Anda di halaman 1dari 5

Ukuran Tendensi Sentral

Ukuran tendensi sentral merupakan suatu ukuran nilai yang diperoleh dari nilai data
observasi dan mempunyai kecenderungan berada di tengah-tengah nilai data observasi. Ada
beberapa ukuran sentral yaitu, rata-rata(μ), median( M d ), dan modus( M o).
1. Rata-rata(μ)
Rata-rata adalah jumlah data dibagi dengan banyaknya data. Nilai rata-rata dapat
berasal dari data populasi dan data sampel. Nilai rata-rata populasi diberi simbol μ,
sedangkan nilai rata-rata dari data sampel diberi simbol ¯ atau X bar.
X
 Rata-rata Aritmatik (Aritmatic Mean), merupakan suatu rata-rata yang
diperoleh dari penjumlahan semua data dibagi dengan banyaknya data.
Formulasi untuk menghitung rata-rata aritmatik dari data populasi adalah
sebagai berikut:
∑X
μ=
N
Keterangan :
μ = rata-rata
∑ = jumlah
X = nilai data obsrvasi
N = banyaknya data populasi
Sedangkang formulasi untuk menghitung rata-rata aritmatik dari data sampel
adalah sebagai berikut:
∑X
͞ =
X n
Keterangan :
¯ = rata-rata
X
∑ = jumlah
X = nilai data obsrvasi
n = banyaknya data sampel
Formulasi untuk menghitung rata-rata sampel banyak digunakan pada
statistika induktif (inferens).
 Rata-rata tertimbang (Weighted Mean), merupakan pengembangan dari rata-
rata aritmatik. Formulasi untuk menghitung rata-rata tertimbang ( μw ) adalah
sebagai berikut:

μw =
∑ x .W
∑W
Keterangan :
x = nilai data
w = frekuensi masing-masing nilai data (bobot)
2. Median (Median)
Median adalah nilai data observasi yang berada ditengah-tengah urutan data tersebut.
Dengan kata lain median adalah data observasi yang membagi data observasi yang
sudah diurutkan menjadi dua bagian yang sama banyak. Nilai median data observasi
diberi simbol M d .
Median data observasi tidak berkelompok (ungrouped data) dapat ditentukan dengan
langkah-langkah berikut:
 Urutkan data observasi dari kecil ke besar
 Tentukan letak median dengan formula
N +1
Letak Median =
2
 Tentukan nilai median
Data observasi yang terletak pada letak median adalah nilai median.

3. Modus (Mode)
Modus adalah data observasi yang mempunyai frekuensi tertinggi. Modus dari suatu
data observasi diberi simbol M o.
Modus data yang tidak berkelompok dapat ditentukan dengan terlebih dahulu
menentukan frekuensi masing-masing data observasi. Data yang memiliki frekuensi
tertinggi (data yang serinf muncul) adalah modus data itu.

4. Rata-rata, Median, dan Modus : Data Berkelompok


Data berkelompok adalah data yang telah dikelompokkan ke dalam tabel distribusi
frekuensi. Berikut ini diuraikan teknik menentukan rata-rata, median, dan modus
untuk data yang tidak berkelompok.
∑ fM
μ=
∑f

5. Hubungan antara Rata-rata (μ), Median ( M d ), dan Modus ( M o)

Ketiga ukuran sentral tersebut diatas ( μ , M d, M o ¿ dapat digunakan untuk mengetahui


kemencengan (swekness) kurva poligon distribusi frekuensi suatu data observasi.
Caranya adalah dengan membandingkan ketiga ukuran sentral tersebut.
Ketentuannya adalah :
Apabila μ= M d=M o , maka bentuk kurva distribusinya simetris.

Apabila μ< M d < M o , maka bentuk kurva distribusinya menceng ke kiri (negative
skewed).
Apabila μ> M d > M o, maka bentuk kurva distribusinya menceng ke kanan (positive
skewed).
Gambar (a), (b), (c) berikut ini adalah bentuk grafik poligon dengan distribusi
simetris, menceng ke kiri, dan menceng ke kanan.
Contoh soal :
Tabel berikut ini berisikan data tentang laba yang diperoleh PT Widya selama 30 hari
pada Desember 2014.
Tabel 1.1 Laba PT Widya selama 30 Hari pada Desember 2014

Laba Frekuensi
(Juta Rupiah)
40 < 50 4
50 < 60 6
60 < 70 10
70 < 80 4
80 < 90 4
90 < 100 2
Tentukan besarnya rata-rata, median, dan modus laba yang diperoleh PT Widya selama
periode tersebut!
Jawaban:

Laba Frekuensi Batas Kelas Tepi Kelas Nilai


(Juta Rupiah) Bawah Atas Bawah Atas Tengah
40 - 50 4 40 49 40 50 45
50 - 60 6 50 59 50 60 55
60 - 70 10 60 69 60 70 65
70 - 80 4 70 79 70 80 75
80 - 90 4 80 89 80 90 85
90 - 100 2 90 99 90 100 95

Rata-rata :
Frekuensi Nilai Tengah
Laba fM
(f) (M)
40 < 50 4 45 180
50 < 60 6 55 330
60 < 70 10 65 650
70 < 80 4 75 230
80 < 90 4 85 340
90 < 100 2 95 190
∑ f =30=N ∑ fM=1990
Rata-rata, median,dan modus laba setiap hari tersebut dapat ditentukan sebagai
berikut :
∑ fM=1990
∑ f =30=N
∑ fM 1990
μ= = =66,33
∑f 30
Jadi laba rata-rata setiap hari selama 30 hari tersebut adalah 66,33 atau Rp 66.330.
Median:

N
M d =B M d
( )
+ 2
−Cf
fM
x Ci
d

Dengan nilai-nilai sebagai berikut (lihat pada Tabel 3.3):


BMd = 60 (tepi kelas bawah kelas median)
N=30 (banyaknya data observasi / jumlah frekuensi)
Cf = 10 (frekuensi kumulatif kelas sebelum kelas median)
f Md = 10 (frekuensi kelas median)
Ci = 10 (selisih antara tepi kelas atas suatu kelas dengan tepi kelas bawah
kelas tersebut)

30
M d =60 + 2
( )
−10
10
x 10=60+ 5=65

Median laba perusahaan adalah Rp 65.000

Modus :

M o=B M + o ( d 1+d 1d 2 ) x C i

BMo = 60 (tepi kelas bawah kelas modus)

d 1=40(10−6)
d2 = 6 (10 – 4)
Ci = 10

M o=60 + ( 4 4+6 ) x 10=64


Besarnya modus data adalah 64 atau Rp 64.000.

Anda mungkin juga menyukai