Anda di halaman 1dari 10

Esensi dan Eksistensi Logika

Makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah

Ilmu Mantiq

Disusun Oleh :

Yhuda Arifin

Fakhry Fakhrurrozy H

Fakultas / Semester :

Usuluddin / 01

Dosen Pengampu:

Amiril Ahmad, MA

INSTITUT PERGURUAN TINGGI ILMU AL QUR’AN

JAKARTA

1
Kata Pengantar

Puji syukur kami haturkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-
Nya sehingga makalah Ilmu Alamiah Dasar yang berjudul “Esensi dan Eksistensi Logika” ini dapat
dapat kami selesaikan. meskipun sifatnya masih sangat sederhana dan masih banyak yang harus di
sempurnakan.

Ucapan terimakasih kami sempaikan kepada banyak pihak. Yang telah membantu dalam
penyusunan makalah ini. Dari berbagai pustaka, juga dari berbagai penilitan yang di kemukakan
pada laman online. Juga termasuk ucapan terimakasih kepada dosen pembimbing yang memberikan
arahan-arahan kepada kami hingga tersusunlah makalah sederhana ini. Proses Terbentuknya Alam
Semesta Beserta Makhluknya.

Kami Sebagai Penyusun makalah, sangat berharap adanya kritik dan saran demi
mengembangkan makalah ini. Masih banyak informasi yang belum bisa kami susun dalam makalah
sederhana ini. Semoga bermanfaat dan bisa di sempurnakan pada kesempatan berikutnya.

26 September 2019

2
DAFTAR ISI

Halaman Judul ………………………………………………........................…..............................1

Kata Pengantar…………………………........................………………………..............................2

Daftar Isi....................................................................................................................3

Pendahuluan

A. Latar Belakang………………………………….....................………......................................3

B. Rumusan Masalah…...…………………………......................……………............................5

C. Tujuan Penulisan…………………………………......................…………...............................5

Pembahasan

A. Esensi Logika..........................................................................................................6

B. Eksistensi Logika……...............................................................................................7

Penutup

A. Kesimpulan…………………....................…………………...................................................9

B. Saran…………………………....................……………………..................................................9

DAFTAR PUSTAKA

3
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Filsafat pada dasarnya hanya membicarakan 2 faktor utama, yaitu eksistensi dan esensi.
Bicara eksistensi dan esensi adalah seperti halnya orang bicara matematika dengan matematika
(aritmetika, geometri dll). Jika bicara eksistensi seumpama membicarakan Aritmetika, maka ANGKA-
ANGKALAH yang menjadi eksistensi telaahannya. Jika bicara eksistensi seumpama membicarakan
geometri, maka aksistensinya adalah GARIS dan GARIS saja.

Mempelajar esensi dan eksistensi adalah hal yang cukup penting. Karena setelah pengertian
dari ilmu logika kita fahami, esensi dan eksistensi mebahas tentang wilayah yang dicakup, dan garis
haluan nya.maka, pemakalah dengan kesederhananya menyusun memberikan gambaran singkat
untuk masalah esensi dan eksistensi ini.
B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah di kemukan diatas, maka


rumusan masalah yang akan di bahas yaitu :

1. Apa pengertian esensi dan eksistensi


2. Bagaiaman esensi logika menjadi dasar pemikiran filsafat
3. Mengapa eksistensi dan esnsi logika adalah 2 hal yang menjadi pembahasan filsafat

C. TUJUAN PENULISAN

Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk menjelaskan “esensi dan eksistensi
Logika’. Dan bagaimana filsafat berbicara tentang dua hal ini. Seperti kita ketahui ilmu logika
ini adalah ilmu yang memberikan seperangkat cara agar manusia tidak keliru dalam berfikir
dan menetukan pilihan.

5
PEMBAHASAN

A. Esesni Logika

Menurut kamus besar bahasa indonesia arti dari esensi adalah hakikat, inti, hal yang
pokok serta filsafat adalah ilmu yang berintikan logika, estetika, metafisika, dan
epistemologi. Itulah mengapa logika merupakan inti dan hal yang pokok dalam filsafat.
Selain itu ketika kita berfilsafat pun kita menggunakan logika kita dan nalar kita dalam
memecahkan masalah. Logika akan mengantarkan manusia dalam berpikir filsafat yang lurus
dan tepat

Logika berasal dari kata Yunani kuno (logos) yang berarti hasil pertimbangan akal
pikiran yang diutarakan lewat kata dan dinyatakan dalam bahasa. Sebagai ilmu,
logikadisebut dengan logike episteme (Latin: logica scientia) atau ilmu logika (ilmu
pengetahuan) yang mempelajari kecakapan untuk berpikir secara lurus, tepat, dan teratur.
Ilmu disini mengacu pada kemampuan rasional untuk mengetahui dan kecakapanmengacu
pada kesanggupan akal budi untuk mewujudkan pengetahuan ke dalamtindakan. Kata logis
yang dipergunakan tersebut bisa juga diartikan dengan masuk akal.

Nama ‘logika’ untuk pertama kali muncul pada filsuf Cicero (abad ke-1 sebelum
masehi), tetapi masih dalam arti ‘seni berdebat’. Alexander Aphrodisias (sekitar permulaan
abad ke-3 sesudah masehi) adalah orang yang pertama kali menggunakan kata ‘logika’
dalam arti ilmu yang menyelidiki lurus tidaknya pemikiran kita.

Logika dimulai sejak Thales (624SM - 548SM), filosofi Yunani pertama yang
meninggalkan segala dongeng, takhayul, dan cerita-cerita isapan jempol dan berpaling
kepada akal budi untuk memecahkan rahasia alam semesta. Thales mengatakan bahwa air
adalah arkhe (Yunani) yang berarti prinsip atau asas utama alam semesta. Saat itu Thales
telah mengenalkan logika induktif.

Aristoteles kemudian mengenalkan logika sebagai ilmu, yang kemudian disebut


logica scientica. Aristoteles mengatakan bahwa Thales menarik kesimpulan bahwa air adalah
arkhe alam semesta dengan alasan bahwa air adalah jiwa segala sesuatu.

6
Dalam logika Thales, air adalah arkhe alam semesta, yang menurut Aristoteles
disimpulkan dari; Air adalah jiwa tumbuh-tumbuhan (karena tanpa air tumbuhan mati); Air
adalah jiwa hewan dan jiwa manusia; Air jugalah uap; Air jugalah es.

Jadi, air adalah jiwa dari segala sesuatu, yang berarti, air adalah arkhe alam semesta.
Sejak saat Thales sang filsuf mengenalkan pernyataannya, logika telah mulai dikembangkan.

B. Eksistensi Logika

Dalam kajian filsafat, eksistensi Logika dapat di ibaratkan sebagai ujung


tombak yang kedudukannya sangat dikedepankan serta mendapatkan porsi sorotan
terpenting. Dikatakan demikian, mengingat dalam kegiatan berfilsafat, cara berpikir
dan bernalar secara benar merupakan syarat utama yang selalu harus dijunjung tinggi.
Tata cara bernalar dan berpikir secara benar dan logis inilah yang kemudian lebih
dikenal dengan istilah logika. Secara singkat dapat dikatakan, logika merupakan
ilmu pengetahuan dan kecakapan untuk berpikir lurus atau tepat. Mengingat ilmu
pengetahuan adalah kumpulan pe-ngetahuan tentang objek tertentu, kesatuan yang
sistematis , serta memberikan penjelasan yang dapat di pertanggungjawabkan. Segala
penjabaran tentangnya harus dilakukan dengan memberikan penjelasan mengenai sebab
musababnya.

Aspek penjelasan sebab musabab secara masuk akal dani ilmiah juga
merupakan bidang logika. Lapangan Pengetahuan Logika kefilsafatan secara umum yaitu
meliputi asas-asas yang menentukan pemikiranyang lurus, tepat, dan sehat. Dalam hal ini
logika menyelidiki, merumuskan, serta menerapkan hukum yang harus di tepati agar
manusia dapat berpikir lurus, tepat, dan teratur. Popkin dan Stroll (Bawengan,1990: 64)
berpendapat bahwa logika merupakan salah satu cabang filsafat yang tergolong penting
sekali. Semua bagian atau cabang-cabang filsafat tidak dapat lepas pada penggunaan
pikiran atau caran berpikir. Apakah pikiran itu benar atau Keliru akan tergantung pada
penyesuaiannya dengan asas-asas logika. Disitulah letak logika diperlukan sebagai dasar
penggunaan pikiran.

Kita sering memikirkan ribuan, bahkan jutaan benda atau eksistensi (wujud). Kita
membayangkan manusia, kuda, pesawat terbang, bumi, kereta api atau buku.

7
Kita lihat gambar-gambar dari benda-benda tersebut terhampar pada layar imajinasi
kita. Ini disebut “wujud di dalam imajinasi” (existence in imagination). Tetapi, benda-benda
yang disebutkan di atas juga memiliki wujudnya sendiri di luar imajinasi kita. Dan itu disebut
“wujud di luar imajinasi” atau “wujud riil” (the real existence).

Kadangkala kita membayangkan ide-ide atau gambaran yang tidak pernah


didapatkan di luar imajinasi. Kita bisa khayalkan 2 + 2 = 5. Namun, dapatkah 2 + 2 menjadi 5
dalam eksistensi atau wujud riil? Tentu saja “tidak”. Seseorang bisa saja mengkhayalkan
bahwa suatu benda “ada” dan juga “tidak ada” pada tempat dan waktu yang sama. Tetapi,
dapatkah hal ini terjadi dalam dunia realitas? Akal sehat akan mengatakan “tidak”.

8
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Esensi dan eksistensi logika menjadi dua hal yang tidak bisa di pisahkan. Esensi
sendiri adalah sesuautu yang dasar, yang menjadi asas. Sedang eksistensi adalah tentang
keberadaan, bentuk ada atau tidak ada. Yang akibatnya kita bisa mengimajinasikan ia
dalam imajinasi atau menampakkan dalam bentuk asli.

B. SARAN

Dengan konidis ilmu yang masih sangat berkembang, maka di harapkan kepada
kita untuk mampu mengembangkan ilmu pemgetahuan. Termasuk pada makalah
sederhana ini yang juga butuh di sempurnakan. Dan butuh

Sampaikan kritik serta saran kepada kami demi kemajuan makalah yang kami
susun. Agar kelak bisa kita sempurnakan pada makalah makalah yang akan di susun di
kemudian hari.

9
Daftar Pustaka

Depdiknas. 2003. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka

S. Suriasumantri, Jujun. 1996. Filsafat Ilmu sebuah pengantar Populer. Jakarta : Pustaka

SinarHarapan Jujun S. Suriasumantri, Filsafah Ilmu Sebuah Pengantar Populer, Gusti Bagus

Rai Utama, I. 2013. Filsafat Ilmu dan Logika. Bandung : Universitas Dhyana Pura

10

Anda mungkin juga menyukai