Anda di halaman 1dari 7

Pengertian Risalah Arti dan Pengertian nya : Secara

etimologis berasal dari kata Bahasa Arab, yang


mempunyai arti “yang dikirimkan, berita, pesan” .
Risalah dapat berarti tugas kerosulan dan ajaran dari
Allah SWT atau apa yang dibawakan oleh rosul dari
Allah SWT yang harus disampaikan kepada manusia.

Pengertian Risalah Risalah Muhammad berarti ajaran


yang dibawa nabiMuhammad SAW. Risalah tersebut
dapat berupa prinsip hidup, Moral, Ibadah, Aqidah
untuk mengatur kehidupan manusia agar terwujud
kebahagiaan di dunia dan akhirat Dalam risalah yang
dibawakan oleh nabi Muhammad SAW, memuat segala
aspek kehidupan manusia, sebagai penyempurna
risalah yang dibawa nabi sebelumnya .

Allah berfirman dalam surat al-a’raf ayat 144: Kata ar-


risalah dalam bahasa arab bermakna penyerahan
dengan perintah tertentu. Sedangkan orang yang
mengikuti berita yang diperintahkan kepadanya atau
menjalankan apa yang diperintahkan pengutusnya
disebut sebagai rasul. Sehingga seorang rasul lebih
popular dengan ucapan sang pembawa risalah. Kalau
kita melihat kedalam al-qur’an dari segi makna
pemilihan risalah, allah berfirman kepada musa a.s
seraya memberitahukan kepadanya bahwa Allah telah
memilihnya dari sekian banyak hambanya untuk
mengemban risalah dan menyampaikanya kepada
kaumnya. Allah berfirman dalam surat al-a’raf ayat
144:

Pengertian nabi dan rasul Secara umum pengertian


Nabi adalah seorang laki-laki yang mendapat wahyu
dari Allah untuk dirinya sendiri dan tidak wajib untuk
menyebarkan wahyu tersebut kepada umatnya.
Sedangkan pengertian Rasul adalah seorang laki-laki
yang mendapat wahyu dari Allah untuk dirinya sendiri
dan wajib menyebarkan ajaran yang terdapat dalam
wahyu tersebut kepada umatnya. Sedangkan kata rasul
juga terambil atau berakar dari kata yang sama yaitu
Ra-Sin-Lam ( ‫ ل‬-‫ س‬-‫ )ر‬kata yang berakar Ra-Sin-Lam
terdapat 513 kali di dalam al-qur’an dengan berbagai
bentuk, 442 kali lainnya berkaitan dengan kerasulan
pernyataan pokok-pokok dari sejumlah ayat tersebut
misalnya dalam surat yunus: 47, an-nisa’: 164.

Persamaan sifat Nabi dan Rasul Persamaan Sifat Nabi


dan Rasul Perbedaan Nabi dan Rasul Meskipun
perbedaan Nabi dan Rasul sangat jelas seperti yang
sudah dibahas di atas, namun keduanya ternyata
memiliki beberapa persamaan. Persamaan Nabi dan
Rasul terdapat pada beberapa sifat yang dimilikinya,
yaitu : Siddiq (benar), artinya segala apa yang
diucapkan dan dilakukan oleh para Nabi dan Rasul
adalah hal yang benar. Amanah (dapat dipercaya),
artinya untuk mengemban suatu perintah dakwah,
Nabi dan Rasul merupakan orang-orang yang dapat
dipercaya. Fathanah (cerdas), Nabi dan Rasul adalah
orang-orang yang cerdas, pintar, lagi pandai dalam
banyak hal. Tabligh (menyampaikan), artinya nabi dan
rasul mengemban suatu perintah dakwah, yaitu untuk
menyampaikan risalah yang diembannya kepada
uamatnya.

AULIYA DAN ULAMA Aulia menurut pengertian Alquran


diartikan sebagai pemimpin, pelindung, dan penolong,
diambil dari kata"wali". Dalam pengertian yang umum
kata"Aulia" sebagai bentuk jamak dari kata"wali"
diartikan dengan pengertian khusus, yaitu orang-orang
yang dianggap mempunyai kelebihan-kelebihan khusus
di bidang agama dan perjuangan agama. Mungkin
perkataan wali yang digunakan seperti dalam kata Wali
Songo diambil dari pengertian ini.
Ulama merupakan bentuk jama' dari kata"alim",
artinya orang mengetahui, atau orang yang berilmu
pengetahuan. Dalam pengertian ini yang termasuk
dalam perkataan"ulama" adalah para sarjana dan para
cendekiawan muslim dan non muslim. Kata"ulama"
dapat mencakup setiap ahli ilmu, bukan hanya yang
memahami dan menguasai ilmu-ilmu agama. Namun
yang populer dan berlaku di Indonesia kata"ulama"
mempunyai pengertian ahli di bidang ilmu ke-Islam-an
saja.

Perhatikan penjelasan Alquran di bawah ini Perhatikan


penjelasan Alquran di bawah ini. Penjelasan surat Asy-
Syu'araa(26), ayat 197 dalam konteks pembicaraan
Alquran yang kebenaran kandungannya telah diakui
oleh ulama Bani Israel. Sedang surat faathir(35), ayat
27 konteks ajaran Alquran untuk memperhatikan
turunnya hujan dari langit, beraneka ragam buah-
buahan, gunung, bintang dan manusia yang kemudian
diakhiri dengan,"sesungguhnya yang takut kepada
Allah di antara hamba-hambaNya hanyalah Ulama(Q.S.
35:28). Menurut Prof. M. Quraish Shihab, pakar di
bidang Tafsir, ayat ini menggambarkan bahwa yang
dinamakan ulama adalah orang-orang yang memiliki
pengetahuan tentang ayat-ayat Allah yang bersifat
Kauniyah(fenomena alam). Berdasarkan kedua ayat di
atas dapat diambil kesimpulan, bahwa yang dimaksud
dengan ulama ialah orang-orang yang mempunyai
pengetahuan tentang ayat-ayat Allah, baik yang
bersifat Kauniyah maupun Qur'aniyyah..

Ulama (jama' dari orang alim), Ulama bisa dibilang


Ulama bila dia telah memahami 3 hal : Ilmu Syariat,
Ilmu Thariqat, Ilmu Haqeqat. Sesungguhnya ulama
telah disebutkan di dalam Al-Qur'an dan Hadits Nabi
SAW bahwa Allah SWT akan mengangkat orang-orang
yang beriman dan orang-orang yang berilmu. Nabi
SAW bersabda : "Ulama warisannya para nabi" dan
Nabi SAW bersabda yang diriwayatkan dari Ibnu
Mas'ud : "Wahai Ibnu Mas'ud, duduknya kamu satu
jam di majlisnya orang alim, tidak memegang pena
atau pulpen dan tidak menulis satu huruf pun maka
lebih baik kamu daripada kamu memerdekakan seribu
orang budak, dan melihatnya kamu ke wajah orang
alim, maka lebih baik kamu dari pada kamu
menyedekahkan seribu kuda di jalan Allah SWT dan
mencium tangannya orang alim, maka lebih baik kamu
dari pada kamu beribadah seribu tahun“.
Berkata Nabi SAW : "Satu orang ahli ilmu seperti ulama
yang waro (apik) lebih ditakutkan syaiton dari pada
seribu orang ahli ibadah yang bersungguh-sungguh
tetapi dia bodoh". Berkata Nabi SAW : "Barang siapa
yang mencari ilmu kepada seorang ulama maka Allah
akan mengampuni dosanya sebelum dia melangkah".
Berkata Nabi SAW : "Barang siapa yang memandang
kepada seorang alim dengan memandang pandangan
gembira, maka Allah SWT menjadikan pandangannya
dengan Allah menciptakan para Malaikat yang khusus
untuk memintakan ampun kepada Allah untuk orang
yang memandang ulama“.

Berkata Nabi SAW : "Barang siapa yang memuliakan


orang alim, maka dia telah memuliakan aku, dan
barang siapa yang telah memuliakan aku, maka dia
telah memuliakan Allah, barang siapa yang telah
memuliakan Allah maka tempatnya adalah di syurga".
Berkata Nabi SAW : "Tidurnya orang alim lebih baik
dari pada ibadahnya orang jahil atau bodoh".

Anda mungkin juga menyukai