DisusunOleh :
D-III KEPERAWAWATAN
KRIKILAN-GLANMORE-BANYUWANGI
2020-2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami sampaikan kehadirat Allah swt yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada kami, sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah ini yang berjudul
“MIKROBIOLOGI dan PARASITOLOGI”. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas
mata kuliah Manajemen Safety. Adapun tujuan dari penulisan makalah ini sebagai salah satu
metode pembelajaran bagi mahasiswa sekolah tinggi D-III Keperawatan Akademi Kesehatan
Rustida Krikilan.
Makalah ini kami susun berdasarkan pengamatan kami dari buku dan internet. Dalam
penyusunan makalah ini tentunya tidak lepas dari adanya bantuan pihak tertentu. Oleh karena
itu, kami tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing yang telah
membantu kami menyelesaikan makalah ini.
Kami berharap agar tulisan ini dapat diterima dan dapat berguna bagi semua pihak.
Kami mengharapkan adanya kritik dan saran membangun dari para pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR .......................................................................................................... i
BAB 1................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN................................................................................................................ 1
C. Tujuan ................................................................................................................... 1
D. Manfaat ................................................................................................................. 2
BAB 2................................................................................................................................... 3
BAB 3................................................................................................................................. 16
PENUTUP ......................................................................................................................... 16
A. Kesimpulan.......................................................................................................... 16
B. Saran.................................................................................................................... 16
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada saat ini banyak penyakit yang menyerang manusia yang sebagian besar
disebabkan oleh mikroorganisme. Mikroorganisme terdapat di segala macam
lingkungan sekaligus sebagai bagian dari seluruh ekosistem alam. Mikroorganisme
dapat dikelompokkan menjadi bakteri, protozoa, virus, algae, dan cendawan
mikroskopis yang beberapa diantaranya bermanfaat dan yang lain merugikan. Banyak
diantaranya menjadi penghuni dalam tubuh (Pelczar, 1986). Pengetahuan mengenai
mikroorganisme dan parasit yang berkaitan dengan kejadian penyakit merupakan
bekal penting dalam kegiatan pelayanan keperawatan. Pencegahan infeksi melalui
tindakan antiseptik, desinfeksi, dan sterilisasi di rumah sakit akan menurunkan
kejadian infeksi nosokomial (Entjang, 2003). Dengan mengetahui berbagai hal
mengenai mikroorganisme dan parasit dapat bermanfaat bagi petugas kesehatan
khususnya perawat dalam melakukan tindakan keperawatan dalam melakukan
pencegahan penyakit yang disebabkan oleh mikroorganisme. Maka dari itu,
pengetahuan mengenai mikroorganisme dan parasit perlu dipelajari dan dipahami agar
pencegahan penyakit dapat dilakukan.
B. Rumusan masalah
1. Bagaimana definisi Mikrobiologi dan Parasitologi?
2. Bagaimana siklus hidup Mikroorganisme dan parasit?
3. Bagaimana kembang biak Mikroorganisme dan Parasit?
4. Bagaimana cara penularan Mikroorganisme dan Parasit?
5. apa saja jenis organisme Mikroorganisme dan Parasit?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
1. Untuk mengetahui penjelasan secara detail tentang Mikroorganisme dan Parasit
2. Untuk mengetahui macam-macam mikrobiologi dan parasitologi.
2. Tujuan Khusus
1. Untuk memahami apa yang dimaksud Mikrobiologi dan Parasitologi.
1
2. Untuk mengetahui siklus hidup Mikroorganisme dan parasit.
3. Untuk mengetahui kembang biak Mikroorganisme dan Parasit.
4. Untuk mengetahui cara penularan Mikroorganisme dan Parasit.
5. Untuk mengetahui jenis organisme Mikroorganisme dan Parasit.
D. Manfaat
1. Dibuatnya makalah ini bertujuan agar petugas kesehatan khususnya perawat
dapat mengetahui tindakan untuk pencegahan penyakit dikarenakan
mikroorganisme dan parasit.
2. Sebagai referensi untuk mahasiswa khususnya mahasiswa keprawatan dalam
menciptakan asuhan keprawatan ke pasien.
2
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Kata mikroorganisme merupakan istilah yang tidak asing bagi dunia kesehatan.
Mikroorganisme atau mikroba merupakan organisme hidup yang berukuran sangat kecil
(diameter kurang dari 0,1 mm) dan hanya dapat diamati dengan menggunakan
mikroskop.Mikroorganisme ada yang tersusun atas satu sel (uniseluler) dan ada yang
tersusun beberapa sel (multiseluler). Organisme yang termasuk ke dalam golongan
mikroorganisme adalah bakteri, archaea, fungi, protozoa, alga mikroskopis, dan virus.
Virus, bakteri dan archaea termasuk ke dalam golongan prokariot, sedangkan fungi,
protozoa, dan alga mikroskopis termasuk golongan eukariota.Mikrobiologi (dalam
Bahasa Yunani mikros = kecil, bios = hidup, dan logos = ilmu) merupakan suatu ilmu
tentang organisme hidup yang berukuran mikroskopis.
Kata parasitos berarti jasad yang mengambil makanan, dan logos berarti ilmu.
Berdasarkan istilah, parasitologi adalah ilmu yang mempelajari organisme yang hidup
untuk sementara ataupun tetap di dalam atau pada permukaan organisme lain untuk
mengambil makanan sebagian atau seluruhnya dari organisme tersebut. Parasitologi
3
merupakan binatang (beda dengan mikrobiologi) mengandung protein tinggi, selalu
mengakibatkan alergi, tubuh lebih kompleks, mulai bersel tunggal sampai sel banyak,
masuk tubuh manusia dg berbagai cara : oral, kutan, inhalasi, seksual, darah, plasenta.
Parasit adalah organisme yang hidupnya menumpang (mengambil makanan dan
kebutuhan lainnya) dari makhluk hidup lain. Organisme yang ditumpangi atau
mendukung parasit disebut host atau inang atau tuan rumah. Parasitisme adalah hubungan
timbal balik antara satu organisme dengan organisme lain untuk kelangsungan hidupnya,
dimana salah satu organisme dirugikan oleh organisme lainnya. Parasitologi medis adalah
ilmu yang mempelajari tentang semua organisme parasit pada manusia. Parasit yang
termasuk dalam parasitologi medis ialah protozoa, cacing, dan beberapa arthropoda.
4
mempertahankan wilayah yang terbentuk pada fase sebelumnya. Jika bakteri
mampu bergerak menuju kultur yang lain, maka pertumbuhannya dapat
dilanjutkan.
4. Fase Kematian (Death Phase)
Selama fase kematian, bakteri kehilangan semua kemampuan untuk
mereproduksi, yang seolah-olah menjadi “lonceng kematian” mereka. Seperti
pada fase log atau fase eksponensial, kematian bakteri dapat terjadi secepat
pertumbuhan mereka.
5
C. Cara Kembang Biak Mikroorganisme dan Parasit.
1) Kembang Biak Mikroorganisme
Kemampuan reproduksi yang cepat sangat menguntungkan bagi bakteri untuk
mempertahankan kelestarian jenisnya. Tubuh bakteri tersusun atas satu sel
(uniseluler), oleh karena itu bakteri sangat sensitif terhadap lingkungan.
Lingkungan yang baik membuat laju perkembangan bakteri melesat, sedangkan
apabila lingkungan ekstrim (buruk), bakteri cenderung mempertahankan
kelangsungan hidupnya. Beberapa mekanisme reproduksi yang dipilih bakteri
untuk mempertahankan kelangsungan jenisnya akan kita bahas dalam artikel ini.
Bakteri mampu melakukan reproduksi baik secara seksual ataupun secara
aseksual berdasarkan kondisi lingkungan atau kebutuhan bakteri tersebut.
1) Reproduksi Seksual
Ciri khas reproduksi seksual pada bakteri adalah terjadinya penggabungan
gen (genetic recombination) antar bakteri, hal ini akan meningkatkan
keanekaragaman jenis bakteri karena munculnya variasi baru dari penyatuan
gen bakteri ini. Mutasi adalah akibat dari reproduksi ini, bakteri mengalami
perubahan genetik. Pada banyak kasus, mutasi menyebabkan bakteri
mengalami kekebalan terhadap antibiotik. Reproduksi seksual pada bakteri
membutuhkan waktu yang lebih lama dibanding reproduksi aseksual, namun
hasil dari reproduksi seksual menghasilkan spesies baru yang lebih kuat
dibanding induknya. Penyatuan genetik pada reproduksi seksual dapat
diperoleh melalui berbagai cara:
a. Transformasi
Pada metode ini, bakteri mengambil fragment DNA bakteri lain dari
lingkungan kemudian merekontruksi dengan DNA yang ia miliki. Bakteri
rekombinan yang terbentuk kemudian akan melakukan reproduksi secara
aseksual untuk menghasilkan spesies bakteriyang sama. Teknik ini
pertama kali ditemukan oleh Fred Griffith pada bakteri penyebab
pneumonia (Streptococcus pneumonia). Ditemukan varian baru dari S.
pneumonia berkapsul, penelitian Griffith menunjukkan bahwa varian baru
ini terbentuk hasil dari S. pneumonia tak berkapsul yang mengambil gen
kapsul dari fragmen DNA bakteri lain yang ada di lingkungan sekitarnya.
6
Tidak semua bakteri mampu melakukan metode ini, hal ini dipengaruhi
oleh stuktur morfologi bakteri tersebut untuk mengambil dan
menggabungkan DNA donor. Fragment DNA donor ini dikenal dengan
istilah eksogen, sedang DNA asli bakteri penerima disebut endogen, hasil
gabungan dari dua DNA ini akan menghasikan merozigote.
b. Transduksi
Rekombinasi genetik yang diperantarai oleh bakteriofage virus. Virus
bakteriofage adalah kelompok virus yang menyerang bakteri, virus ini
meminjam tubuh bakteri untuk melakukan reproduksi. Virus bakteriofage
membawa DNA dari bakteri yang sebelumnya telah diinfeksi ke dalam
tubuh bakteri lain. Fragmen DNA antar bakteri kemudian akan menyatu
(merekombinasi) sehingga terbentuk Bakteri rekombinan. Penemuan
Zander dan Lederberg ini membawa perkembangan dalam dunia rekayasa
genetik. Virus bakteriofage sering digunakan untuk menyisipkan gen-gen
yang diinginkan ke dalam tubuh bakteri sehingga bakteri akan
menghasilkan produk untuk kemaslahatan manusia, seperti pembuatan
hormon insulin.
c. Konjugasi
Konjugasi melibatkan dua sel bakteri yang akan secara langsung
melakukan transfer genetik. Teknik ini pertama kali diperkenalkan oleh
Lederberg dan Tatum pada bakteri E.coli. Plasmid adalah DNA ektstra
yang dimiliki oleh beberapa bakteri. Pertukaran ini akan melalui jembatan
konjugan yang dibentuk oleh Bakteri F+ . Bakteri F+ akan
memperpanjang pili yang berperan sebagai jembatan konjugan menembus
sel bakteri penerima (F-). Pili ini akan ditarik kembali setelah plasmid
selesai ditransfer. Sebelumnya, bakteri donor (F+) akan mengcopy
plasmid, sehingga terbentuk dua plasmid (asli dan replika). Plasmid
replica ini yang akan ditransfer ke bakteri recipient (F-) sehingga bakteri
penerima kini bermutasi memiliki kombinasi gen dari bakteri F+.
2) Reproduksi Aseksual (Vegetatif)
Reproduksi aseksual tidak terjadi penyatuan gen. Reprosuksi ini berlangsung
sangat cepat, dalam satu jam dapat dihasilkan jutaan bakteri dengan
reproduksi aseksual (bila kondisi lingkungan mendukung). Macam-macam
reproduksi aseksual yang dilakukan bakteri:
7
a. Pembelahan biner (membelah diri)
Bakteri pada umumnya melakukan teknik ini. Pembelahan diri berlangsung
sangat cepat dan mudah karena tanpa melalui tahapan pembelahan seperti
pada sel hewan atau tumbuhan. Pada teknik ini bakteri akan meng-copy
DNA-nya dengan menyematkan di membran sel. Setelah terbentuk DNA
copy, bakteri akan membagi tubuhnya menjadi dua sel. Sehingga akan
terbentuk dua sel anak yang memiliki DNA identik satu sama lain dengan
induk. Tiap-tiap anak sel akan melakukan pembelahan lagi dalam waktu 20-
30 menit, sehingga dapat dihasilkan jutaan bakteri dalam 10 jam dengan
teknik ini jika lingkungan mendukung.
b.Fragmentasi Pada lingkungan yang buruk, bakteri akan membentuk tubuh
gonidia yang berisi fragmen (potongan) DNA dan protoplasma sel bakteri.
Setelah lingkungan kembali normal, masing-masing gonidia akan tumbuh
menjadi sel bakteri yang utuh dengan mereplikasi ulang DNA untuk
melengkapi fragmen DNA-nya.
c. Tunas (budding)
Pada beberapa kasus, bakteri dapat membentuk tonjolan dari tubuhnya yng
disebut dengan tunas. Sel induk bakteri akan membuat copy-an DNA yang
akan diberikan kepada tunas. Copy DNA akan ditransfer ke dalam tubuh
tunas yang masih melekat pada tubuh induk. Tunas ini semakin membesar
dan akan memisahkan diri dari tubuh induk. Sel anak dari pertunasan
memiliki DNA yang identik dengan induknya dan akan mengalami
perkembangan yang sama.
d.Endospora
Pada teknik endospora, bakteri akan meng-copy DNA, membungkusnya
dengan dinding yang sangat kuat. Endospora tetap di dalam tubuh induk sel
bakteri. Hanya beberapa bakteri dapat berkembangbiak dengan endospora,
biasanya ditemukan pada golongan bakteri gram positif. Endospora
dilakukan apabila terjadi perubahan lingkungan yang buruk untuk
pertumbuhan bakteri. Bila cuaca buruk, induk bakteri akan mati, endospora
akan terlepas keluar. Dinding endospora tahan panas, sehingga tahan akan
kondisi yang ektrem. Sampai lingkungan akan kembali normal, endospora
ini akan “menetas” membentuk bakteri yang baru.
8
2) Kembang Biak Parasit
Protozoa dapat memperbanyak diri (reproduksi) secara aseksual dan seksual.
Reproduksi aseksual dapat berupa pembelahan biner dari satu menajdi dua atau
pembelahan multiple dari satu menjadi beberapa (lebih dari dua) sel protozoa
yang baru. Reproduksi seksual dapat berupa konjugasi atau bersatunya gamete
(fungsi gamet)
9
a) Mengkonsumsi daging mentah atau setengah matang. Infeksi dapat
ditularkan secara oral bila konsumsi daging mentah atau setengah matang
yang mengandung parasit infektif (misalnya: daging babi mengandung
selulosa cysticercus, tahap larva Taenia solium).
b) Mengkonsumsi ikan dan kepiting yang kurang matang atau mentah. Infeksi
juga dapat ditularkan dengan konsumsi ikan dan kepiting mentah atau
setengah matang yang mengandung stadium infektif parasit (misalnya:
kepiting mengandung stadium parasit infektif, kepiting atau udang air tawar
mengandung metasercaria Paragonimus westermani, ikan mengandung
metaserkaria Clonorchis sinensis, dan lain lain).
c) Mengkonsumsi air mentah atau belum matang. Infeksi dapat ditularkan
lewat makanan mentah atau air belum masak yang menyembunyikan
bentuk parasit infektif (misalnya: air kacang dada, dll mengandung
metaserkaria pada Fasciolopsis buski dan Fasciola hepatica).
2) Penetrasi kulit dan membran mukosa Infeksi ditransmisikan dengan:
a) Penetrasi kulit oleh larva filaria (filariformy larva) pada cacing tambang,
Strongyloides stercoralis yang kontak dengan tanah tercemar feces.
b) Tusukan kulit oleh serkaria pada Schistosoma japonicum, S. Mansoni, dan
S. haematobium yang kontak dengan air yang terinfeksi. Bagian kulit yang
dipenetrasi adalah bagian kulit yang tipis, misalnya: di daerah jari jemari,
kulit perianal, dan kulit perineum.
3) Inokulasi vektor arthropoda
Infeksi juga dapat ditularkan dengan inokulasi ke dalam darah melalui
nyamuk, seperti pada penyakit malaria dan filariasis.
4) Kontak seksual
Trichomoniais dapat ditularkan melalui kontak seksual. Entamoebiasis dapat
ditularkan melalui kontak seksual anal oral, seperti pada kalangan
homoseksual.
10
pada temperatur yang tepat. Contoh : Salmonella, Eccerecia Coli,
Staphylococcus dan Diphtheria bacilus.
2. Virus
Organisme hidup yang paling kecil adalah virus. Ada beberapa virus yang tidak
bisa dilihat, walaupun sudah menggunakan mikroskop. Biasanya virus ini
menyebar lewat media air dan makanan. Sebagai contoh, virus hepatitis.
Sedangkan virus polio, menyebar lewat makanan atau susu.
3. Parasit
Sebagai contoh Endamoeba histolytica adalah parasit yang hidup di air, minyak,
buah atau sayuran dan makanan yang lain.
4. Jamur
Jamur di sini dimaksudkan adalah jamur dengan kategori fungi. Biasanya jamur
ini tidak menyebabkan penyakit, tetapi menyebabkan kerusakan pada makanan.
Sebagai contoh, jamur yang ditemukan pada permukaan daging, bisa dibuang
bagian daging tersebut tanpa harus membuang semua daging.
5. Ragi
Sama dengan jamur, ragi juga tidak menyebabkan penyakit, tetapi menyebabkan
kerusakan pada makanan. Ragi biasanya bereaksi jika ada karbondioksida. Ragi
biasanya digunakan dalam pembuatan minuman alcohol dan pembuatan roti.
2).Jenis Parasit
1. Berdasarkan Akibat Yang Ditimbulkan
Berdasarkan akibat yang ditimbulkan, parasit dapat dibedakan menjadi:
Parasiti ASIS adalah jika parasit belum mampu menimbulkan lesi (jejas) atau
tanda klinis pada hospesnya, sedangkan Parasit OSIS adalah jika parasit telah
mampu menimbulkan lesi (jejas) atau gejala klinis pada hospesnya. Contoh :
infcksi cacing Ascaris suum pada babi, hasil pemeriksaan tinja ditemukan telur
cacing Ascaris suum tetapi babi tersebut belum menampakkan gejala klinis,
sehingga babi tersebut menderita Ascariasis. Sedanekan ika babi tersebut telah
menampakkan gejala klinis disebut menderita Ascariosis.
Contoh infcksi Protozoa saluran pencernaan (Balantidium sp), hasil
pemeriksaan tinja ditemukan bentuk kista atau tropozoit Balantidiam sp, tetapi
hewannya belum menampakkan gejala klinis, sehingga disebut hewan menderita
Balantidiasis dan jika gejala klinisnya sudah nampak disebut Balantidiosis.
11
Contoh infestasi artropoda kudis kulit (Sarcoptes scahiei penyebab Scabies).
Dari hasil pemeriksaan kerokan kulit ditemukan tungau Sarcoptes sp, jika
hewannya belum menampakkan gejala klinis disebut menderita Scabiasis dan
jika sudah menampakkan gejala klinis disebut Scabiosis.
2. Berdasarkan Lama Hidup Berparasit Pada Hospes
Berdasarkan lama hidup perparasit pada hospes, parasit dapat dibedakan
menjadi:
a. Parasit yang Sclama Hidupnya sebagai Parasit
Contoh : Cacing Trichinella spiralis cacing dewasanya hidup didalam
saluran pencernaan dan larvanya hidup diantara sel-sel daging serat lintang
babi. Protozoa Plasmodium sp. stadium aseksualnya berparasit didalam
eritrosit unggas, sedangkan stadium seksualnya berparasit didalam tubuh
nyamuk Artopoda (kutu Menopon gallinae), sejak dari telur sampai dewasa
hidup dan melekat pada bulu ayam
b. Parasit yang Belum Dewasa sebagai Parasit dan setelah Dewasa Hidup
Bebas
Contoh : artopoda (lalat Chnsomia sp) dimana larva lalat ini umumnya
hidup di sela-sela ceracak kaki sapi schingga menimbulkan Miasis,
sedangkan lalat dewasanya hidup bebas Parasit yang Dewasa sebagai
c. Parasit dan Sebelum Dewasa Hidup Bebas
Contoh : artropoda nyamuk, (Aedes, Anopheles dan Culex) betina dewasa
hidup sebagai parasit (menghisap darah), sedangkan jentik (belum dewasa)
hidup bebas didalam air
d. Parasit yang Hampir Seluruh Hidupnya sebagai Parasit.
Contoh: cacing Fasciola gigantica, embrio yang ada didalam telur hidup
bebas stadium mirasidium, sporokista, redia dan cercaria hidup sebagai
parasit pada siput air tawar (Lymmaea sp), stadium metasercaria hidup
bebas dan cacing dewasanya berparasit didalam hati dan kantung empedu
herbivora.
3. Berdasarkan Lama Waktu Berparasitnya
Berdasarkan lama waktu berparasitnya, parasit dapat diebdakan menjadi;
a. Parasit Temporer (BerkalaPeriodik) adalah parasit yang mengunjungi
hospesnya pada waktu -waktu tertentu saja.Contoh : Nyamuk, lalat
akan menghisap darah hospesnya pada waktu tertentu saja
12
b. Parasit Stasioner, adalah parasit yang sebagian atau seluruh hidupnya
menetap pada hospes, apabila menetap selama satu stadium siklus
hidupnya disebut Parasit Stasioner Berkala (Stasioner Periodik) dan
apabila selama hidupnya menetap dan berparasit pada hospes disebut
Parasit Stasioner Permanen, Contoh. Parasit Stasioner berkala, lalat
Gastroplylus sp. karena stadium larva saja yang berparasit didalam
lambung kuda, sedangkan lalat dewasa hidup bebas. Parasit Stasioner
Permanen, salah satunya kutu (Menopon gallinae) karena selama
hidupnya (telur, larva dan dewasa) hidup pada bulu unggas. Cacing
Trichinella spiralis, baik stadium larva dan dewasanya hidup didalam
tubuh hewan.
4. Berdasarkan Sifat Keparasitannya
Berdasarkan sifat keparasitannya, parasit dapat dibedakan menjadi parasit:
a. Parasit Isidentil adalah parasit yang secara kebetulan ditemukan pada hospes
yang tidak seharusnya (hospes yang tidak wajar). Contoh: cacing pita
Dipyllidlium caninum adalah saluran pencernaan anjing, tetapi kadang-kadang
bisa ditemukan berparasit didalam usus manusia terutama anak-anak.
Kejadiannya dimana telur cacing pita termakan oleh larva pinjal
(Ctenocephalides sp) yang merupakan hospes antara cacing pita tersebut,
pinjal yang infektif secara tidak sengaja termakan oleh anak-anak sehingga
didalam ususnya terinfeksi cacing pita anjing
b. Parasit Eratica adalah parasit yang lokasi berparasitnya ditemukan tidak pada
target organnya. Contoh : cacing Ascaris suum secara normal berpredileksi
(lokasi berparasitnva) didalam usus halus babi, tetapi karena sesuatu sebab
yang tidak diketahui secara pasti bisa ditemukan didalam kantung empedu
atau lambung babi. Contoh lain cacing Ascaridia galli adalah cacing saluran
pencernaan ayam, tetapi permah ditemukan didalam telur dan uterus ayam.
c. Parasit Fakultatif adalah parasit yang dapat hidup bebas atau hidup sebagai
parasit Contoh lalat rumah (Musca domestica) umumnya baik stadium larva
dan dewasa hedup bebas, tetapi ika larvanva hidup didalam luka maka
menyebabkan Miasis (Belatungan)
d. Parasit Obligat adalah parasit yang hidupnya mutlak sebagai parasit, jadi
untuk kelangsungan hidupnya mutlak memerlukan hospes. Contoh: cacing hati
13
Fasciola gigantica, Protozoa (Eimeria sp) dan Artropoda (Sarcoptes sp)
kesemuanya mutlak memerlukan hospes, tanpa hospes akan mati.
e. Parasit Spuriosa adalah parasit yang dikeluarkan oleh bukan hospes yang
semestinya, dimana parasit tersebut tidak mengalami perkembangan atau
menimbulkan kerusakan pada hospes tersebut. Contoh pada pemeriksaan tinja
anjing ditemukan telur cacing pita Taenia saginata yang seharusnya berparasit
pada manusia, kemungkinan karena anjing memakan tinja manusia yang
mengandung telur cacing pita tersebut. Contoh lain : pada pemeriksaan tinja
ayam ditemukan telur cacing Ascaris suum yang berparasit pada babi.
kemungkinan disebabkan karena ayam memakan bagian tinja babi yang
terkontaminasi telur cacing Ascaris sum.
5. Berdasarkan Jumlah Hospes Yang Diperlukan
Berdasarkan jumlah hospes yang dibutuhkan dalam menyelesaikan siklus
hidupnya, maka parasit dibedakan menjadi:
a. PARASIT MONOXEN adalah parasit yang dalam menyelesaikan siklus
hidupnya hanya membutuhkan satu hospes yaitu hospes definitif saja Contoh:
tungau Sarcoptes membutuhkan hanya satu hospes definitif saja
b. PARASIT HETEROXEN ("heteros berbeda) sering disebut juga
DIHETEROXEN adalah parasit yang dalam menyelesaikan siklus hidupnya
melalui stadium-stadium yang setiap stadiumnya memerlukan hospes yang
berlainan. Contoh: cacing hati Fasciola gigantica memerlukan siput air tawar
Lymnaea sp pada stadium (mirasidium, sporokista, redia dan serkaria)
sedangkan dewasanya memerlukan mamalia sebagai hospes definitifnya.
c. PARASIT POLIXEN (poly"banyak) adalah parasit yang dalam menyelesaikan
siklus hidupnya memerlukan lebih dari satu hospes, tapi kesemuanya dari satu
jenis. Contoh: kebanyakan caplak adalah parasit polixen karena stadium larva,
nimpa dan dewasanya berparasit pada satu atau beberapa hewan sejenis.
6. Berdasarkan Tempat Berparasitnya
Berdasarkan tempat berparasitnya (predileksinya), parasit dapat dibedakan
menjadi:
a. EKTOPARASIT EKTOZOA adalah parasit yang secara umum hidup pada
permukaan luar tubuh (kulit) hospes atau didalam liang (telinga luar dan
rongga (hidung) yang berhubungan bebas dengan dunia luar dan termasuk
14
juga parasit datang- pergi (parasit yang tidak menetap didalam tubuh hospes).
Contoh : artropoda: kutu, pinjal, lalat, nyamuk, caplak dan tungau.
b. ENDOPARASIT ENDOZOA adalah parasit yang hidup didalam organ
dalam, system (alimentarius, sirkulasi, respirasi), rongga dada, rongga perut,
persendian, otot daging atau jaringan lainnya yang tidak berhubungan
langsung dengan dunia luar. Contoh: cacing saluran pencernaan, cacing
jantung, protozoa saluran cerna dan protozoa darah.
15
BAB 3
PENUTUP
A. Kesimpulan
Mikroorganisme adalah organisme hidup yang sangat kecil, yang tidak dapat
dilihat tanpa menggunakan mikroskop. Jenis mikroorganisme yang paling banyak
menginfeksi tubuh manusia yaitu bakteri. Siklus hidup bakteri terdiri dari beberapa
fase yaitu fase lag, fase eksponensial, fase stasioner dan fase kematian. Cara
penularan bakteri pada tubuh manusia berupa kontak tubuh, makanan/minuman,
serangga dan udara.
Parasit adalah organisme yang hidupnya menumpang (mengambil makanan dan
kebutuhan lainnya) dari makhluk hidup lain. Organisme yang ditumpangi atau
mendukung parasit disebut host atau inang atau tuan rumah. Siklus hidup parasit yaitu
secara langsung dan tidak langsung. Cara penularannya berupa rute oral, Penetrasi
kulit dan membran mukosa Infeksi ditransmisikan, Inokulasi vektor arthropoda dan
Kontak seksual.
B. Saran
Semoga makalah ini bermanfaat bagi kami sebagai mahasiswa untuk meningkatkan
pengetahuan dan wawasan mengenai Mikroorganisme dan Parasit dalam dalam proses
keperawatan dan diharapkan dapat menambah pengetahuan mahasiswa khususnya
mahasiswa keperawatan dalam mencegah penyebaran penyakit yang disebabkan oleh
mikroorganisme dan parasit. Serta bermanfaat bagi institusi sebagai bahan
pertimbangan untuk perbandingan dalam meningkatkan pelayanan asuhan
keperawatan.
16
DAFTAR PUSTAKA
Entjang, I. (2003). Mikrobiologi & Parasitologi. Bandung : PT. Citra Aditya Bakti.
Ihsan, B., & Pi, S. (2021). Dasar-dasar Mikrobiologi. Insan Cendekia Mandiri.
Purba, A. M. V., Khairani, M., dkk. (2021). Mikrobiologi dan Parasitologi. Yayasan
Kita Menulis.
17