Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Proses pendidikan merupakan satuan interaksi yang saling menentukan,
menunjang dan saling berkorespondensi antara rencana pembelajaran, proses
pembelajaran, dan pengukuran hasil capaian pembelajaran. Evaluasi dilakukan
melalui pengukuran dan penilaian sebagai tolak ukur keberhasilan suatu
pembelajaran pada kompetensi tertentu.
Evaluasi pencapaian dalam belajar siswa merupakan kegiatan penting
yang dilakukan setiap guru guna mengukur keabsahan pembelajaran yang sudah
dicapai dalam kurun waktu tertentu. Keberhasilan seorang guru dalam mengajar
serta menyampaikan materi dapat dilihat melalui tes akhir yang akan digunakan
untuk evaluasi siswa dalam memahami materi yang disampaikan guru berupa
instrumen tes.
Instrumen tes kognitif dapat dilakukan dalam bentuk essay dan pilihan
ganda sehingga butir – butir tes dibuat secara bermutu dan mempunyai
konsistensi (reliabilitas yang tinggi) serta dapat membedakan kualitas siswa
secara kognitif dilihat dari nilai tes yang diberikan.

1.2. Rumusan Masalah


1. Apakah pengertian reliabilitas ?
2. Bagaimana cara mengukur reliabilitas ?
3. Bagaimanakah kriteria reliabilitas ?
4. Bagaimana aplikasi dalam mengukur reliabilitas ?

1.3. Tujuan Makalah


1. Mahasiswa mengetahui pengertian reliabilitas dalam evaluasi pembelajaran
2. Mahasiswa mengetahui cara mengukur reliabilitas dalam evaluasi pembelajaran
3. Mahasiswa mengetahui kriteria reliabilitas yang tinggi dalam evaluasi
pembelajaran

1
4. Mahasiswa mengetahui penggunaan aplikasi dalam mengukur reliabilitas dalam
evaluasi pembelajaran

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Reliabilitas


Menurut Nana Sudjana (2014: 16), “Reliabilitas alat penilaian adalah
ketetapan atau keajegan alat tersebut dalam menilai apa yang dinilainya.”
Artinya, kapan pun alat penilaian tersebut digunakan akan memberikan hasil

2
yang relatif sama. Dengan demikian reliabilitas dapat pula diartikan dengan
keajegan atau stabilitas. Reliabilitas sebuah soal perlu karena sebagai penyokong
terbentuknya validitas butir soal sehingga sebuah soal yang valid biasanya
reliabel. Sedangkan soal yang reliabel belum tentu valid.
Konsep reliabilitas dalam arti reliabilitas alat ukur berkaitan erat dengan
masalah kekeliruan pengukuran. Kekeliruan pengukuran menjunjukkan
inkonsistensi hasil pengukuran terjadi apabila dilakukan pengukuran ulang
terhadap kelompok subjek yang sama. Sedangkan konsep reliabilitas dalam arti
reliabilitas hasil ukur berkaitan dengan kekeliruan dalam pengambilan sampel
yang mengacu pada inkonsistensi hasil ukur apabila pengukuran dilakukan ulang
pada kelompok yang berbeda.
Beberapa hal yang mempengaruhi hasil tes yaitu :
1. Panjang tes dan kualitas butir-butir soalnya.
Tes yang terdiri dari banyak butir tentusaja lebih valid dibandingkan
dengan tes yang hanya terdiri dari beberapa butir soal. Maka semakin panjang
tes, reliabilitasnnya semakin tinggi. Berikut rumus Spearman-Brown yang
digunakan untuk menghitung besarnya reliabilitas berhubungan dengan
penambahan banyaknya butir soal dalam tes:
nr
r nn=
2+( n−1)r
diamana:
rnn = besarnya koefisien reliabilitas sesudah tes tersebut ditambah butir
soal baru
n = berapa kali butir-butir soal tersebut ditambah
r = besarnya koefisiensi reliabilitas sebelum butir-butir soal
ditambahkan

Kualitas butir-butir soal tersebut ditentukan oleh:


a. Jelas tidaknya rumusan soal
b. Baik tidaknya pengarahan soal kepada jawaban sehingga tidak
menimbulkan salah jawab
c. Petunjuknya jelas sehingga mudah dan cepat dikerjakakn

2. Hal yang berhubungan dengan tercoba (testee)


Suatu tes yang dicobakan kepada keloompok terdiri dari banyak siswa
akan mencerminkan keragaman hasil yang menggambarkan besar kecilnya
reliabilitas tes.

3
3. Hal yang berhubungan dengan penyelenggaraan tes
Faktor penyelenggaraan yang bersifat administrative sangat menentukan
hasil tes. Misalnya petunjuk yang diberikan sebelum tes dimulai, sehinga
tidak menimbulkan banyak pertanyaan dari yang dicoba.

2.2 Cara – cara Mencari Besarnya Reliabilitas


Ada dua hal yang digunakan untuk mengetahui ketetapan, yaitu yang
berada di luar tes (consistency external) dan pada tes itu sendiri (consistency
imternal).
a. Metode bentuk parallel (equivalent)
Yaitu dua buah tes yang mempunyai kesamaan tujuan, tingkat
kesukaran, susunan, tiap butir-butir soalnya berbeda. Dua tes tersebut
dicobakan kepada kelompok siswa yang sama, setelah itu baru hasil dari
kedua tes tersebut dikorelasikan. Adapun kelemahan dari metode ini yaitu
pekerjaan pengetes menjadi berat karena harus menyusun dua seri dan juga
harus tersedianya waktu lama untuk mencobakan dua kali tes tersebut.
N ∑ X 1 X 2 −( ∑ X 1 )( ∑ X 2 )
rx x =
1 2
√[ N ∑ X −( ∑ X ) ][ N ∑ X −( ∑ X )
2
1 1
2 2
2 2
2

b. Metode tes ulang (test-retest method)


Metode ini dilakukan untuk menghindari penyusunan dua seri.
Pengetes hanya memiliki satu seri tes tetapi dicobakan dua kali. Cara ini
kurang mengenna jika tes digunakan untuk mengungkap pengetahuan
(ingatan) dan pemahaman, tenggang waktu juga menjadi faktor yang
berpengaruh terhadap reliabilitas. Metode ini juga disebut korelasi diri sendiri
karena mengkorelasikan hasil dari tes yang sama.
c. Metode belah dua atau split-half method
Metode ini mengatasi kelemahan-kelemahan penggunaan bentuk
parallel dan metode tes ulang. Dalam metode ini, pengetes hanya
menggunakan sebuah tes dan dicobakan satu kali. Untuk mengatasi
reliabilitas seluruh tes, digunakan rumus Spearman-Bown berikut:
2r1 1
22
r 11 =
1+r 1 1
22
Dimana :
4
r1/2 1/2 = korelasi antara skor – skor setiap belahan tes
r11 = koefisiensi reliabilitas yang sudah disesuaikan

Banyaknya butir soal dalam tes yang menggunakan metode ini harus
genap. Ada dua cara membelah butir soal ini:
a. Membelah atas item – item genap dan item – item ganjjil yang selanjutnnya disebut
belahan ganjil-genap
b. Membelah atas item – item awal dan item – item akhir yaitu setengah jumlah pada
nomor – nomor awal dan setengah pada nomor – nomor akhir yang
selanjutnya disebut belahan awal-akhir
Berikut beberapa rumus selain rumus ganjil – genap dan awal – akhir
yang dapat digunakan untuk mencari reliabilitas dalam suatu tes:
a. Rumus Flanagan
S 21 + S22
r 11 =2( 1− )
S 2t
Dimana:
r11 = reliabilitas tes
= varians belahan pertama (1) yang dalam hal ini variansi skor item
S 21
ganjil
= varians belahan kedua (2) yaitu varians skor item genap
2
S2
= varians total yaitu varians skor total
2
St

b. Rumus Rulon
S 2d
r 11 =1− 2
St

Dimana;
= varians beda (varians difference)
2
Sd
d = difference yaitu perbedaan antara skor belahan pertama (awal)
dengan skor belahan kedua (akhir)

c. Rumus K-R. 21:


n M −(n−M )
r 11 =( )(1− )
n−1 nSt2

Dimana:

5
M = Mean atau rata – rata skor nilai

d. Rumus Hoyt:
atau
Vs V r −V s
r 11 =1− r 11 =
Vr Vr
Dimana:
r11 = reliabilitas seluruh soal
Vr = varians responden
Vs = varians sisa

Mencari Reliabilitas Tes Bentuk Uraian


Penjelasan yang sudah diuraikan diatas merupakan cara mencari reliabilitas
tes bentuk objektif, yaitu yang terdiri dari butir – butir soal yang dinilai hanya
“benar” atau “salah”. Untuk keperluan mencari reliabilitas soal keseluruhan perlu
juga dilakukan analisis butir soal seperti halnya soal bentuk objektif. Adapun skor
untuk masing – masing butir soal dicantumkan pada kolom item menurut apa adanya.
Rumus yang digunakan adalah rumus Alpha sebagai berikut:

n ∑ σ 2t
r 11 =( )(1= 2 )
n−1 σt
Dimana:
r11 = reliabilitas yang dicari
= jumlah varians skor tiap – tiap item
∑ σ 2t
= varians total
2
σt

2.3 Kriteria Reliabilitas


Soal tes di katakan reliabel jika koefisien reliabilitasnya lebih dari 0,70.
(Arikunto,2003). Untuk mengetahui koefisien reliabilitas soal dilakukan statistik
uji-t, dengan rumus :
N2
t r11
1r11
t : Nilai hitung koefisen reliabilitas
r11 : Nilai koefisien korelasi tiap butir soal
N : Jumlah siswa uji coba

6
Kriteria reliabilitas soal ditunjukkan pada tabel korelasi. Jika r hitung > r
tabel maka kedua skor hasil perhitungan berkorelasi signifikan. Signifikansi
korelasi menunjukkan adanya konsistensi sehingga dapat dikatakan reliabel.

N2
t r11
1r11

Contoh :
SOAL ESAY Mata Pelajaran Biologi SMA
1. Sebutkan fungsi dari sistem reproduksi !

2. Sebutkan organ-organ reproduksi pria dan wanita beserta fungsinya !

3. Sebutkan penyakit atau kelainan pada sistem reproduksi !

4. Jelaskan penyebab terjadinya penyakit pada sistem reproduksi !

5. Sebutkan upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah penyakit pada


sistem reproduksi manusia !

Diketahui :
r11 : 20
N : 10
Ditanya :t?
Penyelesaian :
N2
t r11
1r11

10  2
t  20
1  20
8
t  20
 19
t 1

7
Jadi, soal tersebut dapat di katakan reliabel karena r hitung > r tabel maka kedua skor
hasil perhitungan berkorelasi signifikan.

2.4 Contoh/Aplikasi dalam Mengukur Reliabilitas


1. Reliabilitas Tes Tunggal (Internal Consistency Reliability)
Tes tunggal adalah tes yang terdiri dari satu set yang diberikan terhadap
sekelompok subjek dalam satu kali pengetesan, sehingga dari hasil pengetesan
hanya diperoleh satu kelompok data. Ada dua teknik untuk perhitungan
reliabilitas tes, yaitu:

a) Reliabilitas Tes Uraian


Untuk menghitung reliabilitas tes bentuk uraian dapat dilakukan
dengan menggunakan rumus Cronbach-Alpha, yaitu: Rumus Alpha
Cronbach Uji Reliabilitas dilakukan dengan uji Aipha Cronbach. Rumus
Aipha Cronbach sebagai berikut :

Rumus :
∑ σt 2

( )(
r 11 =
n
n−r
1− 2
σt )
Keterangan:
= reliabilitas yang dicari
r 11
n = Jumlah item pertanyaan yang di uji
∑σ t2 = jumlah varians skor tiap-tiap item
σ t2 = varians total

1. Contoh 1 : Uji Reliabilitas Soal Uraian Menggunakan rumus Cronbach Alpha dan
menggunakan Aplikasi Excel.
Skor Hasil Tes ESAY Biologi 10 Orang Siswa
SMA Z YOGYAKARTA
No. Nama Siswa Nomor Soal Uraian
1 2 3 4 5
1 A 15 10 20 18 8
2 B 8 12 19 13 14
3 C 10 15 15 18 20
4 D 8 9 12 15 15

8
5 E 10 10 10 10 10
6 F 9 13 13 19 12
7 G 10 10 10 15 16
8 H 13 12 12 10 9
9 I 11 12 12 14 15
10 J 8 7 7 10 11

Langkah-langkah:
1. Buka file baru klik File – klik New.
2. Isi sel A1 dan sel A2 dengan No. Isi sel B1 dan sel B2 dengan Nama
Siswa. Isi sel C1 sampai dengan sel G1 dengan Nomor Soal Uraian. Isi
sel C2 sampai dengan sel G2 dengan angka 1 sampai dengan 5. Isi sel H1
dan sel H2 dengan Skor Total.
3. Isi sel A3 sampai dengan A12 dengan angka 1 sampai dengan 10. Isi sel
B3 sampai dengan B13 dengan A sampai dengan J. Isi sel C3 sampai
dengan G12 sesuai dengan data yang ada.
4. Pada sel H3 hitung skor total untuk siswa A dengan rumus =sum(c3:g3).
Kemudian copy isi sel H3 dan tempelkan (paste) pada sel H4 sampai
dengan H12.
5. Isi sel B13 dengan Varians Xi. Isi sel B14 dengan Varians total. Isi sel
B15 dengan Reliabilitas. Isi sel B16 dengan Kategori.
6. Pada sel C13 hitung varians skor siswa untuk soal uraian nomor 1 dengan
rumus =var(c3:c12). Kemudian copy isi sel C13 kemudian tempelkan
(paste) pada sel D13 sampai dengan G13.
7. Pada sel H13 hitung jumlah dari varians skor siswa untuk setiap soal
dengan rumus =sum(c13:g13).
8. Pada sel C14 hitung varians dari skor total untuk setiap siswa dengan
rumus =var(h3:h12).
9. Hitung reliabilitas tes uraian menggunakan Cronbach-Alpha dengan rumus
=(5/4)*(1-H13/C14).
10. Pada sel C16 tentukan criteria reliabilitas tes dengan rumus
=IF(C15<=0.2,"sgtrdh",IF(C15<=0.4,"rendah",IF(C15<=0.6,"sedang",
IF(BC15<=0.8, "tinggi","sgt tgi"))))

9
Gambar Hasil Uji Reliabilitas Soal Uraian Menggunakan Cronbach Alpha

b) Teknik Belah Dua (Split-Half Technique).


Dilakukan dengan cara membagi tes menjadi dua bagian yang relatif sama
(banyaknya soal sama), sehingga masing-masing testi mempunyai dua
macam skor, yaitu skor belahan pertama (awal / soal nomor ganjil) dan skor
belahan kedua (akhir / soal nomor genap). Koefisien reliabilitas belahan tes

dinotasikan dengan dan dapat dihitung dengan menggunakan rumus


r1 1
22

(2) yaitu korelasi angka kasar Pearson. Selanjutnya koefisien reliabilitas


keseluruhan tes dihitung menggunakan formula Spearman-Brown, yaitu:

2r1 1
22
r 11 =
1+r 1 1
22
Keterangan :

Kategori koefisien reliabilitas (Guilford, 1956: 145) adalah sebagai berikut:


0,80 < r11 1,00 reliabilitas sangat tinggi
0,60 < r11 0,80 reliabilitas tinggi

10
0,40 < r11 0,60 reliabilitas sedang
0,20 < r11 0,40 reliabilitas rendah
-1,00 < r11 0,20 reliabilitas sangat rendah (tidak reliable)

2. Contoh 2 : Uji Reliabilitas tes (awal-akhir )


Berdasarkan data pada tabel 2, uji reliabilitas tes objektif Biologi
dengan menggunakan teknik belah dua (awal akhir).

No. Nama Siswa Nomor Soal Uraian


1 2 3 4 5
1 A 15 10 20 18 8
2 B 8 12 19 13 14
3 C 10 15 15 18 20
4 D 8 9 12 15 15
5 E 10 10 10 10 10
6 F 9 13 13 19 12
7 G 10 10 10 15 16
8 H 13 12 12 10 9
9 I 11 12 12 14 15
10 J 8 7 7 10 11

Langkah-langkah:
1. Copy hasil uji validitas tahap-2, buka sheet 3, kemudian paste pada sel A1.
2. Isi sel J5 dengan Awal
3. Pada sel J6 hitung jumlah skor untuk tiga soal belahan pertama (soal nomor
1, 2, dan 3) dengan menggunakan rumus =SUM(C6:E6). Kemudian copy
isi sel J6 dan tempelkan (paste) pada sel J7 sampai dengan sel J15.
4. Isi sel K5 dengan Skor Akhir.
5. Pada sel K6 hitung jumlah skor untuk tiga soal belahan kedua (soal nomor 4,
5, dan 6) dengan menggunakan rumus =SUM(F6:H6). Kemudian copy isi
sel K6 dan tempelkan (paste) pada sel K7 sampai dengan sel K15.
6. Isi sel I17 dengan Reliabilitas. Isi sel J16 dengan Belahan. Isi sel K16 dengan
Total. Isi sel I18 dengan r tabel Pearson. Isi sel I19 dengan Kriteria. Isi
sel I20 dengan Kategori.
7. Pada sel J17 hitung koefisien reliabilitas belahan tes dengan menggunakan
r1 1
22

rumus =PEARSON(J6:J15,K6:K15)

11
8. Pada sel J18 isi dengan angka r tabel Pearson untuk α = 0,05 dengan n = 10, yaitu
sebesar 0,632.
9. Pada sel K18 hitung reliabilitas total (keseluruhan) tes r11 dengan menggunakan
rumus Spearman-Brown, yaitu: =2*J17/(1+J17)
10. Pada sel K19 tentukan Kriteria reliabilitas dengan rumus: =IF(J17<J18,"Tidak
reliabel","Reliabel")
11. Pada sel K20 tentukan kategori reliabilitas tes dengan rumus =IF(J17<0,"Tidak
reliabel",IF(J17<0.2,"Sangat
rendah",IF(J17<0.4,"Rendah",IF(J17<0.6,"Sedang",
IF(J17<0.8,"Tinggi","Sangat tinggi")))))
12. Copy isi sel J19 dan J20 kemudian tempelkan (paste) pada sel K19 dan sel K20.

Hasil uji reliabilitas dapat dilihat pada gambar Tes (Awal-Akhir)

12
3. Contoh 3 : Tes Soal Ganda dengan mengukur menggunakan rumus Ekuvalen
Metode ini berkaitan dengan penggunaan dua buah tes yang
sama atau relative sama kepada peserta didik yang sama. Kesamaan
yang dimaksudkan pada tes adalah kesamaan-kesamaan tujuan, tingkat
kesukaran, dan susunan. Pelaksanaan metode ini adalah dengan cara
sebagai berikut :
1) Siapkan satu bentuk tes misalahnya tes soal Biologi seri pertama kepada peserta
didik kelas XII SMA.
2) Setelah beberapa waktu,sajikan satu bentuk tes soal Biologi seri kedua kepada
peserta didik kelas XII SMA yang sama

Skor perolehan kedua tes itu lalu dikorelasikan. Koefisien korelasi dari
kedua tes tersebut digunakan untuk mengestimasikan koefisien reliabilitas tes.
Korelasi yang digunakan adalah korelasi produk momen. Jika koefisien
korelasinya tinggi, maka reliabilitas tesnya juga tinggi. Dari tabel 3 berikut ini
menunjukkan skor yang diperoleh 36 orang peserta didik yang mengerjakan
dua tes Biologi I dan Biologi II yang masing-masing jumlahnya 40 soal.

No. Peserta Tes I Tes II


X1 X2 X 12 X 22 X1 X 2
1 A 40 31 1600 961 1240
2 B 39 30 1521 900 1170
3 C 38 29 1444 841 1102
4 D 37 25 1369 625 925
5 E 25 31 625 961 775
6 F 21 32 441 1024 672
7 G 26 33 676 1089 858
8 H 21 34 441 1156 714
9 I 25 29 625 841 725
10 J 21 35 441 1225 735
11 K 31 36 961 1296 1116
12 L 36 30 1296 900 1080
13 M 21 28 441 784 588
14 N 26 21 676 411 546
15 O 25 15 625 225 375
16 P 27 26 729 676 702
17 Q 15 20 225 400 300
18 R 14 13 196 169 182
19 S 16 16 256 256 256
20 T 18 19 324 361 342
13
Σ 522 533 14.912 15.131 14.403

 Langkah pertama :

Menentukan jumlah skor masing-masing tes dan kuadrat dari jumlah skor
masing-masing tes sebagai berikut :
= 522
∑ X1
= 533
∑ X2
= 14.912
2
∑ X1
= 15.131
2
∑ X2
= 14.403
∑ X1 X2

 Langkah kedua :
Menentukan korelasi antara tes I dan tes II sebagai berikut :

N ∑ X 1 X 2 −( ∑ X 1 )( ∑ X 2 )
rx x =
1 2
√[ N ∑ X −( ∑ X ) ][ N ∑ X −( ∑ X )
2
1 1
2 2
2 2
2

20 (14 . 403)−(522)(533 )
rx x =
1 2
√ 20(14 . 912)−(522)2 )(20 (15 . 131)−(533)2
288 . 060−278. 226
rx x =
1 2
√(298 .240−272 . 484 )(302. 620)−(284 . 089 )

9 . 840
r x x= =0,74
1
√(25 .756 )(18 .531 )

14
4. CONTOH 4 : UJI RELIABILITAS INSTRUMEN PENELITIAN DENGAN
CRONBACH ALPHA (MANUAL)
Rumus untuk menghitung koefisien reliabilitas instrument dengan
menggunakan Cronbach Alpha adalah sebagai berikut:
Rumus :
∑σ 2

( )(
r 11 =
k
k −r
1− 2 t
σt )
Keterangan:
= reliabilitas yang dicari
r11
k = Jumlah item pertanyaan yang di uji
∑σ t2 = jumlah varians skor tiap-tiap item
σ t2 = varians total

15
Data pada tabel 4, uji reliabilitas
Keterangan :
= 19²
(a)
361
= 4² + 3² + 2² + 3² + 4² + 2² + 4² + 4² + 4²
( b)
115
= 361+324+144+361+400+324+289+324+324+400
( c)
3251

a) Menghitung Total Varians Butir


2
(∑ σ b )

Contoh menghitung varians Butir pertama


2
(σ b )
= 0,61
2
33
115−
10
σ 2b =
10

16
b) Varians butir ke-2 sampai ke-5 dapat dihitung dengan cara yang
sama seperti menghitung varians butir I. Dengan demikian, total
varians butir:

= 0,61 + 0,45 + 0,45 + 0,84 + 0,16


2
∑ σb
= 2,51
Menghitung Total Varians
2
(σ t )
= 4,69
2
179
3251−
10
=
10
Menghitung Koefisien Cronbach Alpha

k ∑ σ
b
2
r=[ ][ 1−
( 5−1) σ 2
t

= 0.581023 (dibulatin menjadi 0,58)


5 2 . 51
r=[ ][1−
(5−1) 4,69
Menjadi perhatian
1) Nilai-nilai untuk pengujian reliabilitas berasal dari skor-skor item angket yang
valid. Item yang tidak valid tidak dilibatkan dalam pengujian reliabilitas.
2) Instrumen memiliki tingkat reliabilitas yang tinggi jika nilai koefisien yang
diperoleh >0,601. Ada pendapat lain yang mengemukakan baik/ buruknya
3) Reliabilitas instrumen dapat dikonsultasikan dengan nilai r tabel. Dari contoh di
atas, dengan n=10 maka nilai r tabel pada taraf signifikan (α)= 0,05,
adalah 0,632. Dengan demikian nilai r-hitung0,58<r-tabel 0,632,
perbandingan ini menunjukkan hasil yang tidak signifikan, atau dengan
kata lain reliabilitas instrumen buruk atau data hasil instrumen angket
kurang dapat dipercaya.
4) Interpretasi reliabilitas bisa juga menggunakan pertimbangan gambar di bawah ini

17
BABA III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Reliabilitas alat penilaian adalah ketetapan atau keajegan alat tersebut
dalam menilai apa yang dinilainya. Reliabilitas merupakan sesuatu hasil yang
dapat dipercaya apabila dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap
kelompok subjek yang sama, diperoleh hasil pengukuran yang relative sama,
selama aspek yang diukur dalam diri subjek memang belum berubah. Untuk
menentukan besarnya reliabilitas ada dua hal, yaitu yang berada di luar tes
(consistency external) dan pada tes itu sendiri (consistency imternal). Dengan
menggunakan metode bentuk parallel (equivalent), metode tes ulang (test-retest

18
method), metode belah dua atau split-half method. Selain itu untuk, soal
mempunyai kriteria. Kriteria reliabilitas soal ditentukan dengan memperhatikan
tabel koefisien korelasi. Apabila r hitung > r tabel maka kedua skor hasil
perhitungan berkorelasi signifikan. Untuk mengetahui koefisien reliabilitas soal
dilakukan statistik uji-t. Contoh/Aplikasi dalam mengukur reliabilitas yaitu
reliabilitas Tes Tunggal (Internal Consistency Reliability) menggunakan
aplikasi SPSS dan Microsoft Excel. Ada dua teknik untuk perhitungan
reliabilitas tes, yaitu Reliabilitas Tes Uraian, Teknik Belah Dua (Split-Half
Technique) dengan menggunakan rumus Cronbach Alpha

DAFTAR PUSTAKA
Arikunto. (2003). Analisis Reliabilitas Te Mata Pelajaran Biologi. Kudus. Jawa
Tengah
Fauzi. (2012). Validitas Reliabilitas Dan Kepraktisan Ujian Melalui Observasi Dan
Bentuk Lisan. Surakarta
Guilford, J. P. (1956). Fundamental Statistics in Psychology and Education. New
York: Mc Graw-Hill Book Co. Inc.
Martadiputra, BAP. (2008). Hand Out Mata Kuliah Metoda Statistika. Jakarta:
PPs Magister Ilmu Administrasi STIAMI.
Nazir, M. (2003). Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Sudjana. (2002). Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.

19
Sugiyono. (2002). Metoda Penelitian Administrasi. Bandung. Alfabeta.
Sugiyono. (2007). Metoda Penelitian Administrasi dilengkapi dengan Metode
R&D. Bandung. Alfabeta.

20

Anda mungkin juga menyukai