Anda di halaman 1dari 34

MAKALAH MIKROBIOLOGI

TAKSONOMI BAKTERI

Mata Kuliah : Mikrobiologi Industri


Dosen : Panca Nugrahini, S.T,M.T

DISUSUN OLEH:

ASSYA NAURI DES HARAHAP


1915041008

DESRA NUR SAPUTRI


1915041052

M. FADHIL HARTANSYAH
1955041004

KELOMPOK 10

UNIVERSITAS LAMPUNG

FAKULTAS TEKNIK

JURUSAN TEKNIK KIMIA

TAHUN AJARAN 2019/2020


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa


yang telah memberikan Rahmat dan karunia-Nya sehingga kami
dapat mengerjakan makalah ini tepat pada waktunya yang berjudul “
TAKSONOMI BAKTERI“

Pada kesempatan ini pula, kami mengucapkan terima kasih kepada


dosen mata kuliah yang telah membimbing dan mengarahkan kami
sehingga tugas makalah ini dapat di selesaikan dengan baik.

Dalam makalah ini, dijabarkan mengenai pengertian Taksonomi


bakteri, karakteristik bakteri, tata cara penamaan bakteri, klasifikasi
bakteri serta jenis-jenis bakteri.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan tugas makalah ini, masih


banyak kekurangan yang ditemui. Oleh karena itu, kami
mengharapkan adanya kritik dan saran yang sifatnya membangun
demi kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata, semoga tugas makalah ini dapat memberikan manfaat


dan menambah wawasan kita semua. Aamiin

Bandar Lampung, 11 November 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ...................................................................................................i

KATA PENGANTAR……….........................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN ...............................................................................1

1.1. Latar Belakang .................................................................................1


1.2. Rumusan Masalah............................................................................1
1.3. Tujuan...............................................................................................1
1.4. Capaian Pembelajaran......................................................................1

BAB II ISI ……...............................................................................................2

2.1 Pengertian Taksonomi Bakteri..........................................................2


2.2 Karakteristik Bakteri ..………...……................................................5
2.3 Tata Cara Penamaan Bakteri…….... ................................................9
2.4 Klasifikasi Bakteri…………………………………………….…...15

BAB III PENUTUP.......................................................................................30

3.1 Kesimpulan......................................................................................30

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................31

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Taksonomi merupakan cabang ilmu dari biologi yang masih sangat erat
dipergunakan dalam kehidupan sehari-hari. Unsur-unsur taksonomi langsung maupun
tidak,selalu ada dalam kehidupan manusia hingga saat ini. Keanekaragaman sifat dan
ciri yangdimiliki suatu makhluk hidup sesungguhnya menggambarkan keanekaragaman
potensi dan manfaat yang dapat digali. Bila data dan informasi ilmiah mengenai sumber
daya hayati belum sepenuhnya dapat diungkap maka kepunahan suatu makhluk hidup
sama artinya dengan kehilangan kesempatan untuk memanfaatkan potensi yang dimiliki
makhluk hidup tersebut. Seperangkat gen yang ikut hilang bersama peristiwa kepunahan
itu mungkin memiliki potensi dan manfaat yang tidak akan dijumpai lagi pada makhluk
hidup yang lain.

Sistem klasifikasi mikroba (bakteri, jamur, virus) didasarkan pada hierarki


taksonomi atau penamaan kelompok atau kategori yang menempatkan spesies pada satu
ujung dunia dan di ujung dunia lainnya, dalam urutan: spesies - genus - famili ordo -
kelas - filum atau divisi - dunia. Mikroorganisme, sebagaimana bentuk-bentuk
kehidupan yang lain, diberi nama menurut nomenklatur sistem biner.
Klasifikasi bakteri menurut Bergey’s Manual of Determinative Bacteriology pada
umumnya diterima secara internasional. Manual ini direvisi secara berkala untuk
memanfaatkan pengetahuan baru melalui penelitian dengan mikroorganisme dan melalui
teknik-teknik baru untuk menganilisis data yang diperoleh. Bergey’s Manual edisi
kedelapan yang sekarang ini, membagi semua bakteri menjadi 19 bagian (kelompok),
dan masing-masing dicirikan oleh sifat-sifat morfologi atau metabolik yang nyata.
Tekanan diberikan pada pengelompokan bakteri yang memiliki ciri-ciri umum dan
mudah dikenali. Tidak ada usaha untuk mengatur penempatan mikroorganisme yang
mencerminkan skema suatu perkembangan evolusi, sebagaimana dilakukan pada edisi-
edisi sebelumnya. Alasannya ialah karena dalam banyak hal pengetahuan kita mengenai
mikroorganisme belum lengkap. Banyak kesulitan dalam mengklasifikasikan
mikroorganisme. Misalnya dalam klasifikasi dari bakteri. Kriteria dalam klasifikasi
berbeda dengan mengklasifikasikan tumbuhan tingkat tinggi dan hewan tingkat tinggi
yang didasarkan terutama pada sifat-sifat morfologisnya. Tetapi hal ini sulit
dilaksanakan pada bakteri, sehingga klasifikasi bakteri didasarkan sebagian pada sifat-
sifat morfologi dan sifat-sifat fisiologi termasuk imunologi.

1.2. Rumusan Masalah

1) Apa yang dimaksud dengan Taksonomi bakteri?


2) Apa sajakah karakteristik dari bakteri?
3) Bagaimanakah tata cara penamaan bakteri?
4) Bagaimanakah klasifikasi pada bakteri?

1.3. Tujuan

1) Untuk mengetahui arti dan makna dari taksonomi bakteri;


2) Untuk mengetahui cara-cara penamaan bakteri;
3) Untuk mengetahui karakteristik dan klasifikasi bakteri.

1.4. Capaian Pembelajaran


1) Mampu menguasai materi dan konsep dari Taksonomi Bakteri;
2) Mampu mengembangkan ilmu dasar mikrobiologi;
3) Mampu menyampaikan materi dengan baik dan benar.

1
BAB II
ISI

2.1 PENGERTIAN TAKSONOMI BAKTERI

Taksonomi merupakan cara atau upaya pengelompokan jasad hidup di dalam


kelompok atau takson yang sesuai. Pertama kali pengelompokan ini hanya untuk
lingkungan tumbuh-tumbuhan dan hewan, tetapi ternyata bahwa untuk mikroba pun
dapat digunakan. Mikroba sesuai dengan bentuk dan sifatnya termasuk kedalam
Dunia tumbuh-tumbuhan. Sehingga kalau sebelumnya dunia tersebut hanya terbagi
kedalam dua kelompok besar yaitu :

1. Monocotyledoneae, yaitu tumbuh-tumbuhan yang mempunyai keping biji


tunggal.
2. Dicotyledoneae, yaitu tumbuh-tumbuhan yang mempunyai keping biji dua,
maka sekarang akan bertambah dengan 1 kelompok besar lainnya.
3. Acotyledoneae, atau tumbuh-tumbuhan tanpa keping biji, yaitu Cryptogamae
(kriptos=tersembunyi/tidak ada atau tidak nampa, gamae=alat perkembangbiak).

Sumber: http://catkitty-catkitty.blogspot.com/2012/01/taksonomi-mikroba.html

Mikroba termasuk kedalam kelompok ke-3 tersebut sesuai dengan sifat alat
untuk perkembangbiakannya.
Dari segi mikrobiologi sendiri, dunia Mikroba terbagi menjadi dua kelompok besar
lainnya, pembagian ini berdasarkan kepada ada tidaknya inti, baik yang sudah
terdiferensiasi ataupun yang belum. Yaitu :

1. Prokaryota, yaitu kelompok mikroba yang tidak mempunyai inti yang jelas atau
tidak terdiferensiasi. Kedalam kelompok ini termasuk :
a) Bakteria,
b) Mikro-alga biru-hijau (BGA = blue-green algae),

2. Karyota, yaitu kelompo mikroba yang sudah mempunyai inti yang jelas atau sudah
terdiferensiasi. Kedalam kelompok ini termasuk :
a) Jamur, termasuk didalamnya ragi,
b) Mikro-alga lainnya

Sumber: http://catkitty-catkitty.blogspot.com/2012/01/taksonomi-mikroba.html

Walaupun ada kelompok kehidupan atau jasad lain yang dianggap hirup
berdasarkan kepada bentuk dan sifatnya tidak sama dengan mikroba tetapi
mengingat kepentingan dan asosiasi kehidupannya, ada dua kelompok besar lain
yang umumnya dimasukkan kedalam Dunia Mikroba yaitu :
1. Protozoa
2. Virus

Sumber: http://catkitty-catkitty.blogspot.com/2012/01/taksonomi-mikroba.html

Kata taksonomi diciptakan oleh A.P. de Candolle, seorang ahli tumbuhan


bangsa Swiss di herbarium Genewa, yang artinya teori tentang klasifikasi tumbuhan
(Rideng,1989). Secara etimologi taksonomi berasal dari bahasa Yunani: takson artinya
unit ataukelompok, dan nomos artinya hukum. Jadi definisi taksonomi adalah hukum
atau aturan yang digunakan untuk menempatkan suatu makhluk hidup pada takson
tertentu.

2
Kegiatan pokok taksonomi tumbuhan adalah sebagai berikut:
1. Penamaan
2. Penelaahan ciri-ciri
3. Penggolongan
Sumber: https://www.academia.edu/6314918/Makalah_Taksonomi

Seorang ahli taksonomi harus mempunyai pengetahuan tentang


morfologi,embriologi, anatomi, sitogenetika dan ilmu jenis lainnya. Ada pun urutan
penggolongandalam ilmu taksonomi sebagai berikut: fase eksplorasi, fase konsolidasi,
fase biosistematika, dan fase ensiklopedik.
Sumber: https://www.academia.edu/6314918/Makalah_Taksonomi

Kenapa dibutuhkan ilmu taksonomi? Ilmu taksonomi digunakan untuk


penemuan flora dan fauna, memberikan sebuah metode identifikasi yang tepat sehingga
menghasilkan sistem klasifikasi yang terkait dan menyeluruh sehingga nantinya
dihasilkan nama ilmiah yang benar pada setiap takson tumbuhan sesuai dengan aturan
tata nama tumbuhan, membuat keteraturan dan keharmonian ilmu pengetahuan
organisme sehingga tercipta suatu sistem yang sederhana dan dapat digunakan orang lain.
Sumber: https://www.academia.edu/6314918/Makalah_Taksonomi

Untuk membuat taksonomi tumbuhan biasanya digunakan cara determinasi.


Determinasi yaitu membandingkan suatu tumbuhan dengan tumbuhan lainnya yangsudah
dikenal sebelumnya.
Sumber: https://www.academia.edu/6314918/Makalah_Taksonomi

Sejak tahun 1753 sistem polynomial digantikan dengan binomial sejak


publikasi “Systema Plantarum “ oleh Carolus Linnaeus dan berlaku secara internasional.
Sistem binomial yaitu sistem penamaan di mana nama jenis terdiri dari dua kata,kata
pertama adalah nama marga dan kata kedua merupakan penunjuk jenis atau
spesiesepithet. Contoh: Hibiscus tiliaceus.
Sumber: https://www.academia.edu/6314918/Makalah_Taksonomi

Klasifikasi ilmiah menunjuk ke bagaimana ahli biologi mengelompokkan dan


mengkategorikan spesies dari organisme yang punah maupun yang hidup. Klasifikasi
modern berakar pada sistem Carolus Linnaeus, yang mengelompokkan spesies menurut
kesamaan sifat fisikyang dimiliki. Pengelompokan ini sudah direvisi
sejak CarolusLinnaeus untuk menjaga konsistensi dengan asas sifat umum yang
diturunkan dari Darwin.
Sumber: https://www.academia.edu/6314918/Makalah_Taksonomi

Untuk mengenali dan mempelajari makhluk hidup secara keseluruhan tidak


mudah sehingga dibuat klasifikasi (pengelompokan) makhluk hidup. Klasifikasi makhluk
hidup adalah suatu cara memilah dan mengelompokkan makhluk hidup menjadi golongan
atau unit tertentu. Urutan klasifikasi makhluk hidup dari tingkat tertinggi keterendah
(yang sekarang digunakan) adalah Domain (Daerah), Kingdom (Kerajaan) ,Phylum
atau Filum (hewan) /Divisio (tumbuhan) , Classis (Kelas) , Ordo (Bangsa), Famili
(Suku), Genus (Marga), dan Spesies (Jenis). Klasifikasi makhluk hidup didasarkan pada
persamaan dan perbedaan ciri yang dimiliki makhluk hidup, misalnya bentuk tubuh atau
fungsi alat tubuhnya. Makhluk hidup yang memliliki ciri yang sama dikelompokkan
dalam satu golongan.
Sumber: https://www.academia.edu/6314918/Makalah_Taksonomi

Contoh klasifikasi makhluk hidup adalah:


a) Berdasarkan ukuran tubuhnya. Contoh: Tumbuhan dikelompokkan
menjadi pohon, perdu, dan semak.
b) Berdasarkan lingkungan tempat hidupnya. Contoh: Tumbuhan dikelompokkan
menjadi tumbuhan yang hidup di lingkungan kering(xerofit), tumbuhan yang

3
hidup dilingkungan air(hidrofit), dan tumbuhan yang hidup di lingkungan
lembap(higrofit).
c) Berdasarkan manfaatnya. Contoh: Tumbuhan dikelompokkan menjadi tanaman
obat-obatan, tanaman sandang, tanaman hias, tanaman pangandan sebagainya
d) Berdasarkan jenis makanannya. Contoh: Hewan dikelompokkan menjadi
hewan pemakan daging(karnivora), hewan pemakan tumbuhan(herbivora), dan
hewan pemakan hewan serta tumbuhan(omnivora).Cara pengelompokan
makhluk hidup seperti ini dianggap kurang sesuai yangdisebabkan karena dalam
pengelompokan makhluk hidup dengan cara demikian dibuat berdasarkan
keinginan orang yang mengelompokkannya.

Sumber: https://www.academia.edu/6314918/Makalah_Taksonomi

4
2.2 KARAKTERISTIK BAKTERI

2.2.1 Bacillus

Gambar 2.2.1: Bakteri Bacillus


Sumber: https://tinyurl.com/yg8m92az

Bacillus merupakan mikroba flora normal pada saluran pencernaan ayam (Green
dkk, 2006:4288). Ciri-ciri bakteri ini adalah organisme saprofitik, berbentuk batang, gram
positif, pembentuk spora non-patogen yang biasanya ditemukan dalam air, udara, debu,
tanah dan sedimen. Terdapat beberapa jenis bakteri yang bersifat saprofit pada tanah, air,
udara, dan tumbuhan, seperti: Bacillus cereus dan Bacillus subtilis (Jawetz dkk, 2005 :
285). Jenis-jenis Bacillus yang ditemukan pada saluran pencernaan ayam yaitu Bacillus
subtilis, Bacillus pumilus, Bacillus lincheniformis, Bacillus clausii, Bacillus megaterium,
Bacillus firmus, kelompok Bacillus cereus (Barbosa dkk, 2005: 968).

http://digilib.unila.ac.id/17401/2/Bab%20II%20Riki%20baru.pdf

Bacillus mempunyai daya resisten terhadap anti mikroba dan dapat


menghasilkan antimikroba, sehingga bakteri ini mampu bertahan di dalam saluran
pencernaan. Bacillus resisten terhadap eritromisin, linkomisin, sefalosporin, sikloserin,
kloramfenikol, tetrasiklin, streptomisin dan neomisin. Antimikroba yang dihasilkan
adalah bakteriosin ( Barbosa dkk, 2005: 978). 12

http://digilib.unila.ac.id/17401/2/Bab%20II%20Riki%20baru.pdf

Bacillus mempunyai kemampuan mengontrol bakteri patogen dan menekan


pertumbuhan bakteri lain melalui antibiotik yang dihasilkannya / kompetisi dalam hal
perebutan nutrisi dan ruang. Hal ini didukung dari hasil penelitian terakhir bahwa
Bacillus berpotensi menghasilkan senyawa anti ibakteri berupa lipopeptida yang disebut
basitrasin yang dapat membunuh bakteri patogen (Agustina, 2008: 4).Menurut Jawetz
dkk (2005: 285) Bacillus diklasifikasikan sebagai berikut:

 Regnum : Plantae
 Kelas : Bacilli
 Ordo : Bacillales
 Family : Bacillaceae
 Genus : Bacillus
 Species : Bacillus sp.
 Gambar 1. Bacillus

http://digilib.unila.ac.id/17401/2/Bab%20II%20Riki%20baru.pdf

5
2.2.2 Mikroba Ragi Tapai

Gambar 2.2.2: Saccharomyces cerevisiae


Sumber: https://tinyurl.com/yzayb9kg

Kata “ragi” dipakai untuk menyebut adonan atau ramuan yang digunakan dalam
pembuatan berbagai makanan dan minuman seperti tempe, tapai, roti, anggur, brem dan
lain-lain. Ragi untuk tapai merupakan populasi campuran genus dimana terdapat spesies-
spesies genus Aspergillus, genus Saccharomyces, genus Candida, genus Hansenula,
sedangkan bakteri Acetobacter biasanya tidak ketinggalan. Genus tersebut hidup bersama
secara sinergetik. Aspergillus dapat menyederhanakan amilum, sedangkan
Saccharomyces, Candida dan Hansenula dapat menguraikan gula menjadi alkohol dan
bermacam-macam zat organik lainnya (Dwijoseputro,1990:154).

http://digilib.unila.ac.id/17401/2/Bab%20II%20Riki%20baru.pdf

Menurut Kompiang ( 2009:182) Saccharomyces cerevisiae dan Aspergillus


oryzae juga mempunyai potensi dapat membunuh bakteri patogen atau dengan kata lain
sebagai probiotik. Pada dinding sel khamir (Saccharomyces cerevisiae) mengandung
manan-oligosakarida yang berfungsi sebagai sumber makanan bagi bakteri alami
(indigenous) yang bersifat menguntungkan bagi inangnya, sehingga bakteri indigenous
dapat berkembang lebih pesat dan lebih dominan sehingga dapat mengurangi bakteri
patogen dalam saluran pencernaan (Sianturi, 2007: 7). Ragi tapai merupakan inokulum
yang umum digunakan dalam pembuatan tapai. Ragi tapai terbuat dari bahan dasar
tepung beras yang dibuat bulat pipih dengan diameter 2-3 cm. mikroba yang terdapat di
dalam ragi tapai dapat dibedakan menjadi lima kelompok, yaitu kapang, amilolitik,
khamir amilolitik, khamir nonamilolitik, bakteri asam laktat dan bakteri amilolitik
(Astawan dalam Wulandari, 2008:11).

Kingdom: Fungi

Filum: Ascomycota

Kelas: Saccharomycetes

Ordo: Saccharomycetales

Famili: Saccharomycetaceae

Genus: Saccharomyces

6
Tabel 2.2.2: klasifikasi jamur Saccharomyces cerevisiae
http://digilib.unila.ac.id/17401/2/Bab%20II%20Riki%20baru.pdf

2.2.3 Salmonella sp.

Gambar 2.2.3: Salmonella sp


Sumber: https://tinyurl.com/yk6xbpxn

Salmonella sp. adalah salah satu jenis bakteri yang tergolong dalam genus
bakteri Enterobakteria dan familia Enterobakteriaceae. Bakteri tersebut umumnya bersifat
gram negatif dan berbentuk tongkat. Mikroba ini merupakan bakteri fakultatif
intraseluler. Salmonella diklasifikasikan menjadi 3 spesies (edwards dan Ewing) yaitu S.
eholerasuis, S. typhi, dan S. enteriditi ( Lay dan Hastowo, 1992: 306).Salmonella sp.
memiliki ukuran panjang 1-3µm dan lebar 0,5-0,7 µm, tidak membentuk spora, dan
aerogenik. Sebagian besar bakteri ini dapat bergerak karena mempunyai flagel peritrik,
tumbuh optimum pada suhu 370 C. Pada suhu kurang dari 6,70 C atau labih dari 46,60 C
pertumbuhan terhenti (Nurwantoro dan A.S Djarijah, 1994 dalam Wahyuni, 2006:
9).Menurut Hadioetomo (1993:91) Salmonella Sp. diklasifikasikan sebagai berikut :

 Regnum : Plantae
 Diviso : Protophyta
 Kelas : Schyzomycetes
 Ordo : Eubacteriales
 Family : Eubacteriacae
 Genus : Salmonella
 Species : Salmonella sp.
 Gambar 4. Salmonella sp.

http://digilib.unila.ac.id/17401/2/Bab%20II%20Riki%20baru.pdf

2.2.4 Escherichia coli

7
Gambar 2.2.4: Escherichi coli
Sumber: https://tinyurl.com/yzj9nn6j

Escherichi coli merupakan salah satu jenis bakteri yang tergolong dalam genus
Escherichia dan familia entherobacteriaceae . Bakteri tersebut umumnya bersifat gram
negatif, berbentuk batang pendek, tidak tahan asam, tidak berspora, bersifat aerob atau
fakultatif anaerob. Bakteri ini memiliki daya tahan berbulan-bulan dalam tanah dan di
dalam air, peka terhadap Streptomisin, Tetrasiklin, kloramfenikol, dan menghasilkan
toksin berupa endotoksin dan eksotoksin.(Gupte, 1990: 262). Sebagian besar Escherichia
coli bersifat motil dengan alat pergerakan berupa flagel.Bakteri ini tumbuh dengan baik
pada suhu 10 - 400C dan pH optimum lingkungan antara 6,5 sampai 7,5 (Ferdiaz, 1993
dalam Agustina,2008:16).Escherichia coli merupakan mikroflora normal di dalam
intestinum, namun sebagian galur E.coli dapat menyebabkan diare, karena
hasilmetabolismenya bersifat beracun dan E.coli dapat langsung menyerang lapisan
epitelium dinding usus (Gibson, 1999: 5).Menurut Jawet, dkk (2005:58) Escherichia coli
diklasifikasikan sebagai Berikut :

 Regnum : Plantae
 Diviso :Protophyta
 Kelas :Schyzomycetes
 Ordo : Entherobacteriales
 Family : Entherobacteriaceae
 Genus : Escherichia
 Species : Escherichia coli

http://digilib.unila.ac.id/17401/2/Bab%20II%20Riki%20baru.pdf

8
2.3 TATA CARA PENAMAAN BAKTERI

2.3.1 Tata Nama Bakteri Menurut Binomial Nomenclature

Nomenklatur merupakan metode penamaan yang diperlukan dalam klasifikasi.


Nomenklatur digunakan untuk memberi nama suatu kelompok organisme tertentu.
Nomenklatur bertujuan untuk memudahkan komunikasi antar ilmuwan biologi mengenai
jenis makhluk hidup. Sistem nama ini diciptakan oleh Carolus Linnaeus pada tahun 1753.
Nomenklatur merupakan bahasa Latin nomen, yang artinya nama.
Sumber: Filza Hazny, Pengantar tentang Bakteri.http://filzahazny.wordpress.com/2008/
02/16/pengantar-tentang-bakteri/

Tata cara atau aturan penamaan bakteri menurut nomenklatur adalah tata nama
binomial. Tata nama binomial (binomial berarti 'dua nama') merupakan aturan
penamaan baku bagi semua organisme (makhluk hidup) yang terdiri dari dua kata dari
sistem taksonomi (Biologi), dengan mengambil nama genus dan nama spesies. Nama
yang dipakai adalah nama baku yang diberikan dalam bahasa Latin atau bahasa lain yang
dilatinkan. Aturan ini pada awalnya diterapkan untuk fungi, tumbuhan dan hewan oleh
penyusunnya (Carolus Linnaeus), namun kemudian segera diterapkan untuk bakteri pula.
Sebutan yang disepakati untuk nama ini adalah 'nama ilmiah' (scientific name). Orang
awam seringkali menyebutnya sebagai "nama latin" meskipun istilah ini tidak tepat
sepenuhnya, karena sebagian besar nama yang diberikan bukan istilah asli dalam bahasa
latin melainkan nama yang diberikan oleh orang yang pertama kali memberi pertelaan
atau deskripsi (disebut deskriptor) lalu dilatinkan.
Sumber: Filza Hazny, Pengantar tentang Bakteri.http://filzahazny.wordpress.com/2008/
02/16/pengantar-tentang-bakteri/

Aturan penamaan binomial pada bakteri sama dengan aturan penamaan binomial
pada tumbuhan. Secara umum, tata nama binomial atau sistem binomial nomenklatur
memiliki aturan-aturan dasar sebagai berikut.
 Aturan penulisan dalam tatanama binomial selalu menempatkan nama ("epitet"
dari epithet) genus di awal dan nama ("epitet") spesies mengikutinya.
 Nama genus selalu diawali dengan huruf kapital (huruf besar, uppercase) dan
nama spesies selalu diawali dengan huruf biasa (huruf kecil, lowercase).
 Penulisan nama ini tidak mengikuti tipografi yang menyertainya (artinya, suatu
teks yang semuanya menggunakan huruf kapital/balok, misalnya pada judul
suatu naskah, tidak menjadikan penulisan nama ilmiah menjadi huruf kapital
semua) kecuali untuk hal berikut:
1. Pada teks dengan huruf tegak (huruf latin), nama ilmiah ditulis dengan huruf
miring (huruf italik), dan sebaliknya. Contoh: Glycine soja, Mycobacterium
tuberculosis. Perlu diperhatikan bahwa cara penulisan ini adalah konvensi yang
berlaku saat ini sejak awal abad ke-20. Sebelumnya, seperti yang dilakukan pula

9
oleh Carolus Linnaeus, nama atau epitet spesies diawali dengan huruf besar jika
diambil dari nama orang atau tempat.
2. Pada teks tulisan tangan, nama ilmiah diberi garis bawah yang terpisah untuk
nama genus dan nama spesies.

Sumber: Filza Hazny, Pengantar tentang Bakteri.http://filzahazny.wordpress.com/2008/


02/16/pengantar-tentang-bakteri/

 Nama lengkap (untuk hewan) atau singkatan (untuk tumbuhan) dari deskriptor
boleh diberikan di belakang nama spesies dan ditulis dengan huruf tegak (latin)
atau tanpa garis bawah (jika tulisan tangan). Jika suatu spesies digolongkan
dalam genus yang berbeda dari yang berlaku sekarang, nama deskriptor ditulis
dalam tanda kurung. Contoh: Glycine max Merr., Passer domesticus (Linnaeus,
1978) — yang terakhir semula dimasukkan dalam genus Fringilla, sehingga
diberi tanda kurung (parentesis).
 Pada penulisan teks yang menyertakan nama umum/trivial, nama ilmiah
biasanya menyusul dan diletakkan dalam tanda kurung. Contoh pada suatu
judul: "PENGUJIAN DAYA TAHAN KEDELAI (Glycine max Merr.)
TERHADAP BEBERAPA TINGKAT SALINITAS". (Penjelasan: Merr. adalah
singkatan dari deskriptor (dalam contoh ini E.D. Merrill) yang hasil karyanya
diakui untuk menggambarkan Glycine max. Nama Glycine max diberikan dalam
judul karena ada spesies lain, Glycine soja, yang juga disebut kedelai.).
 Nama ilmiah ditulis lengkap apabila disebutkan pertama kali. Penyebutan
selanjutnya cukup dengan mengambil huruf awal nama genus dan diberi titik
lalu nama spesies secara lengkap. Contoh: Tumbuhan dengan bunga terbesar
dapat ditemukan di hutan-hutan Bengkulu, yang dikenal sebagai padma raksasa
(Rafflesia arnoldii). Di Pulau Jawa ditemukan pula kerabatnya, yang dikenal
sebagai R. patma, dengan ukuran bunga yang lebih kecil.
Sebutan E. coli atau T. rex berasal dari konvensi ini.
 Singkatan "sp." (zoologi) atau "spec." (botani) digunakan jika nama spesies
tidak dapat atau tidak perlu dijelaskan. Singkatan "spp." (zoologi dan botani)
merupakan bentuk jamak. Contoh: Canis sp., berarti satu jenis dari genus Canis;
Adiantum spp., berarti jenis-jenis Adiantum.
 Sering dikacaukan dengan singkatan sebelumnya adalah "ssp." (zoologi) atau
"subsp." (botani) yang menunjukkan subspesies yang belum diidentifikasi.
Singkatan ini berarti "subspesies", dan bentuk jamaknya "sspp." atau "subspp."
 Singkatan "cf." (dari confer) dipakai jika identifikasi nama belum pasti. Contoh:
Corvus cf. splendens berarti "sejenis burung mirip dengan gagak (Corvus
splendens) tapi belum dipastikan sama dengan spesies ini".

10
Sumber: Filza Hazny, Pengantar tentang Bakteri.http://filzahazny.wordpress.com/2008/
02/16/pengantar-tentang-bakteri/

Selain aturan umum yang tersebut di atas, terdapat aturan khusus penamaan
bakteri menurut nomenklatur yang sama dengan aturan penamaan pada tumbuhan.
 Pemberian nama kelas, bangsa, dan famili
a) Nama Kelas biasanya berakhiran –acea
b) Nama Ordo biasanya berakhiran –ales
c) Nama Familia biasa berakhiran –aceae
 Pemberian nama genus dan spesies
Di dalam penamaan tidak ada penggolongan prokariotik, tetapi nama yang
diberikan pada prokariotik diatur dalam Kode Internasional tata nama Bakteri
(International Code of Nomenclature of Bacteria). Bakteri juga menggunakan sistem
pemberian nama binomial (binomial name) yang diajukan Carolus Linnaeus, ilmuwan
Swedia kelahiran 23 Mei 1707, sedangkan untuk tanaman pada tahun 1753. Sistem
penamaan nama ini dikenal dengan sebutan “Binomial nomenclatur” yaitu merupakan
sistem tata nama terdiri dari 2 bagian, yaitu bagian pertama sebagai nama genus dan
bagian kedua sebagai penunjuk spesies (epitheton specificum). Nama genus dimulai
dengan huruf besar dan penunjuk spesies ditulis dengan huruf kecil. Misalnya
Streptococcus pneumoniae. Nama genus dapat memberi keterangan mengenai genus
tersebut.
Sumber: Filza Hazny, Pengantar tentang Bakteri.http://filzahazny.wordpress.com/2008/
02/16/pengantar-tentang-bakteri/

Nama bakteri dapat berasal dari kata baru yang disesuaikan dengan bahasa Latin
atau nama seseorang (penyelidik) yang dilatinkan.
Contoh :
a) Bentuk
 Bacillus : batang
 Clostridium : spindle, pintalan yang halus
 Micrococcus : butir kecil
b) Nama Penyelidik
 Erwinia : dari nama Erwin
 Pasteurella : dari nama Pasteur
 Salmonella : dari nama Salmon
 Brucella : dari nama Bruce
 Clostridium welchii : ditemukan oleh Welch
Sumber: Filza Hazny, Pengantar tentang Bakteri.http://filzahazny.wordpress.com/2008/
02/16/pengantar-tentang-bakteri/

11
Nama ilmiah (scientific name) pada kehidupan sehari-hari yang lebih banyak
dipakai adalah :
 Sifilis : Treponema pallidum
 Lepra : Mycobacterium leprae
 Koch, TBC : Mycobacterium tuberculosis
Spesies adalah suatu suatu mikroorganisme yang sudah tertentu. Spesies bakteri
ditentukan oleh:
 Sifat-sifat struktural yang terdiri dari bentuk, besar, cara pergerakan, reaksi
terhadap pewarnaan gram serta pertumbuhan makroskopik (sifat-sifat koloni).
 Sifat-sifat biokimia dan kebutuhan akan nutrisi, produk-produk akhir
metaboisme, susunan biokimiawi komponen sel dan metabolit-metabolitnya.
 Sifat-sifat fisiologisnya terhadap oksigen, temperatur, PH, dan repon terhadap
zat-zat anti bakteri.
 Sifat ekologi.
 Komposisi basa DNA, homologi dan sifat-sifat genetik.
Contoh :
 Kingdom : Procaryotae
 Subkingdom : Eubacteria
 Divisio : Cyanobacteria
 Subdivisio : Bacteria
 Kelas : Actinomycetacea
 Ordo : Actinomycetales
 Familia : Mycobacteriaceae
 Genus : Mycobacterium
 Spesies : Mycobacterium tuberculosis
Mycobacterium leper
Mycobacterium bovis
Mycobacterium phlei

Sumber: Filza Hazny, Pengantar tentang Bakteri.http://filzahazny.wordpress.com/2008/


02/16/pengantar-tentang-bakteri/

Setiap makhluk hidup mempunyai nama masing-masing. Dengan nama itulah,


kita dapat membedakannya dengan makhluk lainnya. Nama yang diberikan kepada
kelompok individu hewan atau tumbuhan sering berbeda meskipun individu yang
dimaksud sama. Setiap daerah memberi nama yang berlainan, misalnya, nama Latin
untuk tanaman terung adalah Solanum acubatissimum. Nama yang diberikan penduduk
bermacam-macam. Ada yang menyebutnya terung perat, terung kapal, terung piat
(semang), dan terung tenang. Mungkin di negara lain terung tersebut mempunyai nama
lain lagi. Begitu pula buah mangga. Ada yang menyebutnya buah pelem dan ada yang
menyebutnya buah pauh. Nama yang bermacam macam untuk kelompok individu yang
sama tersebut jelas membingungkan.

Sumber:https://pakarbiologi.blogspot.com/2016/04/tata-nama-binomial-

12
nomenclature.html

Untuk mengatasi pemberian nama yang bermacam-macam, Carolus Linnaeus,


seorang ahli biologi berkebangsaan Swedia, dalam bukunya Species Plantarum (1753)
dan Systema Nature (1758), mengemukakan aturan atau pedoman penamaan bagi
kelompok individu. Carolus Linnaeus yang memiliki nama asli Carl von Linne dikenal
sebagai Bapak Taksonomi Modern. Sistem pemberian nama makhluk hidup yang
digunakan Linnaeus disebut Sistem Binomial Nomenklatur dan bahasa yang digunakan
adalah bahasa Latin. Dengan demikian, untuk suatu macam makhluk hidup hanya
digunakan satu nama bagi seluruh dunia ilmu pengetahuan.
Sumber:https://pakarbiologi.blogspot.com/2016/04/tata-nama-binomial-
nomenclature.html

Tata nama binomial atau binomial nomenklatur merupakan aturan penamaan


baku bagi semua organisme (makhluk hidup) yang terdiri dari dua kata (binomial berarti
'dua nama') dari system taksonomi (biologi), dengan mengambil nama genus dan
nama spesies. Nama yang dipakai adalah nama baku yang diberikan dalam bahasa
Latin atau bahasa lain yang dilatinkan. Aturan ini pada awalnya diterapkan
untuk fungi, tumbuhan dan hewan oleh penyusunnya (Carolus Linnaeus), namun
kemudian segera diterapkan untuk bakteri pula. Sebutan yang disepakati untuk nama ini
adalah 'nama ilmiah' (scientific name). Awam seringkali menyebutnya sebagai "nama
latin" meskipun istilah ini tidak tepat sepenuhnya, karena sebagian besar nama yang
diberikan bukan istilah asli dalam bahasa latin melainkan nama yang diberikan oleh
orang yang pertama kali mendeskripsikan (disebut deskriptor) lalu dilatinkan ataupun
dari bahasa Latin sendiri. Carolus Linnaeus memilih penggunaan bahasa Latin untuk
penamaan karena dari masa ke masa hingga saat ini, bahasa Latin tidak mengalami
perubahan maupun perkembangan, melainkan tetap. Penamaan organisme pada saat ini
diatur dalam Peraturan Internasional bagi Tata Nama Botani (ICBN) bagi tumbuhan,
beberapa alga, fungi, dan lumut kerak, serta fosil tumbuhan; Peraturan Internasional bagi
Tata Nama Zoologi (ICZN) bagi hewan dan fosil hewan; dan Peraturan Internasional bagi
Tata Nama Prokariota (ICNP). Aturan penamaan dalam biologi, khususnya tumbuhan,
tidak perlu dikacaukan dengan aturan lain yang berlaku bagi tanaman budidaya
(Peraturan Internasional bagi Tata Nama Budidaya, ICNCP).
Sumber:https://pakarbiologi.blogspot.com/2016/04/tata-nama-binomial-
nomenclature.html

Dengan adanya kesatuan nama ini, orang tidak akan keliru dengan makhluk
hidup yang dimaksud meskipun di tiap negara atau daerah memiliki nama sendiri. Sistem
binomial nomenklatur ini merupakan sistem pemberian nama hewan atau tumbuhan
secara sah dan benar berdasar kode internasional. Pemberian nama ini diatur dengan
Kode Internasional Tata Nama Hewan dan Tumbuhan dengan menggunakan sistem tata
nama dua kata (binomial nomenklatur) dengan aturan-aturan sebagai berikut.
Sumber:https://pakarbiologi.blogspot.com/2016/04/tata-nama-binomial-
nomenclature.html

1. Nama terdiri dari dua kata, kata pertama menunjukkan tingkatan marga (genus) yang
diawali dengan huruf besar dan kata kedua menunjukkan tingkatan jenis (spesies)
yang diawali dengan huruf kecil. Contohnya: Gnetum gnemon
2. Jika ditulis dengan huruf tegak, dua kata tersebut harus digarisbawahi, tetapi jika
tidak digarisbawahi, dua kata tersebut harus dicetak miring.
Contohnya, Gnetum gnemon atau Gnetum gnemon.
3. Nama ilmiah ditulis lengkap apabila disebutkan pertama kali. Penyebutan
selanjutnya cukup dengan mengambil huruf awal nama genus dan diberi titik lalu
nama spesies secara lengkap. Contoh: Tumbuhan dengan bunga terbesar dapat

13
ditemukan di hutan-hutan Bengkulu, yang dikenal sebagai padma raksasa (Rafflesia
arnoldii). Di Pulau Jawa ditemukan pula kerabatnya, yang dikenal sebagai R.
patma, dengan ukuran bunga yang lebih kecil. Sebutan E. coli atau T. rex berasal
dari konvensi ini.

Sumber:https://pakarbiologi.blogspot.com/2016/04/tata-nama-binomial-
nomenclature.html

14
2.4 KLASIFIKASI BAKTERI

Klasifikasi bakteri yang dipakai di Eropa dan Amerika Serikat, sekarang ini
banyak mengunakan sistematik yang disusun oleh Bergey. Edisi yang sekarang dari
”Bergey’s Manual of Determinative Bacteriology” adalah edisi kesembilan tahun 1994.
Awal dari klasifikasi bakteri oleh D.H. Bergey mulai tahun 1923, karena pada tahun
tersebut terbitlah buku ”Manual of Determinative Bacteriology”. Buku pedoman ini
secara berangsur – angsur diperbaiki, dan pada tahun 1947, buku tersebut diterbitkan
keenam kalinya dengan nama ”Bergey’s Manual of Determinative
Bacteriology”(Waluyo, 2005).

Sumber: https://www.academia.edu/8142111/Makalah_bakteri

Berdasarkan bentuknya yang tetap, dindingnya yang kuat, dan adanya


kemampuan untuk hidup autotrof, maka bakteri digolongkan pada Dunia Tumbuhan.
Dunia tumbuhan pada garis besarnya dibagi atas takson – takson, seperti divisi, klas,
ordo, famili (genus), spesies, varietas (Kata ”taxa” jamak dari ”taxon” ; dan takson berarti
satuan atau kelompok) tersebut seringkali juga ada penyisipan sub kelompok, seperti sub
divisi, sub klas, sub ordo, sub famili, sub genus, sub spesies, dan sebagainya. Hal tersebut
di atas, bila kita mengacu pada dunia mahluk hidup dibagi menjadi 2 Dunia yaitu
tumbuhan dan hewan(Waluyo,2005).

Sumber: https://www.academia.edu/8142111/Makalah_bakteri

Saat ini yang dipakai sebagai acuan yaitu pada klasifikasi Bergey’s tahun1994
edisi ke-9. Kelompok bakteri secara garis besar digolongkan menjadi 4 kategori besar,
yakni :

1. Kategori Besar I

Eubacteria Gram negatif dengan dinding sel, yang terdiri dari 16 Grup.

Gambar 10. Gram negatif


(http://id.wikipedia.org/wiki/Gram-negatif)

Bakteri gram-negatif adalah bakteri yang tidak mempertahankan zat warna


kristal violet sewaktu proses pewarnaan Gram sehingga akan berwarna merah bila
diamati dengan mikroskop. Disisi lain, bakteri gram-positif akan berwarna ungu.
Perbedaan keduanya didasarkan pada perbedaan struktur dinding sel yang berbeda dan
dapat dinyatakan oleh prosedur pewarnaan Gram. Prosedur ini ditemukan pada tahun
1884 oleh ilmuwan Denmark bernama Christian Gram dan merupakan prosedur penting
dalam klasifikasi bakteri.

15
Sumber: https://www.academia.edu/8142111/Makalah_bakteri

Bakteri gram negatif (seperti E. coli) memiliki sistem membran ganda di mana
membran pasmanya diselimuti oleh membran luar permeabel. Bakteri ini mempunyai
dinding sel tebal berupa peptidoglikan, yang terletak di antara membran dalam dan
membran luarnya.

Sumber: https://www.academia.edu/8142111/Makalah_bakteri

Banyak spesies bakteri gram-negatif yang bersifat patogen, yang berarti mereka
berbahaya bagi organisme inang. Sifat patogen ini umumnya berkaitan dengan komponen
tertentu pada dinding sel gram-negatif, terutama lapisan lipopolisakarida (dikenal juga
dengan LPS atau endotoksin). (http://id.wikipedia.org/wiki/Gram-negatif)

2. Kategori Besar II

Eubacteria Gram positif dengan dinding sel, yang terdiri dari 6 Grup.

Gambar 11. Gram positif


(http://id.wikipedia.org/wiki/Gram-positif)

Gram-positif adalah bakteri yang mempertahankan zat warna kristal violet


sewaktu proses pewarnaan Gram sehingga akan berwarna biru atau ungu di bawah
mikroskop. Disisi lain, bakteri gram-negatif akan berwarna merah atau merah muda.
Perbedaan keduanya didasarkan pada perbedaan struktur dinding sel yang berbeda dan
dapat dinyatakan oleh prosedur pewarnaan Gram. Prosedur ini ditemukan pada tahun
1884 oleh ilmuwan Denmark bernama Christian Gram dan merupakan prosedur penting
dalam klasifikasi bakteri.

Sumber: https://www.academia.edu/8142111/Makalah_bakteri

Bakteri gram positif seperti Staphylococcus aureus (bakteri patogen yang umum
pada manusia) hanya mempunyai membran plasma tunggal yang dikelilingi dinding sel
tebal berupa peptidoglikan. Sekitar 90 persen dari dinding sel tersebut tersusun atas
peptidoglikan sedangkan sisanya berupa molekul lain bernama asam teikhoat. Di sisi lain,
bakteri gram negatif (seperti E. coli) memiliki sistem membran ganda di mana membran
pasmanya diselimuti oleh membran luar permeabel. Bakteri ini mempunyai dinding sel
tebal berupa peptidoglikan, yang terletak di antara membran dalam dan membran
luarnya.

Sumber: https://www.academia.edu/8142111/Makalah_bakteri

Berikut adalah karakteristik bakteri gram positif, yaitu;

16
1. Homogen dan tebal (20-80 nm) serta sebagian besar tersusun dari peptidoglikan.
Polisakarida lain dan asam teikoat dapat ikut menyusun dinding sel.
2. Peptidoglikan (2-7 nm) di antara membran dam dan luar, serta adanya membran
luar (7-8 nm tebalnya) yang terdiri dari lipid, protein, dan lipopolisakarida
Bentuk sel.
3. Bulat, batang atau filamen
4. Bulat, oval, batang lurus atau melingkar seprti tand koma, heliks atau filamen;
beberapa mempunyai selubung atau kapsul Reproduksi
5. Pembelahan biner
6. Pembelahan biner, kadang-kadang pertunasan Metabolisme
7. kemoorganoheterotrof
8. Fototrof, kemolitoautotrof, atau kemoorganoheterotrof Motilitas
9. Kebanyakan nonmotil, bila motil tipe flagelanya adalah petritrikus
(petritrichous)
10. Motil atau nonmotil. Bentuk flagela dapat bervariasi-polar,lopotrikus
(lophtrichous), petritrikus (petritrichous). Anggota tubuh (apendase)
11. Biasanya tidak memiliki apendase
12. Dapat memiliki pili, fimbriae, tangkai Endospora
13. Beberapa grup dapat membentuk endspora
14. Tidak dapat membentuk endospor

Sumber: https://www.academia.edu/8142111/Makalah_bakteri

Bila diamati dengan mikroskop, bakteri gram positif akan berwarna ungu.
Bakteri gram positif seperti Staphylococcus aureus (bakteri patogen yang umum pada
manusia) hanya mempunyai membran plasma tunggal yang dikelilingi dinding sel tebal
berupa peptidoglikan. Sekitar 90% dari dinding sel tersebut tersusun atas peptidoglikan
sedangkan sisanya berupa molekul lain bernama asam teikhoat.

Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Gram-negatif

Berikut ini adalah perbedaan karakteristik dari bakteri Gram positif dan negatif:

Tabel 1. Perbedaan gram positif dan gram negatif.

Karakteristik Gram positif Gram negatif


Dinding sel Homogen dan tebal (20-80 nm) Peptidoglikan (2-7 nm) di antara
serta sebagian besar tersusun dari membran dam dan luar, serta
peptidoglikan. Polisakarida lain adanya membran luar (7-8 nm
dan asam teikoat dapat ikut tebalnya) yang terdii dari lipid,
menyusun dinding sel. protein, dan lipopolisakarida
Bentuk sel Bulat, batang atau filamen Bulat, oval, batang lurus atau
melingkar seprti tand koma,
heliks atau filamen; beberapa
mempunyai selubung atau kapsul
Reproduksi Pembelahan biner Pembelahan biner, kadang-
kadang pertunasan
Metabolisme Kemoorganoheterotrof Fototrof, kemolitoautotrof, atau
kemoorganoheterotrof

17
Motilitas Kebanyakan nonmotil, bila motil Motil atau nonmotil. Bentuk
tipe flagelanya adalah petritrikus flagela dapat bervariasi-
(petritrichous) polar,lopotrikus (lophtrichous),
petritrikus (petritrichous).
Anggota Biasanya tidak memiliki apendase Dapat memiliki pili, fimbriae,
tubuh tangkai
(apendase)
Endospora Beberapa grup dapat membentuk Tidak dapat membentuk
endspora endospora

3. Kategori Besar III

Eubacteria tanpa dinding sel, terdiri dari 1 Grup.

Gambar 12 . Archaebacteria dan eubacteria


(http://www.slideshare.net/kawidian_putri).

Berikut adalah karakteristik eubakteria:

1. Dinding sel tersusun atas mukopolisakarida dan peptidoglikan.


2. Sel bakteri dapat mensekresikan lendir ke permukaan dinding selnya.
3. Membran sitoplasma meliputi 8-10% dari bobot kering sel dan tersusun atas
fosfolipid dan protein.
4. Sitoplasma dikelilingi oleh membran sitoplasma.
5. Membentuk endospora untuk melindungi diri dari panas dan gangguan
alam.
6. Ada yang bergerak dengan flagela dan ada yang tidak.
Sumber: http://www.slideshare.net

18
4. Kategori Besar IV

Archaeobacteria, yang terdiri dari 5 Grup.

Gambar 13 . Archaebacteria
(http://www.archaebacteria1.jpg)

Karakteristik archaebacteria:

1. Hidup pada habitat ekstrim, seperti sumber air panas dan telaga garam
2. Bereproduksi dengan cara pembelahan biner, pembelahan berganda,
pembentukan tunas dan fragmentasi(http://www.slideshare.net/).

Tabel 2. Perbedaan archaebacteria dan eubacteria.

Karakteristik Archarbakteria Eubacteria


Nukleus Prokaiotik Prokariotik
Dinding sel Tidak mengandung Mengandung
peptidoglikan peptidoglikan
Lipid membran Beberapa Hidrokarbon tidak
hidrokarbon becabang
bercabang
RNA Beberapa jenis Satu jenis
polimerase
Intron (bagian Ada beberapa gen Tidak ada
gen yang bukan
untuk
pengkodean)
Respon Pertumbuhan tidak Pertumbuhan
terhadap terhambat terhambat
antibiotik

19
Berdasarkan bentuknya yang tetap, dindingnya yang kuat, dan adanya
kemampuan untuk hidup autotrof, maka bakteri digolongkan pada Dunia Tumbuhan.
Dunia tumbuhan pada garis besarnya dibagi atas takson – takson, seperti divisi, klas,
ordo, famili (genus), spesies, varietas (Kata ”taxa” jamak dari ”taxon” ; dan takson berarti
satuan atau kelompok) tersebut seringkali juga ada penyisipan sub kelompok, seperti sub
divisi, sub klas, sub ordo, sub famili, sub genus, sub spesies, dan sebagainya. Hal tersebut
di atas, bila kita mengacu pada dunia mahluk hidup dibagi menjadi 2 Dunia yaitu
tumbuhan dan hewan.

Sumber: https://www.academia.edu/8142111/Makalah_bakteri

Namun pada dasarnya pembagian bakteri dibagi atas 2 yaitu

1. Eubacteria ( Bakteri )

Bakteri sendiri ditemukan oleh Antony van Leeuwenhoek dan sekaligus penemu
dari mikroskop lensa tunggal, bakteri ditemukannya pada tahun 1674, dia adalah seorang
ilmuwan belanda, istilah bakteri sendiri dikenalkan oleh ilmuwan yang
bernama Ehrenberg tahun 1828.
Sumber: https://www.academia.edu/29496188/Makalah_Kingdom_Monera

A. Karakteristik dan Ciri-ciri Eubachteria


 Mikroorganisme dengan rata-rata panjang 2 – 3 µm, lebar 1 – 2 µm,
dan diameter 1 mikron
 Bersifat uniseluler, hidup secara sendiri-sendiri (soliter) atau
berkelompok (koloni)
 Bentuk sel relatif tetap karena dinding sel tersusun atas peptidoglikan
 Mampu membentuk endospora yaitu spora berdinding tebal yang
tahan terhadap kondisi lingkungan yang buruk
 Struktur tubuh tersusun atas kapsul, dinding sel, membran plasma,
sitoplasma, DNA, mesosom, ribosom, dan plasmid
 Reproduksi terjadi secara aseksual dan seksual, secara aseksual
melalui pembelahan biner dan seksual meliputi konjugasi,
transformasi, dan transduksi.
https://www.academia.edu/29496188/Makalah_Kingdom_Monera

B. Struktur Tubuh dan Fungsi Organel pada Bakteri

Gambar 2. Struktur bakteri

20
Meliputi :
 Kapsul terbuat dari karbohidrat, nitrogen, atau fosfor. Kapsul dan lapisan lendir
berfungsi untuk pelindung sel terhadap dehidrasi, cadangan makanan,
perlindungan terhadap fagositosis dan pertahanan diri. Pada umumnya kapsul
dimiliki oleh bakteri virulen. Pada bakteri parasite, kapsul dilengkapi pelindung
terhadap system pertahanan sel inang.
 Flagela dimiliki oleh beberapa prokariota sebagai alat bergerak.
 Phili atau fimbriae merupakan rambut halus yang muncul dari dinding sel
berfungsi untuk melekatkan diri ke suatu permukaan benda dan sebagai saluran
untuk menyalurkan materi genetika dalam peristiwa konjugasi
 Dinding sel tersusun dari peptidoglikan berfungsi untuk memberi bentuk,
sebagai bahan pelindung, mengatur keluar masuknya zat, dan perperan dalam
pembelahan sel
 Membran sel (membrane plasma) bakteri tersusun dari protein dan lemak
berfungsi untuk mengatur transportasi zat dari luar ke dalam sel. Membrane sel
pada sianobakteri berperan dalam fotosintesis. Didalamnya terdapat tilakoid
(kromatofor) yang mengandung pigmen fotosintesis
 Mesosom untuk pabrik energi .
 Lembar fotosintetik untuk berfotosintesis .
 Sitoplasma tempat berlangsungnya reaksi metabolik .
 DNA untuk mengontrol sintetis protein dan pembawa sifat .
 Plasmid pembawa gen tertentu dapat di transformasikan ke sel lain.
 Ribosom untuk tempat sintesis protein .
 Endospora untuk mempertahankan diri dari kondisi buruk pada salah satu ujung
sel.
Sumber: https://www.academia.edu/29496188/Makalah_Kingdom_Monera

C. Pengelompokkan Eubachteria

Eubacteria dibagi menjadi beberapa kelompok berdasarkan:


1. Berdasarkan cara mendapatkan makanan
Bakteri terbagi menjadi bakteri heterotrof dan bakteri autotrof
a. Bakteri Heterotrof adalah kelompok bakteri yang tidak dapat
menyusun bahan makanannya sendiri sehingga hidupnya tergantung
pada organisme lain.
Bakteri heterotrof terbagi menjadi 2 kelompok yaitu
 Bakteri parasit adalah bakteri yang memperoleh makanan dari
organisme yang masih hidup (inang). Jenis bakteri tersebu
biasanya menimbulkan penyakit. Contoh : Mycobacterium
tuberculosis ( penyebab TB)
 Bakteri saprob adalah bakteri bakteri yang memperoleh
makanan dari sisa organisme yang telah mati. Contoh : E.coli

Sumber: https://www.academia.edu/29496188/Makalah_Kingdom_Monera

b. Bakteri Autotrof adalah kelompok bakteri yang dapat menyusun


makanan berupa bahan organik dari bahan anorganik jadi hidupnya
tidak bergantung terhadap organisme lain karena dapat
mensintesis/menyusun makanannya sendiri
Berdasarkan sumber energi yang digunakan bakteri autotrof
dikelompokkan menjadi 2 kelompok yaitu
 Bakteri fotoautotrof adalah bakteri yang memakai sumber
energi cahaya untuk menyusun bahan organik. Bakteri
tersebut biasanya memiliki pigmen didalam tilakoidnya.
Contoh : Bacteriochlorophyll ( pigmen hijau ) dan
Bacteriopurpurin ( pigmen karotenoid ungu )

21
 Bakteri kemoautotrof adalah bakteri yang memperoleh energi
dari hasil reaksi kimia. Contoh : Nitrosococcus, Niitrobacter,
Nitrosomonas, bakteri belerang (Thiobacillus) dan bakteri
besi.

Sumber: https://www.academia.edu/29496188/Makalah_Kingdom_Monera

2. Berdasarkan bentuk
a. Basillus adalah bentuk bakteri seperti batang atau tongkat
Basillus terbagi menjadi :
 Monobasillus (tunggal tersusun dari satu basil). Contoh :
Lactobacillus, Escherichia coli, dan Salmonella typhi
 Diplobasillus (bergandengan dua-dua). Contoh : Azotobacter
 Streptobasilus (bergandengan panjang seperti rantai). Contoh :
Bacillus anthracis, dan Streptobacillus moniliformis
b. Kokus adalah bentuk bakteri seperti bola (bulat)
Kokus terbagi menjadi :
 Monokokus ( tersusun dari satu kokus ). Contoh : Neisseria
gonorrhoe (Monococcus sp)
 Diplokokus ( bergandeng dua-dua). Contoh : Diplococcus
pneumonia (Diplococcus sp)
 Streptokokus ( bergandeng panjang seperti bentuk rantai ).
Contoh : Streptococcus pyogenes, Streptococcus
thermophillus, dan Streptococcus lactis (Streptococcus sp)
 Stapilokokus ( bergerombol seperti buah anggur). Contoh :
Staphylococcus aureus (Staphylococcus sp.)
 Sarkina ( tersusun dari 8 kokus membentuk kubus).
Contoh : Sarcina s
 Tetrakokus (berbentuk bulat terdiri dari 4 kokus yang tersusun
dalam bentuk persegi)

Sumber: https://www.academia.edu/29496188/Makalah_Kingdom_Monera

Gambar 2. Pembagian bakteri berdasarkan bentuk

c. Spiral (Spirilum) adalah bentuk bakteri seperti bengkok atau spiral.


Spiral terbagi menjadi :
 Vibrio ( berbentuk koma/ bentuk lengkung setengah lingkaran
). Contoh : Vibrio comma atau Vibrio cholerae
 Spiral ( berbentuk spiral ). Contoh : Spirillum minor (
Aquaspirillum sp)

22
 Spiroketa ( berbentuk spiral halus/ bentuk lengkung seperti
kumparan ) . Contoh : Treponema pallidum (penyebab
penyakit sipilis) (Treponema sp)

Sumber: https://www.academia.edu/29496188/Makalah_Kingdom_Monera

3. Berdasarkan kebutuhan terhadap oksigen


Bakteri dapat dibedakan menjadi bakteri aerob dan bakteri anaerob.
a. Bakteri aerob adalah bakteri yang membutuhkan oksigen. Contoh :
Acetobacter, Nitrobacter, Nitrococcos, dan Nitrosomonas
https://www.academia.edu/29496188/Makalah_Kingdom_Monera

b. Bakteri anaerob adalah bakteri yang tidak menggunakan oksigen.


Contoh : Lactobacillus, Clostridium, Streptococcus, Bacillus,
Escherichia, dan Enterobacter

https://www.academia.edu/29496188/Makalah_Kingdom_Monera

4. Berdasarkan jumlah dan kedudukan flagel ( alat gerak )


Bakteri dapat dikelompokkan menjadi 5 kelompok:
a. Bakteri atrik (tidak memiliki flagel)
b. Bakteri monotrik (flagel hanya satu dan melekat pada salah satu ujung
tubuh)
c. Bakteri lofotrik (flagel banyak dan melekat pada salah satu ujung
tubuh)
d. Bakteri amfitrik (flagel banyak dan melekat pada kedua ujung tubuh)
e. Bakteri peritrik (flagel banyak dan tersebar pada seluruh permukaaan
tubuh

https://www.academia.edu/29496188/Makalah_Kingdom_Monera

5. Berdasarkan pengecatan gram


Pengecatan gram (gram stain) memisahkan bakteri ke dalam dua kelompok,
yaitu bakteri gram-positif dan bakteri gram-negatif.
a. Bakteri gram positif
Bakteri gram-positif memiliki dinding sel yang sederhana,
dengan jumlah peptidoglikan yang banyak sehingga bereaksi positif
terhadap pengecatan gram. Contoh : Enterobakteria( bakteri pengurai
yang hidup di tumbuhan yang membusuk serta bakteri yang hidup di
tubuh manusia seperti Escherichia coli dan Salmonella

23
https://www.academia.edu/29496188/Makalah_Kingdom_Monera

b. Bakteri gram negative


Bakteri gram-negatif peptidoglikannya lebih sedikit dan struktur
dinding selnya lebih kompleks, membran luarnya mengandung
lipopolisakarida. Sehingga tidak terwarnai oleh pengecatan gram.
Contoh : Klamidia ( Chlamydia trachomatis penyebab penyakit
kebutaan )

Menurut Campbell (1998:510) Eubacteria dibagi menjadi lima kelompok


yaitu Proteobacteria, Bakteri Gram positif, Cyanobacteria, Spirochetes, dan
Chlamydias

1. Proteobacteria
Proteobakteria merupakan kelompok bakteri pengikat Nitrogen (N-
Fixing Bacteria). Kelompok ini merupakan kelompok bakteri yang paling
beragam, dibedakan menjadi tiga subkelompok utama, yaitu bakteri ungu,
proteobakteri kemoautotrof, dan proteobakteri kemoheterotrof.
Bakteri ungu adalah kelompok bakteri yang bersifat fotoautotrof atau
fotoheterotrof. Bakteri ini mempunyai klorofil yang terbentuk di kantung
membran plasma. Bakteri ungu mengekstrasi elektron dari molekul selain
H2O, misalnya H2S, sehingga bakteri ini tidak membebaskan oksigen.
Sebagian besar spesiesnya adalah bakteri anaerob obligat, ditemukan dalam
endapan kolam, danau, dan lapisan lumpur. Banyak spesies yang
mempunyai flagela. Contoh bakteri ungu adalah bakteri Chromatium sp.
https://www.academia.edu/29496188/Makalah_Kingdom_Monera

Gambar 2. Chromatium sp.

Proteobakteri kemoautotrof merupakan kelompok bakteri yang hidup bebas dan


ada juga yang bersimbiosis dengan organisme lain. Bakteri ini memegang peranan
penting dalam siklus kimiawi ekosistem, misalnya berperan dalam fi ksasi nitrogen
(perubahan gas nitogen N2 di atmosfer menjadi mineral bernitrogen yang dapat
digunakan oleh tumbuhan). Contohnya adalah Rhizobium sp. yang hidup bersimbiosis
dengan membentuk bintil akar pada tanaman kacang-kacangan. Dengan simbiosis
ini, tanaman tersebut mendapatkan nutrisi dari Rhizobium sp.
Sumber: https://www.academia.edu/29496188/Makalah_Kingdom_Monera

24
Gambar 2. Rhizobium sp.

Adapun Proteobakteri kemoheterotrof adalah kelompok bakteri enterik yang


hidup di usus hewan. Bakteri ini berbentuk batang dan bersifat anaerob
fakultatif. Contoh yang tidak berbahaya adalah Escherichia coli. Sedangkan
jenis lainnya ada yang bersifat patogen, misalnya Salmonella sp. yang
menyebabkan keracunan makanan. Perhatikan gambar dibawah ini:

https://www.academia.edu/8142111/Makalah_bakteri

2. Bakteri gram positif


Sebagian besar bakteri gram-positif bersifat kemoheterotrof, walaupun
beberapa di antaranya bersifat fotosintetik. Ketika berada pada kondisi yang
sulit, bakteri ini akan membentuk endospora.
Contoh bakteri gram-positif adalah Clostridium sp. dan Bacillus sp.
Sedangkan yang yang tidak membentuk endospora, contohnya adalah
Mycoplasma sp. Ukurannya sangat kecil, bahkan dari semua sel yang
diketahui saat ini, diameternya 0,10 – 0,25 μm. Bakteri ini ditemukan dalam
tanah, dan beberapa di antaranya bersifat patogen pada hewan. Contohnya
adalah Mycoplasma pneumonia yang menyebabkan walking pneumonia
pada manusia. Selain itu, yang termasuk bakteri gram-positif adalah
Actinomycetes, yaitu bakteri tanah yung membentuk koloni menyerupai
jamur.
Contohnya adalah Streptomyces sp. yang merupakan sumber antibiotik
yang penting. Perhatikan gambar dibawah ini:

25
Gambar 4.2: Bakteri Gram Positif

https://www.academia.edu/8142111/Makalah_bakteri

3. Chlamydias
Bakteri ini merupakan patogen beberapa penyakit. Energi untuk
beraktivitas diperoleh dari inangnya. \Dinding selnya gram-negatif,
tetapi sifat tersebut tidak umum di antara bakteri karena tidak memiliki
peptidoglikan. Contoh klamidia adalah Chlamydia trachomatis. Bakteri ini
merupakan penyebab kebutaan paling umum di dunia dan juga penyebab
penyakit yang ditularkan secara seksual (nongonococcal urethritis) di
Amerika Serikat.

26
Gambar 4.3: chlamydia trachomatis

Sumber: https://www.academia.edu/8142111/Makalah_bakteri

4. Cyanobacteria
Cyanobacteria dahulu dikenal dengan nama ganggang hijau-biru
(bluegreen algae) serta dimasukkan dalam kelompok alga eukariotik. Akan
tetapi,belakangan diketahui bahwa alga ini termasuk prokariotik. Oleh
karena itulah, ganggang hijau-biru sekarang disebut Cyanobacteria dan
dikelompokkan ke dalam Eubacteria.Cyanobacteria ada yang bersel satu
dan ada yang bersel banyak.Cyanobacteria memiliki klorofil yang tersebar
di dalam plasma sel danberpigmen fikobilin, yaitu fikosianin (pigmen biru)
dan fikoeritrin (pigmenmerah). Akan tetapi, fikosianin lebih dominan
sehingga Cyanobacteriadahulu disebut ganggang hijau-biru.
Cyanobacteria hidup di berbagai habitat. Ada yang hidup di air tawardan
air laut. Bahkan suhunya pun berbeda-beda, dari yang bersuhu dingin,tropis,
bahkan ada yang tahan hidup di air panas. Cyanobacteria berkembangbiak
dengan membelah, fragmentasi, atau dengan spora. Contoh dari
Cyanobacteria adalah Nostoc, Chlorococcus, Oscillatoria, dan Anabaena
Sumber: https://www.academia.edu/8142111/Makalah_bakteri

5. Spirochetes
Spirokaeta merupakan bakteri kemoheterotrof yang berbentuk heliks.
Panjangnya mencapai 0,25 mm, tetapi karena terlalu tipis ia tidak dapat
dilihat tanpa bantuan mikroskop. Perputaran fi lamen internal mirip fl agela,
meng hasilkan gerakan seperti pem buka sumbat botol. Anggota Spirokaeta
ada yang hidup bebas dan ada yang bersifat patogen. Contohnya adalah
Treponema pallidum (penyebab penyakit sifi lis), dan Borrelia burgdorferi
(penyebabkan penyakit Lyme).
Sumber: https://www.academia.edu/8142111/Makalah_bakteri

2. Archaebacteria

Archaebacteria pada tahun 1977 oleh carl woessedan george fox. Istilah
archaebacteria berasal dari bahasa yunani yaitu archaio yang artinya kuno. Para ahli
berpendapat bahwa archaebacteria merupakan sel-sel paling kuno yang memiliki
kekerabatan dekat dengan organisme eukariotik(memiliki membran inti sel).
Archaebacteria hidup dilingkungan yang ekstrim, mirip dengan lingkungan awal
dibumi.
Archaebacteria berbeda dari Eubacteria dalam hal susunan basa nitrogen dalam
rRNA dan dalam hal komposisi membran plasma serta dinding selnya. Dinding sel
Archaebacteria tidak memiliki peptidoglikan. Meskipun secara struktural mirip

27
prokariotik uniseluler, organisme Archaebacteria lebih mirip dengan organisme
eukariotik daripada bakteri. Hal itu disebabkan transkripsi dan translasi genetiknya
mirip dengan eukariotik.
Bentuk Archaebacteria bervariasi, yaitu bulat, batang, spiral, atau tidak
beraturan. Beberapa jenis terdapat dalam bentuk sel tunggal, sedangkan jenis lainnya
berbentuk filamen atau koloni.
Reproduksinya dilakukan dengan cara membelah diri (pembelahan biner),
membentuk tunas, atau fragmentasi (cara perkembangbiakan suatu organisme dari
fragmen-fragmen atau potongan tubuh induknya). Archaebacteria sering disebut
organisme ekstermofil karena mampu hidup di lingkungan dengan kondisi yang
ekstrem, misalnya di mata air panas dan di dasar samudra. Semua anggota
Archaebacteria merupakan organisme nonpatogen.

Sumber: https://www.academia.edu/8142111/Makalah_bakteri

A. Karakteristik dan Ciri-ciri Arhaebacteria

 Struktur tubuh sederhana dan diduga sebagai makhluk yang pertama ada
di dunia.
 Ukuran tubuh 0,1-200 µm.
 Organisme prokariotik
 Dinding sel tidak memiliki peptidoglikan (peptidoglikan = polimer
karbohidrat dan protein).
 Membran plasmanya mengandung lipid dengan rantai hidrokarbon
bercabang yang tertanam pada gliserol dengan ikatan eter
 Hidup soliter (sendiri) atau berkelompok.
 Bentuk bervariasi (bulat, batang, spiral atau persegi panjang). Hidup
dilingkungan yang ekstrem (air panas, larva, dasar laut, laut dengan
kadar garam tinggi, lingkungan asam)
Sumber: https://www.academia.edu/8142111/Makalah_bakteri
B. Pengelompokkan Archaebacteria
Archaebacteria dikelompokkan menjadi :
1. Archaebacteria Metanogen
Merupakan mikroorganisme anaerob dan heterotrof yang dapat
menghasilkan methane (CH4).Hidup di Lumpur, rawa, dan saluran
pencernaan sapi, manusia, rayap dan hewan lain. Tumbuh dan
berkembang dengan baik pada suhu 98⁰C dan tidak mampu bertahan
hidup di bawah suhu 84⁰C.
Contoh archaebacteria metanogen beserta peranannya:
• Methanobacterium ruminantium (membantu mencerna selulosa dari
rumput dan menghasilkan 400 liter gas metana dalam sehari)
• Lachnospira multipara (menghidrolisis pektin).
• Ruminococcus albus (menghidrolisis glukosa)
• Methanococcus janascii hidup di lumpur dan rawa (mengeluarkan
gas metana atau gas rawa)

28
Sumber: https://www.academia.edu/8142111/Makalah_bakteri

2. Archaebacteria Ekstrem Termofil/ Thermoasidofil (suka panas dan


asam)
Merupakan mikroorganisme anaerob kemoautotrof yang menggunakan
belerang (sulfur) sebagai akseptor hidrogen untuk respirasi,
menggantikan oksigen Anggota kelompok ini dapat ditemukan di
lingkungan yang sangat asam dan bersuhu sangat tinggi. Mereka dapat
hidup di lingkungan yang bersuhu 60 – 80 ⁰C dengan pH 2 – 4 misalnya
di bawah gunung berapi dan lubang hidrotermal di dasar samudra..
Contohnya adalah Sulfolobus solfataricus, Geogemma, Pyrodictium,
Thermoprotheus dan Sulfolobus acidorcaldarius. Sulfolobos ditemukan
dalam sumber air panas.

Sumber: https://www.academia.edu/8142111/Makalah_bakteri

3. Archaebacteria Ekstrem Halofil ( suka garam)

Sebagian besar merupakan mikroorganisme aerob dan heterotrof,


walaupun beberapa di antaranya bersifat anaerob dan fotosintetik dengan
pigmen berupa bakteriorhodopsin. Hidup di lingkungan dengan konsentrasi
garam yang tinggi (10 kali salinitas air laut), misalnya di Laut Mati dan di
Danau Great Salt (USA), serta di makanan yang diasinkan. Organisme ini
menggunakan garam untuk membentuk ATP. Contoh anggota kelompok ini
adalah Halobacterium halobium. Di dalam membran plasma Halobacterium
halobium, terdapat pigmen rodopsin yang disebut bakteriorodopsin.
Bakteriorodopsin bertanggung jawab terhadap proses pembentukan ATP pada
spesies tersebut. Contoh lainnya adalah Halobacteroides holobius.

Sumber: https://www.academia.edu/8142111/Makalah_bakteri

29
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari isi makalah di atas, dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Taksonomi merupakan cara atau upaya pengelompokan jasad hidup di dalam


kelompok atau takson yang sesuai. Pertama kali pengelompokan ini hanya untuk
lingkungan tumbuh-tumbuhan dan hewan, tetapi ternyata bahwa untuk mikroba pun
dapat digunakan. Mikroba sesuai dengan bentuk dan sifatnya termasuk kedalam
Dunia tumbuh-tumbuhan.

2. Tata cara atau aturan penamaan bakteri menurut nomenklatur adalah tata nama
binomial. Tata nama binomial (binomial berarti 'dua nama') merupakan aturan
penamaan baku bagi semua organisme (makhluk hidup) yang terdiri dari dua kata
dari sistem taksonomi (Biologi), dengan mengambil nama genus dan nama spesies.
Nama yang dipakai adalah nama baku yang diberikan dalam bahasa Latin atau
bahasa lain yang dilatinkan.

3. Kelompok bakteri secara garis besar digolongkan menjadi 4 kategori besar, yakni :
Kategori Besar I Eubacteria Gram negative, Kategori Besar II Eubacteria Gram
positif, Kategori Besar III Eubacteria tanpa dinding sel, dan Kategori Besar IV
Archaeobacteria.

4. Berdasarkan cara mendapatkan makanan bakteri terbagi menjadi bakteri heterotrof


dan bakteri autotroph, Berdasarkan bentuk yaitu bacillus, kokus dan spiral,
Berdasarkan kebutuhan terhadap oksigen bakteri dapat dibedakan menjadi bakteri
aerob dan bakteri anaerob, Berdasarkan pengecatan gram (gram stain) memisahkan
bakteri ke dalam dua kelompok, yaitu bakteri gram-positif dan bakteri gram-negatif.

30
DAFTAR PUSTAKA

Filza Hazny, Pengantar tentang Bakteri.http://filzahazny.wordpress.com/2008/


02/16/pengantar-tentang-bakteri/

http://digilib.unila.ac.id/17401/2/Bab%20II%20Riki%20baru.pdf

http://catkitty-catkitty.blogspot.com/2012/01/taksonomi-mikroba.html

https://www.academia.edu/6314918/Makalah_Taksonomi

https://pakarbiologi.blogspot.com/2016/04/tata-nama-binomial-nomenclature.html

https://www.academia.edu/8142111/Makalah_bakteri

http://id.wikipedia.org/wiki/Gram-negatif

http://www.slideshare.net/kawidian_putri

http://www.slideshare.net

https://www.academia.edu/29496188/Makalah_Kingdom_Monera

31

Anda mungkin juga menyukai