Disusun oleh
Nama : Setia Nanda
Nim : 2019201144
Dosen : Iskandar, S.Pd
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala
limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul
“Klasifikasi Tumbuhan Tingkat Tinggi dan Rendah”.
Saya menyadari bahwa didalam pembuatan makalah ini tidak lepas dari bantuan
berbagai pihak, untuk itu dalam kesempatan ini saya menghaturkan rasa hormat dan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang membantu dalam pembuatan makalah
ini.
Saya menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian, saya telah berupaya
dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat selesai dengan
baik dan oleh karenanya, saya dengan rendah hati dan dengan tangan terbuka menerima
masukan, saran dan usul guna penyempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Terima Kasih.......................
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Campang Tiga, April 2020
STKIP Muhammadiyah
Penyusun
Setia nanda
1.2. TUJUAN
1. Pengertian Tumbuhan Tingkat Tinggi dan Tumbuhan Tingkat Rendah
2. Untuk memahami ciri-ciri tumbuhan yang termasuk tumbuhan tingkat Tinggi dan
Tumbuhan Tingkat rendah (Algae, Fungi, Lichenes, Pteridophyta)
3. Pembagian Tumbuhan Tingkat Tingkat Tinggi dan Tumbuhan Tingkat Rendah.
4.
4.3. RUMUSAN MASALAH
1. Pembagian dunia tumbuhan
a. Chlamidomonas intermedia
b. Volvox Africana
c. Euglena viridis
Meiosis
Meiosis Spora
Spora istirahat
istirahat dalam
dalam tanah
tanah Berkecambah
Berkecambah
Plasmodium
Plasmodium (2n)
(2n) Zoospora
Zoospora (n)
(n)
Fase
Fase diploid
diploid Myxamoeba
Myxamoeba
Myxamoeba
Myxamoeba (2n)
(2n) Plasmodium
Plasmodium (2n)
(2n)
Gametaganium
Gametaganium
Zoogamet
Zoogamet (n)
(n) (biflagel)
(biflagel)
3. LICHENES
Ciri-ciri tumbuhan Lichenes :
a. Organ tubuh berupa thallus yang merupakan simbiosis antara Algae dengan
Fungi
b. Struktur thallusnya multiseluler (terdiri dari banyak sel)
c. Tipe thallus ada yang berupa :
Foliose (berbentuk seperti daun)
Misalnya : Graphis scripta
Squamulose (berbentuk seperti sisik)
Misalnya : Cora pavonia
Frutikose (berbentuk silinder bercabang)
Misalnya : Usnea barbata
d. Komponen thallus terdiri dari 2 bagian, yaitu :
Komponen fungi disebut mycobiont mempunyai miselium
a. Calacium, sp
b. Pettigera praetexta
c. Cora paronia
4. BRYOPHYTA
Tumbuhan lumut berwarna hijau karena mempunyai sel-sel dengan plastida yang
menghasilkan klorofil a dan b. lumut bersifat autotrof. Lumut merupakan tumbuhan peralihan
antara tumbuhan lumut berkormus dan bertalus. Lumut dapat beradaptasi untuk tumbuh di
tanah, belum mempunyai jaringan pengangkut, sudah memiliki dinding sel yang terdiri dari
selulosa.
Batang dan daun tegak memiliki susunan berbeda-beda. Batang apabila dilihat secara
melintang akan tampak susunan sebagai berikut selapis sel kulit, lapisan kulit dalam
(korteks), silinder pusat yang terdiri sel-sel parenkimatik yang memanjang untuk mengangkut
air dan garam-garam mineral; belum terdapat floem dan xilem. Sel-sel daunnya kecil, sempit,
panjang, dan mengandung kloroplas yang tersusun seperti jala. Lumut hanya dapat tumbuh
memanjang tetapi tidak membesar, karena tidak ada sel berdinding sekunder yang berfungsi
Reproduksi lumut bergantian antara fase seksual dan aseksual melalui pergiliran
keturunan atau metagenesis. Reproduksi aseksual dengan spora haploid yang dibentuk dalam
sporofit. Reproduksi seksualnya dengan membentuk gamet-gamet dalam gametofit. Ada dua
macam gametangium yaitu arkegonium (gametangium betina) bentuknya seperti botol
dengan bagian lebar yang disebut perut, yang sempit disebut leher dan anteridium
(gametangium jantan) berbentuk bulat seperti gada. Jika anteridium dan arkegonium dalam
satu individu tumbuhan lumut disebut berumah satu (monoesis). Jika dalam satu individu
hanya terdapat anteridium atau arkegonium saja tumbuhan lumut disebut berumah dua
(diesis).
Ciri-ciri tumbuhan Bryophyta :
a. Organ tubuh berupa thallus yang terdiri dari : rhizoid, stipe, phylloid
b. Belum mempunyai berkas pembuluh
c. Mempunyai klorofil sehingga bisa berfotosintesis, fotosintatnya berupa
amilum
d. Cara hidupnya ada yang :
Autotrof, biasanya pada tanah lembab
Epifitis, biasanya menempel pada batang pohon
5. PTERIDOPHYTA
Tumbuhan paku merupakan tumbuhan berkormus dan berpembuluh yang paling
sederhana. Terdapat lapisan pelindung sel (jaket steril) di sekeliling organ reproduksi, sistem
transpor internal, hidup di tempat yang lembap. Akar serabut berupa rizoma, ujung akar
dilindungi kaliptra. Sel-sel akar membentuk epidermis, korteks, dan silinder pusat (terdapat
xilem dan fleom).
Batang tumbuhan paku tidak tampak karena terdapat di dalam tanah berupa rimpang,
sangat pendek, ada juga yang dapat mencapai 5 meter seperti pada paku pohon atau paku
tiang. Daun ketika masih muda melingkar dan menggulung. Beradasarkan bentuk dan
ukurandan susunannya daun tumbuhan paku dibedakan menjadi mikrofil dan makrofil.
Mikrofil bentuk kecil atau bersisik, tidak bertangkai, tidak bertulang daun, belum
memperlihatkan diferensiasi sel. Makrofil daun besar, bertangkai, bertulang daun, bercabang-
cabang, sel telah terdiferensiasi. Berdasarkan fungsinya daun tumbuhan paku dibedakan
menjadi tropofil dan sporofil. Tropofil merupakan daun yang khusus untuk asimilasi atau
fotosintesis. Sporofil berfungsi untuk menghasilkan spora. Spora tumbuhan paku dibentuk
dalam kotak spora (sporangium). Kumpulan sporangium disebut sorus. Sorus muda sering
dilindungi oleh selaput yang disebut indusium. Berdasarkan macam spora yang dihasilkan
Ovum
DaurSpermatozoid
hidup Pteridophyta Zigot
Sporofit
3.1. KESIMPULAN
Dari keseluruhan tumbuhan yang tersebar di muka bumi, sekitar 10% diantaranya
berada di Indonesia. Tumbuhan yang tingkat perkembangannya lebih rendah, yaitu tumbuhan
tingkat rendah (Cryptogamae), terdiri dari Algae, Fungi, Lichenes, Bryophyta, dan
Pteridophyta.Sedangkan Tumbuhan Tingkat Tinggi yang tingkat perkembngan lebih tinggi.
1.1. SARAN
Dengan adanya makalah ini diharapkan agar kita dapat lebih mengetahui tentang
seluk – beluk sel sebagai suatu unit dasar structural dan fungsional kehidupan. Oleh karena
itu, kita sebaiknya mempelajari,dan memahami materi ini dengan baik.
Kusnadi, Soni M, Yayan S: Pocket Book Biologi SMA. Jakarta: Cmedia Imprint Kawan
Pustaka. 2013
Diah A, Choirul M, et al: Biologi SMA dan MA untuk Kelas XI. Jakarta: Erlangga. 2006
Rikky F, Agus M, Umar R: Mudah dan Aktif Belajat Biologi. Jakarta: Pusat Perbukuan
Departemen Pendidikan Nasional. 2009