untuk menyelidiki ukuran bakteri, dalam pemeriksaan mikrobiologis biasanya digunakan satuan
micron (diberi symbol huruf m), seperti pada pengukuran virus.
Bakteri yang biasa diteliti di laboratorium kebanyakan berukuran antara 0,5 2 m lebarnya dan
1 5 m panjangnya. Ukuran-ukuran yang menyimpang dari ketentnuan tersebut banyak pula.
Pada dasarnya bakteri yang umurnya 2 sampai 6 jam memiliki ukuran lebih besar dari pada
bakteri yang umurnya lebih dari 24 jam. Dahulu, pengukuran ini dilakukan dengan jalan
membandingkan ukuran butir darah merah, yang pada waktu itu sudah diketahui besarnya.
Sekarang pengukuran yang lebih tepat dilakukan dengan alat micrometer yang diletakkan pada
lensa okuler, dan skala yang terdapat pada micrometer ini dibandingkan dengan micrometer yang
diletakkan pada kaca objektif (stage micrometer). Di samping itu, bidang penglihatan dapat
ditaksir dari pembesaran yang diperoleh dari mikroskop yang digunakan, seperti yang terlihat
pada Tabel berikut:
Lensa Objektif Perbesaran Diameter bidang penglihatan
Objektif 16 mm (2/3 in) 100 2,10 mm
Objektif 4 mm (1/6 in) 440 0,40 mm
Obejktif rendam minyak 1,8 mm (1/12 in) 950 0,20 mm
B. STRUKTUR SEL BAKTERI
Dalam pembahasan ini akan dibahas terlebih dahulu mengenai struktur sel prokariotik dan
struktur sel eukariotik untuk dijadikan sebagai perbandingan secara strukturnya.
Beberapa perbedaan sel prokariotik dan eukariotik secara struktur selnya terdapat dalam table
berikut ini.
Cirri Pembeda Sel prokariotik (Bakteri) Sel eukariotik
Dinding sel + - / +
Membrane sitoplasma (Membran sel) + +
Bagian sitoplasma:
- Retikulum endoplasma
- Badan golgi
- Mitokondria
- Ribosom
- Kloroplas
- vakuola
- Mesosom
- Mikrotubulus
- Miktofilamen
Bahan nucleus (dibatasi membrane) - +
Flagella + + / Silia + + / Pada tiap tingkatan, struktur sel prokariotik lebih sederhana dari pada sel eukariotik dengan
kekcualian, yaitu dinding sel mungkin lebih kompleks.
Bakteri tersusun atas dinding sel dan isi sel. Di sebelah luar dinding sel terdapat selubung atau
kapsul. Di dalam sel bakteri tidak terdapat membrane dalam (endomembran) dan organel
bermembran seperti kloroplas dan mitokondria. Secara umum sel bakteri gambarnya dapat
ditampilkan sebagai berikut:
Berikut akan disajikan susunan sel bakteri, berturut-turut dari dinding sel, membrane sitoplasma,
dan sitoplasma.
1. Dinding Sel
Dinding sel dari suatu bakteri menentukan bentuk sel. Dinding sel bakteri amat kaku sehingga
memungkinkan bakteri mengatasi kosentrasi osmosis yang sangat berbeda-beda dan sitoplasma
tidak dapat mengembang melampaui batas dinding yang kaku itu.
Meskipun dinding sel bersifat permeable terhadap molekul-molekul yang besar tetapi enzim sel
nuclease dan fosfatase dapat tertahan, karena enzim-enzim ini terperangkap dalam periplasma,
yaitu daerah antara dinding dan membrane sel. Spesifitas imunologis sel seringkali disebabkan
karena komponen-komponen kimia dari dinding sel tersebut. Beberapa komponen dari dinding
sel seperti asam teikoat dan lipopolisakarida melindungi sel dari kegiatan lisis enzim, sedangkan
zat-zat lain menentukan reaksi sel pada pengecatan Gram dan ada pula yang menarik dan
mengikat bakteriofage.
Kekakuan dan kekutan dinding sel ini terutama disebabkan oleh serat-serat yang kuat yang
umumnya tersusun dari heteropolimer yang disebut peptidoglikan atau mukopeptida, tetapi juga
disebut glikopeptida, muropeptida, glikosamino-peptida, mukokompleks, murein dan
sebagainya. Serat-serat ini membentuk anyaman yang kuat. Anyaman ini tidak merupakan
struktur yang padat (solid), sehingga tidak menghalangi masuknya air, zat-zat makanan seperti
mineral, glukosa, asam amino dan bahkan molekul-molekul organic yang lebih besar.
Bakteri dapat dikelompokkan sebagai bakteri Gram positif dan bakteri Gram negative
berdasarkan responnya terhadap pewarnaan Gram.
Lapisan Peptidoglikan
Merupakan polimer kompleks yang teridi atas 3 bagian, yaitu:
a. Rangka dasar, terdiri atas rangkaian asam N-asetilglukosamin dan asam N-asetilmuramat yang
disusun berselang seling.
b. Rantai samping, terdiri atas tetrapeptida yang melekat pada asam N-asetilmuramat.
c. Sambungan silang, yang terdiri atas seperangkat peptide yang identik.
Semua rantai peptidoglikan memiliki hubungan silang satu sama lain, yang menunjukkan bahwa
tiap lapisan peptidoglikan merupakan suatu molekul raksasa. Pada bakteriGram positif, terdapat
40 lapisan peptidoglikan yang merupakan 50% dari bahan dinding sel, sedangkan pada bakteri
Gram negative hanya satu atau dua lapisan peptidoglikan sekitar 5 10% dari bahan dinding sel.
Berikut hasil analisis dari dinding sel yang menunjukkan perbedaan antara susunan dinding sel
bakteri Gram positif dan bakteri Gram negative:
No Gram positif Gram negative
1. Komponen terbesar terdiri dari peptidoglikan atau mukopeptida Terdiri dari 3 lapisan:
a. Lapisan dalam adalah mukopeptida
b. Lapisan luar terdiri dari lapisan:
1) Lipopolisakarida
2) Lipoprotein
2. Pada beberapa bakteri terdapat asam teikoat Tidak ada asam teikoat
3. Mukopeptida mengalami lisis oleh enzim Lisozim melunakkan dinding sel, deterjen
mengadakan disorganisasi dinding itu dengan merusak lapisan lipida.
4. Dinding sel tebal, 25 30 nm Dinding sel tipis, 10 15 nm
Fungsi dari dinding sel bakteri dapat kita simpulkan sebagai berikut:
a. pelindung terhadap tekanan osmosis
b. pembelahan sel
c. biosintesis bagi dirinya sendiri
d. dinding sel merupakan determinan dari antigen permukaan bakteri
e. sebagai aktivitas endotoksin yang tidak spesifik (lipopolisakarida)
2. Membran Sitoplasma
Membran sitoplasma disebut juga membrane sel. Komposisi membrane sitoplasma terdiri atas
fosfolipid dan protein. Membran tersebut sangat penting untuk sel dan mempunyai fungsi utama,
yaitu sebagai beruikut:
a. Memelihara tekanan osmosis
Memelihara tekanan osmosis intraseluler, artinya membrane sel bertindak sebagai penyangga
osmotic (osmotic barrier) dan tidak permeable terhadap zat-zat yang mengion dan zat yang tidak
mengion yang molekulnya tidak lebih besar dari gliserol.
b. Sistem transport aktif
Sistem transport aktif berfungsi untuk mengeluarkan enzim ekstraseluler dan zat-zat untuk
mempelopori pembentukan dinding sel serta mengatur pemasukan garam-garam esensial, asam
amino, dan gula-gula yang molekulnya lebih besar. Tiap system transport mempunyai fungsi
yang sangat khusus untuk suatu zat tertentu, misalnya sel dapat mengangkut fruktosa tetapi
maltosa tidak. Enzim-enzim ini seringkali disebut permeases.
c. Menyediakan tempat untuk reaksi utama enzim
Menyediakan tempat untuk reaksi-rekasi utama enzim yang berhubungan dengan metabolisme
energi. Jika merman sel itu diperiksa secara tersendiri tampak ada partikel-partikel kecil yang
bergagang pendek melekat pada sel. Partikel-partikel ini menyerupai partikel-partikel yang
ditemukan dalam mitokondria pada sel-sel eukariotik dan mengandung aktivitas ATP-ase.
Sebelah luar membrane sitoplasma terdapat ruang periplasma, dalam ruang ini pada beberapa
bakteri terdapat enzim degradatif. Jadi, molekul-molekul besar yang melalui dinding sel dapat
dipecah di tempat ini menjadi gula sederhana, asam amino, dan sebagainya yang kemudian
diangkut melalui membrane sel dengan system transport.
Akhir-akhir ini para ahli mikrobiologi tertarik pada suatu struktur semacam membrane yang
letaknya intraseluler yang diberi nama mesosom (mesos=tengah; soma=badan). Mesosom ini
adalah invaginasi dari membrane sitoplasma dan pada beberapa bakteri ada daerah-daerah di
mana membrane ini mengalami diferensiasi. Pada bakteri Gram negative, mesosom jarang
ditemukan, dan bila ada hanya merupakan lipatan sederhana dari membrane sitoplasma, sehingga
bila dinding sel hilang oleh pengaruh lisozim dan diletakkan dalam lingkungan hipotonis
sehingga terbentuk sferoplas (bentuk sel yang bulat dan akan pecah bila diletakkan dalam
lingkungan yang hipotonis), mesosom itu menghilang menjadi membrane sitoplasma yang rata.
Sebaliknya, mesosom pada bakteri Gram positif tampak jelas dan banyak. Selain itu merupakan
bagian dari membrane sitoplasma, bentuknya seperti vesika atau tubulus, sehingga bila
diperlakukan dengan lisozim dalam larutan sedikit hipotonis tampaknya seperti tubulus yang
menonjol keluar sferoplas.
Mesosom dianggap mempunyai fungsi tertentu dalam pembelahan sel dan dalam pembentukan
endospora.
bakteri.
6. Spora (Endospora)
Beberapa bakteri dapat membentuk spora, seperti pada bakteri Gram positif. Spora pada bakteri
adalah endospora, yang merupakan suatu badan yang refraktil terdapat dalam induk sel dan
merupakan suatu stadium istirahat dari sel tersebut. Endospora memiliki tingkat metabolisme
yang sangat rendah sehingga dapat bertahan hidup sampai bertahun-tahun tanpa memerlukan
sumber makanan dari luar. Bila diletakkan dalam medium pembiakan yang sesuai, spora itu
mengadakan germinasi dan menjadi sel vegetatif yang sanggup tumbuh dan bermultiplikasi
seperti biasa.
Endospora tidak mudah dicat, tahan terhadap pemanasan, pengeringan, dan terhadap bahan kimia
yang beracun. Pembentukan endospora terbatas pada beberapa genus saja, terutama dari genus
Bacillus dan Clostridium yang berbentuk batang. Sifatnya terhadap pengecatan Gram adalah
Gram positif atau gram variable pada biakan tua.
Proses pembentukan endospora secara singkat dapat melalui langkah-langkah sebagai berikut:
a. Penjajaran kembali bahan DNA menjadi filament dan invaginasi membrane sel di dekat satu
ujung sel untuk membentuk suatu struktur yang disebut bakal spora.
b. Pembentukan sederatan lapisan yang menutupi bakal spora, yaitu korteks spora diikuti dengan
selubung spora berlapis banyak.
c. Pelepasan spora bebas seraya sel induk mengalami lisis.
Sedangkan proses perkecambanhan spora menjadi sel vegetatif adalah sebagai berikut:
a. aktivasi spora dengan panas atau pengusangan
b. berkecambah
c. pertumbuhan menjadi sel vegetatif.
Struktur dan sifat-sifat endospora adalah sebagai berikut:
a. Inti, merupakan protoplas spora yang mengandung nucleus yang lengkap, semua komponen
aparat pembuat protein, dan suatu system penghasil energi berdasarkan glikolisis.
b. Dinding spora, merupakan lapisan dalam yang mengelilingi membrane dalam pada spora yang
mengandung peptidoglikan.
c. Korteks, merupakan lapisan paling tebal pada pembungkus spora yang mengandung
peptidoglikan yang istimewa dan peka terhadap lisozim dan tahan terhadap panas.
d. Pembungkus, terdiri atas protein yang menyerupai keratin yang mengandung banyak ikatan
disulfide intermolekul. Sifat tidak tembus lapisan ini menyebabkan spora relative tahan terhadap
zat-zat kimiawi antimikroba.
e. Eksosporium, merupakan selaput lipoprotein yang menagndung beberapa karbohidrat.
7. Flagel (Flagellum)
Flagel bakteri merupakan alat tambahan sebagai alat penggerak pada sel yang menyerupai
benang dan seluruhnya terdiri atas protein, dengan garis tengah 12 30 nm. Ada 3 jenis susunan
falgel, yaitu monotrika (falgel tunggal terdapat pada kutub), lofotrika (falgel pada kutub yang
multiple), atau peritrika (falgel terdapat di seluruh sisi sel).
8. Fili (Fimbria)
Banyak bakteri Gram negative memiliki tonjolan pada permukaan sel yang kaku yang
dinamakan fili (rambut) atau fimbria (daerah pinggir). Fili lebih pendek dan lebih halus dari pada
1.
2.
1.
a.
b.
Bakteri semacam itu penting karena fleksibilitas mereka yang ekstrem, kapasitas untuk
pertumbuhan cepat dan reproduksi, dan usia besar - fosil tertua yang dikenal, hampir 3,5 miliar
tahun, adalah fosil bakteri-seperti organisme.
Bakteri termasuk dalam golongan prokariota yaitu merupakan bentuk sel yang paling
sederhana yang memiliki ukuran dengan diameter dari 1 hingga 10 m. Ciri yang membedakan
prokariotik dengan eukariotik adalah inti sel di mana sel prokariotik tidak mempunyai membrane
inti sel atau nukleus yang jelas. Bakteri memiliki 2 pembagian struktur yaitu :
Struktur dasar (dimiliki oleh hampir semua jenis bakteri)
Meliputi: dinding sel, membran plasma, sitoplasma, ribosom, DNA, dan granula penyimpanan.
Struktur tambahan (dimiliki oleh jenis bakteri tertentu)
Meliputi: kapsul, flagelum, pilus(pili), klorosom, Vakuola gas dan endospora.
Morfologi Bakteri
Secara harafiah, morfologi berarti pengetahuan tentang bentuk (morphos). Morfologi
dalam cabang ilmu biologi adalah ilmu tentang bentuk organisme, terutama hewan dan tumbuhan
dan mencakup bagian-bagiannya. Morfologi bakteri dapat dibedakan menjadi dua yaitu :
Morfologi makroskopik (kolonial morfologi)
Karakterisktik koloni berdasarkan pengamatan pada plate agar
Bentuk koloni, ukuran, margin, elevasi, warna, permukaan, konsistensi
2.
a.
b.
1.
a.
b.
c.
d.
e.
2.
a.
b.
c.
1.
2.
3.
c.
1.
2.
3.
Pengamatan
mikroskop
Dinding sel
Bentuk sel
Reproduksi
pembelahan biner
kemoorganoheterotrof
fototrof, kemolitoaotutrof,
kemoorganoheterotrof
Alat gerak
Resisten
terhadap fisik
Resisten
terhadap alkali
(KOH 1%)
larut
lebih pekat
Kepekaan
Lapisan
lipid
(-)
Daya tahan
Metabolisme
Contoh - contoh bakteri gram positif dan gram negatif serta perannya dalam kehidupan
manusia.
1.
Gram positif :
2.
Gram negatif :
1.
a.
Struktur Bakteri
Struktur dasar
Struktur dasar (dimiliki oleh hampir semua jenis bakteri). Meliputi: dinding sel, membran
plasma, sitoplasma, ribosom, DNA, dan granula penyimpanan.
Dinding sel
Kebanyakan dari bakteri mempunyai dinding sel, dinding sel tersebut terdiri dari berbagai
bentuk dan ukuran tertentu pada sel bakteri. Bersifat elastic, dan terletak diantara kapsula dan
membrane sitoplasma. Susunan kimia dinding sel sangat kompleks. Dapat terdiri dari beberapa
macam bentuk seperti celulosa, hemiselulose, khitin (karbohidrat, protein, lemak yang
mengandung unsur N) tergantung dari spesies bakteri. Dinding sel ditemukan pada semua bakteri
hidup bebas kecuali pada Mycoplasma.
Fungsi dinding sel :
1.
2.
3.
4.
5.
Mempertahankan tekanan osmotik bakteri. Tekanan osmotik di dalam bakteri berkisar antara
5-20 atmosfir.
b.
Membran Plasma
Membran sel merupakan bungkus dari protoplasma. Membran sel terletak didalam dinding
sel dan tidak terikat dengan dinding sel. Berdasarkan pengujian sitokimia, membrane sel
menunjukkan adanya protein lipida dan asam-asam nukleat.
Membran sel menyerap cat-cat basa lebih kuat dari pada sitoplasma. membran yang
menyelubungi sitoplasma tersusun atas lapisan fosfolipid dan protein.
Fungsi membran sel:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
c.
Sitoplasma
Merupakan isi sel yang berupa cairan, disebut juga dengan protoplasma. Protoplasma
merupakan koloid yang mengandung karbohidrat, protein, enzim-enzim, belerang, kalsium
karbonat dan volutin.
Komponen-komponen sitoplasma :
1.
2.
3.
Inti
Adanya inti pada bakteri dapat dilihat dengan mikroskop electron, ini merupakan daerah
yang tidak tembus cahaya electron dan di dalamnya terkandung asam deoksiribonukleat (ADN).
Inti bakteri tidak memilki membrane sehingga termasuk dalam organisme prokariotik.
Ribosom
Ribosom merupakan suatu partikel sitoplasma. Kumpulan polyribosom merupakan rantai
ribosom yang menempel pada m RNA. Jumlah ribosom bervariasi sesuai dengan kondisi
pertumbuhan, sel tumbuh cepat dalam medium yang sesuai, mengandung lebih banyak ribosom
dibandingkan dengan sel tumbuh lambat dalam medium yang kurang memadai. Ribosom bakteri
terletak menyebar di sitoplasma. Hal ini terjadi karena bakteri tidak mempunyai membrane inti.
Organel ini berfungsi sebagai tempat sintesis protein.
Granula sitoplasma/granula penyimpanan makanan
Granula berfungsi sebagai tempat penyimpanan cadangan makanan karena bakteri
menyimpan cadangan makanan yang dibutuhkan. Sama seperti ribosom, granula penyimpanan
makanan tersebar pada sitoplasma. Granula penyimpanan ini berfungsi untuk menyimpan
makanan pada beberapa bakteri.
a.
b.
c.
d.
2.
a.
1.
2.
kelangsungan hidup bakteri sehingga tidak semua bakteri memiliki kapsula, ada juga yang tidak
memiliki kapsula. Jika bakteri tersebut kehilangan kapsulnya sama sekali maka ia akan dapat
kehilangan virulensinya dan dengan demikian akan kehilangan kemampuannya untuk
menyebabkan infeksi.
b.
a.
b.
c.
d.
e.
c.
d.
e.
Flagel
Flagel atau bulu cambuk adalah suatu benang halus yang keluar dari sitoplasma dan
menembus dinding sel yang digunakan bakteri sebagai alat pergerakan. Banyak spesies bakteri
yang bergerak menggunakan flagel. Hampir semua bakteri yang berbentuk lengkung dan
sebagian yang berbentuk batang ditemukan adanya flagel. Sedangkan bakteri kokus jarang sekali
memiliki flagel. Ukuran flagel bakteri sangat kecil, tebalnya 0,02 0,1 mikro, dan panjangnya
melebihi panjang sel bakteri.
Flagella dilekatkan pada tubuh sel bakteri oleh strutur kompleks yang mengandung kait
dan badan basal. Kait ini berupa struktur pendek yang melengkung yang berfungsi sebagai sendi
antara motor pada struktur basal dengan flagella. Badan basal terdiri dari cincin-cincin, satu
pasang pada bakteri gram positif dan dua pasang pada bakteri gram negative. Cinicin berlabel L
dan P tidak terdapat pada sel bakteri gram positif.
Berdasarkan letak dan jumlah flagelnya bakteri dapat dibagi menjadi 5 golongan, yaitu :
Bakteri atrik, yaitu bakteri yang tidak mepunyai flagel, contoh : Klebsiella sp dan Shigella
sp.
Bakteri monotriik yaitu bakteri yang memiliki flagel tunggal pada salah satu ujungnya.
Contoh : Vibrio cholerae
Bakteri lofotriik yaitu bakteri yang mempunyai seberkas flagel yang terletak pada salsh satu
ujungnya. Contoh : Rhodospirillum rubrum.
Bakteri amfitrik yaitu bakteri yang mempunyai masing-masing seberkas flagella atau satu
flagel yang terletak pada kedua ujungnya. Contoh : Pseudomonas aeruginosa
Bakteri peritriik yaitu bakteri yang mepunyai flagel yang terletak diseluruh permukaan sel.
Contoh : Salmonella thyposa
Pili
Pili adalah benang-benang halus yang menonjol keluar dari dinding sel. pili mirip dengan
flagel tetapi lebih pendek, kaku dan berdiameter lebih kecil dan tersusun dari protein.
Kebanyakan terdapat pada bakteri gram negative. Panjang pili sekitar 0.5-20mikron. Pili tersusun
melingkari sel, dan mempunyai jumlah kurang lebih 150 buah tiap sel. Seperti flagel, pili juga
berpangkal pada protoplasma
Pili mengandung protein yang disebut pillin. Pada garis besarnya pili merupakan alat untuk
melekat, misalnya dengan adnya pili sel-sel beberapa bakteri dapat melekat dekat dengan
permukaan medium cair dimana kadar oksigennya lebih baik. Pili juga dapat melekatkan sel satu
dengan sel lainnya. Fungsi pelekatan sel ini penting pada peristiwa konjugasi. konjugasi adalah
peristiwa penggabungan sel-sel jantan dengan betina. Sel-sel bakteri jantan dilengkapi dengan
Pili khusus yang dissebut Pili sex.
Klorosom
Struktur yang berada tepat dibawah membran plasma dan mengandung pigmen klorofil dan
pigmen lainnya untuk proses fotosintesis. Klorosom hanya terdapat pada bakteri yang melakukan
fotosintesis.
Vakuola gas
f.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Terdapat pada bakteri yang hidup di air dan berfotosintesis. Dengan mengatur jumlah gas
dalam vakuola gasnya, bakteri dapat meningkatkan atau mengurangi kepadatan sel mereka
secara keseluruhan dan bergerak ke atas atau bawah dalam air.
Endospora
Beberapa bakteri dapat membentuk endospora (spora). Endospora yaitu struktur berbentuk
bulat atau bulat lonjong, bersifat Sangat membias cahaya, sukar dicat dan Sangat resisten
terhadap factor-faktor luar yang buruk.
Fungsi spora pada bakteri bukan sebagai alat reproduksi seperti halnya pada fungi. Spora
bakteri mempunyai arti lain yaitu bentuk bakteri yang sedang dalam usaha mengamankan diri
terhadap pengaruh buruk dari luar.
Endospora mengandung sedikit sitoplasma, materi genetik, dan ribosom. Dinding
endospora yang tebal, tersusun atas protein dan menyebabkan endospora tahan terhadap
kekeringan, radiasi cahaya, suhu tinggi dan zat kimia. Jika kondisi lingkungan menguntungkan
endospora akan tumbuh menjadi sel bakteri baru.
Bakteri yang membentuk spora adalah genus Bacillus dan Clostridium selain itu juga ada
beberapa spesies dari Sarcina sp. dan Vibrio sp.
Mekanisme terjadinya sporulasi adalah sebagai berikut :
Pada tahap pertama bakteri membentuk filamen aksial. Pembentukan filamen aksial tidak
berlangsung lama.
Pembentukan septum asimetris, menghasilkan sel induk dan calon sel pra-spora. Masingmasing sel menerima DNA anakan. Selanjutnya terjadi fagositosis sel praspora oleh sel induk,
sehingga sel praspora menjadi bentukan yang disebut protoplas.
Tahap ketiga adalah perkembangan protoplas yang disebut perkembangan spora-awal
(forespore). Pada perkembangan spora-awal belum terbentuk peptidoglikan, sehingga bentuk
spora-awal tidak beraturan (amorfus).
Pembentukan korteks (peptidoglikan). Spora-awal menyintesis peptidoglikan, sehingga
spora-awal mempunyai bentuk pasti. Pembentukan peptidoglikan oleh spora-awal disebut juga
pembentukan korteks.
Pembentukan pembungkus (coat). Spora-awal menyintesis berlapis-lapis pembungkus spora.
Pembungkus spora disintesis baik secara terus-menerus maupun terputus-putus, sehingga tampak
seperti penebalan korteks. Material korteks dan pembungkus spora berbeda.
Pematangan spora. Spora bakteri menyintesis asam dipokolinat dan melakukan pengambilan
kalsium. Dua komponen ini merupakan karakteristik resistensi dan dormansi endospora.
Tahap terakhir adalah pelepasan spora. Terjadi lisis sel induk, sehingga spora yang telah
matang keluar. Tidak ada aktivitas metabolic yang terjadi sampai spora siap untuk melakukan
germinasi. Proses sporulasi ini biasanya berlangsung sekitar 15 jam.
Situasi lingkungan yang kembali menguntungkan memberikan signal untuk
prosesgerminasi. Germinasi suatu spora menghasilkan perusakan pada dinding spora
dankeluarnya sel vegetatif yang baru. Sel vegetatif yang baru ini memiliki kemampuan
untuktumbuh dan bereproduksi. Spora tunggal selama germinasi menghasilkan sebuah
selvegetatif.
Proses germinasi terdiri atas langkah-langkah sebagai berikut :
1.
2.
3.
Aktivasi : bahkan pada kondisi yang menguntungkan sekalipun, suatu spora tidakakan
bergerminasi sampai lapisan pelindungnya rusak. Kondisi seperti panas, asam,abrasi atau
senyawa mengandung sulfidril bebas mengaktifkan spora untukmelakukan germinasi
Inisiasi : saat teraktivasi, spora akan melakukan germinasi sesuai dengan kondisilingkungan.
Signal yang berbeda ada untuk spesies yang berbeda juga. Pengikatanstimulasi efektor
mengautolisis enzim yang akan melisiskan peptidoglikan. Air diserap dan kalsium dipicolinat
dilepaskan
Pembesaran : sel vegetatif baru terbentuk yang terdiri atas protoplas spora dandindingnya.
Lalu diikuti oleh aktivitas biosintesis dan pembelahan sel.
Taksonomi Nomenklatur
Untuk memahami setiap kelompok organisme perlu dilakukan pengklasifikasian. Klasifikasi, tata
nama, dan identifikasi adalah tiga hal yang berbeda tetapi saling berhubungan dalam taksonomi.
Klasifikasi dapat didefinisikan sebagai penyusunan organisme ke dalam kelompok taksonomik
berdasarkan kemiripan atau hubungannya. Klasifikasi organisme prokariotik seperti bakteri
memerlukan pengetahuan yang didapat melalui eksperimen seperti juga teknik observasi, karena
sifat-sifat biokimia, fisiologi, genetic, dan morfologi sering kali sesuai untuk deskripsi yang
akurat dari takson.
Tatanama (nomenklatur) adalah penamaan suatu organisme melalui aturan internasional menurut
ciri khasnya.
Identifikasi merujuk pada penggunaan praktis skema klasifikasi:
1. Untuk mengisolasi dan membedakan organisme yang diinginkan dari organisme yang tidak
diinginkan,
2. Membuktikan keaslian atau sifat-sifat khusus suatu biakan atau dalam situasi klinik,
3. Untuk mengisolasi dan mengidentifikasi organisme penyebab suatu penyakit.
Penamaan bertujuan untuk :
1. membedakan antara satu kelompok dengan kelompok yang lain,
2. menyusun hubungan kekerabatan antara kelompok,
3. memudahkan dalam mengenal cirri-ciri kelompok,
4. menujukkan tingkatan takson dalam taksonomi.
Dunia tumbuhan (plantae) pada garis besarnya dibagi atas divisi, kelas (classis), bangsa (ordo),
suku (famili), marga (genus), jenis (spesies). Seringkali spesies masih dibagibagi lagi atas
varietas, sedang antara takson tersebut di atas kerapkali juga ada penyisipan sub-kelompok
seperti sub-divisi, sub-kelas, sub-ordo, sub-famili, sub-genus, sub-spesies.
Sebagai contoh, kita ambil Escherichia coli yang terkenal sebagai penghuni usus tebal (kolon).
klasifikasi bakteri ini adalah:
Jenjang
Contoh
Dunia (Kingdom)
Tumbuhan (Plantae)
Divisi (Divisio)
Protophyta
Kelas (Classis)
Schizomycetes
Ordo (Ordo)
Eubacteriales
Famili (Famillia)
Enterobacteriaceae
Genus (Genus)
Escherichia
Spesies (Speciess)
coli
Untuk menyebutkan nama suatu bakteri, seperti pada organisme lainnya yajni dengan
menggunakan sistem dua nama atau binomenklatur. Artinya nama genus diikuti dengan
spesies. huruf pertama dari nama genus ditulis dengan huruf besar, sedangkan nama keterangan
spesiesnya ditulis dengan huruf kecil.
BAB II
STRUKTUR DAN MORFOLOGI BAKTERI
A.Morfologi Bakteri
Secara harafiah, morfologi berarti pengetahuan tentang bentuk (morphos). Morfologi dalam
cabang ilmu biologi adalah ilmu tentang bentuk organisme, terutama hewan dan tumbuhan dan
mencakup bagian-bagiannya. Morfologi bakteri dapat dibedakan menjadi dua yaitu :
1.Morfologi makroskopik (kolonial morfologi)
pengamatan pada plate agar Karakterisktik koloni
Bentuk koloni, ukuran, margin, elevasi, warna, permukaan, konsistensi
2.Morfologi mikroskopis (seluler morfologi)
pengamatan dibawah mikroskop. Struktur sel bakteri
Flagella, pili, kapsul, dinding sel, sitoplasma, spora, flagella, pili, kapsul.
I.Morfologi Makroskopik
Populasi bakteri tumbuh sangat cepat ketika mereka ditambahkan dan disesuaikan dengan gizi
dan kondisi lingkungan yang memungkinkan mereka untuk berkembang. Melalui pertumbuhan
ini, berbagai jenis bakteri kadang memberi penampilan yang khas. Beberapa koloni mungkin
akan berwarna, ada yang berbentuk lingkaran, sementara ada yang bentuknya tidak teratur.
Karakteristik koloni (bentuk, ukuran, margin, elevasi, warna, permukaan, konsistensi) yang
diistilahkan sebagai morfologi koloni. Morfologi koloni adalah cara para ilmuwan dapat
mengidentifikasi bakteri secara makroskopis.
A. Ukuran:
Bentuk titik
Kecil.
Moderat atau sedang
Besar
6.Tetracoccus/gaffkya : berbentuk bulat tersusun dari 4 sel berbentuk bujur sangkar, sebagai hasil
pembelahan sel kedua arah. Misalnya Pediococcus
b)Bentuk Batang
Bakteri bentuk batang dapat dibedakan ke dalam bentuk batang panjang dan batang pendek,
dengan ujung datar atau lengkung. Bentuk batang dapat dibedakan lagi atas bentuk batang yang
mempunyai garis tengah sama atau tidak sama di seluruh bagian panjangnya. Bakteri bentuk
batang dapat terdiri atas :
a.sel tunggal (monobasil), contohnya : Escherichia coli
b.bergandengan dua-dua (diplobacil), contohnya : Diplococcus pneumoniae
c.sebagai rantai (streptobacil), atau sebagai jaringan tiang (palisade), contohnya: Bacillus
anthraxis
c)Bentiuk lengkung / spiral
Bentuk lengkung/spiral pada pokoknya dapat dibagi menjadi
a.Bentuk koma (vibrio) jika lengkungnya kurang dari setengah lingkaran. contohnya Vibrio
cholera, penyebab penyakit kolera.
b.Bentuk spiral jika lengkungnya lebih dari setengah lingkaran. , contohnya Spirillium minor
yang menyebabkan demam dengan perantara gigitan tikus atau hewanpengerat lainnya.
c.Bentuk spiroseta : berupa spiral yang halus dan lentur, lebih berkelok dengan ujung lebih
runcing. contohnya Treponema pallidum, penyebab penyakit sifilis
Bentuk tubuh bakteri dipengaruhi oleh keadaan lingkungan, medium dan usia. Oleh karena itu
untuk membandingkan bentuk serta ukuran bakteri, kondisinya harus sama. Pada umumnya
bakteri yang usianya lebih muda ukurannya relatif lebih besar daripada yang sudah tua.
B.STRUKTUR BAKTERI
I.Struktur dasar
Struktur dasar (dimiliki oleh hampir semua jenis bakteri). Meliputi: dinding sel, membran
plasma, sitoplasma, ribosom, DNA, dan granula penyimpanan
1.Dinding sel
Kebanyakan dari bakteri mempunyai dinding sel, dinding sel tersebut terdiri dari berbagai bentuk
dan ukuran tertentu pada sel bakteri. Bersifat elastic, dan terletak diantara kapsula dan membrane
sitoplasma. Susunan kimia dinding sel sangat kompleks. Dapat terdiri dari beberapa macam
bentuk seperti celulosa, hemiselulose, khitin (karbohidrat, protein, lemak yang mengandung
unsur N) tergantung dari spesies bakteri. Dinding sel ditemukan pada semua bakteri hidup bebas
kecuali pada Mycoplasma.
Perbedaan dasar antara bakteri gram positif dan negatif adalah pada komponen dinding selnya.
Kompleks zat iodin terperangkap antara dinding sel dan membran sitoplasma organisme gram
positif, sedangkan penyingkiran zat lipida dari dinding sel organisme gram negatif dengan
pencucian alcohol memungkinkan hilang dari sel. Bakteri gram positif memiliki membran
tunggal yang dilapisi peptidoglikan yang tebal (25-50nm) sedangkan bakteri negatif lapisan
sebagai sumber energi. Ketika pecah di dalam tubuh, glikogen diubah menjadi glukosa, sumber
energi yang penting bagi bakteri.
Glikogen merupakan bahan cadangan utama dari bakteri enterik (40% dari berat sel pada
beberapa spesies). Contohnya: Lactobacillus sp.
3.granula polimetafosfat (metakromatik/volutin).
metakromatik, polifosfat, juga dikenal sebagai Babes-Ernst atau granula volutin, terdapat pada
Corynebacteriumdiphtheriae, Yersinia pestis, Mycobacterium tuberculosis, dan yang lainnya.
Pewarnaan granula volutin dalam berbagai warna, nampak berbeda mulai dari merah sampai biru
(contoh, secara metakromatik), dengan toluidin dan metilen biru.
d)Plasmid
Kebanyakan bakteri memiliki plasmid. Plasmid dapat dengan mudah didapat oleh
bakteri.Namun, bakteri juga mudah untuk menghilangkannya. Plasmid dapat diberikan kepada
bakteri lainnya dalam bentuk transfer gen horizontal.
II.STRUKTUR TAMBAHAN
Struktur tambahan hanya dimiliki oleh jenis bakteri tertentu. Meliputi kapsul, flagelum,
pilus/pili, klorosom, Vakuola gas dan endospora.
1.Kapsul atau lapisan lendir
adalah lapisan di luar dinding sel pada jenis bakteri tertentu. Kebanyakan bakteri mempunyai
lapisan lendir yang menyelubungi dinding sel seluruhnya Jika lapisan lender ini cukup tebal
maka bungkus ini disebut kapsula. Kapsul tersusun atas polisakarida dan air.
Fungsi kapsula :
a.melindungi sel terhadap factor lingkungan (kekeringan)
b.sebagai pengikat antar sel.
Kapsula memiliki arti penting, karena erat hubungannya dengan factor virulensi bakteri-bakteri
pathogen. Suatu bakteri pathogen apabila kehilangan kapsulnya, maka akan turun virulensinya.
Hilangnya kemampuan untuk membentuk kapsul melalui mutasi berhubungan dengan
kehilangan virulensi dan kerusakan oleh fagosit namun tidak mempengaruhi kelangsungan hidup
bakteri sehingga tidak semua bakteri memiliki kapsula, ada juga yang tidak memiliki kapsula.
Jika bakteri tersebut kehilangan kapsulnya sama sekali maka ia akan dapat kehilangan
virulensinya dan dengan demikian akan kehilangan kemampuannya untuk menyebabkan infeksi.
2.Flagel
Flagel atau bulu cambuk adalah suatu benang halus yang keluar dari sitoplasma dan menembus
dinding sel yang digunakan bakteri sebagai alat pergerakan. Banyak spesies bakteri yang
bergerak menggunakan flagel. Hampir semua bakteri yang berbentuk lengkung dan sebagian
yang berbentuk batang ditemukan adanya flagel. Sedangkan bakteri kokus jarang sekali memiliki
flagel. Ukuran flagel bakteri sangat kecil, tebalnya 0,02 0,1 mikro, dan panjangnya melebihi
panjang sel bakteri.
Flagella dilekatkan pada tubuh sel bakteri oleh strutur kompleks yang mengandung kait dan
badan basal. Kait ini berupa struktur pendek yang melengkung yang berfungsi sebagai sendi
antara motor pada struktur basal dengan flagella. Badan basal terdiri dari cincin-cincin, satu
pasang pada bakteri gram positif dan dua pasang pada bakteri gram negative. Cinicin berlabel L
dan P tidak terdapat pada sel bakteri gram positif.
Gambar A : Struktur umum dari flagella bakteri gram negative, misalnya Escherichia coli, Vibrio
cholerae, dan lain sebagainya. Kompleks tubuh basal- kait filamen yang telah di isolasi dan
diidentifikasi. Letak dari apparatus ekspor tidak ditampilkan.
Gambar B : diagram yang memperlihatkan struktur dan protein pada flagella. Protein Flif
berperan pada cincin M, S, dan lingkaran dari substruktur yang diperlihatkan, secara keseluruhan
dapat disebut cincin M,S. Lokasi FliE dan posisi cincin M,S, batang dan protein FlgB, FlgC, dan
FlgF dalam batang belum diketahui
Berdasarkan letak dan jumlah flagelnya bakteri dapat dibagi menjadi 5 golongan, yaitu :
a.Bakteri atriik, yaitu bakteri yang tidak mepunyai flagel, contohnya : Klebsiella sp dan Shigella
sp.
b.Bakteri monotriik yaitu bakteri yang memiliki flagel tunggal pada salah satu ujungnya.
Contoh : Vibrio cholerae
c.Bakteri lofotriik yaitu bakteri yang mempunyai seberkas flagel yang terletak pada salsh satu
ujungnya. Contoh : Rhodospirillum rubrum.
d.Bakteri amfitrik yaitu bakteri yang mempunyai masing-masing seberkas flagella atau satu
flagel yang terletak pada kedua ujungnya. Contoh : Pseudomonas aeruginosa
e.Bakteri peritriik yaitu bakteri yang mepunyai flagel yang terletak diseluruh permukaan sel.
Contoh : Salmonella thyposa
3.Pili
Pili adalah benang-benang halus yang menonjol keluar dari dinding sel. pili mirip dengan flagel
tetapi lebih pendek, kaku dan berdiameter lebih kecil dan tersusun dari protein. Kebanyakan
terdapat pada bakteri gram negative. Panjang pili sekitar 0.5-20mikron. Pili tersusun melingkari
sel, dan mempunyai jumlah kurang lebih 150 buah tiap sel. Seperti flagel, pili juga berpangkal
pada protoplasma
Pili mengandung protein yang disebut pillin. Pada garis besarnya pili merupakan alat untuk
melekat, misalnya dengan adnya pili sel-sel beberapa bakteri dapat melekat dekat dengan
permukaan medium cair dimana kadar oksigennya lebih baik. Pili juga dapat melekatkan sel satu
dengan sel lainnya. Fungsi pelekatan sel ini penting pada peristiwa konjugasi. konjugasi adalah
peristiwa penggabungan sel-sel jantan dengan betina. Sel-sel bakteri jantan dilengkapi dengan
Pili khusus yang dissebut Pili sex.
4.Klorosom
adalah struktur yang berada tepat dibawah membran plasma dan mengandung pigmen klorofil
dan pigmen lainnya untuk proses fotosintesis. Klorosom hanya terdapat pada bakteri yang
melakukan fotosintesis.
. Vakuola gas
terdapat pada bakteri yang hidup di air dan berfotosintesis. Dengan mengatur jumlah gas dalam
vakuola gasnya, bakteri dapat meningkatkan atau mengurangi kepadatan sel mereka secara
keseluruhan dan bergerak ke atas atau bawah dalam air.
6. Endospora
Beberapa bakteri dapat membentuk endospora (spora). Endospora yaitu struktur berbentuk bulat
atau bulat lonjong, bersifat Sangat membias cahaya, sukar dicat dan Sangat resisten terhadap
factor-faktor luar yang buruk.
Fungsi spora pada bakteri bukan sebagai alat reproduksi seperti halnya pada fungi. Spora bakteri
mempunyai arti lain yaitu bentuk bakteri yang sedang dalam usaha mengamankan diri terhadap
pengaruh buruk dari luar.
Endospora mengandung sedikit sitoplasma, materi genetik, dan ribosom. Dinding endospora
yang tebal
tersusun atas protein dan menyebabkan endospora tahan terhadap kekeringan, radiasi cahaya,
suhu tinggi dan zat kimia. Jika kondisi lingkungan menguntungkan endospora akan tumbuh
menjadi sel bakteri baru.
Bakteri yang membentuk spora adalah genus Bacillus dan Clostridium selain itu juga ada
beberapa spesies dari Sarcina sp. dan Vibrio sp.
Mekanisme terjadinya sporulasi adalah sebagai berikut :
1) Pada tahap pertama bakteri membentuk filamen aksial. Pembentukan filamen aksial tidak
berlangsung lama.
2) Pembentukan septum asimetris, menghasilkan sel induk dan calon sel pra-spora. Masingmasing sel menerima DNA anakan. Selanjutnya terjadi fagositosis sel praspora oleh sel induk,
sehingga sel praspora menjadi bentukan yang disebut protoplas.
3) Tahap ketiga adalah perkembangan protoplas yang disebut perkembangan spora-awal
(forespore). Pada perkembangan spora-awal belum terbentuk peptidoglikan, sehingga bentuk
spora-awal tidak beraturan (amorfus).
4) Pembentukan korteks (peptidoglikan). Spora-awal menyintesis peptidoglikan, sehingga sporaawal mempunyai bentuk pasti. Pembentukan peptidoglikan oleh spora-awal disebut juga
pembentukan korteks.
5) Pembentukan pembungkus (coat). Spora-awal menyintesis berlapis-lapis pembungkus spora.
Pembungkus spora disintesis baik secara terus-menerus maupun terputus-putus, sehingga tampak
seperti penebalan korteks. Material korteks dan pembungkus spora berbeda.
6) Pematangan spora. Spora bakteri menyintesis asam dipokolinat dan melakukan pengambilan
kalsium. Dua komponen ini merupakan karakteristik resistensi dan dormansi endospora.
7) Tahap terakhir adalah pelepasan spora. Terjadi lisis sel induk, sehingga spora yang telah
matang keluar. Tidak ada aktivitas metabolic yang terjadi sampai spora siap untuk melakukan
germinasi. Proses sporulasi ini biasanya berlangsung sekitar 15 jam.
Situasi lingkungan yang kembali menguntungkan memberikan signal untuk prosesgerminasi.
Germinasi suatu spora menghasilkan perusakan pada dinding spora dankeluarnya sel vegetatif
yang baru. Sel vegetatif yang baru ini memiliki kemampuan untuktumbuh dan bereproduksi.
Spora tunggal selama germinasi menghasilkan sebuah selvegetatif. Proses germinasi terdiri atas
langkah-langkah sebagai berikut :
1. Aktivasi : bahkan pada kondisi yang menguntungkan sekalipun, suatu spora tidakakan
bergerminasi sampai lapisan pelindungnya rusak. Kondisi seperti panas, asam,abrasi atau
senyawa mengandung sulfidril bebas mengaktifkan spora untukmelakukan germinasi
2. Inisiasi : saat teraktivasi, spora akan melakukan germinasi sesuai dengan kondisilingkungan.
Signal yang berbeda ada untuk spesies yang berbeda juga. Pengikatanstimulasi efektor
mengautolisis enzim yang akan melisiskan peptidoglikan. Air diserap dan kalsium dipicolinat
dilepaskan
3. Pembesaran : sel vegetatif baru terbentuk yang terdiri atas protoplas spora dandindingnya.
Lalu diikuti oleh aktivitas biosintesis dan pembelahan sel
Disusun Oleh :
KELOMPOK II
1. Annisa Zaki Diranty L
(A102.08.003)
(A102.08.010)
3. Emi Endraswati
(A102.08.023)
(A102.08.034)
Bakteri, berasal dari kata Latin, bacterium (jamak, bacteria); adalah kelompok raksasa
dari organisme hidup. Mereka sangatlah kecil (mikroskopik) dan kebanyakan uniselular (bersel
tunggal), dengan struktur sel yang relatif sederhana tanpa nukleus/inti sel, sitoskeleton, dan
organel lain seperti mitokondria dan kloroplas.
Bakteri adalah yang paling berkelimpahan dari semua organisme. Mereka tersebar
(berada di mana-mana) di tanah, air, dan sebagai simbiosis dari organisme lain. Banyak patogen
merupakan bakteri. Kebanyakan dari mereka kecil, biasanya hanya berukuran 0,5-5 m, meski
ada jenis dapat menjangkau 0,3 mm dalam diameter (Thiomargarita). Mereka umumnya
memiliki dinding sel, seperti sel hewan dan jamur, tetapi dengan komposisi sangat berbeda
(peptidoglikan). Banyak yang bergerak menggunakan flagela, yang berbeda dalam strukturnya
dari flagela kelompok lain.
Bakteri sering dikaitkan sebagai penyebab penyakit manusia dan hewan (seperti
Leptospira,
yang
menyebabkan
penyakit
serius
ternak).
Namun,
beberapa
bakteri,
Actinomycetes, menghasilkan antibiotik seperti streptomisin dan nocardicin; yang lainnya hidup
bersimbiosis dengan hewan (termasuk manusia) atau tempat lain di tubuh mereka, atau pada akar
tanaman tertentu, mengubah nitrogen menjadi bentuk yang dapat digunakan. Bakteri meletakkan
tang dalam yogurt dan roti asam di penghuni pertama; bakteri membantu untuk menguraikan
bahan organik mati; bakteri membentuk dasar jaringan makanan di banyak lingkungan. Bakteri
semacam itu penting karena fleksibilitas mereka yang ekstrem, kapasitas untuk pertumbuhan
cepat dan reproduksi, dan usia besar - fosil tertua yang dikenal, hampir 3,5 miliar tahun, adalah
fosil bakteri-seperti organisme.
Bakteri termasuk dalam golongan prokariota yaitu merupakan bentuk sel yang paling
sederhana yang memiliki ukuran dengan diameter dari 1 hingga 10 m. Ciri yang membedakan
prokariotik dengan eukariotik adalah inti sel di mana sel prokariotik tidak mempunyai membrane
inti sel atau nukleus yang jelas. Bakteri memiliki 2 pembagian struktur yaitu :
1. Struktur dasar (dimiliki oleh hampir semua jenis bakteri)
Meliputi: dinding sel, membran plasma, sitoplasma, ribosom, DNA, dan granula penyimpanan.
2. Struktur tambahan (dimiliki oleh jenis bakteri tertentu)
Meliputi: kapsul, flagelum, pilus(pili), klorosom, Vakuola gas dan endospora.
BAB II
PEMBAHASAN
Secara harafiah, morfologi berarti 'pengetahuan tentang bentuk' (morphos). Morfologi
dalam cabang ilmu biologi adalah ilmu tentang bentuk organisme, terutama hewan dan tumbuhan
dan mencakup bagian-bagiannya. Morfologi bakteri dapat dibedakan menjadi dua yaitu :
1. Morfologi makroskopik (Kolonial morfologi)
Karakteristik koloni : pengamatan pada plate agar
Colony's Shape, Ukuran, Edge / Margin, Chromogenesis / pigmentasi, Opacity, Ketinggian,
Permukaan, Konsistensi, Emulsifiability, Bau
A. BENTUK
Ada 3 macam bentuk bakteri :
1. Bentuk bulat (Kokus)
Bakteri berbentuk bulat (kokus = sferis/tidak bulat betul) dibagi mejadi bentuk bentuk sebagai
berikut:
1.) Monokokus,berbentuk bulat, satu satu, contohnya Monococcus gonorhoe.
2.) Diplokokus, bentuknya bulat bergandengan dua dua, misalnya Diplococcus pneumonia.
Diplococcus pneumonia
3.) Streptokokus, memiliki bentuk bulat bergandengan seperti rantai, sebagai hasil pembelahan sel
kesatu atau dua arah dalam satu garis.
4.) Tetrakokus, berbentuk bulat terdiri 4 sel yang tersusun dalam bentuk bujur sangkar sebagai hasil
pembelahan sel kedua arah.
5.) Sarkina, berbentuk bulat terdiri atas 8 sel yang tersusun dalam bentuk kubus sebagai hasil
pembelahan sel ketiga arah, contohnya Sarcina sp.
Sarcina sp
6.) Stafilokokus, berbentuk bulat, tersusun seperti kelompok buah anggur sebagai hasil pembelahan
sel ke segala arah.
Staphylococcus sp
Escherichia coli
Salmonella typhosae
c.
Koma (vibrio), berbentuk lengkungan kurang dari setengah lingkaran, contoh nya Vibrio
colerae, penyebab penyakit kolera.
Vibrio colerae
b.
Spiral, berupa lengkungan lebih dari setengah lingkaran , contohnya Spirillium minor yang
menyebabkan demam dengan perantara gigitan tikus atau hewan pengerat lainnya.
Spirillium minor
c.
Spiroooseta, berupa spiral yang halus dan lentur, contohnya Treponema pallidum, penyebab
penyakit sifilis.
Treponema pallidum
B. UKURAN BAKTERI
Ukuran bakteri tergantung pada spesies dan fase pertumbuhan. Ukuran bakteri ada yang sangat
kecil sehingga sukar diamati dengan mikroskop biasa. Ukuran bakteri dinyatakan dengan satuan
micron (micron = 0,001 mm). Pengukuran besarnya bakteri dapat dilakukan dengan okuler
micrometer dan obyektif micrometer. Sebagai contoh adanya variasi ukuran bakteri dapat dilihat
pada daftar berikut :
N
O
1
2
3
4
5
6
7
NAMA BAKTERI
Eschericia coli
Proteus vulgaris
Salmonella thyposae
Streptococcus lactis
Staphyllococcus aureus
Bacillus subtrilis
Bacillus anthracis
GARIS TENGAH ()
0,5
0,5 - 1
0,6 - 0,7
0,5 - 1
0,8 - 1
0,7 - 0,8
1 - 1,3
PANJANG ()
1,0 - 3,0
1,0 - 3,0
2,0 - 3,0
0,5 - 6,0
3,0 - 10,0
C. SUSUNAN SEL
Susunan sel bakteri terdiri dari :
1. Inti
Adanya inti pada bakteri dapat dibuktikan dengan mikroskop electron. Pada mikrograf
electron, inti merupakan daerah yang tidak tembus cahaya electron. Ternyata bagian yang tidak
tertembus electron ini mnegandung asam deoksiribonukleat (ADN). Inti bakteri tidak memiliki
membran sehingga termasuk organisme prokarion.
2. Sitoplasma
Merupakan isi sel yang disebut juga protoplasma. Protoplasma merupakan koloid yang
mengandung karbohidrat, protein, enzim, kalsium karbonat dan volutin. Bakteri sering
menyimpan bahan cadangan makanan dalam bentuk granula-granula dalam sitoplasma.
Volutin adalah suatu zat yang banyak mengandung asam ribonukleat (ARN) dan yang
mudah menghisap zat warna tertentu., yaitu zat warna yang bersifat basa. Volutin terdapat pada
basil difteri, dan tampak sebagai titik-titik berwarna-warni disebut granila metakromatik.
3. Lapisan Permukaan
Lapisan permukaan dapat berupa :
a. Membrane sel
Membrane sel adalah membran yang menyelubungi sitoplasma tersusun atas lapisan
fosfolipid dan protein. Selubung sel bakteri ini mengandung daerah transpor untuk menutrisi
daerah reseptor untuk virus bakteri dan baktreiosin., mempermudah interaksi inang-parasit, di
samping sebagai tempat reaksi komponen dan antibodi, dan sering mengandung komponen
toksik untuk inang. Membran Sel ini mempunyai sifat yang semipermeabel.
Mycoplasma
GRAM (+)
GRAM (-)
struktur dindng sel tipis, 10-15
nm
dinding sel berlapis tiga,
multilayer
dinding sel mengandung lemak
lebih banyak (11-22 %)
mengandung lemak
(lipopolisakarida)
6
7
8
9
10
11
NO
BTA (-)
tidak memiliki lapisan lilin dan asam
mikolat
BTA (+)
memiliki lapisan lilin dan
asam lemak mikolat
lipid mencapai 60 % dari
berat dinding sel
1.
2.
3.
4.
(-)
D. STRUKTUR TAMBAHAN
1. Kapsul
Kebannyakan bakteri mempunyai lapisan lendir yang menyelubungi dinding sel
seluruhnya. Jika lapisan lendir ini cukup tebal, maka bungkus ini disebut kapsul. Lendir tidak
mudah menghisap zat warna, hanya dengan pewarnaan yang khusus, lendir dapat terlihat. Kapsul
berbeda dengan bahan lendir hasil metabolisme yang merupakan hasil sekresi.
Beberapa bakteri ada yang membentuk lendir sebgai hasil sekresi, apabila ditumbuhkan
pada media yang mengandung gula tertentu. Kapsul dan lendir dapat dibedakan dari segi
morfologi dan biokimianya. Kapsul adalah bagian dari sel sedangkan lendir merupakan hasil
sekresi.
Fungsi kapsula pada bakteri selain untuk melindungi sel terhadap faktor-faktor
lingkungan (misal terhdap kekeringan) juga bekerja sebagai pengikat antar sel. Kapsul
mempunyai arti penting, karena erat hubungannya dengan sifat virulensi bakteri-bakteri patogen,
apabila kehilangan kapsulnya maka akan turun virulensinya.
2. Flagel
Flagel adalah alat yang digunakan untuk gerakan bakteri. Semua bakteri yang berbentuk
lengkung dan sebagian bakteri-bakteri yang berbentuk batang mempunyai flagel. Bakteri yang
berbentuk coccus jarang sekali yang mempunyai flagel. Ukuran flagel sangat kecil dan tidak
terlihat dengan mikroskop tanpa pengecatan. Tebal flagel antara 0,02 1 mikron, tergantung dari
spesies bakteri, sedang panjangnya flagel biasanya melebihi panjangnya sel bakteri. Flagel terdiri
dari bahan protein yang elastik, disebut flagelin yang mirip dengan myosin (suatu protein pada
otot). Flagel berasal dari protoplasma, buka berasal dari dinging sel.
Berdasarkan letak dan jumlah flagelnya bakteri dapat dibagi menjadi 5 golongan, yaitu :
3. Pili
Pili adalah benang-benang halus yang menonjol keluar dari dinding sel. Kebanyakan
terdapat pada bakteri gram negative. Panjang pili berkisar antara 0,5 20 mikron. Pili tersusun
melingkari sel, mempunyai jumlah kurang lebih 150 buah tiap sel.
Pili mengandung suatu protein yang disebut pilin. Dalam garis besarnya dapat
dikatakan, bahwa pili merupakan alat untuk melekat, misalnya dengan adanya pili sel-sel
beberapa bakteri dapat melekat dekat permukaan medium cair di mana kadar oksigennya lebih
baik.
Pili juga dapat melekatkan sel satu dengan sel lainnya. Fungsi perlekatan ini penting
pada peristiwa konjugasi. Konjugasi adalah peristiwa penggabungan sel-sel jantan dengan sel-sel
betina. Sel-sel bakteri jantan dilengkapi dengan pili khusus yang disebut pili kelamin (sex pilus).
Pada waktu konjugasi sel ini melekat pada dinding sel betina.
4. Endospora
Endospora yaitu suatu benda berbentuk bulat atau bulat lonjong, bersifat sangat
membias cahaya, sukar dicat dan sangat resisten terhadap faktor-faktor luar yang jelek. Fungsi
spora pada bakteri bukan sebagai alat reproduksi seperti halnya pada fungi. Spora bakteri
mempunyai arti lain, yaitu bentuk bakteri yang sedang dalam usaha mengamankan diri terhadap
pengaruh buruk dari luar. Bakteri yang membentuk spora adalah dari genus Bacillus dan
Clostridium, selain itu juga beberapa spesies dari Sarcina sp.
Spora Bacillus sp
Menurut KNAYSI, terjadinya spora atau sporulasi itu dapat dibagi menjadi 4 tahap,
yaitu :
1.) Tahap permulaan, mula-mula koloni menunjukkan pertumbuhan yang sangat lambat.
2.) Setelah beberapa jam, terlihat adanya bahan-bahan lipoprotein yang menggumpal ke salah satu
ujung sel, sehingga ujung itu tampak padat.
3.) Maka timbullah bungkus yang menyerupai calon spora. Selubung terdiri dari 2 lapis, yaitu kulit
luar disebut eksin dan kulit dalam disebut intin. Pada beberapa spesies, intin itu menjadi dinding
sel, apabila sel melanjutkan pertumbuhannya menjadi bakteri biasa.
4.) Pada tahap yang terakhir, spora tampak berubah bentuk dan berubah volume. Endospora dapat
tetap tinggal di salah satu ujung atau ditengah-tengah sel.
Kedudukan spora bermacam-macam, ada yang terminal (jika kedudukannya di ujung),
sentral (jika kedudukannya di tengah), dan sub terminal (jika kedudukannya diantara ujung dan
tengah).
5. Klorosom
Klorosom adalah struktur yang berada tepat dibawah membran plasma dan mengandung
pigmen klorofil dan pigmen lainnya untuk proses fotosintesis. Klorosom hanya terdapat pada
bakteri yang melakukan fotosintesis. Contoh bakteri yang memiliki klorosam yaitu Rhodobacter
sphaeroides.
Rhodobacter sphaeroides
BAB III
PENUTUP
Secara harafiah, morfologi berarti 'pengetahuan tentang bentuk' (morphos). Morfologi
dalam cabang ilmu biologi adalah ilmu tentang bentuk organisme, terutama hewan dan tumbuhan
dan mencakup bagian-bagiannya. Morfologi bakteri dapat dibedakan menjadi dua yaitu
morfologi makroskopis dan morfologi mikroskopis.
Morfologi makroskopis mencakup morfologi koloni pada media plate. Sedangkan
morfologi mikroskopis mencakup struktur bakteri saat diamati di bawah mikroskop seperti
dinding sel, membran plasma, sitoplasma, ribosom, DNA, dan granula penyimpanan, kapsul,
flagelum, pilus (pili), klorosom, Vakuola gas dan endospora.
DAFTAR PUSTAKA
Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan.1989.Bakteriologi Klinik.Jakarta:Depkes RI
Crayonpedia.2010.Bentuk dan Ukuran Bakteri.
http://www.crayonpedia.org/mw/1._Bakteri_10.1. diakses pada 9 Oktober 2012
TonyB.2008.Bakteri, cirri-ciri, struktur, perkembangbiakan dan cara memanfaatkannya.
http://gurungeblog.wordpress.com/2008/11/17/bakteri-ciri-ciri-struktur-perkembangbiakanbentuk-dan-manfaatnya/. Diakses 10 Oktober 201