Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

MIKROBIOLOGI

“ PENGENDALIAN MIKROORGANISME ”

Oleh :

KELOMPOK 4

SULTANTRI TALANDA G 701 17 007

SINDI ARISKA G 701 17 230

TUTY ALAWIAH ALIAS G 701 17 115

PUTRI ZULVANI G 701 17 179

KELAS E

JURUSAN FARMASI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS TADULAKO

2019

1
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum. Wr.Wb

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan taufik dan hidayahnya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
dengan judul “Pengendalian Mikroorganisme”

Dalam penyusunan makalah ini, kami menyadari masih banyak terdapat


kekurangan-kekurangan baik dari segi penulisan, penyusunan maupun dari segi
isinya, oleh karena itu tugas saya mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun dari pembaca dan dosen pembimbing, sehingga penyusunan selanjutnya
dapat lebih sempurna.

Kami berharap semoga makalah ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita
semua.

Palu, 25 April 2019

Penyusun

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ------------------------------------------------------ ----------- I


Daftar Isi ------------------------------------------------------------- ----------- II

Bab I Pendahuluan
A.Latar Belakang ---------------------------------------------------- ----------- 4
B.Rumusan Masalah -------------------------------------------------- ----------- 4
C.Tujuan --------------------------------------------------------------- ----------- 4

Bab II Pembahasan
A.Pengertian dan Pentingnya Pengendalian Mikroorganisme ---- ----------- 5
B. Pengertian Steril dan Sterilisasi ---------------------------------------------------------------- 6
C. Macam dan Prinsip Metode Sterilisasi--------------------------------------------------------- 7

Bab III Penutup


A.Kesimpulan -------------------------------------------------------------------------------------- 11
B.Saran ---------------------------------------------------------------------------------------------- 11

Daftar Pustaka------------------------------------------------------------------------------------- 12

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pengendalian mikroba merupakan upaya pemanfaatan mikroba dalam mengoptimalkan


keuntungan peran mikroba dan memperkecil kerugiannya. Mikroorgganisme atau mikrobe adalah
organisme yang ukurannya sangat kecil yang untuk melihatnya diperlukan suatu alat yang disebut
mikroskop. Sehingga bisa juga disebut organisme mikroskopik.
Mikroba selain memberikan keuntungan juga dapat member kerugian pada manusia berupa
penyakit atau racun. Pengendalian mikroba bertujuan mencegah penyebaran penyakit dan infeksi,
membasmi mikroorganisme pada inang yang terinfeksi dan mencegah pengrusakan serta
pembusukan bahan oleh mikroba, menghambat pertumbuhan bakteri dan mencegah kontaminasi
bakteri yang tidak dikehendaki kehadirannya dalam suatu media.
Mikroorganisme dapat menyebabkan banyak bahaya dan kerusakan. Hal itu nampak dari
kemampuannya menginfeksi manusia, hewan, serta tanaman, menimbulkan penyakit yang
berkisar dari infeksi ringan sampai kepada kematian. Mikroorganisme pun dapat mencemari
makanan, dan dengan menimbulkan perubahan-perubahan kimiawi di dalamnya, membuat
makanan tersebut tidak dapat dimakan atau bahkan beracun. Kerusakan yang ditimbulkan juga
dapat terjadi pada berbagai bahan seperti kain (tekstil); kulit; struktur berkayu seperti pilar
jembatan, dan rumah-rumah; insulasi listrik yang terbuat dari plastik serta bahan-bahan organik
lainnya bahkan pula bahan bakar jet. Kerugian ekonomi yang diakibatkannya dapat sangat besar.
Karena itu adanya prosedur untuk mengendalikan pertumbuhan dan kontaminasi oleh mikroba
merupakan suatu keharusan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan pengendalian mikroorganisme dan bagaimana
pentingnya dalam kedhidupan ?
2. Apa yang dimaksud dengan steril dan sterilisasi ?
3. Apa saja metode sterilisasi dan bagaimana prinsip kerjanya ?

C. Tujuan
Tujuan dalam pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui pentingnya
pengendalian mikroorganisme, dapat membedakan istilah steril dan sterilisasi, serta
dapat mengetahui berbagai metode sterilisasi beserta prinsipnya.

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian dan Pentingnya Pengendalian

Yang dimaksud dengan mengendalikan atau dalam kata benda adalah pengendalian di sini
ialah segala kegiatan yang dapat menghambat, membasmi atau menyingkirkan
mikroorganisme. Pengendalian mikroba merupakan upaya pemanfaatan mikroba dalam
mengoptimalkan keuntungan peran mikroba dan memperkecil kerugiannya. Mikroorgganisme
atau mikrobe adalah organisme yang ukurannya sangat kecil yang untuk melihatnya diperlukan
suatu alat yang disebut mikroskop. Sehingga bisa juga disebut organisme mikroskopik. \
Mikroba selain memberikan keuntungan juga dapat member kerugian pada manusia berupa
penyakit atau racun. Pengendalian mikroba bertujuan mencegah penyebaran penyakit dan infeksi,
membasmi mikroorganisme pada inang yang terinfeksi dan mencegah pengrusakan serta
pembusukan bahan oleh mikroba, menghambat pertumbuhan bakteri dan mencegah kontaminasi
bakteri yang tidak dikehendaki kehadirannya dalam suatu media.
Mikroorganisme dapat menyebabkan banyak bahaya dan kerusakan. Hal itu nampak dari
kemampuannya menginfeksi manusia, hewan, serta tanaman, menimbulkan penyakit yang
berkisar dari infeksi ringan sampai kepada kematian. Mikroorganisme pun dapat mencemari
makanan, dan dengan menimbulkan perubahan-perubahan kimiawi di dalamnya, membuat
makanan tersebut tidak dapat dimakan atau bahkan beracun. Kerusakan yang ditimbulkan juga
dapat terjadi pada berbagai bahan seperti kain (tekstil); kulit; struktur berkayu seperti pilar
jembatan, dan rumah-rumah; insulasi listrik yang terbuat dari plastik serta bahan-bahan organik
lainnya bahkan pula bahan bakar jet. Kerugian ekonomi yang diakibatkannya dapat sangat besar.
Karena itu adanya prosedur untuk mengendalikan pertumbuhan dan kontaminasi oleh mikroba
merupakan suatu keharusan.
Pengendalian mikroorganisme sangat esensial dan penting di dalam industri dan produksi
pangan, obat-obatan, kosmetika dan lainnya. Alasan utama pengendalian organisme adalah :
1) Mencegah penyebaran penyakit dan infeksi.
2) Membasmi mikroorganisme pada inang yang terinfeksi
3) Mencegah pembusukan dan perusakan bahan oleh mikroorganisme.

Cara pengendalian mikroba :

1) Cleaning (kebersihan) dan Sanitasi


Cleaning dan Sanitasi sangat penting di dalam mengurangi jumlah populasi bakteri pada suatu
ruang/tempat. Prinsip cleaning dan sanitasi adalah menciptakan lingkungan yang tidak dapat

5
menyediakan sumber nutrisi bagi pertumbuhan mikroba sekaligus membunuh sebagian besar
populasi mikroba.
2) Desinfeksi
Desinfeksi adalah proses pengaplikasian bahan kimia (desinfektans) terhadap peralatan,
lantai, dinding atau lainnya untuk membunuh sel vegetatif mikrobial. Desinfeksi
diaplikasikan pada benda dan hanya berguna untuk membunuh sel vegetatif saja, tidak
mampu membunuh spora.
3) Antiseptis
Antiseptis merupakan aplikasi senyawa kimia yang bersifat antiseptis terhadap tubuh untuk
melawan infeksi atau mencegah pertumbuhan mikroorganisme dengan cara menghancurkan
atau menghambat aktivitas mikroba.
4) Sterilisasi
Proses menghancurkan semua jenis kehidupan sehingga menjadi steril. Sterilisasi seringkali
dilakukan dengan pengaplikasian udara panas.

B. Steril dan Sterilisasi

Steril merupakan syarat utama yang harus dipenuhi oleh suatu sediaan farmasi steril. Steril
adalah keadaan yang bebas dari mikroorganisme baik vegetatif maupun spora, baik patogen
maupun apatogen.
Steralisasi adalah suatu cara untuk membebaskan suatu benda dari semua, baik bentuk
vegetatif maupun bentuk spora. Sterilisasi adalah suatu proses untuk menghasilkan suatu keadaan
yang steril. Sterilisasi merupakan setiap proses (kimia maupun fisika) yang membunuh semua
bentuk kehidupan terutama mikroorganisme. Sterilisasi adalah suatu proses penghancuran atau
penghilangan semua bentuk kehidupan mikroorganisme dan sporanya. Sterilisasi adalah proses
penghilangan seluruh mikroorganisme dari alat kesehatan termasuk endospora bakteri .
Tujuan sterilisasi dalam mikrobiologi adalah mematikan, menghambat pertumbuhan dan
menyingkirkan semua mikroorganisme yang ada pada alat dan bahan yang akan digunakan dalam
suatu pekerjaan guna menciptakan suasana aseptis. Proses sterilisasi dipergunakan pada bidang
mikrobiologi untuk mencegah pencernaan organisme luar, pada bidang bedah untuk
mempertahankan keadaan aseptis, pada pembuatan makanan dan obat-obatan untuk menjamin
keamanan terhadap pencemaran oleh mikroorganisme dan di dalam bidang-bidang lain pun
sterilisasi ini juga penting. Steralisasi juga dikatakan sebagai tindakan untuk membunuh kuman
patogen atau kuman apatogen beserta spora yang terdapat pada alat perawatan atau kedokteran
dengan cara merebus, stoom, menggunakan panas tinggi, atau bahkan kimia.

6
C. Macam dan Prinsip Metode Sterilisasi
Bahan, alat dan meja kerja yang akan digunakan dalam praktek di laboratorium mikrobiologi
harus melalui tahap sterilisasi terlebih dahulu, hal ini bertujuan supaya pekerjaan dikerjakan
secara aseptis atau terbebas dari mikroba pencemar yang tidak diinginkan. Adapun sterilisasi yang
sering digunakan dalam praktek dasar mikrobiologi adalah sterilisasi secara fisis dengan
pemanasan, yang dibagi menjadi sterilisasi kering dan sterilisasi basah.
Secara umum sterilisasi dapat dilakukan dengan 3 metode: mekanis, fisis dan ataupun secara
kimia. Sterilisasi mekanis diantaranya menggunakan microfillter, fisis terbagi menjadi 2
penyinaran dan pemanasan, sedangkan kimia adalah dengan menggunakan bahan kimia
(desinfektan).

1. Sterilisasi secara Fisis

1) Pemanasan
a. Sterilisasi Kering (Panas Kering)
Proses sterilisasi dengan panas kering terjadi melalui mekanisme konduksi panas,
dimana panas yang terbentuk akan diabsorbsi oleh permukaan luar dari alat yang
disterilkan lalu merambat ke bagian dalam permukaan sampai akhirnya suhu untuk
sterilisasi tercapai. Sterilisasi panas kering digunakan untuk alat-alat dan bahan
dimana steam tidak dapat berpenetrasi secara mudah dan digunakan untuk peralatan
yang terbuat dari kaca
Beberapa cara yang dapat dilakukan pada sterilisasi kering adalah:
 Pemijaran
Pemijaran merupakan suatu kegiatan membakar langsung alat-alat seperti ujung
ose, ujung pinset, ujung spatula yang berbahan logam. Pemijaran dilakukan
sampai alat-alat tersebut berwarna merah pijar.

 Flaming (Jilatan Api)


Alat-alat seperti kaca objek, cawan petri yang telah berisi media, mulut
erlenmeyer yang berisi media dan jarum cukup dilakukan jilatan api atau
melewatkan alat tersebut pada nyala api bunsen. Artinya alat-alat tersebut hanya
mengalami jilatan api dan tidak sampai memijar.

 Udara Panas
Umumnya sterilisasi kering dilakukan dengan cara ini, dimana alat yang
digunakan adalah oven. Suhu yang biasa digunakan 160-1800C selama 1-2 jam.
Sterilisasi kering dengan oven ini baik dilakukan terhadap alat-alat kering yang

7
terbuat dari kaca, seperti: cawan petri, tabung reaksi, botol sampel, pipet, alat
suntik kaca, pinset, gunting, bahan-bahan yang tidak tembus uap seperti gliserin,
minyak, vaselin, bubuk, dan atau apa saja yang tidak menjadi rusak, menyala,
hangus atau menguap pada suhu tinggi. Penyusupan panas ke dalam bahan pada
metode ini berlangsung sangat lambat, oleh karena itu pada saat sterilisasi harus
dalam lapisan tipis dan jumlah yang sedikit, harus dilindungi dalam wadah
tertutup dengan cara membungkus atau menyumbat untuk mencegah kontaminasi
setelah dikeluarkan dari oven. Untuk menjamin efektivitas proses sterilisasi perlu
diperhatikan muatan (jumlah alat yang dimasukkan kedalam oven) agar tersedia
cukup ruangan untuk bergeraknya aliran udara panas.

b. Sterilisasi Basah (Panas Basah)


Sterilisasi basah dapat dilakukan dengan beberapa cara, diantaranya:
 Uap Mengalir
Merupakan sterilisasi dengan menggunakan uap pada suhu 1000C yang dialirkan
pada benda yang disterilkan secara berulang-ulang (tiga sampai empat
kalibeberapa menit) dengan selang waktu 24 jam. Atau sterilisasi dengan uap
mengalir Ini juga disebut dengan sterilisasi bertingkat atau tyndalisasi. Cara ini
dikenalkan oleh John Tyndall (1820-1893). Keuntungan cara ini ialah tidak
membutuhkan alat khusus. Namun kerugiannya membutuhkan waktu yang lama,
selain itu waktu selang antara aliran uap mengalir tersebut memungkin spora yang
resisten atau dorman (non aktif) menjadi aktif kembali menjadi sel vegetatif. Cara
ini digunakan untuk media gelatin, susu, dan karbohidrat, karena bahan-bahan
tersebut akan mengalami hidrolisis bila dipakai suhu yang lebih tinggi atau waktu
yang lebih lama.

 Penggodogan dalam Air


Penggodogan dilakukan untuk mematikan mikroorganisme yang tidak berspora.
Penggodogan dalam air mendidih atau mencapai suhu 1000C, hanya selama 5
menit biasanya sudah cukup mensterilkan untuk peralatan rumah tangga, asalkan
air benar-benar kontak secara langsung dengan alat tersebut, tidak hanya bagian
luar atau permukaan saja tetapi sampai ke bagian dalam. Akan tetapi sterilisasi
dengan cara ini dapat dilakukan dengan waktu yang lebih lama, tergantung
tingkat kontaminasi alat yang disterilkan. Keadaan steril yang tidak dapat dicapai
dengan penggodogan dalam air panas selama 1 jam dapat dilanjutkan dengan uap
mengalir. Penggodogan dapat dilakukan dengan waterbath.

8
 Uap Bertekanan
Autoklaf merupakan alat yang digunakan dalam sterilisasi menggunakan uap
dalam tekanan. Dalam autoklaf uap berada dalam keadaan jenuh, dan peningkatan
tekanan mengakibatkan suhu yang tercapai menjadi lebih tinggi. Sterilisasi cara
ini menggunakan suhu 1210C selama 15-20 menit dengan tekanan 1 atm.
Tekanan yang lebih besar akan dibutuhkan pada tempat-tempat yang lebih tinggi
dari permukaan laut. Udara yang berada dalam autoklaf harus dikeluarkan
semuanya untuk memperoleh suhu yang diinginkan (1210C). Alat dan bahan
yang disterilkan dengan cara ini akan dilewati oleh uap panas selama proses
sterilisasi berlangsung. Sehingga bahan-bahan yang disterilkan dengan cara ini
harus yang bersifat permeabel terhadap uap panas dan tidak rusak pada suhu 110-
1210C. Panas lembab sangat efektif untuk mensterilkan bahan dan alat meskipun
pada suhu yang tidak terlalu tinggi, karena ketika uap air berkondensasi pada
bahan dan alat yang disterilkan, dilepaskan panas sebanyak 686 kalori per gram
uap air pada suhu 1210C. Sterilisasi cara ini efektif untuk semua mikroorganisme,
baik vegetatif maupun spora.
Beberapa hal yang menjadi prinsip pada sterilisasi dengan autoklaf adalah:
o Sterilisasi bergantung pada uap, sehingga udara harus benar-benar
dikosongkan dari sterilisator.
o Semua bagian bahan yang disterilkan harus benar-benar dilalui oleh uap
panas, sehingga labu kosong dan tabung sebaiknya diletakkan dengan
posisi tidur agar udara tidak terperangkap di dasarnya.
o Bahan-bahan yang berpori atau yang berbentuk cair harus permeabel
tehadap uap.
o Suhu harus mencapai 1210C dan dipertahankan selama 15-20 menit.

2) Penyinaran

Sterilisasi secara fisis dapat juga dilakukan dengan penyinaran sinar UV (ultra violet).
Biasanya safety cabinet akan dilengkapi dengan lampu UV guna mensterilkan permukaan
interior safety cabinet tersebut, atau untuk mencegah kontaminasi selama proses
penurunan suhu media atau alat-alat yang baru dikeluarkan dari oven atau autoklave
sebelum digunakan. Selain itu lampu UV juga bisa dipasang dalam sebuah ruangan untuk
mensterilkan ruangan.

2. Sterilisasi Kimiawi

Biasanya digunakan senyawa desinfektan antara lain:

9
 Peralatan besar dengan menggunakan HCl, HgCl2, Formalin, Phenol, Chlorin dan
alkohol.
 Lingkungan dengan menggunakan pestisida dan antiseptis.
 Media dengan Na-Thiosulfat. Biasanya yang paling banyak digunakan adalah alkohol,
baik untuk menstrilkan alat, tangan pekerja ataupun meja kerja.

3. Sterilisasi Mekanik

Sterilisasi secara mekanik dengan menggunakan saringan berpori yang sangat kecil, biasanya
berkisar (0.22 - 0.45 mikron), sehingga mikroba tertahan pada saringan tersebut. Alat yang
dikenal dengan mikrofilter tersebut berkerja dengan gaya sentrifugasi atau pompa vakum.
Dimana pada sterilisasi ini: bakteri tertahan disaringan, virus tidak dapat tersaring, dan
digunakan untuk bahan yang tidak tahan panas dan mudah menguap, seperti vitamin, larutan
enzim dan antibiotik.

10
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan makalah yang telah dibuat mengenai pengendalian mikroorganisme dapat


disimpulkan bahwa :
1. Pengendalian mikroba merupakan upaya pemanfaatan mikroba dalam mengoptimalkan
keuntungan peran mikroba dan memperkecil kerugiannya. Mikroorgganisme atau mikrobe
adalah organisme yang ukurannya sangat kecil yang untuk melihatnya diperlukan suatu alat
yang disebut mikroskop. Sehingga bisa juga disebut organisme mikroskopik.
2. Steril adalah keadaan yang bebas dari mikroorganisme baik vegetatif maupun spora, baik
patogen maupun apatogen. Sterilisasi adalah suatu proses penghancuran atau penghilangan
semua bentuk kehidupan mikroorganisme dan sporanya.
3. Secara umum sterilisasi dapat dilakukan dengan 3 metode: mekanis, fisis dan ataupun secara
kimia. Sterilisasi mekanis diantaranya menggunakan microfillter, fisis terbagi menjadi 2
penyinaran dan pemanasan, sedangkan kimia adalah dengan menggunakan bahan kimia
(desinfektan).

11
DAFTAR PUSTAKA

Murtius. (2018). Praktek Dasar Mikrobiologi. Padang : Universitas Andalas

Fransiska.(2014). Sterilisasi. Malang : Universitas Muhammadiyah

Sehat Online. ( 2013). Pentingnya Mengendalikan Mikroorganisme dan Istilahnya. http://e-


medis.blogspot.com/2013/08/pentingnya-mengendalikan-mikroorganisme.html. April 2019

Pustaka Pangan. (2011). Pengendalian Mikroorganisme.


http://pustakapanganku.blogspot.com/2011/04/pengendalian-mikroorganisme.html. April
2019

Punya Wawasan. (2014). Pengendalian Mikroba dan Cara Pengendalian Mikroba.


https://www.punyawawasan.com/2017/04/pengendalian-mikroba-dan-cara.html. April 2019

12

Anda mungkin juga menyukai