Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH

DASAR-DASAR MIKROBIOLOGI
“Mikrobiologi Kesehatan”

Dosen Pengampu: Tuti Lestari, S. Si., M. Si

Disusun Oleh:

Kelompok 5

1. Nada Salsabila (18231087)

2. Rahayu Syahdila Fitri (18231056)

3. Yovi Andryanti (18231067)

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “Mikrobiologi Kesehatan” ini dengan seksama dan tepat pada waktu
yang telah ditentukan. Makalah ini disusun dengan maksud untuk menyelesaikan tugas mata
kuliah Dasar-dasar Mikrobiologi serat untuk menambah pengetahuan dari pembaca.

Ucapan terimakasih kami sampaikan kepada Ibu Tuti Lestari selaku dosen mata kuliah
Dasar-dasar Mikrobiologi yang telah membimbing kami serta ucapan terimakasih kami
ucapkan kepada semua pihak yang telah membantu kelancaran dalam penyusunan makalah ini.
Kami berharap agar makalah ini dapat diterima dan bermanfaat khususnya bagi mahasiswa dan
pembaca pada umumnya, sebagai salah satu sumber pengetahuan dan bahan pembelajaran.

Dalam penyusunan makalah ini kami menyadari masih banyak kekurangan dan
kekeliruan. Untuk itu, kami meminta maaf atas segala keterbatasan waktu dan kemampuan
kami dalam menyelesaikan makalah ini. Segala kritik dan saran yang membangun dari rekan-
rekan dan dosen senantiasa kami harapkan demi peningkatan kualitas makalah ini.

Payakumbuh, 22 November 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................................ ii

DAFTAR ISI ......................................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................................1

1.1 Latar Belakang ...............................................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................................................1

1. 3 Tujuan Penulisan ..........................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN .........................................................................................................................3

2.1 Peranan Mikroorganisme dalam Bidang Kesehatan ......................................................................3

A. Produksi protein manusia ........................................................................................................3

B. Produksi Enzim ........................................................................................................................4

C. Produk antibiotik .....................................................................................................................6

D. Produksi vaksin ........................................................................................................................6

E. Produksi asam organik .............................................................................................................7

F. Produksi steroid .......................................................................................................................8

G. Produksi vitamin dan asam amino ...........................................................................................9

H. Produksi Alkaloid Ergot ........................................................................................................10

2.2 Pemanfaatan Mikroorganisme dalam Bidang Kedokteran ..........................................................10

A. Teknologi Pemanfaatan Mikrorganisme................................................................................10

B. Kajian Islam tentang Bioteknologi dalam Bidang Kedokteran .............................................21

2.3 Manfaat Mikroorganisme di bidang kesehatan............................................................................22

BAB III PENUTUP ...............................................................................................................................25

3.1 Kesimpulan ..................................................................................................................................25

3.2 Saran ............................................................................................................................................25

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................................26

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Mikroorganisme merupakan jasad hidup yang mempunyai ukuran sangat kecil. Setiap
sel tunggal mikroorganisme memiliki kemampuan untuk melangsungkan aktivitas kehidupan
antara lain dapat mengalami pertumbuhan, menghasilkan energi dan bereproduksi dengan
sendirinya. Mikroorganisme memiliki fleksibilitas metabolisme yang tinggi karena
mikroorganisme ini harus mempunyai kemampuan menyesuaikan diri yang besar sehingga
apabila ada interaksi yang tinggi dengan lingkungan menyebabkan terjadinya konversi zat yang
tinggi pula.

Di bidang medis, pemanfaatan mikrooganisme di masa lalu dibuktikan antara lain


dengan penemuan vaksin, antibiotik, dan insulin dengan cara bioteknologi walaupun masih
dalam jumlah yang terbatas akibat proses fermentasi yang tidak sempurna. Perubahan
signifikan terjadi setelah penemuan bioreaktor oleh Louis Pasteur. Dengan alat ini, produksi
antibiotik maupun vaksin dapat dilakukan secara massal. Pada masa ini, bioteknologi
berkembang sangat pesat, terutama di negara negara maju. Kemajuan ini ditandai dengan
ditemukannya berbagai macam teknologi semisal rekayasa genetika, kultur jaringan,
rekombinan DNA, pengembangbiakan sel induk, kloning, dan lain-lain. Bioteknologi adalah
penggunaan terpadu dari disiplin biokimia, mikrobiologi, dan ilmu keteknikan dengan bantuan
mikroba, atau sel dan jarirang organisme dalam penerapanya secara teknologis dan industri.
Teknologi ini memungkinkan kita untuk memperoleh penyembuhan penyakit-penyakit genetik
maupun kronis yang belum dapat disembuhkan, seperti kanker ataupun AIDS. Teknologi ini
merupakan bentuk terobosan baru untuk memanfaatkan mikroorganisme di bidang kedokteran.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana peranan mikroorganisme dalam bidang kesehatan?

2. Bagaimana pemanfaatan mikroorganisme di bidang kedokteran?

3. Bagaimana manafaat mikroorganisme di bidang kesehatan?

1
1. 3 Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penulisan makalah ini sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui apa saja peranan mikroorgaisme dalam bidang kesehatan

2. Untuk mengetahui pemanfaatan mikroorganisme dalam bidang kedokteran

3. Untuk mengetahui manfaat patogen di bidang kesehatan

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Peranan Mikroorganisme dalam Bidang Kesehatan

A. Produksi protein manusia


Adanya proses rekayasa genetik dengan pemanfaatan mikroorganisme meningkatan
peran industri farmasi dlam memproduksi protein manusia. Melalui tehnik rekombinasi DNA,
sekuens DNA manusia yang mengkode berbagai protein dapat digabungkan dengan genum
bakteri, dan dengan menumbuhkan bakteri rekonbinan dalam fermentor, maka protein manusia
dapat diproduksi secara komersial.

Insulin mutlak diperlukan oleh manusia. Insulin merupakan hormon polipeptida yang
dihasikan oleh pulau-pulau langerhans dipankreas yang berfungsi mengatur metabolisme
karbohidrat.dalam makanan dikomfersi menjadi glukosa monosakarida, karbohidrat pokok
dalam darah. Beberapa karbohidrat seperti fruktosa dan selulosa dapat digunakan sebagai
energi sel namun tidak dikomfersi menjadi glikosa dan tidak berpatisipai dalam mekanisme
pengaturan metabolisme glukosa.

Insulin dilepaskan oleh sel beta ( sel β ) pada pankreas sebagai respon naiknya kadar
glukosa darah, pada saat setelah makan. Insulin memungkinkan sel-sel tubuh mengabsorbsi
glukosa dari darah untuk digunakan sebagai sumber energi, diubah menjdi molekul lain yang
diperlukan, atau untuk disimpan. Insulin juga merupakan sinyal kontrol utama konfersi glukosa
menjdi glikogen untuk pennyimpanan internal dihati dan sel otot. Bila jumlah insulin yang
tersedia tidak mencukupi, sel tidak merespon adanya insulin (tidak sensitif atau resisten
insulin), atau bila insulin itu sendiri tidak produksi oleh sel-sel beta akibat risaknya sel-sel beta
pada pankreas, maka glukosa tidak dapat dimanfaatkan oleh sel tubuh atau pun disimpan dalam
bentuk cadangan makanan dalam hati maupaun sel otot. Akibat yang terjadi adalah peningkatan
kadar glukosa dalam darah, penurunan sintesis protein, dan gangguan proses-proses
metabolisme dalam tubuh.

Insulin diperlukan bagi penderita diabetes melitus, suatu penyakit ganguan


metabolisme kabohidrat, khususnya penderita diabetes millitus tipe 1 yang memerlukan asupan
insulin eksogen. Pada mulannya, sumber insulin untuk penggunaan klinis pada manusia
diperoleh dari pankreas sapi, kuda, babi, maupun ikan. Insulin yang diperoleh dari sumber-

3
sumber tersebut efektif bagi manusia karena identik dengan insulin manusia. Hanya terdapat
perbedaan 3 asam amino antara insulin sapi dengan insulin manusia, dan hanya terdapat
perbedaan sebesar 1 asam amino antara insulin babi dengan insulin manusia.

Disebabkan mekanisme reaksi alergi yang timbul akibat menggunakan insulin dari hewan (
sapi, babi, ikan, maupaun kuda) dalam jangka waktu lama khususnya penderita diabetes
mellitus tipe 1, maka insulin dari manusia mulai diproduksi dengan menggunakan tehnik
rekayasa genetik.

Prusahaan farmasi Amerika serikat Eli Lilly, memasarkan produk insulin manusia yang
pertama, Humulin pada tahun1982. DNA manusia yang mengkode insulin dipotong dan
disisipkan kedalam fektor ( contohnya plasmid ) yang selanjutnya ditransformasi kedalam sel
Escherichia coli sebagai inang. Sel inang tumbuh dan bereproduksi secara normal, dan karena
terdapat DNA manusia yang disisipkan, maka sel inang tersebut otomatis akan menghasilkan
insulinmanusia. Proses yang serupa juga dilakukan pada produksi interferon, hormon
pertumbuhan manusia ( tumour necrosis factor, TNF) dan interleukin-2 ( IL-2 ). (Lihat gambar)

Hormon petumbuhan TNF digunakan untuk mengobati penyakit dwarfisme (cebol)


akibat kekurangan hormon ini. IL-2, TNF dan IFN merupakan komponen penting respon
imunitas alami manusia, dan produksinya terbukti berguna untuk mengobati berbagai penyakit.
Misalnya IFN penting dalam pertahanan terhadap infeksi virus dan pengobatan akibat infeksi
virus. TNF adalah substansi alami yang dihasilkan tubuh dalam jumlah kecil oleh sel darah
putih tertentu yang disebut makrofag, berfungsi menbunuh beberapa sel kangker dan
mikroorganisme infeksius tanpa mempengaruhi sel-sel nomal. Produk rekombinan lainnya
adalah aktifator plasminogen jaringa ( alteplase) yang merupakn protein yang tersusun atas 527
asam amino yang digunakan untuk mengobati penderita serangan jantung.

B. Produksi Enzim
Enzim yang disolasi dari mikroorganisme dapat diaplikasikan pada berbagai macam
industri. Misalnya, enzim proteose yang diisolasi dari bahan pembersih. Protease merusak dan
melarutkan protein yang mengotori pakaian. Enzim yang dihasilkan untuk proses-proses
industri meliputi protease , amilase, glikosa isomerase, glukosa oksidase, renin, pektinase, dan
lipase.empat macam enzim yang secara luas diproduksi oleh mikroganisme adalah protease,
glukamilase,α-amilase, dan glukosa isomerase.

4
Protease adalah enzim yang menyerang ikatan peptida molekul protein dan membentuk
fragmen-fragmen kecil peptida. Strain rekombinan Basillus sp. GX6644 mensekresikan alkalin
protease yang sangat aktif terhadap protein kasein susu. Dengan aktifitas tertinggi pada pH 11
dan temperatur 40-55°C. Strain rekombinan yang lain yaitu Basillus sp. GX6638 mensekresi
beberapa alkalin protease yang aktif pada kisaran pH yang cukup luas (8-12). Fungi yang
mempreduksi protease adalah spesies Aspergillus. Protease yang dihasilkan oleh fungi
memiliki kisaran pH yang lebih luas dibandingkan protease yang diperoduksioleh bakteri.

Amilase digunakan dalam detergen dan dalam industri pembuatan bir. Ada beberapa
tipe amilase, termasuk α-amilase yang digunakan untuk mengubah pati menjadi maltosa dan
dekstrin, glukamilase yang mengubah pati menjadi glukosa. Ketiga enzim diatas digunakan
untuk memproduksi sirup dan dekstrosa dari pati. Produksi amilase menggunakan fungi
Aspergillus sp. Aspergillus oryzae yang digunakan untuk memproduksi amilase dari gandum
pada kultur stasioner. Bacillus subtilis dan bacillus diastaticus digunakan untuk memproduksi
amilase bakteri.

Glukosa isomerase mengubah glukosa menjadi friktosa yang dua kali lebih manis
dibandingkan sukrosa dan 1,5 kali lebih manis dibandingkan glukosa, sehingga fruktosa
merupakan bahan pemanis yang sangat penting pada industrimakanan dan minuman. Enzim
ini diproduksi oleh Bacillus coagulan, streptomyces sp. Dan Nocardia sp.

Renin merupakan enzim penggumpal susu yang mengkatalisis koagulasi susu dalam industri
pembuatan keju. Enzim ini diproduksi oleh Mucor pussilus.

Enzim mikroorganisme juga digunakan dalan produksi polimer sintetik. Misalnya,


industri plastik saat ini menggunakan metode kimia untuk mereduksi alkene oxidan yang
digunakan untuk memproduksi plastik. Produksi alkene oxidan dari mikroorganisme
melibatkan aksi tiga enzim yaitu piranose-2-oksidase dari fungi oudmansiella mucida, enzim
haloperoksidase dari fungi Caldariomyces sp. Dn enzim epoxidase dari falvobacterium sp.

Pada produksi enzim yang stabil terhadap panas, DNA polimerase sangat penting dalam proses
amplifikasi DNA. Reaksi rantai polimerase sangat penting bagi diagnosis kesehatan, forensik,
dan penelitian biologi mulekular. Kultur thermus aquacitus, dan mikroorganisme
termofilik yang direkayasa secara genetis mengndung gen untuk taq DNA polimerase dari
thermus aquaticus, digunakan untuk membuat DNA polimerase rekombinan yang stabil
terhadap panas, yang disebut amplitaq.
5
C. Produk antibiotik
Produksi antibiotik dilakukan dalam skala besar pada tangki fernentasi dengan ukuran
besar. Sebagai contoh Penicillium chrysogenum ditumbuhkan dalam 100.000 liter fermentor
selama kurang lebih 200 jam. Mula-mula suspensi spora P. chrysogenum ditumbuhkan dalam
larutan media bernutrisi. Kultur diinkubasi selama 24 jam pada temperatur 24 °C dan
selanjutnya ditransfer ke tangki inokulum. Tangki inokulum digojlok teratur untuk
mendapatkan aerasi yang baik selama satu hingga dua hari.

Pada proses produksi penisilin, media bernutrisi yang mengandung gula asam
fenilasetat ditambahkan ke secara kontinu. Asam fenilasetat ini digunakan untuk membuat
rantai samping benzil pada penisilin G. Penisilin G diekstraksi dari filtrat dan dikristalisasi.
Untuk membuat penisilin semisintetik, penisilin G dicampur dengan bakteri yang mensekresi
enzim asilase. Enzim ini akan melepas gugus benzil dari penisilin G dan mengubahnya menjadi
6-aminopebicillanic acid (6-APA). Aminopenicilanic acid adalah molekul yang digunakan
untuk membuat penisilin jenis lain. Bebagai gugus kimia ditambahkan pada aminopenicillanic

Hal yang serupa juga terjadi pada sefalosporin C yang diperoduksi oleh cephalosporium
acremonium. Molekul sepalosporin C dapat ditranspormasi dengan melepas rantai samping α-
aminodipic acid dan menambahkan gugus baru yang memiliki kisaran antibakteri yang lebih
luas.

Strain streptomyces griseus dan Actinomycetes lainnya menghasilkan streptomisin dan


bebagai antibiotik lainnya. Spora S. Griseus diinokulasi kedalam media untuk mendapatkan
kultur pertumbuhan dengan biomassa miselia yang tinggi sebelum dimasukkan kedalam tangki
inokulum. Media dasar untuk praduksi streptomisin mengandung pati kedelai sebagai sumber
nitrogen, glukosa sebagai sumber karbon, dan NaCl. Temperatur optimum untuk proses
fermentasi ini berkisar pada 28°C, dengan kecepatan pengadukan dan aerasi yang tinggi
diperlukan untuk mendapatkan produksi streptomisin yang maksimal. Proses fermentasi
berlangsung sekitar 10 hari dengan jumlah streptomisin yang dipanen berkisar 1g/L.

D. Produksi vaksin
Penggunaan vaksin sangat penting untuk mencegah berbagai penyakit. Pengembangan
dan produksi vaksin merupakan salah satu tugas penting industri farmasi. Produksi vaksin
meliputi pengkulturan mikroorganisme yang memiliki properti antigenikyang diperlukan untuk
meluncurkan respons imun primer.
6
Vaksin diproduksi oleh strain mutan patogen virulen tanpa menghilangkan antigen
yang diperlukan untuk menimbulkan respons imun. Perkembangan bidang bioteknologi
memungkinkan produksi seluruh seluruh vaksin baru. Beberapa vaksin baru ini ditujukan bagi
target baru, dan beberapa lagi lebih efektif dan memiliki efek samping lebih
sedikit dibandingkan vaksin tradisional yang ada saat ini.

Untuk menghasilkan vaksin terhadap penyakit yang disebabkan oleh virus, strain virus
ditumbuhkan dengan menggunakan telur ayam tertunas. Individu yang memiliki alergi
terhadap telur ayam tidak dapat diberi vaksin yang dibuat dengan cara seperti ini. Vaksin virus
juga dapat diproduksi melalui kultur jaringan. Misalnya, vaksin rabies tradisional diproduksi
pada telur bebek tertunas dan memiliki efek samping yang sangat menyakitkan. Vaksin ini
digantikan oleh produksi vaksin melalui kultur jaringan fibroblas manusia yang memiliki efek
samping yang lebih sedikit.

Produksi vaksin terhadap yang efektif dalam mencegah infeksi oleh bakteri, fungi, dan
protozoa melibatkan pertumbuhan strain mikroorganisme pada media artifisial yang
meminimalkan gangguan beruparespons alergi.vaksin yng diproduksisecara komersial harus di
uji dan distandardisasi terus sebelum digunakan, sehingga terjadi outbreak (wabah) penyakit
akibat introduksi vaksin seperti yang pernah terjadi pada tahun 1976 akibat adanya vaksin
swine influenza yang inadekuat dapat dihindari.

E. Produksi asam organik


Beberapa asam organik seperti asam asetat, asam glikonat, asam sitrat, asam giberelat,
dan asam laktat dhasilkan melalui fermentasi mikroorganisme. Asam organik antara lain
digunakan dalam industri makanan, miasalnya sebagai pengawet makanan.

Asam glikonat diperoduksi oleh berbagai bakteri termasuk spesies acetobater dan oleh
beberapa fungsi seperti penisilium dan aspergillus. Aspergillus neger mengoksidasi glkosa
menjadi asam glukonat dalam reaksi enzimatik tunggal leh enzim glukosa oksidase. Asam
glukonat memiliki berbagai kegunaan, antara lain:

• Kalsium glukonat digunakan sebagai produk farmasi untuk menyuplai kalsium dalam
tubuh.

• Ferrous glukonate digunakan sebagai asupan besi untuk mengobati anemia.

7
• Asam glukonat pada detergen pencuci piring mencegah noda pada permukaan kaca
akibat presipitasi garam kalsium dan magnesium

Asam sitrat diproduksi oleh aspergillusniger dengan molases sebagai substrat


fermentasinya. Asam sitrat digunakan sebagai bahan tambahan pada makanan, terutama
minuman ringan. Transformasi asam sitrat oleh Aspergillus terreus dapat digunakan untuk
memproduksi asam itokonat dalam dua langkah reaksi. Langkah pertama merupakan
perubahan asam sitrat menjadi asam cis-akonitat melalui proses hidroksilasi, dan langkah
kedua merupakan langkah karboksilasi asam cis-akonitat menjadi asam itakonat. Proses
fermentasi ini memerlukan pH berkisar pada 2,2. Pada kisaran pH lebih tinggi, A. terreus akan
mendegradasi asam itokonat.

Asam giberelat (gibberellic acid) diproduksi oleh fungi Gibberella fujikuroi. proses
fermentasinya memerlukan media glukosa-garam mineral, temperatur inkubasi berkisar pada
25°C dengan pH asam. Asam gibberelat dan homon tanaman giberelin lainnya dimanfaatkan
untuk meningkatkan produktifitas pertanian, yaitu sebagai subtansi pendukung pertumbuhan
tanaman, perbungaan dan germinasi biji, serta untuk menginduksi pembentukan buah tanpa
biji.

Asam laktat diproduksi oleh lactobasillus delbrueckii, spesies lactobasilus lainnya,


streptococcus, dan leuconustoc. Asam laktat digunakan untuk mengawetkan makanan pada
industri penyakit kulit dan industri tekstil. Media yang digunakan dalam fermentasi asam laktat
ini memerlukan glukosa 10-15%, kalsium karbonat 10% untuk menetralisasi asam laktat yang
dihasilkan, amonium fosfat, dan sejumlah kecil sumber netrogen. Gula jagung, pati kentang
dan gandum sering digunakan sebagai sumber karbohidrat. Temperatur inkubasi berkisar pada
45-50°C dengan pH berkisar antara 5,5-6,5. Setelah proses fermentasi selama 5-7 hari, kurang
lebih 90% gula telah diubah menjadi asam laktat, kalsium karbonat selanjutnya ditambahkan
untuk menaikkan pH hingga 10, kemudian media fermentasi dipanaskan dan disaring. Prosedur
ini akan membunuh bakteri, mengkoagulasi protein, menghilangkan sisa kalsium karbonat, dan
mendokoposisi residu karbohidrat.

F. Produksi steroid
Homon steroid sangat penting peranannya dalam dunia kesehatan. Misalnya kortison
dan steroid lain yang serupa diketahui dapat digunakan untuk mengobati gejala yang

8
berhubungan dengan alergi dan berbagai respons inflamasi oral dan untuk mengobati ketidak
seimbangan homonal.

Sintesis steroid seperti kotison memerlukan lebih dari 35 langkah, sehingga steroid
sangat mahal untuk diperoduksi secara kimiawi. Misalnya, kortison dapat disintesis dari asam
deoksikolat melalui 37 langkah, yang beberapa diantaranya memerlukan kondisi temperatur
dan tekanan yang ektrem, dengan biaya berkisar lebih dari $ 200 pergram. Kesulitan utama
pada sintesis kortison adalah introduksi atom oksigen pada cincin steroid nomor 11. Hal ini
dapat diatasi dngan pemanfaatan mikroorganisme. Penggunaan mikroorganisme untuk
mengganti proses kimiawi ini dikenal dengan istilah biokomversi.

Fungi Rhizopuz arrhizus menghidroksilasi progesteron membentuk steroid koteksolon


untuk membentuk hidrokortison dengan mengintroduksi oksigen pada posisi nomor 11. Bentuk
tranformasi lain dari inti steroid dilakukan oleh mikroorganosme melalui proses hidrogenasi,
dihidrogenasi, epoksidasi, dan penambahan serta penghilangan rantai samping. Penggunaan
mikroorganismepada produksi kortison dapat menurunkan biaya produksi sebanyak 400 kali
lipat, sehingga harga kotisondi amerika serikat kurang dari $50 pergram, dibandingkan harga
aslinya yang sebesar $ 200.

G. Produksi vitamin dan asam amino


Vitamin merupakan faktor nutrisi esensial bagi manusia. Beberapa vitamin dapat
diproduksi melalui fermentasi mikroorganisme, dan digunakan sebagai suplemen makanan.
Misalnya vitamin B12 dapat diproduksi sebagai produk samping pada fermentasi antibiotik oleh
Streptomyces. Vitamn B12 juga diperoleh dari fermentasi Propionibacteriaum shermanii atau
Paracoccus denitrificans.

Masalah utama produksi asam amino komersial melalui fermentasi mikroorganisme


adalah adanya mekanisme alam kontrol pengaturan mikroorganisme yang membatasi jumlah
asam amino yang dihasilkan dan dilepaskan dari sel. Masalah ini dapat diatasi dengan strain
mikroorganisme yang direkayasa secara genetis sehingga tidak memiliki mekanisme kontrol
seperti strain asli (wild type).

Manusia memerlukan berbagai macam asam amino, termasuk lisin. Konsentrasi lisin
dalam padi-padian tidak cukup banyak untuk memenuhi kebutuhan nutrisi manusia. Lisin
diproduksi melalui fermentasi mikroorganisme, sehingga dapat digunakan sebagai suplemen

9
makanan bagi manusia dan sebagai bahan tamabahan pada sereal. Metionin juga diproduksi
melalui sintesis kimia dan digunakan sebagai suplemen makanan.

Produksi lisin dari karbohidrat menggunakan Corynebactrerium glutamicum, suatu


auksotrof yang memerlukan homoserin. Cane molasses umumnya digunakan sebagai substrat,
dan pH dijaga agar tetap netral dengan menambahakan amonia atau urea. Pada saat gula
dimetabolisme, lisin akan tetap terakumulasi pada media dan sintesis homoserin dihambat pada
tahap homoserin dihidrogenase.

Asam glutamat (glutamic acid) dimanfaatkan sebagai monosodium glutamat (MSG),


bahan penyedap rasa makanan. Asam L-glutamat dan MSG dapat diproduksi melalui
fermentasi strain Brevibacterium, Arthobacter dan Corynebacterium. Kultur corynebacterium
glutamicum dan Brevibacterium flavum digunakan untuk memproduksi MSG dalam skala
besar. Proses fermentasi memerlukan media glukosa-garam mineral dengan menambahkan
urea secara periodik sebagai sumber nitrogen selama proses fermentasi. Nilai pH dijaga
berkisar 6-8, dan temeratur 30°C

H. Produksi Alkaloid Ergot


Alkaloid, beberapa diantaranya dapat dimanfaatkan dalam terapi, umumnya diperoleh
dari tanaman, namun alkaloid ergot dihasilkan dari fungi. Alkaloid ergot pertama kali diperoleh
dari sklerotium Ascomycetes, yaitu Claviceps purpurae. Istilah ergot digunakan untuk
menunjukkan bahwa alkaloid jenis ini dihasilkan oleh fungi. Alkaloid ergot dibedakan menjadi
2 kelompok berdasarkan atas kandungan asam lisergat dan clavin. Alkaloid asam glisergat
hanya diproduksi oleh genus Claviceps, sedangkan alkaloid clavin ditemukan pada genus
Aspergillus, penicillium, dan Rhizobium. Alkaloid ergot digunakan untuk menstimulasi sistem
syaraf simpatik. Beberapa alkaloid lisergat seperti halnya ergotamin dan ergobasin digunakan
pada terapi kandungan yaitu untuk mengkontraksi uterus pada saat proses melahirkan untuk
mengkontraksi uterus postpatu.

2.2 Pemanfaatan Mikroorganisme dalam Bidang Kedokteran

A. Teknologi Pemanfaatan Mikrorganisme


Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan, pemanfaatan mikroorganisme dalam
bidang kedokteran mulai dikembangkan. Salah satu teknik atau cara pemanfaatan
mikroorganisme adalah dengan cara bioteknologi. Para ahli telah mulai lagi mengembangkan

10
bioteknologi dengan memanfaatkan prinsip-prinsip ilmiah melalui penelitian. Dalam
bioteknologi modern orang berupaya dapat menghasilkan produk secara efektif dan efisien.
Bioteknologi modern merupakan bioteknologi yang didasarkan pada manipulasi atau rekayasa
DNA, selain memanfaatkan dasar mikrobiologi dan biokimia. Aplikasi bioteknologi modern
juga mencakup berbagai aspek kehidupan manusia, misalnya pada aspek pangan, pertanian,
peternakan, hingga kesehatan dan pengobatan.

Ciri-ciri penggunaan mikroorganisme, yaitu sebagai penggunaan mikroorganisme sebagai


agen, pemanfaatan rekayasa genetika, produksi hormon, enzin, antibiotik, gas metahana, MSG,
dan lain-lain serta didukung oleh bidang ilmu lain seperti biokimia, teknik kimia. Selain itu
pemanfaatan mikroorganisme juga dapat dilakukan dengan teknologi rekayasa genetika.

1. Rekayasa Genetika

Rekayasa genetika adalah suatu cara memanipulasikan gen untuk menghasilkan


makhluk hidup baru dengan sifat yang diinginkan. Rekayasa genetika disebut juga
pencangkokan gen atau rekombinasi DNA. Dalam rekayasa genetika digunakan DNA untuk
menggabungkan sifat makhluk hidup. Hal itu karena DNA dari setiap makhluk hidup
mempunyai struktur yang sama, sehingga dapat direkomendasikan. Selanjutnya DNA tersebut
akan mengatur sifat-sifat makhluk hidup secara turun-temurun. Untuk mengubah DNA sel
dapat dilakukan melalui banyak cara, misalnya melalui transplantasi inti, fusi sel, teknologi
plasmid, dan rekombinasi DNA. Rekayasa genetika dalam sector kedokteran pengaruhnya
sangat besar dan penting. Misalnya penderita diabetes sekarang bisa hidup seperti orang
normal, karena selalu disuntik insulin rekombinan dan alat pengukur gula
darah yang menggunakan enzim rekombinan glukosa dehidrogenase. Penderita kanker
semakin panjang harapan hidupnya berkat erythropoietin rekombinan, grow koloni
stimulating factor rekombinan yang memacu pertumbuhan sel-sel darah setelah kemoterapi
atau radioterapi.
11
2. Transplantasi Inti

Transplantasi inti adalah pemindahan inti dari suatu sel ke sel yang lain agar didapatkan
individu baru dengan sifat sesuai dengan inti yang diterimanya. Transplantasi inti pernah
dilakukan terhadap sel katak. Inti sel yang dipindahkan adalah inti dari sel-sel usus katak yang
bersifat diploid. Inti sel tersebut dimasukkan ke dalam ovum tanpa inti, sehingga terbentuk
ovum dengan inti diploid. Setelah diberi inti baru, ovum membelah secara mitosis berkali-kali
sehingga terbentuklah morula yang berkembang menjadi blastula. Blastula tersebut selanjutnya
dipotong-potong menjadi banyak sel dan diambil intinya. Kemudian inti-inti tersebut
dimasukkan ke dalam ovum tanpa inti yang lain. Pada akhirnya terbentuk ovum berinti diploid
dalam jumlah banyak. Masing-masing ovum akan berkembang menjadi individu baru dengan
sifat dan jenis kelamin yang sama.

3. Fusi Sel/Hibridoma

Fusi sel adalah peleburan dua sel baik dari spesies yang sama maupun berbeda supaya
terbentuk sel bastar atau hibridoma. Fusi sel diawali oleh pelebaran membran dua sel serta
diikuti oleh peleburan sitoplasma (plasmogami) dan peleburan inti sel (kariogami). Manfaat
fusi sel, antara lain untuk pemetaan kromosom, membuat antibodi monoklonal, dan
membentuk spesies baru. Di dalam fusi sel diperlukan adanya:

1. Sel sumber gen (sumber sifat ideal)


2. Sel wadah (sel yang mampu membelah cepat)
3. Fusigen (zat-zat yang mempercepat fusi sel).

4. Teknologi Plasmid

12
Plasmid adalah lingkaran DNA kecil yang terdapat di dalam sel bakteri atau ragi di luar
kromosomnya.

Sifat-sifat plasmid, antara lain:

1. merupakan molekul DNA yang mengandung gen tertentu


2. dapat beraplikasi diri
3. dapat berpindah ke sel bakteri lain
4. sifat plasmid pada keturunan bakteri sama dengan plasmid induk.

Karena sifat-sifat tersebut di atas plasmid digunakan sebagai vektor atau pemindah gen ke
dalam sel target. Selain memiliki DNA Kromoson, bakteri juga memiliki DNA nonkro-mosom.
DNA nonkromosom bentuknya juga sirkuler dan terletak di luar DNA kromosom. DNA
nonkromosom sirkuler ini dikenal sebagai plasmid. Ukuran plasmid sekitar 1/1000 klai DNA
kro-mosom. Plasmid mengandung gen-gen tertertu misalnya gen kebal antobiotik, gen
patogen. Seperti halnya DNA yang lain, plasmid mampu melakukan replikasi dan membentuk
dirinya dalam jumlah banyak. Dalam sel bakteri dapat terbentuk 10-20 plasmid.

5. Rekombinasi DNA

Proses menyambungkan DNA disebut rekombinasi DNA. Karena tujuan rekombinasi


DNA adalah untuk menyambungkan gen yang ada di dalam DNA maka disebut juga
rekombinasi gen. Rekombinasi DNA terbagi menjadi dua, yaitu alami dan buatan. Alami yaitu

13
dengan pindah silang, transduksi, transformasi. Sedangkan Buatan dengan penyambungan
DNA secara in vitro. Alasan dapat dilakukan rekombinasi DNA karena Struktur DNA semua
spesies sama sehingga DNA dapat disambung-sambungkan. Ditemukan enzim pemotong dan
penyambung sehingga memudahkan gen untuk dapat terekspresi di sel apa pun.

Faktor-Faktor DNA Rekombinan:

1. Enzim (pemotong dan penyambung)


2. Vektor
3. Agen (sel target)

Enzim pemotong dikenal dengan nama enzim restriksi endonuklease. Fungsi enzim ini adalah
untuk memotong-motong benang DNA yang panjang menjadi pendek agar dapat disambung-
sambungkan kembali degan enzim penyambung, Nama lain dari enzim penyambung adalah
enzim ligase. Enzim ligase berfungsi menyambung untaian-untaian nukleotida

Sifat enzim ligase, Ligase DNA tidak dapat menyambungkan DNA untai tunggal, jadi hanya
bisa digunakan pada DNA rangkap karena mengkatalisis ikatan fosfodiester antara dua rantai
DNA

Vektor, DNA yang akan diklonkan membutuhkan alat transportasi untuk menuju tempat
pembiakannya, alat transportasi disebut wahana kloning atau vektor. Vektor yang digunakan
biasanya berupa plasmid

Agen / sel target yang digunakan biasanya berupa mikroba, umunya bakteri. Contohnya E.
Coli. Bakteri yang telah diinfeksi memperbanyak plasmid ‘titipan’ ketika bereproduksi. Alasan
pemilihan bakteri untuk rekombinasi DNA karena daya reproduksi bakteri tinggi dan cepat
sehingga diperoleh jumlah keturunan yang banyak dalam waktu singkat, Merupakan mikroba
yang mengandung banyak plasmid, dan tidak mengandung gen yang membahayakan.

Proses Rekombinasi DNA :

• Para penderita diabetes melitus (kencing manis) membutuhkan asupan insulin.


• Gen insulin manusia dari pulau Langerhans diambil kemudian disambungkan ke dalam
plasmid bakteri yang sudah dipotong oleh enzim restriksi endonuklease membentuk
kimera (DNA rekombinan).
• Kimera dimasukkan ke dalam agen (E. coli) dan disambungkan dengan bantuan enzim
ligase untuk dikembangbiakkan
14
6. Bioteknologi dalam Bidang Kedokteran

Bioteknologi mempunyai peran penting dalam bidang kedokteran, misalnya dalam


pembuatan antibodi monoklonal, terapi gen, vaksin, antibiotika, serta pembuatan hormon.

1) Pembuatan Antibodi Monoklonal

Antibodi monoklonal dibuat dengan cara penggabungan atau fusi kedua jenis sel yaitu
sel limfosit B yang memproduksi antibodi dengan sel kanker (sel mieloma) yang dapat hidup
dan membelah terus menerus. Hasil fusi antara sel limfosit B dengan sel kanker secara in vitro
ini disebut dengan hibridoma. Bertindak sebagai antigen yang akan menghasilkan anti bodi
adalah limpa. Fungsi antara lain diagnosis penyakit dan kehamilan. Manfaat antibodi
monoklonal, antara lain:

Untuk mendeteksi kandungan hormon korionik gonadotropin dalam urine wanita hamil.

a. Mengikat racun dan menonaktifkannya.


b. Mencegah penolakan tubuh terhadap hasil transplantasi jaringan lain.

2) Terapi Gen

Terapi gen suatu teknik terapi yang digunakan untuk memperbaiki gen-gen mutan
(abnormal/cacat) yang bertanggung jawab terhadap terjadinya suatu penyakit. Pada awalnya,
15
terapi gen diciptakan untuk mengobati penyakit keturunan (genetik) yang terjadi karena mutasi
pada satu gen, seperti penyakit fibrosis sistik. Penggunaan terapi gen pada penyakit tersebut
dilakukan dengan memasukkan gen normal yang spesifik ke dalam sel yang memiliki gen
mutan. Terapi gen kemudian berkembang untuk mengobati penyakit yang terjadi karena mutasi
di banyak gen, seperti kanker dan HIV. Selain memasukkan gen normal ke dalam sel mutan,
mekanisme terapi gen lain yang dapat digunakan adalah melakukan rekombinasi homolog
untuk melenyapkan gen abnormal dengan gen normal, mencegah ekspresi gen abnormal
melalui teknik peredaman gen, dan melakukan mutasi balik selektif sehingga gen abnormal
dapat berfungsi normal kembali. Salah satu contoh mikroorganisme yang dimanfaatkan dalam
terapi gen adalah adeno virus. Adeno virus merupakan golongan virus yang dapat membuat
rantai ganda DNA dari genomnya dapat disatukan dengan kromosom sel inangnya misalnya
sel kanker . Virus ini mempunyai kemampuan lebih untuk mengenali sel kanker, menembus
masuk dan mentransfer material genetik ke dalamnya. Secara garis besar ada dua macam cara
yang dapat digunakan untuk memasukkan gen baru ke dalam sel:

• Secara ex vivo. Sebagian sel darah atau sumsum tulang penderita diambil untuk
dibiakkan di laboratorium. Sel itu diberi virus adeno virus pembawa gen baru. Adeno
virus masuk ke dalam sel dan “menembakkan” gen baru tersebut ke dalam rantai DNA
sel yang dituju. Sel tersebut masih dibiakkan beberapa saat lagi di laboratorium. Setelah
gen benar-benar menyatu dengan selnya, kemudian sel tersebut dikembalikan ke dalam
tubuh penderita dengan cara disuntikkan ke dalam pembuluh darah.

• Secara in vivo. Adeno virus pembawa gen baru disuntikkan ke dalam tubuh penderita.
Adeno virus yang telah diprogram tersebut akan mencari dan menyerang sel yang dituju
contohnya sel kanker dengan cara menembakkan gen baru yang dibawanya ke dalam
sel. Peran virus ini terkadang di gantikan oleh liposom atau plasmid sebagai vektor buatan

3) Vaksin

Vaksin adalah bahan antigenik yang digunakan untuk menghasilkan kekebalan aktif terhadap
suatu penyakit sehingga dapat mencegah atau mengurangi pengaruh infeksi oleh organisme
alami atau “liar”. Vaksin dapat berupa galur virus atau bakteri yang telah dilemahkan
sehingga tidak menimbulkan penyakit. Vaksin dapat juga berupa organisme mati atau hasil-
hasil pemurniannya (protein, peptida, partikel serupa virus, dsb). Vaksin akan
mempersiapkan sistem kekebalan manusia atau hewan untuk bertahan terhadap serangan
16
patogen tertentu, terutama bakteri, virus, atau toksin. Vaksin juga bisa membantu sistem
kekebalan untuk melawan sel-sel degeneratif (kanker).

Contoh vaksin yang mudah dikembangkan adalah pembuatan virus polio inaktif.
Mikroorganisme yang digunakan adalah Poliovirus yang merupakan virus RNA kecil yang
terdiri atas tiga strain berbeda dan amat menular. Virus akan menyerang sistem saraf dan
kelumpuhan dapat terjadi dalam hitungan jam. Polio menyerang tanpa mengenal usia, lima
puluh persen kasus terjadi pada anak berusia antara 3 hingga 5 tahun. Masa inkubasi polio dari
gejala pertama berkisar dari 3 hingga 35 hari.

Proses produksi vaksin inaktif polio ini melalui tahapan sebagai berikut :

1. Penyiapan medium (sel vero) untuk pengembangbiakan virus

2. Penanaman/inokulasi virus

3. Pemanenan virus

4. Pemurnian virus

5. Inaktivasi/atenuasi virus

4) Antibodi

Antibodi adalah segolongan senyawa, baik alami maupun sintetik, yang mempunyai efek
menekan atau menghentikan suatu proses biokimia di dalam organisme, khususnya dalam
proses infeksi oleh bakteri. Penggunaan antibiotika khususnya berkaitan dengan pengobatan
penyakit infeksi, meskipun dalam bioteknologi dan rekayasa genetika juga digunakan sebagai
alat seleksi terhadap mutan atau transforman. Antibiotika bekerja seperti pestisida dengan
menekan atau memutus satu mata rantai metabolisme, hanya saja targetnya adalah bakteri.
Antibiotika berbeda dengan desinfektan karena cara kerjanya. Desifektan membunuh kuman
dengan menciptakan lingkungan yang tidak wajar bagi kuman untuk hidup.

17
Contoh bakteri yang menghasilkan antibiotika adalah jamur Penicillium cryzogenum yang
menghasilkan antibiotik penisilin. Taksonomi dari jamur ini adalah:

Kingdom: Fungi

Divisi : Ascomycotina

Class : Eurotiomycetes

Ordo : Moniliales

Family : Moniliceae

Genus : Penicillium

Spesies : Penicillium cryzogenum

(dulu dikenal dengan Penicillium notatum)

Penicillium cryzogenum adalah salah satu produsen lipase terbaik diantara jamur dalam satu
genus selain itu, penicillium cryzogenum memiliki aktivitas enzimatik yang tinggi dan
memiliki kemampuan untuk menghasilkan alpha-amilase dan mampu menghasilkan antibiotik
yang dikenal dengan penisilin. Penisillin merpakan antibiotik β-laktam yang memiliki rumus
molekul R-C9H11N2O4S, dengan R adalah rantai samping yang beragam. Penicillium
cryzogenum merupakan sumber untuk memproduksi penisilin, antibiotik pertama. Penisillin
bekerja terhadap bakteri gram positif seperti Staphylococcus dan Pneumacoccus.

Cara kerja penisilin adalah dengan cara menggangu sintesis peptidoglikan di dinding
sel bakteri. Crosslinking pada saat pembentukan peptidoglikan yang terjadi pada bakteri
dicegah oleh penisilin dengan cara menghambat transpeptidase enzim dengan kata lain β-
laktam akan terikat pada enzim transpeptidase yang berhubungan dengan molekul
peptidoglikan bakteri sehingga nantinya menyebabkan cacat dinding sel pada bakteri.
Kemudian terjadi pengambilan kelebihan air dan melemahkan dinding sel bakteri ketika sel
bakteri membelah sehingga menyebabkan mereka pecah (lisis sel) dan akhirnya bakteri

18
tersebut mati. Untuk bakteri gram negatif seperti Escherichia coli dan Klebsiella pneumoniae
mekanismenya tidak berbeda dengan mekanisme aksi pada bakteri gram positif. Hal yang
membedakan mekanisme aksi pada bakteri gram positif dan negatif yaitu pada bakteri gram
positif, setelah kehilangan dinding sel akan menjadi protoplas, sedangkan pada bakteri gram
negatif akan menjadi sferoplas. Protoplas dan sferoplas inilah yang nantinya akan lisis (pecah).
Berikut gambar dari protoplas dan sferoplas pecah dan inti penisilin

Kegunaan klinis penicillin antara lain:

• Pengobatan terhadap penyakit infeksi oleh kuman-kuman clostridia, misalnya blackleg


(Cl.Chauvoei), malignant edema (Cl. Septicum, Cl. boutvuur), dan tetanus (Cl. tetani).
• Pengobatan anthrax (Bacillus anthracis)
• Pengobatan erysipelas babi (Erisipilothrix rhusiopathiae)
• Infeksi Corynebacterium renale, yang menyebabkan pielonefritis, diperlukan dosis
tinggi.
• Untuk pengobatan lumpy jaw (aktinomikosis oleh Actinomyces bovis) pada sapi.
• Untuk pengobatan wooden tongue (Actinobacillus lignieresi) pada sapi
• Infeksi leptospira, penicillin dikombinasikan dengan strptomisin.

5) Pembuatan Hormon

19
Dengan rekayasa DNA, dewasa ini telah digunakan mikroorganisme untuk
memproduksi hormon. Hormon-hormon yang telah diproduksi, misalnya insulin, hormon
pertumbuhan, kortison, dan testosteron. Contoh hormon insulin manusia yang dihasilkan
dengan bantuan Escherechia coli.

Produksi insulin dapat dilakukan dengan cara mentransplantasikan gen-gen pengendali hormon
tersebut ke plasmid bakteri. Keberhasilan memindahkan gen insulin manusia ke dalam bakteri
sudah dapat diperoleh, yaitu melalui bakteri-bakteri yang tumbuh dengan metode fermentasi.
Teknik Plasmid bertujuan untuk membuat hormone dan antibodi. Misal untuk membuat
hormon insulin dengan teknik plasmid. Gen /DNA digunting dengan Enzim Endonuklease
Restriksi Gen /DNA disambung dengan Enzim Ligase.

Proses Pembuatan Insulin

1. Pada proses pembuatan insulin ini, langkah pertama adalah mengisolasi plasmid dari
E. coli. Plasmid adalah salah satu bahan genetik bakteri yang berupa untaian DNA
berbentuk lingkaran kecil. Selain plasmid, bakteri juga memiliki kromosom. Keunikan
plasmid ini adalah dapat bisa keluar-masuk tubuh bakteri, dan bahkan sering
dipertukarkan antar bakteri.
2. Pada langkah kedua ini plasmid yang telah diisolir dipotong pada segmen tertentu
menggunakan enzim restriksi endonuklease. Sementara itu DNA yang di isolasi dari
sel pankreas dipotong pada suatu segmen untuk mengambil segmen pengkode insulin.
Pemotongan dilakukan dengan enzim yang sama.
3. DNA kode insulin tersebut disambungkan pada plasmid menggunakan bantuan enzim
DNA ligase. Hasilnya adalah kombinasi DNA kode insulin dengan plasmid bakteri
yang disebut DNA rekombinan.
4. DNA rekombinan yang terbentuk disisipkan kembali ke sel bakteri.

20
5. Bila bakteri E. coli berkembangbiak, maka akan dihasilkan koloni bakteri yang
memiliki DNA rekombinan.

Setelah tumbuh membentuk koloni, bakteri yang mengandung DNA rekombinan


diidentifikasi menggunakan probe. Probe adalah rantai RNA atau rantai tunggal DNA yang
diberi label bahan radioaktif atau bahan fluorescent dan dapat berpasangan dengan basa
nitrogen tertentu dari DNA rekombinan. Pada langkah pembuatan insulin ini probe yang
digunakan adalah ARNd dari gen pengkode insulin pankreas manusia.

Untuk memilih koloni bakteri mana yang mengandung DNA rekombinan, caranya adalah
menempatkan bakteri pada kertas filter lalu disinari dengan ultraviolet. Bakteri yang memiliki
DNA rekombinan dan telah diberi probe akan tampak bersinar. Nah, bakteri yang bersinar
inilah yang kemudian diisolasi untuk membuat strain murni DNA rekombinan. Dalam
metabolismenya, bakteri ini akan memproduksi hormon insulin.

B. Kajian Islam tentang Bioteknologi dalam Bidang Kedokteran


Al-Baqarah 164

Artinya : Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang,
bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah
turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering)-
nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang
dikendalikan antara langit dan bumi; sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran
Allah) bagi kaum yang memikirkan.

Dalam hadits yang masyhur pun dinyatakan bahwa Rasulullah Saw menganjurkan kita untuk
menuntut ilmu bahkan sampai ke negeri Cina sekalipun. Dan Allah juga menganjurkan kita
untuk terus membaca dan mempelajari apa yang di temukan oleh manusia. Seperti yang
difirmankan oleh Allah SWT dalam Al-Quran surat Al Alaq ayat 1-5 :

21
Artinya: Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, Dia telah
menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah,
Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam, Dia mengajar kepada manusia apa yang
tidak diketahuinya.

Dari semua itu, selain belajar dan memahami suatu ilmu, islam pun sangat menekankan pada
implikasi dari ilmu tersebut, karena ilmu tersebut ada untuk memudahkan dan meningkatkan
kulitas hidup manusia itu sendiri.

2.3 Manfaat Mikroorganisme di bidang kesehatan

Nama Latin Kelompok


No Mikroorganism Mikroorganism Manfaat Keterangan
e e

Pertama kali dideskripsikan


oleh Krainsky, menyebut
Menghasilkan spesies ini Actinomyces
Steptomyces Bakteri gram-
1. antibiotik griseus. Pada tahun 1948
griceus positif
streptomycin diubah oleh Waksman dan
Herinci menjadi Steptomyces
griceus

Menghasilkan Pertama kali diisolasi di


Streptomyces Bakteri gram-
2. antibiotik lapangan Sanborn University
aureofaciens positif
tetracycline of Missouri, Amerika Serikat

Streptomyces Bakteri gram- Kloramfenikol merupakan


3. menghasilkan
venezuelae positif antibiotik pertama yang
antibiotik
diproduksi secara sintetis

22
chloramphenico dalam skala besar, awalnya
l berasal dari S. venezuelae

Merupakan genus
dari ascomycetous jamur yan
g sangat penting dalam
lingkungan alam, di
pembusukan makanan, dan
makanan dan produksi obat.

menghasilkan Genus ini pertama kali


4. Penicillium Fungi antibiotik dijelaskan dalam literatur
penisilin ilmiah oleh Johann Heinrich
Friedrich Link dalam
karyanya tahun
1809, Observationes in
ordines plantarum
naturales ; ia menulis,
"Penicillium.

menghasilkan
Bacillus
5. antibiotik
polymyxa
polymixin

Menangani dan
mencegah diare Merupakan salah satu dari
Lactobacillus Bakteri gram-
6. serta infeksi delapan genera umum dari
acidophillus positif
atau kelainan bakteri laktat
kulit

Awal pertama kali ditemukan


Terapi untuk di hutan hujan Afrika dekat
Pseudomassaria
7. Fungi penderita Kinshasa di Republik
sp.
diabetes Demokratik Kongo. Senyawa
didalam mikroorganisme ini

23
bertindak sebagai suatu
insulin mimetic dan unlike
insulin, dan tidak merusak
saluran pencernaan.

Digunakan
untuk
mengobati
penyakit
autoimmune
Tolypocladium Produk dari Mikroba Endofit
8. Fungi seperti sebagai Bahan
inflatum
rheumatoid Imunosupresif.
arthritis dan
diabetes yang
kekurangan
hormon insulin.

Mode of actiondari paclitaxel


ialah menghasilkan molekul-
molekul tubulin dari
Produk Mikroba depolimerisasi selama proses
Endofit sebagai pembelahan sel. Senyawa
9. P Microspora Fungi
Bahan paclitaxel adalah obat
Antikanker antikanker pertama di
duniayang digunakan untuk
perawatan penyakit
proliferasi jaringan manusia.

24
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pemanfaatan mikroorganisme dalam bidang kedokteran mulai dikembangkan. Salah


satu teknik atau cara pemanfaatan mikroorganisme adalah dengan cara bioteknologi. Para ahli
telah mulai lagi mengembangkan bioteknologi dengan memanfaatkan prinsip-prinsip ilmiah
melalui penelitian. Dalam bioteknologi modern orang berupaya dapat menghasilkan produk
secara efektif dan efisien. Bioteknologi modern merupakan bioteknologi yang didasarkan pada
manipulasi atau rekayasa DNA, selain memanfaatkan dasar mikrobiologi dan biokimia.
Bioteknologi mempunyai peran penting dalam bidang kedokteran, misalnya dalam pembuatan
antibodi monoklonal, terapi gen, vaksin, antibiotika, dan pembuatan hormon.

3.2 Saran

Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu
kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang sifatnya membangun agar
penulisan makalah-makalah selanjutnya dapat menjadi lebih baik lagi. Atas perhatiannya kami
ucapkan terima kasih.

25
DAFTAR PUSTAKA
Indrayudha, P., Yuliani, R. dan Maryati, 2018, Petunjuk Praktikum Mikrobiologi Farmasi,
Fakultas Farmasi, Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta.

Iqbalali. 2008. Peranan Mikroorganisme Dalam Kehidupan. UNP Press: Padang

Irianto, Koes. 2007. Mikrobiologi Menguak Dunia Mikroorganisme Jilid 2. CV. Yrama Widya:
Bandung.

Isro’I, A. D., 2015, Wawancara Pribadi dengan Peneliti, Fakultas Farmasi UMS,
Surakarta.Fadhitya. 2012. Mikrobiologi Kesehatan Jilid 1. Graha Ilmu: Jakarta

Jawetz, Melnick dan Adelberg, 1996, Mikrobiologi Kedokteran, edisi 20, EGC, Jakarta.

Jawetz, Melnick, dan Adelberg, 2001, Mikrobiologi Kedokteran, Buku 1, Salemba Medika,
Surabaya.

Kedaibio. 2015. Mikrobiologi. Duta karya: Bandung

Kusnadi, dkk. 2017. Common Text Book MIKROBIOLOGI. JICA. Bandung.

Krisno,Agus.2011. Peranan Mikroorganisme. Universitas Indonesia: Jakarta

Waluyo, Lud. 2012. Mikrobiologi Umum. Universitas Muhammadiyah Malang. Malang

26

Anda mungkin juga menyukai