Oleh :
Ferina Dwi Anggraeni P3.73.34.2.18.013
Rani Ramadhani P3.73.34.2.18.026
Rizka April Awaliyah P3.73.34.2.18.029
Pembimbing :
Dra. Mega Mirawati, M. Biomed.
Dengan menyebut nama Allah Swt. yang Maha Esa, Kami panjatkan puji syukur atas
kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat-Nya kepada kami. Sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah bakteriologi mengenai uji biokimia bakteri.
Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
bakteriologi. Kami harap dengan dibuatnya makalah ini akan banyak ilmu yang bermanfaat
umumnya bagi para pembaca dan khususnya bagi kami selaku penyusun.
Kelompok 1
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Suatu organisme harus diklasifikasi terlebih dahulu sebelum diidentifikasi. Hal ini
penting sekali, meskipun klasifikasi hanya menyatakan bahwa organisme ini berbeda dengan
organisme lainnya yang telah ada. Sebagai contoh agens penyebab penyakit Legionnair yang
menyebabkan pneumonia pada tahun 1976 di Phiadclphia. Organisme ini kemudian
dimasukkan kedalam genus baru yaitu Legionnella dan agens penyebabnya ialah
L.pneumophila. Setelah diklasifikasikan barulah dicari beberapa sifat yang mencirikan
organisme tersebut sehingga mudah untuk diidentifikasikan. Ciri yang digunakan haruslah
merupakan berbagai ciri yang hanya ditemukan pada organisme itu saja. Selain itu ciri yang
digunakan haruslah ciri yang mudah dilakukan seperti :
DNA homolog sangat berguna dalam klasifikasi, merupakan ciri yang tidak dapat
digunakan dalam identifikasi, oleh karena metode nya sangat rumit dan bukan merupakan
prosedur yang dilakukan sehari-hari. Identifikasi dilakukan melalui jalur “kunci”
(keyscheme). Selain itu digunakan pula tabel identifikasi, tabel ini biasanya mengandung
1
lebih banyak ciri dibandingkan jalur kunci dengan keterangan yang mudah untuk dibaca
dan dimengerti (Lay, 1992).
Biokimia adalah ilmu mengenai dasar molekuler kehidupan. Tujuan utama dari biokimia
adalah untuk mencari jawaban tentang bagaimana benda mati yang menyusun organisme
hidup berinteraksi satu dengan yang lain untuk mempertahankan dan melangsungkan
keadaan hidupnya. Biokimia telah menghasilkan konsep-konsep mendalami yang
mengungkapkan sebagian dari misteri hidup serta berbagai aplikasi praktis dalam bidang
kedokteran, pertanian, ilmu biji, dan industri (Hadioetomo, 1993).
Uji fisiologis untuk mengidentifikasi suatu bakteri. Uji fisologis yaitu uji katalase, uji
indol, uji MR, uji simmons citrate dan uji TSIA (Yulvizar, 2013).
Dari penguraian latar belakang diatas maka dilakukan praktikum yang berjudul Uji
Biokimia (Identifikasi Mikrob).
2
BAB II
PEMBAHASAN
Uji biokimia bakteri merupakan suatu cara atau perlakuan yang dilakukan untuk
mengidentifikasi dan mendeterminasi suatu biakan murni bakteri hasil isolasi melalui sifat -
sifat fisiologinya. Proses biokimia erat kaitannya dengan metabolisme sel, yakni selama
reaksi kimiawi yang dilakukan oleh sel yang menghasilkan energi maupun yang
menggunakan energi untuk sintesis komponen-komponen sel dan untuk kegiatan selular,
seperti pergerakan. Suatu bakteri tidak dapat dideterminasi hanya berdasarkan sifat-sifat
morfologinya saja, sehingga perlu diteliti sifat-sifat biokimia dan faktor-faktor yang
mempengaruhi pertumbuhannya. Ciri fisiologi ataupun biokimia merupakan kriteria yang
amat penting di dalam identifikasi spesimen bakteri yang tidak dikenal karena secara
morfologis biakan ataupun sel bakteri yang berbeda dapat tampak serupa, tanpa hasil
pegamatan fisiologis yang memadai mengenai kandungan organik yang diperiksa maka
penentuan spesiesnya tidak mungkin dilakukan. Karakterisasi dan klasifikasi sebagian
mikroorganisme seperti bakteri berdasarkan pada reaksi enzimatik maupun
biokimia. Mikroorganisme dapat tumbuh pada beberapa tipe media yang memproduksi tipe
metabolit yang dapat dideteksi dengan reaksi antara mikroorganisme dengan reagen test yang
dapat menghasilkan perubahan warna reagen (Cowan, 2004).
3
dengan penambahan reagen Ehrlich/Kovac’s yang berisi paradimetil amino
bensaldehid.
Interpretasi hasil : negatif (-) : Tidak terbentuk lapisan cincin berwarna merah
pada permukaan biakan, artinya bakteri ini tidak membentuk indol dari triptophan
sebagai sumber karbon. Positif (+) : Terbentuk lapisan cincin berwarna merah pada
permukaan biakan, artinya bakteri ini membentuk indol dari triptophan sebagai sumber
karbon(Cowan, 2004).
2.2.2 Uji MR
Media yang digunakan adalah pepton glukosa phosphat. Uji ini digunakan untuk
mengetahui adanya fermentasi asam campuran (metilen glikon).
Interpretasi hasil : negatif (-) : Tidak terjadi perubahan warna media menjadi
merah setelah ditambah methyl red 1%. Positif (+) : Terjadi perubahan warna media
menjadi merah setelah ditambahkan methyl red 1%. Artinya bakteri menghasilkan
asam campuran (metilen glikon) dari proses fermentasi glukosa yang terkandung
dalam media MR (Cowan,2004).
4
2.2.3 Uji VP
Media yang dipakai adalah pepton glukosa phosphat. Uji ini digunakan untuk
mengetahui pembentukan asetil metil karbinol (asetoin) dari hasil fermentasi glukosa.
Interpretasi hasil : negatif (-) : tidak terjadi perubahan warna media menjadi
merah setelah ditambahkan a naphtol 5% dan KOH 40%. Positif (+) : terjadi
perubahan warna media menjadi merah setelah ditambahkan a naphtol 5% dan KOH
40%, artinya hasil akhir fermentasi bakteri adalah asetil metil karbinol (asetoin)
(Colome, 2001).
5
Gambar 2.2.4 Uji Citrat (Ratna, 2012)
6
Gambar 2.2.6 Uji Urenase (Ratna, 2012).
7
konsentrasi 1% dalam pepton. Masing-masing gula gula ditambahkan indikator phenol
red.
Interpretasi hasil : negatif (-) : tidak terjadi perubahan warna media dari merah
menjadi kuning, artinya kuman tidak memfermentasi gula .Positif (+) : terjadi
perubahan warna media dari merah menjadi kuning. Artinya kuman memfermentasi
gula membentuk ditandai dengan tinta pada tutup kapas yang berbeda-beda. Untuk
glukosa tidak berwarna, laktosa berwarna ungu, maltosa berwarna merah, manitol
berwarna hijau, dan sukrosa berwarna biru. Didalam media gula- asam, positif + gas
terjadi perubahan warna media dari merah menjadi kuning. Artinya kuman
memfermentasi gula membentuk asam dan gas. Gas yang diperhitungan minimal 10%
dari tinggi tabung durham (Adam, 2001)
8
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Uji biokimia bakteri merupakan suatu cara atau perlakuan yang dilakukan untuk
mengidentifikasi dan mendeterminasi suatu biakan murni bakteri hasil isolasi melalui sifat -
sifat fisiologinya. Proses biokimia erat kaitannya dengan metabolisme sel, yakni selama
reaksi kimiawi yang dilakukan oleh sel yang menghasilkan energi maupun yang
menggunakan energi untuk sintesis komponen-komponen sel dan untuk kegiatan selular,
seperti pergerakan. Suatu bakteri tidak dapat dideterminasi hanya berdasarkan sifat-sifat
morfologinya saja, sehingga perlu diteliti sifat-sifat biokimia dan faktor-faktor yang
mempengaruhi pertumbuhannya.
Uji biokimia dilakukan untuk identifikasi bakteri terdiri dari uji TSIA, indol, rediksi nitrat,
urease, gelatin, O/F, LIA, Simmon’s Citrate, gula, oksidase dan katalase.
3.2 Saran
Dalam penyusunan makalah penulis berharap pembaca dapat memahami dan mengerti
mengenai materi dan tema di dalam makalah guna meningkatkan kesempurnaan makalah.
9
DAFTAR PUSTAKA
10