendapat dari dua atau banyak bacaan untuk dihasilkan
tulisan yang baru yang sesuai dengan kebutuhan penulis. Sintesis dari sumber-sumber bacaan
dapat digunakan untuk menghasilkan sintesis sepanjang satu paragraf atau sebuah esai.
Untuk dapat menulis sintesis, Anda perlu menguasai teknik menyusun kutipan dan daftar
acuan. Kutipan-kutipan penting yang relevan dengan apa yang akan ditulis dikumpulkan dan
diulas. Dengan demikian, sintesis merupakan simpulan penulis atas pemahamannya terhadap
beberapa bacaan. Membuat sintesis perlu dilatih dalam menulis ilmiah karena hampir dalam
banyak bagian dalam karya ilmiah, keterampilan menulis sintesis.9
9
Ibid., Hlm. 196—197
10
f. Jangan lupa cantumkan sumber kutipan.
Contoh:
Diskusi mengenai peran penting, informasi, ilmu pengetahuan, dan kreativitas terjadi
juga di wilayah sosiologi. Misalnya saja, Daniel Bell (1999) mengatakan bahwa masyarakat
sedang mengalami pergeseran dari masyarakat berbasis pada produksi massal (mass-
produced goods) menuju masyarakat yang berbasis pada pengetahuan dan informasi
(knowledge- society). Analisis Daniel Bell ini merupakan salah satu fondasi penting dari
diskusi mengenai konsep masyarakat pos industrial (post industrial society) serta hadirnya
ekonomi baru (the neweconomy).
Sementara itu, Manuar Castell (2001) lebih tegas lagi menganalisis keberadaan ekonomi
baru yang berbasis pada informasi. Dalam konteks ini para pekerja dituntut untuk lebih maju
mengelola, memberi penekanan, serta mengorganisasi infromasi agar memberi manfaat yang
lebih besar baik untuk perusahaan, masyarakat, maupun negara. Informasi bersifat dinamis,
sehingga pengelolaannya pun dituntut lebih profesional. Lebih lanjut, Castell berargumen
bahwa mayarakat berbasis informasi memberikan kesempatan yang seluas-luasnya bagi para
pihak yang kompeten mengelolanya untuk dijadikan bahan pembelajaran dan proses kreatif
sehingga memberi nilai tambah (added value) yang lebih tinggi.
Jadi kesimpulannya sintesis adalah kegiatan merangkum pengertian atau pendapat dari
beberapa bacaan untuk menghasilkan tulisan baru sesuai dengan kebutuhan penulis. Melalui
analisis perbedaan, pertentangan, persamaan, klasifikasi, dan divisi dari sumber-sumber
bacaan, sintesis memungkinkan penulis menemukan inspirasi, kategori, dan sudut pandang
baru yang mengungkapkan topik dari perspektif mereka sendiri. Dengan demikian, sintesis
merupakan simpulan penulis berdasarkan pemahamannya terhadap berbagai bacaan.
Keterampilan menulis sintesis perlu dilatih dalam konteks penulisan ilmiah karena penting
dalam banyak aspek karya ilmiah.
10
Ibid., Hlm. 197—198
11
F. Abstrak
1. Pengertian
Abstrak adalah ringkasan isi suatu tulisan ilmiah dalam bentuk singkat dan padat.
Panjang abstrak tidak lebih dari satu hingga dua paragraf, atau berkisar 150-400 kata. Abstrak
disusun setelah tulisan ilmiah, seperti laporan penelitian, laporan magang, makalah, selesai
ditulis. Abstrak dicantumkan teratas atau terdepan sebelum bab latar belakang atau
pendahuluan. Dengan posisi teratas dan terdepan, abstrak membantu pembaca untuk
mengetahui garis besar isi tulisan sebelum membacanya secara keseluruhan.
Abstrak dalam artikel ilmiah yang dimuat dalam jurnal (kumpulan artikel ilmiah yang
dipublikasikan) biasanya hanya satu atau dua paragraf. Kendatipun ada abstrak yang memuat
semua subjudul dalam artikel, ada pula jurnal yang mengatur ketentuan khusus, seperti
tidak11 perlu menuliskan latar belakang, tetapi cukup tujuan penelitian, atau tidak perlu
mencantumkan metode penelitian secara panjang-lebar, tetapi cukup singkat menyinggung
metode penelitian di dalam pendahuluan.
Hal terpenting dalam penulisan abtrak adalah penulis abstrak tidak diperkenankan
mencantumkan sumber referensi, tidak mengungkapkan hal yang tidak dibicarakan di dalam
laporan. Selain itu, umumnya abstrak ditulis dalam bahasa Inggris (jika karya ilmiah ditulis
11
Ibid., Hlm. 199
12
dalam bahasa Indonesia) atau bahasa Indonesia (jika karya ilmiah ditulis dalam bahasa
Inggris) atau kedua-duanya (bahasa Indonesia dan bahasa Inggris).
Abstrak biasanya disandingkan dengan penyebutan kata(-kata) kunci (key words), yaitu
kata, istilah, atau frasa yang dianggap penulis penting untuk dicantumkan berkaitan dengan
esensi tulisan. Dengan adanya kata kunci, penelusuran oleh pembaca akan lebih cepat,
khususnya jika diterbitkan secara online. Kata kunci ditulis dalam tiga hingga lima kata atau
frasa. Penulisannya disesuaikan dengan bahasa Indonesia atau bahasa Inggris di dalam
abstrak.
Contoh:
a. Abstrak artikel nonpenelitian
12
Ibid., Hlm. 200—201
13
Indonesia. Metode statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linear
berganda. Hasil pengujian secara bersama-sama (uji F) menunjukkan bahwa komite audit,
jumlah dewan direksi, dan proporsi dewan komisaris berpengaruh signifikan pada kualitas
laba perusahaan (ERC). Hasil pengujian secara partial (uji t) menunjukkan bahwa variabel
komite audit berpengaruh signifikan dan positif pada ERC, artinya komite audit berperan
penting terhadap keberhasilan perusahaan dalam menjaga kualitas labanya. Untuk variabel
jumlah dewan direksi dan proporsi dewan komisaris independen, hasil penelitian secara
partial menunjukkan bahwa variabel-variabel itu tidak berpengaruh signifikan pada ERC.
Kata kunci: good corporate governance, komite audit, dewan direksi, dewan komisaris
independen, earning relationship coefficient.13
Jadi dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa abstrak adalah ringkasan isi suatu
tulisan ilmiah dalam bentuk singkat dan padat. abstrak tidak lebih dari satu hingga dua
paragraf, atau berkisar 150-400 kata. Kata, istilah, atau frasa yang dianggap penulis penting
untuk dicantumkan berkaitan dengan esensi tulisan. Dengan itu maka ditulis dalam kata
kunci, agar penelusuran oleh pembaca akan lebih cepat, khususnya jika diterbitkan secara
online. Kata kunci ditulis dalam tiga hingga lima kata atau frasa. Penulisannya disesuaikan
dengan bahasa Indonesia atau bahasa Inggris di dalam abstrak.
13
Ibid., Hlm. 201
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ringkasan merupakan upaya menyajikan tulisan yang panjang dalam bentuk singkat dan
padat. Peringkas langsung menyusun ringkasan dalam rangkaian kalimat, paragraf, dan
seterusnya. Peringkas langsung menyusun kembali suatu bacaan secara singkat berdasarkan
gagasan utama yang penting atau menggaris bawahinya.
Ikhtisar adalah rangkuman gagasan yang dianggap penting oleh penyusun Ikhtisar yang
digali dari bacaan. Penyusun ikhtisar dapat langsung mengemukakan pokok masalah dan
mengetengahkan solusinya. Contoh ikhtisar dapat ditentukan dalam penulisan teras berita
(lead) di surat kabar, sampul belakang buku, atau kilasan berita.
Resensi adalah tulisan yang mengulas dan memberikan penilaian atas suatu bacaan
kepada pembaca sehingga pembaca mendapat gambaran tentang bacaan sebelum
memutuskan akan membaca secara lebih mendalam atau tidak. Penilaian kritis tentang
kualitas adalah kriteria kesahihan, kebermanfaatan, keandalan, kebaruan, keunggulan,
kekurangan, keaslian, kelangkaan, dan membandingkan buku yang diresensi dengan buku
lain.
Rangkuman adalah ringkasan dari tulisan asli, yang bersifat menyeluruh, padat dan
memuat unsur utama dalam bacaan dengan menggunakan kata perangkum sendiri.
Perangkum dapat menghilangkan contoh, ilustrasi, keterangan, atau penjelasan. Konsep
5W1H adalah menjawab pertanyaan apa, siapa, kapan, di mana, mengapa, dan bagaimana.
Sintesis adalah kegiatan merangkum berbagai pengertian atau pendapat dari dua atau
banyak bacaan untuk dihasilkan tulisan yang baru yang sesuai dengan kebutuhan penulis.
Sintesis melibatkan kegiatan menganalisis perbedaan, pertentangan, persamaan, klasifikasi,
dan divisi dari beberapa sumber bacaan.
Abstrak adalah ringkasan isi suatu tulisan ilmiah dalam bentuk singkat dan padat.
Panjang abstrak tidak lebih dari satu hingga dua paragraf, atau berkisar 150-400 kata. Abstrak
disusun setelah tulisan ilmiah, seperti laporan penelitian, laporan magang, makalah, selesai
ditulis. Abstrak biasanya disandingkan dengan penyebutan kata kunci, yaitu kata, istilah, atau
15
frasa yang dianggap penulis penting untuk dicantumkan berkaitan dengan esensi tulisan.
Penulisannya disesuaikan dengan bahasa Indonesia atau bahasa Inggris.
B. Saran
Kami menyadari bahwa isi dari makalah ini masih memiliki banyak kekurangan. Oleh
karenanya, saran dan kritik yang baik sangat diharapkan agar makalah ini dapat mencapai
kesempurnaan. Demikian makalah yang kami buat, semoga makalah ini dapat bermanfaat
dan menambah ilmu serta wawasan bagi setiap pembaca.Penyusun juga menyadari makalah
ini masih banyak kekurangannya dan sangat jauh dari sempurna. Oleh karena itu saran dan
juga kritik yang membangun selalu penulis harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
16
DAFTAR RUJUKAN
Akhadiah, Sabarti, dkk. 1996. Menulis. Jakarta: Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan.
Wijayanti, Sri Hapsari, dkk. 2015. Bahasa Indonesia: Penulisan dan Penyajian Karya
Ilmiah. Jakarta: Rajawali Pers.
17