Anda di halaman 1dari 3

NAMA : INTAN PRATIWI

NIM : 1924090220
MATA KULIAH : PSIKOLOGI KEPRIBADIAN I
DOSEN : DEWI SYUKRIAH., S.PSI., M.A
JADWAL : KAMIS, 11.10 – 14.30

Tugas pertemuan kedua (tanggal 19 Maret 2020) tugas mengenai usaha-usaha prailmiah
yang pernah dilakukan oleh manusia untuk megetahui kepribadian. 
PENGERTIAN KEPRIBADIAN
Kepribadian atau “personality” merupakan sifat dan tingkah laku yang membedakannya dengan
orang lain. Kepribadian seseorang dibentuk dan terbentuk oleh factor internal dan eksternal. G.
W All Port (1897), mengemukakan bahwa, “personality is the dynamic organization within the
individual those psychological system that determine his unique adjustment to his environment” .
(Kepribadian adalah organisasi dinamis yang ada pada seseorang di dalam suatu system
psikopisik yang menentukan keunikan atau corak yang khas dalam caranya menyesuaikan diri
dengan lingkungannya).
- Organisasi dinamis maksudnya kepribadian itu selalu aktif bergerak/berubah sebagai
suatu organisasi jiwa dan organisasi fisik dalam diri individu.
- System psikopisik maksudnya adalah bahwa perubahan tersebut adalah system jiwa.
- Corak yang khas maksudnya bahwa kepribadian menentukan keunikan penyesuaian diri
individu terhadap lingkungan.
Kepribadian adalah semua corak perilaku dan kebiasaan individu yang terhimpun dalam dirinya
dan digunakan untuk bereaksi serta menyesuaikan diri terhadap segala rangsangan baik dari luar
maupun dari dalam. Corak perilaku dan kebiasaan ini merupakan kesatuan fungsional yang khas
pada seseorang. Perkembangan kepribadian tersebut bersifat dinamis, artinya selama individu
masih bertambah pengetahuannya dan mau belajar serta menambah pengalaman dan
keterampilan, mereka akan semakin matang dan mantap kepribadiannya (Depkes, 1992).
PENDEKATAN AWAL DALAM MEMAHAMI KEPRIBADIAN
 Pendekatan Pra-ilmiah
Usaha-usaha untuk menyusun teori maupun konsep yang utuh dalam rangka menjelaskan
perilaku manusia sudah sejak lama dilakukan orang. Hasil dari usaha-usaha penyusunan teori
maupun konsep ini ada yang nilai ilmiahnya masih jauh dari memadai dan karenanya dapat
disebut dengan usaha-usaha yang masih bersifat pra-ilmiah, usaha-usaha yang bersifat pra-
ilmiah merupakan usaha-usaha dalam memahami tingkah laku manusia yang belum dilandasi
oleh upaya-upaya pembuktian yang dapat dipercaya. Pemahaman tingkah laku melalui cara-cara
ini hanya berdasarkan keyakinan dan kepercayaan yang muncul dari pengalaman yang dialami.
A. Chirologi atau Ilmu Guratan Tangan ( jawa: rajah)
Dasar pikiran dari pada pengetahuan ini ialah kenyataan bahwa gurat-gurat tangan orang itu
tidak ada yang sama satu sama lain, macannya adalah sebanyak orangnya. Jika sekiranya orang
dapat mengenal perbedaan-perbedaan serta sifat-sifat khusus gurat-gurat tangan tersebut, maka
dia akan dapat mengenal perebdaan-perbedaan serta sifat-sifat khas orangnya. Usaha yang
biasanya dilakukan orang hanya memperhatikan beberapa gurat(garis) saja. ni pula yang menjadi
dasar pikiran Daktiloskopi (ilmu sidik jari)
B. Astrologi atau Ilmu Perbintangan
Dasar pikiran daripada pengetahuan ini ialah adanya pengaruh kosmis terhadap manusia. Pada
waktu seseorang dilahirkan, dia ada dalam posisi tertentu terhadap benda-benda angkasa; jika
sekiranya kita dapat mengenal perbedaan-perbedaan mengenai soal ini dia juga akan dapat
mengenal perbedaan-perbedaan serta sifat-sifat khas orangnya.
C. Grafologi atau ilmu tentang tulisan tangan
Dasar pikiran grafologi itu ialah demikian segala gerakan yang dilakukan oleh manusia itu
merupakan ekspresi daripada kehidupan jiwanya; jadi juga gerakan menulis-dan selanjutnya
tulisan sebagai hasil gerakan menulis itu-merupakan bentuk ekspresi kehidupan jiwa. Kalau
sekiranya orang dapat mengetahui keadaan khusus tulisan seseorang dengan baik, berarti ia juga
dapat mengenal keadaan khusus kepribadian si penulisnya. Dalam menganalisis tulisan itu hal-
hal yang perlu diperhatikan antara lain :
- Apakah tulisan tetap lurus ataukah naik atau menurun,
- Condong tegaknya tulisan,
- Besar kecilnya huruf,
- Jarak tulisan dari satu garis ke garis yang lainnya,
- Tumpul runcingnya tulisan,
- Tebal-tipisnya tulisan,
- Tetap atau tidaknya ukuran tulisan,
- Jarak tulisan dari tepi, dan sebagainya.
Hal-hal tersebut dianalisis, dicari sifat-sifatnya yang khas, dan dengan jalan demikian orang
mencoba menarik kesimpulan mengenai kepribadian penulisnya.
D. Physiognomi atau ilmu tentang wajah
Pengetahuan ini berusaha memahami kepribadian atas dasar keadaan wajahnya. Dasar pikiran
untuk mengusahakan pengetahuan ini ialah keyakinan bahwa ada hubungan antara keadaan
wajah dan kepribadian. Hal-hal yang tampak pada wajah dapat dipergunakan untuk membuat
interpretasi mengenai apa yang terkandung dalam jiwa. Tokoh yang mengusahakan secara luas
pengetahuan ini dan mempergunakanya secara baik adalah: JoahannCasper Laveter (1741-1801),
seorang pendeta di Zurich. Karya Laveter ialah:Physiognomische Fragmante zurBeforderung
der Menchenkenntriss undMenschenliebe. Dalam buku tersebut diamenerangkan antara lain
- Keadaan dahi dan kening adalah petunjuk untuk mengerti kecerdasan seseorang;
- Hidung dan pipi adalah bagian yang dapat memberikan tanda halus atau
kasarnyaperasaan seseorang;
- Mulut dan dagu dapat memberikan petunjuk untuk nafsu makan, nafsu minum
dansebagainya;
- Mata adalah yang mencerminkan seluruh kehidupan jiwa; dan sebagainya.
Semasa hidupnya Laveter sebagai seorang pendeta yang banyak bergauldengan bermacam-
macam orang menggunakan pedoman itu secara baik. Akan tetapi suksesnya tersebut bukan
karena baiknya pedoman yang digunakan, melainkan ketajaman intuisisnya; jadi kalau pedoman
tersebut dipergunakan oleh orang lain, makalain-lain pulalah hasilnya.
E. Phrenologi atau Ilmu Tentang Tengkorak
Pengetahuan ini bermaksud memahami kepribadian atas dasar keadaan tengkoraknya. Dasar
pikirannya adalah bahwa tiap-tiap fungsi atau kecakapan itu masing-masing mempunyai
pusatnya diotak. Jikalau salah satu (atau lebih) dari kecakapan itu keadaannya luar biasa,maka
pusatnya di otakpun luar biasa besarnya. Akibat hal ini ialah bentu tengkorak lalu berubah oleh
pusat yang membesar tersebut, sehingga ada tonjolan-tonjolannya. Dengan mengukur secara
teliti tonjolan-tonjolan tersebut, dapat ditarik kesimpulan tentang kecakapan-kecakapan atau
sifat-sifat orangnya.
F. Onychologi atau lmu Tentang Kuku
Kepribadian seseorang atas dasar keadaan kuku-kukunya. Kuku di ujung jari itumempunyai
hubungan yang erat dengan susunan syaraf, dengan cabang-cabangnyayang terhalus di ujung
jari. Warna serta bentuk kuku dapat dipakai sebagai landasanuntuk mengenal kepribadian
orangnya. Cabang pengetahuan ini baru dikembangkan pada bagian kedua abad ini,oleh
sekelompok ahli dari Perancis, yang dipelopori oleh Henry Bouquet, Cartan PierreGiram, dan
Henry Mangin.

Anda mungkin juga menyukai