C. Atom ThomsondanRutherford
1. Teori atom Thomson
Pada percobaan Goldstein timbul pertayaan dari mana asal dan bagaimana cara
terbentuknya sinar positif. Thomson menduga sinar itu dari atom gas dalam
tabung.Percobaan telah menunjukkan bahwa setiap atom mengandung elektron.Jika atom
kehilangan elektron yang bermuatan negatif tentu yang tinggal hanya muatan posiitif.
Jumlah muatan yang positif yang tinggal tentu sama dengan jumlah muatan elektron
yang keluar, karena pada mulanya atom itu netral.
Elektron sangat ringan sehinggga dapat meninggalkan aton jika diberi energi.
Misalnya diberi tegangan l;istrik seperti pada tabung Crooks. Oleh karena itu, diduga
elektron berada dibagian luar atom. Berdasarkan percobaan diatas akhirnya Thomson
merumuskan teori yang disebut teori aom Thomson.
“Atom merupakan sebuah bola kecil bermuatan positif dan dipermukaannya tersebar
elektron yang bermuatan negatif.”
Teori atom Thomson dapat dipakai untuk menjelaskan cara terbentunknya sinar
positif dalam tabung Goldstein. Sinar katoda (elektron) yang bergerak dari katoda ke
anoda dengan energi yang cukup tinggi sebagian akan menabrak atom gas dalam tabung
sehingga elektronnya terlepas dan terbentuk ion positif.
H H+ + e-
(ion positif) (elektron)
He He2+ + 2e-
(ion positif) (elektron)
Tegangan listrik yang tinggi pada kedua elektroda mengakibatkan elektron yang
terbentuk tertarik ke anoda, sedangkan ion positif tertarik keanoda. Karena katoda
berlubang-lubang, maka sebagian ion positif lolos kedalam lubang dan dapat ditangkap
dibelakangnya, sedangkan yang lain menempel pada katoda.
Gambar model atom Thomson (a) dilihat dari luar (b) penampangnya
2. Teori atom Rutherford
Sejak ditemukan zat radioaktif oleh becguerel p[ada tahun 1896, para ahli mulai
mempelajari sifat-sifat zat ini. Ternyata zat radioaktif dapat memencarkan tiga macam
sinar (partikel), yaitu alfa (α), beta (β), dan gamma (γ). Partikel alfa yang bermuatan
positif (α2+) dihasilkan oleh berbagai zat radioaktif seperti polonium (Po), sedangkan beta
(sama dengan e-) dipancarkan oleh zat seperti hafnium (Hf). Gamma adalah partikel yang
tidak bermassa dan tidak bermuatan, dan biasanya terjadi bersamaan dengan sinar alfa
atau beta.
Ernerst Rutherford dan kawannya melakukan percobaan, yaitu melewatkan
sinar α dalam tabung berisi gas. Ternyata sinar bergerak lurus tanpa dipengaruhi oleh
gas.Mereka menduga bahwa molekul gas tidak bermuatan dan tidak merubah arah sinar α
yang bermuatan positif. Berdasarkan hal terdebut, Rutherford berhipotesis bahwa partikel
alfa dalam padatan akan berubah arah, karena dalam atom terdapat muatan positif.
Hipotesis ini dibuktikan dengan percobaan oleh Geiger dan Marsden. Mereka
menembakkan sinar α pada selempeng platina tipis (setebal ± 10-6m). hasilnya ditangkap
dengan layar yang terbuat dari ZnS yang dapat berfluoresensi bila kena sinar α.
Hasil pengamatan menunjukkan bahwa sinar alfa yang ditembakkan itu ada
yang tembus, membelok, dan memantul. Sinar yang tembus merupakan bagian terbesar,
sedangkan yang membelok sedikit, dan yang memantul sedikit sekali. Gejala ini
dijelaskan oleh Rutherford , bahwa partikel alfa banyak yang tembusdisebabkan oleh
atom yang mengandung banyak ruang hampa. Di pusat atom terdapat sebuah partikel
bermuatan positif yang disebut inti. Sinar alfa akan membelok bila mendekati inti karena
saling tolak menolak. Kejadian ini sedikit jumlahnya, karena ukuran inti atom sangat
kecil dibandingkan ukuran ruang hampanya. Jika ada partikel alfa yang menabrak inti,
maka alfa akan memantul walaupun tidak 1800. Tumbukkan langsung ini sangat kecil
kemungkinannya, maka alfa yang memantul sangat kecil sekali.
Walapun ada kelemahan, teori atom Rutherford telah menemukan konsep bahwa
atom mempunyai inti yang bermuatan positif, dan elektron mengelilingi di ruang
hampa.Sejak itu banyak penelitian untuk mengetahui kedudukan elektron dan
mempelajari inti atom.Kemudian lahirlah teori atom Bohr dan teori atom mekanika
gelombang yang menjelaskan lebih rinci tentang elektron inti atom, sedangkan studi
bertahap inti telah melahirkan bidang kimia baru yang disebut inti, dan dalam fisika
disebut fisika inti.
Gambar elektron dapat stabil mengelilingi inti karena gaya sentrigufal (Fst) sama
dengan gaya coulomb (Fc)
Pertanyaan pertama waktu itu, partikel apakah yang terdapat dalam inti. Yang
diketahui, inti bermuatan positif dan massa lebih besar dari elektron. Ternyata
pengukuran terhadap sinar positif menghasilkan inti hidrogen (disebut proton) adalah
paling ringan, dengan massa 1,6727 x 10-24 g dan muatan 1,6 x 10-19C. muatan inti atom
yang lain merupakan kelipatan muatan proton.C. Muatan inti atom yang lain merupakan
kelipatan muatan proton. Berarti, inti tersebut mengandung dua proton atau lebih.
Pengukuran dengan spektroskopi massa ternyata menghasilkan massa atom yang tidak
sama dengan jumlah proton yang terdapat dalam intinya, contohnya helium (He) dan
natrium (Na).
Massa atom He = 4 x massa proton : Inti atom He mengandung 2 proton
Massa atom Na = 23 x massa proton : Inti atom Na mengandung 11 proton
Dengan demikian inti tidak hanya mengandung proton, tetapi juga partikel lain,
partikel tersbut menurut Prout dan Rutherford adalah sebagai berikut
a. Hipotesis Prout
Pada tahun 1961, prout menyatakan bahwa inti tidak hanya mengandung
proton, tetapi juga elektron. Dengan demikian inti helium dan natrium dapat dijelaskan
sebagai berikut :
Inti He mengandung 4p + 2e, sehingga muatannya +2
Inti Na mengandung 23p + 12e, sehingga muatannya +11
Hipotesis ini tidak dapat diterima kebanyakan ahli, karena tidak ada bukti
percobaan yang mendukung.
b. HipotesisRutherford
Pada tahun 1930, Rutherford berhipotesis bahwa inti mengandung proton dan
neutron. Neutron adaah partikel bermassa sama dengan proton, tetapi tidak bermuatan.
Berdasarkan itu, atom helium dan natrium dapat dijelaskan sebagai berikut :
Inti He mengandung 2 p + 2n, sehingga muatannya +2
Inti Na mengandung 11p + 12e, sehingga muatannya + 11
Pada tahun 1932, J. Chadwick menembak inti berkelium dengan α. Ternyata
menghasilkan partikel yang tidak bermuatan yang sesuai dengan neutron hipotesis
Rutherford. Reaksi intinya :
9
4𝐵𝑒 + 42𝛼 12
6𝑐 + 10𝑛
Akibatnya hipotesis Rutherford diterima oleh semua ahli sampai saat ini.
4. Lambang Atom
Muatan inti atom yang lebih besar tidak dapat ditentukan dengan alat sinar
positif tetapi dengan spektrum sinar X (cara Moseley). Jika sinar katoda menabrak anoda
dengan energi tinggi. Maka d anoda terbentuk sinar lain yang disebut sinar X. frekuensi
gelombang sinar X yang dihasilkan bergantung pada massa atom relative logamnya.
Semakin besar massa atomnya, smeakin besar pula υ sinar X yang dihasilkan. Kemudian
Moseley menemukan bahwa υ tidak berhubungan dengan massa atom. Tetapi dengan
muatan intinya (Z), yaitu :
υ = c (Z – b)2
Jawab
56
a. 26 Fe
Jumlah proton = 26
Jumlah elektron = 26
Jumlah neutron = 56 − 26 = 30
197
b. 79 Au
Jumlah proton = 79
Jumlah elektron = 79
Jumlah neutron = 197 −79 = 118
255
c. 92U
Jumlah proton = 92
Jumlah elektron = 92
Jumlah neutron = 255 − 92 = 163
2. Tentukan jumlah proton, elektron, dan neutron dari atom
b. a. 24Mg2+ b. 209Bi3+ c. 80Br - d. 32S2-
Jawab
24 2+
a. 12 Mg
Jumlah proton = 12
Jumlah elektron = 10
Jumlah neutron = 24 −12 = 12
209
b. 83 Bi3+
Jumlah proton = 83
Jumlah elektron = 80
Jumlah neutron = 209 −83 = 126
c. 80
35 Br –
Jumlah proton = 35
Jumlah elektron = 36
Jumlah neutron = 80 −35 = 45
32
d. 16 S2-
Jumlah proton = 16
Jumlah elektron = 18
Jumlah neutron = 32 −16 = 16
Gambar tiga buah gelombang dengan panjang gelombang (λ) yang berbeda
Nilai n1 dan n2 didapat dari perhitungan semata dan bukan dari hukum dan teori,
maka persamaan rydberg disebut persamaan empiris. Hal lain yang menarik adalah
jumlah garis setiap deret selalu kurang satu dari deret sebelumnya.
Energi yang diserap atau dipancarkan atom akibat perpindahan elektron adalah
energi cahaya sehingga
∆E = hυ
Berarti nilai υ setara dengan ∆E, maka υ dapat dihutang dari ∆E dihitung dari υ.
Persamaan Rydnerg dapat dipakai untuk menghitung λ sinar yang diserap atau
dipancarkan sehingga.
𝑐
∆E = hυ = h 𝜆
1 1
∆E = A(𝑛2 − 𝑛2 )
1 2
dengan A = hcR = 6,63 x 10-34 Js x 3 x 108 ms-5 x 109,678 m = 2,18 x 10-18 J, sedangkan
n1 dan n2 adalah bilangan bulat yang isebut dengan tingkat energi. Bilangan ini
mempunyai nilai 1, 2, 3,……untuk masing-masingtingkat pertama, kedua,
ketiga,……Tingkat energi disebut juga shell (kulit) elektron yang berturut-turut
dilambangkan dengan huruf K, L, M, N,…..(table)
E2 n=2 L
E3 n=3 M
E4 n=4 N
E5 n=5 O
E6 n=6 P
E7 n=7 Q
untuk menentukan energi dn frekwensi satu garis spektrum tidak perlu dari E, cukup dari
nilai n-nya. Makin besar nilai n makin besar pula tingkat energinya.
Contoh
Tentukan λ sinar yang diserap bila elektron hidrogen pindah dari kulit L ke M. hitunglah
energi sinar tersebut untuk satu mol atom.
Jawab
Dari table diata n1 = 2 dan n2 = 3
1 1 1
= R(𝑛2 − 𝑛2 )
𝜆 1 2
1 1
= 109678 (22 − 32 )
= 15233 cm-1
1
λ = 15233 cm = 656 nm
1 1
∆E = A (𝑛2 − 𝑛2 )
1 2
1 1
= 218 x 10 -18(22 − 32 )
Contoh
Tentukan besarnya energi kulit K dan M atom hidrogen.
Jawab
𝐴 2,18 x 10−18 J
Kulit K (n = 1) E1 =− 𝑛2 = − 12
= -2,18 x 10−18
2,18 x 10−18 J
Kulit M (n = 3) E3 = 32
= 0,24 X 10-18J
E. Teori Atom Mekanika Gelombang
Jika satu garis sepektrum hitrogen diperhatikan dengan cermat ternyata terdiri atas
garis-garis kecil yang sangat berdekatan.Fakta ini tidak dapat dijelaskan oleh Bohr dan
merupakan kelemahan teorinya.Kemudian para ahli berupaya mendapatkan teori yang lebih
menyakinkan.Perhatian diarahkan pada sifat khusus partikel, seperti foton, elektron, dan
neutron.Akhirnya melahirkan teori atom mekanika gelombang.
1. Dasar Mekanika Gelombang
Pada tahun 1924, de Broglie menyatakan bahwa partikel kecil mempunyai sifat
berbeda dari benda besar.Ia bertolak dari hukum Einstein dan Planck masing-masing
tentang energi dan cahaya. Menurutnya Einstein, massa, dapat disetarakan dengan energi,
E = mc2
dengan m = massa materi dan c = kecepatan cahaya. Artinya materi bermassa 1 g setara
dengan energi sebesar 1 x (2,9979 x 1010)2 erg = 8,9874 x 1010 KJ. Menurut Planck,
seperti telah dinyatakan, energi cahaya hanya bergantung pada frekuensinya,
E = hʋ
jikaenergi materi dan energi cahaya di atas disamakan maka didapat:
Mc2 = ℎῡ
𝑐
Mc2 = h𝜆
ℎ
λ = 𝑚𝑐
Secara perhitungan hipotesis de Broglie dapat diterima, seperti pada contoh berikut ini.
Contoh
1.
Tentukan panjang gelombang benda sebesar 10 g yang bergerak dengan kecepatan 1
cm s-1
Jawab
ℎ
λ = 𝑚𝑣
2. Tentukan panjang gelombang neutron yang bergerak dengan kecepatan 4,04 x 10-3
Jawab
ℎ
λ = 𝑚𝑣
6,26 𝑥 10−34 𝑘𝑔 𝑚2 𝑠 −1
(1,67 𝑥 10−27 𝑘𝑔) (4,04 𝑥 103 𝑚 𝑠 −1
= 9,81 x 10-3 m
= 9 , 81 nm
Jika dibandingkan dibandingkan hasil kedua contoh di atas, ternyata gerakan
benda yang besar menghasilkan panjang gelombang yang sangat kecil. Dengan kata lain,
sifat gelombang gerakan materi yang besar dapat diabaikan, tetapi untuk partikel kecil
(seperti neutron) harus diperhitungkan. Sejak itu lahirlah mekanika gelombang atau
mekanika kuantum untuk menangani gerakan partikel-partikel kecil, sedangkan mekanika
Newton, hanya berlaku untuk benda besar (makro).
Setelah ada bukti, Yang tidak dikemukakan di sini, hipotesis Broglie menjadi
hokum yang berpengaruh besar terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, contohnya
untuk membahas gerakan elektron dalam atom.Jika menurut Bohr elektron bergerak
mengelilingi inti, maka menurut teori Broglie, gerakan itu bukanlah dalam lintasan
tertentu, melainkan dalam bentuk gelombang.Perbedaan kedua gerakan itu dapat
dilukiskan secara sederhana seperti pada gambar di bawah ini.
Gambar gerakan elektron mengelilingi inti akan memebentuk gelombang
Pada tahun 1927, Werner Heinsenberg menyatakan prinsip
ketidaktentuan.Menurutnya, suatu partikel yang bergerak mempunyai posisi dan
momentum tertentu pada setiap saat. Kedua hal itu dapat diukur dengan enabrakkan
partikel lain kepadanya. Tabrakan itu akan mengubah momentum dan posisi partikel yang
diukur. Akibatnya hasil pengukuran menjadi tidak tepat dan mempunyai kesalahan
tertentu.
Heinsenberg menyatakan bahwa kesalahan itu adalah
h
(∆x) (∆p) ≥ 2π
2. Fungsi Gelombang
Orbital akan diperoleh secara teori, yaitu hasil penyelesain persamaan
schrodinger. Persamaan ini menunjukan hubungan matematis antara massa (m), energi
kinetik (E), dan energi potensial (V) dengan fungsi gelombang (ψ) partikel yang bergerak
dalam ruang tiga dimensi, dalam sumbu x, y, dan z.
𝜕2 𝛹 𝜕2 𝛹 𝜕2 𝛹 8𝜋 2 𝑚
+ 𝜕𝑦 2 + + (E − V) ψ = 0
𝜕𝑥 2 𝜕𝑧 2 ℎ2
Dengan r = jarak elektron dengan inti, Z= muatan inti, dan e = muatan elektron.
Persaman diatas secara sederhana dapat dinyatakan sebagai :
ψ (r, θ, ϕ) = R (r) Θ(θ) Φ(ϕ)
R (r) disebut fungsi radial, Θ(θ) dan Φ(ϕ) keduanya disebut fungsi sudut. Setelah
persamaan diatas diselesaikan, dari fungsi R(r) didapat bilangan kuantum pertama (n),
dari fungsi Θ(θ) didapat bilangan kuantum azimuth (l) dan diberi fungsi Φ(ϕ) didapat
bilangan kuantum magnetic (m). akhirnya persamaan diatas dapat ditulis sebagai:
ψ (n, l, m) = Rn-1 (r) γ2 ± m (θ, ϕ)
Kemudian dalam fungsi gelombang Φ(ϕ) masih terdapat fungsi gelombang spin, 𝜂(𝑠):
ϕ (r, s) = ψ(r) 𝜂(𝑠)
S disebut bilangan kuantum spin yang bernilai -½ dan +½
dengan n dalam teori Bohr. Perbedaannnya, dalam teori Bohr n menunjukkan tingkat
energi kulit, sedangkan dalam teori kuantum menunjukan tingkat energi
orbital.Dengan mengetahui n suatu orbital dapat dihitung besar energi orbitalnya.
Penyelesaian persamaan schrodinger menghasilkan n sebagai bilangan positif dan
tidak termasuk nol.
n = 1, 2, 3…..
Nilai n menlambangkan ukuran orbital, semakin besar n semakin besar pula
orbitalnya. Sesuai dengan teori Bohr, bilangan kuantum n dapat juga melambangkan
kulit elektron,
n = 1(K), n= 2(L), n= 3(M)…..
Harus diingat bahwa menurut teori kuantum besarnya energi orbital tidak
hanya ditentukan oleh nilai n tetapi juga oleh nilai bilangan kuantum azimuth (l).
b. Bilangan Kuantum Azimuth
Bilangan kuantum kedua disebut dengan azimuth (l) yang mempunyai nilai
sebagai bilangan cacah, yaitu 0 dan bilanagn bulat positif,
l= 0, 1, 2, 3, …..
Kaitan nilai l dan n adalah :
l= 0, 1, 2, 3, …..(n - 1)
Artinya, jumlah l disetiap kulit adalah sebanyak n buah, yaitu :
n = 1 :l = 0
n = 2 :l = 0, l = 1
n = 3 :l = 0, l = 1, l = 2
n = 4 :l = 0, l = 1, l = 2, l = 3,
Bilangan kuantum azimut ada hubungannya dengan bentuk orbital, maka untuk
membedakan diberi nama lain, yaitu
l = 1 orbital s
l = 2 orbital p
l = 3 orbital d
l = 4 orbital f
Gambar spin elektron (a) berputar berlawanan jarum jam, dan (b) searah jarum jam
4. KonfigurasiElektron
Prinsip Aufbau
1s < 2s < 2p < 3s < 3p < 4s < 3d < 4p < 5s < 4d < 5p < 6s
1s 2s 2p 3s 3p 4s 3d 4p 5s 4d 5p 6s
n1 2 2 3 3 4 3 4 5 4 5 6
I0 0 1 0 1 0 2 1 0 2 1 0
(n + I) 1 2 3 3 4 4 5 5 5 6 6 6
Untuk (n + 1) yang harganya sama , yang mempunyai energi terbesar yaitu orbital dengan
bilangan kuantum utama terbesar misalnya
Menurut azas ini , yang dikenal dengan prinsip ekslusi pauli (pauli,1925): Dalam
suatu sistem, baik atom maupun molekul, tidak terdapat dua elektron yang mempunyai
keempat bilangan kuantum yang sama. Hal ini berarti bahwa tiap orbital hanya dapat
ditempati maksimal oleh dua elektron.
Secara fisis prinsip ini dapat dinyatakan sebagai berikut: Jika dua elektron
mempunyai parameter yang identik, maka kedua elektron tersebut berada ditempat yang
sama pada waktu yang sama. Namun prinsip ini tidak dibuktikan secara matematis
Aturan Hund
Aturan ini disusun berdasarkan data spektroskopi. Menurut aturan ini aturan
tentang kelipatan maksimum,
1. Pada pengisisan elektron kedalam orbital-orbital yang tingkat energinya sama
(misalnya ketiga orbital –patau kelima orbital –d) sebanyak mungkin elektron berada
dalam keadaan tidak berpasangan.
2. Jika dua elektron terdesak dalam dua orbital yang berbeda, maka 4 energi terendah
dicapai jika spinnya sejajar.
Konfugurasi tingkat dasar dari karbon ke flour yaitu:
Z unsurkonfigurasi elektron
P = 11 p = 12
e = 11 e = 12
n = 12 n = 12
unsur yang isoton, memiliki jumlah netron sama , tetapi jumlah nukleon , proton,
elektron, dan sifatnya kimianya berbeda.
c. Isobar
Isobar adalah unsur-unsur dengan nomer atom berbeda, tetapi nomer massanya sama.
Contoh: 3215P isobar dengan 3216S
6. Ion
Bahwasanya suatu atom tidak bermuatan (netral), akan tetapi atom dapat
melepas elektronnya atau menerima elektron dari luar. Atom dalam keadaan seperti itu
disebut dengan ion.Ion positif terbentuk jika suatu atom melepas elektronnya dan ion
negatif terbentuk jika menerima elektron dari luar.
Ion Li+ terbentuk jika atom Li melepas sebuah elektron terluarnya yang terletak
pada orbital 2s1. Sedang ion F- terbentuk jika orbital 2P mendapat tambahan sebuah
elektron sehingga menjadi 2p6.
7. Molekul
Molekul merupakan gabungan dua atau lebih atom yang saling berikatan secara
kimia. Molekul dapat terbentuk dengan cara atom yang satu melepaskan elektron
sedangkan yang lainnya menerima elektron. Terdapat dua jenis molekul menurut jenis
atom yang menyusunnya, yaitu:
1. Molekul unsur yaitumolekul yang terbentuk dari atom-atom yang sejenis misalnya:
Cl2, O2, N2, Br2, H2 dan sebagainya.
2. Molekul seyawanya yaitu molekul yang terbentuk dari atom-atom yang berbeda.
Misalnya: CO2, NaCl, H2O, H2SO4, CaCO3, CH3COOH, dansebagainya.
Molekul yang stabil dapat terbentuk jika pada elektron kulit terluar terisi penuh
yaitu sebanyak 8 elektron (Oktet), kecuali H2 hanya membentuk ikatan dengan terisi 2
elektron (Duplet). Untuk lebih memahami tentang bagaimana terbentuknya molekul
melalui ikatan kimia.
F. Sifat Atom
Teori yang telah dibahas menunjukan bahwa atom mempunyai inti dan elektron
yang ditarik-menarik. Inti mengandung proton dan neutron, dan jumlah proton inti sama
dengan jumlah elektron. Elektron itu berada pada tingkat energi tertentu yang dinyatakan 4
bilangn kuantum.Karena itu, sifat-sifat atom dipengaruhi oleh jumlah elektron atau proton
atom tersebut. Sifat itu antara lain jari-jari atom, energi ionisasi, dan afinitas elektron.
1. Jari-jari Atom
Perbedaan inti dan jumlah elektronakan mengakibatkan ukuran atom suatu unsur
berbeda dari atom lain. Ukuran itu dinyatakan dengan jai-jari atom atau jari-jari
kovalen.Menetukan jari-jari atom bebas tidak mungkin karena orbital terluar suatu atom
tidak mempunyai jarak tertentu, dan juga orbital adalah daerah kebolehjadian dan tidak
mempunyai batas yang pasti.Oleh sebab itu harus ditetapkan suatu definisi oleh jari-jari
atom.
Jari-jari atom ialah setengah jarak antara dua atom sejenis yang terikat dalam ikatan
tunggal.
Sebagai contoh klor, jari-jari dihitung dari panjang ikatan molekulCl2 (Cl - Cl).
Panjangnya19,8 A0, maka jari-jari atom klor adalah setengahnya, yaitu 0,99 A0.
Sesuai dengan sifatnya atom dapat menjadi ion positif atau negatif.Ion positif
terjadi bila atom keehilangan elektron, maka jari-jari ion positif lebuh kecil dari
atomnya.Ion negatif terbentuk setelah atom menerima elektron, maka jari-jari ion negatif
lebih besar dari atomnya.Jari-jari atom dan ion beberapa unsur dapat dilihat pada
tabel.Unsur golongan utama (A) umumnya mempunyai satu jenis ion yang stabil,
sedangkan golongan transisi mempunayai dua atau lebih ion yang stabil.
VA N 70 171 (-3)
P 110 212 (-3)
Jari-jari ion ini sangat penting dalam menentukan bentuk Kristal senyawa ion,
yaitu senyawa antara ion positif dan negatif.
Gambar jari-jari Cl (99 pm) dan Cl- (181 pm)
2. Energi Ionisasi
Elektron suatu atom dapat lepas dari tarikan dan meninggalkan atom sehingga
membentuk ion positif, contoh
Na(g) Na+(g) +e-
Proses ini disebut ionisasi (pembentukan ion).
Energi ionisasi ialah energi minimum yang diperlukan untuk melepaskan satu elektron
terlemah dari suatu atom atau ion.
Jumlah elektronyang lepas dari suatu atom mungkin satu, dua atau tiga,
bergantung pada atom dan energi yang diberikan. Energi untuk melepaskan elektron
terlemah pertama disebut energi ionisasi pertama (El-l), terlemah kedua disebut energi
ionisasi kedua (El-ll) dan seterusnya , contohnya atom alumuniun seperti pada gambar
Al(g) Al+(g) + e-∆H = 577,4 kj mol-1 (El-1)
Al+(g) Al2+(g) + e- ∆H = 816 kj mol-1 (El-1I)
Al2+(g) Al3+(g) + e- ∆H = 2744 kj mol-1 (El-1II)
Energi ionisasi unsur dengan nomor atom 1-20 tertera pada tabel. Data tabel menunjukan
bahwa urutan besarnya energi ionisasi setiap unsur adalah :
El-1 < El-1I < El-1II…….
Gambar ionisasi aluminium
Tabel energi ionisasi 20 unsur pertama (kj mol -1)
Berarti setelah satu elekton keluar dari atom, daya tarik inti terhadap elektron
yang tinggal menjadi besar, karena jari-jari
rA> rA+> rA2+> …..
Pengecilan jari-jari karena elejtron saling tolak menolak, dan bila satu elektron
keluar maka daya tolaknya menjadi lebih kecil sehingga terjadi pengerutan seperti Al
menjadiAl+.Pengecilan juga terjadi bila setelah elektron keluar mengakibatkan jumlah
kulit berkurang, seperti Na menjadi Na+.
3. Afinitas Elektron
Suatu atom dapat menerima satu elektron atu lebih sehingga membantu ion
negatif , sebagai contoh
Cl(g) + e- Cl-(g)