Anda di halaman 1dari 16

Makalah

MIKROBIOLOGi TERAPAN
“UJI BIOKIMIA: UJI FERMENTASI GLUKOSA, UJI OKSIDATIF
FERMENTATIF, UJI DEAMINASI FENILALANIN, DAN UJI
DEKARBOKSILASI ORNITHIN”
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Mikrobiologi Terapan

OLEH
KELOMPOK VIII (DELAPAN)
KELAS A-S1 FARMASI 2020

1. MOHAMAD RAMDAN R. BUMULO (821420046)


2. TIRTA CAHNIA USULI (824200062)

DOSEN PENGAMPU :
MAHDALENA SY. PAKAYA, S.Farm., M.Si. Apt.

JURUSAN FARMASI
FAKULTAS OLAHRAGA DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2023
KATA PENGANTAR
Assalamuʻalaikum Warrahmatullahi Wabarkatuh.
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga dapat menyelesaikan Makalah Mikrobiologi Terapan ini dengan tepat
waktu. Shalawat serta salam semoga tercurahkan kepada baginda tercinta kita yaitu
Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-nantikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Kami menyadari dalam makalah ini masih banyak kesalahan dan
kekurangan. Hal ini disebabkan terbatasnya kemampuan, wawasan dan
pengetahuan yang kami miliki. Namun demikian banyak pula pihak yang telah
membantu kami dengan menyediakan dokumen dan sumber informasi,
memberikan masukkan pemikiran.
Dengan terselesaikannya makalah ini kami mengharapkan kritik dan saran,
demi perbaikan dan kesempurnaan makalah ini diwaktu yang akan datang. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi kami khususnya dan pembaca pada umumnya.
Wassalamuʻalaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh.

Gorontalo, Maret 2023

Kelompok VIII

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .............................................................................................i
DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................... 1
1.3 Tujuan ...................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................... 3
2.1 Uji Biokimia ........................................................................................... 3
2.2 Jenis-Jenis Uji Biokimia ......................................................................... 4
2.3 Jurnal Penelitian Uji Biokimia ............................................................... 7
2.4 Hasil Diskusi ........................................................................................... 9
BAB III PENUTUP ............................................................................................ 11
3.1 Kesimpulan ............................................................................................ 11
3.2 Saran ...................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN JURNAL

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam dunia farmasi, kita harus mempelajari mikrobiologi. Mikrobiologi
merupakan suatu ilmu yang mempelajari kehidupan makhluk yang bersifat
mikroskopik. Sedangkan mikrobiologi farmasi merupakan ilmuyang mempelajari
tentang peranan serta kehidupan mikroorganisme dalam bidang farmasi. Peranan
mikrobiologi di bidang farmasi cukup besar. Dengan mempelajari mikrobiologi,
ahli farmasi dapat membuat obat yang dapat mencegah, menanggulangi atau
memberantas mikroorganisme penyebab penyakit, sebagai contoh dengan
ditemukannya antibiotik yang dapat memerangi mikroorganisme penyebab
penyakit. Mikroorganisme merupakan jasad hidup yang mempunyai ukuran sangat
kecil.
Dunia mikroorganisme terdiri dari berbagai kelompok jasad renik.
Kebanyakan bersel satu atau uniseluler. Ciri utama yang membedakan
kelompokorganisme tertentu dari mikroba yang lain adalah organisasi bahan
selulernya. Dunia mikroba terdiri dari Monera (Virus dan sianobakteri), Protista,
dan Fungi. Mikroorganisme tersebut diantaranya adalah bakteri dan jamur. Secara
umum, bakteri dan jamur mempunyai morfologi dan struktur anatomi yang
berbeda. Didalam kehidupannya beberapa mikroorganisme seperti bakteri dan
jamur selalu dipengaruhi oleh lingkungannya dan untuk mempertahankan
hidupnya mikroorganisme melakukan adaptasi dengan ingkungannya. Adaptasi ini
dapat terjadi secara cepat serta bersifat sementara waktu dan dapat pula perubahan
itu bersifat permanen sehingga mempengaruhi bentuk morfologi serta struktur
anatomidari bakteri dan jamur.
Untuk mengidentifikasikan suatu mikroorganime dapat dilakukan dengan beberapa
metode, salah satunya adalah uji biokimia.
Uji biokimia merupakan salah satu uji yang digunakan untuk menentukan
spesies mikroorganisme yang tidak diketahui sebelumnya. Setiap mikroorganisme
memiliki sifat biokimia yang berbeda sehingga tahap uji biokimia ini sangat
membantu proses identifikasi. Setelah sampel diinokulasi pada media diferensial
atau selektif, kemudian koloni mikroorganisme diinokulasi pada media uji
biokimia. Ada 12 jenis uji yang sering digunakan dalam uji biokimia walaupun
sebenarnya masih banyak lagi media yang dapat digunakan. Beberapa uji biokimia
yakni uji fermentasi karbohidrat, uji oksidatif fermentasi, uji deaminasi fenilalanin,
dan uji dekarboksilasi ornitin.
Berdasarkan latar belakang diatas, penting untuk mengetahui tentang
berbagai macam uji biokimia atau uji penegasan dalam menelitian dan penentuan
mikroorganisme yang tidak diketahui.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana perubahan warna dan fungsi dari uji fermentasi karbohidrat?
2. Bagaimana perubahan warna dan fungsi dari uji oksidatif fermentasi?
3. Bagaimana perubahan warna dan fungsi dari uji deaminasi fenilalanin?
4. Bagaimana perubahan warna dan fungsi dari uji dekarboksilasi ornitin?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahu Bagaimana perubahan warna dan fungsi dari uji
fermentasi karbohidrat
2. Untuk mengetaui bagaimana perubahan warna dan fungsi dari uji oksidatif
fermentasi
3. Untuk mengetahui bagaimana perubahan warna dan fungsi dari uji
deaminasi fenilalanin
4. Untuk mengetahui bagaimana perubahan warna dan fungsi dari uji
dekarboksilasi ornitin

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Uji Biokimia
Uji biokimia bakteri merupakan suatu cara atau perlakuan yang
dilakukan untuk mengidentifikasi dan mendeterminasi suatu biakan murni bakteri
hasil isolasi melalui sifat-sifat fisiologinya. Proses biokimia erat kaitannya
dengan metabolisme sel, yakni selama reaksi kimia yang dilakukan oleh sel yang
menghasilkan energi maupun yang menggunakan energi untuk sintesis komponen-
komponen sel dan untuk kegiatan selular, seperti pergerakan. Suatu bakteri tidak
dapat dideterminasi hanya berdasarkan sifat-sifat morfologinya saja, sehingga
perlu diteliti sifat-sifat biokimia dan faktor-faktor yang
mempengaruhi pertumbuhannya (Cowan, 2004).
Ciri fisiologi ataupun biokimia merupakan kriteria yang amat penting di
dalam identifikasi spesimen bakteri yang tidak dikenal karena secara
morfologi biakan ataupun sel bakteri yang berbeda dapat tampak serupa, tanpa
hasil pengamatan fisiologis yang memadai mengenai kandungan organik
yang diperiksa maka penetuan spesiesnya tidak mungkin dilakukan. Karakterisasi
dan klasifikasi sebagian mikroorganisme seperti bakteri berdasarkan pada
reskasi enzimatik maupun biokimia. Mikroorganisme dapat tumbuh pada beberapa
tipe media yang memproduksi tipe metabolit yang dapat dideteksi dengan
reaksi antara mikroorganisme dengan reagen test yangb dapat menghasilkan
perubahan warna reagen (Cowan, 2004).
Sifat metabolisme bakteri dalam uji biokimia biasanya dilihat dari interaksi
metabolit-metabolit yang dihasilkan dengan reagen-reagen kimia. Uji lain dapat
dilakukan dengan cara melihat kemampuannya menggunakan senyawa tertentu
sebagai sumber karbon dan sumber energi. Uji-uji biokimia ditujukan untuk
memastikan bakteri yang dianalisa benar-benar bakteri yang diharapkan. Uji
biokimia bertujuan untuk memperkecil kesalahan, karena beberapa
spesies memiliki sifat-sifat yang hampir sama (MacFaddin, 1980).

3
Uji biokimia dilakukan untuk mengetahui sifat-sifat fisiologis koloni
bakteri hasil isolasi. Biokimia bakteri berkaitan dengan proses metabolisme sel
bakteri. Identifikasi bakteri tidak dapat dilakukan dengan mengetahui sifat
mofologinya saja, namun harus mengetahui sifat fisiologis bakteri juga. Sifat
fisiologis bakteri sangat penting diketahui apabila melakukan identifikasi bakteri
karena sifat moroflogis bakteri dapat tampak serupa bahkan tidak dikenal
sehingga dengan melakukan uji biokimia terhadap koloni bakteri dapat mengetahui
sifat dan menentukan spesies bakteri. Uji biokimia yang dilakukan
menggunakan reagen test (Handayani, Ekowati, & Pakpahan, 2013).
2.2 Jenis-Jenis Uji Biokimia
Beberapa jenis uji biokimia antara lain:
2.2.1 Uji Fermentasi Karbohidrat
Uji fermentasi karbohidrat memiliki fungsi untuk mengetahui kemampuan
mikrobia dalam memfermentasi karbohidrat. Salah satu karakteristik suatu spesies
bakteri adalah daya fermentasi pada senyawa karbohidrat (laktosa, sukrosa,
glukosa, dsb). Karbohidrat yang tersedia difermentasi menjadi macam–macam zat
seperti alkohol, asam dan gas, tergantung dari macam nya karbohidrat dan spesies
bakteri. Terbentuknya asam dapat diketahui dengan berubahnya warna indikator
dalam medium, sedang terbentuknya gas dapat dilihat dengan mengunakan tabung
fermentasi durham atau tabung fermentasi lainnya (Sale, 1961).
Fermentasi merupakan proses oksidasi biologi dengan karbohidrat sebagai
substratnya. Beberapa jenis karbohidrat yang digunakan pada uji fermentasi
karbohidrat antara lain, laktosa, maltosa, mannitol, dan sukrosa. Berbeda dengan
glukosa yang dapat langsung masuk jalur fermentasi tahap pertama, laktosa,
maltosa, mannitol, dan sukrosa harus dihidrolisis terlebih dahulu agar menjadi
monosakarida penyusunnya. Laktosa akan menjadi glukosa dan galaktosa, maltosa
menjadi dua molekuk glukosa, mannitol menjadi manosa atau galaktosa, serta
sukrosa menjadi fruktosa dan glukosa (Mahon, 2015; Lazuardi dkk., 2014).
Hasil positif pada uji fermentasi karbohidrat terlihat pada perubahan warna
media menjadi kuning dan adanya gas yang terlihat pada tabung durham (Lazuardi
dkk., 2014).

4
Perubahan warna dan penurunan pH yang terjadi dapat diamati karna
adanya indicator yaitu phenol red (Haryani dkk., 2012). Menurut Harley dan
Prescott (2002), gas yang diproduksi selama proses fermentasi dalam medium
cair dapat terdeteksi dengan penggunaan tabunh kecil yang diposisikan terbalik
di dalam tabung reaksi disebut dengan tabung durham.
2.2.2 Uji Oksidatif Fermentatif
Uji ini bertujuan untuk menentukan kemampuan mikroba
untuk memetabolisme karbohidrat secara oksidatif atau fermentatif. Pada uji
ini digunakan media yang ditutup paraffin dan yang tidak ditutup paraffin.
Mikroorganisme yang melakukan metabolisme karbohidrat ditunjukkan oleh
perubahan warna media yang awalnya berwarna hijau, akan berubah menjadi
kuning. Pada media yang ditutup paraffin, bila terjadi perubahan warna media dari
hijau menjadi kuning, maka hasil uji menunjukkan bahwa mikroorganisme tersebut
memetabolisme karbohidrat secara fermentatif. Sedangkan pada media yang tidak
ditutup paraffin, bila terjadi perubahan warna media dari hijau menjadi kuning,
maka hasil uji menunjukkan bahwa mikroorganisme tersebut memetabolisme
karbohidrat secara oksidatif (Lay, 1994).
Sebelum pengujian, disiapkan terlebih dahulu bahan-bahan media OF
seperti, OF Basal Medium 9,38 g, Glukosa 10 g dan akuades 1000 ml yang
diletakkan dalam Erlenmeyer 1000 ml, kemudian dipanaskan menggunakan
microwave hingga larut. Setelah itu dimasukan ke dalam tabung reaksi sebanyak 4
ml lalu disterilisasi menggunakan autoklaf pada suhu 121oC, tekanan 1 atm selama
15 menit. Setelah media siap, masing-masing isolat bakteri diinokulasikan pada
media Oksidatif-Fermentatif dalam dua tabung reaksi untuk setiap isolat. Satu
ose bakteri ditusukkan pada dua media tersebut, kemudian pada tabung
satu ditambahkan minyak parafin sebanyak 1 ml, sedangkan pada tabung dua
tidak ditambahkan minyak parafin. Semua tabung diinkubasikan selama 1-7 hari
dan diamati ada tidaknya perubahan warna media dari hijau menjadi kuning
pada masing-masing tabung. Apabila terjadi perubahan warna menjadi kuning
pada kedua media baik yang ditambahkan dan tidak ditambahkan minyak parafin,
hal ini menunjukkan bahwa bakteri tersebut bersifat fermentatif. Sebaliknya jika

5
terjadi perubahan warna menjadi kuning hanya pada tabung yang tidak
diberi minyak parafin, hal ini menunjukkan bahwa bakteri tersebut bersifat
oksidatif (Tito, 2014).
2.2.3 Uji Deaminasi Fenilalanin
Untuk mendeteksi adanya enzim phenilalanin yang dihasilkan oleh bakteri
tertentu dalam medium phenylalanin Agar. Pendeteksian enzim phenylalanin
deaminase yang terdapat pada bakteri tertentu yang diinokulasikan pada medium
phenylalanin Agar. Dimana enzim diaminase mengkatalisis pemindahan gugus
amino (NH2) dari asam amino dan molekul yang mengandung NH, sehingga
mikroorganisme yang memiliki enzim phenylalanin deaminase (Presscot, 2002).
Phenylalanine adalah asam amino yang mengalami deaminase menjadi
bentuk asam keto dan asam phenylpiruvat. Pada kelompok Enterobacteriaceae,
hanya Proteus, Morganella, dan Providencia yang memiliki enzim deaminase yang
penting dalam proses perubahan ini. Sedang Escherichia coli memberikan hasil
negatif pada tes ini (Amelia, 2011).
Tes phenylalanine tergantung pada deteksi asam phenylpiruvat pada media
yang telah diinokulasi oleh bakteri. Tes diawali dengan menginokulasikan bakteri
yang berasal dari koloni tunggal pada perbenihan plate agar ke dalam agar miring.
Kemudian media diinkubasi selama 18-24 jam pada suhu 35°C, lalu teteskan 4-5
tetes reagensia ferri klorida ke permukaan media. Hasil tes positif bila terlihat
warna hijau pada media yang menandakan adanya asam phenylpiruvat, setelah
ditambahkan reagensia 10% cairan ferri klorida (Amelia, 2011).
2.2.4 Uji Dekarboksilasi Ornithin
Dekarboksilase merupakan proses penguraian gugus karboksil dari
suatu molekul oganik. Proses dekarboksilase asam amino lazimnya menghasilkan
CO2 dan akan digunakan sebagai pemuka dalam sintesis berbagai komponen sel.
Proses dekarboksilase asam amino seringkali juga digunakan untuk
menetralisasikan lingkungan asam. Uji ornithin dekarboksilase bertujuan untuk
mengetahui kemampuan bakteri dalam mengurai ornithin (asam amino) menjadi
amine. Hasil positif uji ornithin jika media berwarna ungu dan hasil negative jika
warna berubah menjadi kuning (Vashist dkk., 2013).

6
2.3 Jurnal Penelitian Uji Biokimia
2.3.1 Uji Fermentasi Glukosa
Judul Jurnal : Karakterisasi Mikroskopis Dan Uji Biokimia Bakteri Pelarut
Fosfat (BPF) Dari Rhizosfer Tanaman Jagung Fase Vegetatif
Penulis : Fany Juliarti Panjaitan, Taufiq Bachtiar, Irsyana Arsyad,
Onesimus Ke Lele, dan Wharisma Indriyani.
Tahun : 2020
Pengujian gula-gula dilakukan untuk mengidentifikasi bakteri yang mampu
memfermentasi karbohidrat. Pengujian fermentatif ditandai dengan adanya
perubahan warna dari warna ungu menjadi warna kuning dan juga terlihat adanya
pembentukan gelembung gas pada tabung Durham. Perubahan warna yang
terjadi menandakan bahwa bakteri ini membentuk asam dari fermentasi glukosa
dan fermentasi sukrosa. Pembentukan gelembung gas yang terjadi pada tabung
Durham disebabkan oleh adanya reaksi fermentasi karbohidrat.
Hasil pengujian fermentasi sukrosa pada JV FIO 9 ditandai dengan hasil
positif, dimana adanya gelembung udara pada tabung durham. Hal ini menunjukkan
bahwa JV FIO 9 mampu memanfaatkan sukrosa sebagai sumber makanan untuk
meningkatkan pertumbuhan bakteri, sedangkan pengujian fermentasi glukosa pada
JV FIO 9 menunjukkan hasil negatif yang ditandai dengan tidak adanya gelembung
udara pada tabung durham, artinya JV FIO 9 tidak mampu memanfaatkan glukosa
sehingga ketika ditumbuhkan pada media yang mengandung glukosa dan
sukrosa, maka JV FIO 9 akan memanfaatkan sukrosa terlebih dahulu kemudian
setelah habis akan beradaptasi memanfaatkan glukosa sebagai sumber karbon.
2.3.2 Uji Oksidatif Fermentatif
Judul Jurnal : Isolasi Dan Karakterisasi Genus Bakteri Asam Laktat Dari
Fermentasi Daging Buah Pisang Kepok (Musa paradisiaca
L.)
Penulis : Aprilia Finanda, Mukarlina, dan Rahmawati
Tahun : 2021
Uji oksidatif/fermentatif bertujuan untuk mengetahui sifat oksidasi atau
fermentasi bakteri terhadap glukosa dengan menggunakan dua tabung media yang

7
salah satunya ditutup dengan parafin cair, sehingga diharapkan didalam media tidak
terdapat udara yang dapat mendukung terjadinya fermentasi. Hasil yang diperoleh
yaitu perubahan warna media menjadi kuning menunjukkan sifat isolat memiliki
sifat metabolisme fermentatif.
Hasil uji oksidasi fermentasi pada kelima isolat BAL (Bakteri Asam Laktat)
bersifat positif oksidasi fermentatif. Hasil tersebut sama dengan hasil
penelitian Nurhamidah et al. (2019), yang menemukan bahwa semua isolat BAL
genus Lactobacillus hasil fermentasi dari ale-ale dan cincalok bersifat fermentatif
yang menunjukkan perubahan warna media tanpa ditutup parafin dan media
ditutup parafin menjadi kuning. Perubahan warna ini menunjukkan bahwa kelima
isolat BAL hasil isolasi dari fermentasi pisang kepok dapat melakukan respirasi
dengan memanfaatkan gula dalam kondisi ada oksigen (tabung tanpa
ditutup parafin) dan tanpa oksigen (tabung ditutup parafin).
2.3.3 Uji Deaminasi Fenilalanin
Judul Jurnal : Deteksi Cemaran Enterobacter Sakazakii Pada Susu Formula
Bayi Dan Susu Mentah Di Propinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta
Penulis : Tri Yahya Budiarso, Noni Sukmawati, dan Christine
Rosmalinda Siregar
Tahun : 2009
Deaminasi adalah proses pemindahan gugus amino (NH 2) dari asam amino
molekul lainnya yang mengandung –NH. Selain itu proses deaminasi dapat
menetralisasikan gugus/senyawa amin yang menghambat pertumbuhan. Proses
deaminasi fenilalanin akan menghasilkan asam fenilpiruvat. Reaksi asam
fenilpiruvat dengan ferri klorida akan menghasilkan senyawa berwarna hijau
sebagai tanda uji positif setelah penambahan reagen larutan 10% ferri klorida
(FeCl3). Warna hijau menunjukkan bahwa fenilalanin telah dideaminasi.
Diperoleh 3 isolat yang teridentifikasi sebagai E. amnigenus biogroup 1 dan
E. sakazakii. Untuk membedakan antara E. amnigenus biogroup 1 dan E. sakazakii
dilakukan uji deaminase fenilalanin. Berdasarkan hasil pengujian didapatkan
bahwa 3 isolat tersebut teridentifikasi sebagai E. amnigenus biogroup 1.

8
2.3.4 Uji Dekarboksilasi Ornithin
Judul Jurnal : Isolasi dan Karakterisasi Bakteri Selulolitik pada Tanah
Gambut di Desa Tagagiri Tama Jaya, Kecamatan Pelangiran,
Kabupaten Inhil, Riau
Penulis : Siti Isnaini Fauziah dan Muslimin Ibrahim
Tahun : 2020
Tujuan uji dekarboksilasi ornithin yaitu untuk mengetahui apakah mikroba
tersebut mampu memanfaatkan ornithin, asam amino yang merupakan sumber
karbon dan energi untuk tumbuh. Pemanfaatan ornithin dicapai oleh enzim yang
disebut ornithine decarboxylase.
Hasil uji ornithin menunjukkan positif hanya pada isolat SL7 yang ditandai
dengan terjadi perubahan warna media yang semula ungu menjadi kuning. Hal
tersebut menunjukkan bahwa isolat SL7 tidak mampu menguraikan gugus karboksil
dari ornithin.
2.4 Hasil Diskusi
1. Media khusus apa sajakah yang digunakan pada setiap pengujian?
Penanya : Rahayu Anatasya Putri Abdullah (821420030)
Penjawab : Tirta Cahnia Usuli (824200062)
Jawaban :
Media yang digunakan yaitu media NA (Nutrient Agar) pada uji fermentasi
glukosa, meria MRSA (de Mann Rogosa Sharp Agar) pada uji oksidatif fermentatif,
media MLST (Modified Lauryl Sulphate Tryptose) pada uji deaminasi fenilalanin,
dan media MIO (Motility Indole Ornithine) pada uji dekarboksilasi ornithin.
2. Apa tujuan dari uji deaminasi fenilalanin dan uji dekarboksilasi ornithin?
Penanya : Oktaviani Kahar (821420006)
Penjawab : Mohamad Ramdan R. Bumulo (821420046)
Tujuan uji deaminasi fenilalanin yaitu untuk mendeteksi adanya enzim
phenilalanin yang dihasilkan oleh bakteri tertentu dalam medium phenylalanin
Agar. Pendeteksian enzim phenylalanin deaminase yang terdapat pada bakteri
tertentu yang diinokulasikan pada medium phenylalanin Agar. Dimana enzim
diaminase mengkatalisis pemindahan gugus amino (NH2 ) dari asam amino dan

9
molekul yang mengandung NH, sehingga mikroorganisme yang memiliki
enzim phenylalanin deaminase.
Tujuan uji dekarboksilasi ornithin yaitu untuk mengetahui apakah mikroba
tersebut mampu memanfaatkan ornithine, asam amino yang merupakan sumber
karbon dan energi untuk tumbuh. Pemanfaatan ornithine dicapai oleh enzim yang
disebut ornithine decarboxylase.

10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Uji fermentasi karbohidrat atau pengujian gula-gula dilakukan untuk
mengidentifikasi bakteri yang mampu memfermentasikan karbohidrat
Pengujian fermentatif ditandai dengan adanya perubahan warna dari warna
ungu menjadi warna kuning dan juga terlihat adanya pembentukan
gelembung gas pada tabung Durham.
2. Uji oksidatif fermentasi dilakukan untuk menguji apakah bakteri mampu
memfermentasi karbohidrat pada kondisi anaerob. Oksidasi ditandai dengan
perubahan warna pada medium OF yang tidak ditutup paraffin menjadi
kuning orange. Sedangkan fermentasi ditandai dengan perubahan perubahan
warna pada kedua medium menjadi kuning orange.
3. Uji deaminasi fenilalanin bertujuan untuk mendeteksi adanya enzim
phenilalanin yang dihasilkan oleh bakteri tertentu dalam medium
phenylalanine agar. Hasil positif jika terjadi warna hijau pada permukaan.
4. Uji dekarboksilasi Ornitin dilakukan inokulasi bakteri pada medium Kaldu
Dekarboksilase Ornitrin (KDO). Tujuan dari uji ini untuk mengetahui
apakah mikroba tersebut mampu memanfaatkan ornitin, asam amino yang
merupakan sumber karbon dan energi untuk tumbuh. Uji ini positif jika
terjadi perubahan warna medium dari ungu-merah menjadi kuning.
3.2 Saran
Kami menyadari masih terdapat banyak kekurangan yang ada di makalah
ini. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak, demi
perbaikan makalah kedepannya.

11
DAFTAR PUSTAKA

Amelia, S. 2011. Isolasi dan Identifikasi Berbagai Bakteri Patogen. Fakultas


Kedokeran Universitas Sumatera Utara, Medan.

Budiarso, T.Y., Sukmawati, N., dan Siregar, C.R. 2009. DETEKSI CEMARAN
Enterobacter sakazakii Pada Susu Formula Bayi Dan Susu Mentah. Berk.
Penel. Hayati Edisi Khusus: 3C (29–32).

Cowan, S.T. 2004. Manual for the Identification of Medical Fungi.


London: Cambridge University Press.

Fauziah, S. I., & Ibrahim, M. 2020. Isolasi dan Karakterisasi Bakteri Selulolitik
pada Tanah Gambut di Desa Tagagiri Tama Jaya, Kecamatan Pelangiran,
Kabupaten Inhil, Riau. LenteraBio: Berkala Ilmiah Biologi, 9(3), 194-203.

Finanda, A., Mukarlina, M., & Rahmawati, R. 2021. Isolasi dan Karakterisasi
Genus Bakteri Asam Laktat dari Fermentasi Daging Buah Pisang Kepok
(Musa paradisiaca L.). Jurnal Protobiont , 10 (2).

Handayani, K., Ekowati, C. N., & Pakpahan, M. 2013. Karakterisasi fisiologi dan
pertumbuhan isolat bakteri Bacillus thuringiensis dari tanah naungan di
lingkungan Universitas Lampung. Seminar Nasional Sains dan
Teknologi V, Lembaga Penelitian Universitas Lampung, Lampung.

Harley and Presscot. 2002. Laboratory Exercise in Microbiology.


USA. McGrawHill Publisher.

Haryani, A., Granduosa, R., Buwono, I. D. dan Santika, A. 2012. Uji Efektivitas
Daun Pepaya (Carica papaya) untuk Pengobatan Infeksi Bakteri
Aeromonas hydrophila pada Ikan Mas Koki (Carassius auratus).
J. Perikanan dan Kelautan, 3 (3) : 213–220.

Lay, B., 1994. Analisis Mikrobia di Laboratorium, 79-101, 129-132,


Manajemen PT Grafindo Persada, Jakarta.

Lazuardi, Wirapraja dkk. 2014. Identifikasi Uji Biokimia Bakteri Bacillus


sp. sebagai Bakteri Petrofilik Pendegradasi Kontaminan pada
Proses Bioremediasi. Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan. IPB.
Bogor.

MacFaddin, J.F. 1980. Biochemical Test for Identification of Medical Bacteria


Second Ed. Baltimore: Williams & Wilkins.

Mahon, CR. 2015. Textbook of Diagnostic Microbiology 5th edition. Philadelphia:


Saunders Elsevier. Halaman 181-420
Nurhamidah, A, Warsidah, & Idiawati, N, 2019, ‘Isolasi dan Karakterisasi Bakteri
Asam Laktat (BAL) dari Ale-ale dan Cincalok’, Jurnal Laut Khatulistiwa,
vol. 2, no.3, hal. 85-90.

Panjaitan, F. J., Bachtiar, T., Arsyad, I., Lele, O. K., & Indriyani, W. 2020.
Karakterisasi mikroskopis dan uji biokimia bakteri pelarut fosfat (bpf) dari
rhizosfer tanaman jagung fase vegetatif. CIWAL (Jurnal Ilmu Pertanian dan
Lingkungan), 1(1), 9-17.

Salle, A. J., 1961, Fundamental Principle of Bacteriology, 5th edition, Mc-


Graw Hill, New York.

Tito, I. M. 2014. Isolasi dan identifikasi bakteri kitinolitik yang terdapat


pada cangkang lobster air tawar (Cherax quadricarinatus). Skripsi.
Universitas Airlangga. Surabaya.

Vashist, H; Sharma, D; Gupta, A 2013. E review on commonly used biocemical Tes


for Bacteria. Innovare Journal of Life Sciences.

Anda mungkin juga menyukai