Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

ILMU DASAR KEPERAWATAN II

“MIKROORGANISME”
Dosen Pengampu: Dr. Husni, Sp. P.K

KELOMPOK 4
DEA FITRIANI 2114201012
HAMDA SULFI NADIA 2114201019
IKE INDRIANI 2114201022
NIKEN DINI PUTRI 2114201029
POPPY WAHYUNI 2114201031
RANI MARZA PUTRI 2114201037
RIRIN ANGGELA PURNAMA S 2114201040
SUCI RAHAYU 2114201047
WILMA FITRI YUSMELI 2114201051

KELAS 2A
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ALIFAH PADANG
TA. 2021/2022
KATA PENGANTAR
Rasa syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, karena berkat rahmat dan
hidayahnya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Makalah ini
berjudul “Mikroorganisme”. Serta sholawat beserta salam kami ucapkan kepada
Nabi Muhammad SAW.
Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas perkuliahan
Ilmu Dasar Keperawatan II dari dosen pengampu. Makalah ini juga bertujuan
untuk memberikan tambahan wawasan bagi saya sebagai penulis dan bagi para
pembaca. Khususnya tentang “Mikroorganisme”.
Kami selaku penulis tidak lupa untuk mengucapkan terima kasih kepada
Ibu, Dr. Husni, Sp, P.K selaku dosen pengampu. Tidak lupa bagi rekan-rekan
mahasiswa lain yang telah mendukung penyusunan makalah ini kami juga
mengucapkan terima kasih.
Terakhir, kami menyadari bahwa makalah ini belum sepenuhnya
sempurna. Maka dari itu kami terbuka terhadap kritik dan saran yang bisa
membangun kemampuan kami, agar pada tugas berikutnya bisa menulis makalah
dengan baik lagi. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kami dan para pembaca.

Padang, 5 Juni 2022

Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.....................................................................................................................
Daftar Isi..............................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................
A. Latar Belakang...................................................................................................
B. Rumusan Masalah..............................................................................................
C. Tujuan................................................................................................................
D. Manfaat..............................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................................
A. Pengertian mikroorganisme...............................................................................
B. Sejarah penemuan mikroorganisme...................................................................
C. Struktur mikroorganisme dan ukurannya..........................................................
BAB III PENUTUP.............................................................................................................
A. Kesimpulan........................................................................................................
B. Saran..................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mikroorganisme merupakan penyebab berbagai macam penyakit yang
telah melanda peradaban manusia selama berabad-abad (Pelczar dan Chan, 2007).
Mikroorganisme berkembang biak dalam tubuh manusia sehingga menyebabkan
penyakit (Achmadi, 2006). Habitat mikroorganisme yang lain adalah di aliran air,
danau, sungai, laut dan di dalam setiap gram tanah subur terdapat berjuta-juta
mikroorganisme (Pelczar dan Chan, 2007).
Berdasarkan ukuran dan sifatnya, mikroorganisme dikategorikan ke dalam
empat kelompok yakni virus, bakteri, jamur dan parasit (Achmadi, 2006). Bakteri
dan jamur yang berkembang dalam tubuh manusia dapat menyebabkan beberapa
infeksi. Infeksi ini harus segera diatasi agar tidak berkembang menjadi penyakit
yang lebih serius, salah satunya yaitu dengan memberikan suatu zat antibiotik
untuk menghambat pertumbuhan mikroorganisme patogen dalam tubuh manusia.
Antibiotik adalah senyawa kimia yang dihasilkan oleh mikroorganisme
atau dihasilkan secara sintetik yang dapat membunuh atau menghambat
perkembangan bakteri dan organisme lain (Agus, 1994). Antibiotik merupakan
obat yang sangat penting dan dipakai untuk memberantas berbagai penyakit
infeksi, misalnya radang paru-paru, typus, luka-luka berat dan sebagainya
(Widjajanti, 1999), namun, tidak semua jenis mikroba dapat dibunuh oleh suatu
antibiotik. Sebagai contoh penicillin berkhasiat untuk membunuh Staphylococcus
aureus tetapi tidak berkhasiat terhadap Salmonella typhi. Bahkan dapat terjadi
Staphylococcus aureus yang biasanya sensitif terhadap penicillin berubah menjadi
resisten terhadap penicillin. Hal ini disebabkan mikroba tersebut mengadakan
mutasi yang dapat terjadi karena pengobatan yang dilakukan tidak dengan
semestinya (Entjang, 2003).
Jamur atau fungi merupakan organisme heterofik yang bila mereka hidup
dari benda organik mati yang terlarut, mereka disebut saprofit dan dapat juga
menyerbu inang yang hidup lalu tumbuh dengan subur disitu sebagai parasit.
Sebagai parasit, mereka menimbulkan penyakit pada tumbuhan dan hewan,
termasuk manusia. Kematian karena infeksi oleh jamur sangat tinggi. Hal ini
boleh jadi disebabkan oleh diagnosis yang terlambat atau karena tidak tersedianya
antibiotik-antibiotik nontoksik yang secara medis tepat guna (Pelczar dan Chan,
2007).
Banyak penyakit yang disebabkan oleh jamur, salah satunya dari spesies
Candida albicans. Candida merupakan jamur bersel tunggal dan tak berfilamen.
Candida telah muncul sebagai salah satu infeksi nosokomial yang paling penting
di seluruh dunia dengan angka morbiditas, mortalitas dan pembiayaan kesehatan
yang bermakna. Lebih dari 150 spesies Candida telah diidentifikasi dan 70%
infeksi pada manusia disebabkan oleh Candida albicans (Simatupang, 2009).
Infeksi yang disebabkan oleh Candida disebut Candidiasis dan sering terjadi pada
orofaring dan vagina. Jika tidak segera dilakukan penanganan yang tepat, infeksi
ini akan dengan cepat menyebar dan bisa berakibat fatal bagi penderita. Oleh
karena itu sangat diperlukan upaya penanganan yang tepat.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat disimpulkan rumusan
masalahnya, yaitu:
1. Apa pengertian mikroorganisme?
2. Bagaimana sejarah penemuan mikroorganisme?
3. Bagaimana struktur dan ukuran mikroorganisme?
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka dapat disimpulkan tujuannya,
yaitu:
1. Untuk mengetahui pengertian tentang mikroorganisme.
2. Untuk mengetahui sejarah penemuan mikroorganisme.
3. Untuk mengetahui struktur dan ukuran mikroorganisme.
D. Manfaat
Dapat mengetahui dan memahami tentang Mikroorganisme, Sejarah
penemuan mikroorganisme, dan mengetahui Struktur dan ukuran
mikroorganisme.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Mikroorganisme
Mikroorganisme adalah organisme hidup yang berukuran sangat kecil dan
hanya dapat diamti dengan menggunakan mikroskop. Mikroorganisme disebut
juga organisme mikroskopik.
Mikroorganisme ada yang tersusun atas satu sel (uniseluler) dan ada yang
tersusun atas beberapa sel (multiseluler). Walaupun mikroorganisme uniseluler
hanya tersusun atas satu sel, namun mikroorganisme tersebut menunjukkan semua
karakteristik organ hidup, yaitu, bermetabolisme, bereproduksi, berdiferensiasi,
melakukan komunikasi, melakukan pergerakan. Ilmu yang mempelajari
mikroorganisme disebut mikrobiologi. Mikroorganisme mempunyai beberapa
jenis, yaitu sebagai berikut:
1. Bakteri
Bakteri (dari kata latin bacterium, jamak: bacteria) adalah kelompok
organisme yang tidak memiliki membran inti sel. Organisme ini termasuk
kedalam domain prokariota dan berukuran sangat kecil (mikroskopik), serta
memiliki peran besar dalam kehidupan di alam.
Struktur sel bakteri relatif sederhana, tanpa nukleus/inti sel, kerangka sel,
dan organel-organel lain seperti mitokondria dan kloroplas. Bentuk dasar bakteri
terdiri atas bentuk bulat (kokus), batang (basil), dan spiral (spirilia), serta terdapat
bentuk antara kokus dan basil yang disebut kokobasil.
Ciri-ciri Bakteri Bakteri memiliki ciri-ciri yang membedakannnya dengan
mahluk hidup lain yaitu : 1. Organisme multiselluler 2. Prokariot (tidak memiliki
membran inti sel ) 3. Memiliki ukuran tubuh yang bervariasi antara 0,12 s/d
ratusan mikron umumnya memiliki ukuran rata-rata 1 s/d 5 mikron. 4. Memiliki
bentuk tubuh yang beraneka ragam 5. Hidup bebas atau parasit 6.Yang hidup di
lingkungan ekstrim. Faktor–faktor yang mempengaruhi pertumbuhan bakteri
adalah : Suhu, pH, Konsentrasi garam, Sumber nutrisi, Zat-zat sisa metabolisme,
Zat kimia.
2. Fungi
Fungi merupakan organisme eukariotik, heterotof karena tidak
mengandung klorofil, makananannya diambil dengan cara arbsorbsi dari
lingkungan dan berkembang biak dengan spora. Cara mendapatkan nutrisi dari
beberapa makhluk hidup, di antaranya sebagai berikut : - Fungi = heterotrof yang
absorbtif - Hewan = heterotof yang fagotrof - Tumbuhan = autrotof
Ciri-ciri fungi, yaitu: 1. Jamur merupakan organisme uniseluler maupun
multiseluler umumnya berbentuk hifa, hifa bercabang-cabang membentuk
bangunan seperti anyaman yang disebut miselium. 2. Tidak mempunyai klorofil,
sehingga tidak mampu membuat makan secara fotosintesis. 3. Hidup secara
heterotof dengan jalan saprofit (menguraikan sampah organik ), parasit
(merugikan organisme lain), dan simbiosis. 4. Struktur sel eukariotik, memiliki
dinding sel yang terbuat dari kitin. 5. Habitual jamur secara umum terdapat di
dalam dan tempat yang lembab.
Jamur uniseluler dapat berkembang dengan dua cara, yaitu: a.Vegetatif
dapat dilakukan cara dengan membentuk spora, membelah diri, kuncup (budding).
b. Generatif dengan cara membentuk spora askus. — Jamur multiseluler dapat
berkembak biak dengan dua cara, yaitu: a. Vegetatif dapat dilakukan dengan cara
fragmentasi, konidium, zoospora. b. Generatif dapat dilakukan dengan cara
konjugasi, hifa yang akan menghasilkan zigospora, spora askus, spora basidium.
Contoh penggunaan fungi pada bioteknologi — Pembuatan Antibiotik
Mikroorganisme yang dimanfaatkan dalam pembuatan antibiotik antara lain:
 Jamur Penicillium menghasilkan antibiotik penisilin.
 Jamur Cephalosporium menghasilkan antibiotik sefalospori yang
digunakan untuk obat radang paru- paru.
 Jamur Streptomyces menghasilkan antibiotik streptomisin yang
dihunakan sebagai obat TBC.
3. Virus
Kata virus berasal dari bahsa yunani, yaitu venom yang berarti racun.
Defenisi virus secara umum : Merupakan elemen genetik yang mengandung salah
satu asam nukleat, yaitu asam deoksiribonukleat (DNA) atau asam ribonukleat
(RNA). Virus bisa berasa dalam dua kondisi yang berbeda, yaitu secara
intraseluler (dalam tubuh inang) dan ekstraseluler (di luar tubuh inang). Partikel
virus ketika berada di luar inang dikenal dengan nama virion. Virus dapat
bertindak sebagai agen penyakit dan agen pewaris sifat. Ciri-ciri virus, yaitu:
 Berukuran 28-200 nm
 BerbentukT, batang, bola, jarum, dan lain-lain.
 Merupakan organisme non seluler
 Bersifat parasit obligat (hidupnya sangat tergantung pada inang).
 Hanya memiliki bahan inti berupa DNA / RNA.
 Tubuhnya dilindungi oleh kapsid.
 Kapsid tersusun dari unit protein yang disebut kapsomer.
 Dapat dikristalkan.
 Dapat memperbanyak diri (berproliferasi) pada sel atau jaringan tertentu.
 Dapat melewati filter bakteri.
Klasifikasi virus berdasarkan jenis inang yang diinfeksi :
 Virus tanaman , contohnya Tobacco MozaicVirus (TMV) dan
PotatoYellow Dwarf Virus.
 Virus hewan , contohnya Rhabdovirus dan New Castle Disease (NCD).
 Virus manusia , contohnya : virus polio, influenza, hepatitis,AIDS, dan
SARS.
 Virus bakteri , contohnya : BakteriofageT4. Berdasarkan jenis asam
nukleat.
 Virus RNA, contohnya virus influenza,virus HIV, dan corona virus (virus
SARS).
 Virus DNA, contohnya poxvirus, herpes virus dan adeno virus.
4. Protozoa
Protozoa berasal dari bahsa yunani, yaitu protos artinya pertama dan zoon
artinya hewan. Jadi, Protozoa adalah hewan pertama. Protozoa merupakan
kelompok lain protista eukariotik. Kebanyakan Protozoa hanya dapat dilihat di
bawah mikroskop. Habitat hidupnya adalah tempat yang basah atau berair.
Ciri-ciri protozoa umumnya tidak dapat membuat makanan sendiri
(heterotrof). Protozoa memiliki alat gerak yaitu ada yang berupa kaki semu, bulu
getar (cillia) atau bulu cambuk (flagel). Hidup bebas, saprofit atau parasit.
Organisme bersel tunggal. Eukariotik atau memiliki membran nukleus/ berinti
sejati. Hidup soliter (sendiri) atau berkoloni (kelompok). Dapat membentuk kista
untuk bertahan hidup. Kista, merupakan bentuk sel protozoa yang terdehidrasi dan
berdinding tebal mirip dengan endospora yang terjadi pada bakteri. Protozoa
mampu bertahan hidup dalam lingkungan kering maupun basah. Protozoa tidak
mempunyai dinding sel. Protozoa merupakan organisme mikroskopis yang
prokariot
Protozoa dibagi Menjadi 4 Kelas Berdasarkan Alat Gerak 1. Sarcodina,
bergerak dengan pseudopodia. Ex: Amoeba. 2. Mastigophora, bergerak dengan
flagella. Ex: Euglena. 3. Ciliphora, bergerak dengan silia. Ex: Paramaecium. 4.
Sporozoa, tidak bergerak, bersifat parasit.
Paramaecium — Paramaecium caudatum disebut binatang sandal, yang
memiliki dua jenis vakuola yaitu vakuola makanan dan vakuola kontraktil yang
berfungsi untuk mengatur kesetimbangan tekanan osmosis (osmoregulator).
Memiliki dua jenis inti : Makronukleus dan Mikronukleus (inti reproduktif). Cara
reproduksinya aseksual : membelah diri.
5. Alga
Alga (jamak Algae) adalah sekelompok organisme autotrof yang tidak
memiliki organ dengan perbedaan fungsi yang nyata. Alga bahkan dapat dianggap
tidak memiliki "organ" seperti yang dimiliki tumbuhan (akar, batang, daun, dan
sebagainya). Karena itu, alga pernah digolongkan pula sebagaitumbuhan bertalus.
Kelompok alga
a. Alga prokariotik : alga ini bersama bakteri masuk ke dalam kerajaan
Monera.Akan tetapi dalam perkembangan selanjutnya diketahui bahwa ia
lebih banyak memiliki karakteristik bakteri sehingga dimasukkan ke dalam
kelompok bakteri benar (Eubacteria).
b. Alga eukariotik : Jenis-jenis alga lainnya memiliki struktur sel eukariotik
dan mampu berfotosintesis, entah dengan klorofil maupun dengan pigmen-
pigmen lain yang membantu dalam asimilasi energi.
Dalam taksonomi paling modern, alga-alga eukariotik meliputi filum /
divisio berikut ini : Archaeplastida, RegnumViridiplantae atau Plantae
(tumbuhan): Filum Chlorophyta (alga hijau), Filum Charophyta (alga hijau
berkarang), Archaeplastida : Regnum incertae sedis, Filum Rhodophyta (alga
merah), Archaeplastida : Regnum incertae sedis , Filum Glaucophyta,
Superregnum Cabozoa: Regnum Rhizaria, Filum Cercozoa, Superregnum
Cabozoa: Regnum Excavata, Filum Euglenozoa, Regnum Chromalveolata:
Superfilum Chromista, Filum Heterokontophyta (atau Heterokonta), Filum
Cryptophyta, Filum Haptophyta, Regnum Chromalveolata: Superfilum Alveolata,
Filum Dinophyta (atau Dinoflagellata).
B. Sejarah penemuan mikroorganisme
Antonie van Leeuwenhoek, seorang pedagang dari Belanda adalah satu di
antara orang-orang pertama yang mengamati mikroorganisme dengan lensa
pembesar. Sejak tahun 1673, Leeuwenhoek menulis surat-surat yang
menggambarkan makhluk-makhluk kecil yang disebutnya sebagai animalcule ke
Royal Society of London. Melalui mikroskop sederhananya yang terdiri dari 1
lensa, Leeuwenhoek mengirimkan gambar-gambar animalcule dalam air hujan,
larutan peppercorn dan korekan dari gigi.
Pada saat yang hampir bersamaaan Robert Hooke, seorang Inggris,
menggunakan mikroskop untuk mengamati tutup botol yang terbuat dari dinding
sel tumbuhan yang sudah mati. Hooke menyebut pori-pori di antara dinding sel
tersebut sebagai kotak kecil atau sel. Penemuannya tentang struktur tutup botol
pada tahun 1665 tersebut adalah awal dari teori sel.
Antara tahun 1838-1839, dua orang ilmuwan berkebangsaan Jerman, yaitu
ahli botani Matthias Schleiden dan ahli zoologi Theodor Schwann telah
mengumpulkan banyak informasi tentang sel-sel pada makhluk hidup. Hasil
penelitian mereka menyimpulkan bahwa semua benda hidup terdiri dari selsel.
Penelitian-penelitian tentang struktur dan fungsi sel selanjutnya selalu berdasar
pada teori ini yang merupakan titik tolak penting bagi biologi modern.
Mikroorganisme dalam sejarahnya sudah diperkenalkan sejak abad ke 90
SM, oleh seorang filosof Romawi yang bernama Lucretius. Dia mengemukakan
adanya suatu penyakit yang disebabkan oleh makhluk hidup tak kasat mata
(mikroorganisme). Ratusan tahun berikutnya penemuan terkait mikroorganisme
berkembang semakin pesat. Muncul banyak ilmuwan-ilmuwan moderen yang
berhasil mengungkap dan mendiskripsikan berbagai jenis mikroorganisme secara
jelas dengan teori-teori yang dapat dibuktikan secara ilmiah. Hingga saat ini kita
mengenalnya sebagai cabang ilmu Mikrobiologi, yang secara khusus mempelajari
kehidupan mikroorganisme baik dari kelompok bakteri, virus, jamur, protozoa dan
lainnya.
Setelah Leeuwenhoek menemukan animalcule maka masyarakat ilmiah
menjadi tertarik mengamati asal-usul makhluk-makhluk kecil tersebut. Sampai
dengan pertengahan abad kesembilan belas, teori generasi secara spontan
(spontaneous generation) yang menyatakan bahwa kehidupan timbul secara
spontan dari benda mati, masih banyak dianut.
Fransisco Redi, ahli fisika dari Itali adalah salah satu penentang teori
generasi spontan. Pada tahun 1668, Redi melakukan penelitian dengan
mengisikan daging ke dalam 3 buah botol, kemudian ditutupnya dengan kain
kasa. Kemudian, dia melakukan hal yang sama pada 3 buah botol lainnya, tetapi
tutup botol-botol tersebut dibiarkan terbuka. Lalat terlihat dalam botolbotol
terbuka, tetapi tidak dalam botol yang tertutup. Dari pengamatan ini Redi
menyimpulkan dengan tepat bahwa bau dari daging yang membusuk menarik
lalat, kemudian bertelur dan telur tersebut berkembang menjadi larva.
Pembuktian serupa dilakukan oleh Lazzaro Spalanzani (1729-1799) dan
Theodor Schwan (1810-1882). Mereka menunjukkan bahwa ekstrak (jus) sayuran
dan daging yang terlebih dahulu dipanaskan tidak menyebabkan tumbuhnya
mikroorganisme. Percobaan mereka juga menunjukkan bahwa udara dipenuhi
oleh mikroorganisme yang bisa mengontaminasi jus di atas.
Louis Pasteur (1822-1895) menunjukkan bahwa sejumlah
mikroorganisme bertanggung jawab dalam proses fermentasi dan tidak lahir
secara spontan dari jus. Dugaan Pasteur menyatakan bahwa mikroorganisme yang
tumbuh pada jus atau ekstrak daging berasal dari udara. Untuk membuktikan hal
itu Pasteur menyaring sejumlah besar udara dengan kain katun yang bersih.
Kemudian, jumlah mikroba pada kain katun tersebut dibandingkan dengan
mikroba yang ada pada kain katun bersih. Bukti yang sangat meyakinkan yang
menolak teori generasi spontan juga diberikan oleh Pasteur pada tahun 1861.
Pasteur menunjukkan bahwa larutan gula-protein yang telah dipanaskan dan
diletakkan di dalam botol berleher angsa yang juga dipanaskan tidak bisa
ditumbuhi oleh mikroba meskipun botol tersebut tidak tertutup. Dugaan Pasteur
bahwa mikroba dari udara tidak bisa mencapai larutan karena terperangkap pada
leher sempit panjang tersebut terbukti karena jika botol dimiringkan sehingga
larutan menyentuh leher botol tersebut, mikroba tumbuh dalam larutan. Meskipun
demikian, banyak peneliti yang tidak bisa mengulangi hasil Pasteur sehingga
mereka masih mempertahankan teori generasi spontan. Adanya pertumbuhan
mikroba dalam larutan yang telah dipanaskan, kemudian bisa diterangkan karena
beberapa mikroba memang sangat tahan panas.
C. Struktur dan ukuran mikroorganisme
Dengan adanya jutaan makhluk hidup di alam ini, penamaan umum akan
membingungkan karena satu nama di satu daerah mungkin menunjukkan makhluk
yang berbeda di daerah lain. Oleh karena itu, dikenal nama ilmiah bagi makhluk
hidup yang dikembangkan oleh Carolus Linnaeus pada abad ke-18.
Berdasarkan tata cara penamaan ilmiah tersebut, setiap makhluk hidup
memiliki nama yang terdiri dari dua kata berasal dari huruf Latin atau Yunani.
Kata pertama merupakan nama Genus, sedangkan kata kedua adalah nama spesies
dan keduanya dituliskan dengan garis bawah atau huruf miring. Nama genus
diawali dengan huruf besar, sedangkan nama spesies dituliskan dengan huruf
kecil. Contohnya, nama bakteri Escherichia coli yang termasuk genus Escherichia
dan spesiesnya coli.
1. Bakteri
Bakteri dapat ditemukan dimana-mana karena mereka dapat menyesuaikan diri
dengan berbagai lingkungan dan bisa menggunakan berbagai sumber karbon
untuk menghasilkan energi. Selain itu, bakteri mudah memperbanyak diri dengan
cara membelah diri. Menurut taksonomi, bakteri adalah makhluk bersel tunggal
yang dikategorikan ke dalam kerajaan Monera, filum Eubacteria dan kelas
Schizomutaceae. Kelas di atas, kemudian dibagi menjadi beberapa ordo. Bakteri
yang penting dalam bidang pangan umumnya termasuk ke dalam ordo
Eubacteriales dan Pseudomonadales. Penggolongan selanjutnya umumnya
didasarkan pada bentuk, ukuran, susunan (arrangement), pewarnaan Gram, motil
(dapat bergerak) tidaknya, ada tidaknya endospora, dan penampakannya sebagai
koloni pada medium buatan atau bahan pangan.
 Ukuran, Bentuk, dan Susunan
Bakteri adalah sel prokariotik yang sangat kecil, berdiameter antara 0.2 -
3.0 mm sedangkan yang berbentuk batang berukuran 0.5-15 mm. Tiga bentuk
dasar bakteri, yaitu bulat atau kokus (jamak = koki), batang atau basilus (jamak =
basili) dan spiral. Pada umumnya bakteri berbentuk kokus bisa tersusun
membentuk pasangan (diplokoki), kelompok yang terdiri dari empat sel (tetrad),
kelompok yang terdiri dari delapan sel (sarcina), rantai (streptokoki), dan
bergerombol, seperti anggur (stafilokoki). Bakteri berbentuk batang juga bisa
menyusun diri membentuk pasangan (diplobasili), atau rantai (streptobasili).
Bakteri berbentuk spiral bisa berupa batang pendek, seperti koma dan disebut
vibrio, ada yang membentuk heliks dan disebut spirila dan ada yang bergerak
dengan cara merentang (flexing) dan bergoyang (wiggling)yang disebut spirokhet.
bentuk dan susunan bakteri. Bentuk bakteri ditentukan oleh dinding selnya.

2. Kapang
Kapang adalah mikroorganisme yang memiliki banyak sel (multiseluler)
yang per umbuhannya pada bahan makanan umumnya berbentuk sepeti kapas
(istilah sehari-hari = jamuran) sehingga mudah diamati dengan mata. Struktur
menyerupai kapas ini disebut miselium yang tersusun oleh benang-benang atau
filamen yang disebut hifa. Jika diamati di bawah mikroskop hifa ada yang
memiliki dinding pembatas (septat) dan yang tanpa dinding pembatas (nonseptat).
Hifa bisa terendam di dalam substrat tempat tumbuhnya untuk mencari
nutrien dan ada yang tumbuh ke arah udara yang disebut aerial. Hifa aerial ini
biasanya membawa spora yang merupakan alat reproduksi. Penggolongan kapang
umumnya didasarkan pada jenis hifanya, gelap atau terang serta warna
miseliumnya, ada atau tidaknya spora seksual dan tipe yang dibuatnya, tipe spora
aseksual yang dimilikinya, karakteristik alat pembawa sporanya, serta adanya
struktur-struktur khusus yang membedakan satu kapang dengan kapang lainnya.
Berdasarkan cara reproduksinya, kapang disebut fungi yang sempurna jika
memiliki spora seksual dan aseksual. Fungi sempurna tersebut digolongkan dalam
kelas Zygomycetes jika tidak berseptat serta Ascomycetes atau Basidiomycetes jika
berseptat. Fungi tidak sempurna atau Fungi Imperfecti yang umumnya berseptat
hanya memiliki spora aseksual dan digolongkan sebagai kelas Deuteromycetes.
Spora aseksual kapang yang memiliki dinding sel yang tebal ini sangat ringan
sehingga mudah diterbangkan oleh angin. Jika spora ini mendarat pada substrat
yang cocok maka kapang baru akan tumbuh. Tiga bentuk spora aseksual adalah
konidia (tunggal=konidium), arthrospora dan sporangiospora. Spora seksual
yang dibentuk oleh kapang dibedakan berdasarkan cara pembentukannya dan
disebut zygospora dan askospora.
3. Khamir
Khamir adalah fungi bersel satu berbentuk bulat atau oval yang tidak
membentuk filamen. Khamir yang menguntungkan telah dimanfaatkan dalam
pembuatan roti, tape, bir, anggur dan cuka. Akan tetapi, kadang-kadang
pertumbuhannya tidak diinginkan karena menyebabkan kerusakan pada
sauerkraut (asinan kubis), jus buah, sirup, madu, daging, anggur, bir dan
sebagainya.
Pada umumnya khamir diklasifikasikan atas dasar ciri-ciri morfologisnya,
ada tidaknya askospora, penyampaian askospora, penampakan sel vegetatifnya,
cara reproduksi aseksualnya, ada tidaknya miselium, pertumbuhan pada medium
cair, warna pertumbuhan makroskopisnya, serta ciri-ciri fisiologisnya (kebutuhan
nutrien dan sebagainya).
 Bentuk dan Struktur
Khamir bisa berbentuk bulat, oval, seperti lemon, seperti buah pear, menyerupai
silinder, segitiga ataupun memanjang sehingga menyerupai miselium disebut
pseudomycellium atau miselium palsu.
4. Virus
Virus adalah mikroorganisme sangat kecil yang mengandung asam
deoksiribonukleat (ADN) atau asam ribonukleat (ARN) sebagai materi
genetikanya, tetapi tidak mampu melakukan metabolisme sendiri. Oleh karena itu
virus disebut sebagai parasit obligat karena tergantung dari makhluk hidup lain
untuk reproduksinya. Semua virus yang bisa ditularkan melalui makanan bersifat
merugikan dan dapat menyebabkan penyakit. Virus ditularkan dalam bentuk
partikel yang inert.
 Ukuran
Partikel virus berukuran 25-250 nm, virus yang diisolasi dari bahan
pangan umumnya berukuran antara 25-30 nm.
 Replikasi
Virus hanya dapat berkembang biak jika ia berada pada jaringan sel inang
yang hidup. Proses yang terjadi di dalam sel inang ini meliputi penempelan dan
penetrasi, sintesis protein dari ARN atau ADN yang dikandungnya, perakitan
(assembly) dan pembentukan virus dewasa di dalam sel inang, dan pelepasan
(release) dari tubuh inang.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Mikroorganisme merupakan penyebab berbagai macam penyakit yang
telah melanda peradaban manusia selama berabad-abad (Pelczar dan Chan, 2007).
Mikroorganisme berkembang biak dalam tubuh manusia sehingga menyebabkan
penyakit (Achmadi, 2006). Habitat mikroorganisme yang lain adalah di aliran air,
danau, sungai, laut dan di dalam setiap gram tanah subur terdapat berjuta-juta
mikroorganisme (Pelczar dan Chan, 2007).
B. Saran
Demikian penulisan makalah ini, tentu masih banyak sekali kekurangan
makalah ini. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat kami
harapkan demi kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi saat ini. . Ucapan
terima kasih layaknya pantas kami persembahkan bagi dosen pembimbing kami
dan para pembaca. Terakhir, ucapan maaf yang sebesar – besarnya perlu kami
ucapkan jika dalam penulisan ini kami banyak melontarkan kata – kata yang
kurang berkenan.
DAFTAR PUSTAKA
Cano, R.J dan Colom , J.S (1986). Microbiology. St. Paul, MN: West
Publishing Company.
Tortura, G.J, Funke, B.R dan Case, C.L, mikrobiology. An Introduction
Menlo Park, CA: The Benjamin/Cummings Publshing Company, Inc.

Anda mungkin juga menyukai