BIDANG KEGIATAN
PKM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
Diusulkan Oleh:
UNIVERSITAS INDONESIA
DEPOK
2019
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................. i
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................ ii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL ............................................................................................... iv
BAB 1. PENDAHULUAN .................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................... 2
1.3 Tujuan ............................................................................................................. 2
1.4 Luaran yang Diharapkan ................................................................................ 2
1.5 Kegunaan Program ......................................................................................... 4
BAB 2. GAMBARAN UMUM MASYARAKAT SASARAN......................... 4
2.1 Kondisi Geografis........................................................................................... 4
2.2 Kondisi dan Permasalahan Masyarakat Sasaran ............................................ 5
BAB 3. METODE PELAKSANAAN ................................................................ 5
3.1 Pembuatan Materi........................................................................................... 5
3.2 Persiapan Sarana dan Prasarana ..................................................................... 5
3.3 Pelaksanaan Kegiatan Edukasi Penanggulangan Bencana ............................. 5
3.4 Pemantauan Kembali ke Sekolah ................................................................... 8
BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN ................................................. 8
4.1 Anggaran Biaya .............................................................................................. 8
4.2 Jadwal Kegiatan ............................................................................................. 9
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 9
LAMPIRAN-LAMPIRAN ................................................................................ 10
Lampiran 1. Identitas Diri Ketua, Anggota, dan Dosen Pendamping ................. 10
Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan ........................................................ 20
Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Pelaksana dan Pembagian Tugas ............ 22
Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Pelaksana .................................................. 23
Lampiran 5. Surat Pernyataan Kesediaan Mitra .................................................. 24
Lampiran 6. Denah Detail Lokasi Mitra Kerja .................................................... 27
iii
DAFTAR TABEL
iv
1
BAB I
PENDAHULUAN
Dari segi ilmu kebumian, Indonesia merupakan bagian dari hasil proses
interaksi tiga lempeng tektonik besar, yaitu lempeng Indo-Australia, Eurasia, dan
lempeng Pasifik (Amri dkk, 2016). Aktivitas tektonik tersebut menyebabkan
terbentuknya deretan gunung api (volcanic arc) di sepanjang Pulau Sumatera
hingga ke Laut Banda dan Pulau Sulawesi, sehingga sering dikenal sebagai ring of
fire atau deret sirkum pasifik. Dampak lain dari aktivitas tektonik adalah
terbentuknya sesar atau patahan. Aktivitas patahan dan gunung api di Indonesia
tidak hanya memberikan dampak sumber daya alam, tetapi risiko bencana geologi.
Bencana geologi adalah kejadian alam yang disebabkan oleh faktor geologi atau
siklus yang terjadi di bumi. Menurut data yang dikutip dalam Data Informasi
Bencana Indonesia (DIBI)-BNPB pada periode tahun 2005-2015 kelompok
bencana geologi yang sering terjadi adalah gempa bumi, tsunami, dan gunung
meletus.
Pulau Jawa khususnya Jawa Barat memiliki beberapa gunung api aktif salah
satunya, yaitu Gunung Gede dan Pangrango. Perkembangan terakhir dinyatakan
bahwa pada bulan Mei 2018 gunung tersebut sering mengeluarkan asap freatik
namun tingkat aktivitasnya masih normal. Namun, bencana gunung meletus di
Gunung Gede dan Pangrango dan gempa bumi akibat aktivitas vulkanisnya dapat
datang kapan dan di mana saja tanpa dapat diprediksi oleh kita. Bukti pendukung
adalah pembelajaran bencana yang terjadi di tahun 2018 seperti tsunami Palu dan
Selat Sunda, gempa Lombok, dan lain-lain tanpa dapat diprediksi tepat oleh kita.
Tentunya kita harus belajar dari kesalahan dengan cara tidak mengulangi kesalahan
tersebut. Oleh karena itu, langkah-langkah pengelolaan penanggulangan bencana
sangat penting dilakukan sedini mungkin (Rahman, 2010). Langkah tersebut
dilakukan untuk kesiapsiagaan, tanggap darurat, dan penanganan pasca bencana
masyarakat terhadap bencana gempa bumi dan gunung meletus.
Pada kelompok usia anak khususnya siswa sekolah dasar, dampak bencana
dipandang lebih menghawatirkan, sehingga dalam Undang- Undang Nomor 24
Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana mereka dikategorikan sebagai
kelompok rentan. Oleh sebab itu, persiapan ketangguhan mental dan tindakan anak
dalam menghadapi bencana adalah hal yang perlu mendapat perhatian mengingat
Indonesia rawan terhadap bencana (Sulityaningsih, 2012). Tujuan tersebut tidak
hanya agar mereka tidak terganggu bencana, tetapi sebagai generasi muda memiliki
2
masa depan yang masih panjang, mereka memiliki bekal yang cukup untuk
bertahan di daerah yang berisiko bencana.
Sekolah Dasar Negeri 1,2, dan 3 Cibunar berada di kaki Gunung Gede dan
Pangrango, sehingga memilki dampak risiko bencana gempa bumi dan gunung
meletus cukup tinggi. Namun, ketiga sekolah tersebut belum memiliki solusi
preventif dan konkret untuk menanggulangi bencana yang akan terjadi.
1.3. Tujuan
berikan secara rutin tiap bulan atau tiap semester. Selain itu, sekolah pilot
project dapat menjadi contoh bagi sekolah lain di Kabupaten Sukabumi
untuk menerapkan sistem penanggulangan bencana.
9. Borang post test
Keberhasilan kegiatan ini akan disajikan dalam bentuk borang post
test. Beberapa anak dan guru akan diwawancara sesuai pertanyaan yang
telah dibuat oleh kami. Tujuannya adalah memastikan kegiatan ini
bermanfaat untuk mereka saat ini dan selanjutnya.
BAB II
Siswa sekolah dasar yang akan menjadi sasaran kami adalah siswa berstatus
kelas IV dan V. Alasannya adalah status siswa kelas tersebut merupakan siswa
kelas tinggi (Kawuryan, 2011) dan cukup ideal untuk disampaikan edukasi
penanggulangan bencana sehingga lebih mudah dipahami. Siswa kelas VI tidak
dijadikan sasaran karena jadwal pelajaran yang lebih padat untuk persiapan
mengikuti ujian akhir sekolah. Siswa kelas I, II, dan II juga tidak dijadikan sasaran
karena usia mereka masih berada pada kategori kelas rendah (Kawuryan, 2011).
Namun, mereka tetap dapat merasakan nuansa kegiatan yang akan kami
laksanakan. Jumlah siswa yang akan terlibat mengikuti kegiatan kami berjumlah
kurang lebih 50 siswa tiap sekolah.
Menurut data yang dikutip dari Badan Pusat Statistik tahun 2010,
Kabupaten Sukabumi memiliki jumlah penduduk relatif tinggi, yakni 2.341.409
jiwa. Jumlah penduduk tentu berbanding lurus terhadap tingkat risiko bencana yang
terjadi di daerah tersebut. Hal ini sebagai bukti pendukung bahwa Kabupaten
Sukabumi, khususnya Desa Gede Pangrango direkomendasikan edukasi
penanggulangan bencana yang lebih komprehensif dan berkelanjutan.
5
BAB III
METODE PELAKSANAAN
Materi dibuat dalam bentuk presentasi video animasi, infografik, poster, dan
buku pop up atau 3 dimensi yang akan diberikan kepada para siswa dan sekolah.
Konten materi dikompilasi yang meliputi :
1. Hari Pertama
Pembuatan jalur
dan titik evakuasi
Pada hari pertama, kunjungan kami berfokus pada edukasi bencana gempa
bumi. Pada awalnya kami memberikan pengantar konsep dasar bencana dan
bencana geologi. Selanjutnya, kami akan memberikan edukasi melalui presentasi
video animasi atau infografik seputar bencana gempa bumi hingga penanggulangan
bencananya. Kemudian, untuk sesi praktiknya kami mengajak siswa untuk
melakukan simulasi (bermain peran). Mereka seolah-olah terkena dampak bencana
gempa bumi dan kami memandu tata cara penanggulangan bencananya. Kami
menerapkan edukasi penanggulangan bencana sambil mengiringi lagu anak-anak
agar mudah diingat. Opsi lain adalah pengemasan dalam bentuk drama yang
melibatkan siswa tersebut ketika terjadi atau sesudah bencana. Pada drama tersebut
kami menyisipkan pesan tersirat berupa trauma healing untuk anak-anak yang
terdampak bencana gempa bumi. Pada anak seusia mereka efek ketakutan atau
trauma sesudah bencana sangat tinggi, sehingga untuk menguatkan mental mereka
kami berikan simulasi trauma healing. Kegiatan terakhir pada hari pertama ialah
pembuatan jalur dan titik evakuasi bersama para siswa di luar kelas atau area
sekolah.
2. Hari Kedua
Pembagian poster
penanggulangan
bencana
7
Pada hari kedua, kunjungan kami berfokus pada edukasi bencana gunung
meletus. Kami akan memberikan edukasi melalui presentasi video animasi atau
infografik seputar konsep dasar gunung api khususnya Gunung Gede dan
Pangrango, bencana gunung meletus, dan penanggulangannya. Untuk sesi praktik
sama halnya dengan hari pertama, kami mengajak siswa untuk melakukan simulasi
(bermain peran). Mereka akan diajak keluar kelas dan menuju halaman sekolah
untuk dipandu membuat beberapa lingkaran atau ring. Pembuatan beberapa
lingkaran tersebut untuk simulasi zona kawasan rawan bencana gunung meletus.
Pada tiap zona atau lingkaran kami menjelaskan pengertian atau tingkat kerawanan
kawasan tersebut jika terkena letusan gunung api. Kegiatan terakhir pada hari kedua
ialah pembagian poster penanggulangan bencana kepada siswa untuk diletakkan di
beberapa titik area sekolah mereka.
3. Hari Ketiga
4. Hari Keempat
Pada hari keempat, kunjungan kami berfokus pada pemberian materi berupa
buku pop up atau 3 dimensi, penetapan sekolah pilot project, serta umpan balik dari
siswa, guru, atau warga sekolah lainnya kepada kegiatan yang telah kami
laksanakan. Buku pop up atau 3 dimensi berfungsi untuk panduan dan pembelajaran
bagi warga sekolah terutama siswa yang ingin mempelajari ulang bencana-bencana
geologi suatu saat nanti. Penetapan sekolah pilot project secara simbolis dalam
8
bentuk sertifikat atau plakat akan kami berikan kepada sekolah terkait karena
sekolah tersebut sudah mengetahui standar khusus penanggulangan bencana
dengan baik. Sekolah ini dapat menyimulasikan penanggulangan bencana kepada
para siswa atau warga sekolah lainnya dan dipandu oleh guru setiap bulan atau
semester. Selain itu, Sekolah pilot project dapat menjadi contoh bagi sekolah lain
di Kabupaten Sukabumi untuk menerapkan sistem penanggulangan bencana.
Terakhir, kami ingin mengetahui umpan balik dari warga sekolah terutama siswa
dan guru dalam bentuk pengisian borang post test. Pengisian borang ini kami
lakukan dengan wawancara langsung kepada narasumber terkait, yakni guru dan
sisa. Borang post test berfungsi juga untuk tolak ukur keberhasilan kegiatan yang
telah dilaksanankan.
Pada tahap ini kami akan melakukan kunjungan kembali ke tiap sekolah.
Kunjungan memiliki beberapa agenda, yaitu pemantauan sekolah terkait simulasi
penanggulangan bencana yang dilakukan tiap bulannya dan pertanyaan kembali
kepada beberapa siswa terkait mereka masih ingat atau tidak mekanisme
penanggulangan bencana gempa bumi dan gunung meletus. Kami akan berusaha
memantau minimal satu bulan sekali untuk perkembangan simulasi
penanggulangan bencana di sekolah tersebut.
BAB IV
3. Perjalanan 7.170.000
4. Lain-lain 2.875.000
9
Jumlah 12.245.000
Bulan
No. Jenis Kegiatan
1 2 3 4 5
1 Pembuatan materi
Pelaksanaan kegiatan
3 edukasi penanggulangan
bencana
Pemantauan beberapa
4
sekolah kembali
DAFTAR PUSTAKA
Amri dkk. 2016. “Risiko Bencana Indonesia”. Jakarta: Badan Nasional
Penanggulangan Bencana.
Rahman. 2010. “Identifikasi Tingkat Risiko Bencana Letusan Gunung Api serta
Arahan Mitigasi Bencana di Wilayah Kota Ternate.” Bandung: Universitas
Pasundan.
Keperluan pembelian
2 kali 100.000 200.000
bahan
Keperluan ujicoba
1 kali 250.000 250.000
(kampus ke lokasi pp)
(Terbilang dua belas juta dua ratus empat puluh lima ribu rupiah)