Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

UPAYA PEMBAHARUAN MASALAH PENDIDIKAN

DASAR-DASAR ILMU PENDIDIKAN

DOSEN PENGAMPU :

Dr. Fetri Yeni J., M.Pd.

Winanda Amilia, S.Pd., M.Pd.T

OLEH :

Khairunnisa (18023079)

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Landasan Pendidikan" dengan tepat waktu.

Makalah ini disusun sebagai salah satu syarat dalam memenuhi tugas Mata Pelajaran Sejarah
di Landasan Pendidikan. Selain itu, makalah ini bertujuan untuk memperluas pemahaman
tentang manusia prasejarah bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan
dan bantuan dalam menyelesaikan makalah ini.

Penulis sangat menyadari bahwa makalah ini masih memiliki ruang untuk perbaikan dan
penyempurnaan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang
konstruktif dari semua pihak demi meningkatkan kualitas makalah ini.

Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan wawasan yang berharga. Terima kasih.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................... 2

DAFTAR ISI.............................................................................................................................. 3

BAB I ......................................................................................................................................... 4

A. Latar Belakang ................................................................................................................ 4

B. Rumusan Masalah ........................................................................................................... 4

C. Tujuan ............................................................................................................................. 5

BAB II........................................................................................................................................ 6

A. Pengertian Pembaruan Pendidikan ............................................................................ 6

B. Faktor-faktor yang mempengaruhi pembaruan Pendidikan ................................... 7

C. Tujuan Pembaruan Pendidikan .................................................................................. 9

D. Upaya pembaruan Pendidikan di Indonesia ............................................................ 10

BAB III .................................................................................................................................... 17

A. Kesimpulan ................................................................................................................... 17

B. Saran ............................................................................................................................. 17

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 18


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan salah satu jalan untuk membentuk manusia menjadi pribadi
cerdas, bermoral, dan bertanggungjawab. Melalui pendidikan seseorang dapat
mengembangkan sikap, pengetahuan, maupun keterampilan secara optimal. pentingnya
peran pendidikan, maka pendidikan harus dirancang dan dilaksanakan dengan
sebaikbaiknya. Artinya, pendidikan harus dikembangkan menuju kearah yang lebih maju
dengan memperhatikan berbagai potensi peserta didik dan sumber daya manusia yang
dimiliki. Inovasi Pendidikan merupakan faktor penting bagi kemajuan Pendidikan,
sayangnya inovasi Pendidikan di Indonesia tidak berjalan mulus sebagaimana diharapkan.
Bahkan terkesan tertatih tatih, kunci persoalan tampaknya berada pada level kelas. Oleh
sebab itu, upaya melakukan pembaharuan Pendidikan harus berawal pada level kelas.

Menyinggung pembaharuan di bidang Pendidikan, sebelum inovasi kurikulum tingkat


satuan Pendidikan (KTSP) sebenarnya Indonesia kaya akan pengalaman pembaharuan
Pendidikan. Pada setiap implementasi suatu program pembaharuan Pendidikan pada level
kelas, guru memegang peranan penting dan menentukan. Begitu juga dengan implementasi
kurikulum berbasis kompetensi, keberhasilannya sangat tergantung pada kemauan dan
kemampuan guru untuk melaksanakannya. Pendekatan sistem dalam usaha pembaharuan
pendidikan dipandang sebagai tanggapan terhadap masalah pendidikan yang baru dan
komperhensif. Pendekatan dalam social budaya (social demand approach) didasarkan atas
tuntunan atau kebutuhan social akan pendidikan yang berkembang popular dalam
masyarakat, sehingga mengabaikan alokasi sumber-sumber dalam skala nasional,
kebutuhan tenaga kerja yang diperlukan dan turunnya mutu serta efektifitas pendidikan.
Dalam memperhatikan pengalaman beberapa pendekatan itu, pembaharuan pendidikan
dengan pendekatan sistem untuk pemecahan masalah pendidikan yang mengutamakan
kepentingan subyek

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian pembaruan pendidikan ?

2. Apa Apakah faktor-faktor yang mempengaruhi Pembaruan Pendidikan?

3. Apa tujuan dari pembaruan Pendidikan ?

4. Bagaimana jenis upaya-upaya Pembaruan Pendidikan di Indonesia?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian pembaruan pendidikan

2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi Pembaruan Pendidikan

3. Untuk mengetahui tujuan dari pembaruan Pendidikan

4. Untuk mengetahui upaya-upaya Pembaruan Pendidikan di Indonesia


BAB II

PEMABASAHAN

A. Pengertian Pembaruan Pendidikan


Menurut pendapat Rogers (1995) “pembaruan” adalah “An idea, practice, or object
that is perceived as new by individual or other unit of adoption”. Berdasarkan manajemen
SDM, Peter Drucker (Hesselbein, et al, 2002) mengatakan bahwa pembaruan adalah “A change
that creates a new dimension of performance”. Berdasarkan penjelasan kedua orang di atas
pembaruan dapat diartikan sebagai adalah perubahan, ide atau gagasan yang mendorong
seseorang sebagai penggunaan dalam bekerja dan berkarya jauh berbeda dan lebih baik dari
sebelumnya; atau menghasilkan dimensi kinerja yang baru. Pembaruan terjadi secara
beriringan dengan timbulnya tantangan karena setiap pembaruan menyebabkan orang berada
dalam situasi berbeda dan memerlukan penyesuaian diri.
Pendidikan merupakan salah satu jalan untuk membentuk manusia menjadi pribadi
cerdas, bermoral, dan bertanggungjawab. Melalui pendidikan seseorang dapat
mengembangkan sikap, pengetahuan, maupun keterampilan secara optimal. Dalam Undang-
Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional disebutkan bahwa pendidikan
adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Dalam konteks ini,
pendidikan nasional Indonesia berfungsi mengembangkan kemampuan dan nmembentuk
watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa. Di samping itu, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggungjawab. Mengingat begitu pentingnya peran pendidikan, maka pendidikan harus
dirancang dan dilaksanakan dengan sebaikbaiknya. Artinya, pendidikan harus dikembangkan
menuju kearah yang lebih maju dengan memperhatikan berbagai potensi peserta didik dan
sumber daya manusia yang dimiliki. Oleh karena itu, pendidikan hendaknya tidak hanya
berpusat pada pendidik/guru, tetapi dipusatkan pada peserta didik. Peran guru hanya sebatas
sebagai pembimbing dan fasilitator terhadap pengembangan potensi peserta didik.1
Pembaharuan (inovasi) pendidikan dan pembelajaran selalu dilaksanakan dari waktu ke
waktu dan tak pernah henti. Inovasi pendidikan menjadi topik yang selalu hangat dibicarakan
dari masa ke masa. Berbicara mengenai inovasi (pembaharuan), pembaharuan berasal dari
istilah invention dan discovery. Invention adalah penemuan sesuatu yang benar-benar baru
artinya hasil karya manusia. Discovery adalah penemuan sesuatu (benda yang sebenarnya telah
ada sebelumnya). Dengan demikian, inovasi dapat diartikan usaha menemukan benda yang
baru dengan jalan melakukan kegiatan (usaha) invention dan discovery. Dalam hal ini, Inovasi
adalah penemuan yang dapat berupa sesuatu ide, barang, kejadian, metode yang diamati
sebagai sesuatu hal yang baru bagi seseorang atau sekelompok orang (masyarakat). Inovasi
dapat berupa hasil dari invention atau discovery. Inovasi dilakukan dengan tujuan tertentu atau
untuk memecahkan masalah. Inovasi pendidikan digunakan untuk memecahkan masalah
pendidikan atau untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Inovasi pendidikan di Indonesia
dapat dilihat dari empat aspek, yaitu inovasi terhadap tujuan pendidikan, struktur pendidikan
dan pengajaran, isi kurikulum pengajaran serta perubahan terhadap aspek-aspek pendidikan
dan proses. Beberapa inovasi pendidikan pada tingkat sekolah dasar salah satunya yaitu adanya
SD Pamong untuk anak terlantar dan putus sekolah Contoh-contoh inovasi dalam komponen
pendidikan antara lain pembinaan personalia, banyaknya personal dan wilayah kerja, fasilitas
fisik, penggunaan waktu, perumusan tujuan, prosedur, peran yang diperlukan, wawasan dan
perasaan, bentuk hubungan antar- bagian, hubungan dengan sistem yang lain, strategi, bahan
belajar, dan model pembelajaran seperti quantum teaching, pembelajaran dengan
menggunakan internet seperti WEB-CT.

B. Faktor-faktor yang mempengaruhi pembaruan Pendidikan


Tentunya dalam melakukan sebuah pembaruan tidak serta merta bias langsung berubah.
Tetapi pasti mengalami sebuah hambatan dan penolakan sehingga dalam melakukan perubahan
membutuhkan sebuah proses. Berikut adalah faktor yang memperuhi dalam Pendidikan :
1. Perencanaan dan evaluasi Pendidikan

1
M.Fadlilah.2017.Aliran Progresivisme dalam Pendidikan di Indonesia. Universitas Muhammadiyah Ponorogo:
Ponorogo. Hal 17
Setiap satuan tingkat dari Pendidikan harus dierikan kewenangan sesuai dengan
kebutuhannya 2 . Dikarenakan jennjang itulah yang lebih paham dan mengetahui apa yang
dibutuhkan pada jenjang tersebut. Perencanaan tersebut bisa meliputi: penetapan visi dan misi,
perencanaan anggaran, pencarian sumber dana.
2. Pengelolaan Kurikulum
Dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 kurikulum pendidikan dasar wajib
memuat : Pendidikan agama, Pendidikan kewarganegaraan, Bahasa, Matematika, Ilmu
pengetahuan alam, Ilmu pengetahuan social, Seni dan budaya, pendidikan jasmani dan
olahraga, keterampilan/kejuruan, Muatan local.
Kurikulum Pendidikan Tinggi wajib memuat: Pendidikan agama, Pendidikan
kewarganegaraan, dan Bahasa3. Melihat keragaman potensi sumber daya manusia dan sumber
daya alam serta kebinekaan bangsa Indonesia, kurikulum yang uniform akan tidak sesuai
dengan kebutuhan masyarakat. Fleksibilitas kurikulum, dari pendidikan dasar sampai
perguruan tinggi merupakan suatu tuntutan.
Suatu hal yang perlu diperhatikan ialah beban kurikulum pada satuan pendidikan kita
terkenal sangat sarat dengan berbagai macam mata pelajaran sehingga sangat mendera peserta
didik. Setiap satuan pendidikan hendaknya diberikan kewenangan untuk mengembangkan
kurikulumnya, tanpa mengurangi isi kurikulum yang berlaku secara nasional yan
dikembangkan oleh pemerintah pusat.
3. Proses belajar-mengajar
Masyarakat global seperti seperti dewasa ini adalah masyarakat terbuka, rasional dan
kritis. Sudah tentu, cara-cara belajar yang indoktriner dan menghafal sudah kurang cocok. Hal
yang perlu dikuasai oleh peserta didik adalah informasi yang telah diolah sendiri atau belajar
mandiri (digested information).
Dengan sendirinya cara-cara belajar dengan menghafal diluar kepala sudah tidak pada
tempatnya lagi, termasuk cara belajar “lecturing”. Belajar mandiri atau independent learning
harus dapat harus menggantikan cara belajar menghafal secara rote learning. Tentunya proses
belajar-mengajar ini harus didukung oleh fasilitas belajar dan sumber-sumber belajar yang
memadai, seperti; perpustakaan yang lengkap, laboratorium.
4. Perkembangan lmu pengetahuan

2
Ginanjar,M.hidayat. hal. 12.
3
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 37
Seiring dengan perkembangan zaman seperti sekarang ini , maka semakin dituntut
untuk dapat mengikuti perkembangan yang ada. Dikarenakan perkembangan ilmu pengetahuan
sangat cepat. Dengan penggunaan teknologi informasi akan lebih membantu proses belajar-
mengajar dengan lebih baik. Disamping itu dengan bantuan teknologi kegiatan pendidikan
akan lebih menarik dan menambah minat untuk belajar. Misalnya penggunaan animasi dalam
pembelajaran. Hal itu bias dan dapat kita lihat dari pekembangan bimbel yang sedang tranding
di Indonesia saat ini. Seperti ruang guru, dan yang lainya
5. Tuntutan adanya proses pendidikan yang relevan
Pembaruan dalam pendidikan yang dilakukan dituntut agar dunia pendidikan dengan
kebutuhan masyarakat ( dunia kerja ) itu bisa relevan sehingga setiap lulusan dapat berguna
atau mempunyai bekal keterampilan sehingga tidak terjadi penganguran.

C. Tujuan Pembaruan Pendidikan


Menurut Hamidjojo (1974) tujuan utama pembaruan, adalah meningkatkan sumber-sumber
tenaga, uang dan sarana termasuk struktur dan prosedur organisasi. Tujuan pembaruan
pendidikan adalah meningkatkan efisiensi, relevansi, kualitas dan efektivitas sarana serta
jumlah peserta didik sebanyak-banyaknya dengan hasil pendidikan sebesar-besarnya
(menurut kriteria kebutuhan peserta didik, masyarakat dan pembangunan) dengan
menggunakan sumber, tenaga, uang, alat dan waktu dalam jumlah yang sekecil-kecilnya.

Secara sistematis arah tujuan pembaruan pendidikan Indonesia, adalah:

1. Mengejar berbagai ketinggalan dari berbagai kemajuan ilmu pengetahuan dan


tekhnologi, sehingga pada akhirnya pendidikan di Indonesia semakin berjalan sejajar
dengan berbagai kemajuan tersebut.

2. Mengusahakan terselenggarakannya pendidikan di setiap jenis, jalur, dan jenjang yang


dapat melayani setiap warga Negara secara merata dan adil.

3. Mereformasi sistem pendidikan Indonesia yang lebih: efisien dan efektif, menghargai
kebudayaan nasional, lancar dan sempurnanya sistem informasi kebijakan,
mengokohkan identitas dan kesadaran nasional, menumbuhkan masyarakat gemar
belajar, menarik minat peserta didik, dan banyak menghasilkan lulusan yang benar-
benar diperlukan untuk berbagai bidang pekerjaan yang ada di kehidupan masyarakat.4

D. Upaya pembaruan Pendidikan di Indonesia


Jenis upaya pembaruan pendidikan meliputi :

1. Pembaruan Landasan Yuridis

Suatu pembaruan yang sangat mendasar ialah pembaruan yang tertuju pada
landasan yurudisnya, karena pembaruan landasan yuridis berhubungan dengan hal-hal
yang bersifat mendasar (fundamental) dan yang bersifat prinsipal.

Dikatakan demikian karena landasan yuridis itu mendasari semua kegiatan


pelaksanaan pendidikan dan mengenai hal-hal yang penting seperti komponen struktur
pendidikan, kurikulum, pengelolaan, pengawasan, dan ketenagaan.

E. Undang-undang 1945 sebagai landasan yuridis merupakan hukum tertinggi dari


organisasi kenegaraan yang memuat garis besar, dasar dan tujuan negara. Sifatnya
lestrai dalam arti menjadi petunjuk hidup bangsa dalam jangka waktu relatif panjang
dan bahkan jika memungkinkan selama negara berdiri.

F. Dalam UUD 1945 mengamantkan pemerintah untuk mengusahakan dan


menyelenggarakan suatu sistem pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan dan
ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa serta akhlak yang mulia dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur undang-undang. Sistem pendidikan
nasional harus mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan , peningkatan
mutu serta relevansi dan efisiensi manajemen pendidikan untuk menghadapi tantangan
sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional dan global sehingga perlu
dilakukan pembaharuan pendidikan secara terencana, terarah dan berkesinambungan.

2. Pembaruan kurikulum

4
Kusnandi. 2017. MODEL INOVASI PENDIDIKAN DENGAN STRATEGI IMPLEMENTASI KONSEP “DARE
TO BE DIFFERENT”. Wahana Pendidikan. Volume 4(1): 136
Ada dua faktor pengendali yang menentukan arah pembaruan kurikulum, yaitu
yang sifatnya mempertahankan dan mengubah. Termasuk yang pertama ialah landasan
filosofis, yaitu falsafah bangsa Indonesia, yaitu Pancasila dan UUD 1945 dan landasan
historis (mencakup unsur-unsur yang dari dulu hingga sekarang menguasahi hajat hidup
orang banyak).

Sedangkan faktor pengendali kedua yaitu yang bersifat mengubah ialah


landasan sosial (berupa kekuatan-kekuatan sosial di masyarakat) dan landasan
psikologis (yaitu cara peserta didalam belajar, megenai hal ini banyak penemuan-
penemuan baru yang menopangnya).

Kurikulum disusun sesuai dengan jenjang pendidikan dalam kerangka Negara


Kesatuan Republim Indonesia dengan memperhatikan:

a. Peningkatan iman dan taqwa

b. Peningkatan akhlak mulia

c. Peningkatan potensi, kecerdasan dan minat peserta didik

d. Keragaman potensi daerah dan lingkungan

e. Tuntuntan pembangunan daerah dan nasional

f. Tuntutan dunia kerja

g. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dan seni

h. Agama

i. Dinamika perkembangan global

j. Persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan

Dalam perjalanan sejarah sejak tahun 1945, kurikulum pendidikan nasional


telah mengalami perubahan, yaitu pada tahun 1947, 1952, 1964, 1968, 1975, 1984,
1994, 2004, dan 2006. Semua kurikulum nasional dirancang berdasarkan landasan yang
sama, yaitu Pncasila dan UUD 1945, perbedaannya pada penekanan pokok dari tujuan
pendidikan serta pendekatan dalam merealisasiannya. Adapun perkembangan
kurikulum pendidikan Indonesia, adalah sebagai berikut

a) Kurikulum 1968 dan sebelumnya


Awalnya pada tahun 1947, kurikulum saat itu diberi nama Rentjana Pelajaran
1947. Pada saat itu, kurikulum pendidikan di Indonesia masih dipengaruhi sistem
pendidikan kolonial Belanda dan Jepang, sehingga hanya meneruskan yang pernah
digunakan sebelumnya.

Tahun 1952 kurikulum di Indonesia mengalami penyempurnaan. Pada tahun


1952 diberi nama Rentjana Pelajaran Terurai 1952. Kurikulum ini sudah mengarah
pada sistem pendidikan nasional dan ciri dari kurikulum 1952 bahwa setiap rencana
pelajaran harus memperhatikan isi pelajaran yang dihubungkan dalam kehidupan
sehari-hari.

Menjelang tahun 1964 pemerintah kembali menyempurnakan sistem kurikulum


di Indonesia. Kali ini diberi nama Rentjana Pendidikan 1964. Yang menjadi ciri-
ciri kurikulum ini adalah bahwa pemerintah mempunyai keinginan agar rakyat
mendapat pengetahuan akademik untuk pembekalan jenjang SD, sehingga
pembelajaran dipusatkan pada program Panchawardhana, yaitu pengembangan
moral, kecerdasan emosional/artistik, keprigelan, dan jasmani.

Kurikulum 1968 merupakan pembaharuan dari kurikulum 1964, yaitu


dilakukannya perubahan struktur kurikulum pendidikan dari Panchawardhana
menjadi pembinaan jiwa Pancasila, pengetahuan dasar, dan kecakapan khusus.

b) Kurikulum 1975

Kurikulum 1975 sebagai pengganti kurikulum 1968 menggunakan pendekatan-


pendekatan diantaranya sebagai berikut:

- Menganut pendekatan integrative

- Menekankan kepada efiisiensi dan efektivitas dalam hal daya dan waktu

- Dipengaruhi psikologi tingkah laku dengan menekankan kepada stimulus


respon (rangsang-jawab) dan latihan (drill).

Kurikulum 1975 hingga menjelang tahun 1983 dianggap sudah tidak mampu
lagi memenuhi kebutuhan masyarakat dan tuntutan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Sehingga pada sidang umum MPR 1983 menghendaki perubahan
kurikulum 1975 ke kurikulum 1984.
c) Kurikulum 1984

Tahun 1983 antara kebutuhan atau tuntutan masyarakat dan ilmu pengetahuan
dan teknologi terhadap pendidikan dalam kurikulum 1975 dianggap tidak sesuai
lagi, oleh karen itu diperlukan perubahan kurikulum. Kurikulum 1984 tampil
sebagai perbaikan atau revisi terhadap kurikulum 1975. Kurikulum 1984 memiliki
ciri-ciri sebagai berikut:

- Berorientasi kepada tujuan intruksional

- Pendekatan pengajarannyaberpusat pada anak didik melalui Cara Belajar Siswa


Aktif (CBSA).

- Materi pelajaran dikemas dengan menggunakan pendekatan spiral

- Menanamkan pengertian terlebih dahulu sebelum diberikan latihan

- Materidisajikan berdasarkan tingkat kesiapan atau kematangan siswa

- Menggunakan pendekatan ketrampilan proses

d) Kurikulum 1994

Kurikulum 1994 dibuat sebagai penyempurna kurikulum 1984 dan


dilaksanakan sesuai dengan UU No.2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan
Nasional. Ciri-ciri dari kurikulum 1994 diantaranya:

- Pembagian tahapan pelajaran disekolah dengan siste caturwulan

- Kurikulum 1994 bersifat populis

- Dalam pelaksanaan kegiatan, guru hendaknya memilih dengan menggunakan


strategi elibatkan siswa aktif dalam belajar, baik secara mental, fisik, dan sosial.

- Mata pelajaran hendaknya disesuaikan dengan kekhasan konsep atau pokok


bahasan dan perkembangan berpikir siswa

- Pengulangan materi yang dianggap sulit

e) Kurikulum 2004 (KBK)

Suatu program pendidikan berbasis kompetensi harus mengandung 3 unsur


pokok, yaitu:
1) Pengembangan sistem pembelajaran

2) Spesifikasi indikator-indikator evaluasi untuk menentukan keberhasilan


pencapaian kompetensi

3) Pemilihan kompetensi yang sesuai

Kurikulum berbasis kompetensi memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1) Sumber belajar bukan hanya guru, tetapi juga sumber belajar lainnya

2) Menekankan pada ketercapaian kompetensi siswa baik secara individual


maupun klasikal

3) Berorientasi pada hasil belajar (learning outcomes) dan keberagaman

4) Penyampaian dalam pembelajaran menggunakan pendekatan dan metode yang


bervariasi.

f) Kurikulum 2006 (KTSP)

Secara subtansial, pemberlakuan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan


(KTSP) lebih kepada mengimplementasikan regulasi yang ada, yaitu PP
N0.19/2005. Akan tetapi, esensi isi dan arah pengembangan pembelajaran tetap
masih bercirikan tercapainya paket-paket kompetensi yaitu:

- Menekankan pada ketercapaian kompetensi siswa baik secara individual


maupun klasikal

- Penyampaian dalam belajar menggunakan pendekatan dan metode yang


bervariasi

- Sumber belajar bukan hanya guru tapi juga sumber lainnya

- Penilaian menekankan pada proses dan hasil belajar dalam upaya penguasaan
atau pencapaian suatu kompetensi

Perbedaan mendasar KTSP dengan KBK, bahwa sekolah diberi kewenangan penuh
menyusun rencana pendidikannya dengan mengacu pada standar-standar yang telah
ditetapkan, mulai dari tujuan, visi dan misi, struktur dan muatan kurikulum, beban
belajar, kalender pendidikan hingga pengembangan silabusnya
3. Pembaruan struktur pendidikan (pola masa studi)

Pembaruan pola masa studi termasuk pendidikan yang meliputi pembaruan


jenjang dan jenis pendidikan serta lama waktu beajar pada suatu pendidikan.
Sehubungan dengan upaya peningkatan kualitas dan penyiapan tenaga yang lebih baik,
pemerintah dengan melalui UU RI No.2 Tahun 1989 telah mengubah pendidikan dasar
6 tahun menjadi 9 tahun (PP RI No.28 Tahun 1990 tentang Pendidikan Dasar).

Menurut PP tersebut pendidikan dasar yang di maksud meliputi sekolah dasar 6


tahun dan 3 tahun sekolah lanjut tingkat pertama. Strategi ini mempunyai arti pentig
dalam rangka menyiapkan warga negara sebagai sumber daya manusia untuk
pembangunan yang menuntut persyaratan lebih baik.

Disisi lain pendidikan, sarjana yang pada masa studi lalu harus ditempuh 5 tahun
(3 tahun sarjana muda ditambah 2 tahun sarjana lengkap) diperpendek menjadi 4 tahun
disebut program S1 dipandang cukup memberikan bekal dasar, sehingga tidak perlu
terlalu lama.

4. Pembaruan tenaga pendidikan

Disamping pembaruan landasan yuridis dan kurikulum, pengembangan sistem


pendidikan nasional juga menyentuh pembaruan komponen lain, yaitu tenaga
kependidikan. Yang dimaksud dengan tenaga kependidikan adalah tenaga yang
bertugas menyelenggarakan kegiatan mengajar, melatih, meneliti, mengembangkan,
mengelola, dan atau memberikan pelayanan teknis dalam bidang pendidikan.

Pendidik dan tenaga kependidikan berkewajiban:

a. Menciptakan suasana pendidikan yang bermakna, menyenangkan, kreatif, dinamis,


dan dialogis.

b. Mempunyai komitmen secara profesional untuk meningkatkan mutu pendidikan


dan,

c. Memberi teladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi, dan kedudukan sesuai
dengan kepercayaan yang diberikan kepadanya.
Pemerintah dan pemerintahan daerah wajib memfasilitasi satuan pendidikan
dan tenaga kependidikan yang diperlukan untuk menjamin terselenggaranya
pendidikan yang bermutu, wajib membina dan mengembangkan tenaga
kependidikan pada satuan pendidikan yang diselenggarakannya, dan wajib
membantu pembinaan dan pengembangan tenaga kependidikan pada satuan
pendidikan formal yang diselenggarakan oleh masyarakat
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Perkembangan dalam pendidikan memang tidak dapat dipungkiri terutama di era global
seperti saat ini yang semua serba canggih dan manusia dituntut untuk selalu bisa dan
bergunan dimana pun dan kapanpun. Sehinga dalam pendidikan perlu melakukan
pembaruan dan penyesuaian dengan era yang ada agar dapat menghasilkan produk beupa
manusia yang berpendidikan tinggi, multitalenta dan berbudi luhur.

B. Saran

Dengan membaca makalah ini penulis berharap semoga pembaca dapat berfikir tepat
dan benar sehingga terhindar dari kesimpulan yang salah dan kabur. Tentunya makalah ini
jauh dari kesempurnaan karena akan ditemukan banyak kelemahan atau bahkan kekeliruan,
baik dalam kepenulisan ataupun penyajian. Oleh karena itu, penulis berharap adanya
masukan dari para pembaca sehingga kedepan mampu lebih baik dalam penyelesaiannya
DAFTAR PUSTAKA

Kusnandi. 2017. MODEL INOVASI PENDIDIKAN DENGAN STRATEGI


IMPLEMENTASI KONSEP “DARE TO BE DIFFERENT”. Wahana Pendidikan.
Volume 4(1): 136

M.Fadlilah.2017.Aliran Progresivisme dalam Pendidikan di Indonesia. Universitas


Muhammadiyah Ponorogo: Ponorogo.

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan


Nasional pasal 37

Anda mungkin juga menyukai