Disusun Oleh :
Kelompok 2 – 2A
Julia Aulia Rahmah 2002055012
Muhammad Raja Reivan Rivaldi 2002055040
Atina Sabila Rahmah 2002055050
Turing Dyah Andayani 2002055058
JAKARTA
2021
Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga makalah aqidah yang berjudul “Implementasi Tauhid Dalam Dunia
Profesi” dapat terselesaikan dengan baik dan tepat waktu. Sholawat serta salam tak lupa kami
haturkan kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW dan para sahabatnya, yang telah
memberikan tauladan baik sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Tak lupa kami sampaikan
terimakasih yang setinggi-tingginya untuk dosen pembimbing kami Ibu Ade Putri Mulya, M.PD.I
yang telah memberikan kami bimbingan, dorongan, sekaligus motivasi dalam penyusunan
makalah ini sehingga dapat terselesaikan dengan baik.
Kami menyadari, makalah yang kami buat jauh dari sempurna dan masih banyak
kekurangan. Oleh sebab itu, kritik dan saran dari pembaca sangat kami harapkan guna
menghasilkan makalah yang lebih baik. Kami juga berharap, makalah mengenai “Implementasi
Tauhid Dalam Dunia Profesi” dapat bermanfaat dan memberikan inspirasi bagi pembaca.
Kami berharap dengan adanya makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita semua
untuk lebih memahami mengenai “Implementasi Tauhid Dalam Dunia Profesi” Tidak hanya
memahami tetapi juga mengamalkannya dalam kehidupan sebagai seorang muslim.Akhirul kalam,
kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna serta masih banyak kekurangan
didalamnya. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran untuk memperbaiki di masa
yang akan datang.
Penulis
i
Daftar Isi
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
dan problematika. Kita tahu mencari pekerjaan tidak selalu mudah, berbisnis atau
menciptakan pekerjaan sendiri juga penuh dengan tantangan. Setelah dapat pekerjaan juga
tak jarang kita dihadapkan oleh banyak masalah. Mulai dari gaji kecil, tempat kerja tidak
nyaman, bos yang otoriter, pekerjaan yang menumpuk, dan seterusnya.
Begitu juga bagi yang bekerja mandiri, berbisnis, bertani, atau apapun. Di sana ia
juga tak lepas dari masalah. Terkadang manusia berkutat dengan problematika ini sampai-
sampai menagalhkan urusan yang lebih utama yang justru menjadi sumber solusi, yaitu
beribadah kepada Allah. Sayangnya, bagi yang sukses pun juga tak jarang menghadapi
masalah. Banyaknya harta yang ia punya jika tidak tau cara membelanjakannya sesuai
dengan ajaran Islam juga bisa jadi masalah tersendiri. Karena itulah kita butuh suatu
panduan dalam menjalani dunia profesi. Panduan yang diajarkan oleh Rasululullah SAW.
Panduan yang berasalah dari Allah SWT, Sang Penguasa Kehidupan ini.
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu Mata Kuliah
Aqidah dengan tema “Implementasi Tauhid Dalam Dunia Profesi” , serta mengenal
lebih dalam mengenai kepercayaan-kepercayaan dalam kehidupan manusia.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Orang Islam harus giat bekerja dan berdoa. Ikhitar dan tawakal. Allah
menyuruh kita untuk menjalani kehidupan secara seimbang, antara dunia dan
akhirat.
ْ ُّ َ َ َ َ َ ْ َ َ َ َ َ َ ْ َ َّ ُ َ َ َ َ ه َْ
يبك ِمن الدن َياَوابت ِغ ِفيما آتاك اَّلل الدار اْل ِخرة وَل تنس ن ِص
“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan)
negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan)
duniawi” (QS. Al Qashshash: 77).
Pada ayat di atas Allah memperingatkan kita agar menyiapkan dengan serius
masa depan kehidupan kita di akhirat. Tapi kita tidak boleh juga melalaikan
kehidupan dunia. Kita harus semangat bekerja, semangat berikhtiar sesuai dengan
apa yang kita bisa.
Namun demikian, upaya kita dalam mencari dunia jangan sampai melalaikan
yang utama, yaitu mempersiapkan akhirat. Pekerjaan dunia adalah perantara untuk
menggapai akhirat.
Di sela-sela pekerjaan kita, kita tak boleh melalaikan ibadah. Bahkan ibadah
itulah yang harus menjadi fokus kita. Pekerjaanpun harus kita niatkan ibadah. Banyak
orang yang mengejar-ngejar dunia sampai melalaikan Allah. Sampai melalaikan
ibadah. Kalau sudah begini, maka yang ia dapat adalah kelelahan dan rasa capek yang
tak berujung. Masalah yang tak kunjung habis. Pekerjaan dan banyaknya uang yang
ia punya sama sekali tak membuatnya bahagia.
4
Karena salah dalam menjalani akitivitas. Dunia yang mestinya dijadikan
nomor dua malah dijadikan nomor satau sampai melalaikan ibadah kepada Allah. Dia
tak pernah melibatkan Allah dalam kehidupannya sehingga hidupnya penuh masalah.
Terlalu semangat pada urusan dunia tapi santai bahkan mengabaikan urusan ibadah.
Padahal seharusnya yang nomor satu itu ibadah, urusan kepada Allah. Setelah
itu baru urusan dunia. Inilah tips yang diajarkan Allah. Ini ditegaskan dalam beberapa
ayatNya:
“Wahai orang yang beriman, apabila kalian diseru untuk menunaikan sholat Jum’at,
maka berlarilah kalian mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli.” (QS. Al-Jum’ah :
9)
“Dan bersegeralah kamu menuju ampunan dari Tuhanmu dan menuju surga…” (QS. Ali
Imron : 133)
5
1) Niat
Profesi yang kita jalani harus kita naitkan karena Allah, niat ibadah. Kita bekerja
bukan semata-mata termotivasi oleh kebutuhan-kebutuhan dunia. Tapi karena
menjalankan perintah Allah. Semua kita kerjakan karena Allah. Karena itulah dari awal
mencari pekerjaan hingga saat menjalani pekerjaan itu semuanya mesti dalam koridor
dan batasan-batasan aturan Allah.
Semua pekerjaan mulia. Asalkan bukan pekerjaan yang haram. Profesi yang kita
jalani tentunya juga profesi yang halal menurut Allah. Bidang pekerjaan yang kita jalani
haruslah bidang pekerjaan yang tidak dilarang dalam Islam. Seringkali kita memilih-milih
pekerjaan yang terkadang malah menyulitkan kita. Mmeilih boleh. Tapi jangan sampai
kita menjadi penangguran hanya karena memilih pekerjaan yang sulit kita dapatkan.
Sesibuk apa pun pekerjaan kita, kita tak boleh melalaikan Allah. Ibadah harus tetap
menjadi nomor satu. Sebab, pada hakikatnya, bos kita yang sesungguhnya adalah Allah.
Karenanya, datang dan lapor kepadaNya harus menjadi prioritas. Jangan lalaikan shalat
diantara pekerjaan kita. Jadikan waktu shalat sebagai jeda istirahat sekaligus konsultasi
kepada Allah.
6
5) Turut berdakwah
Berdakwah adalah tugas setiap muslim. Oleh karena itu di mana pun kita harus
turut berdakwah menebarkan kebaikan. Dengan memperbaiki diri sendiri kemudian
menjadi teladan bagi orang lain kita juga sudah termasuk berdakwah. Ajaklah rekan kerja
Anda untuk semakin dekat kepada Allah.
Mungkin anda sekarang masih menempuh studi. Atau sedang cari pekerjaan.
Maka di sini prinsip kunci: jangan berhenti berusaha. Berpikir, bertindak, berdoa. Itu tiga
hal yang harus dilakukan. Berpikir: misalnya mau ngelamar ke mana, mau usaha apa, apa
keterampilan yang saya bisa, dan seterusnya. Bertindak adalah melakukan apa yang telah
anda pikirkan. Apa yang telah anda rancang. Kuncinya, boleh pilih pekerjaan. Tapi jangan
menyulitkan sehingga kita diam terlalu lama. Lakukan apa saja yang kita bisa. Yang
sederhana-sederhana saja. Tugas kita adalah berusaha. Lalu berdoa: perbaiki shalat.
Sahalat lima waktu, shalat sunah rawatib, shalat malam, shalat dhuhah. Minta yang serius
kepada Allah. Mohon pertolongan Allah.
Setelah dapat pekerjaan, syukuri pekerjaan itu. Jalankan dengan penuh amanah.
Secara berurutan dapat melakukan beberapa hal sebagai berikut: (1) Saat mau berangkat
kerja jangan lupa membaca doa: bismillahi tawakkaltu ‘alallohi la haula wala quwwata
illa billah. Niat yang baik dan mohon kebaikan dan pertolongan Allah. Pakai bahasa
Indonesia tidak apa-apa, (2) jalankan ibadah dengan baik di tempat kerja, shalat sunah
usahakan jangan ditinggalkan, termasuk shalat dhuha, (3) selesai pekerjaan ucapkan
alhamdulillah. Mohon kebaikan dan pertolongan Allah, (4) saat gajian syukuri nikmat
7
Allah. Jangan lupa sisihkan sebagian untuk sedekah, (5) beri teladan dan ajak rekan kerja
untuk meningkatkan ibadah kepada Allah.
2.5 Profil Prefesional Dengan Tauhid Yang Kokoh
Ajaran Islam sebagai agama universal sangat kaya akan pesan-pesan yang
mendidik bagi muslim untuk menjadi umat terbaik, menjadi khalifa, yang mengatur
dengan baik bumi dan se isinya. Pesan-pesan sangat mendorong kepada setiap muslim
untuk berbuat dan bekerja secara profesional, yakni bekerja dengan benar, optimal, jujur,
disiplan dan tekun.
• Sifat kejujuran (shiddiq). Kejujuran ini menjadi salah satu dasar yang paling penting
untuk membangun profesionalisme. Hampir semua bentuk uasha yang dikerjakan
bersama menjadi hancur, karena hilangnya kejujuran. Oleh karena itu kejujuran
menjadi sifat wajib bagi Rasulullah SAW. Dan sifat ini pula yang selalu di ajarkan oleh
islam melalui al-Qur’an dan sunah Nabi. Kegiatan yang dikembangkan di dunia
organisasi, perusahan dan lembaga modern saat ini sangat ditentukan oleh kejujuran.
Begitu juga tegaknya negara sangat ditentukan oleh sikap hidup jujur para
pemimpinnya. Ketika para pemimpinya tidak jujur dan korup, maka negara itu
menghadapi problem nasional yang sangat berat, dan sangat sulit untuk
membangkitkan kembali.
• Sifat tanggung jawab (amanah). Sikap bertanggung jawab juga merupakan sifat akhlak
yang sangat diperlukan untuk membangun profesionalisme. Suatu
perusahaan/organisasi/lembaga apapun pasti hancur bila orang-orang yang terlibat
di dalamnya tidak amanah.
• Sifat komunikatif (tabligh). Salah satu ciri profesional adalah sikap komunikatif dan
transparan. Dengan sifat komunikatif, seorang penanggung jawab suatu pekerjaan
akna dapat menjalin kerjasama dengan orang lain lebih lancar. Ia dapat juga
meyakinkan rekanannya untuk melakukan kerja sama atau melaksanakan visi dan misi
8
yang disampaikan. Sementara dengan sifat transparan, kepemimpinan di akses semua
pihak, tidak ada kecurigaan, sehingga semua masyarakat anggotanya dan rekan
kerjasamanya akan memberikan apresiasi yang tinggi kepada kepemimpinanny.
Dengan begitu, perjalanan sebuah organisasi akan berjalan lebih lanca, serta
mendapat dukungan penuh dari berbagai pihak.
• Sifat cerdas (fathanah). Dengan kecerdasannya seorang profesional akan dapat
melihat peluang dan menangkap peluang dengan cepat dan tepat. Dalam sebuah
organisasi, kepemimpina yang cerdas akan cepat dan tepat dalm memahami
problematikayang ada di lembaganya. Ia cepat memahami aspirasi anggotanya,
sehingga setiap peluang dapat segera dimanfaatkan secara optimal dan problem
dapat dipecahkan dengan cepat dan tepat sasaran
1) Bersikap positif dan berfikir positif (husnuzh zhan ). Berpikir positif akan
mendorong setiap orang melaksanakan tugas-tugasnya lebih baik. Hal ini
disebabkan dengan bersikap dan berfikir positif mendorong seseorang untuk
berfikir jernih dalam menghadapi setiap masalah. Husnuzh zhan tersebut,
tidak saja ditujukan kepada sesama kawan dalam bekerja, tetapi yang paling
utama adalah bersikap dan berfikir positif kepada Allah SWT. Dengan
pemikiran tersebut, seseorang akan lebih lebih bersikap objektif dan
optimistik. Apabil ia berhasil dalm usahanya tidak menjadi sombong dan lupa
diri, dan apabila gagal tidak mudah putus asa, dan menyalahkan orang lain.
Sukses dan gagl merupakan pelajaran yang harus diambil untuk menghadapi
masa depan yang lebih baik, dengan selalu bertawakal kepada Allah SWT.
2) Memperbanyak shilaturahhim. Dalam Islam kebiasaan shilaturrahim
merupakan bagian dari tanda-tanda keimanan. Namun dalam dunia profesi,
shilaturahhim sering dijumpai dalam bentuk tradisi lobi. Dalam tradisi ini akan
terjadi saling belajar.
9
3) Disiplin waktu dan menepati janji. Begitu pentingnya disiplin waktu, al-Qur’an
menegaskan makna waktu bagi kehidupan manusia dalam surat al-Ashr, yang
diawali dengan sumpah ”Demi Waktu”. Begitu juga menepati janji, al-Qur’an
menegaskan hal tersebut dalam ayat pertama al-Maidah, sebelum memasuki
pesan-pesan penting lainnya.
4) Bertindak efektif dan efisien. Bertindak efektif artinya merencanakan ,
mengerjakan dan mengevaluasi sebuah kegitan dengan tepat sasaran.
Sedangkan efisien adalah penggunaan fasilitas kerja dengan cukup, tidak
boros dan memenuhi sasaran, juga melakukan sesuatu yang memang
diperlukan dan berguna. Islam sangat menganjurkan sikap efektif dan efesien.
5) Memberikan upah secara tepat dan cepat. Ini sesuai dengan Hadist Nabi, yang
mengatakan berikan upah kadarnya, akan mendorong seseorang pekerja atau
pegawai dapat memenuhi kebutuhan diri dan keluarganya secara tepat pula.
Sementara apabila upah ditunda, seorang pegawai akan bermalas-malas
karena dia harus memikirkan beban kebutuhannya dan merasa karya-
karyanya tidak dihargai secara memadai.
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
11
DAFTAR PUSTAKA
http://web.ipb.ac.id/~kajianislam/pdf/Prof.pdf
http://kuliahaika.com/2018/07/04/implementasi-tauhid-dalam-dunia-profesi/
http://id.scribd.com/presentation/477655382/AQIDAH-TANTANGAN-TAUHID-
DALAM-DUNIA-PROFESI
12