Anda di halaman 1dari 15

Implementasi Tauhid Dalam Dunia Profesi

Disusun Untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Aqidah

Dosen Pengampun : Ade Putri Mulya, M.Pd.I

Disusun Oleh :
Kelompok 2 – 2A
Julia Aulia Rahmah 2002055012
Muhammad Raja Reivan Rivaldi 2002055040
Atina Sabila Rahmah 2002055050
Turing Dyah Andayani 2002055058

FAKULTAS EKONOMI ISLAM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA

JAKARTA

2021
Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga makalah aqidah yang berjudul “Implementasi Tauhid Dalam Dunia
Profesi” dapat terselesaikan dengan baik dan tepat waktu. Sholawat serta salam tak lupa kami
haturkan kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW dan para sahabatnya, yang telah
memberikan tauladan baik sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Tak lupa kami sampaikan
terimakasih yang setinggi-tingginya untuk dosen pembimbing kami Ibu Ade Putri Mulya, M.PD.I
yang telah memberikan kami bimbingan, dorongan, sekaligus motivasi dalam penyusunan
makalah ini sehingga dapat terselesaikan dengan baik.
Kami menyadari, makalah yang kami buat jauh dari sempurna dan masih banyak
kekurangan. Oleh sebab itu, kritik dan saran dari pembaca sangat kami harapkan guna
menghasilkan makalah yang lebih baik. Kami juga berharap, makalah mengenai “Implementasi
Tauhid Dalam Dunia Profesi” dapat bermanfaat dan memberikan inspirasi bagi pembaca.
Kami berharap dengan adanya makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita semua
untuk lebih memahami mengenai “Implementasi Tauhid Dalam Dunia Profesi” Tidak hanya
memahami tetapi juga mengamalkannya dalam kehidupan sebagai seorang muslim.Akhirul kalam,
kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna serta masih banyak kekurangan
didalamnya. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran untuk memperbaiki di masa
yang akan datang.

Jakarta, Juni 2021

Penulis

i
Daftar Isi

Kata Pengantar ...................................................................................................................................... i


Daftar Isi..................................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang .............................................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan ........................................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................................................... 3
2.1 Tantangan Tauhid Dalam Dunia Profesi................................................................................................3
2.2 Tauhid Sebagai Fondasi Profesi.................................................................................................................3
2.3 Ciri-ciri Masyarakat yang Bertauhid .......................................................................................................5
2.4 Langkah-langkah Dalam Membangun Profesi yang Berbasis Tauhid .....................................7
2.5 Profil Prefesional Dengan Tauhid Yang Kokoh ..................................................................................8
BAB III PENUTUP .............................................................................................................................. 11
3.1 Kesimpulan ................................................................................................................................................. 11
3.2 Saran .............................................................................................................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................................ 12

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Mencari penghidupan adalah kewajiban bagi setiap muslim. Untuk mencukupi
kebutuhan dunia maka manusia menjalani berbagai profesi sesuai dengan pengetahuan dan
keterampilan yang mereka milik. Semua profesi diperbolehkan, asalkan tidak bertentangan
dengan ajaran Islam.
Satu sama lain berlomba untuk mendapatkan profesi terbaik. Upaya-upaya dalam
meraih dan menjalani profesi ini tidak selamanya mudah. Tak jarang manusia harus
menghadapi ujian yang berat yang jika tidak mempunyai prinsip hidup yang kuat bisa saja
membuatnya putus asa atau bahkan bertindak dzalim melanggar aturan agama.
Karenaya, penting bagi seorang muslim dalam mencari dan menjalani profesinya
untuk memahami dan menerapkan prinsip dasar ajaran Islam sehingga ia mendapatkan
solusi terbaik dan dapat menjalani dunia profesi sesuai dengan ajaran Islam.
Profesi adalah bidang pekerjaan yang membutuhkan pelataihan atau keahlian
tertentu Secara singkat demikian pengertian profesi. Dalam kehidupan sehari kita melihat
begitu banyak profesi yang dijalani manusia. Ada dokter, guru, dosen, petani, pedagang,
dan seterusnya.
Dalam pembahasan kita pada materi ini saya ingin memperluas pengertian profesi.
Dari yang membutukan pengetahuan dan keterampilan ringan, sampai berat. Pokoknya
semua pekerjaan manusia dalam rangka mencukupi kebutuhan dunianya di sini kita pahami
sebagai profesi. Inilah yang kita tuju dalam materi ini.
Sederhananya, yang dimaksud implementasi tauhid dalam dunia profesi dalam
materi ini adalah impelentasi tauhid dalam bidang pekerjaan yang kita jalani. Apa
pentingnya mempelajari hal ini? Kita ingin mendapatkan solusi dan petunjuk bagaimana
menjalani kehidupan profesi sesuai dengan ajaran Islam. Manfaatnya tentu saja kembali
pada diri kita sendiri.
Dalam kehidupan sehari-hari kita melihat dunia profesi menjadi penggerak
aktivitas keseharian manusia yang di dalamnya juga dipenuhi dengan berbagai tantangan

1
dan problematika. Kita tahu mencari pekerjaan tidak selalu mudah, berbisnis atau
menciptakan pekerjaan sendiri juga penuh dengan tantangan. Setelah dapat pekerjaan juga
tak jarang kita dihadapkan oleh banyak masalah. Mulai dari gaji kecil, tempat kerja tidak
nyaman, bos yang otoriter, pekerjaan yang menumpuk, dan seterusnya.
Begitu juga bagi yang bekerja mandiri, berbisnis, bertani, atau apapun. Di sana ia
juga tak lepas dari masalah. Terkadang manusia berkutat dengan problematika ini sampai-
sampai menagalhkan urusan yang lebih utama yang justru menjadi sumber solusi, yaitu
beribadah kepada Allah. Sayangnya, bagi yang sukses pun juga tak jarang menghadapi
masalah. Banyaknya harta yang ia punya jika tidak tau cara membelanjakannya sesuai
dengan ajaran Islam juga bisa jadi masalah tersendiri. Karena itulah kita butuh suatu
panduan dalam menjalani dunia profesi. Panduan yang diajarkan oleh Rasululullah SAW.
Panduan yang berasalah dari Allah SWT, Sang Penguasa Kehidupan ini.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa saja Implementasi Tauhid Dalam Dunia Profesi?


2. Mengapa bisa timbul Tauhid Dalam Dunia Profesi Manusia?
3. Bagaimana sikap yang perlu kita ambil saat menjalankan Profesi yang di
dalamnya terdapat Tauhid?

1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu Mata Kuliah
Aqidah dengan tema “Implementasi Tauhid Dalam Dunia Profesi” , serta mengenal
lebih dalam mengenai kepercayaan-kepercayaan dalam kehidupan manusia.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Tantangan Tauhid Dalam Dunia Profesi


Profesi adalah bidang pekerjaan yang membutuhkan pelatihan atau keahlian
tertentu dalam kehidupan sehari kita melihat begitu banyak profesi yang dijalani
manusia. Ada dokter, guru, dosen, petani, pedagang dan seterusnya. Dalam
pembahasan kita pada materi ini saya ingin memperluas pengertian profesi. Dari
yang membutuhkan pengetahuan dan keterampilan ringan, sampai berat. Pokoknya
semua pekerjaan manusia dalam rangka mencukupi kebutuhan dunianya di sini kita
pahami sebagai profesi. Inilah yang kita tuju dalam materi ini. Sederhananya, yang
dimaksud implementasi tauhid dalam dunia profesi dalam materi ini adalah
implementasi tauhid dalam bidang pekerjaan yang kita jalani.

• Mulai dari gaji kecil


• Tempat kerja tidak nyaman
• Bos yang otoriter
• Pekerjaan yang numpuk
• Keuntungan dan karugian berbisnis, Bertani, atau apapun

Terkadang manusia berkutat dengan tantangan atau problematka ini sampai-


sampai mengalihkan urusan yang lebih u ama yang justru menjadi sumber solusi,
yaitu Beribadah Kepada ALLAH SWT.

2.2 Tauhid Sebagai Fondasi Profesi


Semua hal harus diawali dari Allah, selalu ingat Allah, dan kembalikan kepada
Allah. Ini yang harus kita ingat dan bawa ke mana-mana. Termasuk dalam menjalani
dunia profesi. Tauhid akan mencerahkan hati dan pikiran kita sehingga kita sanggup
menghadapi hidup dalam berbagai keadaan.

3
Orang Islam harus giat bekerja dan berdoa. Ikhitar dan tawakal. Allah
menyuruh kita untuk menjalani kehidupan secara seimbang, antara dunia dan
akhirat.
ْ ُّ َ َ َ َ َ ْ َ َ َ َ َ َ ْ َ َّ ُ ‫َ َ َ َ ه‬ َْ
‫يبك ِمن الدن َيا‬‫َوابت ِغ ِفيما آتاك اَّلل الدار اْل ِخرة وَل تنس ن ِص‬

“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan)
negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan)
duniawi” (QS. Al Qashshash: 77).

Pada ayat di atas Allah memperingatkan kita agar menyiapkan dengan serius
masa depan kehidupan kita di akhirat. Tapi kita tidak boleh juga melalaikan
kehidupan dunia. Kita harus semangat bekerja, semangat berikhtiar sesuai dengan
apa yang kita bisa.

Karena itulah Rasulullah SAW mengajarkan doa:


َ ُ ُ َ ْ ْ ّ ْ ُ ْ ْ َ ُ ُ َ َ َ َ ْ َ ْ َ ْ ْ َ ُ ُ َ َ َ َ ْ َ ِ َ ْ ْ َ ُ ُ َ ِّ َّ ُ ‫ه‬
‫ب َوال ُبخ ِل َوأعوذ ِبك‬
ِ ‫اللهم ِإ ين أعوذ ِبك ِمن الهم والحز ِن وأعوذ ِبك ِمن العج ِز والكس ِل وأعوذ ِبك ِمن الج‬
ِ ‫الد ْين َو َق ْهر‬
ِ‫الر َجال‬
َّ َ َ َ ْ
‫ِمن غلب ِة‬
ِ ِ
Artinya: “Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kesusahan dan kedukaan, aku
berlindung kepada-Mu dari lemah dan malas, aku berlindung kepada-Mu dari takut
(miskin) dan kikir, aku berlindung kepada-Mu dari banyaknya hutang dan paksaan
orang-orang.”

Namun demikian, upaya kita dalam mencari dunia jangan sampai melalaikan
yang utama, yaitu mempersiapkan akhirat. Pekerjaan dunia adalah perantara untuk
menggapai akhirat.

Di sela-sela pekerjaan kita, kita tak boleh melalaikan ibadah. Bahkan ibadah
itulah yang harus menjadi fokus kita. Pekerjaanpun harus kita niatkan ibadah. Banyak
orang yang mengejar-ngejar dunia sampai melalaikan Allah. Sampai melalaikan
ibadah. Kalau sudah begini, maka yang ia dapat adalah kelelahan dan rasa capek yang
tak berujung. Masalah yang tak kunjung habis. Pekerjaan dan banyaknya uang yang
ia punya sama sekali tak membuatnya bahagia.

Kepan bisa demikian?

4
Karena salah dalam menjalani akitivitas. Dunia yang mestinya dijadikan
nomor dua malah dijadikan nomor satau sampai melalaikan ibadah kepada Allah. Dia
tak pernah melibatkan Allah dalam kehidupannya sehingga hidupnya penuh masalah.
Terlalu semangat pada urusan dunia tapi santai bahkan mengabaikan urusan ibadah.

Padahal seharusnya yang nomor satu itu ibadah, urusan kepada Allah. Setelah
itu baru urusan dunia. Inilah tips yang diajarkan Allah. Ini ditegaskan dalam beberapa
ayatNya:

• Urusan berdzikir (sholat), perintahnya adalah “Berlarilah!”

“Wahai orang yang beriman, apabila kalian diseru untuk menunaikan sholat Jum’at,
maka berlarilah kalian mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli.” (QS. Al-Jum’ah :
9)

• Urusan melakukan kebaikan, perintahnya adalah “Berlombalah!”

“Maka berlomba-lombalah dalam berbuat kebaikan.” (QS. Al-Baqarah : 148)

• Urusan meraih ampunan, perintahnya adalah “Bersegeralah!”

“Dan bersegeralah kamu menuju ampunan dari Tuhanmu dan menuju surga…” (QS. Ali
Imron : 133)

• Urusan menuju Allah, perintahnya adalah “Berlarilah dengan cepat!”

“Maka berlarilah kembali ta’at kepada Allah.” (QS. Adz-Dzaariyat : 50)

Tapi urusan menjejemput rizki (duniawi), perintahnya adalah “Berjalanlah!”.


FiramanNya: “Dialah yang menjadikan bumi mudah bagimu, maka berjalanlah di
segala penjurunya dan makanlah sebagian dari rizkiNya.” (QS. Al-Mulk : 15)

2.3 Ciri-ciri Masyarakat yang Bertauhid


Untuk mengimplementasikan tauhid dalam dunia profesi, maka kita harus
memulainya dengan beberapa hal sebagai berikut:

5
1) Niat

Profesi yang kita jalani harus kita naitkan karena Allah, niat ibadah. Kita bekerja
bukan semata-mata termotivasi oleh kebutuhan-kebutuhan dunia. Tapi karena
menjalankan perintah Allah. Semua kita kerjakan karena Allah. Karena itulah dari awal
mencari pekerjaan hingga saat menjalani pekerjaan itu semuanya mesti dalam koridor
dan batasan-batasan aturan Allah.

2) Bidang pekerjaan harus halal

Semua pekerjaan mulia. Asalkan bukan pekerjaan yang haram. Profesi yang kita
jalani tentunya juga profesi yang halal menurut Allah. Bidang pekerjaan yang kita jalani
haruslah bidang pekerjaan yang tidak dilarang dalam Islam. Seringkali kita memilih-milih
pekerjaan yang terkadang malah menyulitkan kita. Mmeilih boleh. Tapi jangan sampai
kita menjadi penangguran hanya karena memilih pekerjaan yang sulit kita dapatkan.

3) Menjalankan pekerjaan dengan penuh amanah

Pekerjaan/profesi yang kita jalani adalah amanah. Kita harus


mempertanggungjawabkan dengan baik, bukan hanya kepada orang yang memberikan
amanah itu, kepada atasan kita, tapi juga kepada Allah SWT. Yang menilai pekerjaan kita
pada hakikatnya bukan sekedar atasan. Tapi juga Allah. Allah menilai sejauh mana kita
menjalankan pekerjaan dengan baik. Dari sanalah Allah mempertimbangkan sebesar apa
rezeki yang akan Dia berikan kepada hambaNya. Mungkin gaji kita di pekerjaan itu kecil.
Tapi Allah dapat dengan mudah memberikan rezeki dari pintu lain.

4) Tidak melalaikan ibadah

Sesibuk apa pun pekerjaan kita, kita tak boleh melalaikan Allah. Ibadah harus tetap
menjadi nomor satu. Sebab, pada hakikatnya, bos kita yang sesungguhnya adalah Allah.
Karenanya, datang dan lapor kepadaNya harus menjadi prioritas. Jangan lalaikan shalat
diantara pekerjaan kita. Jadikan waktu shalat sebagai jeda istirahat sekaligus konsultasi
kepada Allah.

6
5) Turut berdakwah

Berdakwah adalah tugas setiap muslim. Oleh karena itu di mana pun kita harus
turut berdakwah menebarkan kebaikan. Dengan memperbaiki diri sendiri kemudian
menjadi teladan bagi orang lain kita juga sudah termasuk berdakwah. Ajaklah rekan kerja
Anda untuk semakin dekat kepada Allah.

2.4 Langkah-langkah Dalam Membangun Profesi yang Berbasis Tauhid


Untuk memudahkan bagaimana kita mengimplementasikan tauhid dalam dunia
profesi kita, teman-teman dapat mengikuti beberapa langkah konkrit sebagai berikut:

• Saat belum mendapat pekerjaan

Mungkin anda sekarang masih menempuh studi. Atau sedang cari pekerjaan.
Maka di sini prinsip kunci: jangan berhenti berusaha. Berpikir, bertindak, berdoa. Itu tiga
hal yang harus dilakukan. Berpikir: misalnya mau ngelamar ke mana, mau usaha apa, apa
keterampilan yang saya bisa, dan seterusnya. Bertindak adalah melakukan apa yang telah
anda pikirkan. Apa yang telah anda rancang. Kuncinya, boleh pilih pekerjaan. Tapi jangan
menyulitkan sehingga kita diam terlalu lama. Lakukan apa saja yang kita bisa. Yang
sederhana-sederhana saja. Tugas kita adalah berusaha. Lalu berdoa: perbaiki shalat.
Sahalat lima waktu, shalat sunah rawatib, shalat malam, shalat dhuhah. Minta yang serius
kepada Allah. Mohon pertolongan Allah.

• Saat telah bekerja

Setelah dapat pekerjaan, syukuri pekerjaan itu. Jalankan dengan penuh amanah.
Secara berurutan dapat melakukan beberapa hal sebagai berikut: (1) Saat mau berangkat
kerja jangan lupa membaca doa: bismillahi tawakkaltu ‘alallohi la haula wala quwwata
illa billah. Niat yang baik dan mohon kebaikan dan pertolongan Allah. Pakai bahasa
Indonesia tidak apa-apa, (2) jalankan ibadah dengan baik di tempat kerja, shalat sunah
usahakan jangan ditinggalkan, termasuk shalat dhuha, (3) selesai pekerjaan ucapkan
alhamdulillah. Mohon kebaikan dan pertolongan Allah, (4) saat gajian syukuri nikmat

7
Allah. Jangan lupa sisihkan sebagian untuk sedekah, (5) beri teladan dan ajak rekan kerja
untuk meningkatkan ibadah kepada Allah.
2.5 Profil Prefesional Dengan Tauhid Yang Kokoh
Ajaran Islam sebagai agama universal sangat kaya akan pesan-pesan yang
mendidik bagi muslim untuk menjadi umat terbaik, menjadi khalifa, yang mengatur
dengan baik bumi dan se isinya. Pesan-pesan sangat mendorong kepada setiap muslim
untuk berbuat dan bekerja secara profesional, yakni bekerja dengan benar, optimal, jujur,
disiplan dan tekun.

Akhlak Islam yang di ajarkan olehNabiyullah Muhammad SAW, memiliki sifat-sifat


yang dapat dijadikan landasan bagi pengembangan profesionalisme. Ini dapat dilihat pada
pengertian sifat-sifat akhlak Nabi sebagai berikut :

• Sifat kejujuran (shiddiq). Kejujuran ini menjadi salah satu dasar yang paling penting
untuk membangun profesionalisme. Hampir semua bentuk uasha yang dikerjakan
bersama menjadi hancur, karena hilangnya kejujuran. Oleh karena itu kejujuran
menjadi sifat wajib bagi Rasulullah SAW. Dan sifat ini pula yang selalu di ajarkan oleh
islam melalui al-Qur’an dan sunah Nabi. Kegiatan yang dikembangkan di dunia
organisasi, perusahan dan lembaga modern saat ini sangat ditentukan oleh kejujuran.
Begitu juga tegaknya negara sangat ditentukan oleh sikap hidup jujur para
pemimpinnya. Ketika para pemimpinya tidak jujur dan korup, maka negara itu
menghadapi problem nasional yang sangat berat, dan sangat sulit untuk
membangkitkan kembali.
• Sifat tanggung jawab (amanah). Sikap bertanggung jawab juga merupakan sifat akhlak
yang sangat diperlukan untuk membangun profesionalisme. Suatu
perusahaan/organisasi/lembaga apapun pasti hancur bila orang-orang yang terlibat
di dalamnya tidak amanah.
• Sifat komunikatif (tabligh). Salah satu ciri profesional adalah sikap komunikatif dan
transparan. Dengan sifat komunikatif, seorang penanggung jawab suatu pekerjaan
akna dapat menjalin kerjasama dengan orang lain lebih lancar. Ia dapat juga
meyakinkan rekanannya untuk melakukan kerja sama atau melaksanakan visi dan misi

8
yang disampaikan. Sementara dengan sifat transparan, kepemimpinan di akses semua
pihak, tidak ada kecurigaan, sehingga semua masyarakat anggotanya dan rekan
kerjasamanya akan memberikan apresiasi yang tinggi kepada kepemimpinanny.
Dengan begitu, perjalanan sebuah organisasi akan berjalan lebih lanca, serta
mendapat dukungan penuh dari berbagai pihak.
• Sifat cerdas (fathanah). Dengan kecerdasannya seorang profesional akan dapat
melihat peluang dan menangkap peluang dengan cepat dan tepat. Dalam sebuah
organisasi, kepemimpina yang cerdas akan cepat dan tepat dalm memahami
problematikayang ada di lembaganya. Ia cepat memahami aspirasi anggotanya,
sehingga setiap peluang dapat segera dimanfaatkan secara optimal dan problem
dapat dipecahkan dengan cepat dan tepat sasaran

Disamping itu, masih terdapat pula nilai-nilai islamyang dapat mendasari


pengembangan profesionalisme, yaitu :

1) Bersikap positif dan berfikir positif (husnuzh zhan ). Berpikir positif akan
mendorong setiap orang melaksanakan tugas-tugasnya lebih baik. Hal ini
disebabkan dengan bersikap dan berfikir positif mendorong seseorang untuk
berfikir jernih dalam menghadapi setiap masalah. Husnuzh zhan tersebut,
tidak saja ditujukan kepada sesama kawan dalam bekerja, tetapi yang paling
utama adalah bersikap dan berfikir positif kepada Allah SWT. Dengan
pemikiran tersebut, seseorang akan lebih lebih bersikap objektif dan
optimistik. Apabil ia berhasil dalm usahanya tidak menjadi sombong dan lupa
diri, dan apabila gagal tidak mudah putus asa, dan menyalahkan orang lain.
Sukses dan gagl merupakan pelajaran yang harus diambil untuk menghadapi
masa depan yang lebih baik, dengan selalu bertawakal kepada Allah SWT.
2) Memperbanyak shilaturahhim. Dalam Islam kebiasaan shilaturrahim
merupakan bagian dari tanda-tanda keimanan. Namun dalam dunia profesi,
shilaturahhim sering dijumpai dalam bentuk tradisi lobi. Dalam tradisi ini akan
terjadi saling belajar.

9
3) Disiplin waktu dan menepati janji. Begitu pentingnya disiplin waktu, al-Qur’an
menegaskan makna waktu bagi kehidupan manusia dalam surat al-Ashr, yang
diawali dengan sumpah ”Demi Waktu”. Begitu juga menepati janji, al-Qur’an
menegaskan hal tersebut dalam ayat pertama al-Maidah, sebelum memasuki
pesan-pesan penting lainnya.
4) Bertindak efektif dan efisien. Bertindak efektif artinya merencanakan ,
mengerjakan dan mengevaluasi sebuah kegitan dengan tepat sasaran.
Sedangkan efisien adalah penggunaan fasilitas kerja dengan cukup, tidak
boros dan memenuhi sasaran, juga melakukan sesuatu yang memang
diperlukan dan berguna. Islam sangat menganjurkan sikap efektif dan efesien.
5) Memberikan upah secara tepat dan cepat. Ini sesuai dengan Hadist Nabi, yang
mengatakan berikan upah kadarnya, akan mendorong seseorang pekerja atau
pegawai dapat memenuhi kebutuhan diri dan keluarganya secara tepat pula.
Sementara apabila upah ditunda, seorang pegawai akan bermalas-malas
karena dia harus memikirkan beban kebutuhannya dan merasa karya-
karyanya tidak dihargai secara memadai.

10
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan penjelasan tentang Implementasi Tauhid Dalam Hidup Profesi,


Untuk mencukupi kebutuhan dunia maka manusia menjalani berbagai profesi sesuai
dengan pengetahuan dan keterampilan yang mereka milik. Semua profesi
diperbolehkan, asalkan tidak bertentangan dengan ajaran Islam. Karenaya, penting
bagi seorang muslim dalam mencari dan menjalani profesinya untuk memahami dan
menerapkan prinsip dasar ajaran Islam sehingga ia mendapatkan solusi terbaik dan
dapat menjalani dunia profesi sesuai dengan ajaran Islam. Mulai dari Tantang Tauhid
Dalam Dunia Hidup Profesi. Tauhid Sebagai Fondasi Hidup, Allah menyuruh kita
untuk menjalani kehidupan secara seimbang, antara dunia dan akhirat.

3.2 Saran

Sebagai seorang muslim, kita dituntut untuk merealisasikan tauhid dalam


kehidupan kita sehari-hari, karena tauhid merupakan ajaran dasar Islam yang di
atasnya dibangun syariat-syariat agama. Menurut bahasa, tauhid adalah Bahasa Arab
yang berarti mengesakan atau menganggap sesuatu itu esa atau tunggal. Dalam
ajaran Islam, yang dimaksud dengan tauhid adalah keyakinan akan keesaan Allah swt.
Sebagai Tuhan yang telah menciptakan, memelihara, dan menentukan segala sesuatu
yang ada di alam ini. Keyakinan seperti ini dalam ajaran tauhid disebut
dengan Rubūbiyyah. Sebagai konsekuensi dari keyakinan ini, kita dituntut untuk
melaksanakan ibadah hanya tertuju kepada Allah swt. Dengan kata lain hanya Allah
yang berhak disembah dan diibadati. Keyakinan ini disebut dengan Ulūhiyyah. Kedua
ajaran tauhid ini (yakni Rubūbiyyah dan Ulūhiyyah) harus kita jadikan bagian dari
hidup dan kehidupan kita, dalam menghadapi berbagai keadaan, baik dalam
menghadapi hal-hal yang menyenangkan karena memperoleh nikmat atau dalam
menghadapi hal-hal yang menyedihkan, karena ditimpa oleh musibah.

11
DAFTAR PUSTAKA

http://web.ipb.ac.id/~kajianislam/pdf/Prof.pdf

http://kuliahaika.com/2018/07/04/implementasi-tauhid-dalam-dunia-profesi/

http://id.scribd.com/presentation/477655382/AQIDAH-TANTANGAN-TAUHID-
DALAM-DUNIA-PROFESI

12

Anda mungkin juga menyukai