Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH STATISTIK KESEHATAN

Distribusi Frekuensi dan Distribusi Kumulatif

DISUSUN OLEH :

Kelompok 6

Meilyana Triwulan (P23133117023)

Sandy Amanda Ave A (P23133117035)

Tania Tirtaning Hasanah (P23133117037)

3 DIV-A / Kesehatan Lingkungan

DOSEN PEMBIMBING :

Catur Puspawati ST., M.KM., M.Si.

Endang Uji Wahyuni, SKM., M.KM.

Jakarta, Februari 2020

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAKARTA


A. Pengertian Distribusi Frekuensi

Di dalam statistik deskriptif kita mengusahakan agar data dapat disajikan dalam
bentuk yang lebih berguna, lebih mudah dipahami, dan lebih cepat dimengerti. Kalau
datanya hanya sedikit, tanpa dibuat tabel pun data tetap mudah dibaca tetapi kalau
datanya banyak sekali maka membacanya agak sulit, dan memerlukan waktu yang cukup
lama untuk mencermatinya. Untuk memudahkan dan mempercepat kita memahami data
tersebut maka data yang sudah dikumpulkan, disusun agar lebih teratur, dalam bentuk
tabel yang disebut dengan distribusi frekuensi. Hal yang dimaksud distribusi frekuensi
adalah suatu daftar yang membagi data yang ada ke dalam beberapa kelas.

B. Pedoman Umum Membuat Tabel Distribusi Frekuensi

Langkah pertamadalam membuat tabel distribusi frekuensi adalah menentukan


kelas interval. Dalam menentukan jumlah kelasinterval tersebut terdapat tiga pedoman
yang dapat diikuti yaitu :

1) Ditentukan Berdasarkan Pengalaman


Berdasarkan pengalaman, jumlah kelas interval yang dipergunakan dalam
penyusunan tabel distribusi frekuensi berkisar antara 6 s/d 15 kelas. Makin banyak
(variasi) data, maka akan semakin banyak jumlah kelasnya. Namun jumlah kelas
tersebut paling banyak 15 kelas, karena kalau lebih dari itu tabel menjadi panjang

2) Ditentukan Dengan rumus Sturges


Jumlah kelas interval dapat dihitung dengan rumus sturges, seperti ditunjukkan pada
rumus berikut :

K = 1 + 3,3 log n

Dimana :
K = Jumlah Kelas interval
N = Jumlah data observasi
Log = Logaritma

Misal jumlah data 200, maka jumlah Kelasnya (K) :


K = 1 + 3,3 log 200
= 1 + 3,3 . 2,30
= 8,59 dapat dibulatkan menjadi 8 atau 9

Berdasarkan grafik gambar 2.1, bila jumlah datanya 200, maka jumlah Kelas
intervalnya = 12
C. Contoh Menyusun Tabel Distribusi Frekuensi

Data berikut ini merupakan nilai ujian mata kuliah statistik dari 150
mahasiswa. Berdasarkan data tersebut di atas, maka langkah-langkah yang
diperlukan dalam penyusunan tabel distribusi frekuensi adalah sebagai berikut

1) Menghitung Jumlah Kelas interval


K = 1 +3,3 log n
= 1 + 3,3 . 2,18
= 8,19
Jadi jumlah Kelas interval 8 atau 9. Pada kesempatan ini digunakan 9 kelas

2) Menghitung Rentang Data


Yaitu data terbesar dikurangidata yang terkeci kemudian ditambah 1. Data
teerbesar = 93 dan terkecil = 13
Jadi 93 – 13 = 80 +1

3) Menghitung panjang kelas = Rentang dibagi jumlah kelas


Yakni; 81 : 9 = 9. Walaupun dari hitungan panjang kelas diperoleh 9, tetapi
pada penyusunan tabel ini digunakan panjang Kelas 10. Supaya nilai batas
bawah semua berakhir nol dan batas atas adalah 9. Hal ini akan lebih
komunikatif bila dibandingkan dengan menggunakan panjang Kelas 9.
4) Menyusun inteval kelas
Secara teoritis penyusunan kelas interval dimuali dari data terkecil yaitu 13.
Tetapi supaya lebih komunikatif maka dimulai dengan angka 10, sehingga
tabel berikut :

TABEL 2.5
PENYUSUNAN TABEL DISTRIBUSI FREKUENSI

Kelas Interval Frekuensi (f)


10 – 19 1
20 – 29 6
30 – 39 9
40 – 49 31
50 – 59 42
60 – 69 32
70 – 79 17
80 – 89 10
90 – 100 2
JUMLAH 150

D. Distribusi Frekuensi Kumulatif

Distribusi frekuensi kumulatif ialah distribusi frekuensi yang setiap kelompoknya


dinyatakan dengan nilai kumulatif.

Distribusi frekuensi kumulatif dapat dinyatakan dalam 4 model sebagai berikut:

1. Kurang dari batas bawah kelompok (< batas bawah kelompok).


2. Sama atau lebih besar dari batas atas kelompok (≥ batas atas kelompok).
3. Kurang atau sama dengan batas atas kelompok (≤ batas atas kelompok).
4. Lebih besar dari batas atas kelompok (> batas atas kelompok).

1) Distribusi frekuensi kumulatif kurang dari batas bawah kelompok


Model ini digunakan untuk mengetahui frekuensi data yang mempunyai nilai
di bawah kelompok tertentu. Agar dapat dipahami dengan jelas maka akan
diberikan contoh sebagai berikut:
Misalkan kita akan mengukur Berat Badan (BB) 55 orang penderita yang
dirawat di bagian penyakit dalam suatu rumah sakit untuk mengetahui berapa
orang penderita yang memiliki BB kurang dari 51 kg.
Perhitungan distribusi frekuensi kumulatif kurang dari batas bawah kelompok
tertentu dilakukan dengan menjumlahkan semua frekuensi yang terletak
sebelum nilai batas bawah kelompok tersebut. Misalnya, berat badan kurang
dari 51 kg maka jumlah frekuensi kelompok sebelumnya adalah 2 + 5 = 7
(Tabel 5.2).

Tabel 5.2 Distribusi frekuensi kumulatif kurang dari batas bawah kelompok

Berat Badan (BB) F Berat Badan Frekuensi


< batas bawah kumulatif

41 – 45 2 < 41 0

46 – 50 5 < 46 2

51 – 55 13 < 51 7

56 – 60 15 < 56 20

61 – 65 11 < 61 35

66 – 70 8 < 66 46

71 – 75 1 < 71 54

76 – 80 0 < 76 55

2) Distribusi frekuensi kumulatif sama atau lebih besar dari batas bawah
kelompok
Untuk memperoleh disribusi ini dilakukan dengan menjumlah frekuensi
kelompok yang bersangkutan ditambah dengan frekuensi kelompok
berikutnya. Misalnya, penderita dengan Berat Badan 56 kg atau lebih,
diperoleh dengan menjumlahkan frekuensi kelompok berikutnya, yaitu 15 + 11
+ 8 + 1 + 0 = 35. Ini berarti bahwa penderita dengan berat badan 56 kg ke atas
ada sebanyak 35 orang (Tabel 5.3).

Tabel 5.3 Distribusi frekuensi kumulatif sama atau lebih batas bawah

Berat Badan f Berat Badan ≥ batas Frekuensi


(BB) bawah kelompok kumulatif

41 – 45 2 ≥ 41 55

46 – 50 5 ≥ 46 53

51 – 55 13 ≥ 51 48

56 – 60 15 ≥ 56 35

61 – 65 11 ≥ 61 20

66 – 70 8 ≥ 66 9

71 – 75 1 ≥ 71 1

76 – 80 0 ≥ 76 0

3) Distirbusi frekuensi kumulatif kurang dari atau sama dengan batas atas
kelompok
Distribusi ini dapat dilihat pada tabel 5.4 dengan cara menjumlah frekuensi
pada kelompok yang diinginkan dengan semua frekuensi kelompok
sebelumnya. Misalnya, (BB) kurang atau sama dengan batas atas 55 kg
diperoleh dengan menjumlah 13 + 2 + 5 = 20. Dengan ini dapat diketahui
jumlah orang dengan berat badan lebih kecil atau sama dengan 55 kg adalah 20
orang.

Tabel 5.4 Distribusi frekuensi kumulatif kurang dari atau sama dengan batas atas

Berat Badan F Berat Badan ≤ batas Frekuensi


(BB) atas kelompok kumulatif
41 – 45 2 ≤ 45 2

46 – 50 5 ≤ 50 7

51 – 55 13 ≤ 55 20

56 – 60 15 ≤ 60 35

61 – 65 11 ≤ 65 46

66 – 70 8 ≤ 70 54

71 – 75 1 ≤ 75 55

4) Distribusi frekuensi kumulatif lebih besar dari batas atas kelompok


Untuk mengetahui banyaknya frekuensi berat badan yang lebih besar dari
batas atas kelompok maka dilakukan dengan menjumlah semua frekuensi
kelompok berikutnya. Misalnya, frekuensi lebih besar dari 60 kg diperoleh
dengan menjumlahkan 11 + 8 + 1 = 20. Ini berarti bahwa jumlah penderita
dengan berat badan lebih dari 60 kg adalah 20 orang (Tabel 5.5).

Tabel 5.5 Distribusi frekuensi kumulatif lebih besar dari batas atas kelompok

Berat Badan F Berat Badan > batas Frekuensi


(BB) atas kelompok kumulatif

41 – 45 2 > 45 2

46 – 50 5 > 50 7

51 – 55 13 > 55 20

56 – 60 15 > 60 35

61 – 65 11 > 65 46

66 – 70 8 > 70 54

71 – 75 1 > 75 55
E. DISTRIBUSI FREKUENSI RELATIF

Distribusi frekuensi relatif adalah distribusi frekuensi yang


frekuensinya tidak dinyatakan dalam angka absolut, tetapi dinyatakan
dalam angka relatif atau dalam persentase dari jumlah frekuensi semua
kelas yang ada. Sebagai contoh dalam Kegiatan Belajar 2 kita sudah
membuat distribusi frekuensi biasa, yaitu distribusi frekuensi mengenai
keuntungan dari 50 perusahaan batik di Yogyakarta seperti terlihat
dalam Tabel 1.15. Distribusi frekuensi tersebut dapat kita buat menjadi
distribusi frekuensi relatif dengan cara mengubah frekuensinya dari
angka absolut menjadi angka relatif. Frekuensi relatif adalah frekuensi
absolut dibagi total frekuensi dikalikan 100%.
Perhitungan angka relatif dapat kita lakukan sebagai berikut:

Keuntungan per Frekuensi Frekuensi relatif


tahun absolut
4
30 – 39,9 4 100% 8%
50
7
40 – 49,9 7 100% 14%
50
8
50 – 59,9 8 100% 16%
50
12
60 – 69,9 12 100% 24%
50
9
70 – 79,9 9 100% 18%
50
6
80 – 89,9 6 100% 12%
50
4
90 – 99,9 4 100% 8%
50
50 100%

Dari perhitungan frekuensi relatif di atas kita dapat membuat suatu distribusi
frekuensi relatif seperti terlihat dalam Tabel 1.17.
Tabel 1.17.
Distribusi Frekuensi Relatif

Keuntungan per Frekuensi


tahun relatif
30 – 39,9 8
40 – 49,9 14
50 – 59,9 16
60 – 69,9 24
70 – 79,9 18
80 – 89,9 12
90 – 99,9 8
Jumlah 100

Suatu distribusi frekuensi menurut kategori dapat juga dibuat menjadi


suatu distribusi frekuensi relatif, caranya dengan mengubah frekuensi
dari angka absolut menjadi angka relatif yaitu dalam bentuk persentasi
terhadap total frekuensi. Seperti terlihat dalam tabel berikut:

Keuntungan per Frekuensi Frekuensi relatif


tahun absolut
250
Petani 250 100%
50%
500
150
Pedagang 150 100%
30%
500
50
Pengusaha 50 100% 10%
500
50
Pegawai Negeri 50 100% 10%
500
Sipil
Jumlah 500 100%

Tabel 1.18.

Distribusi Frekuensi Relatif Mata Pencaharian Penduduk

Mata Pencaharian Frekuensi


penduduk relatif
Petani 50
Pedagang 30
Pengusaha 10
Pegawai Negeri Sipil 10
Jumlah 100
Suatu distribusi frekuensi relatif dapat digambar menjadi suatu diagram
lingkaran seperti dapat dilihat dalam gambar berikut.

Gambar 1.3.
Diagram Lingkaran
Daftar Pustaka

1. Ir. M. Iqbal Hasan, M.M. 2002. Pokok-Pokok Materi Statistik 1.Jakarta.PT Bumi Aksara
2. Buku BIOSTATISTIKA Untuk Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat, Penerbit Buku
Kedokteran. EGC
3. Konsep Dasar Statistika Dra. Ch. Suparmi, S.U.
4. Statistika Untuk Penelitian, Prof. Dr. Sugiyono

Anda mungkin juga menyukai