Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Bagi umat islam, kata syahadat bukanlah kata yang asinglagi ditelinga manusia.
Syahadat adalah seperti nafas yang senantiasa menemani hidup manusia. Syahadat adalah
salah satu syarat utama keislaman seseorang. Tanpa syahadat dalam hati, pikiran, ucapan
dan tindakan mereka, maka tiada pula islam dalam kehidupan manusia.

B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang kami paparkan diatas dapat dirumuskan beberapa
permasalahan yang dihadapi sebagai berikut;
1. Apakah definisi syahadat?
2. Apakah makna syahadat?
3. Apa saja syarat-syarat syahadat?
4. Apa saja perkara yang membatalkan syahadat?

C. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mengetahui definisi syahadat
2. Untuk mengetahui makna syahdat
3. Untuk mengetahui syarat-syarat syahadat
4. Untuk mengetahui apa-apa saja perkara yang membatalkan syahadat

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN SYAHADAT
Syahadat adalah pilar pertama dalam rukun islam. Ia berada diatas sholat, puasa, zakat,
dan haji. Maka,sudah pasti, Syahadat merupakan titik awal lahirnya keimanan. Seseorang
yang memutuskan untuk mengenal Allah SWT lalu membuat komitmen untuk senantiasa
bertakwa kepada-Nya, haruslah melewati tahapan awal ini yakni berSyahadat.
Namun, tentu saja, Syahadat tidak sebatas kalimat yang diucapkan secara lisan Syahadat
memiliki kandungan makna yang begitu besar, karena merupakan sebentuk persaksian dan
sumpah. Syahadat memuat keyakinan yang utuh akan adanya Tuhan dikehidupan kita yakni
Allah SWT dan adanya utusan dari-Nya yakni Rasulullah SAW. Jadi kita bersumpah dan
bersaksi bahwa muatan keyakinan itu benar. Dan, kebenaran itu harus kita Implementasikan
dalam laku kehidupan. Jadi, sangat tepat ketika keberadaan Syahadat diperuntukkan guna
meluruskan keyakinan mereka (kaum Musrik) yang bathil.1
Allah menurunkan islam kepada Muhammad SAW. Untuk disampaikan kepda umat
terbaik, sebagai rumah rahmatan lil’alamin rumah yang memberikan keteduhan dan
kehangatan bagi siapapun di alam semesta.
Layaknya bangunan rumah, syahadat itu pondasi. Sebagimana membangun pondasi
rumah, dimulai dari menggali bumi yang lebih rendah dari permukaan tanah tempatnya
berpijak. Dan, sebaik-baik pondasi adalah yang tidak tampak dari permukaan tanah, kokoh
namun tersembunyi, tidak menyembul, tidak pula menonjol. Maka, seseorang yang
bersyahadat, haruslah memiliki sifat tawadhu, kokoh, tersembunyi dan tidak menonjolkan
diri.
Jika syahadat adalah fondasi dan sholat adalah tiang pancangannya, puasa ibarat dinding
rumah. Ia menahan segala yang dari luar untuk masuk, demikian pula menahan segala yang
dari dalam untuk keluar. Aib, rahasia, dan hal-hal tabu dari penghuni rumah terjaga. Fitnah,
olok-olok, dan bala dari luar rumah, tertolak.

1
Muhammad Quthb, Koreksi Atas Pemahaman Laa Ilaaha Illallah
(Yogyakarta: Penerbit Al-Kautsar,1990), hlm 19

2
B. Makna syahadat

1. Pengakuan ketauhidan.

Seorang muslim hanya mempercayai Allah sebagai satu-satunya Allah dan tiada tuhan yang
lain selain Allah. Allah adalah Tuhan dalam arti sesuatu yang menjadi motivasi atau menjadi
tujuan seseorang. Dengan mengikrarkan kalimat pertama, seorang muslim memantapkan diri
untuk menjadikan hanya Allah sebagai tujuan, motivasi, dan jalan hidup.

2. Pengakuan kerasulan.

Dengan mengikrarkan kalimat ini seorang muslim memantapkan diri untuk meyakini ajaran
Allah yang disampaikan melalui seorang 'Rasul Allah,' Muhammad.

Makna Laa Ilaaha Illallah

Kalimat Laa Ilaaha Illallah sebenarnya mengandung dua makna, yaitu makna penolakan dan
bantahan terhadap segala bentuk sesembahan (baik dewa maupun ilah) selain Allah, dan
makna penegasan bahwa gelar Tuhan, Ilah, Dewa atau sesembahan hanyalah milik Allah.

Berdasarkan ayat ini, maka mengilmui makna syahadat tauhid adalah wajib dan mesti
didahulukan daripada rukun-rukun Islam yang lain. Di samping itu Rasulullah pun
menyatakan:

"Barang siapa yang mengucapkan Laa Ilaaha Illallah dengan ikhlas maka akan masuk ke
dalam surga."

Yang dimaksud dengan ikhlas di sini adalah memahami, mengamalkan dan mendakwahkan
kalimat tersebut sebelum yang lainnya, karena di dalamnya terkandung tauhid yang
karenanya Allah menciptakan alam.

Rasulullah (Muhammad) tinggal selama 13 tahun di Makkah mengajak orang-orang dengan


perkataan dia "Katakan Laa Ilaaha Illallah" maka orang kafir pun menjawab "Beribadah
kepada sesembahan yang satu, kami tidak pernah mendengar hal yang demikian dari orang
tua kami". Orang Suku Quraisy di zaman nabi sangat paham makna kalimat tersebut, dan
barangsiapa yang mengucapkannya tidak akan menyeru/berdoa kepada selain Allah

Kandungan syahadat terbagi menjadi empat yakni;

1. Ikrar
Ikrar adalah pernyataan seorang muslim mengenai keyakinannya. Ketika seseorang
mengucapkan kalimat syahdat, maka ia memiliki kewajiban untuk menegakkan dan
memperjuangkan apa yang ia ikrarkan.
2. Sumpah

3
Syahadat juga bermakna sumpah. Seseorang yang bersumpah, berarti dia bersedia
menerima resiko apapun dalam mengamalkan sumpahnya tersebut. Seorang muslim harus
siap dan bertanggung jawab dalam tegaknya islam dan penegakan ajaran islam.
3. Janji
Syahdat juga bermakna janji. Artinya, setip muslim adalah orang-orang yang berserah
kepada Allah dan berjanji setia untuk mendengar dan taatdalam segala keadaanterhadap
semua perintah Allah beserta segala pesan yang disampaikan oleh Allah melalui pengutusan
Muhammad SAW.
4. Persaksian
Syahadat juga bermakna penyaksian. Artinya bahwa setiap muslim menjadi saksi atas
pernyataan ikrar, sumpah dan janji yang dinyatakannya. Dalam hal ini adalah kesaksiannya
terhadap keesaan Allah dan terhadap kerasulan Nabi Muhammad.

C. SYARAT-SYARAT SYAHADAT
Adapun syarat-syarat syahadat sebagai berikut;
1. Ilmu yang menafikan adanya kejahilan
Yaitu mengetahui dengan sebenar-benarnya bahwa hanya Allah yang berhak disembah
dan penyembahan kepada selain-Nya merupakan kebatilan, serta beramal dengan tuntutan
kalimat tersebut. Allah SWT. Berfirman :
َ ‫فاعْل ْم أنَهه ّل إِ َٰله إِ َّل‬
‫ّللاه‬
“Maka ilmuilah, bahwa sesungguhnya tidak ada Ilah (sesembahan yang berhak untuk di
ibadahi dengan benar) kecuali Allah.” QS. Muhammad:19

Diriwayatkan dari Utsman (bin Affan ia berkata, Rasulullah bersabda;


“Barangsiapa yang meninggal dunia dan ia mengilmui bahwa tidak ada sesembahan (yang
berhak untuk disembah) kecuali Allah, maka ia akan masuk Surga.”(HR.MUSLIM)
2. Yakin yang menafikan adanya keragu-raguan

Yaitu wajib bagi seorang yang mengikrarkan kalimat Laa Ilaha Illallah untuk meyakini
dengan sepenuh hati dan meyakini kebenaran apa yang ia ucapkan tersebut, bahwa hanya
Allah q sajalah yang berhak untuk disembah, sedangkan sesembahan selain-Nya adalah batil.
Diriwayatkan dari Abu Hurairah y ia berkata, Rasulullah a bersabda;

“Aku bersaksi bahwa tidak ada sesembahan (yang berhak untuk disembah) kecuali Allah dan
sesungguhnya aku adalah utusan Allah. Tidaklah seorang hamba menemui Allah dengan
membawa kalimat ini tanpa ragu kepada keduanya, kecuali ia pasti akan masuk
Surga.”(HR.MUSLIM)
4
Allah mensifati kaum muslimin dengan iman yang tidak ada keraguan. Allah berfirman;

‫س ۡو ِل ٖہو ِباللّٰہ َٰامنه ۡواالَذ ِۡینا هم ۡؤ ِمنه ۡون ِا َنما‬


‫ی ۡرتاب ۡهوال ۡمث ه َمر ه‬

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu hanyalah orang-orang yang percaya


(beriman) kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian mereka tidak ragu-ragu.” QS
ALHUJURAT:15
Artinya mereka tidak ragu sedikitpun, bahkan mereka yakin dengan sesempurna keyakinan.
Adapun orang yang ragu, maka ia termasuk orang yang munafiq. Sebagaimana Allah
mensifati orang-orang munafiq dengan firman-Nya;

“Sesungguhnya yang akan meminta izin kepadamu, hanyalah orang-orang yang tidak
beriman kepada Allah dan hari kemudian, dan hati mereka ragu-ragu, karena itu mereka
selalu bimbang dalam keraguannya.” QS. TAUBAH:45
3. Ikhlas yang menafikan adanya kesyirikan
Yaitu memurnikan amal perbuatan hanya kepada Allah dan bersih dari kotoran-kotoran
syirik. Diriwayatkan dari Abu Hurairah y ia berkata, Rasulullah bersabda;

“Orang yang paling berbahagia dengan syafa‟atku pada Hari Kiamat adalah orang yang
mengucapkan, Laa Ilaha illah (tidak ada sesembahan yang berhak untuk disembah kecuali
Allah) secara ikhlas dari hatinya atau dirinya.”(HR. BUKHARI)

4. Jujur yang menafikan adanya pendustaan


Yaitu jujur dalam mengikrarkan kalimat Laa Ilaha Illallah. Diriwayatkan dari Mu‟adz
bin Jabal y, bahwa Nabi a bersabda;

“Tidaklah seorang hamba bersaksi bahwa tidak ada sesembahan (yang berhak untuk
disembah) kecuali Allah dengan jujur dari hatinya, kecuali Allah mengharamkan api Neraka
baginya.”(HR. BUKHARI)

5. Cinta yang menafikan adanya kebencian


Yaitu mencintai kalimat tauhid Laa Ilaha Illallah, mencintai isinya, makna yang
terkandung didalamnya, dan mencintai ahli tauhid yang mengamalkan tuntutannya. Karena
mencintai kalimat tauhid ini merupakan bentuk kecintaan kepada Allah .Allah berfirman;

“Dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain


Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah.
Adapun orang-orang yang beriman sangat cinta kepada Allah.”QS. ALBAQARAH:165.
Seorang yang lebih mencintai Allah dan Rasul-Nya daripada selain keduanya, maka ia akan
merasakan manisnya iman. Diriwayatkan dari Anas bin Malik y, dari Nabi a beliau bersabda;

5
“(Ada) tiga hal yang barangsiapa memilikinya di dalam dirinya, maka ia akan menemukan
manisnya iman, (yaitu); Allah dan Rasul-Nya lebih ia cintai daripada selain Keduanya, ia
mencintai seseorang yang ia tidak mencintainya kecuali karena Allah, dan ia merasa benci
untuk kembali kepada kekufuran sebagaimana ia merasa benci jika ia dilemparkan ke dalam
Neraka."(MUTTAFAQUN ALAIH)

6. Tunduk yang menafikan adanya pengingkaran


Yaitu menerima seluruh konsekwensi dari kalimat tauhid Laa Ilaha Illallah dengan
penuh ketundukan dan kepatuhan, (berserah diri). Allah berfirman;

“Dan barangsiapa yang menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang dia orang yang berbuat
kebaikan, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang kokoh. Dan hanya
kepada Allah-lah kesudahan segala urusan.”QS. LUQMAN:22

7. Menerima yang menafikan adanya penolakan


Yaitu menerima semua konsekwensi yang dituntut oleh kalimat tauhid Laa Ilaha Illallah
secara total dengan hati dan lisannya. Sebagaimana firman Allah;

“Katakanlah (hai orang-orang yang beriman), “Kami beriman kepada Allah dan apa yang
diturunkan kepada kami.”QS. ALBAQARAH:136

8. Ingkar kepada sesembahan selain Allah


Yaitu mengingkari semua sesembahan selain Allah q. Diriwayatkan dari Abu Malik y dari
Bapaknya ia berkata, Aku mendengar Rasulullah a bersabda;

“Barangsiapa yang mengucapkan, Laa Ilaha illah (tidak ada sesembahan yang berhak untuk
disembah kecuali sAllah) dan ingkar terhadap sesembahan selain Allah, maka haram
(mengambil) hartanya, dan darahnya, sedangkan perhitungannya (nanti) disisi
Allah.”(HR.MUSLIM)

D. PERKARA YANG MEMBATALKAN SYAHADAT

Syekh Naim Yasin mengumpulkan berbagai perkataan atau perbuatan yang bisa
membatalkan syahadat menjadi empat macam :

1. Segala macam yang mengandung pengingkaran terhadap Rububiyah Allah atau


percercaan terhadap-Nya, seperti:
o meyakini bahwa pencipta dan pengatur alam ini adalah selain Allah
o meyakini bahwa Allah-lah yang menciptakan semua makhluk lalu Dia
membiarkan mereka, tidak mengatur urusan mereka dan menjaga mereka.
2. Segala macam yang mengandung pencercaan terhadap nama-nama Allah, sifat-sifat-
Nya, seperti:
o menafikan bahwa Allah swt memiliki kesempurnaan, kekuasaan atas segala
sesuatu, pendengaran atau penglihatan-Nya.
6
o pengakuan seseorang bahwa Allah memiliki anak, istri atau Allah tidur,
mengantuk, lengah, mati.
3. Segala macam yang mengandung pencercaan terhadap uluhiyah-Nya, seperti:
o meyakini bahwa ada sesuatu selain Allah yang berhak diibadahi
o meyakini bahwa ada sesuatu selain Allah yang memiliki hak membuat syari’at
tanpa seidzin Allah
o meyakini bahwa ada sesuatu selain Allah yang memiliki hak menghalalkan
yang dharamkan, atau mengharamkan yang dihalalkan oleh syari’at,
o mengubah batasan-batasan syari’at
o taat atau berwala kepada oang-orang kafir atau thaghut (sembahan-sembahan
selain Allah).
o dll
4. Segala macam yang mengandung pengingkaran terhadap risalah (Rasulullah) atau
pencercaan terhadap para sahabatnya, seperti:
o mencerca kejujuran, amanah, iffah, keshalehan akalnya, dll
o melakukan penghinaan terhadapnya
o mengingkari berita-berita ghaib yang datang darinya, seperti:
 pengingkaran terhadap hari kebangkitan, perhitungan, shirath, surga,
neraka atau lainnya.
o mengingkari sesuatu dari ayat-ayat Al Qur’an
o ridho kepada kekufuran dan tidak ridho kepada islam.

Keempat macam tersebut meliputi perkataan, perbuatan maupun keyakinan dan seluruhnya
bisa membatalkan dua kalimat syahadat dan mengeluarkan si pelakunya dari islam.

7
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dari pembahasan yang telah dikemukakan di atas secara konklusif dapat kami ambil
beberapa kesimpulan bahwa syahadat merupakan rkun islam yang pertama serta makna
syahadat itu sendiri merupakan pengakuan ketauhidan dan kerasulan. Dalam bersyahadat
haruslah memiliki syarat berilmu, yakin, ikhlas, jujur, cinta, tunduk, menerima, dan ingkar.
Dan perkara yang membatalkan syahdat itu yakni pengingkaran kepada Allah, asma wa sifat
dan kerasulan .

B. SARAN

Seseorang yang bersyahadat harus memiliki pengetahuan tentang syahdatnya. Dia wajib
memahami isi dari dua kalimat yang dia nyatakan itu, serta bersedia menerima konsekuensi
ucapannya. Seseorang yang bersyahadat mesti mengtahui dengan sempurna makna dari
syahdat tanpa sedikitpun keraguan terhadap makna tersebut.

Anda mungkin juga menyukai