Anda di halaman 1dari 42

ATOM , ION , DAN MOLEKUL

A. Teori Atom Dalton


Beberapa postulat teori Dalton dapat dituliskan sebagai berikut :
1. Materi terdiri atas partikel terkecil yang disebut atom.Atom tidak dapat dibagi lagi dan
tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan.
2. Atom digambarkan denganbola pejal yang sangat kecil. Atom suatu unsur yang sama
memiliki sifat yang sama dalam segala hal ( ukuran, bentuk, dan massa ) tetapi berbeda
sifat – sifatnya dari atom unsur lain.
3. Reaksi kimia adalah penggabungan, pemisahan, atau penyusunan kembali atom – atom.
4. Atom suatu unsure dapat bergabung dengan atom unsur lain membentuk senyawa dengan
perbandingan bilangan bulat dan sederhana.

B. Teori Modern Struktur Atom


1. Elektron
Bila suatu muatan listrik dilewatkan melalui tabung Geisler yang berisi gas
dengan tekanan sangat rendah, maka akan diemisikan seberkas sinar dari katoda. Sinar ini
biasa disebut sinar katoda yang ditemukan oleh Plucker (1879 ) dan diteliti oleh Hittorf (
1869 ) dan William Crookes (1879 – 1885 ).
Sinar ini bergerak lurus meninggalkan katoda dengan kecepatan tinggi dan dapat
menimbulkan bayangan kabur bila diberi tabir, dapat dibelokkan oleh medan magnet dan
medan listrik. Thomson ( 1897 ) berhasil menentukan harga perbandingan e/m, yaitu
perbandingan muatan listrik dengan massa. Akhirnya Stoney ( 1874 ) memberikan nama
partikel itu sebagai elektron yang selalu dikandung oleh semua materi dengan harga e/m
yang sama. Harga e/m yang terbesar dimiliki oleh atom hidrogen. Diperoleh oleh harga e
= 1,602 x 19-19 C dan m = 9,11 x 10-34 9.
Gambar pembuktian sinar katoda
2. Praton
Elektron merupakan penyusunan atom yang bermutan negatif, sehingga materi
harus mengandung penyusun lain yang bermuatan positif. Hal ini dibuktikan oleh
Goldstein ( 1886 ) dan Wien yang juga disebut sinar terusan atau sinar kanal. Partikel
positif ini terjadi karena tabrakan antara partikel gas dalam tabung dengan elektron
berenergi besar yang bergerak dari katoda ke anoda dalam gas.

Dari berbagai eksperimen diperoleh dua perbedaan terpenting dari pengukuran


e/m terhadap elektron.
a. Perbandingan muatan/massa untuk ion positif berbeda, jika gas dalam tabung berbeda.
Pada massa pengukuran e/m elektron diperoleh harga yang sama apapun jenis
gasyang terdapat di dalamnya.
b. Harga muatan/massa untuk ion positif jauh lebih kecil dari harga elektron. Fakta ini
menunjukkan bahwa ion positif terbentuk dari gas yang terdapat dalam tabung dan
massanya lebih besar dari massaelektron.
Diperoleh hasih, bahwa harga e/m untuk sinar terusan hidrogen lebih besar dari
e/m untuk elektron. Dari sini dipostulatkan bahwa H+ adalah suatu partikel dasar atom
yang besar muatan elektron tetapi tandanya berlawanan .
e/m alektron = 1,76 x 108 Coulomb/g
e/m ion H+ = 96520/1,008 Coulomb/g
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑒𝑙𝑒𝑘𝑡𝑟𝑜𝑛 96520 1
+
= 8
=
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝐻 1,76. 10 . 1837

Gambar pembuktia sinar positif


3. Netron
Rutherford ( 1920 ) meramalkan bahwa kemungkinan besar di dalam inti
terdapat partikel dasar yang tidak bermutan . Akan tetapi karena netralnya, maka
partikelsukar dideteksi.Selanjutnya tahun 1932 James Chaswick dapat menemukan
netron. Dari reaksi inti, partikel α dengan masa 4 dapat di tangkap oleh boron( Ar = 11 )
menghasilkan nitrogen ( Ar = 14 ) dan netron dengan massa 1. Reaksi inti ini ditunjukkan
oleh persamaan.
4
2HE +5B11 ->7N14 + 0n1
Dengan demikian maka partikel elektron.Proton dan netron merupakan
penyusun dasar suatu materi.
Tabel 1.1 Beberapa Sifat Partikel Sub – atomik
Partikel Simbol Massa (sma) Massa Muatan
(gram)
Elektron e 1/1837 atom H 9,11 x 1028 -4,803 x 10-30
(=0,00055) (-19x 10-19c )
Proton p 1,0073 1,73 x 10-24 +4,803 x 10-14 esu
(+1,6 x 10-19)
Neutron n 1,0087 1,765 x 10-24 0

C. Atom ThomsondanRutherford
1. Teori atom Thomson
Pada percobaan Goldstein timbul pertayaan dari mana asal dan bagaimana cara
terbentuknya sinar positif. Thomson menduga sinar itu dari atom gas dalam
tabung.Percobaan telah menunjukkan bahwa setiap atom mengandung elektron.Jika atom
kehilangan elektron yang bermuatan negatif tentu yang tinggal hanya muatan posiitif.
Jumlah muatan yang positif yang tinggal tentu sama dengan jumlah muatan elektron
yang keluar, karena pada mulanya atom itu netral.
Elektron sangat ringan sehinggga dapat meninggalkan aton jika diberi energi.
Misalnya diberi tegangan l;istrik seperti pada tabung Crooks. Oleh karena itu, diduga
elektron berada dibagian luar atom. Berdasarkan percobaan diatas akhirnya Thomson
merumuskan teori yang disebut teori aom Thomson.
“Atom merupakan sebuah bola kecil bermuatan positif dan dipermukaannya tersebar
elektron yang bermuatan negatif.”
Teori atom Thomson dapat dipakai untuk menjelaskan cara terbentunknya sinar
positif dalam tabung Goldstein. Sinar katoda (elektron) yang bergerak dari katoda ke
anoda dengan energi yang cukup tinggi sebagian akan menabrak atom gas dalam tabung
sehingga elektronnya terlepas dan terbentuk ion positif.
H H+ + e-
(ion positif) (elektron)
He He2+ + 2e-
(ion positif) (elektron)
Tegangan listrik yang tinggi pada kedua elektroda mengakibatkan elektron yang
terbentuk tertarik ke anoda, sedangkan ion positif tertarik keanoda. Karena katoda
berlubang-lubang, maka sebagian ion positif lolos kedalam lubang dan dapat ditangkap
dibelakangnya, sedangkan yang lain menempel pada katoda.

Gambar model atom Thomson (a) dilihat dari luar (b) penampangnya
2. Teori atom Rutherford
Sejak ditemukan zat radioaktif oleh becguerel p[ada tahun 1896, para ahli mulai
mempelajari sifat-sifat zat ini. Ternyata zat radioaktif dapat memencarkan tiga macam
sinar (partikel), yaitu alfa (α), beta (β), dan gamma (γ). Partikel alfa yang bermuatan
positif (α2+) dihasilkan oleh berbagai zat radioaktif seperti polonium (Po), sedangkan beta
(sama dengan e-) dipancarkan oleh zat seperti hafnium (Hf). Gamma adalah partikel yang
tidak bermassa dan tidak bermuatan, dan biasanya terjadi bersamaan dengan sinar alfa
atau beta.
Ernerst Rutherford dan kawannya melakukan percobaan, yaitu melewatkan
sinar α dalam tabung berisi gas. Ternyata sinar bergerak lurus tanpa dipengaruhi oleh
gas.Mereka menduga bahwa molekul gas tidak bermuatan dan tidak merubah arah sinar α
yang bermuatan positif. Berdasarkan hal terdebut, Rutherford berhipotesis bahwa partikel
alfa dalam padatan akan berubah arah, karena dalam atom terdapat muatan positif.
Hipotesis ini dibuktikan dengan percobaan oleh Geiger dan Marsden. Mereka
menembakkan sinar α pada selempeng platina tipis (setebal ± 10-6m). hasilnya ditangkap
dengan layar yang terbuat dari ZnS yang dapat berfluoresensi bila kena sinar α.
Hasil pengamatan menunjukkan bahwa sinar alfa yang ditembakkan itu ada
yang tembus, membelok, dan memantul. Sinar yang tembus merupakan bagian terbesar,
sedangkan yang membelok sedikit, dan yang memantul sedikit sekali. Gejala ini
dijelaskan oleh Rutherford , bahwa partikel alfa banyak yang tembusdisebabkan oleh
atom yang mengandung banyak ruang hampa. Di pusat atom terdapat sebuah partikel
bermuatan positif yang disebut inti. Sinar alfa akan membelok bila mendekati inti karena
saling tolak menolak. Kejadian ini sedikit jumlahnya, karena ukuran inti atom sangat
kecil dibandingkan ukuran ruang hampanya. Jika ada partikel alfa yang menabrak inti,
maka alfa akan memantul walaupun tidak 1800. Tumbukkan langsung ini sangat kecil
kemungkinannya, maka alfa yang memantul sangat kecil sekali.

Gambar percobaan Geiger dan marsden


Diluar inti tidak hanya kosong, tetapi terdapat elektron yang berputar
mengelilingi elektron tidak mempengaruhi arah sinar alfa karena elektron sangat kecil
dan ringan.Secara lengkap interprestasi Rutherford tentang percobaan Geiger dan
Marsden terlihat pada gambar dibawah ini.Rutherford merumuskan teori atom yang
disebut model atom Rutherford.
“Atom terdiri dari inti yang bermuatan positif yang merupakan terpusatnya massa.
Disekitar ini terdapat elekktron yang bergerak mengelilingi dalam rung hampa”.

Gambar interprestasi Rutherfrod tentang percobaan Geiger dan marsden

Gambar model atom Rutherfrod


Model atom Rutherford sedikit lebih maju dari model ato Thomson.Pertayaan
timbul tentang gerakan elektron.Bagaimana elektron dapat berputar mengelilingi inti
terus-menerus tanpa henti. Masalah ini dijawab oleh Rutherford sendiri sebagai berikut.
Sesuai dengan hukum mekanika bahwa benda yang bergerak melingkar memiliki gaya
sentry (Fsp) dan sentripetal (Fsf). Gaya sentrifugal mengarah kepusat lingkungan dan
berimpit dengan jari-jari, sedangkan gaya sentripetal mengarah ke luar. Elektron yang
berputar mempunyai Fsf sebesar gaya coulomb (fc) antara inti dan elektron. Atom dapat
stabil karena nilai Fc dan Fsf selalu sama. Hal ini analog dengan bumi (planet) yang
mengelilingi matahari.
Pada tahun 1864, Maxwell menyatakan bahwa partikel bermuatan yang bergerak
akan kehilangan energi dalam bentuk cahaya. Karena elektron bermuatan dan
mengelilingi inti maka tentu akan kehilangan energi, dan gerekannya makin lambat dan
akhirnya akan tertarik oleh inti. Sanggahan ini tidak dapat dijawab oleh Rutherford dan
merupakan kelemahan teoirinya.
3. Inti Atom
Inti atom di temukan oleh Rutherford pada tahun 1911. Ia menemukan bahwa
apabila partikel alpha (α)yang bermuatan positif yang berasal dari radioaktifmenumbuk
lembar tipis logam, maka partikel itu banyak yang mengalami penyimpanan (deflektion ).
Selain itu sebagian besar partikel alpha (α) juga diteruskan dan sebagian lagi mengalami
penolakan.Ia menyimpulkan, bahwa atom sebagian besar berupa ruang kosong dan
dipusatnya disebut inti. Selama atom bersifat netral, berate besarnya muatan positif
seimbang dengan banyaknya netron yang bermuatan negatif.

Walapun ada kelemahan, teori atom Rutherford telah menemukan konsep bahwa
atom mempunyai inti yang bermuatan positif, dan elektron mengelilingi di ruang
hampa.Sejak itu banyak penelitian untuk mengetahui kedudukan elektron dan
mempelajari inti atom.Kemudian lahirlah teori atom Bohr dan teori atom mekanika
gelombang yang menjelaskan lebih rinci tentang elektron inti atom, sedangkan studi
bertahap inti telah melahirkan bidang kimia baru yang disebut inti, dan dalam fisika
disebut fisika inti.

Gambar elektron dapat stabil mengelilingi inti karena gaya sentrigufal (Fst) sama
dengan gaya coulomb (Fc)

Gambar kelemahan teori atom Rutherfrod

Pertanyaan pertama waktu itu, partikel apakah yang terdapat dalam inti. Yang
diketahui, inti bermuatan positif dan massa lebih besar dari elektron. Ternyata
pengukuran terhadap sinar positif menghasilkan inti hidrogen (disebut proton) adalah
paling ringan, dengan massa 1,6727 x 10-24 g dan muatan 1,6 x 10-19C. muatan inti atom
yang lain merupakan kelipatan muatan proton.C. Muatan inti atom yang lain merupakan
kelipatan muatan proton. Berarti, inti tersebut mengandung dua proton atau lebih.
Pengukuran dengan spektroskopi massa ternyata menghasilkan massa atom yang tidak
sama dengan jumlah proton yang terdapat dalam intinya, contohnya helium (He) dan
natrium (Na).
Massa atom He = 4 x massa proton : Inti atom He mengandung 2 proton
Massa atom Na = 23 x massa proton : Inti atom Na mengandung 11 proton
Dengan demikian inti tidak hanya mengandung proton, tetapi juga partikel lain,
partikel tersbut menurut Prout dan Rutherford adalah sebagai berikut
a. Hipotesis Prout
Pada tahun 1961, prout menyatakan bahwa inti tidak hanya mengandung
proton, tetapi juga elektron. Dengan demikian inti helium dan natrium dapat dijelaskan
sebagai berikut :
 Inti He mengandung 4p + 2e, sehingga muatannya +2
 Inti Na mengandung 23p + 12e, sehingga muatannya +11
Hipotesis ini tidak dapat diterima kebanyakan ahli, karena tidak ada bukti
percobaan yang mendukung.
b. HipotesisRutherford
Pada tahun 1930, Rutherford berhipotesis bahwa inti mengandung proton dan
neutron. Neutron adaah partikel bermassa sama dengan proton, tetapi tidak bermuatan.
Berdasarkan itu, atom helium dan natrium dapat dijelaskan sebagai berikut :
 Inti He mengandung 2 p + 2n, sehingga muatannya +2
 Inti Na mengandung 11p + 12e, sehingga muatannya + 11
Pada tahun 1932, J. Chadwick menembak inti berkelium dengan α. Ternyata
menghasilkan partikel yang tidak bermuatan yang sesuai dengan neutron hipotesis
Rutherford. Reaksi intinya :
9
4𝐵𝑒 + 42𝛼 12
6𝑐 + 10𝑛
Akibatnya hipotesis Rutherford diterima oleh semua ahli sampai saat ini.

4. Lambang Atom
Muatan inti atom yang lebih besar tidak dapat ditentukan dengan alat sinar
positif tetapi dengan spektrum sinar X (cara Moseley). Jika sinar katoda menabrak anoda
dengan energi tinggi. Maka d anoda terbentuk sinar lain yang disebut sinar X. frekuensi
gelombang sinar X yang dihasilkan bergantung pada massa atom relative logamnya.
Semakin besar massa atomnya, smeakin besar pula υ sinar X yang dihasilkan. Kemudian
Moseley menemukan bahwa υ tidak berhubungan dengan massa atom. Tetapi dengan
muatan intinya (Z), yaitu :
υ = c (Z – b)2

Gambar tabung sinar x


Dengan b dan c sebagai konstanta yang berlaku untuk semua unsur. Dengan cara
ini dapat ditentukan nomor atom unsur secara teliti. Nomor atom adalah bilangan bulat
yang menunjukkan jumlah proton dalam inti.
Sejak neutron dikemukan Chadwick, dinyakini bahwa atom terdiri dari inti yang
mengandung proton dan neutron, sedangkan disekitarnya tedapat elektron yang berputar
mengelilinginya. Yang membedakan satu atom dengan yang lain adalah jumlah partikel
tersebut, dan bukan jenisnya. Kecuai atom hidrogen, atom unsur selalu mengandung
proton, neutron dan elektron. Setiap atom netral mempunyai muatan inti sama dengan
muatan elektron. Dengan kata lain, Jumlah proton dalam ini sama dengan jumlah elektron
di sekitarnya, contoh hidrogen, helium, dan litium. Supaya lebih ringkas dan praktis
ketiga atom tersbut di lambingkan sebagai berikut :
1 4 7
1𝐻 2𝐻𝑒 3𝐿𝑖

Secara umum : 𝐴𝑍𝑋


A = jumlah p dan jumlah n (nomor massa)
Z = jumlah e = jumlah P (nomor atom)
N = A – Z = jumlah neutron
Gambar jumlah proton (p), neutron (n), dan elektron (e) dalam atom H, He, dan Le
Contoh
1. Tentukan jumlah proton, elektron, dan neutron dari atom
56
a. 26 Fe b. 197
79 Au c. 255
92U

Jawab
56
a. 26 Fe
Jumlah proton = 26
Jumlah elektron = 26
Jumlah neutron = 56 − 26 = 30
197
b. 79 Au
Jumlah proton = 79
Jumlah elektron = 79
Jumlah neutron = 197 −79 = 118
255
c. 92U

Jumlah proton = 92
Jumlah elektron = 92
Jumlah neutron = 255 − 92 = 163
2. Tentukan jumlah proton, elektron, dan neutron dari atom
b. a. 24Mg2+ b. 209Bi3+ c. 80Br - d. 32S2-
Jawab
24 2+
a. 12 Mg

Jumlah proton = 12
Jumlah elektron = 10
Jumlah neutron = 24 −12 = 12
209
b. 83 Bi3+
Jumlah proton = 83
Jumlah elektron = 80
Jumlah neutron = 209 −83 = 126
c. 80
35 Br –
Jumlah proton = 35
Jumlah elektron = 36
Jumlah neutron = 80 −35 = 45
32
d. 16 S2-
Jumlah proton = 16
Jumlah elektron = 18
Jumlah neutron = 32 −16 = 16

D. Spektrum Atomdan Teori Atom Bohr


Kelemahan teori atom Rutherford tida dapat menjelaskan kesetabilan elektron
mengelilingi inti. Masalah ini dipecahkan dalam teoriatom bohr. Teori ini bertolak dari
spektrum atom hidrogen yang mempunyai garis-garis tertentu.Tiap garis mempunyai
hubungan dengan tingkat energielektron dalam atom.
1. Spektrum Atom
Di samping mempunyai sifat listrik, atom juga dapat menyerap atau
memancarkan cahaya. Oleh sebab itu, mari kita tinjau sedikit tentang cahaya. Pada tahun
1864, Maxwell menyatakan bahwa cahaya adalah cahaya elektromagnetik, yaitu
gelombang listrik dan magnet yang bergerak bersamaan menuju satu arah, tetapi dalam
bidang gelombang yang saling tegak lurus.
Satu gelombang selalu mempunyai frekuensi (υ), kecepatan ( c ), panjang
gelombang (λ) tertentu. Kecepatan gelombang elektromagnetik adalah tetap (c = 2,998 x
108m). maka perbedaan satu gelombang dengan yang lainnya adalah frekuensi atau
panjang gelombang.
c
υ=
λ
Gambar gelombang elektromagnetik

Gambar tiga buah gelombang dengan panjang gelombang (λ) yang berbeda

Gambar spektrum gelombang elektromagnetik


Jika υ makin besar maka λ akan kecil, dan sebaliknya bila υ kecil maka λ akan
besar. Energi sinar menurut Planck bergantung pada frekuensinya.
E = hv
Gelombang elektromagnetik mempunyai λ bervariasi, mulai dari beberapa nm
(1nm = 10-9m) sampai beberapa m. Gelombang elektromagnetik yang diuraikan menurut
panjag gelombangnya disebut spektrum. Berdasarkan daerahnya, spektrum sinar dapat
dibagi atas sinar gamma (0,2 – 10 nm), sinar X (10 – 100nm), ultra violet (100 – 400
nm), sinar tampak (400 – 700 nm), inftra merah (700 – 20.000 nm), gelombang mikri (0,1
– 10 nm), dan gelombang radio (0,01 – 10 m). semakin ke kiri semakin besar
frekuensinya atau semakin besar energinya.
Sinar yang dapat dilihat oleh mata manusia disebut sinar tampak dengan λ
sekitar 400 – 700nnm, sedangkan sinar yang frekuensinya lebih atau lebih kecil dari itu
tidak dapat dilihat, tetapi dapat diketahui dengan alat yang disebut spectrometer.
Spektrum sinar dapat dihasilkan jika cahaya melalui sinar prisma, karena setiap
gelombang akan membelok dengan sudut tertentu. Contoh : seberkas cahaya matahari
yang melewati prisma akan terurai menjadi tujuh warna : merah, jingga, kuning,
hijau,biru, nila, lembayung. Setiap warna mempunyai panjang gelombang tertentu.Hal ini
terlihat pada pelangi, sebab tetesan hujan bertindak sebagai prisma kecil dan menguraikan
cahaya matahari yang menembusnya.
Berdasarkan bentuknya, spektrum dibagi dua, yaitu kontiyu dan diskontiyu.
Spektrum kontiyu adalah spektrum sinar yang mengandung semua jenis gelombanng
yang ada didaerah tersebut, sehingga terlihat sambung menyambung dan tidak ada bagian
yang kosong. Contohnya pelangi

Gambar sinar matahari terdiri dari tujuh warna


Gambar spektrum kontinu

Spektrum diskontiyu adalah spektrum yang hanya mangandung gelombang


tertentu, sehingga terdapat daerah-daerah kosong.Spektrum jenis ini terbagi dua, yakni
spektrum emesi dan absorpsi.Pada spektrum emesi, sinar berasal dari zat yang
memancarkan sinar dengan gelombang tertentu, dan tanpak berupa garis-garis terpisah,
seperti spektrumhidrogen.Pada gambar terlihat ada empat garis di daerah tampak, berarti
hidrogen memancarkan empat macam gelombang monoromatik.Gelombong
monokromatik adalah gelombang yang mempunyai λ atau warna tertentu.

Gambar spektrum emisi hidrogen


Spekrum absorpi adalah spektrum sinar yang pada bagian-bagian tertentu tidak
terisi atau kosong.Spektrum ini dapat terjadi bila seberkas sinar yang mengandung
berbagai panjang gelombang (yang spektrumnya kontiyu) dilewatkan kedalam zat yang
hanya menyerap beberapa gelombang dengan λ tertentu. Glombang yang tidak diserap
jika dilewatkan ke dalam prisma akan menghaislkan spektrum absorpsi. Contoh asorpsi
hidrogen.
Gambar spektrum absorpsi hidrogen
Spektrum unsur merupakan sesuatu yang menarik karena mempunyai pola
tertentu.Spektrum emesi unsur selalu merupkana garis-garis maka disebut spektrum
garis.Contoh spektrumhidrogen pada gambar 4.18 dan spktrum natrium, kalsium, raksa,
dan neon pada gambar di bawah ini.

Gambar spektrum emisi unsur Na, Ca, Hg, dan Ne


2. Spektrum Atom Hidrogen
Atom hidrogen hanya mempunyai satu elektron sehingga spektrumnya paling
sederhana dibandingkan spektrum unsur yang lain. Di daerah sinar tampak terdapat empat
garis, dengan λ masing-masing 410, 432, 486, dan 656 nm.Di samping itu, juga terdapat
garis-garis di daerah UV dan IR. Garis-garis yang berdekatan disebut deret, yaitu deret
Lyman, Balmer, Paschen, Brackett, Dan Pfund.
Balmer seorang matematikawan, meneliti nilai λ spektrumhidrogen di daerah
sinar tampak. Kemudian dilanjutkan oleh Rydbeg kepada deret yang lainnya. Akhirnya,
ia menemukan hubungan antara λ garis spektrum dengan bilangan bulat sederhana (n).
1 1 1
= 𝑅 ( 2 − 2)
𝜆 𝑛1 𝑛2
Gambar spektrumhidrogen: deret Lymen, Baimer, Paschen, dan deret lainnya
(Bracket dan Pfund) yang tidak tampak
Dengan R = konstanta Rydberg (109,678 cm-1), n1 dan n2 adalah bilangan bulat
yang nilainya bergantung pada deret.
Deret n1 n2
Lyman 1 2, 3, 4 ……….
Balmer 2 3, 4, 5 ……….
Paschn 3 4, 5, 6 ……….
Bracket 4 5, 6, 7 ……….
Pfund 5 6, 7 ………….

Nilai n1 dan n2 didapat dari perhitungan semata dan bukan dari hukum dan teori,
maka persamaan rydberg disebut persamaan empiris. Hal lain yang menarik adalah
jumlah garis setiap deret selalu kurang satu dari deret sebelumnya.

Deret Lyman = 6 buah (dalam daerah ultra violet,UV)


Deret Balmer = 5 buah (satu dalam UV dan 4 dalam daerah tampak)
Deret paschen = 4 buah (dalam infra merah)
Deret Brackett = 3 buah (dalam infra merah)]
Deret Pfund = 2 buah (dalam infra merah)
3. Model Atom Bohr
Persamaan Rydberg merupakan suatu hukum yang perlu dijelaskan dengan
teori.Niels Bohr berusaha memikirkan hal itu dan telah membuahkan hasil.Ia beranjak
dari postulat planck tentang cahaya dan spektrumhidrogen yang mempunyai garis-garis
tertentu. Menurut Planck, cahaya merupakan kuanta (paket) enertgi yang nilainya
bergantung pada frekuensi gelombangnya, sedangkan atom hidrogen dapat menyerap dan
memancarkan sinar dengan energi tertentu. Dengan mengawinkan keduanya, lahirlah
postulat Bohr yang menytakan bahwa elektron dalam atom mempunyai tingkat energi
tertentu atau terkuantisasi.
Berdasarkan postulatya Bohr menerangkan bahwa elektronhidrogen dapat
pindah dari satu tingkat ke tingkat yang lain. Hidrogen hanya mempunyai satu elektron,
tetapi jumlah atomnya dalam suatu percobaan tentu banyak sekali. Pada keadaan normal
semua elektron atom hidrogen berada di tingkat yang paling rendah (n = 1). Jika dibe
energi, elektron naik ke tingkat yang lebih tinggi, yang ke tingkat 2, 3, 4, …..setelah
menyerap sinar dengan λ tertentu sesuai dengan jauhnya perpindahan.
Elektron hanya sesaat pada tingkat-tingkat tinggi dan akan turun dan akan
kembal ke yang lebih rendah sambil memancarkan sinar dengan λ tertetu pula, sesuai
dengan tinggi jatuhnya.
Elektron pada tingkat yang tinggi semuanya jatuh langsung ke tingkat pertama
(awal), tetapi juga ke tingkat-tingkat yang rendah lainnya terlebih dahulu, seperti ke
tingat 2, 3, 4, ….Semakin tinggi jatuh elektron samkin besar cahaya yang dipancarkan
atau semakin kecil λ-nya. Spktrum sinar yang nilainya λ-nya hampir sama akan terletak
berdekatan, seperti yang terlihat pada deret. Garis-garis spektrum dalam satu deret adalah
sinar yang dipancarkan elektron yang jatuh ke tingkat yang sama.
Deret lyman adalah sinar yang dipancarkan oleh elektron-elektron yang jatuh
dari tingkat 2, 3, 4, 5, 6, 7, …..semuanya tingkat pertama ( n = 1) sehingga pada
spektrumnya terhasil enam garis yang berdekatan. Demikian juga deret Balmer Puschen,
Bracket, dan pfund adalah akibat jatuhnya elektron masing-masing 5, 4, 3, dan 2 buah.
Deret lyman mempunyai energi yang lebih besar atau λ-nya lebih kecil, karena
jarak jatuhnya lebih tinggi dari yang lain sehingga garis spektrumnya berada di daerah
UV. Yang kedua, deret Balmer terdiri dari lima garis, satu di daerah UV dan yang lainnya
di daerah sinar tampak. Itu sebabnya spektrumhidrogen mengandung empat garis di
daerah sinar tampak.Garis spektrum Paschen, Brackett, dan Pfund mempunya energi
lebih rendah maka terletak di daerah IR.
Berdasarkan penalaran seperti di atas, Bohr merumuskan teori (model) atom
yang disebut Teori Atom Bohr, yakni sebagai berikut:
1. Atom terdiri atas inti bermuatan positif
2. Elektron bergerak mengelilingi inti dalam lintasan tertentu
3. Elektron dalam lintasannya tidak menyerap atau memancarkan energi, karena tiap
lintasan mempunyai tingkat energi tertentu,
4. Jika elektrin pindah lintasan, maka terjadi perubahan energi sebesar
∆E = E2 – E1
E1 dan E2 adalah energi lintasan pada tingkat rendah dan tinggi.
Kelemahan Teori Bohr

1. Teori Bohr dapat menjelaskan eksistensi bermacam-macam garis dalam spektrum H,


ini hanya meramalkan adanya satu deret garis. Pada kenyataan melalui instrumen
yang lebih baik dapat menunjukkan bahwa garis spectral ini sebenarnya merupakan
kumpulan beberapa garis tunggal yang sangat berdekatan satu sama lain. (selanjutnya
disebut struktur halus) sebagai contoh, garis tunggal Ha pada deret Balmer
mengandung banyak garis yang sangat berdekatan satu sama lain. Dengan adanya
beberapa garis halus ini menunjukkan kepada kita, bahwa adanya beberapa tingkat
energiyang sangat dekat satu sama lain untuk setiap bilangan kuantum utama, n. ini
juga berarti menunjukkan adanya bilangan kuantum yang baru.
2. Bila teori Bohr mampu menjelaskan dengan baik spectra atom H dan ion-ion sejenis
hidrogen (He+ , Li2+, Be3+), maka teori ini tidak mampu menjelaskan deret spectral
atom yang berelektron banyak.
3. Tidak dapat membukktikan terhadap asumsi, bahwa elektron dapat berotasi hanya
pada orbit dimana momentum sudut elektron (mvr) adalah kelipatan bilangan bulat +
dari h/2π. Bohr tidak menjelaskan penggunaan prinsip kuantifikasi dari momentum
sudut yang telah dikenalkan secara intutiv.
4. Bohr menganggap, bahwa sebuah elektron dalam suatu atom dilokalisasikan pada
jarak tertentu dari inti dan berputar mengelilingi inti dengan kecepatan tertentu, yautu
sesui dengan harga momentum yang tertentu. Hal in bertentangan dengan prinsip
ketidak tentuan Heisenbreg yang menyatakan ,bahwa tidak mungkin untuk
menentukan kedudukan dan momentum elektron dengan pasti secara serentak dalam
satu tempat.
5. Tidak dapat menjelaskan adanya efek Zeeman. Bila suatu zatyang menghasilkan
emisi spektrum ditempatkan pada medan magnet, maka garis-garis spektrum
dipisahkan menjadi sejumlah yang berdekatan.
6. Tidak dapat menjelaskan efek Stark. Bila suatu zat yang menghasikan emisi
spektrum ditempatkan pada medan electromagnet, maka garis-garis spektrum
dipisahkan menjadi jumlah garis yang berdekatan jaraknya.

Energi yang diserap atau dipancarkan atom akibat perpindahan elektron adalah
energi cahaya sehingga
∆E = hυ
Berarti nilai υ setara dengan ∆E, maka υ dapat dihutang dari ∆E dihitung dari υ.
Persamaan Rydnerg dapat dipakai untuk menghitung λ sinar yang diserap atau
dipancarkan sehingga.
𝑐
∆E = hυ = h 𝜆

jika persamaan ini digabung dengan persamaan 4.1 maka


1 1
∆E = hcR(𝑛2 − 𝑛2 )
1 2

1 1
∆E = A(𝑛2 − 𝑛2 )
1 2
dengan A = hcR = 6,63 x 10-34 Js x 3 x 108 ms-5 x 109,678 m = 2,18 x 10-18 J, sedangkan
n1 dan n2 adalah bilangan bulat yang isebut dengan tingkat energi. Bilangan ini
mempunyai nilai 1, 2, 3,……untuk masing-masingtingkat pertama, kedua,
ketiga,……Tingkat energi disebut juga shell (kulit) elektron yang berturut-turut
dilambangkan dengan huruf K, L, M, N,…..(table)

Tingkat energi Harga n Nama kulit


E1 n=1 K

E2 n=2 L
E3 n=3 M
E4 n=4 N
E5 n=5 O
E6 n=6 P
E7 n=7 Q

untuk menentukan energi dn frekwensi satu garis spektrum tidak perlu dari E, cukup dari
nilai n-nya. Makin besar nilai n makin besar pula tingkat energinya.

Contoh
Tentukan λ sinar yang diserap bila elektron hidrogen pindah dari kulit L ke M. hitunglah
energi sinar tersebut untuk satu mol atom.
Jawab
Dari table diata n1 = 2 dan n2 = 3
1 1 1
= R(𝑛2 − 𝑛2 )
𝜆 1 2

1 1
= 109678 (22 − 32 )

= 15233 cm-1
1
λ = 15233 cm = 656 nm
1 1
∆E = A (𝑛2 − 𝑛2 )
1 2

1 1
= 218 x 10 -18(22 − 32 )

=3,03 x 10 -19 J (untuk 1 atom)


Untuk satu mol = 6,02 x 1023 x 3,03 x 10 -19 J
= 18,42 x 104 =184,2kJ
jika elektron pindah dari M ke L, akan memncarkan energi yang sama dengan yang
diserap pada perpindahan dari L ke M, yaitu sinar dengan frekuensi 656 nm atau 3,03 x
10-19 J. jadi, energi yang diserap elektron untuk naik ke suatu tingkat, sama dengan yang
dipancarkannya bila turun ketingkat semula.

Besarnya energi tiap tingkat dapat diturunkan rumusnya sebagai berikut :


1 1
E = E2 - E1 = A (𝑛2 − 𝑛2 )
1 2

Jika dipisah didapat:


𝐴 𝐴
E1 =𝑛2 E2 =
1 𝑛12
𝐴
Sehingga secara umum: En = 𝑛2

Contoh
Tentukan besarnya energi kulit K dan M atom hidrogen.
Jawab
𝐴 2,18 x 10−18 J
Kulit K (n = 1) E1 =− 𝑛2 = − 12

= -2,18 x 10−18
2,18 x 10−18 J
Kulit M (n = 3) E3 = 32

= 0,24 X 10-18J
E. Teori Atom Mekanika Gelombang
Jika satu garis sepektrum hitrogen diperhatikan dengan cermat ternyata terdiri atas
garis-garis kecil yang sangat berdekatan.Fakta ini tidak dapat dijelaskan oleh Bohr dan
merupakan kelemahan teorinya.Kemudian para ahli berupaya mendapatkan teori yang lebih
menyakinkan.Perhatian diarahkan pada sifat khusus partikel, seperti foton, elektron, dan
neutron.Akhirnya melahirkan teori atom mekanika gelombang.
1. Dasar Mekanika Gelombang
Pada tahun 1924, de Broglie menyatakan bahwa partikel kecil mempunyai sifat
berbeda dari benda besar.Ia bertolak dari hukum Einstein dan Planck masing-masing
tentang energi dan cahaya. Menurutnya Einstein, massa, dapat disetarakan dengan energi,
E = mc2
dengan m = massa materi dan c = kecepatan cahaya. Artinya materi bermassa 1 g setara
dengan energi sebesar 1 x (2,9979 x 1010)2 erg = 8,9874 x 1010 KJ. Menurut Planck,
seperti telah dinyatakan, energi cahaya hanya bergantung pada frekuensinya,
E = hʋ
jikaenergi materi dan energi cahaya di atas disamakan maka didapat:
Mc2 = ℎῡ
𝑐
Mc2 = h𝜆

λ = 𝑚𝑐

persamaan di atas menunjukkanbahwa panjang gelombang cahaya sama dengan tetapan


Planck (h) dibagi momentumnya.Berdasarkan hal ini, de Broglie berhipotesis bahwa
persamaan ini berlakuuntuk setiap materi yang bergerak. Artinya, suatu benda bermassa
m yang bergerak dengan kecepatan v akan membentuk gelombang dengan panjang
gelombang sebesar :

λ =𝑚𝑣

Secara perhitungan hipotesis de Broglie dapat diterima, seperti pada contoh berikut ini.
Contoh
1.
Tentukan panjang gelombang benda sebesar 10 g yang bergerak dengan kecepatan 1
cm s-1
Jawab

λ = 𝑚𝑣

6,26 x 10−34 kg m2 s−1


(0,01 kg) (0,01 m s−1 )
= 6,626 x 10-30 m
= 6,626 x 10-21 nm

2. Tentukan panjang gelombang neutron yang bergerak dengan kecepatan 4,04 x 10-3
Jawab

λ = 𝑚𝑣

6,26 𝑥 10−34 𝑘𝑔 𝑚2 𝑠 −1
(1,67 𝑥 10−27 𝑘𝑔) (4,04 𝑥 103 𝑚 𝑠 −1
= 9,81 x 10-3 m
= 9 , 81 nm
Jika dibandingkan dibandingkan hasil kedua contoh di atas, ternyata gerakan
benda yang besar menghasilkan panjang gelombang yang sangat kecil. Dengan kata lain,
sifat gelombang gerakan materi yang besar dapat diabaikan, tetapi untuk partikel kecil
(seperti neutron) harus diperhitungkan. Sejak itu lahirlah mekanika gelombang atau
mekanika kuantum untuk menangani gerakan partikel-partikel kecil, sedangkan mekanika
Newton, hanya berlaku untuk benda besar (makro).
Setelah ada bukti, Yang tidak dikemukakan di sini, hipotesis Broglie menjadi
hokum yang berpengaruh besar terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, contohnya
untuk membahas gerakan elektron dalam atom.Jika menurut Bohr elektron bergerak
mengelilingi inti, maka menurut teori Broglie, gerakan itu bukanlah dalam lintasan
tertentu, melainkan dalam bentuk gelombang.Perbedaan kedua gerakan itu dapat
dilukiskan secara sederhana seperti pada gambar di bawah ini.
Gambar gerakan elektron mengelilingi inti akan memebentuk gelombang
Pada tahun 1927, Werner Heinsenberg menyatakan prinsip
ketidaktentuan.Menurutnya, suatu partikel yang bergerak mempunyai posisi dan
momentum tertentu pada setiap saat. Kedua hal itu dapat diukur dengan enabrakkan
partikel lain kepadanya. Tabrakan itu akan mengubah momentum dan posisi partikel yang
diukur. Akibatnya hasil pengukuran menjadi tidak tepat dan mempunyai kesalahan
tertentu.
Heinsenberg menyatakan bahwa kesalahan itu adalah
h
(∆x) (∆p) ≥ 2π

∆p = kesalahan momentum dan ∆x = kesalahan posisi, dan perkaliannya setara dengan h.


Berarti jika kesalahan momentum diperkecil (∆p → 0) maka ∆x menjadi besar, dan
sebaliknya, jika kesalahan posisi diperkecil (∆x → 0) maka kesalahan momentum jadi
besar. Hal ini bukanlah kesalahan pengukuran atau kekurangtelitian alat, melainkan
merupakan ketidakberdayaan manusia untuk mengetahui sesuatu dengan pasti.
Demikian juga elektron sekitar inti, posisi dan momentumnya tidak dapat
ditentukan dengan pasti, karena selalu bergerak. Akibatnya, kita tidak mungkin
mengetahui lintasan elektron, seperti dikemukakan teori Bohr.Yang dapat ditentukan
hanya orbital.Orbital adalah daerah kebolehjadian terbesar menemukan elektron.Tiap titik
menunjukkan menemukannya.Semakin rapat titik, berarti semakin besar kemungkinan
elektron berada didaerah itu.Orbital bukanlah bidang melainkan ruang, dan kira-kira
seperti lapisan-lapisan umbi bawang.
Gambar kebolehjadian menemukanelektron disekitar inti yang disebut orbital

2. Fungsi Gelombang
Orbital akan diperoleh secara teori, yaitu hasil penyelesain persamaan
schrodinger. Persamaan ini menunjukan hubungan matematis antara massa (m), energi
kinetik (E), dan energi potensial (V) dengan fungsi gelombang (ψ) partikel yang bergerak
dalam ruang tiga dimensi, dalam sumbu x, y, dan z.
𝜕2 𝛹 𝜕2 𝛹 𝜕2 𝛹 8𝜋 2 𝑚
+ 𝜕𝑦 2 + + (E − V) ψ = 0
𝜕𝑥 2 𝜕𝑧 2 ℎ2

Persamaan schrodinger ini dapat diterapkan pada atom hidrogen Karena


mempunyai satu elektron, sedangkan untuk atom berelektron banyak akan lebih rumit
penyelesaiannnya. Elektron bermassa m bergerak disekitar inti dengan energi kinetik E
dan berenergi potensial sebesar V. penyelesaian persamaan schrodinger untuk system
atom hidrogen cukup rumit dan tidak dapat diterangkan di sini secara lengkap.
Pertama, posisi elektron dalam koordinat sumbu (x, y, dan z) diubah menjadi koordinat
polar (r, θ, ϕ). Secara matematik persamaan diatas akan menjadi :
1 𝜕 𝜕𝛹 1 𝜕 𝜕𝛹 1 𝜕2 𝛹 8𝜋 2 𝑚 𝑍𝑒 2
(𝑟 2 𝜕𝜙2 ) + (sin 𝜃 ) + 𝑟 2 𝑠𝑖𝑛2 𝜙 𝜕𝜙2 + (𝐸 + ) ψ =0
𝑟2 𝜕𝑟 𝑟 2 sin 𝜃 𝜕𝜃 𝜕𝜃 ℎ2 𝑟

Dengan r = jarak elektron dengan inti, Z= muatan inti, dan e = muatan elektron.
Persaman diatas secara sederhana dapat dinyatakan sebagai :
ψ (r, θ, ϕ) = R (r) Θ(θ) Φ(ϕ)
R (r) disebut fungsi radial, Θ(θ) dan Φ(ϕ) keduanya disebut fungsi sudut. Setelah
persamaan diatas diselesaikan, dari fungsi R(r) didapat bilangan kuantum pertama (n),
dari fungsi Θ(θ) didapat bilangan kuantum azimuth (l) dan diberi fungsi Φ(ϕ) didapat
bilangan kuantum magnetic (m). akhirnya persamaan diatas dapat ditulis sebagai:
ψ (n, l, m) = Rn-1 (r) γ2 ± m (θ, ϕ)
Kemudian dalam fungsi gelombang Φ(ϕ) masih terdapat fungsi gelombang spin, 𝜂(𝑠):
ϕ (r, s) = ψ(r) 𝜂(𝑠)
S disebut bilangan kuantum spin yang bernilai -½ dan +½

Gambar koordinat polar


3. Bilangan Kuantum dan Bentuk Orbital
Tiap bilangan kuantum mempunyai nilai dan arti tertentu, dan yang satu
berhubungan dengan yang lainnnya.Nilai-nilai tersebut menentukan bentuk dan ukuran
orbital, seperti yang dibahas berikut ini.
a. Bilangan Kuantum Utama
Seperti dikemukakan dalam teori atom Bohr, bahwa elektron mempunyai
tingkat energi tertentu. Besarnya energi tiap tingkat bergantung pada bilangan bulat
(n) masing-masing lintasan,
Karena En = -𝘢⁄𝑛2 . Bilangan kuantum utama (n) dalam teori kuantum ternyata sama

dengan n dalam teori Bohr. Perbedaannnya, dalam teori Bohr n menunjukkan tingkat
energi kulit, sedangkan dalam teori kuantum menunjukan tingkat energi
orbital.Dengan mengetahui n suatu orbital dapat dihitung besar energi orbitalnya.
Penyelesaian persamaan schrodinger menghasilkan n sebagai bilangan positif dan
tidak termasuk nol.
n = 1, 2, 3…..
Nilai n menlambangkan ukuran orbital, semakin besar n semakin besar pula
orbitalnya. Sesuai dengan teori Bohr, bilangan kuantum n dapat juga melambangkan
kulit elektron,
n = 1(K), n= 2(L), n= 3(M)…..
Harus diingat bahwa menurut teori kuantum besarnya energi orbital tidak
hanya ditentukan oleh nilai n tetapi juga oleh nilai bilangan kuantum azimuth (l).
b. Bilangan Kuantum Azimuth
Bilangan kuantum kedua disebut dengan azimuth (l) yang mempunyai nilai
sebagai bilangan cacah, yaitu 0 dan bilanagn bulat positif,
l= 0, 1, 2, 3, …..
Kaitan nilai l dan n adalah :
l= 0, 1, 2, 3, …..(n - 1)
Artinya, jumlah l disetiap kulit adalah sebanyak n buah, yaitu :
n = 1 :l = 0
n = 2 :l = 0, l = 1
n = 3 :l = 0, l = 1, l = 2
n = 4 :l = 0, l = 1, l = 2, l = 3,
Bilangan kuantum azimut ada hubungannya dengan bentuk orbital, maka untuk
membedakan diberi nama lain, yaitu
l = 1 orbital s
l = 2 orbital p
l = 3 orbital d
l = 4 orbital f

Huruf s, p, d, dan f masing-masing berasal dari sharp (s), principal (p),


diffuse (d), dan fundamental (f), yang artinya melambangkan seri spektrum unsur
dikali dan dapat dipelajari pada buku kimia fisika. Denagn demikian s, p, d, dan f
merupakan sub kulit.
K : s
L : s p
M : s p d
N : s p d f
c. Bilangan Kuantum Magnetik
Bilangan kuantum ketiga disebut magnetic (ml), yang bernilai, nol, dan positif.
ml= 0, ± 1, ± 2, ± 3,…
Nilai ml ada hubunganyadengan nilai l, yaitu
l =0 ml = 0
l = 1 ml = -1, ml = -1,ml = 0, ml = +1
l =2 ml = -2, ml = -2, ml = -1, ml = 0, ml = 1, ml = 2
l =3 ml = -3, ml = -3, ml = -2, ml = -1, ml = 0, ml = 1, ml= 2, ml =3
l =4 dst
Secara umum dapat dinyatakan bahwa jumlah m disetiap l adalah (2l+1) buah.
Nilai m setiap sub kulit menunjukan arah orbital dalam sumbu x, y, dan z.
untuk membedakan nilai m dalam sub kulit dipakai notasi yang berhubungan dengan
sumbu tersebut, yaitu sebagai berikut
l = 0 (ml = 0) orbital: s
l = 0 (ml = 0, ± 1) orbital: px, py, pz
l = 0 (ml = 0, ± 1, ±2) orbital: dx2 - y2, dz2, dxy, dxz, dyz
l = 0 (ml = 0, ± 1, ± 2, ± 3) orbital: fx2y, fy2z, fxz2, fz3, fx (x2 – 3y2), fy (y2 - 3z2), fz
(z2 - 3x2)
Bentuk-bentuk orbital ini dilukisan pada gambar dibawah. Dari gambar itu
ternyata bahwa bentuk orbital s bulat seperti bola untuk semua tingkat, yaitu tingkat
pertama (1s), kedua (2s), ketiga (3s), dan seterusnya. Perbedaan yang satu dengan
yang lain adalah ukuranya , semakin besar n makin besar pula jari-jari bola. Orbital
p, d, dan f, merupakan balon-balon lonjong yang mempunyai arah tertentu dalam
sumbu x, y, dan z. bentuk-bentuk orbital itu bukan hasil pengamatan, tetapi
merupakan gambaran matematis dari fungsi gelombang tiap orbital yang diperoleh
dari penyelesaian persamaan Schrodinger.
Gambar bentuk orbital s, p, dan d

Gambar bentuk orbital f


d. Bilangan Kuantum Spin
Elektron dalam orbital tidak hanya bergerak disekitar inti, tetapi juga
berputar mengelilingi sumbunya.Arah perputaran itu ada dua, searah jarum jam dan
berlawanan jarum jam. Bilangan kuantum spin (ms) menyatakan arah perputaran itu,
yang nilainya -½ dan +½. Tingkat energi keduanya adalah sama, dan tanda negatif
atau positif hanya untuk membedakan yang satu dengan yang lain. Artinya, jika
yang pertama negatif maka yang kedua positif, atau sebaliknya, jika pertama positif
maka yang kedua negatif.
Bilangan kuantum spin menunjukan bahwa dalam satu orbital maksimum
dapat diisi oleh dua elektron. Dengan demikian dapat dihitung jmlah elektron setiap
tingkat dan sub tingkat. Jika diperhatikan angka dalam table tersebut dapat
dirumuskan bahwa jumlah elektron tiap kulit (tingkat)= 2n2sedangkan jumlah
elektron tiap sub kulit adalah
orbital s = 2 buah
orbital p = 6 buah
orbital d = 10 buah
orbital f = 14 buah

tabel: jumlah elektron sesuai dengan bilangan kuantum


n sub tingkat l ml ms elektron dalam elektron dalam
subtingkat tingkat utama
1 s 0 0 +½ 2 2
0 0 -½
2 s 0 0 +½ 2
0 0 -½
…… …… …… ….. ……………
p 1 +1 +½ 6 8
1 +1 -½
1 0 +½
1 0 -½
1 -1 +½
1 -1 -½
3 s 0 0 +½ 2
0 0 -½
……. …… ….. …… …………
p 1 +1 +½ 6
1 +1 -½
1 0 +½
1 0 -½
1 -1 +½
1 -1 -½
…….. …… …… …… …………….. 18
d 2 +2 +½
2 +2 -½
2 +1 +½
2 +1 -½
2 0 +½
2 0 -½
2 -1 +½
2 -1 -½
2 -2 +½
2 -2 -½

Gambar spin elektron (a) berputar berlawanan jarum jam, dan (b) searah jarum jam

4. KonfigurasiElektron
Prinsip Aufbau

Atom suatu unsure memiliki konfigurasi elektron yang khas.Aturan pengisian


elektron disebut prinsip Aufbau. Aufbau artinya membangun .menurut aturan ini
elektron dalam atom sedapat mungkin memiliki energi terendah (berbeda dalam orbital
atom dengan energi terendah ).
Oleh karena itu pengisisan elektron dimulai dari orbital dengan tingkat
energiterendah .selain itu perlu diperhatikan aturan-aturan berikut.
Aturan (n + 1)

Urutan tibgkat energi dalam pengisisan sebagai berikut,

1s < 2s < 2p < 3s < 3p < 4s < 3d < 4p < 5s < 4d < 5p < 6s

1s 2s 2p 3s 3p 4s 3d 4p 5s 4d 5p 6s

n1 2 2 3 3 4 3 4 5 4 5 6

I0 0 1 0 1 0 2 1 0 2 1 0

(n + I) 1 2 3 3 4 4 5 5 5 6 6 6

Untuk (n + 1) yang harganya sama , yang mempunyai energi terbesar yaitu orbital dengan
bilangan kuantum utama terbesar misalnya

3s >2p, 4s > 3p, 4p > 3d, 4s > 6s, 5p > 4d

Azas Larangan Pauli

Menurut azas ini , yang dikenal dengan prinsip ekslusi pauli (pauli,1925): Dalam
suatu sistem, baik atom maupun molekul, tidak terdapat dua elektron yang mempunyai
keempat bilangan kuantum yang sama. Hal ini berarti bahwa tiap orbital hanya dapat
ditempati maksimal oleh dua elektron.
Secara fisis prinsip ini dapat dinyatakan sebagai berikut: Jika dua elektron
mempunyai parameter yang identik, maka kedua elektron tersebut berada ditempat yang
sama pada waktu yang sama. Namun prinsip ini tidak dibuktikan secara matematis
Aturan Hund

Aturan ini disusun berdasarkan data spektroskopi. Menurut aturan ini aturan
tentang kelipatan maksimum,
1. Pada pengisisan elektron kedalam orbital-orbital yang tingkat energinya sama
(misalnya ketiga orbital –patau kelima orbital –d) sebanyak mungkin elektron berada
dalam keadaan tidak berpasangan.
2. Jika dua elektron terdesak dalam dua orbital yang berbeda, maka 4 energi terendah
dicapai jika spinnya sejajar.
Konfugurasi tingkat dasar dari karbon ke flour yaitu:

Z unsurkonfigurasi elektron

6 C 1s2 2s2 2px1 2py1

7 N 1s2 2s2 2px1 2py1 2pz1

8 O 1s2 2s2 2px2 2py1 2pz1

9 F 1s2 2s2 2px2 2py2 2pz1

Orbital Penuh dan Setengh Penuh

Konfigurasi elektron suatu unsure harus menggambarkan sifat unsure


tersebut.Hasil eksperimen menunjukkan bahwa orbital yang terisi penuh dan orbital yang
setengah penuh merupkan struktur yang relatif yang lebih stabil.
5. Isotop , Isobar, dan Isoton
Pada umumnya atom dari suatu unsur mempunyai jumlah proton dan elektron
yang sama. Tetapi ada atom unsur tertentu yang mempunyai jumlah neutron atau
massanya berbeda, bahkan ada aton unsur yang berbeda tetapi jumlah neutronnya sama.
Beberapa unsur yang seperti itu dikenal dengan istilah isotop, isobar, dan isoton.
a. Isotop
Suatu unsur dikatakan memiliki isotop jika mempunyai nomer atom sama tetapi nomer
massa berbeda. Berikut ini diberikan contoh isotop unsur hidrogen dan klor.

Gambar tiga jenis isotop pada hidrogen


Pada isotop persamaannya terletak pada jumlah proton, elektron, dan nomer atom.
Sedang perbedannya terlrtak pada jumlah nukleon, neutron, dan nomer massa. Selain
isotop dikenal pula isoton dan isobar.
b. Isoton
Isoton adalah unsur-unsur dengan jumlah neutron yang sama.
Contoh: 2311Na isoton dengan 2412Mg

P = 11 p = 12

e = 11 e = 12
n = 12 n = 12

unsur yang isoton, memiliki jumlah netron sama , tetapi jumlah nukleon , proton,
elektron, dan sifatnya kimianya berbeda.

c. Isobar
Isobar adalah unsur-unsur dengan nomer atom berbeda, tetapi nomer massanya sama.
Contoh: 3215P isobar dengan 3216S

Gambar tiga jenis isobar pada suatu atom

6. Ion
Bahwasanya suatu atom tidak bermuatan (netral), akan tetapi atom dapat
melepas elektronnya atau menerima elektron dari luar. Atom dalam keadaan seperti itu
disebut dengan ion.Ion positif terbentuk jika suatu atom melepas elektronnya dan ion
negatif terbentuk jika menerima elektron dari luar.

Gambar (a) pembentukan Li+ Gambar (b) pembentukan F

Ion Li+ terbentuk jika atom Li melepas sebuah elektron terluarnya yang terletak
pada orbital 2s1. Sedang ion F- terbentuk jika orbital 2P mendapat tambahan sebuah
elektron sehingga menjadi 2p6.
7. Molekul
Molekul merupakan gabungan dua atau lebih atom yang saling berikatan secara
kimia. Molekul dapat terbentuk dengan cara atom yang satu melepaskan elektron
sedangkan yang lainnya menerima elektron. Terdapat dua jenis molekul menurut jenis
atom yang menyusunnya, yaitu:
1. Molekul unsur yaitumolekul yang terbentuk dari atom-atom yang sejenis misalnya:
Cl2, O2, N2, Br2, H2 dan sebagainya.
2. Molekul seyawanya yaitu molekul yang terbentuk dari atom-atom yang berbeda.
Misalnya: CO2, NaCl, H2O, H2SO4, CaCO3, CH3COOH, dansebagainya.

Molekul yang stabil dapat terbentuk jika pada elektron kulit terluar terisi penuh
yaitu sebanyak 8 elektron (Oktet), kecuali H2 hanya membentuk ikatan dengan terisi 2
elektron (Duplet). Untuk lebih memahami tentang bagaimana terbentuknya molekul
melalui ikatan kimia.

F. Sifat Atom
Teori yang telah dibahas menunjukan bahwa atom mempunyai inti dan elektron
yang ditarik-menarik. Inti mengandung proton dan neutron, dan jumlah proton inti sama
dengan jumlah elektron. Elektron itu berada pada tingkat energi tertentu yang dinyatakan 4
bilangn kuantum.Karena itu, sifat-sifat atom dipengaruhi oleh jumlah elektron atau proton
atom tersebut. Sifat itu antara lain jari-jari atom, energi ionisasi, dan afinitas elektron.
1. Jari-jari Atom
Perbedaan inti dan jumlah elektronakan mengakibatkan ukuran atom suatu unsur
berbeda dari atom lain. Ukuran itu dinyatakan dengan jai-jari atom atau jari-jari
kovalen.Menetukan jari-jari atom bebas tidak mungkin karena orbital terluar suatu atom
tidak mempunyai jarak tertentu, dan juga orbital adalah daerah kebolehjadian dan tidak
mempunyai batas yang pasti.Oleh sebab itu harus ditetapkan suatu definisi oleh jari-jari
atom.
Jari-jari atom ialah setengah jarak antara dua atom sejenis yang terikat dalam ikatan
tunggal.

Sebagai contoh klor, jari-jari dihitung dari panjang ikatan molekulCl2 (Cl - Cl).
Panjangnya19,8 A0, maka jari-jari atom klor adalah setengahnya, yaitu 0,99 A0.
Sesuai dengan sifatnya atom dapat menjadi ion positif atau negatif.Ion positif
terjadi bila atom keehilangan elektron, maka jari-jari ion positif lebuh kecil dari
atomnya.Ion negatif terbentuk setelah atom menerima elektron, maka jari-jari ion negatif
lebih besar dari atomnya.Jari-jari atom dan ion beberapa unsur dapat dilihat pada
tabel.Unsur golongan utama (A) umumnya mempunyai satu jenis ion yang stabil,
sedangkan golongan transisi mempunayai dua atau lebih ion yang stabil.

Gambar jari-jari Na (154 pm) dan ion Na (95 pm)


Tabel: jari-jari atom dan ion beberapa unsur (pm)
golongan unsur jari-jari atom jari-jari ion muatan ion
IA Li 135 60 (+1)
Na 154 95 (+1)
K 196 133 (+1)
Rb 211 148 (+1)
Cs 225 169 (+1)
IIA Be 90 31 (+2)
Mg 130 65 (+2)
Ca 174 99 (+2)
Sr 192 113 (+2)
Ba 198 135 (+2)

IIIA Al 143 50 (+3)


Ga 122 62 (+3)
In 162 81 (+3)

VA N 70 171 (-3)
P 110 212 (-3)

VIA O 66 140 (-2)


S 104 184 (-2)
Se 117 198 (-2)
Te 137 221 (-2)

VIIA F 64 136 (-1)


Cl 99 181 (-1)
Br 114 195 (-1)
I 133 216 (-1)
……… ……. ………. …….. ………..
transisi Fe 126 76 (+2)
Co 125 64 (+3)
Cu 128 78 (+2)
63 (+3)
96 (+1)
69 (+2)

Jari-jari ion ini sangat penting dalam menentukan bentuk Kristal senyawa ion,
yaitu senyawa antara ion positif dan negatif.
Gambar jari-jari Cl (99 pm) dan Cl- (181 pm)
2. Energi Ionisasi
Elektron suatu atom dapat lepas dari tarikan dan meninggalkan atom sehingga
membentuk ion positif, contoh
Na(g) Na+(g) +e-
Proses ini disebut ionisasi (pembentukan ion).
Energi ionisasi ialah energi minimum yang diperlukan untuk melepaskan satu elektron
terlemah dari suatu atom atau ion.
Jumlah elektronyang lepas dari suatu atom mungkin satu, dua atau tiga,
bergantung pada atom dan energi yang diberikan. Energi untuk melepaskan elektron
terlemah pertama disebut energi ionisasi pertama (El-l), terlemah kedua disebut energi
ionisasi kedua (El-ll) dan seterusnya , contohnya atom alumuniun seperti pada gambar
Al(g) Al+(g) + e-∆H = 577,4 kj mol-1 (El-1)
Al+(g) Al2+(g) + e- ∆H = 816 kj mol-1 (El-1I)
Al2+(g) Al3+(g) + e- ∆H = 2744 kj mol-1 (El-1II)
Energi ionisasi unsur dengan nomor atom 1-20 tertera pada tabel. Data tabel menunjukan
bahwa urutan besarnya energi ionisasi setiap unsur adalah :
El-1 < El-1I < El-1II…….
Gambar ionisasi aluminium
Tabel energi ionisasi 20 unsur pertama (kj mol -1)

Berarti setelah satu elekton keluar dari atom, daya tarik inti terhadap elektron
yang tinggal menjadi besar, karena jari-jari
rA> rA+> rA2+> …..
Pengecilan jari-jari karena elejtron saling tolak menolak, dan bila satu elektron
keluar maka daya tolaknya menjadi lebih kecil sehingga terjadi pengerutan seperti Al
menjadiAl+.Pengecilan juga terjadi bila setelah elektron keluar mengakibatkan jumlah
kulit berkurang, seperti Na menjadi Na+.
3. Afinitas Elektron
Suatu atom dapat menerima satu elektron atu lebih sehingga membantu ion
negatif , sebagai contoh
Cl(g) + e- Cl-(g)

Gambar ionisasi natrium


Dalam proses ini elektron memasuki orbital terluar atom karena ditarik oleh inti
atom yang bermuatan positif. Jika daya tarik besar, proses ini melepaskan energi
(Eksotermik), dan jika kecil diperlukan energi (Endotermik), contohnya
S(g) + e- S- ∆H = -200 kj mol-1 (AE-1)
S(g) + e- S2- ∆H = +590 kj mol-1 (AE-1)
Inti atom belerang dapat menarik satu elektron dengan kuat sehingga
melepaskan energi, karena jari-jari S cukup kecil.Akan tetapi setelah menjadi S- maka
jari-jarinya menjadi lebih besar sehingga daya tarik terhadap elektron kedua sangat kecil,
akibatnya untuk memasukanya diperlukan energi dari luar. Energi tersebut disebut
afinitas elektron
“Afinitas elektron (AE) ialah energi yang dilepaskan atau yang diperlukan saat
masukanya elektron ke dalam atom atau ion dalam keadaan gas.
Nilai afinitas elektron beberapa unsur tercantum pada tabel.
Tabel: afinitas elektron beberapa unsur (kj mol-)
IA IIA IIIA IVA VA VIA VIIA
H
-73
Li Be B C N O F
-60 -+100 -27 -122 -+9 -141 -328
Na Mg Al Si P S Cl
-53 -+30 -44 -134 -72 -200 -384
K Ca Ga Ge As Se Br
-48 − -30 -120 -77 -195 -325
Rb Sr In Sn Sb Te I
-47 − -30 -121 -101 -190 -295
Cs Ba TI Pb Bi Po Al
-45 − -30 -110 -110 -183 -270
Gambar afinitas (AE) unsur sulfur, AE-1 eksotermik dan AE-II endotermik

Anda mungkin juga menyukai