Anda di halaman 1dari 33

PEMBAHARUAN PENDIDIKAN

MAKALAH

UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH

Pengantar Ilmu Kependidikan

Yang dibina oleh Ibu Yuniawatika, S.Pd, M.Pd

Disusun Oleh :

Dipa Halomoan Damanik (200351615637)


Ike Rahma Antika (200351615632)
Isna Rizkita Rahmawati (200151602931)

Offering C15

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

NOVEMBER 2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini.
Penyusunan tugas ini bertujuan untuk memenuhi tugas dan kewajiban kami
sebagai mahasiswa serta agar mahasiswa yang lain dapat melakukan kegiatan seperti
yang kami lakukan. Dalam tugas ini kami akan membahas mengenai “Pembaharuan
Pendidikan”. Dengan ini kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada semua pihak yang telah mendukung kami terutama kepada dosen mata kuliah
Pengantar Ilmu Kependidikan Ibu Yuniawatika, S.Pd, M.Pd selaku pembimbing kami.
Tiada gading yang tak retak, demikian pepatah mengatakan. Kami sadari tugas
ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik
dan saran yang bersifat membangun sehingga kami dapat memperbaiki kesalahan
kami.
Akhir kata kami ucapkan terimakasih. Semoga tugas ini bisa bermanfaat dan
berguna bagi kita semua.

Malang, 30 November 2020

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR ...................................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................................... iii
BAB 1 ............................................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .............................................................................................. 1
1.3 Tujuan Makalah ................................................................................................. 2
BAB 2 ............................................................................................................................... 3
2.1 Pengertian Pembaharuan Pendidikan ................................................................. 3
2.2 Tujuan Pembaharuan Pendidikan ...................................................................... 4
2.3 Faktor-faktor dalam Pembaharuan Pendidikan .................................................. 6
2.4 Tahapan dan Proses Pembaharuan Pendidikan .................................................. 9
2.5 Upaya dalam Pembaharuan Pendidikan........................................................... 10
2.6 Model-model Inovasi Pendidikan .................................................................... 18
BAB 3 ............................................................................................................................. 24
3.1 Simpulan .......................................................................................................... 24
3.2 Saran ................................................................................................................ 24
DAFTAR RUJUKAN .................................................................................................... 25

iii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pendidikan mempunyai tugas menyiapkan sumber daya manusia yang
berkualitas. Perkembangan zaman selalu memunculkan tantangan-tantangan
baru, yang sering kali tidak dapat diramalkan sebelumnya. Sehingga pendidikan
selalu dihadapkan pada masalah-masalah baru. Masalah yang dihadapi dunia
pendidikan demikian luas, hal ini disebabkan oleh beberapa faktor. Yang
pertama, karena sifat sasarannya yaitu manusia yang pemikirannya terus
berkembang dan yang kedua, karena usaha pendidikan harus berorientasi ke
masa depan yang seringkali tidak dapat diramalkan oleh manusia (Tirtahardja,
2005: 255-289).
Sesuai dengan tujuan negara yang tercantum dalam pembukaan UUD
1945 alinea 4, dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, maka
peningkatan mutu dan kualitas pendidikan suatu hal yang sangat penting bagi
pembangunan berkelanjutan di segala aspek kehidupan manusia. Sistem
pendidikan nasional senantiasa harus dikembangkan sesuai dengan kebutuhan
dan perkembangan yang terjadi baik di tingkat lokal, nasional, maupun global
(Mulyasa, 2006: 4).
Pada perkembangan pendidikan tentulah terdapat ketidakpuasan
didalamnya, seperti halnya masalah yang berkisar dari kualitas lulusan, proses
pengajaran, metode, guru, sarana, sampai ke kebijakan penyelenggaraan
pengajaran. Hal tersebut mengindikasikan bahwa ada sesuatu yang salah dalam
sistem pendidikan di Indonesia sehingga perlu ada upaya memperbaikinya.
Untuk menghadapi permasalahan tersebut, pendidikan berupaya untuk
melakukan pembaharuan dengan jalan menyempurnakan sistemnya. Selain itu,
pembaharuan pendidikan juga diupayakan agar dapat meningkatkan kualitas
maupun kuantitas pendidikan menurut ukuran tertentu. Ukuran tersebut berupa
norma, tujuan yang dicita-citakan, kegunaannya secara praktis dalam hidup
bermasyarakat, nilainya dalam mengembangkan harkat manusia seutuhnya dan
mutu kehidupannya, atau norma-norma lain yang diterima oleh masyarakat.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan pada latar belakang yang telah ditulis diatas, adapun rumusan
masalah yang muncul sebagai berikut.
1. Apa pengertian dari pembaharuan pendidikan?
2. Apa tujuan dari dilakukan pembaharuan pendidikan?
3. Apa faktor yang mempengaruhi adanya pembaharuan pendidikan?
4. Apa saja tahapan dan proses dari pembaharuan pendidikan?

1
2

5. Bagaimana upaya yang dilakukan untuk mewujudkan pembaharuan


pendidikan?
6. Apasaja model-model inovasi dalam pendidikan?

1.3 Tujuan Makalah


Berdasarkan rumusan masalah yang telah ditulis di atas, adapun tujuan dari
penulisan makalah sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui pengertian dari pembaharuan pendidikan.
2. Untuk mengetahui tujuan dari dilakukan pembaharuan pendidikan.
3. Untuk mengetahui faktor dari diadakannya pembaharuan pendidikan.
4. Untuk mengetahui tahapan dan proses dari pembaharuan pendidikan.
5. Untuk mengetahui upaya dan inovasi yang dilakukan untuk mewujudkan
pembaharuan pendidikan.
6. Untuk mengetahui model-model inovasi dalam pendidikan.
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pembaharuan Pendidikan


Menurut pendapat Rogers(1995) “pembaruan” adalah “An
idea, practice, or object that is perceived as new by individual or other unit of
adoption”. Berdasarkan manajemen SDM, Peter Drucker (Hesselbein, et al,
2002) mengatakan bahwa pembaruan adalah “A change that creates a new
dimension of performance”. Berdasarkan kedua penjelasan dari tokoh diatas
pembaharuan dapat diartikan sebagai perubahan, ide, atau gagasan yang
mendorong seseorang sebagai pengguanan dalam bekerja dan berkarya jauh
berbeda dan lebih baik dari sebelumnya atau mengahsilkan dimensi kinerja
yang baru.
Pembaruan terjadisecara beriringan dengan timbulnya tantangan karena
setiap pembaruan menyebabkan orang berada dalam situasi berbeda dan
memerlukan penyesuaian diri. Pendidikan merupakan salah satu jalan untuk
membentuk manusia menjadi pribadi cerdas, bermoral, dan bertanggung
jawab. Melalui pendidikan seseorang dapat mengembangkan sikap,
pengetahuan, maupun keterampilan secara optimal.
Dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional disebutkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yangdiperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Dalam
konteks ini, pendidikan nasional Indonesia berfungsi mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Di samping itu, bertujuan
untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warganegara yang demokratis
serta bertanggung jawab.

3
4

Mengingat begitu pentingnya peran pendidikan, maka pendidikan harus


dirancang dan dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Artinya, pendidikan harus
dikembangkan menuju kearah yang lebih maju dengan memperhatikan
berbagai potensi peserta didik dan sumber daya manusia yang dimiliki. Oleh
karena itu, pendidikan hendaknya tidak hanya berpusat pada pendidik/guru,
tetapi dipusatkan pada peserta didik. Peran guru hanya sebatas sebagai
pembimbing dan fasilitator terhadap pengembangan potensi peserta didik.
Pembaharuan (inovasi) pendidikan dan pembelajaran selalu
dilaksanakan dari waktu ke waktu dan tak pernah henti. Inovasi pendidikan
menjadi topik yang selalu hangat dibicarakan dari masa ke masa. Berbicara
mengenai inovasi(pembaharuan), pembaharuan berasal dari istilah invention
dan discovery. Invention adalah penemuan sesuatu yang benar-benar baru
artinya hasil karya manusia. Discovery adalah penemuan sesuatu (benda yang
sebenarnya telah ada sebelumnya). Dengan demikian, inovasi dapat diartikan
usaha menemukan benda yang baru dengan jalan melakukan kegiatan (usaha)
invention dan discovery. Dalam hal ini, Inovasi adalah penemuan yang dapat
berupa sesuatu ide, barang, kejadian, metode yang diamati sebagai sesuatu hal
yang baru bagi seseorang atau sekelompok orang (masyarakat). Inovasi dapat
berupa hasil dari invention atau discovery. Inovasi dilakukan dengan tujuan
tertentu atau untuk memecahkan masalah. Inovasi pendidikan digunakan untuk
memecahkan masalah pendidikan atau untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu. Inovasi pendidikan di Indonesia dapat dilihat dari empat aspek, yaitu
inovasi terhadap tujuan pendidikan, struktur pendidikan dan pengajaran, isi
kurikulum pengajaran serta perubahan terhadap aspek-aspek pendidikan dan
proses. Beberapa inovasi pendidikan pada tingkat sekolah dasar salah satunya
yaitu adanya SD Pamong untuk anak terlantar dan putus sekolah.

2.2 Tujuan Pembaharuan Pendidikan


Menurut Hamidjojo(1974) tujuan utama pembaruan, adalah
meningkatkan sumber-sumber tenaga, uang dan sarana termasuk struktur dan
prosedur organisasi tujuan pembaruan pendidikan adalah meningkatkan
efisiensi, relevansi, kualitas dan efektivitas sarana serta jumlah peserta didik
sebanyak-banyaknya dengan hasil pendidikan sebesar-besarnya(menurut
5

kriteria kebutuhan peserta didik, masyarakat, dan pembangunan) dengan


menggunakan sumber, tenaga, uang, alat, dan waktu dalam jumlah yang
sekecil-kecilnya. Secara sistematis arah tujuan pembaruan pendidikan
Indonesia, adalah:
1. Mengejar berbagai ketinggalan dari berbagai kemajuan ilmu
pengetahuandan tekhnologi, sehingga pada akhirnya pendidikan di
Indonesia semakin berjalan sejajar dengan berbagai kemajuan tersebut.
2. Mengusahakan terselenggarakannya pendidikan di setiap jenis, jalur,
dan jenjang yang dapat melayani setiap warga Negara secara merata
dan adil.
3. Mereformasi sistem pendidikan Indonesia yang lebih: efisien dan
efektif,menghargai kebudayaan nasional, lancar dan sempurnanya
sistem informasi kebijakan, mengokohkan identitas dan kesadaran
nasional, menumbuhkan masyarakat gemar belajar, menarik minat
peserta didik, dan banyak menghasilkan lulusan yang benar-benar
diperlukan untuk berbagai bidang pekerjaan yang ada di kehidupan
masyarakat.
4. Sebagai tanggapan baru terhadap masalah pendidikan.
5. Sebagai upaya mengembangkan pendekatan yang lebih efektif dan
ekonomis.
Sedangakn secara luas tujuan adanya pembaharuan pendidikan di
Indonesia sebagai berikut.
1. Lebih meratanya pelayanan pendidikan
2. Lebih serasinya kegiatan belajar dengan tujuan
3. Lebih efisiensi dan ekonomisnya pendidikan
4. Lebih efektif dan efisiennya system penyajian
5. Lebih lancer dan sempurnanya system informasi kebijakan
6. Lebih dihargainya unsur kebudayaan nasional
7. Lebih kokohnya kesadaran, identitas, dan kesadaran nasional
8. Tumbuhnya masyarakat gemar belajar
9. Tersebarnya paket pendidikan yang memikat, mudah dicerna, dan
mudah diperoleh
6

10. Meluasnya kesempatan kerja.

2.3 Faktor-faktor dalam Pembaharuan Pendidikan


Adapun faktor-faktor yang melatar belakangi dilakukannya sebuah
pembaharuan pendidikan sebagai berikut.

1. Faktor pertambahan penduduk


Adanya pertambahan penduduk menimbulkan akibat yang sangat besar
seperti meledaknya jumlah anak usia sekolah. Indonesia merupakan salah
satu Negara yang berkembang di kawasan asia tenggara. Bertambahnya
jumlah anak-anak maka banyak pula yang membutuhkan pendidikan
sementara daya tampung yang ada terbatas. Sehinnga munculah sekolah-
sekolah baru yang nantinya bisa menyeimbangi dengan jumlah siswa yang
ada.
2. Perkembangan ilmu pengetahuan
Perkembangan ilmu pengetahuan semakin mendorong adanya upaya
pembaharuan dalam proses belajar. Media merupakan komponen sumber
belajar atau wahana fisik yang mengandung materi instruksional
dilingkungan peserta didik yang dapat merangsang peserta didik untuk
belajar.
3. Meningkatnya kesadaran masyarakat untuk memperoleh kehidupan yang
lebih baik
Munculnya gerakan pembaharuan pendidikan berkaitan erat dengan
adanya berbagai tantangan dan persoalan yang dihadapi oleh dunia
pendidikan sebagai contoh bermunculan sekolah-sekolah favorit, plus
bahkan unggulan.
4. Menurunnnya kualitas pendidikan
Kualitas pendidikan belum mampu mengikuti perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Jika dibiarkan terus – menerus seperti ini akan
berakibat buruk bagia pendidikan.

Dalam kesuksesan pelaksanaan sebuah pemabaharuan pendidikan, ada


beberapa hal yang harus diperhatikan seperti.

1. Visi terhadap pendidikan


Pendidikan nasional mempunyai visi terwujudnya system pendidikan
sebaga pranata social yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan
semua warga Negara Indonesia berkembang menjadi manusia yang
berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang
selalu berubah. Dengan adanya visi ini pendidikan harus selalu mengalami
perkembangan dan itu yang menyebabkan adanya pembaharuan pendidikan.
2. Tujuan Pendidikanya
Pendidikan merupakan pilar tegaknya bangsa. Melalui pendidikan negara
akan mampu menjaga martabat. Dalam UU 20/2003 tentang
7

Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 3, disebutkan “Pendidikan nasional


berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Merumuskan tujuan
pendidikan harus dinyatakan secara jelas dan tegas sehingga setiap orang
yang terlibat dalam usahausaha pendidikan memahami dengan baik arah
pendidikan. Oleh karena itu untuk mewujudkan tujuan pendidikan tersebut
diperlukan pembaharuan pendidikan.
3. Faktor Pendidik
Pendidik adalah komponen yang penting dalam pelaksanaa pembaharuan
pendidikan, karena pendidik yang akan mengantarkan peserta didik kepada
tujuan yang telah ditentukan. Menurut Ahmad D.Marimba, pendidik adalah
orang yang memikul pertanggunganjawaban pendidikan.Secara umum dapat
dikatakan bahwa setiap orang dewasa dalam masyarakat dapat menjadi
pendidik, sebab pendidikan merupakan suatu perbuatan sosial, perbuatan
yang menyangkut atas perkembangan pribadi anak didik untuk menuju
pribadi dewasa yang bermoral. Menjadi calon pendidik perlu dibutuhkan
sikap tanggung jawab, dan semangat yang tinggi, ditambah dengan
keterampilan untuk mendidik dalam mengawal peserta didik mencapai
kemandirian.
4. Faktor Peserta Didik
Peserta didik dalam pengertian umum merupakan setiap orang yang
menerima pengaruh dari seseorang atau sekelompok orang yang
menjalankan kegiatan pendidikan. Satu hal yang pasti bahwa pembaharuan
pendidikan selalu melibatkan peserta didik, karena usaha pendidikan tiada
lain adalah usaha terhadap peserta didik. Oleh karena pendidikan merupakan
usaha untuk membina dan mengembangkan potensi fitrah peserta didik,
maka ada beberapa hal yang perlu dipahami oleh seorang pendidik dalam
kaitannya dengan peserta didik; salah satu di antaranya adalah memahami
psikologi dan psikologi perkembangan.
5. Lingkungan Pendidikan
Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di luar diri
individu.mengutip pendapat Sartain, mengemukakan bahwa lingkungan
adalah segala yang meiliputi kondisi dan alam dunia ini yang dengan cara-
cara tertentu mempengaruhi tingkah laku kita, pertumbuhan, perkembangan
atau proses/perjalanan hidup. Itu berarti bahwa pembaharuan pendidikan pun
tidak dapat dipisahkan dari situasi lingkungan. Dengan kata lain, pendidikan
senantiasa selalu berhubungan dengan lingkungan. Faktor lingkungan
merupakan faktor yang penting dan berpengaruh kepada para pendidik,
karena manusia selalu dipengaruhi oleh
8

lingkungannya. Lingkungan pendidikan yang baik dan tepat, menjadikan


pelaksanaan proses pendidikan dapat berlangsung secara efektif. Maka dari
itu, dapat dikatakan bahwa lingkungan pendidikan merupakan tempat
berlangsungnya proses atau pelaksanaan kegiatan pendidikan.
6. Kurikulum
Kurikulum adalah seperangkat rencana pendidikan perlu dikembangkan
secara dinamis sesuai dengan tuntutan dan perubahan yang terjadi di
masyarakat Perubahan tersebut merupakan konsekuensi logis dari terjadinya
perubahan sistem politik, sosial budaya,dan ekonomi serta iptek dalam
kehidupan masyarakat berbangsa dan bernegara.

Disamping faktor keberhasilan, terdapat faktor penghambat yang


keberadaanya harus menjadi perhatian dalam pembaharuan pendidikan seperti.

1. Sarana pendidikan tidak memadai


Sarana dan prasarana merupakan salah satu hal yang sangat penting
dalam keberlansungan proses belajar mengajar. Dalam pembaharuan
pendidikan, sarana dan prasarana adalah hal yang ikut mempengaruhi dalam
keberkelangsungan inovasi yang akan diterapkan dalam pendidikan. Tanpa
adanya sarana dan prasarana dalam pendidikan, maka pelaksanaan inovasi
atau pembaharuan pendidikan tidak dapat berjalan secara optimal.
2. Masalah keuangan
Tidak memadainya atau bahkan tidak ada bantuan dana dari pemerintah
pusat ataupun daerah. Oleh karena itu instansi pendidikan diharuskan mencari
dana tersendiri dalam rangka pembaharuan pendidikan.
3. Estimasi yang tidak tepat terhadap inovasi, tidak jelas struktur pengambilan
keputusan, komunikasi yang tidak lancar, adanya tekanan dari pemerintah
untuk mempercepat hasil inovasi dalam waktu yang sangat singkat
4. Adanya penolakan inovasi
Adanya penolakan dari kelompok inovasi penentu atau kelompok elit
dalam suatu sistem sosial. Penolakan ini berbeda dengan keberatan karena
kurang dana atau masalah personal. Namun, penolakan biasanya memang
terjadi saat kecenderungan muncul dari kelompok penentu.
Ada beberapa hal yang berhubungan dengan penolakan dari sekelompok
tertentu atas hasil inovasi pendidikan di Indonesia, antara lain:
(1) kelompok elit yang memiliki kewenangan dalam masyarakat tradisional
menentang inovasi atau perluasan inovasi, (2) terdapat pertentangan ideologi
mengenai inovasi, (3) proyek inovasi dilaksanakan sangat lambat, dan (4)
keberatan terhadap inovasi karena sebab kepentingan kelompok.
9

2.4 Tahapan dan Proses Pembaharuan Pendidikan


Kemajuan teknologi yang kita kenal atau kita pakai hingga sekarang ini
merupakan hasil suatu proses pembaharuan. Pembaharuan dalam hal ini
menunjukkan suatu proses yang membuat suatu objek, ide, atau praktek baru
muncul untuk diserap oleh seseorang, kelompok, atau organisasi. Proses
pembaharuan ini memiliki beberapa tahapan antara lain (Ridwansyah, 2012) :

1. Invention(Penemuan)
Penemuan mencakup penemuan / penciptaan hal-hal baru. Seperti yang
dikatakan Pepetah: "Tidak ada yang baru di bumi", penemuan biasanya
merupakan adaptasi dari apa yang sudah ada. Akan tetapi, reformasi dalam
pendidikan terkadang menggambarkan hasil yang sangat berbeda dari yang
telah terjadi sebelumnya. Contohnya adalah alfabet belajar pertama yang
ditemukan oleh penemu James Pitman.
Tempat penemuan hanya bisa di dalam atau di luar sekolah. Sebagian
besar pembaruan untuk jenis perangkat keras berasal dari luar sekolah. Di
sisi lain, ketika guru mencoba mengubah situasi atau menciptakan solusi
baru untuk metode lama, banyak penemuan terjadi di sekolah. Reformasi
semacam itu di kelas biasanya berskala kecil daripada berskala besar,
dengan kata lain sangat sederhana, namun seiring berjalannya waktu, akan
tersistematisasi dan dirumuskan sesuai kebutuhan. Pembaruan praktik
adalah materi pembelajaran, dan materi pembelajaran praktik adalah
prinsip pengajaran. Ini dapat dilakukan oleh lembaga yang berbeda, seperti
penerbit, biro pengembangan kurikulum, atau pelatihan sambil bekerja.
2. Development(Pengembangan)
Biasanya, pembaruan harus dikembangkan sebelum dapat memasuki
bidang skala besar. Pengembangan biasanya berjalan seiring dengan
penelitian, sehingga program “Research and Development” (R dan D)
merupakan program yang biasa digunakan dalam penelitian dan
pengembangan pendidikan, yang mencakup berbagai kegiatan, termasuk
penelitian dasar, seperti pencarian dan pengujian teori pembelajaran.
3. Diffusion(Penyebaran)
Konsep komunikasi biasanya digunakan secara sinonim dengan konsep
komunikasi, tetapi di sini diberikan pengertian yang berbeda. Menurut
definisi Reger (1962), difusi diartikan sebagai “penyebaran ide-ide baru
dari sumber inventarisnya ke pengguna akhir atau penyerap”. Jika istilah
"proliferasi" adalah netral dan sebenarnya mengacu pada propagasi
pembaruan, propagasi di sini digunakan untuk menunjukkan mode ekspansi
yang direncanakan, di mana beberapa kantor mengambil langkah-langkah
khusus untuk memastikan bahwa pembaruan akan sampai ke adopter
(absorber) kuantitas. Memperbarui).
10

2.5 Upaya dalam Pembaharuan Pendidikan


Inovasi pendidikan adalah sebuah revolusi baru dan bersifat kualitatif,
berbeda dari hal-hal sebelumnya, dan sengaja berusaha untuk meningkatkan
kemampuan kerangka kerja mencapai tujuan pendidikan. Adapun cara-cara yang
dapat dilakukan dalam mewujudkan suatu inovasi pendidikan. (Gunawan, 2015)
 Dengan menyeimbangkan dan meningkatkan kualitas.
 Dengan memperluas layanan pendidikan.
 Dengan meningkatkan kompatibilitas Pendidikan dan pengembangan.
 Dengan meningkatkan efektivitas dan Efisiensi sistem layanan.
 Mempercepat pembangunan sistem informasi kebijakan.

Dengan cara-cara diatas yang dapat dilakukan untuk melakukan


pembaharuan, berikut bentuk upaya yang dilakukan dalam pembaharuan
pendidikan :
1. Pengelolaan Pendidikan
Isi dari rencana dan pengelolaan pendidikan yang dimutakhirkan
jelas tercantum dalam undang-undang pendidikan besar terkini (UU No.
20 tahun 2003 tentang Standar Nasional Pendidikan). (Tim, 2008).
Manajemen pendidikan dimulai dengan inovasi pendidikan. Inovasi
pendidikan adalah ide, item, metode yang dirasakan atau diamati oleh
orang (masyarakat), dalam bentuk kebalikan (penemuan baru) atau
penemuan (penemuan baru orang) yang digunakan untuk mencapai
tujuan pendidikan atau memecahkan masalah pendidikan.
Tujuan inovasi pendidikan adalah untuk menggunakan energi,
dana peralatan dan: waktu yang paling singkat. (Burhanuddin, 2010)
2. Tenaga Kependidikan
Antara lain, Anda dapat melihat kualifikasi pendidik yang
diperbarui. Pendidik dengan status guru atau dosen harus memiliki
tingkat pendidikan yang tinggi. Untuk menjadi guru SD minimal harus
memiliki kualifikasi D II PGSD yaitu SPG / SGO lama yang telah
diintegrasikan ke dalam ijazah non gelar (SO) universitas program.
Dalam pembelajaran di SLTP minimal D III SLTA harus diraih,
tentunya S1 (mata kuliah bergelar) harus diraih, dan minimal
kualifikasi S2 (magister) harus diraih untuk menjadi dosen.
3. Dana Pendidikan
Kebutuhan dana untuk pendidikan nampaknya semakin
meningkat karena semakin meningkatnya biaya pendidikan. Keadaan
ini logis, karena reformasi yang akan dilakukan membutuhkan dana
baru atau dana tambahan yang dialokasikan sebelumnya. Ini juga
terkait dengan nilai mata uang. Semakin tinggi tingkat implantasi,
pendanaan di daerah ini perlu disesuaikan. (Tim, 2008)
11

4. Inovasi dalam Kurikulum


a) Kurikulum 1968
Kurikulum ini adalah kurikulum masa orde lama masih
dalam mencari bentuk yang kas nasional.Semenjak merdeka
sampai di tetapkanya UU No 4 th 1950 tentang pendidikan di
sekolah,pendidikan kita masih berada pada tahap penyempurnaan
kurikulum masa penjajahan belanda dan jepang. Materi pelajaran
yang utama adalah tujuh bahan pokok (indoktrinasi).
b) Kurikulum 1975
Kurikulum 1975 telah disetujui oleh Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan, dan dilaksanakan secara bertahap mulai tahun
ajaran 1976. Perlu diketahui bahwa berdasarkan evaluasi wakil
kepala sekolah, sekolah yang mulai dilaksanakan pada tahun
1975. Ciri-ciri dari kurikulum 1975 diantaranya :
 Menganut pedekatan yang berorientasi pada tujuan,
 Menganut pendekatan yang integrative,
 Pendidikan moral pancasila kurikulum tidak hanya di
bebankan kepada bidang pelajaran pendidikan moral
pancasila melainkan juga di bidang ilmu pengetahuan
social
 Mengharuskan guru untuk menggunakan teknik
penyusunan program PPSI
 Sistem evaluasi dilakukan penilaian kepada murit murit
pada setiap akhir satuan pembelajaran terkecil dan
memperhitungkan nilai-nilai yang dicapai murit-murit
pada setiap akhir satuan pembelajaran.
Dalam penyusunan kurikulum 1975 ini menggunakan beberapa
prinsip yaitu
a) Prinsip Fleksibilitas program
Penyelenggaraan pendidikan keterampilan pada setiap
program harus mengingat factor- factor ekosistem dan
kemampuan pemerintah untuk menyediakan dana bagi
kelangsungan bidang studi.
b) Prinsip efisiensi dan efektifitas
Prinsip efisiensi adalah efisiensi dalam penggunaan
waktu,pendaya gunaan dana, dan tenaga secara
optimal.Waktu murid-murid belajar di sekolah hanya 6 jam
sehari, maka dari itu hendaklah dimanfaatkan dengan sebaik-
baiknya.
c) Prinsip berorientasi pada tujuan
Hirarki tujuan menurut kurukulum 1975 adalah :
 Tujuan umum ialah tujuan pendidikan nasional
12

 Tujuan institusuional adalah untuk setiap lembaga


tingkatan pendidikan seperti tujian SD,SLTP,SLTA
 Tujuan kurikuler ialah tujuan untuk setiap bidang studi
seperti tujuan mata pelajaran Bahasa Indonesia, PMP,
PSPB, IPA.
 Tujuan instruksional ialah tujuan setiap pokok
bahasan,sebagai contoh pada bidang studi
keterampilan, murid dapat mrnjelaskan cara
mengelola tanah.
d) Prinsip kontinuitas
GBHN menyatakan pendidikan adalah proses yang
berlangsung seumur hidup. Kurikulum pendidikan dasar
disusun agar lulusanya disamping siap untuk berkembang
menjadi anggota masyarakat juga siap berkembang mengikuti
pendidikan tingkat pertama.
Kurikulum pendidikan dasar disusun agar lulusannya,
disamping siap untuk berkembang menjadi anggota
masyarakat, juga siap mengikuti pendidikan tingkat pertama.
Pelasksanaan prinsip ini mengharuskan guru untuk
memahami hubungan secara herarki antara satuan pelajaran.
e) Prinsip pendidikan seumur hidup
Pendidikan yang diterima anak di sekolah memberikan
dasar/bekal untuk belajar sehumur hidup, sehingga
memungkinkan seseorang meningkatkan pengetahuan,
keterampilan, serta pengembangan potensi-potensinya sesuai
dengan kebutuhan kehidupan.
c) Kurikulum 1984
Mata kuliah tersebut dipengaruhi oleh aliran psikologi
humanistik, yang memperlakukan mahasiswa sebagai individu
yang mampu dan mau aktif mencari jati diri, mengeksplorasi
dan meneliti lingkungan. Oleh karena itu, kurikulum 1984
menggunakan pendekatan proses dengan tetap menggunakan
orientasi tujuan. Kursus 1984 mengadopsi pendekatan
keterampilan proses. Meskipun pendekatan proses
diprioritaskan, tujuannya tetap merupakan faktor penting.
Kursus ini juga biasa disebut sebagai "kursus tahun 1975 yang
ditingkatkan". Siswa digolongkan sebagai subjek studi. Dari
observasi, pengelompokan, diskusi hingga pelaporan. Model ini
dinamakan Student Active Learning (CBSA) atau Student
Active Learning (SAL). Tokoh penting yang lahir pada tahun
1984 adalah Dr. Conny R. Semiawan (Conny R. Semiawan),
Kepala Pusat Kurikulum Departemen Pendidikan dari tahun
13

1980 sampai 1986, dan Kepala IKIP Jakarta dari tahun 1984
sampai dengan 1992 (sekarang beliau adalah Kepala Sekolah
Universitas Nasional Jakarta). Konsep CBSA indah secara teori
dan memiliki hasil yang baik di sekolah yang diuji, mengalami
banyak penyimpangan dan pengurangan bila diterapkan di
seluruh negeri. Sayangnya, banyak sekolah tidak memiliki
keterampilan interpretasi yang memadai. Yang terlihat adalah
suasana yang bising di kelas, karena siswa sedang berdiskusi,
terdapat gambar stiker dimana-mana, dan yang mengherankan,
guru tidak lagi mengajarkan model ceramah. Keberatan CBSA
muncul.
Salah satu upaya perbaikan dalam penyelenggaraan
pendidikan disekolah dilakukan melalui perbaikan kurikulum
pendidikan dasar dan menengah dalam lingkungan Departemen P
dan K. Karakteristik kurikulum 1984
1) Landasan pengembangan
 Nilai dasar sebagai landasan pengembangan
kurikulum ini adalah pancasila dan UUD 1945.
 Fakta empiris dapat dicari dari sumber ketentuan
yang berlaku ( GBHN ),hasil penelitian dan
pengembangan serta hasil penilaian kurikulum.
 Segi teoritis berarti pengembangan kurikulum
perlu mempertimbangkan adanya
perkembangan ,teori teori ilmu pengetahuan dan
teknologi.
2) Prinsip pengembangan
 Prinsip elevansi mengacu pada upaya penyesuaian
kurikulum dengan kebutuhan anak dan lingkungan.
 Pendekatan pengembangan mengharuskan adanya
penilaian kurikulum perlu dilakukan secara terus-
menerus.
 Perkembangan masyarakat,ilmu pengetahuan dan
teknologi berjalan dan berubah
 Pengembangan kurikulum mendasarkan diri pada
suatu prinsip keluesan,mengingat situasi ,kondisi
dan kebutuhan yang berbeda-beda.
 Guna tercapainya tujuan secara tepat digunakan
prinsip efektifitas.
3) Kegiatan kurikulum
 Kegiatan intrakurikuler
 Kegiatan sekolah korikuler
 Kegiatan ekstrakurikuler
14

4) Pendekatan dalam proses belajar mengajar


Proses belajar mengajar adalah pendekatan
keterampilan yang diwujudkan dalam bentuk belajar
siswa aktif ( CBSA ). Pada dasarnya pendekatan ini
memberikan dasar penekanan yang sama beratnya bagi
proses belajar dengan hasil belajar.
Kegiatan proses terdiri dari pengamatan,
menghitung, mengukur, mengklasifikasikan, hubungan
ruang dan waktu, dll.
5) Sistim penilaian
Sistim penilaian dalam kurikulum 1984 bukan
hanya menitikberatkan pada penilaian hasil belajar tetapi
di terapkan juga penilaian pada pross belajar.
6) Sistim kredit
Sistim kredit berfungsi sebagai :
 Pengukur beban siswa yaitu pencerminan dari
perolehan tentang pengetahuan atau keterampilan
tertentu
 Pengakuan atas penyelesaian suatu program studi
pada tingkat semester,tingkat kelas, atau tingkat
sekolah.
d) Kurikulum 1994
Kurikulum dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1989
merupakan seperangkat rencana dan pengaturan menenai isi dan
bahan pembelajaran serta pedoman pelaksanaan kegiatan belaja
mengajar.
Perbedaan mata kuliah 1994 dengan mata kuliah
sebelumnya adalah penyelenggaraan pendidikan dasar sembilan
tahun, penyelenggaraan mata kuliah muatan lokal dan
terselesaikannya tiga fungsi dasar yaitu membaca, menulis dan
menghitung (3M) yang bersifat fungsional.
e) Kurikulum Suplemen
Suplement GBPP kurikulum 1994 merupakan bagian
yang tidak terpisahkan dari GBPP kurikulum 1994 merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari GBPP kurikulum
1994,supplement tersebut mencakup semua mata pelajaran untuk
satuan pendidikan SD, SLTP, SMU yang mulai di
implementasikan pada awal tahun pelajaran 1999/2000.
Tujuan kurikulum suplemen :
 Meningkatkan efektifitas dan kualitas pembelajaran
 Meningkatkan hasil belajar siswa.
15

f) Kurikulum Berbasis Kompetensi(KBK)


Pendidikan berbasis kompetensi menitikberatkan pada
pengembangan kemampuan untuk melakukan (kompetensi)
tugas-tugas tertentu sesuai dengan standar performance yang
telah ditetapkan. Competency Based Education is education
geared toward prepa ring indivisuals to perform identified
competencies. Hal ini mengandung arti bahwa pendidikan
mengacu pada upaya penyiapan individu yang mampu melakukan
perangkat kompetensi yang telah ditentukan. Implikasinya adalah
perlu dikembangkan suatu kurikulum berbasis kompetensi
sebagai pedoman pembelajaran. Sejalan dengan visi pendidikan
yang mengarahkan pada dua pengembangan, yaitu untuk
memenuhi kebutuhan masa kini dan kebutuhan masa datang,
maka pendidikan di sekolah dititipi seperangkat misi dalam
bentuk paket-paket kompetensi.
Kurikulum Berbasis Kompetensi memiliki ciri-ciri sebagai
berikut:
 Menekankan pada ketercapaian kompetensi siswa baik se
cara individual maupun klasikal.
 Berorientasi pada hasil belajar ( learning outcomes) dan
keberagaman.
 Penyampaian dalam pembelajaran menggunakan
pendekatan dan metode yang bervariasi.
 Sumber belajar bukan hanya guru, tetapi juga sumber
belajar lainnya yang memenuhi unsur edukatif.
 Penilaian menekankan pada proses dan hasil belajar
dalam upaya penguasaan atau pencapaian suatu
kompetensi.
g) Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan(KTSP)
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah
sebuah kurikulum operasional pendidikan yang disusun oleh dan
dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan. KTSP secara
yuridis diamanatkan oleh Undang –Undang Nomor 20 Tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan. Penyusunan KTSP oleh sekolah
dimulai tahun ajaran 2006/2007 dengan mengacu pada Standar
Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) untuk pendidikan
dasar dan menengah sebagaimana yang diterbitkan melalui
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional masing -masing Nomor
22 Tahun 2006 dan Nomor 23 Tahun 2006, serta Panduan
Pengembangan KTSP yang dikeluarkan oleh BSNP.
16

5. Sistem Persekolahan
1. SD Pamong
Proyek ini merupakan pendidikan bersama antara pemerintah
Indonesia dan innotechPamong, mewakili pendidikan
masyarakat, orang tua dan guru kepada anak-anak, dan diujikan
di tingkat sekolah. Tujuan dari proyek pamong adalah untuk
menentukan sistem alternatif pendidikan dasar yang efektif,
ekonomis dan adil berdasarkan kondisi di sebagian besar
wilayah Indonesia. Oleh karena itu, melalui sistem pamong ini,
anak-anak dapat belajar sendiri di bawah bimbingan tutor atau
anggota masyarakat dan di bawah bimbingan orang tua.
2. SD Kecil
SD kecil ini memiliki cirri-ciri :
 Kelas yang ada lebih sedikit dari SD biasa
 Jumlah murid lebih kecil 20-30 orang
 Jumlah guru sedikit
 Pendekatan belajar meliputi belajar sendiri yaitu
mempelajari modul,berkelompok dan klasial
 Murid yang pandai di jadikan tutor untuk mengajar murid-
murid.
3. SMP Terbuka
SMP terbuka adalah sekolah menengah umum tingkatpertama
yang kegiatan belajarnya sebagian besar di selenggarakan di luar
gedung sekolah dengan cara penyampaian pelajaran melalui
berbagai media,dan interaksi yang terbatas antara guru dan murit.
Latar belakang berdirinya SMP terbuka adalah:
 Kekurangan fasilitas
 Tenaga pendidikan yang tidak cukup
 Dalam rangka pemerataan pendidikan
4. Proyek Perintis Sekolah Pembangunan
Pada mulanya proyek ini dimasudkan untuk mencoba bentuk
sistim persekolahan yang komprehensif dengan nama sekolah
Pembangunan.Selain itu secara umum kerangka sistim
pendidikan ini di gariskan dalam surat keputusan mentri
pendidikan dan kebudayaan No 0172 tahun 1974.
5. Universitas Terbuka
Universitas Terbuka merupakan lembaga pendidikan tinggi yang
menerapkan sistem pembelajaran jarak jauh.Tujuan utamanya
adalah meningkatkan partisipasi perguruan tinggi dari 5%
menjadi 8,2%, gagasan organisasi pemerintah UT didasarkan
pada harapan untuk memperluas kesempatan pendidikan tinggi
bagi seluruh masyarakat dan meningkatkan kemampuan pekerja.
17

Institusi pendidikan dan perguruan tinggi, serta personel di


bidang lain, maka UT menggunakan pendekatan yang lebih
terbuka, yakni mengutamakan penerapan sistem pembelajaran
jarak jauh.
6. Sekolah Unggul
Sekolah unggul yaitu sekolah yang dikembangkan untuk
mencapai keunggulan dalam keluaran pendidikanya. Sekolah
unggul menjadi topik yang hangat, karena menjadi kebijakan
yang di maksudkan untuk mencari jalan pintas dalam
mempersiapkan penyediaan tenaga kerja yang handal yang
mempunyai kemampuan bersaing yang tinggi baik di tingkat
nasional maupun internasional.
Karakteristik Sekolah Unggul :
 Layanan khusus diberikan lebih intensif
 Anak- anak merupakan asset bangsa yang mampu
merespon tantangan persaingan global
7. Pendidikan Pesantren
Pesantren adalah lembaga pendidikan tradisional islam untuk
mempelajari,memahami,menghayati dan mengamalkan ajaran
islam dengan menekankan pentingnya moral keagamaan sebagai
pedoman perilaku sehari-hari. Tujuan dari pesantren ini adalah
untuk membentuk dan mengembangkan kepribadian muslim,
yaitu berkepribadian yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan,
berakhlak mulia, dan bermanfaat bagi masyarakat dengan
menjadi abdi masyarakat atau pejabat publik, menjadi pelayan
masyarakat, mampu mandiri dan merdeka. Dan kepribadian
yang tegas, menyebarkan agama atau mengamalkan Islam dan
menciptakan ilmu untuk membangun kepribadian bangsa
Indonesia. Lembaga ini bertindak sebagai lembaga pendidikan,
lembaga sosial dan lembaga penyiaran agama.
6. Pendidikan Nonformal
Pendidikan nonformal adalah jalur pendidikan di luar yang dapat
dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang. Hasil pendidikan
nonformal dapat dihargai setara dengan hasil program pendidikan formal
setelah melalui proses penilaian penyetaraan oleh lembaga yang ditunjuk
oleh Pemerintah atau Pemerintah Daerah dengan mengacu pada standar
nasional pendidikan.
Pendidikan nonformal diselenggarakan bagi warga masyarakat
yang memerlukan layanan pendidikan yang berfungsi sebagai pengganti,
penambah, dan/atau pelengkap pendidikan formal dalam rangka
mendukung pendidikan sepanjang hayat.
18

Pendidikan nonformal berfungsi mengembangkan potensi peserta


didik dengan penekanan pada penguasaan pengetahuan dan keterampilan
fungsional serta pengenmbangan sikap dan kepribadian profesional.
Pendidikan nonformal meliputi pendidikan kecakapan hidup,
pendidika usia dini, pendidikan kepemudaan, pendidikan pemberdayaan
perempuan, pendidikan keaksaraan,
pendidikan keterampilan dan pelatihan kerja. Pendidikan kesetaraan
meliputi Paket A, Paket B dan Paket C, serta pendidikan lain yang
ditujukan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik seperti:
Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM), lembaga kursus, lembaga
pelatihan, kelompok belajar, majelis taklim, sanggar, dan lain sebagainya,
serta pendidikan lain yang ditujukan untuk mengembangkan kemampuan
peserta didik.
7. Inovasi dalam pendekatan Belajar Mengajar
1. Belajar Tuntas
Belajar tuntas`adalah suatu cara dalam proses belajar yang menuntut
siswa untuk menguasai materi pelajaran secara tuntas dengan hasil
yang memuaskan yang agar siswa mendapat kesepatan untuk
mencapai angka tertinggi dengan menguasai bahan pelajaran secara
tuntas.
2. Cara Belajar Siswa Aktif
Cara belajar siswa aktif adalah suatu cara atau usaha mempertinggi
atau mengoptimalkan kegiatan siswa dalam proses belajar.Dengan
demikian CBSA menuntut keaktifan belajar siswa yang obtimal
sehingga dapat mencapai hasil yang optimal yang bertujuan agar
siswa aktif dalam proses belajar ,sehingga mampu untuk mengubah
perilaku secara efektif dan efisien.
3. Keterampilan Proses
Keterampilan proses yaitu suatu pendekatan yang mengacu kepada
bagaimana siswa belajar dan apa yang ia pelajari.Pada dasarnya
keterampilan proses ini sama dengan CBSA yang terlihat pada
pelaksanaan yang menuntut keaktifan siswa, namaun pada
keterampilan proses ini lebih di tekankan pada proses berfikir sendiri
dengan keterampilan masing-masing siswa.Yang paing penting
bagaimana proses untuk pencapaian tujuan itu dilakukan oleh siswa
terlepas dari hasil yang diperoleh.
8. Empat pilar Pendidikan
1. Learning to know
Pilar pertama ini memeliki arti bahwa para peserta didik dianjurkan
untuk mendapatkan pengetahuan sebanyak-banyaknya, melalui
pengalaman yang ada.
Learning to know mengajarkan tentang pentingnya sebuah
pengetahuan, karena didalam learning to know terdapat learning how to
learn, yaitu anak belajar memahami yang ada di sekitarnya, karena itu
merupakan proses belajar.
2. Learning to do
Learning to do berkaitan dengan kemampuan hard skill dan soft
skill. Sesungguhnya pendidikan merupakan bagian terpenting dari
19
SDM (Sumber Daya Manusia) yang berkualitas, tangguh, dan terampil
dan siap untuk mengikuti tuntutan zaman.
3. Learning to be
Pilar ketiga mempunyai makna pentingnya mendidik peserta didik
agar menjadi pribadi yang mandiri dan dapat mewujudkan apa yang
peserta didik impikan.
4. Learning to live together
Pilar terakhir mempunyai makna untuk mengajarkan kesadaran
kepada para peserta didik bahwa mereka adalah bagian dari kelompok
masyarakat. jadi, mereka harus mampu hidup bersama.
9. Life Long Education
Life Long Education dikatakan sebagai belajar berkesinambungan.
Dengan terus belajar, seseorang tidak mungkin ketinggalan zaman dan
bisa memperbaharui pengetahuan, bagi mereka yang sudah tua.
Dengan pengetahuan yang selalu diperbaharui ini, mereka tidak akan
kalah dengan generasi saat ini.
10. Education For All
Education for All merupakan pendidikan merata untuk masyarakat
dan tanpa membedakan suku, ras, agama, golongan. Tujuan “Education
for All” pada intinya adalah mengupayakan agar setiap warga negara dapat
memenuhi haknya, yaitu layanan pendidikan. Pembelajaran untuk semua
merupakan wujud pembelajaran yang menyangkut semua usia entah itu
dewasa, orang tua maupun anak-anak yang bertujuan agar lebih mengerti
tentang sesuatu.
11. SDG ( Sustainable Development Goals)
SDG adalah yang pembagunan berkelanjutan yang disepakati oleh
forum PBB (perserikatan bangsa-bangsa) yang memiliki 17 tujuan dengan
169 capain yang telah di deklarasi oleh 193 anggota PBB .
Dalam SDG, pendidikan mutlak merupakan hak asasi manusia yang
mendasar. SDG meliputi berbagai aspek pendidikan, termasuk partisipasi,
kualitas dan hasil pembelajaran, infrastruktur sekolah, kualitas guru,
keselamatan dan kebersihan di sekolah, dan komitmen terhadap nilai-nilai
kewarganegaraan global dalam pendidikan.
12. Pendidikan Karakter dan multikultural
Pendidikan karakter mempunyai tujuan untuk membentuk karakter
yang kualitasnya dapat diukur.
Menurut (Agustian, 2019), pendidikan multikultural adalah
pendekatan untuk mentransformasi nilai-nilai dengan menghargai
identitas diri, perbedaaan suku, budaya, ras, agama, kepercayaan, cara
pandang yang ada di indonesia.
Dengan menggabungkan pendidikan multikultural, pendidikan
karakter, dan teknologi dalam pembelajaran, maka siswa tidak hanya akan
mempelajari teori saja, namun juga praktiknya dalam kehidupan mereka
sehari-hari.
Dengan pendidikan multikultural, maka sikap saling toleransi antara
siswa satu dengan yang lain serta dapat terjalin dengan baik. Akan tetapi,
pendidikan multikultural saja tidak cukup, tetap harus dibarengi dengan
pendidikan karakter.

2.6 Model-model Inovasi Pendidikan


Inovasi adalah ide, pemikiran dan perubahan dalam berbagai bidang.
Inovasi pendidikan bertujuan untuk memaksimalkan efisiensi, efektivitas, dan
relevansi semua kemampuan di bidang pendidikan (seperti manusia, keuangan,
dan infrastruktur). Model inovasi merupakan suatu bentuk perwujudan dari
pendidikan meliputi:
20
1. Top Down
Inovasi top down merupakan salah satu upaya pemerintah untuk
meningkatkan kualitas pendidikan, pemerataan kesempatan pendidikan,
dan efisiensi waktu. Inovasi semacam ini diterapkan pada bawahan dengan
cara mengundang, merekomendasikan, atau bahkan memaksakan hal-hal
yang bermanfaat bagi mereka. Bawahan tidak berhak menolak
pelaksanaannya. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa inovasi top down
sama dengan pendidikan otoriter.
Inovasi top down melibatkan kebijakan dan regulasi pemerintah di
bidang pendidikan, seperti kurikulum, standar kompetensi (SK) dan
kompetensi dasar (KD). Selain menempuh pendidikan formal di sekolah,
inovasi top down juga terjadi pada model pendidikan keluarga, mulai dari
orang tua hingga anak. Anak-anak harus mengikuti aturan yang ditetapkan
oleh orang tua mereka. Tujuannya agar mereka menjadi anak yang disiplin
dan penurut.
Kelebihan inovasi top down diantaranya.
a) Kesempatan untuk memperoleh pendidikan merata.
b) Menerapkan sistem yang terstruktural sehingga dapat menggunakan
waktu seefisien dan seefektif mungkin.
c) Standar pengajaran sebagai tolak ukur ketuntasan belajar siswa.
d) Ujian dilaksanakan serempat, sehingga akan mengurangi kecurangan
dalam adanya evaluasi hasil belajar atas ketercapaiannya kurikulum
yang telah disusun.
e) Monitoring dari pemerintah.
Sedangkan kekurangan dari penggunaan inovasi ini ialah :
f) Terbatasnya kreativitas guru dalam hal pengembangan pembelajaran
sesuai dengan tingkat berpikir guru.
g) Ketidaksesuaian antara kebijakan pemerintah dengan kompetensi
yang dimiliki oleh sekolah karena sumber daya yang dimiliki masing-
masing sekolah berbeda.
h) Peran guru yang hanya sebagai penerima keputusan atau hasil dari
suatu program tanpa mengetahui jalannya proses pembentukan
program.
i) Keterbatasan fasilitas dan finansial bagi daerah yang terpencil untuk
standar pendidikan.
2. Bottom Up
Inovasi bottom-up adalah model kebalikan dari inovasi top-down.
Inovasi semacam ini didasari oleh gagasan, gagasan, kreasi dan inisiatif
dari sekolah, guru maupun masyarakat, semua upaya untuk meningkatkan
mutu dan mutu pendidikan. Model ini merupakan pengalaman rasional
yang lebih konkret. Asumsi dasar model memungkinkan orang untuk
menggunakan pemikiran logis atau nalar mereka sehingga mereka dapat
bertindak secara rasional.
Model inovasi bottom-up ini lebih banyak diimplementasikan di
sekolah swasta atau universitas daripada di sekolah negeri atau universitas
karena penggunaan sistem pengambilan keputusan yang terpusat. Dalam
hal ini kewenangan sekolah lebih diutamakan, asalkan tidak melanggar
prinsip normatif maka dapat mengambil keputusan sendiri.
Keuntungan menggunakan model inovasi bottom-up meliputi:
21
a) Guru dapat mengekspresikan ide cerdas dengan bebas, bahkan
pembelajaran akan lebih beragam dan inovatif.
b) Pemerintah terbantu karena peran guru dan peran masyarakat luas.
Pada saat yang sama, kerugian menggunakan model inovasi bottom-up
meliputi:
c) Guru tidak memiliki tolak ukur masa depan.
d) Karena perbedaan ide yang diajukan, sulit untuk mencapai
konsensus.
e) Pemerintah sebenarnya tidak berperan penting.
3. Desentralisasi atau Demokratisasi dalam Pendidikan
Menurut Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pasal 1 Ayat
2004 tentang Pemerintahan Daerah, desentralisasi diartikan sebagai
“penyerahan kekuasaan pemerintah kepada daerah otonom oleh pemerintah
untuk mengurus dan mengurus urusan pemerintahan di negara republik
Indonesia”. Sementara itu, demokrasi adalah rencana kelembagaan untuk
pengambilan keputusan politik, di mana individu memiliki hak untuk
memutuskan bagaimana memperebutkan suara rakyat.
Dalam konteks pendidikan desentralisasi, bidang hukum dan perundang-
undangan menjadi sangat penting karena merupakan alat kendali
manajemen yang dapat menentukan isi dan luasnya kewenangan dan
tanggung jawab penyelenggaraan berbagai bidang desentralisasi. Penataan
struktur institusi pendidikan di daerah memerlukan perhatian pada tiga
aspek utama yaitu kewenangan, kemampuan dan kebutuhan masing-masing
daerah berdasarkan demokratisasi bidang pendidikan, kewenangan, dan
pelayanan publik. Selain itu, reformasi sistem pendidikan di daerah harus
didasarkan pada prinsip rasionalitas, efektifitas, efektifitas, realita, dan
operabilitas.
Mengenai kapabilitas daerah dari segi relevansi, selama ini
permasalahan pendidikan diarahkan pada kurangnya kepercayaan
pemerintah kepada daerah untuk menyelenggarakan sistem pendidikannya
yang setara dengan kondisi obyektif daerah. Oleh karena itu, desentralisasi
kurikulum merupakan salah satu alternatif, dan perubahan yang paling
mendasar dalam pengelolaan kurikulum harus diubah, yaitu pendidikan
harus mampu mengoptimalkan potensi semua institusi di masyarakat.
Kelebihan desentralisasi dan demokratisasi dalam pendidikan, di antaranya:
a) Desentralisasi membawa dampak positif khususnya bila ditetapkan
dalam bidang administratif.
b) Desentralisasi adalah salah satu prakondisi yang diperlukan untuk
memperbaiki kinerja manajemen sekolah dan meningkatkan prestasi
siswa.
c) Desentralisasi dapat memacu kreativitas guru dalam membuat suatu
inovasi baru dalam dunia pendidikan.
d) Desentralisasi dapat membuat pengelolaan manajemen keuangan
sekolah lebih optimal.
e) Desentralisasi dapat menunjang suatu sarana prasarana dalam
fasilitas sekolah guna memperlancar proses pembelajaran.
f) Desentralisasi mampu mengembangkan keterampilan dalam
mengelola sistem manajemen, perencanaan, dan kegiatan-kegiatan
sekolah.
22
g) Desentralisasi cenderung mengajak semua warga negara mengenyam
pendidikan yang layak sesuai dengan program pemerintah.
h) Demokratisasi mampu menyelesaikan masalah spesifik di suatu
daerah.
i) Demokratisasi merupakan proses untuk memberikan jaminan dan
kepastian adanya persamaan kesempatan untuk mendapatkan
pendidikan di dalam masyarakat tertentu.
Sedangkan kekurangan desentralisasi dan demokratisasi dalam pendidikan,
antara lain:
j) Desentralisasi dan demokratisasi dapat menimbulkan kecemburuan
sosial.
k) Desentralisasi dan demokratisasi sulit untuk transparan.
l) Desentralisasi dan demokratisasi dapat menimbulkan anggaran tidak
sesuai dengan pengeluaran.
m) Desentralisasi dan demokratisasi membuka peluang bagi tumbuh
suburnya legitimasi politik
4. Quantum Learning
Quantum learning merupakan kiat, petunjuk, strategi, dan seluruh proses
belajar yang dapat mempertajam pemahaman daya ingat, serta membuat
belajar sebagai suatu eksperimen. Terdapat beberapa karakteristik quantum
learning yang harus dipahami, agar pembelajaran dapat berjalan dengan
optimal, sebagai berikut :
a) Guru mau menerima masukan dari siswanya dan sering saling tukar
informasi.
b) Belajar akan sangat efektif jika dilakukan dalam suasana yang
menyenangkan, lingkungan dan suasana yang tidak terlalu formal,
penataan tempat duduk, penataan sinar atau cahaya yang baik,
sehingga siswa merasa nyaman.
c) Setiap orang memiliki gaya belajar unik dan berbeda yang
merupakan pembawaan alamiah sehingga tidak perlu dipaksakan
untuk merubahnya.
d) Kunci kesuksesan model inovasi quantum learning adalah latar
belakang musik klasik atau instrumental yang terbukti memberikan
pengaruh positif terhadap proses pembelajaran.
Kelebihan model inovasi quantum learning, antara lain:
e) Pembelajaran quantum learning membiasakan siswa untuk melatih
aktivitas kreatif sehingga siswa dapat menciptakan suatu produk
kreatif yang bermanfaat bagi diri dan lingkungan.
f) Pada pembelajaran quantum learning, emosi sangat diperlukan untuk
menciptakan motivasi belajar yang tinggi.
g) Pembelajaran quantum learning memusatkan perhatian pada interaksi
yang bermutu dan bermakna.
h) Pembelajaran quantum learning sangat menekankan pada
pemercepatan pembelajaran dengan taraf keberhasilan tinggi.
i) Pembelajaran quantum learning sangat menentukan kealamiahan dan
kewajaran proses pembelajaran.
j) Pembelajaran quantum learning memusatkan perhatian pada
pembentukan keterampilan akademis dan keterampilan hidup.
k) Pembelajaran quantum learning menempatkan nilai dan keyakinan
23
sebagia bagian penting dalam proses pembelajaran.
l) Pembelajaran quantum learning mengutamakan keberagaman dan
kebebasan.
Sedangkan kekurangan model inovasi quantum learning, di antaranya:
m) Membutuhkan pengalaman yang nyata.
n) Waktu yang cukup lama untuk menumbuhkan motivasi dalam belajar.
o) Kesulitan mengidentifikasi keterampilan masing-masing siswa.
p) Memerlukan dan menuntut keahlian serta keterampilan guru dalam
mengelola pembelajaran.
q) Memerlukan proses perencanaan dan persiapan yang matang.
r) Adanya keterbatasan sumber belajar, alat belajar, dan situasi kondisi.
5. Pendekatan Kontekstual
Pendekatan kontekstual merupakan konsep pembelajaran yang dapat
membantu guru menghubungkan materi yang diajarkan dengan realitas
siswa, dan mendorong siswa untuk menjalin hubungan antara
24

pengetahuannya dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.


Melalui konsep ini, hasil belajar dapat lebih bermakna bagi siswa.
Proses pembelajaran secara alami berlangsung dalam bentuk aktivitas
kerja dan pengalaman yang dilakukan langsung oleh siswa. Tugas guru
adalah membantu siswa mencapai tujuan mereka. Guru mengelola tim
sebagai satu tim, dan tim ini bekerja sama untuk menemukan pengalaman
belajar mereka sendiri.
Kelebihan model inovasi pendekatan kontekstual, antara lain:
a) Memberikan kesempatan pada siswa untuk dapat mengembangkan
potensi yang dimiliki sehingga siswa terlibat aktif dalam
pembelajaran.
b) Siswa dapat berpikir kritis dan kreatif dalam mengumpulkan data,
memahami suatu permasalahan, dan memecahkan permasalahan.
c) Menyadarkan siswa tentang apa yang mereka pelajari.
d) Pembelajaran lebih menyenangkan dan tidak membosankan.
e) Membantu siswa bekerja lebih efektif dalam suatu kelompok.
f) Terbentuk sikap kerja sama yang baik antar individu dalam suatu
kelompok.
Sedangkan kekurangan model inovasi pendekatan kontekstual, di antaranya:
g) Sulit untuk menentukan materi yang sesuai dengan kebutuhan
masing-masing siswa pada suatu kelas.
h) Membutuhkan waktu yang relatif lama.
i) Pada proses pembelajaran akan nampak jelas antara siswa yang
memiliki kemampuan tinggi dan siswa yang memiliki kemampuan
kurang.
j) Bagi siswa yang tertinggal dalam pembelajaran akan terus tertinggal
dan sulit untuk mengejar ketertinggalan.
k) Tidak setiap siswa dapat dengan mudah menyesuaikan diri dan
mengembangkan kemampuan yang dimilikinya.
l) Pengetahuan yang didapat oleh siswa akan berbeda-beda dan tidak
merata.
BAB 3
PENUTUP

3.1 Simpulan
Pembaharuan Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi dunia
pendidikan karena pembaharuan pendidikan merupakan usaha perubahan, ide,
atau gagasan yang bertujuan untuk memperoleh sesuatu atau hal dan berkarya
jauh berbeda dan lebih baik dari sebelumnya dalam bidang pendidikan. Dalam
melakukan usaha pembaharuan pendidikan terdapat faktor yang
melatarbelakanginya yaitu faktor pertambahan penduduk, perkembangan ilmu
pengetahuan, menurunnya kualitas pendidikan. Pembaruan pendidikan juga
terdapat tahapan dan upaya – upaya yang dapat dilakukan untuk mendukung
proses pembaharuan pendidikan. Oleh karena itu sebagai pendidik kita harus
melakukan pembaharuan pendidikan sesuai dengan perkembangan zaman agar
nantinya bisa menghasilkan peserta didik yang unggul,berpendidikan
tinggi,bermoral dan multitalenta. Selain itu perlu adanya hubungan yang baik
antara pendidik dan peserta didik untuk bisa memaksimalkan hasil dari pembaruan
pendidikan tersebut.

3.2 Saran
Dengan adanya makalah ini penulis berharap bahwa nantinya pembaca
dapat memahami materi tentang pentingnya pembaharuan pendidikan dan calon
pendidik nantinya bisa mewujudkan tujuan pembaharuan pendidikan ke arah yang
lebih baik. Karena pembaharuan pendidikan merupakan hal yang sangat penting
untuk kemajuan suatu negara.

24
DAFTAR RUJUKAN

Upaya Pembaharuan Pendidikan. (2016, Januari 01). Dipetik Desember 04, 2020, dari
Sri Ssf: http://ssf-sri.blogspot.com/2016/01/pengantarpendidikan-upaya.html

Dra. Endang Hangestiningsih, M. H. (2015). Pengantar Ilmu Kependidikan.

Gunawan, I. (2015, Desember 12). Inovasi/Pembaharuan Pendidikan. Dipetik


Desember 04, 2020, dari http://fip.um.ac.id/wp-
content/uploads/2015/12/12_Inovasi-Pendidikan.pdf

Harimurti, E. R. (2018, Mei 30). Pengantar Pendidikan. Dipetik Desember 04, 2020,
dari slideshare: https://www.slideshare.net/ekarista080380/pengantar-ilmu-
pendidikan-99463386

Juanda, A. (2013, September 27). Pengantar Kependidikan : Pembaharuan Penddikan.


Dipetik Desember 04, 2020, dari Aster Juanda: http://aster-
juanda.blogspot.com/2013/09/pengantar-pendidikanupaya-
pembaharuan_27.html

Novita, S. (2013, Juli 02). Upaya Pembaharuan Pendidikan Nasional. Dipetik


Desember 04, 2020, dari Slideshare:
https://www.slideshare.net/susi180693/pengantar-pendidikan-bab-vi

Nugraha, R. S. (2017). Faktor Penghambat Pembaharuan Pendidikan. Dipetik


Desember 04, 2020, dari Tinta Pendidikan Indonesia:
https://www.tintapendidikanindonesia.com/2017/02/faktor-penghambat-inovasi-
pendidikan.html

Nugraha, R. S. (t.thn.). Model-model Inovasi Pendidikan. Dipetik Desember 04, 2020,


dari Tinta Pendidikan Indonesia:
https://www.tintapendidikanindonesia.com/2018/07/model-model-inovasi-
pendidikan.html

Prawira, A. (2019). Makalah Pembaruan Pendidikan. Dipetik Desember 04, 2020, dari
Academia.edu:
https://www.academia.edu/41175423/Makalah_Pembaruan_Pendidikan

Ridwansyah, I. (2012, Maret 25). Pembaharuan Pendidikan. Dipetik Desember 04,


2020, dari Bicara Pendidikan:
https://readwansyah.wordpress.com/2012/03/25/pembaharuan-pendidikan/

Anda mungkin juga menyukai