Anda di halaman 1dari 8

TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB PERSONIL SEKOLAH

Peran Kepala Sekolah

Struktur BK di Sekolah: Secara garis besarnya, Prayitno (2004)


memerinci peran, tugas dan tanggung jawab
a. Kandepdiknas
b. Komite Sekolah kepala sekolah dalam bimbingan dan
c. Kepala Sekolah Dan Wakasek
konseling, sebagai berikut:
d. Koordinator Bk Dan Konselor Sekolah
e. Pengawas BK
f. Tata Usaha - Menyediakan prasarana, tenaga, dan
g. Guru pembimbing berbagai kemudahan bagi
h. Guru Mata Pelajaran
i. Wali Kelas terlaksananya pelayanan bimbingan
j. Siswa dan konseling yang efektif dan
efisien.

PERAN GURU PEMBIMBING


WALI KELAS
Ahmadi dan Uhbiyanti (1991) mengemukakan peran guru sebagai
pembimbing dalam melaksanakan proses belajar-mengajar, sebagai - Membantu guru
berikut: pembimbing
melaksanakan tugas-
- Memasyarakatkan pelayanan bimbingan dan konseling.
tugasnya, khususnya di
- Merencanakan program bimbingan dan konseling (terutama
program-program satuan layanan dan satuan kegiatan kelas yang menjadi
pendukung. Dan untuk satuan-satuan waktu tertentu, tanggung jawabnya.
program-program tersebut dikemas dalam program mingguan,
bulanan, semesteran dan tahunan. - Membantu guru mata
pelajaran melaksanakan
peranannya dalam
pelayanan bimbingan dan
konseling, khususnya di
kelas yang menjadi
PERAN KOORINATOR BK: tanggung jawabnya.

-Penyusunan Program Pengawasan Bimbingan dan


Konseling.

- Program pengawasan tahunan pengawas disusun oleh


kelompok pengawas di kabupaten/kota melalui diskusi
terprogram.
1. Struktur Organisasi BK di Sekolah
Manajemen bimbingan dan konseling di sekolah agar bisa berjalan seperti yang
diharapakan antara lain perlu dukungan oleh adanya organisasi yang jelas dan teratur.
Organisasi yang demikian itu secara tegas mengatur kedudukan, tugas dan tanggung
jawab para personil sekolah yang terlibat.Demikian pula, organisasi tersebut tergambar
dalam struktur atau pola organisasi yang bervariasi yang tergantung pada keadaan dan
karakteristik sekolah masing-masing.jika personil sekolah siswanya berjumlah banyak
dengan didukung oleh personil sekolah yang memadai diperlukan sebuah pola organisasi
bimbingan dan konseling yang lebih kompleks.
Struktur atau pola bk di sekolah adalah sebagai berikut:
a. Kandepdiknas
b. Komite Sekolah
c. Kepala Sekolah Dan Wakasek
d. Koordinator Bk Dan Konselor Sekolah
e. Pengawas BK
f. Tata Usaha
g. Guru pembimbing
h. Guru Mata Pelajaran
i. Wali Kelas
j. Siswa

PENJELASAN:

a. Kandepdiknas, adalah personil yang bertugas melakukan pengawasan dan


pembinaan terhadap penyelenggaraan pelayanan BK di sekolah. Dalam hal ini
pengawas sebagaimana dimaksudkan dalam petunjuk pelaksanaan BK di sekolah.
b. Kepala Sekolah ( bersama Wakasek) adalah penanggung jawab pendidikan pada
satuan pendidikan ( SLTP , SMA SMK) secara keseluruhan, termasuk
penanggung jawab dalam membuat kebijakan pelaksanaan pelayanan BK.
c. Koordinator BK ( bersama konselor sekolah) adalah pelaksana utama pelayanan
BK.
d. Guru ( Mata pelajaran atau praktik), adalah pelaksana pengajaran dan praktik /
latihan.
e. Wali kelas, adalah guru yang ditugasi secara khusus untuk mengurusi pembinaan
dan adminstrasi ( seperti nilai rapor, kenaikan kelas, kehadiran siswa) satu kelas
tertentu.
f. Siswa, adalah peserta didik yang menerima pelayanan pengajaran, praktik /
latihan, dan bimbingan di SLTP, SMA, dan SMK.
g. Tata Usaha, adalah pembantu Kepala Sekolah dalam penyelenggaraan
administrasi dan ketatausahaan.
h. Komite Sekolah, adalah organisasi yang terdiri dari unsur sekolah, orang tua dan
tokoh masyarakat, yang berperan membantu penyelenggaraan satuan pendidikan
yang bersangkutan

1. PERAN PERSONIL SEKOLAH


Kepala sekolah selaku penanggung jawab seluruh penyelenggaraan pendidikan di
sekolah memegang peranan strategis dalam mengembangkan layanan bimbingan dan
konseling di sekolah. Secara garis besarnya, Prayitno (2004) memerinci peran, tugas dan
tanggung jawab kepala sekolah dalam bimbingan dan konseling.
Bimbingan dan konseling disekolah merupakan suatu kegiatan bersama.Semua
personil sekolah (kepala sekolah, wakil kepala sekolah, guru pembimbing, guru mata
pelajaran dan wali kelas) mempunyai peranan masing-masing dalam melaksanakan
program bimbingan dan konseling. Dalam hal ini, guru pembimbing berperan sebagai
koordinator dan pelaksana utama. Berikut akan diuraikan tugas masing-masing personil
tersebut, khususnya dalam kaitannya dengan pelaksanaan bimbingan dan konseling,
antara lain:

A. PERAN KEPALA SEKOLAH


Kepala sekolah selaku penanggung jawab seluruh penyelenggaraan pendidikan di
sekolah memegang peranan strategis dalam mengembangkan layanan bimbingan dan
konseling di sekolah. Secara garis besarnya, Prayitno (2004) memerinci peran, tugas
dan tanggung jawab kepala sekolah dalam bimbingan dan konseling, sebagai berikut :
 Mengkoordinir segenap kegiatan yang diprogramkan dan berlangsung di
sekolah, sehingga pelayanan pengajaran, latihan, dan bimbingan dan
konseling merupakan suatu kesatuan yang terpadu, harmonis, dan dinamis.
 Menyediakan prasarana, tenaga, dan berbagai kemudahan bagi terlaksananya
pelayanan bimbingan dan konseling yang efektif dan efisien.
 Melakukan pengawasan dan pembinaan terhadap perencanaan dan
pelaksanaan program, penilaian dan upaya tidak lanjut pelayanan bimbingan
dan konseling.
 Mempertanggungjawabkan pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling
di sekolah.
 Memfasilitasi guru pembimbing/konselor untuk dapat mengembangkan
kemampuan profesionalnya, melalui berbagai kegiatan pengembangan profesi.
 Menyediakan fasilitas, kesempatan, dan dukungan dalam kegiatan
kepengawasan yang dilakukan oleh Pengawas Sekolah Bidang BK.

B. GURU PEMBIMBING
Ahmadi dan Uhbiyanti (1991) mengemukakan peran guru sebagai pembimbing dalam
melaksanakan proses belajar-mengajar, sebagai berikut:
 Memasyarakatkan pelayanan bimbingan dan konseling.
 Merencanakan program bimbingan dan konseling (terutama program-program
satuan layanan dan satuan kegiatan pendukung. Dan untuk satuan-satuan
waktu tertentu, program-program tersebut dikemas dalam program mingguan,
bulanan, semesteran dan tahunan.
 Melaksanakan segenap program satuan layanan bimbingan dan konseling.
 Melaksanakan segenap program satuan kegiatan pendukung bimbingan dan
konseling.
 Menilai proses dan hasil pelaksanaan satuan layanan dan kegiatan pendukung
bimbingan dan konseling.
 Menganalisis hasil penilaian layanan dan kegiatan pendukung bimbingan dan
konseling.
 Melaksanakan tindak lanjut berdasarkan hasil penilaian layanan dan kegiatan
pendukung bimbingan dan konseling.
 Mengadministrasikan kegiatan satuan layanan dan kegiatan pendukung
bimbingan yang dilaksanakannya.
 Mempertanggung jawabkan tugas dan kegiatannya dalam pelayanan
bimbingan dan konseling secara menyeluruh kepada Koordinator Bimbingan
dan Konseling serta Kepala Sekolah.
 Menyediakan kondisi-kondisi yang memungkinkan setiap peserta didik
merasa aman, dan berkeyakinan bahwa kecakapan dan prestasi yang
dicapainya mendapat penghargaan dan perhatian. Suasana yang demikian
dapat meningkatkan motivasi belajar peserta didik, dan dapat menumbuhkan
rasa percaya dirinya.
 Mengusahakan agar peserta didik dapat memahami diri, kecakapan-
kecakapan, sikap, minat, dan pembawaanya.
 Mengembangkan sikap-sikap dasar bagi tingkah laku sosial yang baik.
Tingkah laku peserta didik yang tidak matang dalam perkembangan sosialnya
dapat merugikan dirinya sendiri maupun teman-temannya.
 Menyediakan kondisi dan kesempatan bagi setiap peserta didik untuk
memperoleh hasil yang lebih baik. Guru dapat memberikan fasilitas waktu,
alat atau tempat bagi peserta didik untuk mengembangkan kemampuannya.
 Membantu memilih jabatan yang cocok, sesuai dengan bakat, kemampuan,
dan minatnya. Berhubung guru relatif lama bergaul dengan peserta didik,
maka kesempatan tersebut dapat dimanfaatkannya untuk memahami potensi
peserta didik. Guru dapat menunjukkan arah minat yang cocok dengan bakat
dan kemampuannya. Melalui penyajian materi pelajaran, usaha bimbingan
tersebut dapat dilaksanakan.

C. KOORDINATOR BK
Supervisi dan monitoring merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
keseluruhan kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah. Hal ini dipahami karena
perencanaan dan pelaksanaan yang baik belum tentu dapat diwujudkan pada setiap
sekolah. Secara organisatoris pengawasan melekat dilaksanakan oleh Kepala Sekolah
dan wakilnya, namun secara fungsional pengawasan di luar dilakukan oleh Pengawas
Sekolah.
Melalui kedua macam pengawasan ini diharapkan dapat mendorong dan
mengangkat guru-guru pembimbing tersebut selalu meningkatkan wawasan dan
kemampuan fungsional profesi keahliannya, khususnya dalam bidang bimbingan dan
konseling.
Ekuivalensi kegiatan kerja pengawas bimbingan dan konseling terhadap 24 (dua
puluh empat) jam tatap muka menggunakan pendekatan jumlah guru yang dibina di
satu atau beberapa sekolah pada jenjang pendidikan yang sama atau jenjang
pendidikan yang berbeda. Jumlah guru yang harus dibina untuk pengawas bimbingan
dan konseling paling sedikit 40 (empat puluh) dan paling banyak 60 guru BK.
Berikut akan dijelaskan peranan pengawas Bimbingan dan Konseling antara lain:
a. Penyusunan Program Pengawasan Bimbingan dan Konseling
 Setiap pengawas baik secara berkelompok maupun secara perorangan
wajib menyusun rencana program pengawasan. Program pengawasan
terdiri atas:
 Program pengawasan tahunan
 Program pengawasan semester
 Rencana kepengawasan akademik (RKA)
b. Program pengawasan tahunan pengawas disusun oleh kelompok pengawas di
kabupaten/kota melalui diskusi terprogram. Kegiatan penyusunan program
tahunan ini diperkirakan berlangsung selama 1 (satu) minggu.
c. Program pengawasan semester adalah perencanaan teknis operasional kegiatan
yang dilakukan oleh setiap pengawas pada setiap sekolah tempat guru
binaannya berada. Program tersebut disusun sebagai penjabaran atas program
pengawasan tahunan di tingkat kabupaten/kota. Kegiatan penyusunan program
semester oleh setiap pengawas ini diperkirakan berlangsung selama 1 (satu)
minggu.
d. Rencana Kepengawasan Bimbingan dan Konseling (RKBK) merupakan
penjabaran dari program semester yang lebih rinci dan sistematis sesuai
dengan aspek/masalah prioritas yang harus segera dilakukan kegiatan
supervisi. Penyusunan RKBK ini diperkirakan berlangsung 1 (satu) minggu.
e. Program tahunan, program semester, dan RKBK sekurang-kurangnya memuat
aspek/masalah, tujuan, indikator keberhasilan, strategi/metode kerja (teknik
supervisi), skenario kegiatan, sumberdaya yang diperlukan, penilaian dan
instrumen penilaian
D. WALI KELAS
Sebagai pengelola kelas tertentu dalam pelayanan bimbingan dan konseling, Wali
Kelas berperan :
 Membantu guru pembimbing melaksanakan tugas-tugasnya, khususnya di
kelas yang menjadi tanggung jawabnya.
 Membantu guru mata pelajaran melaksanakan peranannya dalam pelayanan
bimbingan dan konseling, khususnya di kelas yang menjadi tanggung
jawabnya.
 Membantu memberikan kesempatan dan kemudahan bagi siswa, khususnya
dikelas yang menjadi tanggung jawabnya, untuk mengikuti/menjalani layanan
dan/atau kegiatan bimbingan dan konseling.
 Berpartisipasi aktif dalam kegiatan khusus bimbingan dan konseling, seperti
konferensi kasus.
 Mengalihtangankan siswa yang memerlukan layanan bimbingan dan
konseling kepada guru pembimbing.
DAFTAR PUSTAKA

Abin Syamsuddin Makmun. 2003. Psikologi Pendidikan. Bandung : PT Rosda Karya

Remaja

Prayitno. 2000. Penyusunan Program Bimbingan dan Konseling Di Sekolah. Padang:

FIP UNP.

Surya, Muh. 1975. Bimbingan dan Penyusunan. Bandung : Penerbit CV. Ilmu.

Rochman Natawidjaya.1996. Pengantar Bimbingan dan Penyukuhan.Jakarta : Depdikbud.

Anda mungkin juga menyukai