Anda di halaman 1dari 17

Makalah Statistik

KORELASI POINT BISERIAL

Dosen Pengampu :

Ibu Gamar Abdullah, S.Si., M.Pd

Oleh Kelompok 2 :

Nur’ain Seftyani Salsabilla Ente (151419095)

Nadila Salsabilah Ente (151419120)

Sovia Andriana Mokoagow (151419123)

Rahmat Panggu (151419

PRODI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

TAHUN 2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan
hidayah-Nya, kami bisa menyelesaikan makalah yang berjudul "Korelasi Point Biserial" ini
dengan tepat waktu. Tujuan pembuatan makalah ini yaitu untuk memenuhi tugas mata kuliah
“STATISTIK” dengan dosen pengampu ibu Gamar Abdullah, S.Si., M.Pd. Kami juga
mengucapkan terima kasih kepada teman-teman yang telah berkontribusi dalam pembuatan
makalah ini. Makalah ini memberikan informasi dan panduan materi statistika mengenai
“Korelasi Point Biserial”.

Kami menyadari ada banyak kekurangan pada makalah yang kami susun ini. Oleh
sebab itu, saran dan kritik yang membangun senantiasa diharapkan demi perbaikan makalah.
Kami juga berharap semoga makalah ini mampu memberikan pengetahuan tentang Korelasi
Point Biserial kepada seluruh pembaca.

Gorontalo, Oktober 2021

Penyusun

Kelompok 2

i
DAFTAR ISI

KATA
PENGANTAR………………………………………………………………………….i

DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………..ii

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang……………………………………………………………………iii
B. Rumusan Masalah………………………………………………………………...iii
C. Tujuan Penulisan………………………………………………………………….iv

BAB II. PEMBAHASAN

A. Teori Korelasi Point Biserial………………………………………………………1


B. Prosedur Korelasi Point Biserial…………………………………………………..2
C. Contoh Kasus Penelitian Pendidikan, Bentuk Data, dan Cara Pengolahan Data.....4
D. Analisis Data Dengan Menggunakan Software SPSS……………………………..7

BAB III. PENUTUP

A. Kesimpulan……………………………………………………………………….10
B. Saran……………………………………………………………………………...10

DAFTAR
PUSTAKA………………………………………………………………………...11

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Validitas berasal dari kata validity yang berarti keafsahan atau kebenaran.
Validitas memiliki arti sejauh mana ketepatan dan kecermatan alat ukur mampu
melakukan fungsi ukurnya. Selain validitas, alat ukur yang baik juga harus reliable.
Reliabilitas di terjemahkan dari kata realibility yang berarti hal yang dapat di percaya
(tahan uji). Sebuah tes dikatakan mempunyai realibilitas yang tinggi jika tes tersebut
memberikan data dengan hasil yang ajeg (tetap) walaupun diberikan pada waktu yang
berbeda kepada responden yang sama. Oleh karena itu, alat ukur yang baik adalah alat
ukur yang valid dan reliable. Hubungan antara validitas dengan realibilitas dapat
digambarkan sebagaimana tembakan yang selalu teapt mengenai sasaran yang di
inginkan. Sebuah alat ukur yang valid selalu reliable. Akan tetapi alat ukur yang reliable
belum tentu valid. Pada penelitian ini akan diperlihatkan bahwa data mempunyai
kesamaan sifat dengan data yang akan dibangkitkan baru berdasarkan data awal/asli.
Cara membangkitkan data baru tersebut adalah dengan metode bootstrap.
Ada beberapa analisis korelasional yang tergolong statistik non parametrik,
antara lain : Teknik korelasi Tata Jenjang (Rank Order Correlation), Teknik Korelasi
Point Biserial, Teknik Korelasi Biserial, Teknik Korelasi Phi, Teknik Korelasi
Kontigensi, Teknik Korelasi Kendall Tau, Teknik Korelasi Tetrakorik, dan lainnya.
Penggunaan teknik korelasi tersebut ditentukan oleh jenis data yang akan dianalisis.

B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan teori mengenai korelasi point biserial!
2. Bagaimana prosedur korelasi point biserial?
3. Bagaimana contoh korelasi point biserial dalam penelitian pendidikan?
4. Bagaimana analisis data tersebut dengan menggunakan software SPSS?

iii
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk memahami teori mengenai korelasi point biserial
2. Untuk mengetahui prosedur korelasi point biserial
3. Untuk mengetahui contoh korelasi point biserial dalam penelitian pendidikan
4. Untuk mengetahui data tersebut dengan menggunakan software SPSS

iv
v
BAB II

PEMBAHASAN

A. Teori Korelasi Point Biserial


Analisis Korelasi merupakan studi yang membahas tentang derajat (seberapa kuat)
hubungan antara dua variable atau lebih. Ukuran derajat hubungan tersebut disebut
koefisien korelasi. Koefisien korelasi merupakan angka yang menunjukkan arah dan kuat
hubungan antara dua variable atau lebih. Korelasi point-biserial adalah korelasi product
moment Pearson yang berlaku pada skor item yang bersifat dikotomi diskret (0/1)
dengan skor total pada suatu tes yang bersifat interval. Maksud dari dikotomi diskret di
sini adalah bahwa perbedaan nilai 1 dan 0 adalah nyata dan tidak nilai kontinum di
dalamnya. Misalnya adalah hidup dan mati. Keduanya adalah diskret karena tidak ada
setengah hidup dan setengah mati.
Korelasi Point Biserial juga dapat diartikan sebagai korelasi yang digunakan untuk
satu variable diukur dalam skala interval atau rasio dan variable lainnya adalah variable
nominal dengan dua tingkatan klasifikasi (variable dikotomi). Data dikotomi ini adalah
data yang hanya bisa dikelompokkan menjadi dua macam saja, contohnya seperti laki-
laki dan perempuan, tinggi dan pendek, dan sebagainya. Data dikotomi dibagi menjadi
dua, yaitu data dikotomi murni dan data dikotomi buatan. Dikotomi murni adalah
pembagian atas dua macam datanya bersifat alami/sudah bawaan/tidak dapat diubah,
contohnya seperti laki-laki dan perempuan. Sedangkan dikotomi buatan adalah
pembagian atas dua macam datanya tersebut ditentukan oleh pembuat data, apakah dapat
dikelompokkan pada kelompok pertama atau pada kelompok kedua. Dengan kata lain,
untuk ukuran dan batasannya ditentukkan oleh orang yang membuat data tersebut, seperti
tinggi atau pendek, lulus atau gagal, dan sebagainya.
Sebagian besar analisis item menggunakan metode korelasi point-biserial sebagai
acuan analisis item. Korelasi point-biserial (rpbis) dapat dihitung dengan formula :

1
Karena korelasi point-biserial sesungguhnya sama dengan korelasi product
moment Pearson, maka nilai koefisien ini berkisar antara -1,00 sampai dengan +1,00.
Dalam seleksi item, hanya nilai positif saja yang dapat dianggap sebagai item yang baik,
karena nilai negatif menunjukkan fungsi diskriminasi yang terbalik. Nilai negatif juga
bisa terjadi karena kesalahan pembuatan kunci jawaban. Prinsip utama dalam pemilihan
item dengan melihat koefisien korelasi point-biserial adalah dengan mencari nilai
koefisien setinggi mungkin dan membuang atau merevisi setiap item yang mempunyai
korelasi negatif (-) atau koefisien yang mendekati nol (0,00).

B. Prosedur Korelasi Point Biserial


Teknik korelasi Point Biserial adalah salah satu teknik analisis korelasional
bivariat. Persyaratan data dalam teknik ini adalah variabel 1 merupakan variabel diskrit
(data nominal atau data dikotomi) dan variabel 2 merupakan variabel kontinu (data
interval). Teknik korelasi ini juga dapat digunakan untuk mengetahui validitas soal yaitu
skor tiap butir soal dikorelasikan dengan skor total. Angka indeks korelasi Point Biserial
dilambangkan dengan rpbi.
Hal yang harus diperhatikan dalam korelasi point biserial yaitu data nominal
(kategori) yang digunakan harus murni nominal, bukan data hasil transformasi dari tipe
data lain. Missal, umur pada awalnya bertipe rasio, namun setelah ditransformasi bisa
menjadi data kategorik.
a. Adapun cara-cara atau prosedur dalam menghitung indeks korelasi point
biserial yaitu sebagai berikut :
1. Mencari Mean total (Mt) dengan rumus
Σ Xt
Mt = (Penjelasan tentang mean dapat dilihat pada unit 2)
N

2
2. Mencari Mean skor dari jawaban yang menjawab ya (kode 1 sebanyak n)
X 1+ X
Mp= 2… X n

n
3. Mencari Standar Deviasi total (SDt) dengan rumus
Σ X t ( Σ Xt )
2 ❑
SDt= –
N N
(Penjelasan tentang standar deviasi dapat dilihat pada unit 2)
4. Mencari proporsi (p) yaitu perbandingan banyaknya subjek yang menjawab ya
dengan jumlah seluruh subjek. Proporsi (q) adalah 1 – p
5. Mencari angka indeks korelasi dengan rumus berikut ini.


M p−M P
r pbi = t

SDt q
Keterangan
r pbi = Angka indeks korelasi Point Biserial
Mp = Mean skor dari subjek yang menjawab benar/ya
Mt = Mean skor total
SDt = Standar deviasi total
p = Proporsi subjek yang menjawab benar/ya terhadap jumlah total
subjek
q =1–p

b. Cara Memberikan Interpretasi Angka Indeks Korelasi Point Biserial


Untuk memberikan interpretasi terhadap korelasi Point Biserial digunakan
tabel nilai korelasi Product Moment. Hal yang perlu ditentukan terlebih dahulu
adalah menentukan taraf signifikansi dan mencari derajat kebebasan (db = N – 2).
Bila indeks korelasi (rpbi) sama atau lebih besar daripada nilai korelasi tabel maka
kedua variabel atau antara butir soal dan total berkorelasi secara signifikan. Jika
hasil rpbi lebih kecil daripada nilai korelasi tabel berarti tidak ada korelasi yang
signifikan.
Contoh Perhitungan :
Berikut ini diberikan contoh sebagian skor siswa dari tes Bahasa Indonesia.
Misalkan soal no. 1 akan dicari korelasinya dengan skor total. Jawaban siswa yang
sesuai dengan kunci jawaban diberi skor 1 dan jawaban yang tidak sesuai dengan
kunci jawaban diberi skor 0.

3
Skor no.1 Skor total
NO. Xt 2

(X 1) (X t)
1. 1 6 36
2. 1 4 16
3. 1 9 81
4. 0 7 49
5. 1 8 64
6. 0 5 25
7. 1 8 64
8. 1 6 36
9. 0 4 16
10. 1 3 9
7 60 396
Diketahui :
Mt =6
SDt = 1,897
p = 7/10 = 0,7
q = 3/10 = 0,3
Mp = (6 + 4 + 9 + 8 + 8 + 6 + 3) : 7 = 6,286

r pbi =
6,286−6
1,897 √ 0 ,7
0 ,3
3 = 0,231

db = 10 – 2 = 8
Nilai tabel pada taraf signifikansi 1% dengan db sebesar 8 adalah 0,765. Hasil rpbis
(0,231) lebih kecil dari nilai tabel. Hal ini berarti soal nomor 1 tidak berkorelasi
dengan skor total. Kesimpulannya bahwa soal nomor 1 tidak valid.

C. Contoh Kasus Penelitian Pendidikan, Bentuk Data, dan Cara Pengolahan Data
1. Analisis Validitas Reabilitas Tingkat Kesukaran dan Daya Beda pada Butir Soal
Ujian Akhir Semester Ganjil Mata Pelajaran Matematika
Hasil data yang peneliti peroleh berupa soal dan hasil jawaban tes pada mata
pelajaran matematika kelas XII tahun 2014/2015 di SMA Negeri 12 Bandar
Lampung.

4
Tabel 4. Data Nilai Peserta Didik Kelas XII IPS

Berdasarkan tabel tersebut, nilai maksimum atau nilai tertinggi didapatkan oleh 3
siswa yang mendapatkan nilai 55. Nilai minimun atau nilai terendah didapatkan oleh 1
orang siswa yang mendapatkan nilai 10. Mean atau rata-rata skor yang diperoleh
untuk mata pelajaran matematika adalah 38,357. Median atau nilai tengah dari data
hasil ujian akhir semester adalah 40. Mode atau modus atau nilai yang sering muncul
didapatkan oleh 26 siswa yang mendapatkan nilai 42,5. Jumlah siswa yang
memperoleh nilai lebih besar dari mean adalah 73 orang.

2. Hubungan pemahaman materi pendidikan agama Islam dengan perilaku keagamaan


siswa kelas XI di SMA Rifa’iyah Rowosari Kendal tahun ajaran 2016/2017
Uji Validitas untuk pilihan ganda digunakan korelasi point biserial karena skor 1
dan 0 saja. Adapun Uji Validitas butir pilihan ganda menggunakan korelasi point
biserial sebagai berikut:


M p−M P
r pbi = t

SDt q
Keterangan :
Rpbi : Koefisien korelasi point biserial

5
Mp: Rata-rata skor total yang menjawab benar pada butir soal
Mt: Rata-rata skor total
SDt: Standar deviasi skor total
P : Proporsi siswa yang menjawab benar

( P= Banyaknyajumlahseluruh
siswa yang menjawab benar
siswa )
q : Proporsi siswa yang menjawab salah
( q = 1 – p )100
Setelah dihitung rpbi lalu dibandingkan dengan rtabel dengan taraf signifikasi 5%, jika
rpbi > rtabel maka dikatakan bahwa soal tersebut valid.
Uji validitas pada soal tes pemahaman materi Pendidikan Agama Islam
dengan responden uji coba berjumlah 20 siswa sehingga diperoleh rtabel = 0,444.
Dari 25 item soal yang ada terdapat 19 item soal yang valid dan 6 item soal yang
tidak valid. Dari perhitungan uji instrumen diperoleh hasil validitas tes pemahaman
materi Pendidikan Agama Islam sebagai Berikut:

6
D. Analisis Data Dengan Menggunakan Software SPSS
Penelitian mengambil lokasi di TK Aditya yang beralamat di Jalan Permai Raya
No. 4 Margahayu Permai, Kabupaten Bandung. Populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh anak TK Aditya sebanyak 113 anak. Untuk lebih rincinya dapat dilihat dalam
tabel berikut :

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perbedaan keterampilan menyimak anak


TK yang menggunakan media VCD pembelajaran dengan media gambar berwarna.
Pengolahan data untuk analisis validitas instrument menggunakan rumus korelasi
point biserial diolah dengan menggunakan program SPSS versi 12. Intstrumen penelitian
dikatakan berkorelasi secara signifikan pada 0,05 ditandai dengan bintang (*), sedangkan
bintang dua (**) korelasi signifikan pada 0,01.
Hasil uji coba instrument, dari 30 butir item yang diujikan, 20 butir item
dinyatakan valid yaitu butir item no 1, 3, 4, 6, 7, 9, 11, 13, 16, 17, 18, 20, 21, 22, 23, 24,
25, 28, 29 dan 30. Butir item 1, 3, 6, 7, 13, 16, 17, 18, 20, 21, 23, 24, 25 dan 29
dinyatakan signifikan pada taraf kepercayaan 95% sedangkan butir item no 4, 9, 11, 22,
28 dan 30 dinyatakan valid pada taraf kepercayaan 99%. Butir item yang dinyatakan
tidak valid terdiri dari 10 butir item yaitu no 2, 5, 8, 10, 12, 14, 15, 19, 26 dan 27 . Hasil
uji validitas instrument dapat dilihat pada tabel 3.3.

7
TABEL 3.3

Rekapitulasi Hasil Uji Validitas


Item keterampilan Menyimak Anak TK Menggunakan SPSS

No Pearson Correlation Keterangan


1 0.457(*) Signifikan
2 -0.337 Tidak signifikan
3 0.539(*) Signifikan
4 0.559(**) Signifikan
5 0.167 Tidak signifikan
6 0.498(*) Signifikan
7 0.530(*) Signifikan
8 -0.119 Tidak signifikan
9 0.575(**) Signifikan
10 0.065 Tidak signifikan
11 0.588(**) Signifikan
12 0.132 Tidak signifikan
13 0.457(*) Signifikan
14 0.367 Tidak signifikan
15 0.124 Tidak signifikan
16 0.445(*) Signifikan
17 0.531(*) Signifikan
18 0.528(*) Signifikan
19 0.217 Tidak signifikan
20 0.497(*) Signifikan
21 0.474(*) Signifikan
22 0.702(**) Signifikan
23 0.436(*) Signifikan
24 0.487(*) Signifikan
25 0.474(*) Signifikan
26 -0.006 Tidak signifikan
27 0.209 Tidak signifikan
28 0.590(**) Signifikan

8
29 -0.502(*) Signifikan
30 0.590(**) Signifikan

Pada butir item 3, 4, 6, 7, 9, 11, 13, 16, 17, 18, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 28 dan 30
menunjukan arah korelasi positif, yang artinya ada kesejajaran searah, ada korelasi antara
variable X dengan variable Y (Arikunto, 2006: 287) karena apabila dilihat pada lampiran
N diketahui bahwa dengan N 21, harga kritik untuk r pada taraf kepercayaan 1% = 0,549
dan pada taraf kepercayaan 5% = 0,433. Sedangkan item no 29 memiliki korelasi yang
signifikan hanya saja arah korelasinya negative, yang artinya kesejajaran berlawanan
arah. Dan harga rxy negative, berapapun besarnya menunjukan bahwa instrument yang
bersangkutan tidak reliable (Arikunto, 2006 : 184).

BAB III

9
PENUTUP

A. Kesimpulan
Analisis Korelasi merupakan studi yang membahas tentang derajat (seberapa kuat)
hubungan antara dua variable atau lebih. Korelasi point-biserial adalah korelasi product
moment Pearson yang berlaku pada skor item yang bersifat dikotomi diskret (0/1)
dengan skor total pada suatu tes yang bersifat interval. Maksud dari dikotomi diskret di
sini adalah bahwa perbedaan nilai 1 dan 0 adalah nyata dan tidak nilai kontinum di
dalamnya. Misalnya adalah hidup dan mati. Keduanya adalah diskret karena tidak ada
setengah hidup dan setengah mati.
Teknik korelasi Point Biserial adalah salah satu teknik analisis korelasional
bivariat. Persyaratan data dalam teknik ini adalah variabel 1 merupakan variabel diskrit
(data nominal atau data dikotomi) dan variabel 2 merupakan variabel kontinu (data
interval). Teknik korelasi ini juga dapat digunakan untuk mengetahui validitas soal yaitu
skor tiap butir soal dikorelasikan dengan skor total. Angka indeks korelasi Point Biserial
dilambangkan dengan rpbi. Adapun rumus korelasi point biserial adalah :

√ √
M p−M P M p−M P
r pbi = t
atau r pbi = t

SDt q SDt 1−p

B. Saran
Kami selaku penyusun materi mengharapkan kepada para pembaca agar dapat
menyimak dan memahami isi makalah ini secara seksama. Tak lupa pula kami
menyarankan kepada para pembaca agar tetap dan terus menggali informasi mengenai
materi korelasi point biserial diberbagai sumber terpercaya lainnya. Semoga makalah ini
dapat membantu dan bermanfaat bagi kita semua

DAFTAR PUSTAKA

10
http://repository.upi.edu/62621/4/S_PAUD_0603810_chapter3.pdf

akhtar, h. (2018, agustus 5). perbedaan indeks diskriminasi item, korelasi point biserial, dan korelasi
biserial. Retrieved oktober 29, 2021, from semesta psikometrika:
https://www.semestapsikometrika.com/2018/08/perbedaan-indeks-diskriminasi-item.html

awalludin. (2010). statistika pendidikan 2 sks. In l. f. awalludin tjalla, statistika pendidikan 2 sks (pp.
9-15). direktorat jendral pendidikan tinggi kementrian pendidikan nasional 2010.

dzakki, k. u. (2017). hubungan pemahaman materi pendidikan agama islam dengan perilaku
keagamaan siswa kelas XI di SMA Rifa'iyah Rowosari Kendal tahun ajaran 2016/2017. skripsi
pendidikan agama islam , 64-66.

Hery Susanto, A. R. (2015). analisis validitas reabilitas tingkat kesukaran dan daya beda pada butir
soal ujian akhir semester ganjil mata pelajaran matematika. al-jabar : jurnal pendidikan matematika ,
3-7.

Yenita, R. (2018). hubungan minat belajar dan rasa percaya diri dengan hasil belajar mata pelajaran
pendidikan kewarganegaraan. sosioreligi , 1-5.

11

Anda mungkin juga menyukai