Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

METODE-METODE ILMIAH : SUBJEKTIVISME DAN OBJEKTIVISME

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Pada Mata Kuliah

“Filsafat Ilmu”

Dosen Pengampu:

Mukhamat Saini, S.Fil.I., M.A.

Disusun Oleh :

Ratna Mahliatus Sariroh (20230880101973)


Nur Afifaturrosyidah (20230880101967)
Khoirunnisa’ Nibras S. I. (20230880101969)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

JURUSAN TARBIYAH

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM MIFTAHUL ’ULA

NGLAWAK KERTOSONO NGANJUK

TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahiim

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji syukur kita ucapkan kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang Maha
Kuasa. Kepada-Nya juga kita sampaikan rasa syukur atas keleluasan ilmu dan
pikiran hingga mampu memahami sebagian dari ilmu-Nya. Sholawat serta salam
tidak lupa kita curahkan kepada Nabi Agung Nabi Muhammad Shalallaahu Alaihi
Wassalaam, kepada sanak saudara beliau, sahabat-sahabat beliau dan pengikut-
pengikut beliau yang senantiasa istiqomah menjalankan sunnah-sunnah beliau
hingga akhir zaman kelak. Aamiin Yaa Rabbal Aalamin.

Kami selaku penulis mengucapkan terima kasih kepada Dosen Pembimbing


Bapak Mukhamat Saini, S.Fil.I., M.A. selaku Dosen Pengampu mata kuliah Filsafat
Ilmu yang telah memberikan arahan serta bimbingan sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas ini dengan baik. tidak menutup kemungkinan terdapat
kesalahan dalam penulisan ini. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat
membangun sangat diperlukan demi kesempurnaan makalah ini.

Dengan demikian kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya


kepada semua pihak sehingga makalah ini dapat menambah wawasan dan ilmu
pengetahuan agama Islam.

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Kertosono, 1 November 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii

DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii

BAB I ...................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN .................................................................................................. 1

A. Latar Belakang ................................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................................... 1

BAB II .................................................................................................................... 3

PEMBAHASAN .................................................................................................... 3

A. Mengenal Subjektivisme dan Objektivisme ................................................ 3

1. Pengertian Subjektivisme ......................................................................... 3

2. Pengertian Objektivisme .......................................................................... 3

3. Pengetahuan Menurut Objektivisme ........................................................ 4

4. Sifat Objek ................................................................................................ 4

5. Jenis Objek ............................................................................................... 5

6. Syarat untuk Kebenaran Indrawi .............................................................. 5

B. Pengaruh Objetivisme dan Subjektivisme dalam Metode Ilmu Sosial ........ 6

1. Subjetivisme dalam Metode Ilmu Sosial .................................................. 6

2. Contoh Subjektivisme dalam Metode Ilmu Sosial ................................... 6

3. Objektivisme dalam Metode Ilmu Sosial ................................................. 7

BAB III ................................................................................................................... 9

PENUTUP .............................................................................................................. 9

A. Kesimpulan ..................................................................................................... 9

B. Saran ............................................................................................................... 9

iii
iv
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Ilmu pengetahuan adalah sesuatu yang bekerja untuk mencari pembenaran,


menciptakan konsep dan teori untuk menjadi landasan berpikir manusia supaya bisa
diterima oleh akal. Para ahli filsafat membagi teori kebenaran menjadi tiga teori
yaitu ontologi, epistemologi dan aksiologi. Hakikat ilmu pengetahuan sendiri dapat
kita pelajari dalam bab epistemologi yang mana teori tersebut berurusan dengan
hakikat dan lingkup pengetahuan. Di dalam epistemologi terdapat landasan yang
disebut dengan metode ilmiah, metode ilmiah adalah cara yang digunakan untuk
mendapat pengetahuan yang disebut ilmu, tidak semua pengetahuan disebut ilmiah,
pengetahuan ilmiah bisa disebut ilmu jika pengetahuan yang didapatkan melalui
metode ilmiah. Tetapi metode ilmiah harus tetap sejalan dengan dengan tiga teori
kebenaran yang telah disebutkan tadi. Oleh karena itu, dalam pembahasan makalah
ini, kami akan menyajikan pembahasan makalah di Kelas yang berjudul “Metode-
metode Ilmiah : Subjektivisme dan Objektivisme”, sehingga kita mengetahui
makna dan penjabaran yang sesungguhnya tentang filsafat ilmu dan menjadi tahu
keilmuan yang lebih rinci (detail) dalam pendidikan pemikiran para ilmuwan
Barat dan ilmuwan islam.

B. Rumusan Masalah

Dalam latar belakang di atas di atas terdapat beberapa rumusan masalah


sebagai berikut :

1. Apa Pengertian Subjekivisme dan Objektivisme?


2. Bagaimana Pengaruh Subjekivisme dan Objektivisme dalam Metode Ilmu
Sosial ?
3. Bagaimana tanggapan pakar tentang Subjekivisme dan Objektivisme
sebagai syarat ilmu pengetahuan ?

1
C. Tujuan Pembahasan

Dalam beberapa rumusan masalah yang disebutkan di atas terdapat


beberapa tujuan pembahasan sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui pengertian Subjekivisme dan Objektivisme


2. Untuk mengetahui Pengaruh Subjekivisme dan Objektivisme dalam Metode
Ilmu Sosial ?

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Mengenal Subjektivisme dan Objektivisme

1. Pengertian Subjektivisme

Menurut pandangan subjektivisme, pengetahuan dipahami sebagai


keyakinan yang dianut oleh individu. Subjektivisme sendiri merupakan
sebuah pandangan dalam memahami pengetahuan. Secara sederhana,
subjektivisme menekankan “pandangan pribadi”. Para penganut aliran
menganggap pengetahuan itu hanya pandangan personal dan pengetahuan itu
seperti “distandarkan” sebagai pandangan umum, atau kesepakatan atas
pandangan mayoritas.

Ciri-ciri Subjektivisme

a. Menggagas pengetahuan sebagai suatu keadaan mental yang khusus

b. Pengalaman subjektif sebagai titik tolak pengetahuan dari data indrawi


pribadi

c. Pengalaman bersifat personal, benar secara pasti dan meyakinkan

2. Pengertian Objektivisme

Objektivisme merupakan suatu pandangan yang menekankan bahwa


pengetahuan manusia mempuyai sifat dan ciri yang melampaui keyakinan
dan kesadaran individu. Tokoh penganut objektivisme adalah Popper,
Latatos, dan Karl Marx. Pengetahuan dianggap berada di luar pikiran
manusia. Maksudnya, suatu objek tetap ada walaupun lepas dari kesadaran
kita. Tolak ukur Objektivisme berada pada objek yang dinilai, tidak
tergantung pada subjek yang memahaminya. Secara sederhana, penganut

3
objektivisme menganggap ilmu pengetahuan itu tak bergantung pada cara
pandang personal, tapi ilmu pengetahuan itu benar” netral.1

Dalam Titus Smith Nolan menyatakan bahwa Objektivisme adalah


pandangan bahwa Objek dan kualitas yang kita ketahui dengan perantaraan
indera kita tidak berdiri sendiri, lepas dari kesadaran serta keadaan kita
terhadapnya.2

Tiga pandangan dasar Objektivisme yaitu sebagai berikut :

a. Kebenaran itu independen, terlepas dari pandangan subjektif

b. Kebenaran datang dari bukti faktual (bisa diamati)

c. Kebenaran hanya bisa disadari dari pengalaman indrawi

3. Pengetahuan Menurut Objektivisme

Pengetahuan sepenuhnya independen, terlepas dari keyakinan seseorang atau


kecenderungannya untuk menilai dan menggunakan suatu objek untuk bertindak.

4. Sifat Objek

Umum

Objek bersifat umum berarti objek yang sama dapat dipresepsikan oleh
pengamat yang jumlahnya tidak terbatas. Dalam kata lain, semua orang bisa
mengamati objek yang sama.

Permanen

Objek bersifat permanen berati tindakan presepsi tidak bisa mengubah


objek karena objek memiliki kualitas-kualitas yang sama yang disajikan
kepada presepsi. Objek bersifat tetap dan tidak akan pernah berubah. Contoh:
matahari panas.

1
Titus Smith Nolan. 2005. “Persoalan-persoalan Filsafat. Bandung: Bulan Bintang.
2
Titus Smith Nolan. 2005. “Persoalan-persoalan Filsafat. Bandung: Bulan Bintang, hlm. 218.

4
5. Jenis Objek

a. Objek umum, yaitu suatu objek yang dapat ditangkap oleh banyak indra.
Contohnya adalah kedalaman.

b. Objek khusus, yaitu suatu objek yang hanya dapat ditangkap oleh satu
indra. Contohnya adalah warna (ditangkap oleh indra pengelihatan)

6. Syarat untuk Kebenaran Indrawi

a. Objek harus sesuai dengan indra kita

b. Organ indra harus sehat dan normal agar dapat melakukan pengamatan

c. Harus ada medium, karena objek ditangkap melalui medium.

5
B. Pengaruh Objetivisme dan Subjektivisme dalam Metode Ilmu Sosial

1. Subjetivisme dalam Metode Ilmu Sosial

Subjektivisme adalah salah satu pemahaman yang berkembang di


masyarakat. Subjektivisme juga menjadi salah satu bentuk aliran di dalam
lingkup ilmu sosial. Paham ini memandang bahwa setiap individu yang ada di
masyarakat adalah individu yang unik.

Subjektivisme merupakan sebuah teori dalam filsafat yang mencoba untuk


menjelaskan fenomena sosial berdasarkan sudut pandang atau perasaan setiap
individu. Cara pandang masing-masing individu ini pun berbeda antara yang
satu dengan yang lainnya.

Subjektivisme adalah cara pandang yang berasal dari tiap-tiap individu. Hal
inilah yang membuat banyak orang memiliki sudut pandang berbeda antara satu
sama lain.

2. Contoh Subjektivisme dalam Metode Ilmu Sosial

Dalam buku Pendidikan Dalam Perspektif Teori-teori Ilmu Sosial, Jani


dan Agus Purwowidodo, (2023), dijelaskan bahwa pengertian Subjektivisme
adalah cara pandang sebuah fenomena sosial yang berbeda dari masing-masing
individu.

Cara pandang berbeda inilah yang menimbulkan respon atau tindakan


yang berbeda pula dari masing-masing individu terhadap masalah yang sedang
dihadapi. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Subjektivisme
diartikan sebagai paham yang menganggap bahwa setiap ilmu itu bersifat
subjektif.

Subjektif sendiri menurut pandangan (perasaan) sendiri atau tidak


langsung mengenai pokok atau jalannya. Ada banyak contoh paham
Subjektivisme dalam kehidupan sehari-hari.

6
Contoh : Budi memiliki pemikiran bahwa memberi uang lebih kepada kurir
paket adalah salah satu hal yang harus dilakukan ketika sedang menggunakan
jasa kurir. Pemikiran tersebut didasarkan pada masalah yang dibaca Budi.

Budi membaca bahwa kurir hanya menerima upah yang sangat kecil dalam
setiap paketnya. Pemikiran tersebut dipengaruhi oleh perasaan Budi yang
merasa iba atau kasihan karena dedikasi kurir tidak sebanding dengan
bayarannya.

Akan tetapi pikiran tersebut tidak disetujui oleh semua orang. Karena setiap
orang memiliki cara pandangnya masing-masing dalam menanggapi masalah
tersebut. Hal itulah yang dimaksud dengan paham subjektivisme dalam ilmu
sosial.

3. Objektivisme dalam Metode Ilmu Sosial

Objektivisme merupakan teori yang menggambarkan bahwa realitas sosial


hadir dari luar diri manusia bersifat empiris.

Objektivisme menekankan apa yang diluar manusia bukan hasil kreasi


manusia melainkan masyarakat lah yang membentuk pribadi manusia dan
kenyataan lahir dari dari persepsi dan hasil konstruksi cara pandang manusia.

Realitas terdiri atas kesadaran serta keadaan kesadaran tersebut, walaupun


tidak harus kesadaran kita dan keadaan akal kita.

Ahmad Tafsir menjelaskan bahwa objek pengetahuan sains (yaitu objek-


objek yang diteliti sains) ialah semua objek yang empiris.3Jujun S.
Suriassumantri (Filsafat Ilmu: Sebuah Pengantar Populer, menyatakan bahwa
Objek kajian sains hanyalah Objek yang berada dalam ruang lingkup pengalaman
di sinilah ialah pengalaman indera.4

3
Ahmad Tafsir. 2007. “Filsafat Ilmu: Mengurai Ontologi, Epistenologi dan Aksiologi
Pengetahuan”. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. hlm 7.
4
Ibid.

7
Ahmad Tafsir menyatakan yang menjadi objek pengetahuan mistik adalah
objek abstrak-supra-rasional, seperti alam gaib termasuk Tuhan, Malaikat, surga,
neraka, jin, dan lain-lain. Termasuk objek yang hanya dapat diketahui melalui
pengetahuan mistik ialah objek-objek yang tidak dapat dipahami oleh rasio,
yaitu objek-objek supranatural (supra-rasional), Contohnya : kebal, debus, pelet,
penggunaan jin, santet.5

H.A. Mustofa6 menyatakan Objek filsafat adalah menelaah hakikat tentang


Tuhan, tentang manusia dan tentang segala realitas yang Nampak dihadapan
manusia.

H. Sirajuddin Zar menyatakan bahwa objek bahasan filsafat terbagi menjadi tiga
bahasan pokok yaitu :

- Al-Wujud atau ontologi.

- Al-Ma‟rifat atau epistemologi.

- Al-Qayyim atau aksiologi.7

5
Ahmad Tafsir. 2007. “Filsafat Ilmu: Mengurai Ontologi, Epistenologi dan Aksiologi
Pengetahuan”. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, hlm. 27.
6
H. A. Mustofa. 2009. “Filsafat Islami”. Bandung: Pustaka Setia. 18-19).
7
H. Sirajuddin Zar. 2006. “Filsafat Islami”. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, hlm 6.

8
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pandangan Subjektivisme adalah pandangan yang sifatnya tergantung


personal individu, pandangan ini biasanya didasarkan oleh penglaman pribadi
individu dan pemikiran individu terhadap suatu hal. Menurut kaum subjektif dunia
tidak berjalan sesuai dengan aturan atau struktur terntentu melainkan sesuai caranya
sendiri yang tidak bisa kita pahami maupun tidak bisa dipahami oleh dirinya sendiri.
Disimpulkan subjektif adalah pandangan yang sifatnya berbeda tergantung
individu.

Pandangan objektivisme adalah pandangan yang menyatakan bahwa realitas


yang ada adalah nilai dirinya tanpa manuia menilai sekalipun, pandangan ini
menggabungkan beberapa aturan-aturan sehingga membentuk kebenaran yang
bersifat mutlak dan tidak dipengaruhi oleh pengamat.

B. Saran

Penulis menyadari bahwa makalah yang disusun ini masih terdapat banyak
kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran serta masukan yang sifatnya
membangun sangatlah kami harapkan untuk memperbaiki makalah ini agar lebih
baik kedepannya.

9
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Tafsir. 2007. “Filsafat Ilmu: Mengurai Ontologi, Epistenologi dan

Aksiologi Pengetahuan”. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

H. A. Mustofa. 2009. “Filsafat Islami”. Bandung: Pustaka Setia. 18-19).

H. Sirajuddin Zar. 2006. “Filsafat Islami”. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Titus Smith Nolan. 2005. “Persoalan-persoalan Filsafat. Bandung: Bulan Bintang

https://www.academia.edu/8562281/kaum_objektivis_dan_subjektivishttps://kum

paran.com/berita-terkini/pengertian-dan-contoh-subjektivisme-dalam-

kehidupan-20qF44hNg07/full

10

Anda mungkin juga menyukai