Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK

“Identifikasi Senyawa Hidrokarbon”

Dosen Pengampu : Tatik Indayanti, M.Pd


Kelompok :2

Nama/NIM : 1.Astri Widya Ningrum (D0A218002)

2.Imroatus Sholikah (D0A218008)

3.Muhammad Nuh Fathsyah Siregar (D0A218015)

4.Tiara Harindarputri (D0A218021)

Tanggal Praktikum : 26 Juni 2019

MATA KULIAH KIMIA ORGANIK


PRODI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA
2019
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan prakikum, dengan judul “Identifikasi Senyawa Hidrokarbon” telah
disahkan dan disetujui pada :

Hari : Senin

Tanggal : 1 Juli 2019

Disetujui Oleh:

Pembimbing Mata Kuliah

Tatik Indayati, M.Pd


197407172014112003

1
IDENTIFIKASI SENYAWA HIDROKARBON
A. Tujuan Percobaan
Mengidentifikasi hidrokarbon alifatik jenuh dan hidrokarbon alifatik tak
jenuh
B. Dasar Teori

Senyawa hidrokarbon adalah sebuah senyawa yang terdiri


dari unsur atom karbon (C) dan atom hidrogen (H). Seluruh hidrokarbon
memiliki rantai karbon dan atom-atom hidrogen yang berikatan dengan
rantai tersebut1. Istilah tersebut digunakan juga sebagai pengertian
dari hidrokarbon alifatik. Sebagai contoh,metana (gas rawa) adalah
hidrokarbon dengan satu atom karbon dan empat atom hidrogen:
CH4. Etana adalah hidrokarbon (lebih terperinci, sebuah alkana) yang
terdiri dari dua atom karbon bersatu dengan sebuah ikatan tunggal,
masing-masing mengikat tiga atom karbon: C2H6. Propana memiliki tiga
atom C (C3H8) dan seterusnya (CnH2·n+2). Adapun sifat-sifat senyawa
hidrokarbon dalam alkana yaitu Pada suhu C1–C4 berwujud gas, C5–C17
berwujud cair, dan di atas 17 berwujud padat, Semakin bertambah jumlah
atom C maka Mr ikut bertambah akibatnya titik didih dan titik leleh
semakin tinggi.
Alkana rantai lurus mempunyai titik didih lebih tinggi dibanding
alkana rantai bercabang dengan jumlah atom C sama. Semakin banyak
cabang, titik didih makin rendah, alkana mudah larut dalam pelarut
organik tetapi sukar larut dalam air dan senyawa alkana mumpunyai rantai
panjang dapat mengalami reaksi eliminasi an alkana juga dapat bereaksi
subsitusi dengan halogen. dan sifa-sifat alkena yaitu Titik didih alkena
mirip dengan alkana, makin bertambah jumlah atom C, harga Mr makin
besar maka titik didihnya makin tinggi. Alkena mudah larut dalam pelarut
organik tetapi sukar larut dalam air. Alkena dapat bereaksi adisi dengan
H2 dan halogen (X2 = F2, Cl2, Br2, I2). Adisi alkena dengan H2. contoh:
CH2=CH2 + H2 → CH3–CH3.

1
Subandi.Kimia Organik. (Yogyakarta:Deepublish,2010),h.36

2
Sedangkan untuk sifat-sifat alkuna yaitu titik didih alkuna mirip
dengan alkuna dan alkena semakin bertambah jumlah atom C harga M,
makin besar maka titik didihnya makin tinggi.alkuna juga dapat beraksi
adisi dengan H2, halogen dan asam halida.
Hidrokarbon alifatik berasal dari minyak bumi sedangkan
hidrokarbon aromatik dari batu bara. Semua hidrokarbon, alifatik dan
aromatik mempunyai tiga sifat umum, yaitu tidak larut dalam air, lebih
ringan dibanding air dan terbakar di udara.Hidrokarbon yang paling
sederhana adalah alkana, yaitu hidrokarbon yang hanya mengandung ikatan
kovalen tunggal2. Hidrokarbon merupakan senyawa yang struktur
molekulnya terdiri dari hidrogen dan karbon. Molekul yang paling
sederhana dari alkana adalah metana. Metana berupa gas pada suhu dan
tekanan baku, merupakan komponen utama gas alam.
Hidrokarbon dapat diklasifikasikan menurut macam – macam ikatan
karbon yang dikandungnya. Hidrokarbon dengan karbon-karbon yang
mempunyai satu ikatan dinamakan hidrokarbon jenuh. Hidrokarbon dengan
dua atau lebih atom karbon yang mempunyai ikatan rangkap dua atau tiga
dinamakan hidrokarbon tidak jenuh.
Sebagai hidrokarbon jenuh, semua atom karbon dalam alkana
mempunyai empat ikatan tunggal dan tidak ada pasangan elektron bebas.
Semua elektron terikat kuat oleh kedua atom. Akibatnya, senyawa ini cukup
stabil dan disebut juga parafin yang berarti kurang reaktif.
Karbon – karbon dari suatu hidrokarbon dapat bersatu sebagai suatu
rantai atau suatu cincin. Hidrokarbon jenuh dengan atom – atomnya bersatu
dalam suatu rantai lurus atau rantai yang bercabang diklasifikasikan sebagai
alkana. Suatu rantai lurus berarti dari tiap atom karbon dari alkana akan
terikat pada tidak lebih dari dua atom karbon lain. Suatu rantai cabang
alkana mengandung paling sedikit sebuah atom karbon yang terikat pada
tiga atau lebih atom karbon lain.

2
Amirullah.,Firiana & Marzuki,I.Kimia dalam Keperawatan.(Makassar:Pustaka As-salam,2010),h.152

3
C. Metodologi
1. Alat dan Bahan

Alat :

 Neraca ohous
 Gelas ukur
 Tabung reaksi rak tabung
 Sumbat tabung

Bahan :

 Air Brom
 n-heksan
 Minyak goreng
 Bensin
 Minyak tanah
 KMnO4
 Kertas Lakmus
2. Langkah Kerja

Hidrokarbon alifatik jenuh

1. Menyiapkan 4 buah tabung reaksi kemudian memberi


label masing-masing tabung reaksi sesuai dengan senyawa
yang akan diuji sebagai berikut; n-heksan, bensin, minyak
tanah dan minyak goreng.
2. Memasukkan 1 mL tetes sampel ke dalam masing-masing
tabung reaksi sesuai dengan label yang telah dibuat.
3. Menambahkan 10 tetes air brom ke dalam masing masing
tabung tutup mulut tabung kemudian mengocok tabung
untuk pengadukan

4
4. Menempelkan kertas lakmus yang lembab pada mulut
tabung kemudian perhatikan perubahan kertas lakmus dan
perubahan larutan.

Hidrokarbon alifatik tak jenuh

1. Menyiapkan 4 buah tabung reaksi kemudian memberi


label masing-masing tabung reaksi sesuai dengan senyawa
yang akan diuji sebagai berikut; n-heksan, bensin, minyak
tanah dan minyak goreng.
2. Memasukkan 4 tetes sampel ke dalam masing-masing
tabung reaksi sesuai dengan label yang telah dibuat.
3. Menambahkan 1 ml KMnO4, kemudian mengocoknya.
4. Mengamati pemucatan warna yang terjadi dan warna
endapan yang terbentuk
D. Analisa Data

1.Hasil Percobaan

a) Hidrokarbon alifatik jenuh


No. Sampel Perlakuan Perubahan yang terjadi
Penambahan air Brom Warnanya berubah menjadi
kuning keruh
1. n-heksan
Uji kertas lakmus Kertas lakmus biru menjadi
merah
Kertas lakmus merah
menjadi merah
Penambahan air Brom Ada dua lapisan, endapan
atas berwarna biru dan
2. Bensin endapan bawah putih
Uji kertas lakmus Kertas lakmus biru menjadi
merah
Kertas lakmus merah
menjadi merah
Penambahan air Brom Ada dua lapisan, endapan
atas berwarna kuning,
3. Minyak tanah endapan bawah bening
Uji kertas lakmus Kertas lakmus biru menjadi
merah
Kertas lakmus merah
menjadi merah

5
Penambahan air Brom Warnanya berubah putih
keruh
4. Minyak goreng
Uji kertas lakmus Lakmus biru menjadi merah
Lakmus merah menjadi
merah

b) Hidrokarbon alifatik tak jenuh

No. Sampel Perlakuan Perubahan yang terjadi

Berwarna bening
1. n-heksan Penambahan KMnO4 dengan endapan
berwarna ungu pekat

Berwarna pucat
2. Bensin Penambahan KMnO4 dengan endapan
berwarna coklat tua

3. Minyak tanah Penambahan KMnO4 Endapan berwarna


ungu pekat kecoklatan

4. Minyak goreng Penambahan KMnO4 Endapan berwarna


ungu kecoklatan

2.Reaksi
a) Reaksi dengan Brom
No. Sampel Reaksi

1.
n-heksan C6H14 + Br2 → C6H13Br + HBr

2.
Bensin C8H18 + Br2 → C8H17Br + HBr

3. Minyak tanah R2C = CHR + Br2 → Br -R2C- CH-Br

4. Minyak goreng R2C = CHR + Br2 → Br -R2C- CH-Br

6
a) Reaksi dengan KMnO4
No. Sampel Reaksi

1. n-heksan C6H14+2KMnO4 +4H2O →3C6H16O2 + 2


MnO4 + 2 KOH

2. Bensin C8H18 + 2KMnO4 +4H2O →3C8H18O2 + 2


MnO4 + 2 KOH

E. Pembahasan
1. Pembahasan Percobaan

Pada percobaan pertama dilakukan uji bromin di mana


diberi label tabung reaksi dengan senyawa yang akan di uji.
kemudian dimasukkan kedalam masing-masing tabung 5 tetes
hidrokarbon yang sesuai: ; n-heksan, bensin, minyak tanah dan
minyak goreng. Ditambahkan tetes demi tetes larutan 1% air brom
dalam satu persatu n-heksan, bensin, minyak tanah dan minyak
goreng disertai pengocokan setiap penetesan. Dihitung jumlah
tetesan larutan 1% air brom dalam satu persatu n-heksan, bensin,
minyak tanah dan minyak goreng hingga warnanya tetap ada dan
tidak hilang. Kemudian ditempelkan kertas lakmus yang lembab
pada mulut tabung kemudian kami perhatikan perubahan kertas
lakmus dan perubahan larutan.

Dari percobaan tersebut kami mendapatkan hasil berupa n-


heksan berubah warna menjadi kuning keruh setelah ditambahkan
air brom, bensin berubah menjadi ada dua lapisan di mana endapan
atas berwarna biru dan endapan bawah putih setelah ditambahkan
air brom, minyak tanah berubah menjadi ada dua lapisan di mana
endapan atas berwarna kuning, endapan bawah bening setelah
ditambahkan air brom, dan minyak goreng berubah warnanya
berubah putih keruh setelah ditambahkan air brom. Tercatat dalam

7
teori di mana apabila sampel berubah warna menjadi kuning dan
tidak larut, maka tergolong hidrokarbon alifatik jenuh. Apabila
berwarna kuning dan larut, maka tergolong hidrokarbon alifatik tak
jenuh. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan n-heksana dan minyak
goreng tergolong hidrokarbon alifatik tak jenuh, dan bensin dan
minyak tanah tergolong hidrokarbon alifatik jenuh.
Sedangkan penempelan kertas lakmus pada mulut tabung
reaksi tersebut untuk membuktikan bahwa apabila hidrokarbon
tersebut jika di halogenasi dengan brom maka akan terciptanya gas
asam berupa HBr. Dari praktikum yang telah kami laksanakan
seluruh mulut tabung dalam semua sampel mengubah lakmus biru
menjadi merah yang membuktikan terbentuknya uap asam HBr
pada semua sampel.
Pada percobaan kedua dilakukan uji KMnO4, di mana
sampel yang diujikan dimasukan kedalam tabung reaksi kemudian
ditambah dengan KMnO4.,KMnO4 yang masukan diteteskan dan
dihitung berapa tetes KMnO4 hingga terjadinya perubahan pada
setiap tetes KMnO4. Dari hasil percobaan didapat hasil berupa
bensin yang memiliki warna pucat bercak-bercak berwarna coklat.
Pada saat minyak tanah ditetesi dengan KMnO4, menghasilkan
warna ungu coklatan, dan pada saat n-Heksan ditetesi
KMnO4 menghasilkan 2 fase berwarna bening dengan endapan
berwarna ungu pekat.Sedangkan pada minyak goreng terjadi
pemucatan warna pada reaksi minyak goreng dengan KMnO4
sehingga berwarna ungu kecoklatan.

Dari percobaan kedua yang bereaksi dengan KMnO4 adalah


n-heksana dan minyak goreng. Sedangkan bensin dan minyak
tanah tidak bereaksi. Di mana di dalam teori KMnO4 digunakan
untuk mengidentifikasi hidrokarbon alifatik jenuh dan alifatik tak
jenuh. Apabila terjadi reaksi pada sampel, maka sampel tersebut

8
merupakan hidrokarbon alifatik tak jenuh. Sebaliknya, apabila
tidak ada reaksi maka sampel yang diuji merupakan hidrokarbon
alifatik jenuh. Dari hasil tersebut memperkuat bahwa n-heksana
dan minyak goreng tergolong hidrokarbon alifatik tak jenuh, dan
bensin dan minyak tanah tergolong hidrokarbon alifatik jenuh.
2. Jawaban pertanyaan dan Tugas
 Bagaimana warna air brom? Mengapa demikian? Jelaskan!
Jawab : Air brom berwarna coklat kemerahan dengan bau yang
kuat dan bersifat korosif. Pada bentuk gas pun warnanya juga
coklat kemerahan dan bersifat toksik. Diperoleh dari air garam
atau air laut. Merupakan satu-satunya unsur cair non logam.
 Apakah terjadi pemucatan warna pada reaksi minyak goreng
dengan KMnO4? Mengapa demikian? Jelaskan!
Jawab : Terjadi pemucatan warna pada reaksi minyak goreng
dengan KMnO4 sehingga berwarna kecoklatan. Hal tersebut
karena minyak goreng teroksidasi oleh oksidator kuat KMnO4.
Ikatan rangkap rantai C pada minyak goreng pun terputus.
Karena adanya reaksi yaitu berupa pemucatan warna, maka
minyak goreng termasuk hidrokarbon alifatik tak jenuh.
F. Simpulan dan Saran
1. Simpulan
Dari paparan di atas kami dapat menyimpulkan berberapa hal yang kita
dapat dari praktikum berikut ini berberapa kesimpulan yang kami
kupas:
 KMnO4 digunakan untuk mengidentifikasi hidrokarbon alifatik
jenuh dan alifatik tak jenuh. Apabila terjadi reaksi pada sampel,
maka sampel tersebut merupakan hidrokarbon alifatik tak jenuh.
Sebaliknya, apabila tidak ada reaksi maka sampel yang diuji
merupakan hidrokarbon alifatik jenuh.
 Air brom digunakan untuk megidentifikasi senyawa hidrokarbon
dengan cara adisi. Apabila berubah warna menjadi kuning dan

9
tidak larut, maka tergolong hidrokarbon alifatik jenuh. Apabila
berwarna kuning dan larut, maka tergolong hidrokarbon alifatik tak
jenuh
 n-heksana dan minyak goreng tergolong hidrokarbon alifatik tak
jenuh
 bensin dan minyak tanah tergolong hidrokarbon alifatik jenuh

2. Saran

Sebaiknya ketika percobaan kita melakukan percobaan dengan lebih lihai


ketika menggunakan alat lab dan seharusnya alat keselamatan kerja bagi
penguji digunakan lebih optimal agar terhindar dari larutan-larutan atau
sampel yang berbahaya bagi tubuh penguji. .Karena dengan kita dapat
menggunakan alat lab dengan sempurna hasil percobaan kita ini akan
semakin baik dan lebih sempurna.

G. Referensi

Amirullah.,Firiana & Marzuki,I.2010.Kimia dalam

Keperawatan.Makassar:Pustaka As-salam.

Mainil, A. K. 2012. Kaji Eksperimental Performansi Mesin Pendingin Kompresi

Uap dengan Menggunakan Refrigeran Hidrokarbon (Hcr12) Sebagai Alternatif

Refrigeran Pengganti R12 dengan Sistem Penggantian Langsung (Drop In

Substitute). MECHANICAL, 3(1).

Rahmawati, T.2014. Profil Miskonsepsi Siswa SMA pada Materi Hidrokarbon

Menggunakan Tes Diagnostik Pilihan Ganda Dua Tingkat (Doctoral

dissertation, Universitas Pendidikan Indonesia).

Subandi.2010.Kimia Organik. Yogyakarta:Deepublish

10
H. Dokumentasi

Penetesan Sampel dengan cairan bromin (Br2)

Pemasukan Lakmus Sebelum Tabung Reaksi di tutup

11
Hasil Reaksi keempat sampel dengan bromin (Br2)

Pengukuran KMnO4 sebelum di campurkan pada sampel

12
Hasil Reaksi keempat sampel dengan KMnO4

13
I.Lampiran

Amirullah.,Firiana & Marzuki,I.2010.Kimia dalam

Keperawatan.Makassar:Pustaka As-salam.

14

Anda mungkin juga menyukai