Anda di halaman 1dari 10

STATISTIKA DAN PROBABILITAS

4 UKURAN GEJALA PUSAT DAN UKURAN LETAK

JUMLAH PERTEMUAN : 1 PERTEMUAN


TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS :
Mendefinisikan karakteristik dari setiap data bedasarkan ukuran gejala pusat data dan ukuran
letak.
Materi :
4.1 Ukuran Gejala Pusat
4.1.1 Rata-rata hitung
Rata-rata hitung atau biasa disebut rata-rata adalah jumlah harga-harga variabel dibagi
banyaknya harga-harga variabel tersebut. Ada beberapa cara penentuan rata-rata hitung
bergantung dengan bentuk datanya.
1. Data tunggal
Misal 𝑋1, 𝑋2, 𝑋3, …, 𝑋𝑛 adalah hasil pengamatan dari sampel, maka rata-rata hitung dari
kumpulan data tersebut adalah
n

X  X 2  X 3  ...  X n X i
X  1  i 1

n n
2. Data berbobot
Misal suatu data di mana masing-masing data memiliki bobot tertentu, nilai 𝑋1 dengan
bobot 𝐵1, nilai 𝑋2 dengan bobot 𝐵2, nilai 𝑋3 dengan bobot 𝐵3, …, dan nilai 𝑋𝑛 dengan
bobot 𝐵𝑛 , maka nilai rata-rata hitungnya adalah:
n

B X  B2 X 2  B3 X 3  ...  Bn X n B X i i
X  1 1  i 1

B1  B2  B3  ...  Bn n

B
i 1
i
STATISTIKA DAN PROBABILITAS
Contoh:
Misalkan pada akhir semester untuk mata kuliah Statistika dan Probabilitas diketahui
bahwa Sarah mempunyai niali terstruktur dengan rincian Ujian Akhir Semester (UAS)
adalah 82.5, Ujian Tengah Semester (UTS) adalah 70, nilai tugas (T) adalah 85 dan niali
absensi 100%. Ditentukan oleh Universitas bahwa bobot untuk UAS adalah 40%, bobot
UTS 30%, bobot T 20% dan bobot Absensi 10%. Berdasarkan bobot masing-masing nilai
tersebut dimisalkan 𝑋1= nilai UAS dengan bobot 𝑏1 , 𝑋2= nilai UTS dengan bobot 𝑏2 ,
𝑋3= nilai T dengan bobot 𝑏3 , 𝑋4= nilai absensi dengan bobot 𝑏4 , maka nilai akhir
semester Sarah untuk mata kuliah Statistika dan Probabilitas adalah:
𝑏1 𝑋1 + 𝑏2 𝑋2 + 𝑏3 𝑋3 + 𝑏4 𝑋4
𝑋̅ =
𝑏1 + 𝑏2 + 𝑏3 + 𝑏4
(40%)(82,5) + (30%)(70) + (20%)(85) + (10%)(100) 81
= = = 81
40% + 30% + 20% + 10% 1
3. Data yang berulang
Misal suatu data di mana masing-masing data memiliki pengulangan dengan frekuensi
tertentu, nilai 𝑋1 dengan mengulang sebanyak 𝑓1 , nilai 𝑋2 dengan bobot 𝑓2 , nilai 𝑋3
dengan bobot 𝑓3 , …, dan nilai 𝑋𝑛 dengan bobot 𝑓𝑛 , maka nilai rata-rata hitungnya adalah:
n

f X  f 2 X 2  f 3 X 3  ...  f n X n f X i i
X  1 1  i 1

f 1  f 2  f 3  ...  f n n

f i 1
i

4. Data berkelompok
Jika data sudah tersedia dalam bentuk distribusi frekuensi maka rata-rata hitung untuk
data tersebut dapat dihitung dengan formula:
n

f X i i
X  i 1
n

f i 1
i
STATISTIKA DAN PROBABILITAS
Dengan :
fi = frekuensi kelas ke-i

Xi = nilai tengah kelas ke-i


Contoh:
Data dari 60 nilai statistika mahasiswa UNIKOM disajikan pada tabel distribusi frekuensi
berikut;
Kelas Xi f fiXi
10 – 24 17 4 68
25 – 39 32 4 128
40 – 54 47 7 329
55 – 69 62 13 806
70 – 84 77 24 1848
85 – 99 92 8 736
Total ∑ 𝑓𝑖 = 60 ∑ 𝑓𝑖 𝑋𝑖 = 3915
n

f X i i
3915
Maka rata-rata hitung dari 60 nilai statistika adalah: X  i 1
n
  65,25
f
60
i
i 1

Atau jika diketahui panjang kelas dalam satu tabel distribusi frekuensi sama dapat
menggunakan:
  f i ci 
X  X 0  p 
 f 
 i 
Dengan
X0 = nilai tengah kelas dengan kode nol
p = panjang kelas

fi = frekuensi tiap kelas

ci = kode kelas ke-i, pemberian kode ditentukan dengan melihat frekuensi kelas,
untuk kelas yang frekuensinya paling besar diberi kode 0, kelas diatasnya diberi
kode -1, -2, -3, …dst. Sedangkan kelas berikutnya diberi kode +1, +2, +3,…dst.
STATISTIKA DAN PROBABILITAS
Contoh:
Data dari 60 nilai statistika mahasiswa UNIKOM disajikan pada tabel distribusi frekuensi
berikut.
Kelas Xi fi ci fici
10 – 24 17 4 -4 -16
25 – 39 32 4 -3 -12
40 – 54 47 7 -2 -14
55 – 69 62 13 -1 -13
70 – 84 77 24 0 0
85 – 99 92 8 +1 +8
Total ∑ 𝑓𝑖 = 60 ∑ 𝑓𝑖 𝑐𝑖 = −47
Maka rata-rata hitung dari 60 nilai statistika adalah:
  f i ci 
X  X 0  p   77  15  47   65,25
 f   60 
 i 

4.1.2 Rata-rata ukur


Rata-rata ukur adalah rata-rata untuk data yang berurutan tetap/hampir tetap, data tidak ada
yang nol.
1. Data Tunggal
Misal 𝑋1, 𝑋2, 𝑋3 , …, 𝑋𝑛 adalah hasil pengamatan dari sampel, maka rata-rata ukur (U)
dari kumpulan data tersebut adalah
𝑈 = 𝑛√𝑥𝑖 × 𝑥2 × … × 𝑥𝑛
Tetapi jika hasil pengamatan terlalu besar maka
∑𝑛𝑖=1 log 𝑥𝑖
log 𝑈 =
𝑛

Contoh: Hitunglah rata-rata dari bilangan-bilangan 25, 102, 354, dan 1610!
Jawab
log 25 + log 102 + log 354 + log 1610 9.16
log 𝑈 = = = 2.29
4 4
Maka 𝑈 = 102.29 = 194.98
STATISTIKA DAN PROBABILITAS

2. Data Kelompok
∑𝑛𝑖=1(𝑓𝑖 log 𝑥𝑖 )
log 𝑈 =
∑𝑛𝑖=1 𝑓𝑖
Dengan 𝑥𝑖 adalah nilai tengah kelas ke-i
𝑓𝑖 adalah frekuensi kelas ke -i
Contoh:
Kelas f 𝑥𝑖 log 𝑥𝑖 𝑓𝑖 log 𝑥𝑖
31-40 2 35.5 1.55 3.1
41-50 3 45.5 1.66 4.98
51-60 5 55.5 1.74 8.7
61-70 14 65.5 1.82 25.48
71-80 24 75.5 1.88 45.12
81-90 20 85.5 1.93 38.6
91-100 12 95.5 1.98 23.76
Jumlah 80 149.74
Berdasarkan tabel di atas didapat: ∑𝑖=1 𝑓𝑖 = 80 dan ∑𝑛𝑖=1(𝑓𝑖 log 𝑥𝑖 ) = 149.74
𝑛

149.74
Maka log 𝑈 = = 1.87
80

𝑈 = 101.87 = 74.13

4.1.3 Rata-rata harmonik


1. Data Tunggal
Misal 𝑋1, 𝑋2, 𝑋3, …, 𝑋𝑛 adalah hasil pengamatan dari sampel, maka rata-rata harmonik
(H) dari kumpulan data tersebut adalah
𝑛
𝐻=
1
∑𝑛𝑖=1
𝑥𝑖
Contoh:

Hitunglah rata-rata harmonis untuk kumpulan data: 3, 5, 6, 6, 7, 10, 12!

Jawab:
STATISTIKA DAN PROBABILITAS
7
𝐻= = 5.87
1 1 1 1 1 1 1
3 + 5 + 6 + 6 + 7 + 10 + 12

2. Data Kelompok
∑𝑛𝑖=1 𝑓𝑖
𝐻=
𝑓
∑𝑛𝑖=1 ( 𝑖 )
𝑥𝑖
Contoh:

Kelas f 𝑥𝑖 𝑓𝑖 ⁄𝑥𝑖
31-40 2 35.5 0.056
41-50 3 45.5 0.066
51-60 5 55.5 0.09
61-70 14 65.5 0.214
71-80 24 75.5 0.318
81-90 20 85.5 0.234
91-100 12 95.5 0.126
Jumlah 80 1.104
Berdasarkan tabel diperoleh : 𝑛𝑖=1 𝑓𝑖 = 80 dan ∑𝑛𝑖=1 𝑓𝑖 ⁄𝑥𝑖 = 1.104

80
Maka 𝐻 = 1.104 = 72.46

4.1.4 Modus
Modus adalah bilangan yang frekuensi terbesar
1. Data tunggal
Contoh : 2, 8, 9, 11, 2, 6, 6, 7, 5, 2, 2, maka Mo = 2

2. Data kelompok
𝑏1
𝑀𝑜 = 𝑏 + 𝑝 ( )
𝑏1 + 𝑏2
Dengan

b = ujung bawah kelas Modal (f terbesar)


STATISTIKA DAN PROBABILITAS
𝑏1 = frekuensi kelas modal – frekuensi kelas sebelumnya

𝑏2 = frekuensi kelas modal – frekuensi kelas sesudahnya

𝑝 = panjang kelas

Contoh:

Kelas f Berdasarkan tabel diperoleh: b = 70,5 , p = 10, 𝑏1 = 10, 𝑏2 = 14


31-40 2 10
Maka 𝑀𝑜 = 70.5 + 10 (10+14) = 74.67
41-50 3
51-60 5
61-70 14
71-80 24
81-90 20
91-100 12
Jumlah 80

4.2 Ukuran Letak


4.2.1 Median
1. Data tunggal
Median adalah data tengah atau data yang membagi barisan data menjadi 2 sama banyak.

Langkah-langkah menentukan median untuk data tunggal:

1. Urutkan data dari yang terkecil hingga terbesar.


(𝑛+1)
2. Tentukan letak median : 𝑀𝑒 = 2

3. Tentukan nilai median


a. jika jumlah data ganjil : 𝑀𝑒 = 𝑋(1⁄
2(𝑛+1))

1
b. jika jumlah data genap : 𝑀𝑒 = 2 [𝑋(1𝑛) + 𝑋(1𝑛+1) ]
2 2

Contoh1: 5, 8, 10, 4, 10, 7, 12. Median?


Jawab: Urutkan data 4, 5, 7, 8, 10, 10, 12. Karena jumlah data adalah 7 maka mediannya
STATISTIKA DAN PROBABILITAS
𝑀𝑒 = 𝑋(1⁄ = 𝑋4 = 8
2(7+1))

Contoh 2: 8, 19, 7, 12, 14, 10, 16, 7. Median?


Jawab: Urutkan data 7, 7, 8, 10, 12, 14, 16, 19. Karena jumlah data adalah 8 maka
mediannya
1 1 1
𝑀𝑒 = [𝑋(18) + 𝑋(18+1) ] = [𝑋4 + 𝑋5 ] = [10 + 12] = 11
2 2 2 2 2

2. Data Kelompok
𝑛
−𝐹
𝑀𝑒 = 𝑏 + 𝑝 (2 )
𝑓

Dengan
1
b = ujung bawah kelas median (2 ∑ 𝑓𝑖 )

p = panjang kelas
n = ∑ 𝑓𝑖
F = frekuensi kumulatif sebelum kelas median
f = frekuensi kelas median

Contoh:
Kelas f Karena n = 80, maka median terletak pada data ke 40. Maka median
31-40 2 terletak dikelas 71-80.
Maka b = 70,5; p = 10; F = 24; f = 24
41-50 3 Jadi mediannya adalah
51-60 5 80
− 24
𝑀𝑒 = 70.5 + 10 ( 2 ) = 77.167
61-70 14 24
71-80 24
81-90 20
91-100 12
Jumlah 80
STATISTIKA DAN PROBABILITAS

4.2.2 Kuartil
Kuartil adalah bilangan-bilangan yang membagi barisan data terurut menjadi 4 bagian sama
banyak.
1. Data Tunggal
Langkah-langkah menentukan kuartil untuk data tunggal:
1. Urutkan data dari data yang terkecil hingga terbesar.
𝑖(𝑛+1)
2. Tentukan letak kuartil : 𝐿𝐾𝑖 = = 𝑎, 𝑏 𝑖 = 1, 2, 3
4

3. Tentukan nilai kuartil: 𝐾𝑖 = 𝑋(𝑎) + 0, 𝑏[𝑋(𝑎+1) − 𝑋(𝑎) ]


Contoh:
Misalkan pada sebuah sampel didapat data: 78, 82, 66, 57, 97, 64, 56, 92, 94, 86, 52, 60,
70. Tentukan: a) K1 dan b)K3
Jawab:
Urutkan data : 52, 56, 57, 60, 64, 66, 70, 75, 82, 86, 92, 94, 97
1(13+1)
a) 𝐿𝐾1 = = 3.5
4

𝐾1 = 𝑋(3) + 0.5[𝑋(4) − 𝑋(3) ] = 57 + 0.5(60 − 57) = 58,5


3(13+1)
b) 𝐿𝐾3 = = 10,5
4

𝐾3 = 𝑋(10) + 0,5[𝑋(11) − 𝑋(10) ] = 86 + 0,5(92 − 86) = 89


2. Data Kelompok
Langkah menentukan kuartil dalam data kelompok:
𝑖(𝑛+1)
1. Tentukan letak kuartil: 𝐿𝐾𝑖 = 𝑖 = 1, 2, 3
4

2. Tentukan besar nilai kuartil :


𝑖. 𝑛
−𝐹
𝐾𝑖 = 𝑏 + 𝑝 ( 4 )
𝑓

Dengan
b = ujung bawah kelas kuartil
STATISTIKA DAN PROBABILITAS
p = panjang kelas
n = ∑ 𝑓𝑖
F = frekuensi kumulatif sebelum kelas kuartil
f = frekuensi kelas kuartil
i = kuartil ke –i

Contoh:
Kelas f Tentukan Kuartil 1 dan Kuartil 3!
31-40 2
41-50 3
51-60 5
61-70 14
71-80 24
81-90 20
91-100 12
Jumlah 80
1(80+1)
𝐿𝐾1 = = 20.25, Maka kelas kuartil ke 1 adalah 61 – 70. Maka b = 60,5, p = 10, i
4

= 1, n = 80, F = 10, f = 14.Jadi kuartil 1 adalah


1 ∗ 80
− 10
𝐾1 = 60.5 + 10 ( 4 ) = 67.64
14

3(80+1)
𝐿𝐾1 = = 60.75, Maka kelas kuartil ke 3 adalah 81 – 90. Maka b = 80,5, p = 10, i
4

= 3, n = 80, F = 48, f = 20.Jadi kuartil 3 adalah


3 ∗ 80
− 48
𝐾3 = 80.5 + 10 ( 4 ) = 86.5
20

Anda mungkin juga menyukai