PENJELASAN:
B. GURU PEMBIMBING
Ahmadi dan Uhbiyanti (1991) mengemukakan peran guru sebagai pembimbing dalam
melaksanakan proses belajar-mengajar, sebagai berikut:
Memasyarakatkan pelayanan bimbingan dan konseling.
Merencanakan program bimbingan dan konseling (terutama program-program
satuan layanan dan satuan kegiatan pendukung. Dan untuk satuan-satuan
waktu tertentu, program-program tersebut dikemas dalam program mingguan,
bulanan, semesteran dan tahunan.
Melaksanakan segenap program satuan layanan bimbingan dan konseling.
Melaksanakan segenap program satuan kegiatan pendukung bimbingan dan
konseling.
Menilai proses dan hasil pelaksanaan satuan layanan dan kegiatan pendukung
bimbingan dan konseling.
Menganalisis hasil penilaian layanan dan kegiatan pendukung bimbingan dan
konseling.
Melaksanakan tindak lanjut berdasarkan hasil penilaian layanan dan kegiatan
pendukung bimbingan dan konseling.
Mengadministrasikan kegiatan satuan layanan dan kegiatan pendukung
bimbingan yang dilaksanakannya.
Mempertanggung jawabkan tugas dan kegiatannya dalam pelayanan
bimbingan dan konseling secara menyeluruh kepada Koordinator Bimbingan
dan Konseling serta Kepala Sekolah.
Menyediakan kondisi-kondisi yang memungkinkan setiap peserta didik
merasa aman, dan berkeyakinan bahwa kecakapan dan prestasi yang
dicapainya mendapat penghargaan dan perhatian. Suasana yang demikian
dapat meningkatkan motivasi belajar peserta didik, dan dapat menumbuhkan
rasa percaya dirinya.
Mengusahakan agar peserta didik dapat memahami diri, kecakapan-
kecakapan, sikap, minat, dan pembawaanya.
Mengembangkan sikap-sikap dasar bagi tingkah laku sosial yang baik.
Tingkah laku peserta didik yang tidak matang dalam perkembangan sosialnya
dapat merugikan dirinya sendiri maupun teman-temannya.
Menyediakan kondisi dan kesempatan bagi setiap peserta didik untuk
memperoleh hasil yang lebih baik. Guru dapat memberikan fasilitas waktu,
alat atau tempat bagi peserta didik untuk mengembangkan kemampuannya.
Membantu memilih jabatan yang cocok, sesuai dengan bakat, kemampuan,
dan minatnya. Berhubung guru relatif lama bergaul dengan peserta didik,
maka kesempatan tersebut dapat dimanfaatkannya untuk memahami potensi
peserta didik. Guru dapat menunjukkan arah minat yang cocok dengan bakat
dan kemampuannya. Melalui penyajian materi pelajaran, usaha bimbingan
tersebut dapat dilaksanakan.
C. KOORDINATOR BK
Supervisi dan monitoring merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
keseluruhan kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah. Hal ini dipahami karena
perencanaan dan pelaksanaan yang baik belum tentu dapat diwujudkan pada setiap
sekolah. Secara organisatoris pengawasan melekat dilaksanakan oleh Kepala Sekolah
dan wakilnya, namun secara fungsional pengawasan di luar dilakukan oleh Pengawas
Sekolah.
Melalui kedua macam pengawasan ini diharapkan dapat mendorong dan
mengangkat guru-guru pembimbing tersebut selalu meningkatkan wawasan dan
kemampuan fungsional profesi keahliannya, khususnya dalam bidang bimbingan dan
konseling.
Ekuivalensi kegiatan kerja pengawas bimbingan dan konseling terhadap 24 (dua
puluh empat) jam tatap muka menggunakan pendekatan jumlah guru yang dibina di
satu atau beberapa sekolah pada jenjang pendidikan yang sama atau jenjang
pendidikan yang berbeda. Jumlah guru yang harus dibina untuk pengawas bimbingan
dan konseling paling sedikit 40 (empat puluh) dan paling banyak 60 guru BK.
Berikut akan dijelaskan peranan pengawas Bimbingan dan Konseling antara lain:
a. Penyusunan Program Pengawasan Bimbingan dan Konseling
Setiap pengawas baik secara berkelompok maupun secara perorangan
wajib menyusun rencana program pengawasan. Program pengawasan
terdiri atas:
Program pengawasan tahunan
Program pengawasan semester
Rencana kepengawasan akademik (RKA)
b. Program pengawasan tahunan pengawas disusun oleh kelompok pengawas di
kabupaten/kota melalui diskusi terprogram. Kegiatan penyusunan program
tahunan ini diperkirakan berlangsung selama 1 (satu) minggu.
c. Program pengawasan semester adalah perencanaan teknis operasional kegiatan
yang dilakukan oleh setiap pengawas pada setiap sekolah tempat guru
binaannya berada. Program tersebut disusun sebagai penjabaran atas program
pengawasan tahunan di tingkat kabupaten/kota. Kegiatan penyusunan program
semester oleh setiap pengawas ini diperkirakan berlangsung selama 1 (satu)
minggu.
d. Rencana Kepengawasan Bimbingan dan Konseling (RKBK) merupakan
penjabaran dari program semester yang lebih rinci dan sistematis sesuai
dengan aspek/masalah prioritas yang harus segera dilakukan kegiatan
supervisi. Penyusunan RKBK ini diperkirakan berlangsung 1 (satu) minggu.
e. Program tahunan, program semester, dan RKBK sekurang-kurangnya memuat
aspek/masalah, tujuan, indikator keberhasilan, strategi/metode kerja (teknik
supervisi), skenario kegiatan, sumberdaya yang diperlukan, penilaian dan
instrumen penilaian
D. WALI KELAS
Sebagai pengelola kelas tertentu dalam pelayanan bimbingan dan konseling, Wali
Kelas berperan :
Membantu guru pembimbing melaksanakan tugas-tugasnya, khususnya di
kelas yang menjadi tanggung jawabnya.
Membantu guru mata pelajaran melaksanakan peranannya dalam pelayanan
bimbingan dan konseling, khususnya di kelas yang menjadi tanggung
jawabnya.
Membantu memberikan kesempatan dan kemudahan bagi siswa, khususnya
dikelas yang menjadi tanggung jawabnya, untuk mengikuti/menjalani layanan
dan/atau kegiatan bimbingan dan konseling.
Berpartisipasi aktif dalam kegiatan khusus bimbingan dan konseling, seperti
konferensi kasus.
Mengalihtangankan siswa yang memerlukan layanan bimbingan dan
konseling kepada guru pembimbing.
DAFTAR PUSTAKA
Remaja
FIP UNP.
Surya, Muh. 1975. Bimbingan dan Penyusunan. Bandung : Penerbit CV. Ilmu.