Anda di halaman 1dari 41

KONSEP SAKIT DALAM

ISLAM
Konsep Sakit
 Maridl (Sakit) dan syifa’ (Sembuh)
 Dalam QS. Al-Syu`ara’ : 80‫شفِين‬
ِ ْ ‫ َوإِ َذا َم ِرضْ ُت َ ف ُه َو َ ي‬yang artinya,
“apabila aku sakit, Dialah Yang menyembuhkan aku“,
 Sakit dikaitkan dengan manusia, sedangkan syifa’
(kesembuhan) diberikan pada manusia dengan disandarkan
pada Allah swt.
 Apabila obatnya itu mengenai penyakitnya sehingga
memperoleh kesembuhan, maka kesembuhannya itu adalah
atas ijin dari Allah swt. Dalam hadis Nabi yang diriwayatkan
oleh Jabir dari Nabi saw bersabda:
َّ ‫يب َد َوا ُء ال َّدا ِء بَ َرأَ بِإ ِ ْذ ِن هَّللا ِ َع َّز َو َج‬
  ‫ل‬ َ ‫ص‬ِ ُ‫ لِ ُك ِّل َدا ٍء َد َوا ٌء فَإ ِ َذا أ‬.  -
Setiap penyakit pasti ada obatnya, apabila obatnya itu
digunakan untuk mengobatinya, maka dapat memperoleh
kesembuhan atas ijin Allah swt
Makna Sakit (fisik)
 Sakit adalah gangguan dalam fungsi normal individu
sebagai totalitas termasuk keadaan organisme sebagai
sistem biologis dan penyesuaian sosialnya.(Menurut
Pemons, 1972)
 Sakit adalah sebagai suatu keadaan yang tidak
menyenangkan yang menimpa seseorang sehingga
seseorang menimbulkan gangguan aktivitas sehari-hari
baik itu dalam aktivitas jasmani, rohani dan sosial.
(Menurut Perkins)
 Sakit sebagai suatu keadaan dari badan atau sebagian
dari organ badan dimana fungsinya terganggu atau
menyimpang. (Menurut Oxford English Dictionary)
Sakit dan Kehidupan Manusia
 Kondisi sehat dan kondisi sakit adalah dua kondisi yang
senantiasa dialami oleh setiap manusia.
 Allah SWT tidak akan menurunkan suatu penyakit apabila
tidak menurunkan juga obatnya, sebagaimana hadis yang
diriwayatkan oleh  Abu Hurairah ra dari Nabi saw
bersabda: ‫ َما َأ ْن َز َل ُهَّللا َدا ًء ِ إاَّل َأ ْن َز َل َ ل ُه ِشفَا ًء‬ -Allah swt tidak
menurunkan sakit, kecuali juga menurunkan obatnya (HR 
Bukhari).
 Walaupun sakit merupakan satu kondisi yang tidak
mengenakkan, seorang muslim harus meyakini bahwa
sakit tidak selalu berkaitan dengan hal negatif.
 Sakit dapat bernilai pahala juga bernilai siksaan dari Allah
Swt
Hikmah Sakit
1. Menghapus Dosa; Rasulullah Saw bersabda: “Tiada
seorang mu’min yang rasa sakit, kelelahan
(kepayahan), diserang penyaki tatau kesedihan
(kesusahan) sampai duri yang menusuk (tubuhnya)
kecuali dengan itu Allah menghapus dosa-dosanya”
(HR. Bukhari).
2. Tetap Mendapatkan Pahala Dari Amal Kebaikan Yang
Biasa Dilakukannya Diwaktu Sehat. Rasulullah Saw
bersabda: “Apabila salah seorang hamba sakit atau
bepergian (safar), maka Allah mancatat pahalanya
seperti pahala amal yang dikerjakannya sewaktu ia
tidak bepergian atau sehat.” (HR. Bukhari).
3. Memperoleh Pahala Kebaikan; Rasulullah Saw
bersabda:“Tiada seorang muslim tertusuk duri atau
yang lebih dari itu, kecuali Allah mencatat baginya
kebaikan dan menghapus darinya dosa.” (HR.
Bukhari)
4. Memperoleh Derajat Yang Tinggi di Sisi Allah SWT;
Rasulullah saw bersabda: “Seorang hamba memiliki
suatu derajat di surga. Ketika dia tidak dapat
mencapainya dengan amal-amal kebaikannya,
maka Allah menguji dan mencobanya agar dia
dapat mencapai derajat itu.” (HR. Thabrani)
5. Memperoleh Ganjaran Berupa Surga;
Rasulullah saw bersabda: “Apabila Aku
menguji hamba-Ku dengan membutakan
kedua matanya dan dia bersabar, maka
Aku ganti kedua matanya itu dengan
surga.” (HR. Ahmad)
6. Sakit dapat menjadi jalan agar kita selalu
ingat pada Allah. 
7. Sakit membuat orang tahu manfaat sehat
Sakit sebagai ujian
 Ujian ibtila' secara bahasa berarti ikhtibar
(penyelidikan) dan imtihan (percobaan), baik
berupa kesulitan maupun kesenangan, kebaikan
maupun keburukan.
 Sasaran: hamba-Nya yang beriman dan beramal
shaleh.
 Tujuan: supaya hamba yang diicintai Allah ini
mendapat suatu peningkatan derajat keimanan
yang lebih tinggi
 Firman-Nya dalam Surat Al-Anbiya ayat 35,
 َ ‫َونَ ْبلُو ُكم بِال َّش ِّر َو ْال َخي ِْر فِ ْتنَةً َوإِلَ ْينَا تُرْ َجع‬
‫ُون‬
Sakit sebagai musibah
 Musibah: identik dengan teguran atau peringatan yang
sudah menjadi ketentuan Allah, terjadi karena
kesalahan yαng kita perbuat.
 Sasaran: Mukmin
 Tujuan: memperingatkan dan mengukur kualitas
keimanan
 Firman Allah dalam surat An-Nisaa ayat 79,
 َ ‫ك ِمن َسيِّئَ ٍة فَ ِمن نَّ ْف ِس‬
‫ك‬ َ َ‫ك ِم ْن َح َسنَ ٍة فَ ِم َن هّللا ِ َو َما أ‬
َ َ‫صاب‬ َ َ‫َّما أ‬
َ َ‫صاب‬
 Artinya: “Apa saja nikmat yang kamu peroleh adalah
dari Allah, dan apa saja bencana yang menimpamu,
maka dari (kesalahan) dirimu sendiri.” (QS. An-Nisaa:
79)
Sakit sebagai azab
 Azab Allah yang diberikan kepada orang-
orang kafir, baik di dunia maupun akhirat.
 َ ‫ب اأْل َ ْكبَ ِر لَ َعلَّهُ ْم يَرْ ِجع‬
‫ُون‬ ِ ‫ون ْال َع َذا‬
َ ‫ب اأْل َ ْدنَى ُد‬
ِ ‫َولَنُ ِذيقَنَّهُ ْم ِم َن ْال َع َذا‬
 Artinya: “Dan Sesungguhnya kami merasakan
kepada mereka sebahagian azab yang dekat
(di dunia) sebelum azab yang lebih besar (di
akhirat), mudah-mudahan mereka kembali (ke
jalan yang benar).” (QS. As Sajadah : 21)
Parameter azab, musibah/ ujian dari sakit

Untuk melihat kedudukan sakit dengan


menghubungkan pada:
1. Perbuatan yang telah berlalu
2. Ibadah
3. doa
Sumber-sumber Penyakit
 Secara umum, sumber penyakit dapat
diklasifikasi pada dua sumber:
1. Sumber penyakit yang berasal dari
sesuatu yang bersifat medis/fisik
2. Sumber penyakit yang berasal dari
sesuatu yang bersifat non medis/ non-
fisik=psikologis/kejiwaan
Sumber penyakit fisik
 Sumber penyakit berasal dari empat macam
yakni:
1. toksid (racun) yang tertimbun dalam tubuh,
2. ketidakseimbangan suhu badan,
3. ketidakseimbangan angin,
4. ketidakseimbangan pikiran.
5. Di samping itu, terdapat sumber lain; virus,
bakteri dan lingkungan (pencemaran udara, air,
tanah, dll). Namun keadaan ini erat kaitannya
dengan imunitas tubuh (seperti halnya pemulung
yang tinggal di tumpukan sampah)
 Asal mula adanya racun dalam tubuh manusia
bersumber dari bahan-bahan kimia yang berlebihan
yang pernah dikonsumsi yang tercampur dalam
makanan-minuman seperti bahan pewarna, bahan
pengawet, dan lainnya yang tidak diperlukan tubuh;
Sedang ketidakseimbangan suhu badan disebabkan
system pengeluaran urin yang bermasalah; demikian
halnya ketidakseimbangan angin menyebabkan masalah
didalam usus besar dan matinya bakteri positif serta
kekurangan enzim tubuh; sementara ketidakseimbangan
pikiran (stress) menyebabkan tubuh mengeluarkan
hormon steroid yang melemahkan sistem imunitas.
Sumber Penyakit non medis
 Allah SWT berfirman,

ِ َّ‫اك ِ لن‬
‫اس‬ َ َ‫صابَ َك ِمْن َسيِّئَ ٍة َ ف ِم ْن َ ن ْف ِس َك َوأَرْ َس ْلن‬
َ ‫صابَ َك ِمْن َح َسنَ ٍة َ ف ِم َن ِهَّللا َو َما َأ‬
َ ‫َما َأ‬
‫َرسُوال َو َكفَى ِ باهَّلل ِ َش ِهي ًدا‬

Artinya:
"Apa saja nikmat yang kamu peroleh adalah dari Allah,
dan apa saja bencana yang menimpamu, Maka dari
(kesalahan) dirimu sendiri. Kami mengutusmu (Nabi
Muhammad) menjadi Rasul kepada segenap manusia.
dan cukuplah Allah menjadi saksi."
(QS. An-Nisa': 79)
 Tubuh manusia dikendalikan oleh otak dan hati, apabila
manusia dalam kehidupannya banyak mengikuti kemauan
nafsu amarah (berbuat kejahatan) dan lauwwamah (iri ,dengki
,serakah dll) atau kekafiran, musryk dan syirik adalah
perbuatan dosa yang tidak diampuni Allah maka Allah
menurunkan azab / menghukumnya dengan penyakit / sakit
yang sangat menyiksa dan sesungguhnya hukuman Allah
kelak di akhirat jauh lebih pedih / menyakitkan,  juga sebagai
peringatan bagi manusia agar segera bertaubat dan kembali
ke jalan yang benar .Karena penyakit yang berbahaya selama
ini dikatakan sebagai cobaan dari Allah oleh para ulama,
akibatnya umat Islam tidak mengetahui kesalahannya dan
bertobat . Sesungguhnya setan adalah musuh manusia yang
nyata maka apabila dibiarkan setan mengendalikan otak dan
hati manusia maka siksa Allah baginya di dunia dan akhirat .
Langkah-langkah Preventif & Karantina

1. Tidak marah, bimbang dan takut terhadap penyakit


yang menimpa, tetapi menyikapinya dengan
kesabaran/redha.
2. Tetap berusaha mencari penawar, sebab Allah Swt
menjanjikan obat bagi setiap penyakit
3. Mengiringi ikhtiar dengan doa
4. Melakukan karantina;
a. Memisahkan orang sakit dengan yang sehat (HR. Abu Daud)
b. Menghindarkan kontak langsung dengan orang sakit (HR.
Abu Daud)
c. Memberikan perlindungan utama kepada orang yang sehat
agar tida tertular
Hadits yang berhubungan dengan
karantina
 “Jika kalian mendengar tentang wabah wabah di
suatu negeri, maka janganlah kalian memasukinya.
Tetapi jika terjadi wabah di suatu tempat kalian
berada, maka janganlah kalian meninggalkan tempat
itu.” (HR Al-Bukhari dan Muslim)
 Selain itu, Nabi Saw. juga bersabda: “Orang yang
melarikan diri dari tempat wabah adalah seperti
orang yang melarikan diri dari pertempuran di jalan
Allah. Dan barangsiapa yang sabar dan tetap di
tempatnya, maka dia akan diberi pahala dengan
pahala seorang yang mati di jalan Allah.” (HR
Ahmad)
Konsep Pengobatan
Konsep Sehat
Kata sehat merupakan Indonesianisasi dari
bahasa Arab “ash-shihhah” yang
berarti sembuh, sehat, selamat dari cela,
nyata, benar, dan sesuai dengan kenyataan.
(1) dalam keadaan baik segenap bada serta
bagian-bagiannya(bebas dari sakit) dan
waras,
(2) mendatangkan kebaikan pada badan,
(3) sembuh dari sakit.
Sehat menurut WHO
1. Mereflekasikan perhatian pada individu sebagai
manusia.
2. Memandang sehat dalam konteks lingkungan
internal dan eksternal.
3. Sehat diartikan sebagai hidup yang kreatif dan
produktif. Sehat bukan merupakansuatu kondisi
tetapi merupakan penyesuaian, dan bukan
merupakan suatukeadaan tetapi merupakan
proses dan yang dimaksud dengan proses disini
adalahadaptasi individu yang tidak hanya terhadap
fisik mereka tetapi terhadap lingkungan sosialnya
Berobat dalam Islam
Pengertian Berobat
 Secara bahasa : pengobatan dalam bahasa
arab adalah masdar dari dawa-tadawa artinya :
memberikan obat atau memeriksa penyakitnya
 Secara istilah : ia memili kesamaan dengan
kedokteran, yaitu ilmu yang denganya dapat
mengetahui keadaan manusia dari segi yang
dapat meningkatkan dan menghilangkan
kesehatan, hal ini di peruntukan agar dapat
menjaga kesehatan dan menolak hal yang
dapat mebahayakan kesehatan
Anjuran/Dasar Berobat
1. Surat asy-Syu’ara ayat 80 “Dan apabila aku sakit, Dialah Yang
menyembuhkan aku,”
2. Hadits Nabi Riwayat Bukhari
 ‫ {ما أيزل هللا داء إال أنزل هللا له‬: ‫عن أبي هريرة رضي هللا عنه عن النبي صلى هللا عليه وسلم قال‬
) ‫شفاء} (رواه البخاري‬
Diriwayatkan dari Abi Hurairah ra dari nabi saw bahwa ia besabda : "
Tidaklah Allah menurunkan suatu penyakit melainkan Dia menurunkan
obat bagiya. " (HR : Bukhari )
3. Hadits Nabi riwayat Bukhari dan Ahmamd 
 ‫ إال داءا‬،‫{ تداووا يا عباد هللا فإن هللا لم يضع داء إال وضع له شفاء‬: ‫وفي الرواية عن أسامة بن شريك‬
}‫واحدا الهرام‬
Dan dalam riwyat Usamah bin Syarik : " Berobatlah wahai hamba Allah,
karna Allah tidak menimpakan suatu penyakit kecuali Dia pula
menjadikan obat baginya, kecuali satu peyakit, yaitu kematian. ( HR :
Bukhari dan Ahmad)
Hukum Berobat
1. Wajib
2. Sunnah
3. Mubah
4. Makruh
5. Haram
Adab Pengobatan Dalam Islam
a. Tidak mengucapkan kata-kata atau melakukan
perbuatan yang menunjukkan ketidaksabaran
terhadap ketetapan Allah atas dirinya
‫ إِ ْن‬،‫ك أِل َ َح ٍد إِالَّ لِ ْل ُم ْؤ ِم ِن‬ َ ‫ َولَي‬،ٌ‫ إِ َّن أَ ْم َرهُ ُكلَّهُ َخ ْير‬،‫َع َجبًا أِل َ ْم ِر ْال ُم ْؤ ِم ِن‬
َ ‫ْس َذا‬
َ ‫صبَ َر فَ َك‬
‫ان َخ ْي ًرا‬ َ ‫ضرَّا ُء‬ َ َ‫ َوإِ ْن أ‬،ُ‫ان َخ ْي ًرا لَه‬
َ ُ‫صابَ ْته‬ َ ‫صابَ ْتهُ َسرَّا ُء َش َك َر فَ َك‬ َ ‫أ‬
‫لَه‬
“Sungguh menakjubkan keadaan seorang muslim, (karena)
sesungguhnya semua urusannya berakibat baik (baginya), dan
yang demikian ini tidak didapatkan kecuali pada diri seorang
muslim, (yaitu) apabila mendapat nikmat dia bersyukur sehingga
akibatnya baik baginya dan apabila tertimpa musibah dia bersabar
dan akibatnya (juga) baik baginya.” (HR. Muslim dan yang lainnya)
Allah sebutkan di dalam firman-Nya (QS. Asy-
Syura: 30 ):
“Dan apa saja musibah yang menimpa kamu
adalah disebabkan perbuatan tanganmu sendiri,
dan Allah memaafkan sebagian besar (dari
kesalahan-kesalahanmu).”

 Sehingga dengan kesabaran dan upaya


mengintrospeksi diri tersebut akan menjadi
sebab terhapuskan dosa sehingga
meringankan penyakit si penderita.
b. Perkara kedua yang perlu diperhatikan oleh
orang yang sakit adalah berobat dengan
pengobatan yang bermanfaat
‫ْب َد َوا ُء ال َّدا ِء بَ َرأَ بإِ ْذ ِن هللاِ َع َّز َو َج َّل‬ ِ ُ‫لِ ُك ِّل َدا ٍء َد َوا ٌء فَإِ َذا أ‬
َ ‫صي‬
“Setiap penyakit ada obatnya, apabila obat penyakit
tersebut mengenai (orang yang sakit) maka dia akan
sembuh atas izin Allah SWT..” (HR. Muslim)
c. Berobat yang sesuai dengan syariat secara umum
bisa dilakukan dengan dua cara yaitu:
1. Berobat dengan menggunakan ayat-ayat Al-Qur’an
atau dengan doa yang diajarkan oleh Nabi
2. Berobat dengan menggunakan pengobatan yang
bermanfaat dan diperbolehkan secara syariat.
Hal ini sebagaimana disebutkan Nabi dalam
sabdanya, ketika ada salah seorang sahabat yaitu
Thariq bin Suwaid menanyakan tentang khamr, yaitu
sesuatu yang memabukkan, untuk dijadikan sebagai
obat. Maka beliau menjawab:
‫ْس بِ َد َوا ٍء َولَ ِكنَّهُ َدا ٍء‬
َ ‫إِنَّهُ لَي‬
“Sesungguhnya (khamr) itu bukan obat bahkan (khamr)itu
adalah penyakit.” (HR. Muslim).
Pengobatan dengan sesuatu yang tidak ada
kaitannya dengan penyakit.
‫ت أَبَ ًدا‬
َ ْ‫ك َما أَ ْفلَح‬ َ َّ‫ فَإِن‬،‫ك إِالَّ َو ْهنًا‬
َّ ‫ك لَ ْو ُم‬
َ ‫ت َوهُ َو َعلَ ْي‬ َ ‫ا ْن ِز ْعهَا فَإِنَّهَا الَ تَ ِز ْي ُد‬
“Lepaskan dan buanglah (logam yang engkau lingkarkan di
tanganmu), karena sesungguhnya (apa yang kamu lingkarkan
di tanganmu itu) tidak akan membuat engkau kecuali semakin
lemah. Seandainya engkau mati dalam keadaan masih
memakainya, sungguh engkau tidak akan mendapatkan
keberuntungan selamanya.” (HR. Ahmad dengan sanad yang
dikatakan baik oleh sebagian para ulama)
d. Pengobatan Ala Rasulullah SAW.  (menurut-Dr. Khadim
Jafar Yamani)
1. Tidak bertentangan dengan alquran.
2. Tidak menggunakan bahan haram.
3. Tidak memnyebabkan tubuh cacat.
4. Tidak bersifat tahayul; maupun khurafat.
5. Dokter atau tabib harus mengetahui ilmu tubuh manusia,
ilmu pengobatan dan efek samping obat.
6. Harus menjauhkan diri sikap riya, ujub sombong dan
cenderung melakukan tindak pemerasan kepada pasien.
7. Tempat pemeriksaan harus rapi dan bersih dan
berpakaian putih dan bersih.
8. Tidak ada simbul simbol yang merupakan pemujaan.
9. Bukan sebagai penyembuh hanya penghusada.
e. Metode Penyembuhan Rasulluloh
1. Jintan Hitam
2. Air Zam-Zam
3. Madu
4. Bahan nabati/gizi lain: Kurma, buah zaitun, tajin,
rebusan sayur, cuka apel, bawang putih, kismis,
mentimun, susu.
5. Bekam
6. Ruqyah
7. Meyakini bahwa ruqyah tidak berpengaruh dengan
sendirinya, namun dengan sebab Dzat Allah Subhanahu
wa Ta’ala.
8. Berwudhu
9. Membaca Al-Qur’an
10. Puasa
Ayat Al-Quran dan Hadist Mengenai
Upaya kuratif
‫ َما أَ ْن َز َل هَّللا ُ َدا ًء إِاَّل أَ ْن َز َل لَهُ ِشفَا ًء‬ 
Artinya :
Allah swt tidak menurunkan sakit, kecuali
juga menurunkan obatnya.(HRBukhari)
Artinya:
“Jika Allah menimpakan sesuatu kemudharatan
kepadamu, maka tidak ada yang dapat
menghilangkannya kecuali Dia. Dan jika Allah
menghendaki kebaikan bagi kamu, maka tak ada
yang dapat menolak kurniaNya. Dia memberikan
kebaikan itu kepada siapa yang dikehendaki-Nya di
antara hamba-hamba-Nya dan Dia-lah Yang Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang.”(QS Yunus:107)
Artinya:
“Dan Kami turunkan dari Al-Qur'an suatu yang
menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang
yang beriman dan Al-Qur'an itu tidaklah
menambah kepada orang-orang yang zalim selain
kerugian.” (QS Al-Israa’:82)
Artinya:
“Hai manusia, sesungguhnya telah datang
kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan
penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada)
dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi
orang-orang yang beriman.”(QS Yunus:57)
Artinya:
“Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu
bangkai, darah, daging babi, dan binatang yang
(ketika disembelih) disebut (nama) selain Allah. Tetapi
barangsiapa dalam keadaan terpaksa (memakannya)
sedang dia tidak menginginkannya dan tidak (pula)
melampaui batas, maka tidak ada dosa baginya.
Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang.” (QS Al Baqarah:173)
Madu
 Dalam riwayat lain “Dari Abu Sa’id ra:
Ada seorang laki-laki datang kepada
Rasulullahlulah saw dan berkata:
“Saudara saya sakit perut”. Rasulullah
menjawab: “Beri ia madu!”. Hal ini
dilakukan orang itu sampai tiga kali
bolak balik menanyakan kepada
Rasulullah saw, jawabannyapun tetap
madu dan madu (HR Buhkari)
Banyak yang telah membuktikan bahwa ternyata madu mamang
memiliki efek yang menguntungkan pada kondisi medis tertentu, yakni.
a. Madu dapat digunakan sebagai zat anti bakteri dan jamur.
b. Madu digunakan sebagai anti mencret.
c. Madu dapat digunakan sebagai penyembuh luka dan anti-inflammasi
(luka bakar).
d. Madu dapat digunakan sebagai zat antitusif dan ekspektoran.
e. Madu sebagai sumber nutrisi.
f. Madu kaya kandungan antioksidan.
g. Antioksidan fenolat dalam madu memiliki daya aktif tinggi serta bisa
meningkatkan perlawanan tubuh terhadap tekanan oksidasi (oxidative
stress).
h. Madu dan kesehatan mulut. Bila digunakan untuk bersikat gigi bisa
memutihkan dan menyehatkan gigi dan gusi, mengobati sariawan dan
gangguan mulut lain.
i. Madu dapat membunuh kutu, menghilangkan
ketombe, memanjangkan rambut, memperindah
dan melembutkannya serta menyembuhkan
penyakit kulit kepala.
j. Madu mampu menurunkan kadar glukosa darah
penderita diabetes karena adanya unsur
antioksidan.
k. Madu mencegah terjadinya radang usus besar
(colitis), maag dan tukak lambung
l. Buah-buahan yang direndam dalam madu
mampu bertahan selama kurang lebih 6 bulan.
Berobat dengan benda najis
 Secara bahasa najis bermakna al qadzarah
( ‫ ) القذارة‬yang artinya adalah kotoran.
Sedangkan secara istilah, najis menurut
definisi Asy Syafi’iyah adalah:“Sesuatu yang
dianggap kotor dan mencegah sahnya shalat
tanpa ada hal yang meringankan.” Dan
menurut definisi Al Malikiyah, najis adalah:
“Sifat hukum suatu benda yang
mengharuskan seseorang tercegah dari
kebolehan melakukan shalat bila terkena atau
berada di dalamnya

Anda mungkin juga menyukai