Anda di halaman 1dari 18

BAB I PENDAH ULUAN

I.A. Latar Belakang


Bagi umat Islam, kata Syahadat bukanlah kata yang asing lagi di telinga
manusia. Syahadat adalah seperti nafas yang senantiasa menemani hidup manusia.
Syahadat adalah salah satu syarat utama keislaman seseorang. Tanpa syahadat
dalam hati, pikiran, ucapan, dan tindakan mereka, maka tiada pula islam dalam
kehidupan manusia.
Syahadat adalah sebuah perkara vital dalam kehidupan umat islam. Syahadat
ibarat ruh, sedangkan islam sendiri ibarat jasadnya. Maka jasad tersebut akan mati
jika ruh tersebut tidak ada atau mati. Perkara syahadat adalah sebuah perkara yang
menyangkut ketauhidan seseorang. Itulah, mengapa Syahadat ini menjadi salah
satu bagian yang primer bagi umat islam.
Di dalam agama islam, kedua kalimat Syahadat tersebut merupakan sebuah
rangkaian utuh yang harus diimani secara menyeluruh. Haram bagi umat islam
untuk hanya mengimani salah satunya saja. Haram bagi umat islam untuk hanya
mengakui Allah saja namun tidak mengakui Rasulullah Muhammad saw, begitu
juga sebaliknya. Agar umat islam dapat memaksimalkan kualitas Syahadat dalam
kehidupannya, maka terlebih dahulu mereka haruslah mengetahui mengenai
makna yang terkandung dalam dua kalimat tersebut.
Dua kalimat syahadat (Asyhadu alaa ilaha illallah wa asyhadu anna
Muhammadar Rasulullah) merupakan rukun Islam yang pertama yang diatasnya
didirikanamalan dan tidak diterima suatu amal tanpa keduanya.
Syahadat adalah penyaksian terhadap Allah dan Nabi Muhammad sebagai
Rasulullah.Kalimat syahadat sudah begitu populer di kalangan umat Islam, karena
syarat keislaman seseorang adalah wajib mengucapkan 2 kalimat syahadat.
Di kalangan masyarakat awam 2 kalimat syahadat ini tidak bermakna sama
sekali. Mereka merasa telah beragama Islam jika telah mengucapkan 2 kalimat
syahadat yang tanpa makna sama sekali.
Kalimat syahadat seharusnya bukan sekedar diucapkan.Maknanya harus
masuk ke dalam hati nurani.Jika sekedar mengucapkan saja yang tanpa makna

1
maka burung beo pun juga bisa mengucapkannya. Kalimat syahadat harus benar-
benar menjadi pondasi dan titik berangkat bagi perjalanan seorang muslim menuju
Tuhan.
Sebaliknya, jika hanya meyakini dalam hati, tetapi tidak mengucapkannya dan
melaksanakan konsekuensinya, maka tidaklah bermanfaat keyakinannya
itu.Sebagaimana yang terjadi pada paman Nabi, Abu Thalib, dan sebagian besar
kaum musyrikin jahiliyyah.

I.B. Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud iman dan tauhid?
2. Apa yang dimaksud syahadatain?
3. Apa itu 2 kalimat syahadat?
4. Bagaimana aktualiasi syahadat dalam ibadah dan muamalah?
5. Apa pengaruh syahadat dalam kehidupan?
6. Apa saja yang membatalkan syahadat?
7. Bagaimana cara mempertahankan keimanan?

I.C. Tujuan
Dari rumusan masalah di atas, penulis dapat menyimpulkan tujuan dari
penulisan makalah ini, yaitu:
1. Untuk memahami iman dan tauhid pada islam.
2. Untuk memahami apa itu syahadatain.
3. Untuk mengetahui dan memperdalam 2 kalimat syahadat.
4. Untuk mengetahui Aktualiasi Syahadat dalam Ibadah dan Muamalah.
5. Untuk mengetahui pengaruh syahadat dalam kehidupan manusia.
6. Untuk mengetahui hal-hal yang membatalkan syahdat.
7. Untuk mengetaui cara mempertahankan keimanan.

2
BAB II ISI

II.A.Iman dan Tauhid dalam Islam


Iman dalam arti khusus yakni “pengikraran yang bertolak dari hati”,
obyeknya adalah Allah, malaikat-Nya, kitab-Nya, utusan-Nya, hari akhir dan
kepada kepastian (takdir) baik dan buruknya dari Allah.Atau bisa juga diartikan
sikap jiwa yang tertanam dalam hati yang dilahirkan dalam perkataan dan
perbuatan.Doktrin ini bertumpu pada kepercayaan adanya dzat Pencipta alam
semesta. Pengucapan iman tercermin dalam ucapan kalimah syahadah:
‫اشهدأَن الاله االهللا واشهدان محمدرسول هللا‬
karena iman pada dasarnya adalah percaya dan membenarkan bahwa tiada
Tuhan adalah Allah dan Nabi Muhammad adalah Utusan Allah.
Iman ialah bahwa engkau percaya akan Allah, percaya akan adanya
malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, Rasul-Rasul-NYa, percaya akan hari
berbangkit (kiamat) serta percaya akan qadla dan qadar Allah SWT.Keyakinan
kepada Allah Yang Esa (tauhid) merupakan titik pusat keimanan seorang muslim,
karena dalam setiap aktivitasnya senantiasa dipertautkan secara vertical dengan
Allah SWT. Demikian pentingnya arti dan peranan tauhid ini, sehingga Al-Islam
mengajarkan bahwa iman kepada Allah Yang Maha Esa harus sebersih dan
semurni mungkin, serta menutup celah-celah yang dikhawatirkan masuknya syirik
(mempersekutukan Tuhan).
Tauhid dalam islam betul-betul murni, yaitu beritikad bahwa Allah itu esa,
taka da sekutu bagi-Nya. Itikad ini harus dihayati, baik dalam niat, amal maupun
maksud dan tujuan. Maka tauhid mencakup tujuh macam sikap, yaitu:
1. Tauhid-Dzat, artinya mengitikadkan bahwa Dzat Allah Esa, tidak terbilang.
Dzat Allah itu hanya dimiliki oleh Allah saja, yang selain Allah tidak ada yang
memilikinya.
2. Tauhidus-Shifat, artinya mengitikadkan bahwa taka da sesuatupun yang
menyamai sifat Allah, dan bahwa hanya Allah saja yang memilki sifat
kesempurnaan.

3
3. Tauhidul-Wujud, artinya mengitikadkan bahwa hanya Allah yang wajib ada,
yaitu yang adanya tidak berhajat kepada yang mengadakan.
4. Tauhidul-Af’al, yaitu mengitikadkan bahwa Allah sendiri yang mencipta,
menata dan memelihara alam semesta.
5. Tauhidul-Ibadat, yaitu mengitikadkan bahwa hanya Allah saja yang berhak
dipuja dan dipuji.
6. Tauhidul-Qashdi, yaitu mengitikadkan bahwa kepada Allah –lah segala
amal, langsung tanpa perantara, yaitu untuk memperoleh keridlaan-Nya semata.
7. Tauhidut-Tasyrie, yaitu mengitikadkan bahwa hanya Allah-lah pembuat
peraturan(hukum) yang paling sempurna bagi mahluk-Nya.

II.B. Pengertian Syahadatain


Syahadatain atau dua kalimat syahadat adalah dua perkataan pengakuan
yang diucapkan dengan lisan dan dibenarkan oleh hati untuk menjadikan diri
orang Islam.Lafadz kalimat syahadat adalah:
‫اشهدأَن الاله االهللا واشهدان محمدرسول هللا‬
Artinya:“Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan melainkan Allah. Dan aku
bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah.”
Jika seseorang yang bukan Islam membaca dua kalimat syahadat dengan
sungguh-sungguh, yakni membenarkan dengan hati apa yang ia ucapkan, serta
mengerti apa yang diucapkan, maka masuklah ia ke dalam agama Islam, dan
wajiblah ia mengerjakan rukun islam yang lima, yaitu sholat lima waktu, zakat,
berpuasa pada bulan Ramadhan, dan menunaikan ibadah haji bagi yang mampu.
Rukun pertama dari kelima rukun islam ialah kalimat Syahadat. Untuk sahnya
islam, tidak bisa tidak, seseorang harus mengucapkannya secara urut dan disertai
dengan memahami maknanya.Seseorang yang memeluk agama islam diwajibkan
membuat pernyataan dengan lisan yang disebut “syahadat”, yaitu mengucapkan
kalimat kata-kata: “Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan aku bersaksi
Bahwa Muhammad adalah Utusan Allah”. Itulah dua kalimat syahadat yang
menjadi kunci pembuka pintu bagi seseorang yang inginmemeluk agama islam.
Bagian pertama dari kalimat syahadat itu merupakan gabungan antara peniadaan

4
dan pengecualian, yang mengakibatkan adanya penetapan, yaitu: penetapan akan
Esanya Allah yang hak.
Pengertian bersaksi bahwa tiada Tuhan Selain Allah ialah: Aku mengetahui
dan meyakini dalam hatiku secara kuat, dan menjelaskan kepada orang lain bahwa
tiada zat yang berhak disembah di alam semesta ini kecuai Allah Yang Maha Esa
dan bahwasanya Dia tidak membutuhkan siapapun, tetapi semua yang selain Allah
butuh kepada-Nya.
Adapun pengertian bersaksi bahwa Muhammad adalah Utusan Allah ialah:
Aku mengetahui dan meyakini dalam hatiku secara kuat, dan menjelaskannya
kepada orang lain bahwa junjungan kita Muhammad bin Abdullah adalah hembah
Allah dan Rasul-Nya, di utus-Nya kepada seluruh makhluk-Nya, yang benar
dalam segala apa yang ia sampaikan dari Allah. Seluruh makhluk-Nya wajib
membenarkan dan mengikutinya.Dan barang siapa yang mendustakannya, maka
dia adalah zalim dan kafir, dan barang siapa menyalahi petunjuknya, dia adalah
pelaku maksiat dan pasti merugi.
Dalam mengungkapkan Syahadat terdapat beberapa syarat yang perlu
dipenuhi.Tanpa memenuhi syarat ini tidak memberi makna apa-apa kepada
pengucapnya. Syarat yang dimaksud ialah:
1. Ilmu
Ilmu dalam hal ini bermakna mengetahui apakah yang dinafikan dan mengetahui
apakah yang di ithbatkan.
2. Yakin
Maksud yakin ialah percaya dengan teguh kukuh dalam hati atau dikenali sebagai
kepercayaan yang jazam dan tiada sebarang keraguan walaupun sebesar zarrah.
3. Ikhlas
Al-Qur’an menyebut:
        
      
 

5
Artinya:“Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah
dengan mengikhlaskan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang
lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat dan yang
demikian itulah agama yang lurus” (Q.S. al-Bayyinah 98:5)
Sabda Rasulullah SAW:
“Manusia paling bahagia yang menerima syafaatku pada hari kiamat ialah
orang yang mengucapkan la illaha ilallah dengan hati dan jiwa yang ikhlas”
4. Benar
Al-Qur’an menyebutkan:
        


Artinya: “Dan orang yang membawa kebenaran (Muhammad) dan


membenarkannya, mereka itulah orang-orang yang bertakwa.” (Q.S. Azumar
39:33)
Sabda Rasulullah SAW:
“Tiadalah seseorang yang bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan
sesunggunya Muhammad itu Rasulullah (dengan persaksian) yang benar dari
hatinya, melainkan Allah mengharamkan atasnya neraka”
5. Taslim
Perkataan ini bermaksud tunduk dan patuh serta berserah diri lahir dan batin
kepada Allah
6. Qabul
Maksudnya menerima, mereka yang tidak menerima sesuatu lazimnya menolak.
Begitu juga dengan kalimah Syahadah, mereka yang tidak meneria kalimah ini
tidak akan menjadikannya sebagai amalan serta dasar dalam kehidupannya.

II.C. Dua Kalimat Syahadat

6
Syahadat Laa Ilaha Illallah (‫ )الإلهإالهللا‬dan Muhammad Rasulullah (‫)محمدرسوالهلل‬
keduanya adalah kunci Islam, tidak mungkin seseorang masuk Islam kecuali
dengan keduanya. Oleh karena itu Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam
memerintahkan Muadz bin Jabal r.a ketika beliau –shalallahu ‘alaihi wa sallam-
mengutusnya ke Yaman agar pertama kali yang dia serukan kepada mereka adalah
syahadat bahwa tidak ada yang berhak diibadahi kecuali Allah dan bahwa
Muhammad adalah utusan Allah1).

1. Syahadat Tauhid

Kalimat pertama: Laa Ilaha Illallah (‫)الإلهإالهللا‬, yaitu seseorang mengakui


dengan lisan dan hatinya bahwasannya tidak ada sesembahan yang hak kecuali
Allah Azza wa Jalla karena Ilah maknanya al-ma’luh (yang diibadahi) dan Taalluh
(mengilahkan) artinya ta’abud. Maknanya, tidak ada sesembahan yang hak/benar
kecuali Allah semata. Dan kalimat ini mengandung makna peniadaan dan
penetapan. Kalimat peniadaan (‫ )الإله‬dan penetapan (‫ )إالهللا‬dan (‫ )هللا‬adalah lafadz
jalalah merupakan badal dari khabar (‫ )ال‬yang ditiadakan dan taqdirnya (‫)الإلهحقإالهللا‬
yakni ikrar lisan setelah hati mengimaninya bahwasannya tidak ada sesembahan
yang hak kecuali Allah semata. Dan ini mengandung makna ikhlash/memurnikan
ibadah hanya untuk Allah saja dengan meniadakan ibadah dari selain-NYA.

Allah Ta’ala berfirman:





Artinya:Karena itu tidaklah bermanfaat sedikitpun kepada mereka


sesembahan-sesembahan yang mereka seru selain Allah diwaktu azab Rabbmu
dating…”(QS. Huud: 101).

Firman-Nya:




7



Artinya : “Itulah sebagian Hikmah yang diwahyukan Tuhanmu kepadamu. dan


janganlah kamu Mengadakan Tuhan yang lain di samping Allah, yang
menyebabkan kamu dilemparkan ke dalam neraka dalam Keadaan tercela lagi
dijauhkan (dari rahmat Allah). (QS. Al-Isro: 39).

Dan firman-Nya:




Artinya: “janganlah kamu sembah di samping (menyembah) Allah, Tuhan


apapun yang lain. tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia. tiap-
tiap sesuatu pasti binasa, kecuali Allah. bagi-Nyalah segala penentuan, dan hanya
kepada-Nyalah kamu dikembalikan.”(QS. Al-Qoshosh: 88).

Dan firman-Nya:




Artinya: “Dan Kami meneguhkan hati mereka diwaktu mereka berdiri, lalu
mereka pun berkata, "Tuhan Kami adalah Tuhan seluruh langit dan bumi; Kami
sekali-kali tidak menyeru Tuhan selain Dia, Sesungguhnya Kami kalau demikian
telah mengucapkan Perkataan yang Amat jauh dari kebenaran".Maksudnya:
berdiri di hadapan raja Dikyanus (Decius) yang zalim dan menyombongkan
diri.”(QS. Al-Kahfi: 14).

firman Allah Ta’ala sbb:




8
Atinya:“Demikianlah, karena sesungguhnya Allah, Dialah yang hak dan
sesungguhnya apa saja yang mereka seru selain dari Allah itulah yang bathil.
Dan sesungguhnya Allah, Dialah Dan sesungguhnya Allah, Dialah Yang Maha
Tinggi lagi Maha Besar” (QS. Luqman: 30).

Jadi makna kalimat (‫ )الإلهإالهللا‬adalah tidak ada sesembahan yang benar


kecuali Allah Azza wa Jalla semata. Adapun sesembahan-sesembahan selain-Nya
maka uluhiyyah (ketuhanan) yang dianggap oleh penyembahnya tidaklah benar,
artinya uluhiyyah yang bathil, sedangkan yang benar adalah uluhiyyah Allah Azza
wa Jalla semata.Kalimat "Laa ilaaha illallah" telah ditafsiri dengan beberapa
penafsiran yang batil, antara lain:
a. "Laa ilaaha illallah" artinya: "Tidak ada sesembahan kecuali Allah", Ini
adalah batil, karena maknanya: Sesungguhnya setiap yang disembah, baik yang
hak maupun yang batil, itu adalah Allah.
b. "Laa ilaaha illallah" artinya:"Tidak ada pencipta selain Allah". Ini
adalah sebagian dari arti kalimat tersebut. Akan tetapi bukan ini yang dimaksud,
karena arti ini hanya mengakui tauhid rububiyah saja, dan itu belum cukup.
c. "Laa ilaaha illallah" artinya:"Tidak ada hakim (penentu hukum) selain
Allah". Ini juga sebagian dari makna kalimat " Laa ilaaha illallah". Tapi bukan itu
yang dimaksud, karena makna tersebut belum cukup.
Semua tafsiran di atas adalah batil atau kurang, karena tafsir-tafsir itu ada
dalam kitab-kitab yang banyak beredar. Sedangkan tafsir yang benar menurut
salaf dan para muhaqqiq (ulama peneliti), tidak ada sesembahan yang hak selain
Allah seperti tersebut di atas.
2. Syahadat Rosul
Kalimat kedua: makna syahadat (‫ )محمد رسول هللا‬adalah mengikrarkan dengan
lisan dan mengimani dengan hati bahwa Muhammad bin Abdillah Al-Quraisyi Al-
Hasyimi adalah Rasul Allah kepada seluruh makhluk Jin maupun manusia. Hal ini
sebagaimana firman Allah Ta’ala:



9



Artinya:“Katakanlah (wahai Muhammad):’Hai manusia sesungguhnya aku


adalah utusan Allah kepadamu semua, yaitu Allah yang mempunyai kerajaan
langit dan bumi; tidak ada sesembahan selain Dia, yang menghidupkan dan
mematikan, maka berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya, Nabi yang
ummiy yang beriman kepada Allah dan kepada kalimat-kalimat-Nya dan ikutilah
dia, supaya kamu mendapat petunjuk” (QS. Al-A’rof: 158).
Dan firman-Nya:


Artinya: “Maha suci Allah yang telah menurunkan Al Furqaan (Al Quran)
kepada hamba-Nya, agar Dia menjadi pemberi peringatan kepada seluruh
alam.”(QS. Al- Furqon: 1).
Konsekuensi kalimat syahadat ini adalah membenarkan Rasulullah
shalallahu ‘alaihi wa sallam tentang apa yang beliau kabarkan, melaksanakan apa
yang beliau perintahkan, menjauhi apa yang beliau larang dan tidak ada ibadah
kepada Allah kecuali dengan cara yang disyariatkan olehnya. Konsekuensi
syahadat ini juga tidak berkeyakinan bahwa Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa
sallam mempunyai hak dalam rububiyyah (hak untuk diibadahi) dan mengatur
alam atau hak dalam ibadah, akan tetapi ia adalah seorang hamba yang tidak
diibadahi dan seorang Rasul yang tidak berdusta, dan dia tidak memiliki
kemampuan sedikitpun untuk memberi manfaat dan mudharot untuk dirinya
sendiri maupun orang lain kecuali apa yang dikehendaki oleh Allah sebagaimana
firman Allah Ta’ala:




10
Artinya:“Katakanlah (ya Muhammad):’Aku tidak mengatakan kepadamu,
bahwa perbendaharaan Allah ada padaku, dan tidak (pula) aku mengetahui yang
ghaib dan tidak (pula) aku mengatakan kepadamu bahwa aku seorang malaikat.
Aku tidak mengikuti kecuali apa yang diwahyukan kepadaku…” (QS. Al-An’am:
50).
Beliau shalallahu ‘alaihi wa sallam adalah seorang hamba yang diperintah
dan mengikuti/mematuhi apa yang diperintahkan kepadanya, firman Allah Ta’ala:


Artinya: “Katakanlah:’Sesungguhnya aku tidak kuasa mendatangkan
sesuatu kemudharatan kepadamu dan tidak (pula) sesuatu kemanfaatan’.
Katakanlah:’Sesungguhnya aku sekali-kali tiada seorangpun yang dapat
melindungiku dari (azab) Allah dan sekali-kali tiada akan memperoleh tempat
berlindung selain daripada-Nya” (QS. Al-Jin: 21-22).
Firman-Nya:



Artinya:“Katakanlah:’Aku tidak berkuasa menarik kemanfaatan bagi
diriku dan tidak (pula) menolak kemudharatan kecuali yang dikehendaki Allah.
Dan sekiranya aku mengetahui yang ghaib, tentulah aku berbuat kebajikan
sebanyak-banyaknya dan aku tidak akan ditimpa kemudharatan. Aku tidak lain
hanyalah pemberi peringatan dan pembawa berita gembira bagi orang-orang
yang beriman.” (QS. Al-A’rof: 188).
Dengan ayat-ayat tadi, kita tahu bahwasanya tidak ada yang berhak atas
ibadah baik Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam maupun makhluk lainnya dan
sesungguhnya ibadah itu tidak untuk siapapun kecuali Allah semata. Allah Ta’ala
berfirman:



11
Artinya:“Katakanlah:’Sesungguhnya sholatku, sembelihanku, hidupku
dan matiku hanyalah untuk Allah, Rabb alam semesta, tiada sekutu bagi-Nya;
dan demikian itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang
pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah)” (QS. Al-An’am: 162-163).
Sedangkan hak Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam adalah kita
menempatkannya pada tempat yang telah Allah tempatkan baginya, yaitu beliau
adalah hamba Allah dan Rasul-Nya, sholawat dan salam Allah atas beliau.

III.D.Aktualiasi Syahadat dalam Ibadah dan Muamalah

Aktualisasi syahadat dalam ibadah dan muamalah yakni sebagai berikut:

1. Syahadat sebagai inti ajaran Islam.

Apabila syahadat yang merupakan inti ajran Islam sudah menancap dalam dirinya
sebagai akidah, maka berubah pula seluruh aspek kehidupannya.

2. Syahadatain sebagai Asas perubahan

Syahadat inilah yang akan selalu memompa semangat ummat Islam untuk selalu
membuat perubahan yang lebih baik.

3. Syahadat sebagai hakikat dakwah para rasul.

Syariat yang dibawa rosul dapat berbeda-beda namun intinya tetap sama yaitu
beriman kepaada Allah dan menjauhi thogut.

4. Syahadat sebagai keutamaan yang agung.

Syahadat dapat menyelamatkan dari azab Allah di dunia dan akhirat. Juga menjadi
sebab terhapusnya dosa dan maksiat sertta sebab masuknya seseorang kedalam
surga dan tidak kekal di neraka.

12
II.E. Pengaruh Syahadat dalam kehidupan Manusia

Masyarakat muslim adalah masyarakat yang melambangkan prinsip-


prinsip dan smua hal-hal yang penting. Tanpa terlambangnya prinsip dan hal-hal
yang penting itu dalam perwujudan masyarakat, maka masyarakat itu tidak dapat
dikatakan masyarakat islam.

Ciri pertama yang membedakan wujud masyarakat muslim ada bahwa


masyarakat ini berdiri atas dasar penghambatan diri manusia kepada Allah semata
dalam seluruh persoalan. Penghambatan ini dilambangkan dan dibentuk oleh
syahadat La ilaha illa Allah, MuhammadRaasulullah.

Inilah masyarakat Muslim, yaitu masyarakat yang melambangkan


perhambatan diri kepada Allah semata, dalam kepercayaan dan konsepsi para
anggotanya, dalam system social dan perundang-undangan mereka, dan juga
dalam upacara peribadatan dan ibadah mereka. Kalau ada salah satu dari segi-segi
ini yang tidak terdapat, berarti islam itu sendiri tidak ada. Karena yang ada itu
sesungguhnya justru Rukun pertamanya: La ilaha illa Allah, Muhammad
Raasulullah.

II.F.Hal-hal yang Membatalkan Syahadatain

1. Syirik Kepada Allah


Termasuk didalamnya menyembelih karena selain Allah, misalnya untuk
kuburanyang dikeramatkan atau untuk jin dan lain-lain.
2. Orang yang Menjadikan antara Dia dan Allah Perantara-perantara
Ia berdoa kepada mereka, meminta syafaat kepada merekadan bertawakkal
kepada mereka. Orang seperti ini kafir secara ijma’. Kejadian ini pernah terjadi
pada zaman Rosulullah SAW yaitu yang telah dilakukan oleh kaum kair Quraisy.
Salah jika menganggap kaum Quraisy sepenuhnya berTuhan kepada Latta, ‘Uzza,
Manat, serta Huban. Mereka hanyalah Ghoroniq buatan kaum mereka sendiri
dengan dalih para ghoroniq inilah yang akan menyampaikan do’a-do’a serta
permohonan mereka kepada Allah. Tuhan mereka hanyalah pemberi syafaat

13
kepada mereka. Tampaknya hal ini juga banyak terjadi di kalangan masyarakat di
negeri kita saat ini yaitu generasi-generasi jahiliyah modern.
3. Orang yang Tidak Mau Mengkafirkan Orang Musyrik dan Orang
yang Masih Ragu terhadap Kekufuran Mereka atau Membenarkan
Madzhab Mereka, Dia itu Kafir.
4. Orang yang Meyakini bahwa Selain Petunjuk Nabi Muhammad SAW
Lebih Lempurna dari Petunjuk Beliau
Seperti orang-orang yang mengutamakan hokum thaghut di atas hukum
Rosulullah SAW, mengutamakan hukum atau perundang-undangan manusia di
atas hukum Islam, maka dia kafir.
5. Benci Ajaran Islam
Siapa yang membenci sesuatu dari ajaran yang dibawa oleh Rosulullah SAW
sekalipun ia juga mengamalkannya, maka ia kafir.
6. Menghina Islam
Siapa yang menghina sesuatu dari agama Rosul SAW atau pahala maupun
siksanya, maka ia kafir.
7. Sihir
Diantaranya sharf dan ‘athf (barangkali adalah amalan yang membuat suami
benci kepada istrinya atau membuat wanita cinta kepadanya/pelet). Barangsiapa
melakukan atau meridhoinya, maka ia kafir.
8. Memusuhi Islam
Mendukung kaum musyrikin dan menolong mereka dalam memusuhi
umat Islam.
9. Keluar Syari’at Nabi
Siapa yang meyakini bahwa sebagian manusia ada yang boleh keluar dari
syari’at Nabi Muhammad SAW seperti halnya Nabi Khidir boleh keluar dari
syariat Nabi Musa maka ia kafir. Sebagaimana diyakini oleh ghulat sufiyah (sufi
yang berlebihan / melampaui batas) bahwa mereka dapat mencapai suatu
derajatatau tingkatan yang tidak membutuhkan untuk mengikuti ajaran Rosulullah
SAW.

14
10. Berpaling dari Agama Allah, Tidak Mempelajarinya dan Tidak Pula
Mengamalkannya.
Syaikh Muhammad at Tamimi berkata, “tidak ada beda dalam hal yang
membatalkan syahadat ini antara orang yang bercanda, yang serius (bersungguh-
sungguh) maupun yang takut, kecuali orang yang dipaksa. Dan semuanya adalah
bahaya yang paling besar serta yang paling sering terjadi. Maka setiap muslim
wajib berhati-hati dan mengkhawatirkan dirinya serta mohon perlindungan kepada
Allah SAW dari hal yang bisa mendatangkan murka Allah dan siksaNya yang
pedih.”

II.G.Cara Mempertahankan Keimanan


Untuk mempertahankan keimanan kita agar terjaga yaitu:
1. Segala Perilaku Merasa Disaksikan oleh Pencipta-Nya.
Sesuai firman Allah:
         
        
        
       
       
       

Artinya: “(yaitu) orang-orang yang khusyu' dalam sembahyangnya,dan
orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tiada
berguna,dan orang-orang yang menunaikan zakat,dan orang-orang yang
menjaga kemaluannya,kecuali terhadap isteri-isteri mereka atau budak yang
mereka milikiMaka Sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada
terceIa.Barangsiapa mencari yang di balik itu[995] Maka mereka Itulah orang-
orang yang melampaui batas dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat
(yang dipikulnya) dan janjinya. dan orang-orang yang memelihara
sembahyangnya.(Q.S. Al-Mu’min, 23: 2-9)
2. Memelihara Shalat dan Amanat serta Memenuhi Janji.
3. Berusaha Menghindari Perbuatan Maksiat
4. Apabila Memperoleh Kebahagiaan, Dia Bersyukur.
Sesuai firman Allah:

15
         
  
Artinya:”mengapa Allah akan menyiksamu, jika kamu bersyukur dan
beriman ? dan Allah adalah Maha Mensyukuri lagi Maha mengetahui.”(Q.S, An-
nisaa’, 4:147)
5. Apabila Dapat Musibah Dia Bersabar.
Sesuai firman Allah:
      
      
        
 
Artinya: “Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan
sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. dan
berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (yaitu) orang-orang
yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: "Inna lillaahi wa innaa
ilaihi raaji'uun"(Q.S. Al-Baqarah, 2: 155-156).
6. Rela atas segala ketentuan Allah yang dilimpahkan kepadanya.
Sesuai firman Allah:
         
Artinya: “Katakanlah: Sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku
dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam.”(Q.S. Al-An’aam,
6:162).
7. Apabila mempunyai rencana, maka bertawakkal kepada Allah.

BAB III PENUTUP

III.A. Kesimpulan
Iman ialah bahwa engkau percaya akan Allah, percaya akan adanya malaikat-
malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, Rasul-Rasul-NYa, percaya akan hari berbangkit
(kiamat) serta percaya akan qadla dan qadar Allah SWT. Sedang tauhid adalah
beritikad bahwa Allah itu esa, taka da sekutu bagi-Nya. Itikad ini harus dihayati,
baik dalam niat, amal maupun maksud dan tujuan. Keduanya didasari oleh

16
Syahadatain. Syahadatain atau dua kalimat syahadat adalah dua perkataan
pengakuan yang diucapkan dengan lisan dan dibenarkan oleh hati untuk
menjadikan diri orang Islam.Lafadz kalimat syahadat adalah:
‫اشهدأَن الاله االهللا واشهدان محمدرسول هللا‬
Artinya:“Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan melainkan Allah. Dan aku
bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah.”
Kalimat syahadatain dibagi 2 yaitu tauhid dan rosul. Syahadat sangat
berpengaruh pada kehidupan mausia sebagai rukun islam yang pertama. Ada
berbagai hal yang dapat membatalkan syahadat atau keimanan kita. Maka jagalah
keimanan.

III.B. Saran

Demikian makalah ini kami susun.Punulis menyadari dalam makalah ini


masih banyak sekali kekurangan dan jauh dari kesan “sempurna”.Oleh karena itu,
kritik dan saran yang kontruktif sangat penulis harapkan demi kesempurnaan
makalah saya selanjutnya.Akhirnya semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi
siapa saja yang membcanya.Seseorang yang bersyahadat harus memiliki
pengetahuan tentang syahadatnya. Dia wajib memahami isi dari dua kalimat yang
dia nyatakan itu, serta bersedia menerima konsekuensi ucapannya.Lalu, seseorang
yang bersyahadat mesti mengetahui dengan sempurna makna dari syahadat tanpa
sedikitpun keraguan terhadap makna tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Kholiq, Muhammad. “Makalah Syahadat”. 07 November


2018.http://mcholieq.blogspot.com/2012/12/makalah-syahadat.html.
J, Jakhin. ”Makalah Makna Syahadatain dan Komitmen Implementasinya”.08
November 2018. http://jakhinjj.blogspot.com/2016/04/makalah-makna-
syahadatain-dan-komitmen.html.

17
Nurhalijah, Siti. “Materi Makalah Agama Islam”. 07 November
2018.http://magamaislam.blogspot.com/2016/12/syahadat.html.
Alkaz, Mooza. “Makalah Syahadatain”. 08 November 2018.http://mooza-
alkaz.blogspot.com/2012/06/makalah-syahadatain.html.

18

Anda mungkin juga menyukai