Anda di halaman 1dari 31

PELABUHAN LAUT

TKS 12734

Wahyu Widiyanto
Jurusan Teknik Sipil UNSOED
ANGIN, PASANG SURUT DAN
GELOMBANG

Angin, pasang surut dan gelombang


merupakan faktor yang selalu harus
diperhitungkan ketika merencanakan
pelabuhan.
Ketiga faktor di atas (plus arus) termasuk
dalam kelompok tinjauan hidrodinamika
pantai.
ANGIN
Penting karena :
1. Menimbulkan arus dan gelombang
2. Menimbulkan tekanan pada kapal dan
bangunan pelabuhan.
Angin terjadi karena ada perbedaan tekanan
antara tempat-tempat di permukaan bumi.
Perbedaan tekanan ini terutama
disebabkan oleh perbedaan temperatur
atmosfer.
Badai Katrina di sekitar Teluk Meksiko, badai dahsyat tahun
2005, melanda New Orleans, AS. (Sumber: News Channel 9)
Angin TORNADO
Kerusakan akibat badai
Angin di Indonesia
 Angin utama di Indonesia adalah angin
musim yang terdiri dari angin musim barat
dan angin musim timur.
 Selain itu ada angin-angin lokal seperti :
angin darat, angin laut, angin Bohorok,
angin puting beliung, angin Gending, dsb.
Kecepatan Angin
 Kecepatan angin diukur
dengan anemometer
 Kecepatan angin biasanya
dinyatakan dalam knot
1 knot = 1 nml/jam
= 1,852 km/jam

nml : nautical mile = mil laut


Skala Beaufort
 Data angin dicatat tiap jam dan sering
dinyatakan dalam skala Beaufort.
 Skala Beaufort terdiri dari tingkat 0 sampai
12 yang dipengaruhi sifat angin, keadaan
lingkungan, kecepatan dan tekanan.
Tabel Skala Beaufort
Tingkat Sifat Angin Keadaan Lingkungan V (knot) P
(kg/m2)

0 Sunyi (calm) Tidak ada angin, asap 0–1 0,2


mengumpul
2 Angin sepoi Arah angin terlihat pada 1–3 0,8
arah asap, tidak ada
bendera angin
…..
…..
11 Angin ribut Kerusakan karena badai 56 – 63 188,0
terdapat di daerah luas

12 Angin topan Pohon besar tumbang, 64 213,0


rumah rusak berat
Mawar Angin (Wind Rose)
 Diagram yang menggambarkan arah dan
persentase kejadian angin dalam periode waktu
pengukuran.
U

BL % TL
40
%
30
%
20
%
10 > 34 knot
5% 28 - 33 knot
0% 22 - 27 knot
17 - 21 knot
B T
11 - 16 knot
7 - 10 knot
0-6 knot

BD TG

S
PASANG SURUT
 Penting karena :
Menentukan dimensi bangunan seperti
pemecah gelombang, dermaga,
pelampung penambat, kedalaman alur
pelayaran, kolam labuh, dsb.
Elevasi puncak bangunan didasarkan
pada elevasi muka air pasang, sedangkan
kedalaman alur dan perairan pelabuhan
berdasar muka air surut.
 Pasang surut adalah fluktuasi muka air laut
sebagai fungsi waktu karena adanya gaya tarik
benda-benda langit, terutama matahari dan
bulan.

 Meskipun massa bulan jauh lebih kecil dari


massa matahari, tetapi karena jaraknya dari
bumi jauh lebih dekat, maka pengaruh gaya tarik
bulan terhadap bumi lebih besar daripada
pengaruh gaya tarik matahari.
Bumi Bulan Matahari

Gaya Tarik Bulan & matahari

Air laut pasang

Air laut surut Gaya Sentrifugal bumi

Gaya Pembangkitan Pasang Surut


Pasut Purnama (Spring Tide)

 Pasang surut air laut dipermukaan bumi dengan kedudukan tertinggi


terjadi pada saat titik pusat bumi, bulan dan matahari berada dalam
satu garis lurus (deklinasi 0º atau 360º) dan saling memperkuat
pengaruh dari masing-masing gaya penggerak pasut (bulan dan
matahari), pasang ini biasa disebut Pasang Purnama (Spring Tide).
Pasut Perbani (Neap Tide)

 Pasang surut laut dengan tunggang minimum terjadi pada keadaan


di mana garis hubung titik-titik pusat bumi dan matahari tegak
lurus dengan garis hubung titik-titik pusat bumi dengan bulan.
Pasang ini di namakan Pasang Perbani (Neap Tide).
Animasi Pasut
Kurva Pasang Surut
Tipe Pasang Surut
1. Pasut harian ganda (semi diurnal tide)
2. Pasut harian tunggal (diurnal tide)
3. Pasut campuran condong ke harian
ganda (mixed tide prevailing semidiurnal)
4. Pasut campuran condong ke harian
tunggal (mixed tide prevailing diurnal)

(Penjelasan masing-masing tipe pasut ada


pada draft bahan kuliah pelabuhan)
Grafik Tipe Pasut
Grafik Tipe
Pasut
Peta Tipe Pasut di Indonesia
Beberapa Definisi Elevasi Muka Air
1. Muka air tinggi (high water level, HWL), muka
air tertinggi yang dicapai pada saat air pasang
dalam satu siklus pasut.
2. Muka air rendah (low water level, LWL),
kedudukan air terendah yang dicapai pada
saat air surut dalam satu siklus pasut.
3. Muka air tinggi rerata (mean high water level,
MHWL), rerata dari muka air tinggi selama
periode 19 tahun.
4. Muka air rendah rerata (mean low water level,
MLWL) : rerata dari muka air rendah selama
periode 19 tahun.
5. Muka air laut rerata (mean sea level, MSL) :
muka air rerata antar muka air tinggi rerata dan
muka air rendah rerata. Elevasi ini digunakan
sebagai referensi untuk elevasi di daratan.
6. Muka air tinggi tertinggi (highest high water
level, HHWL) : air tertinggi pada saat pasut
purnama atau bulan mati.
7. Muka air rendah terendah (lowest low water
level, LLWL) : air terendah pada saat pasut
purnama atau bulan mati.
HWL
LWL

Anda mungkin juga menyukai