Anda di halaman 1dari 100

Atom

History
of invention
Teories
Structure
Configuration
John Dalton
Atom sebagai satuan yang tak dapat dimusnahkan
dan sederhana dari suatu unsur.
Atom adalah partikel terkecil yang tidak bisa
terbagi.
Kelemahan:
o Tidak dapat menjelaskan perbedaan antara atom
unsur yang satu dengan yang lain.
o Tidak dapat menjelaskan sifat listrik suatu materi.
o Tidak dapat menjelaskan cara atom-atom saling
berkaitan.
Electron Experiment
Jika dua kawat diberi dua potensial listrik yang tinggi dan kemudian
didekatkan, akan terjadi bunga api atau loncatan busur listrik dari satu kawat
ke yang lain.
Timbul bara hijau kekuningan yang lemah ketika discas melalui hamparan
yang kuat yang berlangsung dengan lembut.

Katoda (-) Anoda (+)

Tabung sinar katode


Sinar katode (discas) yang dihasilkan memiliki sifat:
Merambat dalam garis lurus dari katoda, kecuali kalau dikenai gaya dari luar.
Bermuatan negatif.
Dalam tahun 1909-1913, Robert A. Milikan menentukan muatan mutlak e pada
partikel-partikel kecil ini melalui suatu eksperimen naik turunnya butir-butir minyak
bermuatan listrik dengan ada dan tak adanya suatu medan listrik. (Percobaan tetes minyak
milikan) didapati harga muatan tetes minyak e ialah 1,6022 x 10^-19 C.
Muatan listrik pada partikel ini diberi harga -1.
Sinar ini terdiri dari partikel dengan massa pasti.
J.J. Thomson menentukan angkabanding muatan terhadap massa e/m dengan eksperimen
yang melibatkan pembelokan serempak sinar katode oleh medan listrik dan medan
magnet. e/m untuk e adalah 1,7588x10^8 C/g.
Didapat massa e = 9,1096 x 10^-28 g
Sifat sinar ini adalah sama tak peduli bahan, macam gas, macam kawat logam penghantar,
dan bahan yang digunakan untuk menghasilkan arus listrik.
J.J. Thomson
Atom terdiri dari materi bermuatan positif
dan di dalamnya tersebar elektron seperti
kismis dalam roti kismis. Secara keseluruhan
atom bersifat netral.
Penemuan Inti Atom dan Teori Atom Rutherford.
Dijelaskan melalui keradioktifan.
Pada tahun 1896, ilmuwan fisika Perancis, Henri Becquerel (1852-1908), menemukan
keradioktifan melalui batuan uranium (pekblende). Batu tersebut terus menerus mengalami
radiasi tanpa pengaruh faktor luar.
Sinar radioaktif bersifat daya tembus tinggi, dapat mengionkan gas yang dilaluinya, dapat
memendarkan berbagai macam zat.
Ernest Rutherford menunjukkan ada 3 sinar yang radioaktif yaitu sinar , , & .

m sinar = 4 sma bermuatan +2

m sinar = 1/1836 sma bermuatan -1

Sinar elektromagnet tak bermassa dan bermuatan.


Penemuan Inti Atom
Pada tahun 1910 E. Rutherford dengan asistennya Hans
Greiger dan Ernest Marsden mereka menembaki lempeng
emas yang sangat tipis dengan partikel sinar alfa yang
berenergi tinggi.
Bagian berkas yang memantul menandakan bahwa berkas
tersebut menabrak inti atom dan bermuatan positif.
Bagian yang membelok berarti dekat dengan inti atom dan
lurus berarti berada pada ruang hampa jauh dari inti atom.
E. Rutherford
Atom terdiri dari inti pejal dan bermuatan
positif serta elektron-elektron yang beredar
mengitarinya pada lintasan yang jauh,
sehingga sebagian besar dari atom
merupakan ruang hampa.
Lintasan e yang jauh disebut kulit atom.
Jarak dari inti ke kulit (jari-jari) atom sekitar
10^-8 cm (10^-10 m) sedangkan jari-jari
inti atom 10^-13 cm (10^-14m).
Teori Atom Niels Bohr dan Teori Atom
Modern
Kelemahan model atom Rutherford
Gerakan elektron akan mengitari inti sambil
memancarkan energi radiasi elektromagnetik. Sehingga
energinya akan berkurang dan gerkannya semakin lambat.
Karena lambat maka lintasan akan berbentuk spiral dan jatuh
ke inti.
Teori Atom Niels Bohr
Elektron beredar mengitari inti pada lintasan lintasan
tertentu seperti planet-planet yang mengitari matahari.
Elektron dalam atom hanya dapat berada pada tingkat energi
tertentu (beredar pada lintasan tertentu).
Lintasan tersebut berbentuk orbit seperti lingkaran dengan jari-jari
tertentu disebut kulit atom.
Tiap orbit tersusun dari suatu bilangan kuantum yang dimulai dari
1,2,3,4, dst. Dengan lambang K, L, M, N, dst.
Lintasan pertama : n=1, kulit K
Semakin besar n maka semakin besar energi elektron yang
mengorbit pada kulit tersebut.
Pada keadaan normal tanpa pengaruh luar e berada pada kulit K
(ground state).
Elektron dapat berpindah (tereksitasi) dari satu kulit ke kulit yang
lain disertai pemancaran atau penyerapan sejumlah energi.
Perpindahan e ke kulit yang lebih luar disertai penyerapan energi
sedangkan perpindahan e ke kulit yang lebih rendah disertai
pelepasan energi.
Teori Atom Mekanika Kuantum (Modern)
Pada tahun 1927 , Erwin Schrodinger , ilmuwan Austria mengemukakan
teori atom mekanika kuantum (mekanika gelombang).
Menurut teori ini meski e mempunyai tingkat energi tertentu, posisinya
tidak dapat dipastikan. Yang disebut dengan posisi elektron adalah
peluang untukmenemukannya di sekitar inti atom.
Daerah dengan peluang besar menemukan e disebut orbital.
Orbital berbentuk seperti awan dengan tebal yang bervariasi.
Kesamaan dengan Bohr e berada pada tingkat-tingkat energi tertentu.
Perbedaan hanya masalah posisi e. Bohr menyatakan e berada dalam
orbit dengan jari-jari tertentu sdangkan mekanika kuantum e didapat
jika ada peluang untuk menemukannya di dalam orbital.
Proton
Pada tahun 1886, Goldstein melakukan percobaan dengan tabung
sinar katode. Ketika katode diberi lubang maka gas di belakang
katode akan berpijar sdangkan tanpa lubang akan tampak gelap. Hal
tersebut disebabkan oleh anode yang menerobos lubang pada
katode dan memijarkan gas di belakang katode itu. Radiasi tersebut
sinar anode/sinar positif/ sinar terusan.
Percobaan tersebut menyebut bahwa sinar anode tersebut
bermuatan +
Partikel sinar ini bergantung pada jenis gas dalam tabung. Partikel
sinar terkecil diperoleh dari gas H2.
Partikel sinar ini dinamakan proton.
Massa 1 proton = 1,6726 x 10^-24 g = 1 sma (1836x masaa elektron)
Muatan 1 proton = +1 = +1,6 x10^-19 C
Neutron
Pada tahun 1932, James Chadwick. Beliau membuktikan
bahwa radiasi pada inti atom berilium yang dilakukan oleh W.
Bothe dan H. Becker pada tahun 1930 terdiri atas partikel
netral yang massanya hampir sama dengan massa proton.
Partikel tersebut disebut Neutron.
Uji coba dilakukan mengguakan spektrometer massa dan
spektograf massa.
Alat tersebut berfungsi untuk membandingkan bobot atom
secara cermat.
Neutron juga merupakan partikel dasar penyusun inti
atom selain proton dan elektron.
Massa 1 neutron = 1,6749 x 10^-24 g = 1 sma
Neutron tidak bermuatan (netral)
Dengan spektrofotograf massa telah ditentukan
isotop Hidrogen yang paling lazim yaitu 1,0078
sma.
Massa proton dan elektron masing-masing
adalah 1,0073 sma dan 0,00054 sma.
Maka 1,0073 sma + 0,00054 sma 1,0078 sma.
J. Chadwick mengungkap partikel ini lolos dari
deteksi karena tak bermuatan. Setelah ditelaah
ditemukan bahwa massa neutron hampir sama
dengan masa proton yaitu 1,0087 sma.
Nomor Massa
Banyaknya proton + neutron dalam inti atom disebut nomor
massa , A.
Nomor massa (A) = banyaknya proton (Z) + banyaknya neutron
e.g.
Isotop Nitrogen 15 sma
Nomor Massa (A) nomor atom (Z) = banyaknya neutron
15 - 7 =8
Penulisan
A X = 15 N
z 7
Partikel Dasar Materi

Nama Lambang Massa, g Massa, sma Muatan


Relatif
Proton p+ 1,6726 x 10^-24 1,0073 +1

Neutron N 1,6749 x 10^-24 1,0087 0

elektron e- 9,1096 x 10^-28 5,4859 x 10^-4 -1


Tentukan jumlah proton, elektron, dan
neutron dalam masing masing atom
berikut :
Isotop
terjadi karena perbedaan jumlah neutron dalam inti atom.
e.g.
Karbon memiliki jumlah neutron 6 tetapi sebagian kecil ada
juga yang 7.
Atom karbon yang memiliki neutron 6 memiliki nomor massa =
12 dan sedangkan yang ber neutron 7 = 13.
Perbedaan isotop keduanya terlihat dari nomor massanya yaitu
C-12 dan C-13 ada juga isotop karbon lainnya C-14.
Isobar
Atom dari unsur yang berbeda (mempunyai nomor atom yang
berbeda), tetapi mempunyai nomor massa sama.
e.g.
&
&
Isoton
Atom dari unsur yang berbeda (mempunyai nomor atom yang
berbeda, tetapi mempunyai jumlah neutron yang sama.
e.g.
&

&
Susunan Ion
Suatu atom dapat kelihangan atau mendapatkan tambahan elektron.
Atom yang kehilangan elektron akan menjadi ion positif, sedangkan
yang mendapatkan tambahan elektron bermuatan negatif.
+x = Z x
-x = Z + x
e.g.
Atom Li, Ion Li+ dan Ion Li-
Atom Li ( proton 3, elektron 3, neutron 4)
Ion Li+ ( proton 3. elektron 2, neutron 4)
Ion Li- ( proton 3, elektron 4, neutron 4)
Diketahui nomor atom fosforus adalah 15.
Tentukan jumlah proton dan jumlah elektron
dalam:
a) atom P
b) Ion
c) Ion
3 elemen dasar partikel atom yaitu:
elektron (partikel bermuatan negatif)
proton (partikel bermuatan positif), dan neutron (partikel
netral).
Proton dan neutron berada dalam inti atom dengan
elektron berada di luar inti atom.
Elektron pada atom menunjukkan 4 karakteristik:
Energi
bentuk orbital
Distribusi orbital
Arah berputar
Bilangan kuantum ditujukan untuk mengetahui sifat
dari elektron.
Sifat yang paling penting pada sebuah elektron adalah
energinya.
Bilangan kuantum disimbolkan dengan huruf (n)
Each electron in an atom can be assigned a value of that is a
positive integer (n = 1, 2, 3,, 8,9, etc) and that correlates
with the energy of the electron.
The most stable energy for an atomic electron corresponds to
n = 1, and each successively higher value of describes a less
stable energy state.
Bilangan kuantum utama (n)
Menunjukkan letak elektron pada kulit atau tingkat energi
utama.
n = 1 disebut Kulit K
n = 2 disebut Kulit L
n = 3 disebut Kulit M
n = 4 disebut Kulit N
n = 5 disebut Kulit O
n = 6 disebut Kulit P
n = 7 disebut Kulit Q
In addition to size, an atomic orbital also has a specific
shape.
A second quantum number indexes the shapes of atomic
orbitals. This quantum number is the azimuthal
quantum number (l).
The value of correlates with the number of preferred
axes in a particular orbital and thereby identifies the
orbital shape.
According to quantum theory, orbital shapes are highly
restricted. These restrictions are linked to energy, so the
value of the principal quantum number (n) limits the
possible values of l.
The smaller is, the more compact the orbital.
Bilangan kuantum Azimut (l)
Menunjukkan letak elektron dalam subkulit, serta juga
menggambarkan jumlah subkulit.

Nilai (l) adalah dari 0 sampai (n-1) untuk :


n = 1 maka = 0 l = 0, disebut subkulit s
n = 2 maka = 0, 1 l = 1, disebut subkulit p
n = 3 maka = 0, 1, 2 l = 2, disebut subkulit d
n = 4 maka = 0, 1, 2, 3 l = 3, disebut subkulit f
Jumlah sublevel/ subkulit yang terdapat pada suatu
tingkatan energi equal dengan prinsip bilangan
kuantum.
Contoh:
tingkat energi kedua akan mempunyai 2 subkulit dan tingkat
energi ketiga akan mempunyai 3 subkulit.
Subkulit yang pertama disebut subkulit s. Yang kedua disebut
subkulit p. Dan yang ketiga disebut subkulit d.
Bilangan kuantum magnetik (m)

Menunjukkan orientasi orbital dalam ruangan dan


juga menunjukkan banyaknya orbital pada subkulit.
Untuk setiap l, harga m = -l sampai dengan +l.
Contoh :
l=0 maka m = 0
l=1 maka m = -1, 0, +1
l=2 maka m = -2, -1, 0, +1, +2,
l=3 maka m = -3, -2, -1, 0, +1, +2, +3
Bilangan kuantum spin (s)

Menunjukkan arah putaran elektron dalam orbital. Pada


orbital maksimum terdapat dua elektron dengan arah yang
berlawanan.
Nilai s adalah -1/2 dan +1/2
Karena elektron hanya mempunyai 2 nilai spin, maka suatu
orbital atom tidak mungkin mengandung lebih dari 2
elektron.
Subkulit dan Orbital
Orbital merupakan suatu ruang yang ditempati maksimal
sampai dengan 2 elektron.
Setiap subkulit mempunyai jumlah orbital dan elektron yang
berbeda.
Cara yang mudah untuk menghitung jumlah elektron
total yang terdapat dalam suatu tingkatan energi
adalah 2n2.
Merupakan susunan elektron dalam atom atau
molekul.
Suatu subkulit dituliskan dalam notasi nxy, dimana:
n melambangkan jumlah kulit atom
x melambangkan subkulit atom
y menunjukkan jumlah elektron pada subkulit atom
Subkulit atom akan dituliskan berurutan sesuai
dengan peningkatan energi.
Contoh: Helium (He)
1s2
Angka 1 menunjukkan prinsip bilangan kuantum (n) yang
menggambarkan tingkatan energi.
Huruf s merupakan bilangan kuantum momentum angular
yang menggambarkan bahwa ada 2 elektron atom helium
menempati orbital s.
Eksponen 2 menunjukkan jumlah elektron total pada orbital
atau subkulit.
Untuk mengetahui susunan atom - atom tata ruang
elektron dalam atom perlu diikuti aturan sebagai
berikut :
a. Prinsip Aufbau
b. Prinsip Hund
c. Prinsip Pauli
Bila suatu atom pada kondisi ground state (energi orbitalnya
paling rendah), konfigurasi elektronnya mengikuti prinsip
Aufbau.
Pengisian orbital atom oleh elektron sesuai dengan energi
relatifnya; orbital dengan energi lebih rendah akan terisi
elektron lebih dahulu.

Contoh:
2 2 6 1
11Na : 1s 2s 2p 3s
Sc : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d1
21
Berdasarkan susunan elektronnya: suatu atom stabil
apabila orbitalnya terisi elektron penuh atau
setengah penuh

Contoh:
Subkulit d yang berisi setengah penuh atau penuh (5
elektron) akan lebih stabil dibandingkan subkulit s
atau subkulit berikutnya.

Hal ini dikarenakan energi yang dibutuhkan elektron


untuk mempertahankan elektron setengah penuh
pada subkulit d lebih kecil daripada subkulit s yang
penuh.
Tidak ada dua elektron dalam suatu atom yang
memiliki keempat bilangan kuantum yang sama.
Bila 2 elektron dalam suatu atom memiiki nilai
bilangan n, l dan m yang sama, maka kedua elektron
tersebut pasti memiliki nilai bilangan s yang berbeda.
Buatlah list cara penulisan yang berbeda untuk
menuliskan bilangan-bilangan kuantum untuk
elektron yang berada pada orbital 3p!
Jawab:
(3, 1, -1, +1/2) (3, 1, -1, -1/2)
(3, 1, 0, +1/2) (3, 1, 0, -1/2)
(3, 1, 1, +1/2) (3, 1, 1, -1/2)
Suatu atom oksigen mempunyai 8 elektron. Tuliskan
keempat bilangan kuantum untuk masing-masing
elektron pada ground state!
Gambarkan diagram orbital untuk elemen Cr dan Cu!
Tuliskan konfigurasi elektron untuk potassium dan
kalsium!
Oksigen

1s2 2s2 2p4


Elektron n l m s Orbital
1 1 0 0 +1/2 1s
2 1 0 0 -1/2
3 2 0 0 +1/2 2s
4 2 0 0 -1/2
5 2 1 -1 +1/2
6 2 1 0 + 1/2 2px, 2py,
2pz
7 2 1 1 +1/2
8 2 1 -1 -1/2
Potasium (K) 19 elektron
1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s1
Kalsium (Ca) 20 elektron
1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2
Periode Pertama

Hidrogen hanya memiliki satu elektron pada orbital


1s, kita dapat menuliskannya dengan 1s1 dan helium
memiliki dua elektron pada orbital 1s sehingga dapat
dituliskan dengan 1s2
Periode kedua

Level kedua, yaitu periode kedua. Elektron litium


memenuhi orbital 2s karena orbital ini memiliki energi
yang lebih rendah daripada orbital 2p. Litium memiliki
konfigurasi elektron 1s2 2s1. Berilium memiliki elektron
kedua pada level yang sama - 1s2 2s2.

Level 2p. Pada level ini seluruhnya memiliki energi yang


sama, sehingga elektron akan menempati tiap orbital
satu persatu.

B 1s2 2s2 2px1


C 1s2 2s2 2px1 2py1
N 1s2 2s2 2px1 2py1 2pz1
Elektron selanjutnya akan membentuk sebuah
pasangan dengan elektron tunggal yang sebelumnya
menempati orbital.

O 1s2 2s2 2px2 2py1 2pz1


F 1s2 2s2 2px2 2py2 2pz1
Ne 1s2 2s2 2px2 2py2 2pz2
Ikatan Kimia dan Bentuk Molekul menentukan sifat
dari suatu senyawa

Salah satu teori untuk meramalkan bentuk molekul


adalah teori domain elektron.

Teori domain elektron berdasarkan pada teori VSEPR


(valence shell electron pair repulsion ).
Jumlah domain elektron ditentukan :
Setiap elektron ikatan (tunggal, rangkap 2
maupun rangkap 3) adalah 1 domain.
Setiap pasangan elektron bebas pada atom pusat
adalah 1 domain.

Contoh: H2O
Struktur Lewis
Pasangan
Elektron
Bebas

Elektron ikatan
H2O mempunyai 2 ikatan tunggal = 2 domain
& 2 PEB = 2 domain
jumlah domain = 2 + 2 = 4 domain
SO2 PEB
Struktur Lewis

Elektron ikatan
SO2 mempunyai 1 ikatan tunggal = 1 domain
1 ikatan rangkap = 1 domain
& 1 PEB = 1 domain
jumlah domain = 1 + 1 + 1 = 3 doma
Menentukan PEB tanpa menggambar struktur Lewis

E = (EV X) / 2
E = pasangan elektron bebas (PEB)
EV = elektron valensi atom pusat
X = jumlah elektron terikat

Contoh:
PEB dari H2O

Atom pusatnya O,
E = (EV. O X) / 2
= (6 2 )/ 2
= 2
Rumusan Tipe Molekul yang mengikat Oksigen

Pada umumnya atom pusat yang mengikat oksigen membentuk


ikatan rangkap atau juga ikatan kovalen koordinasi.
Sehingga untuk menentukan PEB, atom pusat yang mengikat
Oksigen jumlah elektron ikatan untuk O harus dikalikan 2.

Contoh menentukan PEB dari POCl3


E = {E.V P (3 + (1 x 2))} / 2
= { 5 (3 + (1 x 2))} / 2
= 0
Prinsip Teori Domain Elektron:

1. Antar domain elektron pada atom pusat saling tolak


menolak sehingga mengatur diri sedemikian rupa
sehingga tolakkannya menjadi minimum.
2. Urutan kekuatan tolakan domain elektron:
PEB PEB > PEB PEI > PEI PEI
Akibat dari perbedaan kekuatan ini adalah mengecilnya
sudut ikatan pada bentuk molekulnya.
3. Bentuk molekul hanya ditentukan oleh pasangan elektron
ikatan (PEI).
Bentuk Molekul yang dihasilkan oleh tolakan minimum domain
elektron (atom pusat tidak memiliki PEB):

Domain Tipe & Contoh Gambar


Bentuk
AX2
2 Linear BeCl2

AX3
3 Trigonal BF3
planar
Domain Tipe & Contoh Gambar
Bentuk

AX4
4 Tetrahedral CH4

AX5
5 Bipiramida PCl5
Trigonal
Domain Tipe & Contoh Gambar
Bentuk

AX6
6 Oktahedral SF6
Bagaimana jika bentuk molekul atom pusat memiliki PEB ?
Rumusan Tipe Molekul Ikatan Tunggal
Atom Pusat dilambangkan sebagai A
domain elektron ikatan dilambangkan
sebagai X
domain PEB dilambangkan sebagai E

Contoh : H2O
- Domain ikatan = 2 , maka X2
- PEB = 2, maka E2

Jadi tipe molekul H2O adalah AX2E2


AX5E AX4E AX3E AX2E

square pyramidal distorted tetrahedron pyramidal nonlinear


AX4E2 AX2E2 AX3E2 AX2E3

square planar T-shaped Bent linear


Standar kompetensi
Memahami struktur atom untuk meramalkan sifat-sifat
periodik unsur, struktur molekul, dan sifat-sifat
senyawa.
Kompetensi dasar
Menjelaskan teori jumlah pasangan elektron di sekitar
inti
atom untuk meramalkan bentuk molekul.
Menjelaskan interaksi antar molekul dengan sifatnya.
Indikator
menentukan bentuk molekul berdasarkan teori VSEPR.
Menjelaskan perbedaan sifat fisik berdasarkan
perbedaan
gaya antar molekul.
Menerapkan hubungan antara gaya van der Walls
Merupakan gambaran secara teoritis
susunan atom-atom dalam molekul
berdasarkan susunan ruang pasangan
elektron ikatan (PEI) dan pasangan
elektron bebas (PEB) atom pusat.
Bentuk molekul dapat ditentukan
dengan teori tolakan pasangan elektron
valensi (teori domain elektron).
Bentuk molekul berdasarkan teori VSEPR

R.G.Gillesepie (1970), mengajukan teori VSEPR (Valance Shell


Electron Pair Repulsion) atau teori tolakan pasangan elektron
valensi :
Pasangan-pasangan elektron akan berusaha saling menjauhi
sehingga tolak-menolak antara pasangan elektron menjadi
seminimal mungkin.
Jarak yang diambil oleh pasangan elektron bergantung pada
keelektronegatifan atom yang bersangkutan.
Urutan gaya tolak : pasangan elektron bebas (PEB) >
pasangan elektron terikat (PEI), ikatan rangkap 3 > ikatan
rangkap 2 > ikatan tunggal.
Notasi yang dipakai: A = atom pusat, X = atom yang
berikatan (PEI) dan E = elektron valensi yang tidak berikatan
(PEB).
Keterbatasan teori VSEPR : tidak dapat menerangkan
molekul-molekul yang lebih rumit dan mempunyai bilangan
koordinasi lebih dari enam.
Gambarkan struktur Lewis senyawa.
Hitung jumlah pasangan elektron (PE), jumlah PEI
dan PEB yang ada di sekitar atom pusat.
Memprediksi sudut-sudut ikatan yang mungkin
berdasarkan jumlah kelompok elektron dan arah-
arah yang mungkin akibat tolakan pasangan
elektron bebas.
Tentukan rumus bentuk molekulnya/klasifikasi
VSEPR.
Memberi nama bentuk molekul berdasarkan jumlah
PEI dan PEB.
1. BeCl2
Gambarkan struktur Lewis BeCl2
4Be : 2, 2
17Cl : 2, 8, 7
.. ..
: Cl . . Be . . Cl : Cl Be - Cl
.. ..

Jumlah PE = 2, PEI = 2, PEB = 0


Klasifikasi VSEPR : AX2
Bentuk molekul : Linier

2. Ramalkan bentuk molekul CO2 ,


HCN?
1. SO3
Gambarkan struktur Lewis SO3
16S : 2, 8, 6
8O : 2, 6

.. ..
:O :S: O: O-S-O
.. .. .. II
.. O
:O:
Jumlah PE = 3, PEI = 3, PEB = 0
Klasifikasi VSEPR : AX3
Bentuk molekul : Trigonal planar

2. Ramalkan bentuk molekul SO2 , BF3,


NO3-, CO32-
1. CH4
Gambarkan struktur Lewis CH4
6C : 2, 4
1H : 1
H H
: I
H:C: H H-C-H
: I
H H

Jumlah PE = 4, PEI = 4, PEB = 0


Klasifikasi VSEPR : AX4
Bentuk molekul : Tetrahedral

2. Ramalkan bentuk molekul SO42-,


NH3, H2O, H3O+ ?
Ramalkan
bentuk
molekul dari
PCl5 dan SF4,
SOF4 ?
Ramalkan
bentuk
molekul SF6
, BrF5 , dan
ICl4-?
PE PEI PEB Klasifikasi VSEPR Bentuk molekul Contoh

2 2 0 AX2 Linier BeCl2, CO2, CS2, HCN,


FeCl2
3 0 AX3 Trigonal BF3, SO3, NO3-, CO32-
planar/segitiga
3 datar
2 1 AX2E Trigonal bentuk V SO2, SnCl2,

4 0 AX4 Tetrahedral CH4, CCl4, SO42-.

4 3 1 AX3E Trigonal pyramidal NH3, PF3, H3O+,

2 2 AX2E2 Planar bentuk V H2O, OF2, SCl2,

5 0 AX5 Trigonal PCl5, PF5, AsF5,


bipyramidal
4 1 AX4E Seesaw (jungkat SF4, XeO2F2,
5
jungkit/bidang
empat
3 2 AX3E2 Planar bentuk T BrF3, ClF3,

2 3 AX2E3 Linier XeF2, I3-, IF2-,

6 0 AX6 Oktahedral SF6,


6
5 1 AX5E Pyramida BrF5, XeOF4,
segiempat
4 2 AX4E2 Segiempat planar XeF4, ICl4-,
Prediksikan bentuk molekul dan sudut
ikatan senyawa:
1. PF3
2. COCl2
3. CS2
4. CBr4.
5. H2C2O4
Di antara molekul-molekul pun dapat
mengalami gaya tarik-menarik walaupun
sangat lemah. Gaya antarmolekul dapat
mempengaruhi sifat fisik molekul-molekul.
Menurut Johannes Van der Waals : interaksi antarmolekul
menghasilkan suatu gaya yang lemah. Gaya tersebut dapat
terjadi pada molekul-molekul polar dan molekul-molekul
nonpolar. Pada molekul-molekul polar disebut gaya dipol-
dipol, sedangkan pada molekul nonpolar disebut gaya dispersi
(London).
a. Gaya antar dipol, yaitu tarik-menarik antarmolekul dalam
senyawa kovalen polar. Contoh : HCl, H2S, HI, HBr.
Pada molekul HCl , atom klor lebih elektronegatif daripada
hidrogen maka pasangan elektron cenderung tertarik oleh
Cl. Molekul HCl jadi memiliki dipol.
b. Fritz London, tahun 1930 menguraikan
terjadinya tarikan yang lemah disebabkan
oleh dipol imbasan sekejap atau sesaat
yang kemudian dikenal Gaya London. Gaya
London, yaitu tarik-menarik antarmolekul
dalam senyawa nonpolar. Contoh : H2, Cl2,
CH4, PCl5.
2. Ikatan Hidrogen Mengapa dalam
golongannya
H2O, HF dan NH3
H2O
memiliki titik didih lebih
100oC tinggi, padahal Mr nya
50oC
paling kecil.?
H2T
e
0oC HF SbH3
H2Se
H2S Pada senyawa yang
-50oC NH3 AsH3 HI mengandung atom
-100oC HCl sangat
HBr SnH4
PH3 elektronegatif
-150oC GeH4 (F,O,N) dan atom H
SiH4
CH4 akan memiliki
-200oC kepolaran sangat
Massa molekul relatif tinggi sehingga
membentuk ikatan
hidrogen.
Semakin kuat ikatan antarmolekul,titik didih
semakin tinggi karena energi yang
dibutuhkan untuk memutuskan ikatan
semakin besar.
Jika Mr Senyawa makin besar, titik didih
makin tinggi.
Pada senyawa H2O, HF, NH3 titik didih tinggi
dalam golongan, karena mempunyai ikatan
hidrogen antar molekulnya.
Siap
belajar ??
Teori Atom Neils Bohr

Teori Atom Mekanika Kuantum

Bilangan Kuantum
Model Teori Atom Dalton Kita ingat ingat lagi
yang telah lalu ya !!
Model Teori Atom Thompson
Model Teori Atom Rutherford
Teori Atom Neils Bohr
Analogi Model Atom Neils Bohr Model Tata
Surya

Matahari
Planet
Orbit
Model Atom Neils Bohr
Jadi,
bagaimana
Dilihat dari struktur. kah konsep
atom
Inti bermuatan menurut
positif Bohr??

Ato
m

Elektron pa Orb
mengelilingi inti da it
Jadi,
bagaiman
Dilihat dari sifat elektron akah
konsep
atom
menurut
Bohr??

Elektron

Tidak melepaskan Saat Tidak menyerap


energi bergera energi
k
Namun, jika elektron menyerap energi foton :
TEORI ATOM MEKANIKA KUANTUM

Erwin Schrodinger Werner Heisenberg


Jika cahaya memiliki sifat pertikel,
Hipotesis de
maka partikel juga memiliki sifat
Broglie
cahaya/ gelombang.

Azaz Tidaklah mungkin menentukan


ketidakpastian posisi dan momentum suatu
(Werner elektron secara bersamaan dengan
Heisenberg) ketelitian tinggi.

Tidaklah mungkin menentukan


posisi dan momentum suatu
Teori Atom
elektron secara bersamaan dengan
Mekanika Kuantum
ketelitian tinggi, namun yang dapat
(Erwin Schrodinger)
di tentukan hanyalah kebolehjadian
(probability) menemukan elektron.
Untuk memprediksi
keberadaan elektron-
elektron dalam suatu
orbital.

1. Bilangan Kuantum Utama


2. Bilangan Kuantum Azimut
3. Bilangan Kuantum Magnetik
4. Bilangan Kuantum Spins
Bilangan Kuantum
Utama

simbol menunjukkan nilai

n n = 1, 2,
1. Besarnya tingkat 3, 4 dst
energi suatu
elektron.
2. Jarak inti
terhadap
elektron.

untuk
n 1 2 3 4 5 dst.
.
Simbol K L M N O dst.
kulit .
Bilangan Kuantum
Azimut

simbol menunjukkan nilai

l l = 0 sampai
dengan ( n-1 )
1. Bentuk dari
orbital elektron.

untuk

l 0 1 2 3 4 dst..
Lambang s p d f g dst..
Orbital
Bilangan Kuantum
Magnetik

simbol menunjukkan nilai

m m = -l, 0,
hingga +l
1. Distribusi elektron
dalam orbital

untuk
l Kemungkinan nilai m
0 0
1 -1 0 +1
2 -2 -1 0 +1 +2
3 -3 -2 -1 0 +1 +2 +3
4 -4 -3 -2 -1 0 +1 +2
+3 +4
Bilangan Kuantum
Spin

s
simbol menunjukkan nilai
1. Menunjukkan arah
pergerakan elektron
Jadi, semua
kemungkinan
bilangan kuantum
itu adalah.......

n Nama l m Jumlah Jumlah elektron


Orbital Orbital maksimal
1 s 0 0 1 2
2 p 1 +1 0 -1 3 6
3 d 2 +2 +1 0 -1 -2 5 10
4 f 3 +3 +2 +1 0 -1 7 14
-2 -3
5 g 4 +4 +3 +2 +1 0 9 18
-1 -2 -3 -4

...Jumlah orbital = ...Jumlah elektron max =


2l + 1 2 * jumlah orbital
Sekarang kita latihan
Tentukan keempat bilangan kuantum dari : keempat
menentukan
1 2 bilangan kuantum
3 7 tersebut yach !!!
26

Jawaban :

1 2 n=1 l=0 m = 0 s = -1/2

3 7 n=3 l=2 m = -1s = -1/2

26 n=2 l=1 m = +1 s = -1/2


Semuanya harus
Soal Pemantapan bisa menjawab
dengan benar ya!!

Tentukan keempat bilangan kuantum dar


3 3
Bisa?????

n=3
l=2
m=0
Benar
s = +1/2 jawabannya???
Kita lanjut
ya !!!!

1
2
3
4
5
Bentuk orbital elektron

Orbital
s

Orbital
p

Orbital
d

Anda mungkin juga menyukai