Laporan Praktikum
OLEH
KELOMPOK : IV (EMPAT)
KELAS : C-S1 FARMASI 2021
ASISTEN : RAHAYU ANATASYA PUTRI ABDULLAH
OLEH :
KELOMPOK IV (EMPAT)
KELAS C-S1 FARMASI 2021
Kelompok IV
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................ i
DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................... 2
1.3 Tujuan Percobaan...................................................................................... 2
1.4 Manfaat Percobaan.................................................................................... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................... 4
2.1 Dasar Teori................................................................................................ 4
2.2 Uraian Bahan ............................................................................................ 7
2.3 Uraian Media .......................................................................................... 11
2.4 Uraian Bakteri ......................................................................................... 13
2.5 Kajian Penelitian Yang Relevan ............................................................. 14
BAB III METODE PRAKTIKUM .................................................................... 16
3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan ............................................................. 16
3.2 Alat dan Bahan ........................................................................................ 16
3.3 Cara Kerja ............................................................................................... 16
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN............................................................. 19
4.1 Hasil ........................................................................................................ 19
4.2 Pembahasan............................................................................................. 21
BAB V PENUTUP.............................................................................................. 27
5.1 Kesimpulan ............................................................................................. 27
5.2 Saran ....................................................................................................... 27
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
i
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Mikrobiologi adalah ilmu yang mempelajari organisme (makhluk) kecil yang
tidak dapat dilihat dengan mata telanjang dan hanya dapat dilihat dengan mikroskop.
Organisme kecil itu disebut dengan mikroorganisme, mikroba atau jasad renik. Dalam
mikrobiologi tercakup lima kelompok mikroorganisme yaitu bakteri, jamur, alga,
protozoa dan virus. Mikroorganisme diketahui sangat beraneka ragam, dan ditemukan
pada hampir semua tempat di bumi ini. Penelitian yang dilakukan oleh ahli-ahli
mikrobiologi menghasilkan berbagai aspek penting yang menentukan berkembangnya
mikrobiologi sebagai ilmu dasar dan terapan. Kemajuan pengetahuan dalam bidang
molekuler, rekayasa genetika dan bioteknologi tidak lepas dari peran mikrobiologi
(Kandou, 2019).
Dalam mikrobiologi, dibutuhkan suatu teknik khusus untuk mempelajari
mikroorganisme. Di dalam laboratorium mikrobiologi dan bakteriologi untuk
menumbuhkan dan mempelajari sifat-sifat mikroorganisme seperti bakteri diperlukan
suatu media sebagai tempat pertumbuhan mikroorganisme. Pengembangan media
kultur bakteri memegang peranan yang sangat penting di bidang mikrobiologi. Dengan
mengisolasi suatu bakteri dan menumbuhkanya dengan media buatan kita dapat
mengidentifikasi, dan mempelajari sifat suatu bakteri.
Bakteri adalah kelompok organisme yang tidak memiliki membran inti sel.
Organisme ini termasuk ke dalam domain prokariota dan berukuran sangat kecil
(mikroskopik), serta memiliki peran besar dalam kehidupan di bumi. Beberapa
kelompok bakteri dikenal sebagai agen penyebab infeksi dan penyakit, sedangkan
kelompok lainnya dapat memberikan manfaat dibidang pangan, pengobatan, dan
industri. Struktur sel bakteri relatif sederhana: tanpa nukleus/inti sel, kerangka sel, dan
organel-organel lain seperti mitokondria dan kloroplas. Hal inilah yang menjadi dasar
perbedaan antara sel prokariot dengan sel eukariot yang lebih kompleks (Siboro,
2018).
Pertumbuhan mikroba pada umumnya sangat tergantung dan dipengaruhi oleh
faktor lingkungan, perubahan faktor lingkungan dapat mengakibatkan perubahan sifat
1
morfologi dan fisiologi. Hal ini dikarenakan, mikroba selain menyediakan nutrient
yang sesuai untuk kultivasinya, juga diperlukan faktor lingkungan yang
memungkinkan pertumbuhan optimumnya. Mikroba tidak hanya bervariasi dalam
persyaratan nutrisinya, tetapi juga menunjukkan respon yang berbeda – beda. Untuk
berhasilnya kultivasi berbagai tipe mikroba, diperlukan suatu kombinasi nutrient serta
faktor lingkungan yang sesuai.
Berdasarkan uraian diatas, maka dilakukan percobaan pengaruh lingkungan
terhadap pertumbuhan mikroorganisme, mengingat pentingnya peran percobaan ini
dilakukan khususnya dibidang kesehatan. Diharapkan pula dengan dilakukannya
percobaan ini dapat menambah wawasan dan pengalaman mahasiswa terkait dengan
bagaimana pengaruh lingkungan terhadap pertumbuhan mikroorganisme.
1.2 Rumusan Masalah
1. bagaimana pengaruh suhu terhadap pertumbuhan mikroba?
2. Bagaimana pengaruh pH terhadap pertumbuhan mikroba?
3. Bagaimana pengaruh cahaya matahari (UV) terhadap pertumbuhan mikroba?
4. Bagaimana pengaruh tekanan osmotik terhadap pertumbuhan mikroba?
5. Bagaimana pengaruh zat kimia terhadap pertumbuhan mikroba?
1.3 Tujuan Praktikum
1. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami pengaruh suhu terhadap
pertumbuhan mikroba
2. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami pengaruh pH terhadap
pertumbuhan mikroba
3. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami pengaruh cahaya matahari (UV)
terhadap pertumbuhan mikroba
4. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami pengaruh tekanan osmotik
terhadap pertumbuhan mikroba
5. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami pengaruh zat kimia terhadap
pertumbuhan mikroba
1.4 Manfaat Praktikum
1. Agar mahasiswa dapat mengetahui dan memahami pengaruh suhu terhadap
pertumbuhan mikroba
2
2. Agar mahasiswa dapat mengetahui dan memahami pengaruh pH terhadap
pertumbuhan mikroba
3. Agar mahasiswa dapat mengetahui dan memahami pengaruh cahaya matahari
(UV) terhadap pertumbuhan mikroba
4. Agar mahasiswa dapat mengetahui dan memahami pengaruh tekanan osmotik
terhadap pertumbuhan mikroba
5. Agar mahasiswa dapat mengetahui dan memahami pengaruh zat kimia
terhadap pertumbuhan mikroba
3
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Dasar Teori
2.1.1 Pengertian Mikroorganisme
Mikroorganisme adalah organisme hidup yang berukuran mikroskopis
sehingga tidak dapat dilihat dengan mata telanjang. Mikroorganisme juga merupakan
mahluk hidup yang mudah beranak pinak dan berpotensi untuk menghasilkan berbagai
produk bernilai ekonomis tinggi bagi manusia, misalnya antibiotic, vaksin dan enzim.
Potensi ini dapat termanfaatkan manakala manusia dapat membujuk mikroorganisme
ini guna menghasilkan apa yang diharapkan. Mikroorganisme merupakan makhluk
hidup yang memiliki ukuran yang sangat kecil. Mikroorganisme ada yang hanya
terdiri dari sel tunggal (uniseluler) maupun bersel banyak (multiseluler). Setiap sel
memiliki kemampuan untuk mengalami pertumbuhan, memperbanyak diri, dan
menghasilkan energi (Kumar 2012).
2.1.2 Jenis- jenis mikroorganisme
Jenis-jenis mikroorganisme menurut Ulfayani Mayasari (2020), antara lain:
1. Bakteri
Bakteri adalah organisme yang paling banyak jumlahnya dan tersebar luas
dibandingkan makhluk hidup lainnya. Bakteri memiliki ratusan ribu spesies yang
hidup di gurun pasir, salju atau es, hingga lautan. Ukuran sel bakteri pada umumnya
adalah 0,5-1,0 µm, dan mempunyai tiga bentuk dasar yaitu bulat atau kokus, batang
atau Bacillus, dan bentuk spiral
Bakteri yang keberadaanya banyak sekali ini, memungkinkan untuk menjadi
salah satu penyebab penyakit pada manusia Bakteri yang menyebabkan penyakit pada
manusia adalah bakteri patogen (Maryati,2013)
Gambar 2.1
Bakteri
4
2. Virus
Virus adalah suatu jasad renik yang berukuran sangat kecil dan hanya dapat
dilihat dengan mikroskop elektron yang menginfeksi sel organisme biologis, parasit
intraseluler obligat yang berukuran antara 20-300 nm, bentuk dan komposisi kimianya
bervariasi, tetapi hanya mengandung RNA atau DNA saja.
Partikel virus secara keseluruhan ketika berada di luar inang yang terdiri dari
asam nukleat yang dikelilingi oleh protein dikenal dengan nama virion. Virion tidak
melakukan aktivitas biosinteis dan reproduksi. Pada saat virion memasuki sel inang,
baru kemudian akan terjadi proses reproduksi. Virus ketika memasuki sel inang akan
mengambil alih aktivitas inang untuk menghasilkan komponen- komponen pembentuk
virus.Virus ukurannya sangat kecil dan dapat melalui saringan (filter) bakteri. Ukuran
virus umumnya 0,01-0,1 µ. Virus tidak dapat diendapkan dengan sentrifugasi biasa.
Untuk melihat virus diperlukan mikroskop elektron. Sifat-sifat virus yang penting
antara lain:
1) Virus hanya mempunyai 1 macam asam nuklein (RNA atau DNA)
2) Untuk reproduksinya hanya memerlukan asam nuklein saja.
3) Virus tidak dapat tumbuh atau membelah diri seperti mikrobia lainnya
Gambar 2.2
Virus
3. Fungi (Jamur)
Jamur adalah tumbuhan tanpa klorofil dan hidup bergantung dengan makhluk
hidup lainnya. Secara umum, jamur dapat didefinisikan sebagai organisme eukariotik
yang mempunyai inti dan organel. Jamur tersusun dari hifa yang merupakan benang-
benang sel tunggal panjang, sedangkan kumpulan hifa disebut dengan miselium.
Miselium merupakan massa benang yang cukup besar dibentuk dari hifa yang saling
5
membelit pada saat jamur tumbuh. Jamur mudah dikenal dengan melihat warna
miseliumnya. Jamur merupakan tanaman yang tidak memiliki klorofil sehingga tidak
bisa melakukan proses fotosintesis untuk menghasilkan makanan sendiri. Jamur hidup
dengan cara mengambil zat-zat makanan seperti selulosa, glukosa, lignin, protein dan
senyawa pati dari organisme lain (Putri, 2020)
Gambar 2.3
Fungi (Jamur)
4. Algae
Alga adalah sekelompok organisme autotrof yang tidak memiliki organ dengan
perbedaan fungsi yang nyata. Alga bahkan dapat dianggap tidak memiliki organ
seperti yang dimiliki tumbuhan seperti akar, batang, daun, dan sebagainya. Karena itu
alga pernah digolongkan pula sebagai tumbuhan bertalus. Alga merupakan organisme
yang hidup di habitat perairan baik itu di perairan air tawar ataupun air laut. Sebagian
dari spesies alga hidup di suhu yang sangat dingin seperti perairan dingin ataupun di
puncak gunung. Namun ada juga spesies alga yang hidup perairan bersuhu tinggi pada
batu-batuan dan sumber air panas seperti di Yellowstone National Park. Selain di
perairan, alga juga dapat hidup pada tanah yang lembab, pohon dan permukaan batuan
(Nurrohman, 2016)
Gambar 2.4
Algae
5. Protozoa
Protozoa merupakan hewan bersel satu dan memiliki bentuk yang bermacam-
6
macam, ada yang tetap dan tidak tetap. Pada protozoa yang berbentuk tetap ini
dikarenakan karena telah meiliki pelliculus (kulit) dan ada beberapa yang memiliki
cangkang kapur
gantii
Gambar 2.5
Protozoa
7
kelembapan diatas 85%. Udara yang sanagat kering dapat membunuh bakteri, tetapi
kadar kelembapan minimum yang diperlukan untuk mendukung pertumbuhan bakteri
bukanlah merupakan nilai pasti.
8
2.2 Uraian Bahan
2.2.1 Alkohol (Depkes RI, 1979; Rowe et al, 2009)
Nama resmi : AETHANOLUM
Nama Lain : Etanol
Rumus molekul : C2H5OH
Berat molekul : 46,07 g/mol
Rumus struktur :
H3C OH
9
Pemerian : Cairan, tidak berwarna; berasap, bau merangsang. Jika
diencerkan dengan 2 bagian air, asap dan bau hilang
Kelarutan : Mudah larut dalam air
Khasiat : Zat tambahan
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : Sebagai pereaksi
2.2.3 Aquades (Dirjen POM, 2020)
Nama Resmi : AQUA DESTILATA
Nama Lain : Aquadest, Air suling
Rumus Molekul : H2O
Berat Molekul : 18,02 g/mol
Rumus Struktur :
10
Khasiat : Dapat melarutkan berbagai zat
kase lurus urba
Kegunaan : Pelarut
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
2.2.5 Asam asetat (Kemenkes, 2014)
Rumus Struktur :
11
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : Sebagai medium pH asam
2.2.7 Natrium Klorida (Ditjen POM, 2014; Pubchem, 2022)
Nama Resmi : NATRII CHLORIDUM
Nama lain : Natrium Klorida
Rumus molekul : NaCl
Berat molekul : 58,44 g/mol
Rumus struktur :
?????
Famili : Micrococcaceae
Genus : Staphylococcus Gambar 2.6
Staphylococcus
Spesies : Staphylococcus epidermidis epidermidis
2. Morfologi Staphylococcus epidermidis
Staphylococcus epidermidis merupakan bakteri Gram positif, tidak bergerak,
tidak berspora, pada media kultur padat berbentuk kokus berkelompok tidak teratur,
12
susunannya mirip anggur, menonjol, berkilau, tidak menghasilkan pigmen, berwarna
putih porselen sehingga Staphylococcus epidermidis disebut Staphylococcus albus.
Berbentuk sferis dengan diameter 1µm dan tersebar dalam kelompok regular. Koloni
Staphylococcus epidermidis memiliki penampakan bulat halus timbul dan mengkilap,
berwarna abu-abu hingga putih, bersifat nonmotil dan tidak membentuk spora.
Staphylococcus tumbuh optimal pada suhu 37℃ dalam media aerob atau
mikroaerofilik dan membentuk pigmen terbaik (Namvar et al., 2014)
13
Agar (Na) adalah media dengan nutrisi minimal dan protein yang konsentrasi rendah.
Pertumbuhan koloni pada media ini menandakan bakteri nonfastidious dan tidak
memerlukan suplemen khusus. Natrien Agar (Na) banyak digunakan sebagai media
penyimpanan bakteri (Departemen Mikrobiologi Klinik, 2015).
b. komposisi Nutrient Agar
c. Petunjuk
Media NA (Oxoid) sebanyak 28 gram dilarutkan ke dalam 1 liter akuades,
kemudian diaduk dan dipanaskan menggunakan magnetic stirrer, setelah itu
dimasukkan ke tabung reaksi ditutup menggunakan kapas kemudian disterilkan
dengan autoclave dengan suhu 121ºC selama 15 menit.
literatur??
2.4.2 Nutrient Broth (NB)
1. Pengertian Nutrient Broth
Nutrient Broth (NB) adalah medium yang berbentuk cair dengan bahan dasar
adalah ekstrak beef dan peptone. Perbedaan konsentris antara Nutrient Agar dengan
Nutrient Broth yaitu Nutrient Agar berbentuk padat dan Nutrient Broth berbentuk cair.
Susunan kimia sama-sama sintetik. Fungsi kimia dari Nutrient Agar dan Nutrient
Broth sebagai medium umum. Medium Nutrient Broth (NB) merupakan medium yang
berwarna coklat yang memiliki konsistensi yang cair dimana medium ini berasal dari
sintetik dan memiliki kegunaan sebagai medium untuk menumbuhkan bakteri sama
seperti medium NA (Suhardi, 2013).
2. Komposisi Nutrient Broth gantii + literatur
Bahan Komposisi
Pepton 10 gram
Ekstrak daging sapi 3 gram
NaCl 5 mL gram
3. Petunjuk
14
Semua bahan tersebut dilarutkan dengan aquadest sebanyak 500ml dalam
beaker glass sambil diaduk, dan volume digenapkan menjadi 1000 mL dengan air
limbah tekstil. Diatur pH yang berkisar antara 6,8-7,2 dan dibiarkan hingga mendidih
serta homogen. Selanjutnya disterilkan pada autoklaf 121OC dengan tekanan 1,5 atm.
Pada medium NB 50% volume aquadest diganti oleh air limbah sebagai media
adaptasi bagi bakteri. lietratur?
2.5. Kajian Penelitian Yang Relevan
Jurnal yang mendukung laporan ini adalah
2.5.1 Debi Arivo, Nurul Annissatussholeha (2017), “Pengaruh Tekanan
Osmotik, Ph, Dan Suhu Terhadap Pertumbuhan Bakteri Escherichia Coli”
Vol 4, No 3.
Dalam penelitian yang berjudul “Pengaruh Tekanan Osmotik, Ph, Dan Suhu
Terhadap Pertumbuhan Bakteri Escherichia Coli” bertujuan untuk untuk mengetahui
pertumbuhan optimal bakteri E. coli berdasarkan pengaruh tekanan osmotik, pH, dan
suhu dalam pertumbuhannya. Jenis penelitian yang digunakan adalah Eksperimental
Laboratorik dengan desain Rancangan Acak Lengkap (RAL). Sampel yang digunakan
berupa bakteri E. coli. liat dikelompok yang kak so acc
15
mengindikasikan tingkat kekeruhan media terhadap pertumbuhan E. Coli. Semakin
tinggi nilai absorbansi berarti semakin keruh media pertumbuhan yang berarti semakin
banyak pertumbuhan bakteri dalam media tersebut.
16
BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Praktikum Mikrobiologi Farmasi percobaan pengaruh lingkungan terhadap
pertumbuhan mikroorganisme dilaksanakan pada hari Rabu, 2 November 2022
pukul 15.00 sampai dengan 18.00 WITA, bertempat di Laboratorium Mikrobiologi
Farmasi, Jurusan Farmasi, Fakultas Olahraga dan Kesehatan, Universitas Negeri
Gorontalo.
3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat
Adapun alat yang digunakan pada saat praktikum adalah Autoklaf, Batang
pengaduk, Bunsen, Cawan petri, Disposible, Gelas kimia, Gelas ukur, Indicator pH,
Jarum inokulum (ose), Mikropipet, Penangas air, Oven Inkubator, Rak tabung,
Tabung reaksi dan Timbangan analitik.
3.2.2 Bahan
Adapun bahan yang digunakan pada saat praktikum adalah alkohol 70%,
amonia, asam asetat, aqua pro injeksi, aquadest, medium Nutrient Agar & Nutrient
Broth, dan natrium klorida.
3.3 Cara Kerja
3.3.1 Pengaruh Suhu
1. Disiapkan empat tabung reaksi yang telah diberi etiket, masing- masing
tabung diberi tanda 5 °C, 25 °C, 37 °C, dan tabung terakhir sebagai kontrol.
2. Dimasukkan pada masing-masing tabung medium NB sebanyak 5 ml.
3. Dimasukkan masing-masing dua ose suspensi bakteri ke dalam masing-
masing tabung
4. Diinkubasi selama 1x24 jam
5. Diamati kekeruhannya
3.3.2 Pengaruh pH
18
ose suspensi bakteri ke dalam masing-masing cawan petri
5. Ditambahkan medium NA sebanyak 10 ml (suhu 45 50 °C), di homogenkan
6. Ditanamkan paper disk yang telah direndam ke dalam cawan petri kemudian
di biarkan memadat
7. Diinkubasi selama 1x24 jam
8. Diamati kekeruhannya
19
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
4.1.1 Pengaruh pH Terhadap Pertumbuhan Mikroorganisme
pH
Mikroba Kontrol
3 7 9
Staphylococcus
epidermidis
Suhu
Mikroba Kontrol
o o o
5C 25 C 37 C
Staphylococcus
epidermidis
20
4.1.3 Pengaruh Cahaya Terhadap Pertumbuhan Mikroorganisme
Pertumbuhan Mikroba
Mikroba Perlakuan Kontrol
Tidak dipaparkan
mana yang dipaparkan?
Staphylococcus Dibungkus
epidermidis
Tidak
dibungkus
Tekanan Osmotik
Mikroba mana kontrol??
0,3% 0,9% 15%
Staphylococcus
epidermidis
21
4.1.5 Pengaruh Zat Kimia Terhadap Pertumbuhan Mikroorganisme
Zat Kimia
Mikroba Kontrol
Antiseptik Pengawet Desinfektan kontrol ada yang positif
dan negatif
Staphylococcus
epidermidis
4.2 Pembahasan
Pada praktikum kali ini yaitu tentang pengaruh lingkungan terhadap
pertumbuhan mikroorganisme Waluyo (2009) berpendapat bahwa mikroorganisme
merupakan semua makhluk yang berukuran beberapa mikron atau lebih kecil lagi.
Kelompok mikroorganisme yang paling banyak tersebar di udara bebas adalah bakteri,
jamur (termasuk di dalamnya ragi) dan juga mikroalga. Belum ada mikroorganisme
yang habitat aslinya di udara. Mereka terdapat dalam jumlah yang relatif kecil bila
dibandingkan dengan di air atau di tanah. Mikroorganisme udara dapat dipelajari dalam
dua bagian, yaitu mikroorganisme udara di luar ruangan dan mikroorganisme udara di
dalam ruangan. Mikroorganisme paling banyak ditemukan di dalam ruangan.
Pada percobaan pertama yaitu tentang pengaruh suhu pada pertumbuhan
mikroorganisme. Adapun alat dan bahan yang digunakan pada percobaan ini yaitu:
bunsen, dispo 10ml dan 5ml, erlenmeyer, inkubator, jarum ose, rak tabung, Tabung
reaksi. Dan bahan yaitu: Aquadest dan Alkohol. Setelah itu, menyiapkan empat tabung
reaksi yang telah diberi label dan ditanda 5ºC, 25ºC, 37ºC, dan tabung terakhir sebagai
kontrol. Alasan penggunaan tabung reaksi menurut Zakirman (2020), yaitu tabung
reaksi berfungsi sebagai tempat untuk mereaksikan larutan/ bahan kimia serta sebagai
tempat mengembangbiakan mikroba dalam media cair. Langkah selanjutnya
dimasukkan pada tabung reaksi masing-masing medium NB sebanyak 10 ml,
22
penggunaan medium NB karena Nutrient Broth (NB) termasuk ke dalam media umum
yang digunakan untuk menumbuhkan biakan secara general. NB diformulasikan dengan
sumber karbon dan nitrogen supaya dapat memenuhi kebutuhan nutrisi bakteri (Laboffe
sama dan Pierce, 2005). pindaj+h, caka untuk apa ini?
dengan Setelah itu, dipijarkan jarum ose dalam api bunsen untuk mengambil suspense
kelompok
sblah bo bakteri dan dimasukkan kedalam masing-masing tabung reaksi. hal ini menurut Waluyo
dpe caka
(2011), bertujuan untuk mematikan mikroorganisme lain yang tidak diinginkan. Setelah
ada ganti
itu diinkubasi selama 1x24 jam karena Dwidjoseputro (2004), menyatakan bahwa
inkubasi bakteri dilakukan selama 24 jam karena pada waktu tersebut bakteri
dimungkinkan telah berada pada fase logaritmik atau eksopensial, pada fase tersebut
bakteri melakukan pembelahan secara konstan dan jumlah sel meningkat. Alasan
penyimpanan bakteri pada suhu dingin karena Khomsan (2004) berpendapat bahwa
pada suhu dingin dapat mempertahankan mutu (jangka pendek atau beberapa hari) dan
apabila disimpan pada suhu beku dapat bertahan dalam jangka waktu sampai selama
satu tahun. Selain itu Abrar (2013), juga menyatakan bahwa penyimpanan dengan suhu
dingin juga dapat menghancurkan mikroba-miroba pembusuk, pada suhu dingin
kenaikan konsentrasi padatan intraselulesr sehingga mengakibatkan perubahan fisik dan
kimia sel-sel bakteri. Suhu adalah salah satu faktor lingkungan yang terpenting yang
memengaruhi pertumbuhan organisme. Suhu dapat memengaruhi mikroorganisme
dalam dua cara yaitu apabila suhu naik, kecepatan metabolisme juga turun dan
pertumbuhan diperlambat. Sedangkan menurut Pleczar dan Chan (2008), waktu 24 jam
merupakan waktu panen, dimana waktu tersebut telah berada pada fase logaritmik atau
eksponensial yang jumlah selnya terbanyak yaitu mencapai 10 sampai 15 milyar sel
bakteri per mililiter. Dan pada langkah terakhir diamati kekeruhannya.
Hasilnya diperoleh bakteri bahwa bakteri S.epidermidis tumbuh pada kondisi
suhu lingkungan yaitu 37oC dan tidak tumbuh pada suhu 5oC dan 25oC. Menurut Prats
(2006), bakteri umumnya tumbuh pada suhu optimal yaitu 37 – 40oC. Pendapat yang
mendukung dinyatakan oleh Suriani (2013), bahwa setiap mikroba termasuk bakteri
mempunyai suhu optimum, maksimum dan minimum untuk pertumbuhannya. Jika suhu
lingkungan lebih kecil dari suhu minimum atau lebih besar dari suhu maksimum
pertumbuhannya maka aktivitas enzim akan terhenti bahkan pada suhu yang terlalu
tinggi akan terjadi denaturasi enzim.
23
BAHAS KAMARI ULANG KASE GAGA BAB 4
24
Bunsen, Cawan petri, Dispo 10 ml, Erlenmeyer, Inkubator, Jarum ose, Rak tabung,
Tabung reaksi. Dan bahan yaitu: Aquadest, Alkohol, bakteri S.epidermidis serta
medium NA. Langkah selanjutnya yaitu disiapkan tiga cawan petri, kemudian
dimasukkan masing-masing dua ose suspensi bakteri kedalam masing-masing cawan
petri, selanjutnya yaitu ditambahkan medium NA sebanyak 10 ml, dihomogenkan
kemudian dibiarkan memadat. Menurut Waluyo (2016), media padat diperoleh dengan
penambahan agar. Agar berasal dari ganggang merah. Agar digunakan sebagai pemadat
karena tidak dapat diuraikan oleh mikroba dan membeku pada suhu diatas 45ºC.
Kandungan agar sebagai bahan pemadat dalam media adalah 1,5-2,0%. ada pake kertas
ganti kalimat jangan kata kemudian didepan
Kemudian dibungkus cawan petri pertama dengan kain hitam karbon, bukan kain
dan dibiarkan
hitam
terpapar pada suhu ruangan dan tidak dipaparkan pada cahaya matahari selama 15
menit, cawan petri kedua, tidak dibungkus kain hitam dan dibiarkan juga pada suhu
ruangan tanpa cahaya matahari selama 15 menit, sedangan cawan petri ketiga adalah
control, selanjutnya yaitu diinkubasi 1x 24 jam. Pleczer dan Chan (2008) berpendapat
bahwa inkubasi bakteri dilakukan selama 24 jam karena pada waktu tersebut bakteri
dimungkinkan telah berada pada fase logaritmik atau eksponensial, pada fase tersebut
bakteri melakukan pembelahan secara konstan dan jumlah sel meningkat. Kemudian
diamati kekeruhannya pada saat media sudah selesai di inkubasi. Baljeet et al. (2015),
menyatakan bahwa kekeruhan terjadi akibat adanya pertumbuhan bakteri. Hal ini juga
didukung oleh pendapat Purnamasari (2013) dalam penelitiannya, bahwa sumber
kekeruhan kemungkinan berasal dari organisme kontaminan, medium, atau infusa.
Hasilnya diperoleh bakteri bahwa bakteri S.epidermidis tumbuh pada kondisi
media yang tidak terkena paparan cahaya. Menurut Sawadarna (2007), secara umum
cahaya memiliki sifat merusak sel mikroorganisme yang tidak mempunyai pigmen
fotosintesa. Kerusakan yang disebabkan oleh sinar atau cahaya sinar ultraviolet, infrared,
sinar-X dan sinar gamma dapat merusak sel dan menghambat pertumbuhan dari
mikroorganisme. Menurut Kencana (2004), menyatakan bahwa bakteri Staphylococcus
epidermidis setelah diberi radiasi
25
gelombang ultrasonic, dinding selnya akan pecah dan bentuk selnya akan
mengkerut atau mengecil dengan susunan yang tidak beraturan.
kenapa Pada percobaan keempat yaitu tentang pengaruh tekanan osmotik
beda beda pada pertumbuhan mikroorganisme, Adapun alat dan bahan yang
ukuran
digunakan pada percobaan ini yaitu: Bunsen, Cawan petri, Dispo 10
margin ini??
ml, Erlenmeyer, Inkubator, Jarum ose, dan Rak tabung. Dan bahan
yaitu: Aquadest, Alkohol, bakteri S.epidermidis serta medium NA.
Langkah selanjutnya yaitu disiapkan empat cawan petri, kemudian
ditambahkan medium NA sebanyak 10 ml, dibiarkan memadat ,
kemudian dimasukkan larutan NaCl dengan masing-masing
konsentrasi 0,3 %, 0,9%, dan 15 %. Dimasukkan masing-masing dua
ose suspensi bakteri kedalam masing-masing cawan petri. Menurut
Waluyo (2016), media padat diperoleh dengan penambahan agar. Agar
berasal dari ganggang merah. Agar digunakan sebagai pemadat karena
tidak dapat diuraikan oleh mikroba dan membeku pada suhu diatas
45ºC. Kandungan agar sebagai bahan pemadat dalam media adalah 1,5-
2,0%. Pada langkah terakhir diinkubasi selama 24 jam untuk diamati
kekeruhannya. Hasilnya diperoleh bakteri bahwa bakteri S.epidermidis
tumbuh pada kondisi media dengan tingkat osmolaritas pada 0,9%. Hal
ini sesuai dengan pendapat Arivo (2020), bahwa bakteri S.epidermidis,
pada kondisi 8,5% NaCl pertumbuhannya dapat terhambat, pertumbuhan
bakteri S.epidermidis dapat berlangsung pada kondisi NaCl 0,9%. Hal
serupa juga dikemukakan oleh Pleczer dan Chan (2008), bahwa bila
bakteri ditempatkan didalam larutan berisikan natrium klorida jauh
dibawah 1%, maka aliran air akan terbalik, yaitu air akan mengalir dari
larutan masuk ke dalam sel. Proses demikian dinamakan plasmolisis.
Terbentuk tekanan osmotik di dalam sel akibat akumulasi air dalam
jumlah yang besar di situ. Bakteri memiliki dinding sel yang kaku yang
dapat menahankan perubahan tekanan osmotik, sehingga biasanya tidak
menunjukkan perubahan bentuk ataupun ukuran
26
yang mencolok bila terjadi plasmolisis
Pada percobaan kelima yaitu tentang pengaruh zat kimia pada pertumbuhan
mikroorganisme, Adapun alat dan bahan yang digunakan pada percobaan ini yaitu:
Antbiotik, Antiseptik, Aqua Pro Injeksi, Bunsen, Cawan petri, Desinfektan, Dispo 10
ml, Erlenmeyer, Inkubator, Pengawet, Pipet Mikro, dan Rak tabung. Dan bahan yaitu:
Aquadest, Alkohol, bakteri S.epidermidis serta medium NA. Langkah pertama yaitu
disiapkan dua cawan petri dan papper disk. Papper disk menurut Ariyani (2018),
berfungsi sebagai tempat menampung zat antimikroba. Kemudian direndam papper
disk dalam larutan antibiotik, antiseptik, dan desinfektan selama 30 menit.
Dimasukkan masing-masing satu pipet mikron suspensi bakteri kedalam masing-
masing cawan petri. Selanjutnya ditambahkan 10 mL medium NA. Menurut Waluyo
(2016), media padat diperoleh dengan penambahan agar. Agar berasal dari ganggang
merah. Agar digunakan sebagai pemadat karena tidak dapat diuraikan oleh mikroba
dan membeku pada suhu diatas 45ºC. Kandungan agar sebagai bahan pemadat dalam
media adalah 1,5-2,0%. Setelah 30 menit, papper disk yang telah direndam kemudian
di tanamkan pada cawan petri. Pada langkah terakhir diinkubasi selama 24 jam untuk
diamati kekeruhannya.
Hasilnya diperoleh bakteri bahwa bakteri S.epidermidis tidak tumbuh pada
kondisi lingkungan yang dicemari oleh antibiotik, antiseptik, desinfektan dan
pengawet. Desinfektan memiliki zona hambat yang terbesar dengan diameter zona
hambat sebesar 21 mm sedangan antiseptik memiliki zona hambat yang terkecil
dengan diameter zona hambat sebesar 5 mm. Menurut Hamdiyati (2012), antiseptik
dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisma; desinfektan dapat menghambat
pertumbuhan sel vegetatif pada materi yang tidak hidup; dan bahan kemoterapetik
dapat merusak/menghambat pertumbuhan mikroorganisme dalam jaringan hidup,
dihasilkan oleh mikroorganisme. Kontrol positif yakni kloramfenikol memiliki
diameter zona hambat sebesar 15 mm sedangkan kontrol negatif berupa aqua pro
injeksi tidak memiliki zona hambat.
Kemungkinan kesalahan pada praktikum kali ini adalah pada saat mengambil
kultur bakteri mengunakan jarum ose terkadang terlalu dalam sehingga dapat merusak
media pertumbuhan dari kultur bakteri. Selain itu juga masih ada kekurangan dalam
hal menumbuhkan bakteri dengan metode gores
27
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa:
1. Setiap mikroba mempunyai suhu optimum, maksimum dan minimum untuk
pertumbuhannya. Jika suhu lingkungan lebih kecil dari suhu minimum atau
lebih besar dari suhu maksimum pertumbuhannya maka aktivitas enzim akan
terhenti bahkan pada suhu yang terlalu tinggi akan terjadi denaturasi enzim.
2. Pengaruh pH terhadap pertumbuhan bakteri berkaitan dengan aktivitas enzim.
Enzim diperlukan bakteri untuk mengkatalis reaksi-reaksi yang berhubungan
dengan pertumbuhan bakteri. Apabila pH dalam suatu medium atau lingkungan
tidak optimal maka akan mengganggu pertumbuhan bakteri itu sendiri. Ketika
pH menurun atau meningkat maka sifat gugus asam amino akan berubah,
sehingga menyebabkan bakteri tidak dapat tumbuh optimal dan akan
mempengaruhi produk metabolisme yang akan dihasilkannya.
3. Cahaya memiliki sifat merusak sel mikroorganisme yang tidak mempunyai
pigmen fotosintesa. Kerusakan yang disebabkan oleh sinar atau cahaya sinar
ultraviolet, infrared, sinar-X dan sinar gamma dapat merusak sel dan
menghambat pertumbuhan dari mikroorganisme.
4. tekanan osmosis sangat diperlukan oleh bakteri untuk mempertahankan bakteri
agar tetap hidup. Jika bakteri berada pada larutan yang hipertonik atau
konsentrasinya lebih tinggi daripada konsentrasi yang ada dalam sel
bakteri, maka akan terjadi keluarnya cairan dari sel bakteri melalui membran
sitoplasma yang disebut plasmolisis. Sebaliknya, apabila bakteri berada pada
larutan yang hipotonis maka dapat mengakibatkan pecahnya sel bakteri akibat
cairan masuk ke dalam sel tersebut yang disebut plasmoptisa.
5. Pengaruh zat kimia dalam hal ini disinfektan (Soklin dan Vixal), pengawet dan
antibiotik (Kloramfenikol), menunjukkan adanya zona hambat. Hal ini
menandakan disikfektan, pengawet dan antibiotik yang digunakan memiliki
aktivitas menghambat ataupun membunuh pertumbuhan mikroba.
28
5.2 Saran
5.2.1 Saran Untuk Asisten
Saran kami untuk asisten yakni agar selalu senantiasa bisa lebih membimbing
praktikan dalam melaksanakan praktikum. sehingga praktikan dapat menjalankan
prosedur kegiatan dengan lebih baik.
5.2.2 Saran Untuk Laboratorium
Agar kiranya dapat memberikan dukungan dalam hal kelengkapan alat
laboratorium, serta dapat memaksimalkan bahan-bahan yang akan digunakan dalam
praktikum sehingga praktikan dapat melaksanakan praktikum dengan lebih maksimal.
5.2.3 Saran Untuk Jurusan
Diharapkan untuk dapat lebih melengkapi sarana dan prasarana dalam proses
perkuliahan khususnya dalam pelaksanaan praktikum, sehingga mahasiswa dapat
melaksanakan praktikum dengan lebih baik dan lebih optimal.
29
DAFTAR PUSTAKA
Ambarwati & Nasution. 2012. Buku Pintar Asuhan Keperawatan dan Balita.
Yogyakarta: Cakrawala Ilmu.
Arivo, Debi., Nurul Annissatussholeha, 2017. Pengaruh Tekanan Osmotik pH, dan
Suhu terhadap pertumbuhan Bakteri E. coli. Jurnal Ilmu Kedokteran dan
kesehatan, Vol 4, No. 3.
Campbell, N.A., Reece, J.B., & Mitchell, L.G. 2003. Biologi. Jilid 2. Edisi Kelima.
Alih Bahasa: Wasmen. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Kemenkes RI. Profil Kesehatan Indonesia tahun 2014. Jakarta : Kemenkes RI;
2015.
Kumar, P & Clark, ML 2012, Kumar and Clark's Clinical Medicine E-Book,
Elsevier, New York.
Namvar A. E., Bastarahang S., Abbasi N., Ghehi G. S., Farhadbakhtiarian S., Arezi
P., et al. 2014. “Clinical characteristic of Staphylococcus epidermidis: a
systematic review”. GMS Hygiene and Infection Control. 9 (3).
Rowe, R.C. et Al. 2009. Handbook Of Pharmaceutical Excipients, 6th Ed, The
Pharmaceutical Press, London.
6. Untuk menurunkan
Hcl pH sampel
Pengaruh suhu
Hasil
2. Pengaruh pH
Pengaruh pH
- Disiapkan empat tabung reaksi
- Diberi tanda pH 3, pH 7, pH 9, dan control pada setiap tabung
- Dimasukkan pada masing-masing tabung medium NB sebanyak10
ml
- Ditambahkan hcl pada pH 3, pH 7 adalah netral, dan ditambahkan
amoniak pada pH 9
- Dimasukkan masing-masing dua ose suspensi bakteri kedalam
masing-masing tabung
- Diinkubasi selama 1x24 jam
- Diamati pertumbuhannya
Hasil
3. Pengaruh Cahaya
Pengaruh
cahaya
Hasil
Lampiran 3 Skema Kerja
1. Pengaruh suhu
Diamati
kekeruhannya
3. Pengaruh cahaya