PEMBAHASAN
PENGERTIAN
Spiroket (spirochete, spirochaeta) yaitu bakteri gram-negatif, motil, berwujud ramping dan
berlekuk-lekuk. Berukuran panjang 5 – 500 mikron, dengan garis tengah 0,2 – 0,75 mikron.
Bakteri dengan morfologi unik ini banyak ditemukan di dalam lingkungan akuatik dan
binatang. Sel spiroket tersusun atas protoplasma silinder yang ditutup dengan membran
dan dinding sel. Bagian endoflagela dan protoplasma silinder akan dibungkus dengan berlapis-
lapis membran (multilayer) yang bersifat fleksibel. Membran ini disebut sebagai lapisan terluar.
Motilitas (Pergerakan)
Motilitas atau pergerakan bakteri ini diatur oleh satu atau beberapa flagela yang ada di setiap
bagian kutub bakteri tersebut. Pada spirochetes, flagelata nya bertempat di periplasma sel dan
disebut sebagai endoflagela. Spirochetes memiliki model motilitas yang unik. Endoflagela yang
dimilikinya terdapat pada bagian ujung bakteri ini dan mampu merasakan pemanjangan sampai
2/3 panjang sel. Bakteri ini memainkan usaha dengan gerakan merenggangkan atau melenturkan
dengan memanfaatkan rotasi endoflagela. Ketika kedua endoflagela berotasi dengan arah yang
sama dan protoplasma silinder memainkan usaha dengan arah yang berlawanan maka sel
spirochetes mampu memainkan usaha atau berpindah.
Klasifikasi
Berdasarkan habitat, patogenisitas, filogenik, serta sifat morfologis dan fisiologisnya, spirochetes
mampu dibedakan menjadi 6 genus.
1. Spirochaeta dan Christispira
Spirochaeta memiliki ciri-ciri anaerobik dan aerobik fakultatif serta mampu hidup merdeka di
lingkungan akuatik seperti air dan lumpur sungai, danau, samudra, dan tambak. Misalnya
yaitu S. plicatilis yang banyak terdapat di air tawar dan habitat samudra yang mengadung
H2S. Contoh lainnya yaitu S. stenostrepa dan S. aurantia. Sementara itu, Christispira tersebar
pada beberapa wujud kristal dari binatang moluska seperti tiram dan kerang. Apabila binatang
moluska tersebut memainkan usaha atau berotasi maka kehadiran bakteri Christispira mampu
diteliti secara langsung. Hal ini dikarenakan ukuran tubuhnya bakteri tersebut tergolong cukup
besar.
2. Treponema
Treponema yaitu golongan spirochetes yang bersifat anaerobik dan adalah parasit pada
manusia dan binatang (disebut juga bakteri komensal). Contoh spesies Treponema yaitu T.
pallidum, T. denticola, T. primita, T. azotonutricium, T. saccharophilum, dan lainnya. T.
pallidum adalah penyebab penyakit sifilis. Spesies ini berdiameter 0.2 µm, bersifat mikroaerofil,
dan memiliki sistem sitokrom. T. denticola adalah salah satu bakteri komensal pada rongga
mulut manusia yang mampu memfermentasikan asama amino seperti sistein dan serin untuk
pembentukan asam asetat, CO2, NH3, dan H2S. Spesies T. saccharophilum mampu hidup pada
organ pencernaan ruminansia berupa rumen yang bersifat anaerob. Bakteri ini memerankan
dalam konversi polisakarida tanaman menjadi asam lemak volatil sebagai sumber energi
binatang ruminansia. T. saccharophilum mampu memfermentasi pektin, pati, inulin, dan
polisakarida tanaman lainnya.
Morfologi:
a. Berasal dari bahasa yunani “trepein” berarti berputar dan “nema” berarti benang.
b. Halus berukuran kira-kira 0,2 mikron lebar dan 5 - 15 mikron panjang.
c. Spiral sangat tipis sehingga tidak jelas terlihat kecuali dengan lapang pandang yang gelap
atau imunoflouresen.
d. Kuman ini tidak terwarnai dengan baik, bila menggunakan pewarnaan gram, tetapi
mudah dengan metode pengendapan perak. Dengan impregnasi perak cara lefaditi,
kuman didalam jaringan dapat terlihat dengan jelas.
e. Treponema biasanya berkembang biak dengan cara transversal dan organisme yang
membelah dapat melekat satu sama lain beberapa saat.
Sifat Pertumbuhan:
a. Dalam keadaanan aerob pada suhu 25°C, T.pallidum dapat bergerak hidup dan bergerak
aktif selama 3 – 6 hari.
b. Dalam darah segar atau plasma darah yang disimpan pada suhu 4°C, kuman masih dapat
bertahan paling sedikit 24 jam.
Diagnosa labolatorium
Pemeriksaan mikroskopik
Pada stadium I :
Bersihkan lesi dengan pinset dan kain kasa dengan NaCl, tekan lesi sampai keluar
serum Ritz yang jernih (bila berdarah diulang). Dibuat preparat basah untuk mikroskop
medan gelap. Disamping itu dibuat pula preparat basah dengan tinta cina atau preparat
kering dengan pengecatan Fontana.
Ada kemungkinan hasil mikroskopik negatif, bila telah diberi pengobatan atau
pada lesi diberi antiseptik atau lesi primer telah sembuh. Untuk keadaan ini bisa
dilakukan aspirasi kelenjar limfe yang membesar. Bila perlu serum Ritz dapat dihisap
dengan kapiler, ditutup dengan paraffin. Jangan disimpan di almari pendingin atau
incubator.
Pengobatan
Penicillin merupakan obat pilihan dengan konsentrasi 0.003 unit/ml mempunyai aktifitas
treponemisidal. Pada sifilis yang kurang dari 1 tahun, kadar penicillin dipertahankan selama 2
minggu dengan satu suntikan Benzathine Penicillin G 2.4 juta unit i.m. Pada sifilis yang laten
atau lebih lama, maka Benzathine Penicillin G 2.4 juta diberikan 3 kali dengan interfal waktu
satu minggu. Pada neurosifilis diberikan Penicillin G dalam air sebanyak 20 juta unit secara i.v
tiap hari untuk selama 2-3 minggu. Antibiotika lain seperti Tetracyclin atau Erythromycin
kadang-kadang dapat dipakai sebagai pengganti. Pemantauan yang terus menerus sangat penting.
Pada neurosifilis Treponema kadang-kadang masih hidup pada pengobatan diatas.
Cara Penularan
4. Borrelia
Borelia adalah spirochaeta (lebih besar dan lebih panjang daripada Treponema), bergerak
aktif secara rotasi sepanjang sumbunya. Umumnya hidup komensal pada mukosa mulut,
tenggorokan atau genital.
Beberapa besar spesies Borrelia adalah patogen pada binatang dan manusia. Salah satunya
yaitu B. recurrentis yang mengakibatkan demam kambuh (relapsing fever) pada
manusia. Penyakit ini ditularkan melewati bantuan vektor berupa serangga seperi kutu di tubuh
manusia. Spesies B. burgdorferi juga dikenal mampu mengakibatkan penyakit Lyme yang
menginfeksi manusia dan binatang melewati perantaraan kutu. Dalam industri peternakan,
Borrelia menjadi salah satu ancaman karena mampu menyerang binatang ternak seperti burung,
kuda, dan domba.
Diagnosa Laboratorium
Bahan pemeriksaan berupa darah, diambil sewaktu terjadi demam tinggi. Pemeriksaan
dapat dilakukan dengan pewarnaan Giemsa atau Wright, tampak kuman diantara sel-sel darah
merah. Dapat pula digunakan hewan percobaan, darah disuntikkan intraperitoneal pada tikus
putih atau subkutan pada kera. Setelah 2-4 hari diambil darahnya kemudan diwarnai dan
diamati dibawah mikroskop. Selama fase demam biasanya albuminuria positif, lekosit
meninggi sampai 10.000-20.000.
Pengobatan
Dengan penisilin, eritromisin atau tetrasiklin. Epidemiologi