Anda di halaman 1dari 23

VISI IKesT Muhammadiyah Palembang

Menjadi Perguruan Tinggi Islami dan berkemajuan dalam Inovasi Teknologi Kesehatan
untuk kemaslahatan umat

Misi IKesT Muhammadiyah Palembang

(1) Menyelenggarakan proses pendidikan yang berkualitas melalui pencapaian Inovasi


Teknologi Kesehatan, kompetensi secara professional, dan Islami.
(2) Mengembangkan kontribusi dan kompetensi sivitas akademika dalam
penelitian dan pengabdian masyarakat dengan penerapan nilai-nilai Islami
(3) Menyelenggarakan tata kelola dan manajemen organisasi yang otonom, efektif,
efisien dan Islami dengan mengedepankan mutu pelayanan, akuntabilitas dan
transparansi
(4) Mengembangkan kemitraan dengan organisasi/institusi dalam lingkup nasional dan
Internasional

Visi Program Studi DIV Teknologi Laboratorum Medis

Menjadi Program Studi Teknologi Laboratorium Medis Yang Islami, berkemajuan dengan
keunggulan pada bidang flebotomi.

Misi Program Studi DIV Teknologi Laboratorum Medis

(1) Menyelenggarakan Pendidikan Sarjana Terapan Teknologi Laboratorium Medis Yang


Profesional dan Islami Menuju Luaran yang Unggul di Bidang Flebotomi berdasarkan
nilai-nilai Al-Islam Kemuhammadiyah
(2) Melaksanakan Penelitian dengan Menerapkan Nilai-nilai Islami di Bidang
Laboratorium Medis yang Berinovasi dalam Bidang Flebotomi berdasarkan nilai-nilai Al-
Islam Kemuhammadiyah
(3) Mengimplementasikan Ilmu Laboratorium Medis dalam Kegiatan Pengabdian
Masyarakat dengan Menjunjung Tinggi berdasarkan nilai-nilai Al-Islam
Kemuhammadiyah
Menjalin Kemitraan dalam Lingkup Nasional dan Internasional

Modul Fisiologi bakteri dan reproduksi seksual dan aseksual


Prodi : Teknologi Laoratorium Medis
IKesT Muhammadiyah Palembang 2
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum, Wr. Wb.


Dengan rasa syukur atas limpahan Rahmat dan Karunia-Nya, berhasil menyelesaikan
Modul Praktikum Imunohematologi untuk mahasiswa/i Prodi Teknologi Laboratorium Medis
Institut Ilmu Kesehatan dan Teknologi Muhammadiyah Palembang (IKesT MP).
Modul praktikum ini berperan sebagai panduan dalam melakukan kegiatan praktikum
Imunohematologi yang merupakan kegiatan penunjang mata kuliah Imunohematologi pada
Prodi Teknologi Laboratorium Medis IKesT MP. Modul praktikum ini diharapkan dapat
membantu mahasiswa/i dalam mempersiapkan dan melaksanakan praktikum dengan lebih
baik, terarah, dan terencana.
Penyusun menyakini bahwa dalam penyusunan Modul Praktikum Imunohematologi ini
masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu penyusun mengharapkan kritik dan saran yang
membangun guna penyempurnaan modul praktikum ini di masa yang akan datang.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Palembang, 13,Oktober 2023

Penyusun

Modul Fisiologi bakteri dan reproduksi seksual dan aseksual


Prodi : Teknologi Laoratorium Medis
IKesT Muhammadiyah Palembang 3
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................2

DAFTAR ISI..............................................................................................................................4

I. PENDAHULUAN FISIOLOGI BAKTERI DAN REPRODUKSI SEKSUAL


DAN ASEKSUAL.....................................................................................................................7

II. FISIOLOGI BAKTERI.....................................................................................................20

III. REPRODUKSI ASEKSUAL PADA BAKTERI..............................................................41

IV. REPRODUKSI SEKSUAL PADA BAKTERI.................................................................51

V. PERAN FISIOLOGI DALAM REPRODUKSI BAKTERI.............................................65

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................77

Modul Fisiologi bakteri dan reproduksi seksual dan aseksual


Prodi : Teknologi Laoratorium Medis
IKesT Muhammadiyah Palembang 4
PENDAHULUAN

A. Deskripsi

Modul Bahan Ajar Fisiologi Bakteri dan Reproduksi Seksual dan Aseksual ini merupakan
pelengkap untuk mata kuliah Mikrobiologi Dasar di Institut Ilmu Kesehatan dan
Teknologi Muhammadiyah Palembang Fakultas Sains dan Teknologi Program Studi DIV
Teknologi Laboratorium Medis yang berisi tentang informasi, panduan, dan latihan.
Modul ini membahas tentang pengantar fisiologi bakteri, faktor-faktor yang
mempengaruhi pertumbuhan dan pembelahan bakteri, mekanisme adaptasi bakteri
terhadap lingkungan, komunikasi dan koordinasi antar bakteri, bentuk-bentuk reproduksi
aseksual pada bakteri seperti pembelahan biner dan pembelahan tunas, bentuk-bentuk
reproduksi seksual pada bakteri seperti konjugasi, transduksi, dan transformasi, serta
dampak reproduksi seksual pada variasi genetik dan evolusi bakteri.

B. Prasyarat

Mata kuliah Fisiologi Bakteri dan Reproduksi Seksual dan Aseksual dapat dipelajari
ketika mahasiswa telah memahami konsep-konsep dasar mikrobiologi.

C. Panduan Belajar

Secara rinci, materi yang akan Anda pelajari pada mata kuliah Urinalisis dan Cairan
Tubuh yaitu sebagai berikut:
No Capai Pembelajaran Materi Waktu
1 Mampu menjelaskan struktur dan
fungsi sel bakteri
2 Mampu menjelaskan proses
metabolisme bakteri
3 Mampu mengidentifikasi dan
menjelaskan perbedaan antara bakteri
gram positif dan gram negatif

Modul Fisiologi bakteri dan reproduksi seksual dan aseksual


Prodi : Teknologi Laoratorium Medis
IKesT Muhammadiyah Palembang 5
4 Mampu menjelaskan proses reproduksi
aseksual pada bakteri
5 Topik I
Mampu menjelaskan proses reproduksi
seksual pada bakteri
6 Mampu menganalisis dan menjelaskan
peran plasmid dalam transfer genetik
bakteri
7 Mampu menjelaskan proses konjugasi,
transformasi, dan transduksi pada
bakteri
8 Mampu mengaplikasikan pengetahuan
tentang fisiologi bakteri dalam konteks
klinis dan lingkungan
9 Mampu mengidentifikasi dan
menjelaskan peran bakteri dalam siklus
biogeokimia tertentu
10 Mampu menjelaskan mekanisme
resistensi antibiotik pada bakteri
11 Mampu mengaplikasikan pengetahuan
tentang fisiologi dan reproduksi bakteri
dalam pengembangan strategi
pengendalian infeksi.

Kompetensi Dasar
Aspek Pengetahuan
Mahasiswa mampu mengetahui Fisiologi Bakteri dan
Reproduksi Seksual dan Aseksual
Aspek Ketrampilan
Modul Fisiologi bakteri dan reproduksi seksual dan
Mahasiswa aseksual
mampu menjelaskan struktur dan fungsi
Prodi : Teknologi Laoratorium Medis
sel bakteri, proses metabolisme bakteri, perbedaan
IKesT Muhammadiyah Palembang 6
antara bakteri gram positif dan gram negatif, proses
reproduksi aseksual dan seksual pada bakteri, serta
peran plasmid dalam transfer genetik bakteri.
I. PENGANTAR BIOLOGI MOLEKULER
Biologi molekuer merupakan cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari
hubungan antara struktur dan fungsi molekul-molekul hayati serta kontribusi hubungan
tersebut terhadap pelaksanaan dan pengendalian berbagai proses biokimia. Secara
lebih ringkas dapat dikatan bahwa biologi molekuler mempelajari dasar-dasar
moekuler setiap fenomena hayati. Meskipun sebagai cabang ilmu pengetahuan
tergolong relative masih baru. Biologi molekuler telah memahami perkembangan yang
sangat pesat semenjak tiga dasawarsa yang lalu. Kebanyakan dari kemajuan-kemajuan
itu pada awalnya adalah berkat kerja yang baik para peneliti yang memberikan
perhatian pada jasad renik. Meenurut Franscois Jacob dan James D.Watson penemuan
sukses di tahun 1950-an dan 960-an yang dapat digunakan dalam mempelajari sel dan
organ pada organisme tingkat tinggi adalah berupa :

Penemuan struktur DNA, Peranan RNA, Kode Genetik dan cara pengetahuan gen
pada bakteri.

Biologi molekuler adalah cabang ilmu biologi yang mempelajari dasar molekuler
dari aktivitas biologi di dalam dan diantara sel, termasuk sintesis, modifikasi,
mekanisme dan interaksi molekuler. Biologi molekuler adalah ilmu yang mempelajari
sel baik penegrtiannya maupun organelle yang di dalam sel serta fungsinya sampar ke
aras molekul penyusunannya. Biologi molekuler adalah ilmu multidisiplin karena
mencakup biologi sel, biokimia dan genetika. Perhatikan contoh sel penyusun
membran plasma dan membran yang membungkus macam-macam organelle, yang
tersusun dari lipid bilayer (dua lapisan lemak) seperti gambar 1.1

Modul Fisiologi bakteri dan reproduksi seksual dan aseksual


Prodi : Teknologi Laoratorium Medis
IKesT Muhammadiyah Palembang 7
GAMBAR 1.1

Gambar 1.1 menunjukkan bahwa membran plasma tersusus dari dua lapisan
pospolipid, yang dilengkapi dengan adanya protein transmembran serta adanya
karbohidrat yang melekat di permukaan membran tersebut. Tampak bahwa dua lapisan
lipid tersebut terbagi menjadi bagian yang bersifat hidrofobik (bagian yang ada di
tengah, bagian yang takut akan air) dan bagian luar bersifat hidrolifik.
Selainmempelajari struktur ultra sel sampai ke aras molekul, biologi molekuler juga
mempelajari bagaimana pertumbuhan dan perkembangan sel dilihat sampai ke aras
molekul.

Biologi molekuler merupakan ilmu pengetahuan multi disiplin ilmu dari biokimia,
biologi sel, dan genetika yang mempelajari aktivitas biologi pada level molecular,
termasuk interaksi antara perbedaan tipe DNA, RNA, protein dan biosintesisnya.
Aktivitas atau mekanisme apa yang terjadi pada level molecular sangat penting untuk
dipelajari sehingga dapat menunjukkan gen apa yang mempengaruhi suatu penyakit
genetik, identifikasi gen, identifikasi DNA, identifikasi DNA forensic, terapi gen
dalam mengobati dan mencegah penyakit

A. Pentingnya memahami fisiologi bakteri

Memahami fisiologi bakteri menjadi hal yang tak terelakkan dalam perjalanan
pengetahuan kita, sebab bakteri memiliki dampak yang sangat signifikan dalam

Modul Fisiologi bakteri dan reproduksi seksual dan aseksual


Prodi : Teknologi Laoratorium Medis
IKesT Muhammadiyah Palembang 8
berbagai aspek kehidupan manusia. Alasan-alasan yang mendasari pentingnya
memahami fisiologi bakteri adalah begitu mendasar, dan berikut adalah beberapa di
antaranya:

II. FISIOLOGI BAKTERI


Bakteri adalah organisme prokariotik yang memiliki berbagai bentuk, ukuran,
dan struktur. Bakteri dapat ditemukan di hampir semua lingkungan, baik yang
menguntungkan maupun yang merugikan bagi kehidupan manusia. Untuk memahami
bagaimana bakteri dapat hidup, berkembang, dan beradaptasi dengan lingkungannya,
kita perlu mempelajari Fisiologi Bakteri. Fisiologi Bakteri adalah ilmu yang
mempelajari tentang cara kerja normal suatu sistem organ dalam bakteri. Fisiologi
Bakteri meliputi kebutuhan dasar, struktur bakteri, reproduksi, serta perubahan-
perubahan yang mungkin terjadi pada bakteri.

A. Struktur dan Morfologi Bakteri

Bakteri, sebagai organisme prokariotik, adalah subjek yang sangat menarik


dalam dunia biologi mikroskopis. Mereka adalah organisme yang tidak memiliki
membran inti seperti organisme eukariotik, dan tidak hanya itu, bakteri juga
memiliki berbagai bentuk dan ukuran yang menarik yang dapat diidentifikasi
melalui pengamatan dengan menggunakan mikroskop cahaya. Bentuk bakteri
bervariasi, dan mereka dapat dikelompokkan menjadi tiga kategori utama yang
mencakup:

Modul Fisiologi bakteri dan reproduksi seksual dan aseksual


Prodi : Teknologi Laoratorium Medis
IKesT Muhammadiyah Palembang 9
Gambar 2.1

1. Kokus: Merupakan kelompok bakteri yang berbentuk bulat. Bakteri kokus


dapat ditemukan sebagai sel tunggal, pasangan, berantai, atau bergerombol.
Contoh dari bakteri kokus termasuk Staphylococcus aureus, Streptococcus
pyogenes, dan Neisseria gonorrhoeae.

Gambar 2.2

2. Basil: Merupakan kelompok bakteri yang berbentuk batang. Bakteri basil


biasanya memiliki panjang yang lebih besar dibandingkan dengan
diameternya. Seperti halnya kokus, bakteri basil dapat ditemukan dalam
berbagai susunan seperti sel tunggal, pasangan, berantai, atau dengan cabang.
Contoh bakteri basil meliputi Escherichia coli, Bacillus anthracis, dan
Clostridium botulinum.

Modul Fisiologi bakteri dan reproduksi seksual dan aseksual


Prodi : Teknologi Laoratorium Medis
IKesT Muhammadiyah Palembang 10
Gambar 2.3

3. Spiral: Merupakan kelompok bakteri yang memiliki bentuk melengkung atau


berulir. Bentuk spiral ini bisa mengandung satu atau lebih lengkungan. Mereka
dapat ditemukan sebagai sel tunggal atau dalam bentuk berantai. Contoh
bakteri spiral termasuk Vibrio cholerae, Treponema pallidum, dan
Helicobacter pylori.

Selain tiga bentuk utama ini, ada juga variasi lain dalam bentuk bakteri yang
lebih jarang ditemui, seperti:

 Aktinomiset: Mereka memiliki bentuk seperti hifa jamur, yang dapat


membentuk filamen bercabang dan menghasilkan spora. Contoh bakteri
aktinomiset adalah Streptomyces sp., yang terkenal karena menghasilkan
antibiotik streptomisin.

 Mikoplasma: Mikoplasma adalah jenis bakteri yang memiliki ciri khas tidak
memiliki dinding sel dan bentuk yang tidak tetap. Mereka mampu
menyesuaikan bentuk mereka dengan lingkungan sekitarnya. Contoh bakteri
mikoplasma adalah Mycoplasma pneumoniae, yang menjadi penyebab radang
paru-paru.

Selain memahami bentuk-bentuk bakteri, penting juga untuk memahami


struktur sel mereka. Anda bisa lihat pada gambar di bawah ini

Modul Fisiologi bakteri dan reproduksi seksual dan aseksual


Prodi : Teknologi Laoratorium Medis
IKesT Muhammadiyah Palembang 11
Gambar 2.4

Berikut penjelasan Struktur sel bakteri yang terdiri dari berbagai komponen
penting :

1. Dinding Sel: Dinding sel adalah lapisan luar yang melindungi sel dari
tekanan osmotik dan kerusakan mekanis. Dinding sel juga memengaruhi
bentuk sel bakteri. Dinding sel bakteri terdiri dari peptidoglikan, yang
merupakan polimer yang terdiri dari gula dan asam amino. Bakteri dapat
dikelompokkan menjadi dua kelompok utama berdasarkan struktur dinding
selnya: bakteri gram positif dan gram negatif.

 Bakteri Gram Positif: Mereka memiliki dinding sel tebal dengan


banyak lapisan peptidoglikan. Bakteri gram positif dapat diwarnai
dengan pewarna gram dan tidak kehilangan warna saat dicuci dengan
alkohol. Contoh bakteri gram positif termasuk Staphylococcus sp.,
Streptococcus sp., dan Bacillus sp.

 Bakteri Gram Negatif: Mereka memiliki dinding sel tipis dengan


sedikit lapisan peptidoglikan. Selain itu, mereka memiliki lapisan

Modul Fisiologi bakteri dan reproduksi seksual dan aseksual


Prodi : Teknologi Laoratorium Medis
IKesT Muhammadiyah Palembang 12
tambahan di luar dinding sel yang disebut membran luar, yang terdiri
dari lipopolisakarida (LPS) dan protein. Bakteri gram negatif tidak
dapat diwarnai dengan pewarna gram dan warnanya hilang saat dicuci
dengan alkohol. Contoh bakteri gram negatif termasuk Escherichia
coli, Salmonella sp., dan Pseudomonas sp.

2. Membran Plasma: Membran plasma adalah lapisan dalam yang


memisahkan sitoplasma dari lingkungan luar. Komponen utama dari
membran plasma adalah fosfolipid dan protein. Membran plasma berfungsi
sebagai pengatur masuk dan keluarnya zat-zat ke dalam dan keluar dari sel.
Selain itu, membran plasma juga berperan dalam berbagai proses seluler
seperti respirasi seluler, fotosintesis, transduksi sinyal, dan transportasi aktif.

3. Sitoplasma: Sitoplasma adalah cairan gel yang mengisi ruang dalam sel.
Komponen utama dari sitoplasma adalah air, garam mineral, enzim-enzim,
metabolit-metabolit, dan berbagai molekul organik. Sitoplasma adalah tempat
terjadinya berbagai reaksi biokimia dalam sel.

4. Ribosom: Ribosom adalah struktur yang terdiri dari RNA dan protein.
Ribosom berfungsi sebagai tempat sintesis protein. Ribosom bakteri memiliki
ukuran 70S, yang terdiri dari dua subunit, yaitu 50S dan 30S. Ini berbeda dari
ribosom eukariotik yang memiliki ukuran 80S.

5. Nukleoid: Nukleoid adalah daerah dalam sitoplasma yang mengandung DNA


bakteri. DNA bakteri berbentuk sirkular dan tidak memiliki pembungkus
membran. DNA bakteri ini mengandung informasi genetik yang mengatur
berbagai fungsi sel. DNA bakteri juga disebut sebagai kromosom bakteri.

6. Plasmid: Plasmid adalah molekul DNA ekstra yang terpisah dari kromosom
bakteri. Plasmid juga berbentuk sirkular dan mampu mereplikasi diri sendiri.
Plasmid mengandung gen-gen yang memberikan sifat-sifat tambahan kepada
bakteri, seperti resistensi terhadap antibiotik, virulensi, atau kemampuan
metabolisme tertentu. Plasmid dapat ditransfer antara bakteri melalui proses
yang disebut konjugasi.

Modul Fisiologi bakteri dan reproduksi seksual dan aseksual


Prodi : Teknologi Laoratorium Medis
IKesT Muhammadiyah Palembang 13
7. Kapsul: Kapsul adalah lapisan luar yang terdiri dari polisakarida atau
protein. Kapsul berfungsi sebagai pelindung sel dari fagositosis, dehidrasi,
dan zat-zat kimia. Selain itu, kapsul juga membantu bakteri menempel pada
permukaan tertentu, seperti jaringan inang atau permukaan benda mati.
Contoh bakteri yang memiliki kapsul termasuk Streptococcus pneumoniae,
Klebsiella pneumoniae, dan Bacillus anthracis.

8. Lendir: Lendir adalah zat lengket yang dihasilkan oleh beberapa bakteri.
Lendir berfungsi sebagai pelumas, pelindung, atau perekat. Lendir juga dapat
membantu bakteri membentuk biofilm, yaitu komunitas mikroba yang
menempel pada permukaan dan dilindungi oleh matriks ekstraseluler.
Beberapa contoh bakteri yang menghasilkan lendir adalah Pseudomonas
aeruginosa, Vibrio cholerae, dan Escherichia coli.

9. Flagel: Flagel adalah struktur berbentuk cambuk yang terdiri dari protein
flagelin. Flagel berfungsi sebagai alat gerak bagi bakteri. Mereka dapat
berputar dengan bantuan motor protein yang terletak di membran plasma.
Flagel membantu bakteri bergerak menuju sumber nutrisi atau menjauhi zat-
zat berbahaya. Flagel juga dapat berperan sebagai faktor virulensi, yaitu
kemampuan menyebabkan penyakit. Beberapa bakteri yang memiliki flagel
adalah Salmonella typhi, Helicobacter pylori, dan Escherichia coli.

10. Pili: Pili adalah struktur berbentuk rambut yang terdiri dari protein pilin. Pili
berfungsi sebagai alat penempelan atau penghubung antara bakteri. Pili
membantu bakteri menempel pada permukaan inang atau benda mati. Selain
itu, pili juga membantu dalam proses konjugasi, yaitu pertukaran materi
genetik melalui kontak langsung antara sel-sel bakteri. Contoh bakteri yang
memiliki pili termasuk Neisseria gonorrhoeae, Escherichia coli, dan
Agrobacterium tumefaciens.

11. Endospora: Endospora adalah bentuk istirahat yang beberapa bakteri gram
positif dapat membentuk saat kondisi lingkungan tidak menguntungkan untuk
pertumbuhan bakteri, seperti kekurangan nutrisi, suhu ekstrem, atau
kekeringan. Endospora memiliki ketahanan yang luar biasa terhadap panas,

Modul Fisiologi bakteri dan reproduksi seksual dan aseksual


Prodi : Teknologi Laoratorium Medis
IKesT Muhammadiyah Palembang 14
radiasi, desinfektan, dan antibiotik. Endospora dapat bertahan selama
bertahun-tahun hingga kondisi lingkungan menjadi menguntungkan lagi. Saat
kondisi lingkungan menjadi menguntungkan, endospora akan berkecambah
menjadi sel vegetatif yang aktif. Contoh bakteri yang dapat membentuk
endospora adalah Bacillus sp., Clostridium sp., dan Sporosarcina sp.

Mengenal struktur sel bakteri adalah langkah penting dalam memahami fisiologi
dan perilaku bakteri. Ini juga membantu ilmuwan dalam berbagai bidang,
termasuk bioteknologi, mikrobiologi, dan penelitian kesehatan, untuk
mengembangkan strategi yang lebih baik dalam pengendalian bakteri patogen dan
memanfaatkan bakteri yang bermanfaat. Dengan pengetahuan ini, kita semakin
mendalam dalam pemahaman tentang kehidupan di tingkat mikroskopis yang ada
di sekitar kita.

III. REPRODUKSI ASEKSUAL PADA BAKTERI


Reproduksi adalah proses yang dilakukan oleh makhluk hidup untuk
menghasilkan keturunan yang mirip dengan dirinya. Reproduksi dapat terjadi secara
seksual atau aseksual. Reproduksi seksual adalah reproduksi yang melibatkan dua
individu yang berbeda jenis kelamin, yang menyumbangkan sebagian dari materi
genetik mereka kepada anak-anak mereka. Reproduksi aseksual adalah reproduksi
yang tidak melibatkan individu lain, tetapi hanya melibatkan satu individu yang
membuat salinan dirinya sendiri. Bakteri adalah organisme prokariotik uniseluler
yang dapat melakukan reproduksi aseksual dengan berbagai cara, seperti pembelahan
biner, pertumbuhan tunas, dan fragmentasi. Pada materi ini, kita akan mempelajari
lebih lanjut tentang reproduksi aseksual pada bakteri, termasuk mekanisme,
keuntungan, dan kerugiannya.

Modul Fisiologi bakteri dan reproduksi seksual dan aseksual


Prodi : Teknologi Laoratorium Medis
IKesT Muhammadiyah Palembang 15
A. Pembelahan biner

Gambar 3.1

IV. REPRODUKSI SEKSUAL PADA BAKTERI

Modul Fisiologi bakteri dan reproduksi seksual dan aseksual


Prodi : Teknologi Laoratorium Medis
IKesT Muhammadiyah Palembang 16
Gambar 4,1

Reproduksi adalah proses yang dilakukan oleh makhluk hidup untuk


menghasilkan keturunan yang mirip dengan dirinya. Reproduksi dapat terjadi secara
seksual atau aseksual. Reproduksi seksual adalah reproduksi yang melibatkan dua
individu yang berbeda jenis kelamin, yang menyumbangkan sebagian dari materi
genetik mereka kepada anak-anak mereka. Reproduksi aseksual adalah reproduksi
yang tidak melibatkan individu lain, tetapi hanya melibatkan satu individu yang
membuat salinan dirinya sendiri. Bakteri adalah organisme prokariotik uniseluler
yang dapat melakukan reproduksi aseksual dengan berbagai cara, seperti pembelahan
biner, pertumbuhan tunas, dan fragmentasi. Namun, bakteri juga dapat melakukan
reproduksi seksual dengan cara rekombinasi genetik, yaitu proses penggabungan
materi genetik dari dua bakteri yang berbeda. Rekombinasi genetik dapat terjadi
melalui tiga mekanisme, yaitu konjugasi, transduksi, dan transformasi

A. Transformasi Bakteri

Transformasi bakteri adalah proses reproduksi seksual dengan cara


pemindahan DNA dari satu bakteri ke bakteri lainnya yang dilakukan secara
langsung tanpa adanya penghubung. DNA didapatkan dari bakteri yang
mengalami lisis sehingga potongan DNA nya yang mengandung alel lepas.
Transformasi bakteri merupakan salah satu mekanisme rekombinasi genetik, yaitu
proses penggabungan materi genetik dari dua bakteri yang berbeda. Rekombinasi
genetik dapat meningkatkan variasi genetik dan adaptasi bakteri.

1. Proses transformasi bakteri adalah sebagai berikut:

Modul Fisiologi bakteri dan reproduksi seksual dan aseksual


Prodi : Teknologi Laoratorium Medis
IKesT Muhammadiyah Palembang 17
 Tahap pertama, pelepasan DNA. Pada tahap ini, bakteri donor yang
mengandung DNA eksogen (DNA asing) akan mengalami lisis atau pecah
karena faktor-faktor seperti stres, infeksi virus, atau pengaruh kimia.
Akibatnya, DNA eksogen akan terlepas dan tersebar di lingkungan sekitar.

 Tahap kedua, penyerapan DNA. Pada tahap ini, bakteri penerima yang
kompeten (mampu menerima DNA eksogen) akan menyerap DNA
eksogen dari lingkungan sekitarnya. Bakteri penerima memiliki protein di
permukaan selnya yang dapat mengenali dan mengikat DNA eksogen yang
masih berkerabat dengannya. Setelah terikat, DNA eksogen akan masuk ke
dalam sel melalui pori-pori di membran plasma.

 Tahap ketiga, integrasi DNA. Pada tahap ini, DNA eksogen yang telah
masuk ke dalam sel akan menyatu dengan DNA endogen (DNA asli)
bakteri penerima. Proses penyatuan ini dapat terjadi dengan dua cara, yaitu
rekombinasi homolog atau rekombinasi non-homolog. Rekombinasi
homolog adalah proses penyatuan antara dua fragmen DNA yang memiliki
urutan basa yang sama atau mirip. Rekombinasi non-homolog adalah
proses penyatuan antara dua fragmen DNA yang tidak memiliki urutan
basa yang sama atau mirip.

 Tahap keempat, ekspresi DNA. Pada tahap ini, DNA hasil integrasi akan
diekspresikan menjadi RNA dan protein sesuai dengan informasi genetik
yang dibawanya. Ekspresi DNA dapat menyebabkan perubahan pada sifat-
sifat fenotipik bakteri penerima, seperti morfologi, metabolisme, virulensi,
atau resistensi terhadap antibiotik.

2. Peran DNA eksogen dalam transformasi bakteri adalah sebagai berikut:

 Menyebabkan variasi genetik pada populasi bakteri. Variasi genetik adalah


perbedaan pada materi genetik antara individu-individu dalam suatu
populasi. Variasi genetik dapat meningkatkan kemampuan adaptasi dan
evolusi bakteri terhadap lingkungan yang berubah-ubah.

Modul Fisiologi bakteri dan reproduksi seksual dan aseksual


Prodi : Teknologi Laoratorium Medis
IKesT Muhammadiyah Palembang 18
 Menyebabkan transfer gen horizontal antara bakteri. Transfer gen
horizontal adalah perpindahan materi genetik antara individu-individu
yang tidak berhubungan secara vertikal (tidak memiliki hubungan induk-
anak). Transfer gen horizontal dapat memperluas keragaman genetik dan
mempercepat evolusi bakteri.

 Menyebabkan rekayasa genetika pada bakteri. Rekayasa genetika adalah


teknologi yang memanipulasi materi genetik untuk mengubah sifat-sifat
organisme sesuai dengan keinginan manusia. Rekayasa genetika dapat
digunakan untuk membuat bakteri memiliki sifat-sifat baru yang
bermanfaat bagi manusia, seperti menghasilkan insulin, hormon
pertumbuhan, atau vaksin.

V. PERAN FISIOLOGI DALAM REPRODUKSI BAKTERI


Reproduksi bakteri adalah proses yang dilakukan oleh bakteri untuk
menghasilkan keturunan yang mirip dengan dirinya. Reproduksi bakteri dapat terjadi
secara aseksual atau seksual. Reproduksi aseksual adalah reproduksi yang tidak
melibatkan individu lain, tetapi hanya melibatkan satu individu yang membuat salinan
dirinya sendiri. Reproduksi seksual adalah reproduksi yang melibatkan dua individu
yang berbeda jenis kelamin, yang menyumbangkan sebagian dari materi genetik
mereka kepada anak-anak mereka. Reproduksi bakteri dipengaruhi oleh berbagai
faktor, baik faktor internal maupun eksternal. Faktor internal adalah faktor yang
berasal dari dalam sel bakteri itu sendiri, seperti komposisi genetik, enzim-enzim, dan
struktur sel. Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar sel bakteri, seperti
nutrisi, oksigen, pH, suhu, kelembaban, cahaya, tekanan osmotik, dan interaksi
dengan mikroorganisme lain. Faktor-faktor ini berkaitan dengan fisiologi bakteri,
yaitu ilmu yang mempelajari fungsi-fungsi dan aktivitas-aktivitas sel bakteri. Fisiologi
bakteri memiliki peran penting dalam reproduksi bakteri, karena dapat mempengaruhi
laju dan frekuensi pembelahan sel, mekanisme dan jenis reproduksi, serta variasi dan
adaptasi genetik.

Modul Fisiologi bakteri dan reproduksi seksual dan aseksual


Prodi : Teknologi Laoratorium Medis
IKesT Muhammadiyah Palembang 19
A. Kaitan antara fisiologi bakteri dan metode reproduksi

Fisiologi bakteri adalah ilmu yang mempelajari fungsi-fungsi dan aktivitas-


aktivitas sel bakteri, seperti metabolisme, respirasi, fotosintesis, gerak,
komunikasi, dan reproduksi. Fisiologi bakteri berkaitan erat dengan metode
reproduksi bakteri, yaitu cara-cara yang digunakan oleh bakteri untuk
menghasilkan keturunan yang mirip dengan dirinya. Metode reproduksi bakteri
dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu reproduksi aseksual dan reproduksi
seksual.

Reproduksi aseksual adalah reproduksi yang tidak melibatkan individu lain,


tetapi hanya melibatkan satu individu yang membuat salinan dirinya sendiri.
Reproduksi aseksual pada bakteri dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti
pembelahan biner, pertumbuhan tunas, dan fragmentasi. Reproduksi aseksual pada
bakteri dipengaruhi oleh fisiologi bakteri dalam hal-hal berikut:

 Laju dan frekuensi pembelahan sel. Pembelahan sel adalah proses di mana
satu sel induk membelah menjadi dua sel anak yang identik secara genetik.
Laju dan frekuensi pembelahan sel dipengaruhi oleh faktor-faktor fisiologis
seperti nutrisi, oksigen, pH, suhu, kelembaban, cahaya, dan tekanan osmotik.
Faktor-faktor ini dapat mempercepat atau memperlambat laju reaksi kimia dan
aktivitas enzim dalam sel bakteri. Faktor-faktor ini juga dapat memicu atau
menghambat ekspresi gen-gen yang terlibat dalam siklus sel dan pembelahan
sel.

 Mekanisme dan jenis reproduksi aseksual. Mekanisme dan jenis reproduksi


aseksual pada bakteri ditentukan oleh struktur dan komposisi sel bakteri.
Misalnya, bakteri yang memiliki dinding sel tebal dan kaku cenderung
melakukan pembelahan biner, yaitu pembelahan sel di tengah-tengah. Bakteri
yang memiliki dinding sel tipis dan fleksibel cenderung melakukan
pertumbuhan tunas, yaitu pembelahan sel di salah satu ujung. Bakteri yang

Modul Fisiologi bakteri dan reproduksi seksual dan aseksual


Prodi : Teknologi Laoratorium Medis
IKesT Muhammadiyah Palembang 20
tidak memiliki dinding sel cenderung melakukan fragmentasi, yaitu
pemecahan sel menjadi beberapa bagian.

Reproduksi seksual adalah reproduksi yang melibatkan dua individu yang


berbeda jenis kelamin, yang menyumbangkan sebagian dari materi genetik mereka
kepada anak-anak mereka. Reproduksi seksual pada bakteri dapat dilakukan
dengan cara rekombinasi genetik, yaitu proses penggabungan materi genetik dari
dua bakteri yang berbeda. Rekombinasi genetik pada bakteri dapat terjadi melalui
tiga mekanisme, yaitu konjugasi, transduksi, dan transformasi. Reproduksi seksual
pada bakteri dipengaruhi oleh fisiologi bakteri dalam hal-hal berikut:

 Variasi dan adaptasi genetik. Variasi genetik adalah perbedaan pada materi
genetik antara individu-individu dalam suatu populasi. Adaptasi genetik
adalah perubahan pada materi genetik yang meningkatkan kemampuan
bertahan hidup dan bereproduksi dalam lingkungan tertentu. Variasi dan
adaptasi genetik pada bakteri dapat terjadi melalui rekombinasi genetik yang
melibatkan plasmid atau kromosom bakteri. Plasmid adalah molekul DNA
berbentuk lingkaran yang terdapat di sitoplasma bakteri secara bebas atau
independen dari kromosom bakteri. Kromosom adalah molekul DNA
berbentuk sirkuler yang terletak di daerah nukleoid dalam sel bakteri.

 Transfer gen horizontal antara bakteri. Transfer gen horizontal adalah


perpindahan materi genetik antara individu-individu yang tidak berhubungan
secara vertikal (tidak memiliki hubungan induk-anak). Transfer gen horizontal
antara bakteri dapat terjadi melalui rekombinasi genetik yang melibatkan
plasmid atau kromosom bakteri. Transfer gen horizontal dapat memperluas
keragaman genetik dan mempercepat evolusi bakteri.

B. Adaptasi bakteri terhadap lingkungan

Adaptasi bakteri terhadap lingkungan adalah kemampuan bakteri untuk


menyesuaikan diri dengan kondisi fisik atau kimia di sekitar mereka. Adaptasi
bakteri dapat terjadi melalui perubahan-perubahan pada tingkat genetik, fisiologis,

Modul Fisiologi bakteri dan reproduksi seksual dan aseksual


Prodi : Teknologi Laoratorium Medis
IKesT Muhammadiyah Palembang 21
atau morfologis. Adaptasi bakteri bertujuan untuk meningkatkan peluang bertahan
hidup dan bereproduksi dalam lingkungan yang berubah-ubah.

DAFTAR PUSTAKA

Zainul Arifin, Ida Bagus Wayan Gunam, Nyoman Semadi Antara, & Yohanes Setiyo. (2019).
ISOLASI BAKTERI SELULOLITIK PENDEGRADASI SELULOSA DARI KOMPOS.
Jurnal Rekayasa Dan Manajemen Agroindustri, 7(1), 30–30.
doi:10.24843/jrma.2019.v07.i01.p04

Rini, C. S., & Rohmah, J. (2019). Pengaruh Konsentrasi Gula Terhadap Pertumbuhan Bakteri
Lactobacillus casei. Jurnal Biologi UMSIDA, 8(1), 1-6.

Putri, A. N. (2019). Pengaruh Konsentrasi Garam Terhadap Pertumbuhan Bakteri Escherichia


coli. Jurnal Biologi UMSIDA, 8(2), 1-6.

Maharani, P. K., & Prasetyo, E. N. (2020). Perbanyakan Vegetatif Tanaman. Petunjuk


Praktikum BRT 2019, 1-10.

Ismail, M. (2019). Mekanisme Resistensi Bakteri terhadap Antibiotik. Generasi Biologi,


12(2), 55-64.

Mades, A. (2017). Reproduksi Bakteri: Reproduksi Seksual dan Aseksual. Kompas.com, 6


Oktober 2020.

Modul Fisiologi bakteri dan reproduksi seksual dan aseksual


Prodi : Teknologi Laoratorium Medis
IKesT Muhammadiyah Palembang 22
Modul Fisiologi bakteri dan reproduksi seksual dan aseksual
Prodi : Teknologi Laoratorium Medis
IKesT Muhammadiyah Palembang 23

Anda mungkin juga menyukai