Anda di halaman 1dari 5

Nama : Mutia Febrina

NPM : 1910070120015

KUIS KEPEMIMPINAN DAN BERFIKIR

SISTEM KESEHATAN MASYARAKAT

1. Coba saudari jelaskan apa konsep kepemimpinan dalam ranah kesehatan


masyarakat?
Jawab : Konsep kepemimpinan dalam ranah kesehatan masyarakat adalah Kepemimpinan
dalam kesehatan masyarakat mencakup lebih dari sekedar pemimpin individual atau
idividu dalam posisi kepemimpinan. Kesehatan masyarakat secara mendalam terlibat
dalam kepemimpinan sebagai agen perubahan sosial dengan mengidentifikasi masalah
kesehatan dan risikonya serta menstimulasi tindakan untuk mengatasinya. Dalam
kepemimpinan ini, seorang ahli kesehatan berpeeran dalam sebagai leader, dimaa
leaderdisini bertujuan sebagai problem solving atau cara mengatasi masalah baik di
individu atau di amsyarakat sendiri, dikarenakan apabila seorang ahli kesmas mampu
memimpin suatu organisasi secara baik, maka hal tersebut sangat memudahkan
organisasi atau masyarakat berubah dikarenakan seorang leader atau kepemimpinan
seseorang ahli kesmas yang baik.
Contoh : dalam puskesmas X didapatkan masalah mengenai data penyakit menular, oleh
karena itu kita sebagai kepala puskesmas harus bisa mengatasi masalah tersebut dengan
memberikan alternative penyelesaian masalah, biss jadi alternative yang kita berikan
adalah memberikan tenggat waktu kepada bawahan kita supaya bisa melengkapi data
masalah penyakit menular tersebut
2. Bagaiamana cara berpikir system yang sistematis atau system thingking dalam
kesehatan masyarakat?
Jawab : cara berpikir secara system atau system thinking ini adalah dimana dalam
berpikir system, semua yang ada di pikiran kita sudah teratur atau sistrematis, mulai dari
perencanaan, pelaksanaan, maupun evaluasi. Dalam berpikir system ini kita di usahkan
dapat menganalisa situasi yang ada di organisasi kita. Contohnya : kita sebagai kepala
puskesmas dalam menyusun pencatatan dan pelaporan puskesmas dalam bidang gizi, kita
perlu berpikir dalam pencatatan dan pelaporan ini dilihat dari bagaiman tahap
perencanaan program gizinya, bagaimana pelaksanaan program gizi apakah berhasil
merubah perilaku masyarakat atau tidak, terus bagaimana mengevaluaasi atau menilai
apakah program gizi dapat berjalan dengan lancer atau tidak. Oleh karena itu pemimpin
puskesmas harus tau dulu apa yang dilakukan pertama kali supaya program yang ada di
puskesmas dapat berjalan dengan lanccar.
3. Coba saudari jelaskan konsep berpikir system dalam ranah kesehatan masyarakat?
Jawab : konsep berpikir system dalam ranah kesehatan masyarakat adalah kita sebagai
leader atau pemimpin suatu organisasi baik di dalam ruangan maupun di luar ruangan
harus dapat berpikir system, mengapa begitu? Hal tersebut sesuai dengan konsep berpikir
system di dalam ranah kesmas, dimana dalam berpikir system ini kita berpikir secara
teratur dari awal sampai akhir. Contoh : kita merupakan ketua dalam melakukan promosi
kesehatan di suatu daerah. Dimana kita sebagai ketua supada dapat menerapkan berpikir
system ini kita harus menganalisa situasi di daerah tersebut, kita lihat apa permaslahan
yang ada di daerah tersebut, kemudian kita pecahkan maslaah melalui program promkes
yang akan kita sampaikan di masyarakat karena ranah kita promkes dan preventif maka
kita akan berpikir bagaimana bisa masyrakat ini supaya mau berkontribusi dalam
program yang kita sampaikan.
4. Jelaskan prinsip-prinsip kepemimpinan?
Jawab : Salah satu cara  menyempurnakan definisi kepemimpinan kesehatan masyarakat
secara khusus adalah dengan mempertimbangkan beberapa prinsip yang harus digunakan
oleh pemimpin kesehatan masyarakat untuk mengarahkan tindakan mereka.
Prinsip yang harus di terapkan oleh pemimpin kesmas adalah
1. Infastruktur kesehatan masyarakat harus diperkuat oleh penggunaan fungsi inti dan
layanan esensial kesehatan masyarakat sebagai pedoman untuk perubahan yang harus
terjadi. Pemimpin kesehtan masyarakat harus mengevaluasi status kesehatan
masyarakat, mengevaluasi kapasitas masyarakat untuk memenuhi prioritas
kesehatannya, dan mengimplementasikan tindakan preventif untuk mengurangi
dampak atau bahkan menghindari krisis kesehatan masyarakat
2. Tujuan kesehatan masyarakat adalah meningkatkan status kesehatan setiap individu
dalam masyarakat. Pemimpin kesehatan masyarakat sangat percaya bahwa promosi
kesehatan dan pencegahan penyakit dapat dilakukan. Berkaitan dengan hal ini,
kesehatan masyarakat berbeda dengan sistem layanan medis, yang menekankan pada
pengobatan dan rehabilitasi. Setiap individu harus mempelajari manfaat kesehatan
masyarakat dan bagaiman kualitas hidup dapat ditingkatkan secara optimal jika aturan
tertentu di ikuti
3. Hubungan masyarakat harus dibentuk untuk memenuhi kebutuhan kesehatan
masyarakat dalam kehidupan pribadinya. Kesehatan masyarakat merupakan tanggung
jawab komunis dan aktivitasnya berbasis populasi. Ini berarti bahwa misi kesehatan
masyarakat adalah bekerja dengan semua kelompok dalam komunitas untuk
meningkatkan kesehatan seluruh anggotanya
4. Pemimpin kesehatan masyarakat yang baru harus mempelajari tehknik dan praktik
kepemimpinan dari pemimpin kesehatan masyarakat yang berpengalaman
5. Pemimpin harus berhubungan dengan manajer dan staf lain dalam organisasi,
pemimpin harus menjadi pengarah dan motivator kegiatan dalam organisasi,
pemimpin harus mempengaruhi semua fase kerja dalam organisasi, dan pemimpin
harus mengantisipasi masa depan dan mengembangkan organisasi dengan cara
mempertimbangkan masa depan tersebut
5. Jelaskan tingkatan kepemimpinan dan berikan contoh?
Jawab : tingkat kepemimpinan dalam kesehatan masyarakat :
1. Tingkat Personal
Maksud dari tingkat personal ini adalah, leader dalam diri kita dimana kita sebelum
menjadi pemimpin harus pandai dulu memimpin diri kita. Contoh dalam memimpin
orang maupun organisasi, diri kita harus yakin bahwa diri kita mampu dalam
memimpin organisasi dilihat dari sifat kepemimpinan kita apakah sifat kita terbuka
atau tidak, atau apakah public speaking kita bagus atau tidak, atau apakah kita bisa
tidak egois dalam memimpin organisasi kita. Intinya tingkat personal ini melihat
apakah sifat dalam diri kita ini mampu menjadi pemimpin atau tidak.
2. Tingkat Kelompok
Kepemimpinan dalam tingkat kelompok ini adalah kita sebagai pemimpin apakah
mampu memimpin kelompok yang ada di ruangan atau di masyrakat. Contoh kita
memimpin kelompok promosi kesehatan di mana tia yang di tunjuk sebagai ketua
program promkes di puskesmas, oleh karena itu keterampilan tia sebagai ketua
kelompok harus dapat membimbing anggota kelompok tia, supaya anggota kelompok
tia tidak egois dan mampu mengeluarkan pendapat demi memecahkan masalah dalam
program promkes di masyarakat.
3. Tingkat Lembaga
Dalam tingkat lembaga ini kita sebagai pemimpin harus mampu menjalin kerja sama
dengan lembaga lain. Misalkan kita sebagai pemimpin kesmas dalam program
pengendalian sampah yang ada di daerah X. jadi kita sebagai pemimpinnya kita harus
mampu menghandle lembaga yang mau kita ajak bekerja sama dalam pengendalian
sampah ini, contohnya kita menjalin kemitraan dengan lembaga kesehatan lingkungan
agar mau bermitra dengan kita dalam melakukan pengendalian sampah di daerah X.
sehingga nantinya apabila lembaga kesling ini mau bermitra denga kita otomatis kita
yang akan menjadi pemimpin dalam lembaga tersebut.
4. Tingkat Komunitas
Dalam tingkat komunitas ini, kita berbicara mengenai masyarakat. Di dalam tingkat
komunitas ini diharapkan, kita sebagi ahli kesmas untuk mampu mengajak masyrakat
dalam kontribusi untuk memperlancar program kesehatan yang telah kita susun dan
kita laksanakan di komunitas maysrakat. Contohnya pengendalian sampah dalam
daerah X , setelah kita menjalin kemitraan dengan lembaga kesling untuk
pengendalian masyarakat, nah akhirnya kita masuk ke tahap yang realitasnya adalah
sebagai pemimpin dalam melaksanakan program pengendalian sampah di masyarakat
di daerah X. kita sebagai pemimpinnya harus mampu mengajak masyrakat agar
berpatipasi dengan program yang kita susun, dan mampu membuat masyarakat
merubah perilaku mereka.
6. Coba saudari jelaskan masalah kebijakan dalam organisasi?
Jawab : Masalah kebijakan dalam organisasi. Dimana dalam masalah kebijakan ini
merupakan kendala kita sebagai kesmas, mengenai kebijakan ini biasanya berkaitan
dengan proses advokasi dengen pucuk pimpinan. Contoh dari maslah kebijakan ini adalah
masalah kebijakan publk di organisasi. Kita sebagai pemimpin dalam suatu organisasi
misalnya pemimpin puskesmas, kita menemui maslah kebijakan public seperti bawahan
tia melakukan kesalahan dalam SOP puskesmas yang telah ditetapkan, dimana SOP ini
merupakan kebijakan yang ada di puskesmas tia, apabilah masalah kebijakan SOP ini
telah di langgar oleh anggota bawahan tia maka dengan secara tegas tia akan memberikan
sanksi kepada bawahan tia yang melanggar SOP ini. Kemudian ada lagi masalah
kebijakan ini adalah dengan tidak dikeluarkan kebijakan dari pucuk pimpinan dalam
program yang akan tia laksanakan di masyarakat. Maka tia dan organisasi tia akan
berusaha membujuk para pemucuk pimpinan supaya dapat mengeluarkan kebijakan
seperti adanya peraturan.
7. Bagaimana keterampilan pemimpin kesehatan masyarakat dalam menangani
masalah kesmas?
Jawab : keterampilan pemimpin kesmas dalam menangani masalah kesmas, contoh kasus
yang tia ambil adalah kasus CTPS di daerah Suka Cita. Dimana di daerah Suka Cita ini
didapatkan masyarakatnya belum CTPS sebelum dan sesudah makan, target kasus ini
adalah anak-anak di daerah Suka Cita adapun alas an anak-anak di daerah Suka Cita tidak
melakukan CTPS sebelum dan sesudah makan dikarenakan anak-anak tersebut terlalu
sibuk main sehingga mereka lupa dalam mencuci tangan sebelum makan dan sesudah
makan, dan juga dikarenakan para orang tua yang kurang pengetahuan mereka tentang
CTPS yang baik dan benar. Bagaimana keterampilan tia sebagai ahli kesmas dalam
menangani hal tersebut adalah tia sebagai ahli kesmas membentuk kelopok promkes
mengenai CTPS ini dimana tia sebagai ketua kelompok promkes ini, karena tia sebagai
pemimpinnya maka keterampilan yang akan tia gunakan adalah keterampilan terbuka,
dimana dalam keterampilabn terbuka ini tia dan anggota kelompok tia akan berdiskusi
bagaimana cara menyelesaikan masalah CTPS di daerah Suka Cita, dimana tia akan
membiarkan anggota tia memberikan pendapatnya terlebih dahulu, apabila semua nggota
kelompok tia sudah memberikan pendapatnya, stelah itu tia akan mendiskudikan mana
yang lebih tepat dalam mengatasi masalah CTPS di daerah tersebut. Kemudian
keterampilan lainnya adalah keterampilan dalam public speaking, karena kita tau kita
sebagai ahli kesmas harus memiliki keterampilan public speaking yang baik supaya
masyarakat mau melakukan program ini dengan baik dan tanpa paksaan.

Anda mungkin juga menyukai