1. Coba saudari jelaskan apa konsep kepemimpinan dalam ranah kesehatan
masyarakat? Jawab : Konsep kepemimpinan dalam ranah kesehatan masyarakat adalah Kepemimpinan dalam kesehatan masyarakat mencakup lebih dari sekedar pemimpin individual atau idividu dalam posisi kepemimpinan. Kesehatan masyarakat secara mendalam terlibat dalam kepemimpinan sebagai agen perubahan sosial dengan mengidentifikasi masalah kesehatan dan risikonya serta menstimulasi tindakan untuk mengatasinya. Dalam kepemimpinan ini, seorang ahli kesehatan berpeeran dalam sebagai leader, dimaa leaderdisini bertujuan sebagai problem solving atau cara mengatasi masalah baik di individu atau di amsyarakat sendiri, dikarenakan apabila seorang ahli kesmas mampu memimpin suatu organisasi secara baik, maka hal tersebut sangat memudahkan organisasi atau masyarakat berubah dikarenakan seorang leader atau kepemimpinan seseorang ahli kesmas yang baik. Contoh : dalam puskesmas X didapatkan masalah mengenai data penyakit menular, oleh karena itu kita sebagai kepala puskesmas harus bisa mengatasi masalah tersebut dengan memberikan alternative penyelesaian masalah, biss jadi alternative yang kita berikan adalah memberikan tenggat waktu kepada bawahan kita supaya bisa melengkapi data masalah penyakit menular tersebut 2. Bagaiamana cara berpikir system yang sistematis atau system thingking dalam kesehatan masyarakat? Jawab : cara berpikir secara system atau system thinking ini adalah dimana dalam berpikir system, semua yang ada di pikiran kita sudah teratur atau sistrematis, mulai dari perencanaan, pelaksanaan, maupun evaluasi. Dalam berpikir system ini kita di usahkan dapat menganalisa situasi yang ada di organisasi kita. Contohnya : kita sebagai kepala puskesmas dalam menyusun pencatatan dan pelaporan puskesmas dalam bidang gizi, kita perlu berpikir dalam pencatatan dan pelaporan ini dilihat dari bagaiman tahap perencanaan program gizinya, bagaimana pelaksanaan program gizi apakah berhasil merubah perilaku masyarakat atau tidak, terus bagaimana mengevaluaasi atau menilai apakah program gizi dapat berjalan dengan lancer atau tidak. Oleh karena itu pemimpin puskesmas harus tau dulu apa yang dilakukan pertama kali supaya program yang ada di puskesmas dapat berjalan dengan lanccar. 3. Coba saudari jelaskan konsep berpikir system dalam ranah kesehatan masyarakat? Jawab : konsep berpikir system dalam ranah kesehatan masyarakat adalah kita sebagai leader atau pemimpin suatu organisasi baik di dalam ruangan maupun di luar ruangan harus dapat berpikir system, mengapa begitu? Hal tersebut sesuai dengan konsep berpikir system di dalam ranah kesmas, dimana dalam berpikir system ini kita berpikir secara teratur dari awal sampai akhir. Contoh : kita merupakan ketua dalam melakukan promosi kesehatan di suatu daerah. Dimana kita sebagai ketua supada dapat menerapkan berpikir system ini kita harus menganalisa situasi di daerah tersebut, kita lihat apa permaslahan yang ada di daerah tersebut, kemudian kita pecahkan maslaah melalui program promkes yang akan kita sampaikan di masyarakat karena ranah kita promkes dan preventif maka kita akan berpikir bagaimana bisa masyrakat ini supaya mau berkontribusi dalam program yang kita sampaikan. 4. Jelaskan prinsip-prinsip kepemimpinan? Jawab : Salah satu cara menyempurnakan definisi kepemimpinan kesehatan masyarakat secara khusus adalah dengan mempertimbangkan beberapa prinsip yang harus digunakan oleh pemimpin kesehatan masyarakat untuk mengarahkan tindakan mereka. Prinsip yang harus di terapkan oleh pemimpin kesmas adalah 1. Infastruktur kesehatan masyarakat harus diperkuat oleh penggunaan fungsi inti dan layanan esensial kesehatan masyarakat sebagai pedoman untuk perubahan yang harus terjadi. Pemimpin kesehtan masyarakat harus mengevaluasi status kesehatan masyarakat, mengevaluasi kapasitas masyarakat untuk memenuhi prioritas kesehatannya, dan mengimplementasikan tindakan preventif untuk mengurangi dampak atau bahkan menghindari krisis kesehatan masyarakat 2. Tujuan kesehatan masyarakat adalah meningkatkan status kesehatan setiap individu dalam masyarakat. Pemimpin kesehatan masyarakat sangat percaya bahwa promosi kesehatan dan pencegahan penyakit dapat dilakukan. Berkaitan dengan hal ini, kesehatan masyarakat berbeda dengan sistem layanan medis, yang menekankan pada pengobatan dan rehabilitasi. Setiap individu harus mempelajari manfaat kesehatan masyarakat dan bagaiman kualitas hidup dapat ditingkatkan secara optimal jika aturan tertentu di ikuti 3. Hubungan masyarakat harus dibentuk untuk memenuhi kebutuhan kesehatan masyarakat dalam kehidupan pribadinya. Kesehatan masyarakat merupakan tanggung jawab komunis dan aktivitasnya berbasis populasi. Ini berarti bahwa misi kesehatan masyarakat adalah bekerja dengan semua kelompok dalam komunitas untuk meningkatkan kesehatan seluruh anggotanya 4. Pemimpin kesehatan masyarakat yang baru harus mempelajari tehknik dan praktik kepemimpinan dari pemimpin kesehatan masyarakat yang berpengalaman 5. Pemimpin harus berhubungan dengan manajer dan staf lain dalam organisasi, pemimpin harus menjadi pengarah dan motivator kegiatan dalam organisasi, pemimpin harus mempengaruhi semua fase kerja dalam organisasi, dan pemimpin harus mengantisipasi masa depan dan mengembangkan organisasi dengan cara mempertimbangkan masa depan tersebut 5. Jelaskan tingkatan kepemimpinan dan berikan contoh? Jawab : tingkat kepemimpinan dalam kesehatan masyarakat : 1. Tingkat Personal Maksud dari tingkat personal ini adalah, leader dalam diri kita dimana kita sebelum menjadi pemimpin harus pandai dulu memimpin diri kita. Contoh dalam memimpin orang maupun organisasi, diri kita harus yakin bahwa diri kita mampu dalam memimpin organisasi dilihat dari sifat kepemimpinan kita apakah sifat kita terbuka atau tidak, atau apakah public speaking kita bagus atau tidak, atau apakah kita bisa tidak egois dalam memimpin organisasi kita. Intinya tingkat personal ini melihat apakah sifat dalam diri kita ini mampu menjadi pemimpin atau tidak. 2. Tingkat Kelompok Kepemimpinan dalam tingkat kelompok ini adalah kita sebagai pemimpin apakah mampu memimpin kelompok yang ada di ruangan atau di masyrakat. Contoh kita memimpin kelompok promosi kesehatan di mana tia yang di tunjuk sebagai ketua program promkes di puskesmas, oleh karena itu keterampilan tia sebagai ketua kelompok harus dapat membimbing anggota kelompok tia, supaya anggota kelompok tia tidak egois dan mampu mengeluarkan pendapat demi memecahkan masalah dalam program promkes di masyarakat. 3. Tingkat Lembaga Dalam tingkat lembaga ini kita sebagai pemimpin harus mampu menjalin kerja sama dengan lembaga lain. Misalkan kita sebagai pemimpin kesmas dalam program pengendalian sampah yang ada di daerah X. jadi kita sebagai pemimpinnya kita harus mampu menghandle lembaga yang mau kita ajak bekerja sama dalam pengendalian sampah ini, contohnya kita menjalin kemitraan dengan lembaga kesehatan lingkungan agar mau bermitra dengan kita dalam melakukan pengendalian sampah di daerah X. sehingga nantinya apabila lembaga kesling ini mau bermitra denga kita otomatis kita yang akan menjadi pemimpin dalam lembaga tersebut. 4. Tingkat Komunitas Dalam tingkat komunitas ini, kita berbicara mengenai masyarakat. Di dalam tingkat komunitas ini diharapkan, kita sebagi ahli kesmas untuk mampu mengajak masyrakat dalam kontribusi untuk memperlancar program kesehatan yang telah kita susun dan kita laksanakan di komunitas maysrakat. Contohnya pengendalian sampah dalam daerah X , setelah kita menjalin kemitraan dengan lembaga kesling untuk pengendalian masyarakat, nah akhirnya kita masuk ke tahap yang realitasnya adalah sebagai pemimpin dalam melaksanakan program pengendalian sampah di masyarakat di daerah X. kita sebagai pemimpinnya harus mampu mengajak masyrakat agar berpatipasi dengan program yang kita susun, dan mampu membuat masyarakat merubah perilaku mereka. 6. Coba saudari jelaskan masalah kebijakan dalam organisasi? Jawab : Masalah kebijakan dalam organisasi. Dimana dalam masalah kebijakan ini merupakan kendala kita sebagai kesmas, mengenai kebijakan ini biasanya berkaitan dengan proses advokasi dengen pucuk pimpinan. Contoh dari maslah kebijakan ini adalah masalah kebijakan publk di organisasi. Kita sebagai pemimpin dalam suatu organisasi misalnya pemimpin puskesmas, kita menemui maslah kebijakan public seperti bawahan tia melakukan kesalahan dalam SOP puskesmas yang telah ditetapkan, dimana SOP ini merupakan kebijakan yang ada di puskesmas tia, apabilah masalah kebijakan SOP ini telah di langgar oleh anggota bawahan tia maka dengan secara tegas tia akan memberikan sanksi kepada bawahan tia yang melanggar SOP ini. Kemudian ada lagi masalah kebijakan ini adalah dengan tidak dikeluarkan kebijakan dari pucuk pimpinan dalam program yang akan tia laksanakan di masyarakat. Maka tia dan organisasi tia akan berusaha membujuk para pemucuk pimpinan supaya dapat mengeluarkan kebijakan seperti adanya peraturan. 7. Bagaimana keterampilan pemimpin kesehatan masyarakat dalam menangani masalah kesmas? Jawab : keterampilan pemimpin kesmas dalam menangani masalah kesmas, contoh kasus yang tia ambil adalah kasus CTPS di daerah Suka Cita. Dimana di daerah Suka Cita ini didapatkan masyarakatnya belum CTPS sebelum dan sesudah makan, target kasus ini adalah anak-anak di daerah Suka Cita adapun alas an anak-anak di daerah Suka Cita tidak melakukan CTPS sebelum dan sesudah makan dikarenakan anak-anak tersebut terlalu sibuk main sehingga mereka lupa dalam mencuci tangan sebelum makan dan sesudah makan, dan juga dikarenakan para orang tua yang kurang pengetahuan mereka tentang CTPS yang baik dan benar. Bagaimana keterampilan tia sebagai ahli kesmas dalam menangani hal tersebut adalah tia sebagai ahli kesmas membentuk kelopok promkes mengenai CTPS ini dimana tia sebagai ketua kelompok promkes ini, karena tia sebagai pemimpinnya maka keterampilan yang akan tia gunakan adalah keterampilan terbuka, dimana dalam keterampilabn terbuka ini tia dan anggota kelompok tia akan berdiskusi bagaimana cara menyelesaikan masalah CTPS di daerah Suka Cita, dimana tia akan membiarkan anggota tia memberikan pendapatnya terlebih dahulu, apabila semua nggota kelompok tia sudah memberikan pendapatnya, stelah itu tia akan mendiskudikan mana yang lebih tepat dalam mengatasi masalah CTPS di daerah tersebut. Kemudian keterampilan lainnya adalah keterampilan dalam public speaking, karena kita tau kita sebagai ahli kesmas harus memiliki keterampilan public speaking yang baik supaya masyarakat mau melakukan program ini dengan baik dan tanpa paksaan.