BAB IV
STRUKTUR ATOM
A. Penyajian Materi
4.1 Teori Atom dan Partikel Dasar Atom
Teori Atom Dalton
Semua zat kimia identik oleh partikel terkecil yang disebut atom. Atom
berasal dari bahasa Yunani, atomos (a = tidak, tomos = dibagi). Pada tahun 1807
John Dalton merumuskan pernyataannya yang disebut Teori Atom Dalton:
1. Unsur tersusun atas partikel yang sangat kecil, yang disebut atom. Semua unsur
tertentu adalah identik, yaitu mempunyai ukuran, massa dan sifat kimia yang
sama. Atom satu unsure tertentu berbeda dari atom semua unsur yang lain.
2. Senyawa tersusun atas atom-atom dari dua unsur atau lebih. Dalam setiap
senyawa, perbandingan antara jumlah atom dari setiap dua unsur yang ada bisa
merupakan bilangan bulat dan sederhana.
3. Yang terjadi dalam reaksi kimia hanyalah pemisahan, penggabungan, atau
penyusunan ulang atom-atom; reaksi kimia tidak mengakibatkan penciptaan
atau pemusnahan atom-atom.
Hipotesis pertama menyatakan: atom dari unsur yang satu berbeda dari atom
semua unsur yang lain.
Hipotesis kedua menyatakan: untuk membentuk suatu senyawa, tidak hanya
membutuhkan atom dari unsure-unsur yang sesuai, tetapijuga jumlah
yang spesifik dari atom-atom ini. Gagasan ini merupkan perluasan
Hukum Perbandingan Tetap. Hipotesis, kedua juga mendukung
Hukum Perbandingan Berganda.
Hipotesis ketiga merupakan: cara lain menyatakan Hukum Kekekalan Massa,
maka tidak dapat diciptakan maupun dimusnahkan.
51
Ditinjau dari teori modern terdapat beberapa kelemahan teori atom Dalton,
yaitu:
1. Dalton menyatakan bahwa atom tidak dapat dibagi-bagi. Kini telah dibuktikan
bahwa atom terbentuk dari partikel dasar (yang lebih kecil dari atom), yakni
neutron, proton dan electron.
2. Menurut Dalton, atom tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan. Ternyata
dengan reaksi nuklir satu atom dapat diubah menjadi atom unsure lain.
3. Dalton menyatakan bahwa atom suatu unsure sama dalam segala hal. Sekarang
ternyata ada isotop, yaitu atom yang sama tetapi massa yang berbeda.
4. Perbandingan unsur dalam suatu senyawa menurut Dalton adalah bilangan bulat
dan sederhana. Tetapi kini semakin banyak ditemukan senyawa dengan
perbandingan yang tidak sederhana misalnya C18H35O2Na.
Elektron
Salah satu alat digunakan untuk menyelidiki fenomena ini adalah tabung
sinar katoda, tabung ini berupa kaca yang sebagian besar udaranya sudah disedot
keluar. Ketika dua lempeng logam dihubungkan dengan sumber tegangan tinggi,
lempeng yang bermuatan negatif disebut Katoda, memancarkan sinar yang tidak
terlihat. Sinar katoda ini tertarik ke lempeng bermuatan positif, yang disebut
Anoda, dimana sinar itu melalui suatu lubang dan terus merambat menuju ujung
tabung satunya. Ketika sinar ini menumbuk permukaan yang telah dilapisi secara
khusus, sinar katoda tersebut menghasilkan pendaran yang kuat atau cahaya yang
terang. Karena sinar katoda ditarik oleh lempeng yang bermuatan positif dan ditolak
oleh lempeng yang bermuatan negatif, sinar tersebut haruslah terdiri atas partikel-
partikel yang bermuatan negatif. Kita mengenal partikel bermuatan negatif ini
sebagai Elektron.
Gambar 4.1 Tabung sinar katoda. Sinar
mengalir dari katoda (-) ke anoda (+)
52
Proton
Goldstein pada tahun 1886 membuat alat yang mirip tabung sinar katoda.
Katoda dibuat berlubang dan diletakkan agak ke dalam. Tabung diisi gas hydrogen
bertekanan rendah. Setelah dialirkan listrik menghasilkan dua macam sinar.
Pertama, sinar katoda (electron) yang bergerak dari katoda ke anoda. Kedua, sinar
yang bergerak ke katoda dan sebagian masuk ke dalam lobang (saluran) sehingga
disebut juga sinar saluran.
53
Diluar inti tidak hanya kosong, tetapi terdapat elektron yang berputar
mengelilinginya. Elektron tidak mempengaruhi arah sinar α karena electron amat
kecil dan ringan. Dengan penalaran diatas, Rutherford merumuskan teori atom yang
disebut Model atom Rutherford:
”Atom terdiri dari inti yang bermuatan positif yang merupakan
terpusatnya massa. Disekitar inti terdapat electron yang bergerak
mengelilinginya dalam ruang hampa”
Salah satu kelemahannya dari teori atom Rutherford adalah tidak
menjelaskan mengapa elektron itu tidak jatuh ke intinya. Menurut hukum fisika
55
klasik, gerakan elektron mengitari inti akan disertai pemancaran energi berupa
radiasi elektromagnet. Jika demikian maka energi elektron akan berkurang sehingga
gerakannya akan melambat. Sementara, jika gerakan elektron melambat, maka
lintasannya akan terbentuk spiral dan akhirnya ia akan jatuh ke inti atom.
Neutron
Neutron ditemukan oleh James Chadwick pada tahun 1932. Ketika
Chadwick menembakkan partikel α keselembar tipis berilium, logam tersebut
memancarkan radiasi yang berenergi sangat tinggi. Sinar ini sesungguhnya terdiri
dari partikel netral yang mempunyai massa sedikit lebih besar dari pada massa
proton. Chadwick menamai partikel ini dengan neutron.
Tabel 4.1 Massa dan Muatan Partikel Subatom
Muatan
Partikel Massa (gram)
Coulomb Satuan muatan
Elektron 9,10939 x 10-28 -1,6022 x 10-19 -1
Proton 1,67262 x 10-24 +1,6022 x 10-19 +1
Neutron 1,67493 x 10-24 0 0
Latihan:
Contoh: nomor atom(Z) nitrogen adalah 7; ini berarti setiap atom N netral
mempunyai 7 proton dan 7 elektron.
Nomor massa (A) adalah
Cara lazim digunakan untuk menandai nomor atom dan nomor massa dari
satu atom untuk unsur X adalah:
𝐴
𝑍𝑋
dengan: A (nomor massa) = Jumlah proton (Z) + jumlah neutron (n)
Z (nomor atom) = jumlah proton
“untuk atom netral jumlah proton = jumlah elektron
disebut isotop.
Contoh:
Terdapat tiga isotop untuk atom hidrogen;
1 2 3
1𝐻 1𝐻 1𝐻
Sifat-sifat kimia suatu unsur ditentukan oleh proton dan elektron atomnya.
Isotop-isotop dari unsur yang sama mempunyai sifat-sifat kimia yang sama,
membentuk jenis senyawa yang sama, dan menunjukkan kereaktifan yang serupa.
Contoh: tentukan jumlah proton, neutron dan electron dalam atom-atom berikut!
197
a. 79𝐴𝑢 b. 32
16𝑆
2−
c. 209
83𝐵𝑖
3+
Jawaban:
197
a. 79𝐴𝑢
A (nomor massa) = Jumlah proton (Z) + jumlah neutron (n), maka jumlah
neutron adalah:
Jumlah neutron(n) = A – Z
= 197 – 79 = 118
32 2−
b. 16𝑆
Latihan:
Atom netral yang mengalami penambahan satu atau lebih electron, ion
dengan muatan total negatif.
Contoh: atom Cl dapat memperoleh tambahan 1 elektron untuk menjadi ion
Cl-.
Atom Cl Ion Cl-
17 proton 17 proton
17 elektron 18 elektron
Logam cenderung membentuk kation dan non logam cenderung
membentuk anion.
✓ Ion Monoatomik
Ion yang mengandung hanya satu atom. Contoh: Na+, Cl-, Fe3+, S2-, N3-,
Mg2+, dll
✓ Ion Poliatomik
Ion yang mengandung lebih dari satu atom. Contoh: NH4+ (ion
amonium), CN- (ion sianida), OH- (ion hidroksida).
4.4 Penamaan Senyawa
Senyawa Ionik
Senyawa yang terbentuk dari kation (ion positif) dan anion (ion negatif).
Semua kation diturunkan dari atom logam, sedangkan anion dari atom non
logam.
Tabel 4.2 Tata Nama “-ida” untuk Beberapa Anion Monoatomik yang Umum
Menurut Letaknya dalam Tabel Periodik
Golongan IV A Golongan VA Golongan VI Golongan VII
C Karbida (C4-) N Nitrida (N3-) O Oksida (O2-) F Fluorida (F-)
Si Silisida (Si4-) P Fosfida (P3-) S Sulfida (S2-) Cl Klorida (Cl-)
Se Selenida (Se2-) Br Bromida (Br-)
Te Telurida (Te2-) I Iodida (I-)
❖ Senyawa Biner
Senyawa yang terbentuk dari hanya dua unsur.
Tata nama penulisan: Unsur pertama kation logam, diikuti anion non logam
Contoh:
60
ZnI2 unsur pertama kation seng, unsur kedua anion iodida maka
nama senyawa adalah: Seng iodida
KBr unsur pertama kation kalium, unsur kedua anion bromida,
maka nama senyawa adalah: Kalium bromida
Al2O3 unsur pertama kation aluminium, unsur kedua anion
oksida, maka nama senyawa adalah: Aluminium oksida
❖ Senyawa Tersier
Senyawa yang tersusun atas tiga unsur.
Tata nama penulisan: Unsur pertama kation logam, diikuti anion non logam
Contoh:
LiOH Litium hidroksida
KCN Kalium sianida
Tabel 4.3 Nama dari Beberapa Kation dan Anion Anorganik yang Umum
Kation Anion Kation Anion
3+ - 2+
Aluminium (Al ) Bromida (Br ) Timah(II) (Sn ) Dihidrogen fosfat
Amonium (NH4+) Karbonat (CO32-) Mangan(II) (Mn2+) (H2PO4-)
Barium (Ba2+) Klorat (ClO3-) Raksa(I) (Hg22+) Hidrogen karbonat
2+ - 2+
Kadmium (Cd ) Klorida (Cl ) Raksa(II) (Hg ) (HCO3-)
2+ 2- 2+
Kalsium (Ca ) Kromat (CrO4 ) Besi(II) (Fe ) Hidrogen fosfat (HPO42-)
Cesium (Cs+) Sianida (CN-) Besi(III) (Fe3+) Hidrogen sulfat (HSO4-)
+ 2- +
Hidrogen (H ) Dikromat (Cr2O7 ) Tembaga(I) (Cu ) Oksida (O2-)
Litium (Li+) Fluorida (F-) Tembaga(II) (Cu2+) Permanganat (MnO4-)
2+ -
Magnesium (Mg ) Hidrida (H ) Kobalt(II) (Co2+) Peroksida (O22-)
+ - 3+
Kalium (K ) Hidroksida (OH ) Krom(III) (Cr ) Fosfat (PO43-)
Perak (Ag+) Iodida (I-) Timbal(II) (Pb2+) Sulfat (SO42-)
+ -
Natrium (Na ) Nitrat (NO3 ) Sulfida (S2-)
Stronsium (Sr2+) Nitrit (NO2-) Sulfit (SO32-)
2+ 3-
Seng (Zn ) Nitrida (N ) Tiosianat (SCN-)
Logam-logam tertentu, khususnya logam transisi dapat membentuk lebih
dari satu jenis kation. Contoh: Fe2+ dan Fe3+. Untuk menunjukkan kation-kation
berbeda dari unsur yang sama dengan menggunakan angka romawi. Angka
romawi I digunakan untuk muatan (+1), II digunakan untuk muatan (+2).
Contoh:
FeCl2 Fe2+ (kation logam) dan Cl- (anion non logam) besi memiliki muatan
(+2) maka nama senyawa adalah: Besi(II) klorida
CuCN Cu+ (kation logam) dan CN- (anion non logam) tembaga memiliki
muatan (+1) maka nama senyawa adalah: Tembaga(I) sianida
Latihan:
Contoh:
HCl unsur pertama Hidrogen, unsur kedua klorida, maka nama
senyawa adalah: Hidrogen klorida
SiC unsur pertama Silikon, unsur kedua karbida, maka nama
senyawa adalah: Silikon karbida
Sepasang unsur dapat membentuk beberapa senyawa yang berbeda,
sehingga digunakan awalan Yunani untuk menyatakan jumlah atom.
Awalan Yunani:
1= mono 3=tri 5=penta 7=hepta 9=nona
2= di 4=tetra 6=heksa 8=okta 10=deka
Contoh:
CO Karbon monoksida N2O4 Dinitrogen tetroksida
62
Contoh:
B2H6 Diboron PH3 Fosfin
CH4 Metana H2O Air
SiH4 Silan H2S Hidrogen sulfida
NH3 Amonia
Latihan:
Contoh:
HNO3 Asam nitrat H2CO3 Asam karbonat
H2SO4 Asam sulfat HClO3 Asam klorat
63
Sering kali dua atau lebih asam okso mempunyai atom pusat yang
sama tetapi jumlah atom O yang berbeda. Dimulai dengan asam okso yang
namanya diakhiri dengan “-at”, kita gunakan aturan berikut:
▪ Penambahan satu atom O pada asam “-at”: asamnya disebut “per…-at”.
Contoh: HClO3 (asam klorat), penambahan satu atom O menjadi
HClO4 (asam perklorat)
▪ Pengurangan satu atom O pada asam “-at”: asamnya disebut asam “-it”.
Contoh: HClO3 (asam klorat), pengurangan satu atom O menjadi
HClO2 (asam klorit)
▪ Pengurangan dua atom O pada asam “-at”: asamnya disebut “hipo….it”.
Contoh: HClO3 (asam klorat), pengurangan dua atom O menjadi
HClO (asam hipoklorit)
Tabel 4.5 Nama-nama Anion Okso dan Anion Okso yang Mengandung
Klorin
Asam Anion
HClO4 (asam perklorat) ClO4- (perklorat)
HClO3 (asam klorat) ClO3- (klorat)
HClO2 (asam klorit) ClO2- (klorit)
HClO (asam hipoklorit) ClO- (hipoklorit)
Latihan:
1. Beri nama asam dan anion oksonya (a) H3PO3 dan (b) IO4-
➢ Penamaan Basa
64
Contoh:
NaOH Natrium hidroksida
KOH Kalium hidroksida
Ba(OH)2 Barium hidroksida
NH3 (amonia) juga digolongkan sebagai basa, karena jika amonia dilarutkan
dalam air, NH3 bereaksi dengan air menghasilkan ion NH4+ dan OH-.
B. Tugas
1. Berikan nama senyawa-senyawa berikut:
a. Na2CrO4 e. PF5
b. Li2CO3 f. FeO
c. NH4NO2 g. CsClO3
d. NaH h. Na2O
e. Al(OH)3 i. Na2O2
2. Tulislah rumus untuk senyawa-senyawa berikut:
a. Magnesium fosfat f. Iod heptafluorida
b. Kalsium hidrogen fosfat g. Timbal(II) karbonat
c. Perak perklorat h. Timah(II) fluorida
d. Tetrafosfor dekasulfida i. Merkuri(I) iodida
e. Tembaga(I) sianida j. Merkuri(II) oksida
C. Daftar Pustaka
Raymond Chang. 2005. Kimia Dasar, Konsep-konsep Inti, Jilid 1. Jakarta:
Erlangga.
BAB V
KONFIGURASI ELEKTRON
A. Penyajian Teori
5.1 Bilangan Kuantum
Contoh:
n = 2, maka l = 0, l = 1. Terdiri atas dua subkulit yaitu subkulit 2s dan 2p,
dimana 2 melambangkan nilai n sedangkan s dan p melambangkan nilai l.
sehingga:
n = 2; l = 0 subkulit 2s
l = 1 subkulit 2p
Contoh:
n = 2; l = 0 subkulit 2s; ml = 0; jumlah orbital 1
0
maka satu orbital 2s dan tiga orbital 2p, jadi total orbitalnya adalah empat
orbital.
67
Contoh:
Subkulit 2p terdapat:
n = 2; karena orbital p maka l = 1; ml = -1, 0, 1
-1 0 1
Latihan:
1. Berikan nilai-nilai n, l, dan ml untuk orbital-orbital pada subkulit 4d!
2. Berapakah jumlah total orbital yang terkait dengan bilangan kuantum n = 3?
3. Elektron dalam atom tertentu berada pada tingkat kuantum n = 2.sebutkan
semua nilai l dan ml electron tersebut!
1s1
Karena nomor atom H atau jumlah electron H adalah 1, maka tanda panah hanya
satu, yang menunjukkan bilangan kuantum spin sm = +1/2. Tanda panah ke atas
menyatakan salah satu dari dua kemungkinan gerak spin elektronnya. Kotaknya
menyatakan orbital atom.
Diagram (a) dan (b) tidak dapat diterima oleh prinsip Larangan Pauli. Pada
diagram (a), kedua electron mempunyai spin ke atas dan keduanya akan memiliki
bilangan kuantum n = 1, l = 0, ml = 0, ms = +1/2. Pada diagram (b), kedua electron
mempunyai spin kebawah dan keduanya akan memiliki bilangan kuantum n = 1, l =
0, ml = 0, ms = -1/2. Hanya diagram (c) yang dapat diterima karena satu electron
mempunyai bilangan kuantum n = 1, l = 0, ml = 0, ms = +1/2 dan satu electron lagi
70
1s2
Aturan Hund
Aturan Hund menyatakan bahwa susunan electron yang paling stabil dalam
subkulit adalah susunan dengan jumlah spin parallel terbanyak.
Konfigurasi electron 6C (Z = 6) adalah 1s2 2s2 2p2
1s2 2s2 2px 2py 2pz
Ada tiga cara yang berbeda untuk mendistribusikan dua elektron dalam tiga orbital
p:
Baik (a) dan (b) spinnya saling meniadakan. Pada (a); kedua elektron berada
pada orbital 2px yang sama, menghasilkan tolakan antar elektron yang lebih besar
dari pada bila dua elektron mengisi dua orbital yang berbeda, misalnya 2px dan 2py.
pada (b); juga lebih membingungkan. Jadi (c) memenuhi kondisi aturan Hund.
Fakta bahwa atom karbon bersifat paramagnetik, dimana masing-masing
mengandung dua elektron takberpasangan, adalah sesuai aturan Hund.
Jadi diagram orbital atom 6C : 1s2 2s2 2p2
1s2 2s2 2p2
Sekali lagi aturan Hund menentukan bahwa ketiga elektron 2p mempunyai spin
yang paralel satu sama lain, oleh karena itu atom N bersifat paramagnetik, karena
mengandung tiga elektron takberpasangan.
71
4s1 3d5
Menurut aturan Hund, diagram orbital untuk atom Cr adalah:
24Cr: [Ar] 4s1 3d5 atom Cr mempunyai 6 elektron
tak berpasangan. 4s1 3d5
72
Konfigurasi electron 29Cu (Z= 29): 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d9, konfigurasi ini
belum stabil, sehingga konfigurasi electron yang lebih stabil adalah:
29Cu: 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s1 3d10 atau [Ar] 4s1 3d10
4s1 3d10
73
Gambar 5.2 Klasifikasi golongan unsur-unsur dalam tabel periodik menurut jenis
subkulit terluar yang terisi dengan elektron
B. Tugas
1. Tulislah konfigurasi electron dari 23V, 28Ni, 33As, 30Zn!
2. Tulislah konfigurasi 12Mg, 12Mg2+, 26Fe, 26Fe3+!
C. Daftar Pustaka
Raymond Chang. 2005. Kimia Dasar, Konsep-konsep Inti, Jilid 1. Jakarta:
Erlangga.
BAB VI
SISTEM PERIODIK
A. Penyajian Materi
III kosong, karena Ti lebih mirip dengan C dan Si, dari pada B dan Al. Mendeleev
juga dapat meramalkan sifat atom yang belum dikenal seperti ekasilikon.
❖ Sifat kimia dan fisika unsure dalam satu golongan mirip dan berubah secara
teratur
❖ Valensi tertinggi suatu unsur sama dengan golongannya
❖ Dapat meramalkan sifat unsur yang belum ditemukan waktu itu dan telah
mempunyai tempat yang kosong
Gambar 6.2 Konfigurasi elektron pada keadaan dasar. Agar sederhana, hanya
ditampilkan konfigurasi kulit terluar.
78
Contoh:
7X : 1s2 2s2 2p3 Golongan VA
11Y : 1s2 2s2 2p6 3s1 Golongan IA
Contoh:
24P : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d4 Golongan VIB
47Q : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p6 5s2 4d9 konfigurasi elektron menjadi:
1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p6 5s1 4d10 Golongan IB
Periode unsur dapat ditentukan dari bilangan kuantum (n) yang terbesar atau
n kulit terluarnya. Dengan demikian, perioda keempat unsur di atas adalah:
79
7X : 1s2 2s2 2p3 Periode 2 karena n terbesar 2, yaitu 2s2 atau 2p3
11Y : 1s2 2s2 2p6 3s1 Periode 2 karena n terbesar 3, yaitu 3s1
24P : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d4 Periode 4 karena n terbesar 4, yaitu 4s2
47Q : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p6 5s1 4d10 Periode 5 karena n terbesar
5, yaitu 5s1
Latihan:
1. Apa dasar pengelompokkan sistem periodik Mendeleev?
2. Sebutkan kelebihan dan kekurangan sistem periodik Mendeleev!
3. Apakah perbedaan sistem periodik Mendeleev dengan sistem periodik
Mendeleev versi modern?
4. Apakah dasar sistem periodik modern?
5. Apakah yang dimaksud dengan golongan utama dan transisi?
6. Tentukan golongan dan perioda unsure yang mempunyai konfigurasi electron:
a. 1s2 2s1 c. 1s2 2s2 2p6 3s2
b. 1s2 2s2 2p4 d. 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d3
7. Tentukan golongan dan perioda unsure yang bernomor atom:
a. 12 c. 34
b. 27 d. 59
6.3 Sifat Periodik Unsur
Jari-Jari Atom
Perbedaan inti dan jumlah electron akan mengakibatkan ukuran atom suatu
unsure berbeda dari atom lain. Ukuran itu dinyatakan dengan jari-jari atom.
Contoh klor, jari-jari dihitung dari panjang ikatan molekul Cl2 (Cl – Cl).
Panjangnya 1,98 A0, maka jari-jari atom klor adalah setengahnya, yaitu 0,99A0.
Atom dapat menjadi ion positif atau ion negatif. Ion positif terjadi bila atom
kehilangan elektron, maka jari-jari ion positif lebih kecil dari atomnya (Gambar
6.3).
80
Jari-jari atom beberapa unsur dapat dilihat pada Gambar 6.5. unsur golongan
utama mempunyai satu jenis ion yang stabil, sedangkan golongan transisi
mempunyai dua atau lebih ion yang stabil.
Unsur dalam satu periode, mempunyai kulit yang sama, tetapi nomor atom
bertambah dari kiri ke kanan, sehingga daya tarik inti pada kulit terluar makin
besar dari kiri ke kanan. Contoh: atom Na dan Mg mempunyai nomor atom
masing-masing 11 dan 12. Daya tarik inti Na lebih kecil dari pada inti Mg terhadap
elektron kulit terluarnya (Gambar 6.6). Akibatnya, jari-jari atom Na (1,90) lebih
besar dari Mg (1,60).
Dalam satu golongan, unsur mempunyai elektron valensi sama, tetapi
jumlah kulitnya bertambah dari atas ke bawah. Akibatnya, jari-jari atom bertambah
dari atas ke bawah, contohnya Na (1,90) dan K (2,35) (Gambar 6.7). dengan
demikian dapat disimpulkan:
Dalam satu perioda, jari-jari berkurang dari kiri ke kanan
Dalam satu golongan, jari-jari bertambah dari atas ke bawah
Gambar 6.6 Daya Tarik inti terhadap elektron terluar atom Na dan Mg
Gambar 6.7 Jari-jari Na lebih kecil dari pada jari-jari K karena kulit K lebih banyak
dari pada Na
latihan:
Tentukanlah urutan unsur dibawah ini berdasarkan kenaikan jari-jari atomnya.
a. 16S, 8O, 52Te c. 38Sr, 12Mg, 4Be
b. 7N, 6C, 5B d. 14Si, 13Al, 11Na
82
Energi Ionisasi
Elektron suatu atom dapt lepas dari tarikan dan meninggalkan atom sehingga
membentuk ion positif, contoh:
Na(g) Na+(g) + e-
Proses ini disebut ionisasi (pembentukan ion).
Energi ionisasi adalah energi minimum yang diperlukan untuk
melepaskan satu elektron dari atom berwujud gas pada keadaan
dasarnya.
Makin besar energi ionisasi, makin sukar untuk melepaskan elektronnya.
Jumlah electron yang lepas dari suatu atom mungkin satu, dua atau tiga,
bergantung pada atom dan energy yang diberikan. Energi untuk melepaskan satu
elektron pertama disebut energi ionisasi pertama (I1), kedua disebut energi ionisasi
kedua (I2), ketiga disebut energi ionisasi ketiga (I3), contohnya atom Aluminium
seperti gambar 6.8.
Al(g) Al+(g) + e- ∆H = 577,4 kJ mol-1 (I1)
Al+(g) Al2+(g) + e- ∆H = 816 kJ mol-1 (I2)
Al2+(g) Al3+(g) + e- ∆H = 2744 kJ mol-1 (I3)
Oleh karena itu, untuk unsur yang sama, energi ionisasi selalu bertambah
sesuai dengan urutan berikut:
I1 < I2 < I3
Pengecilan jari-jari terjadi karena elektron saling tolak menolak, dan bila
satu elektron keluar maka daya tolaknya menjadi lebih kecil, sehingga terjadi
pengerutan seperti Al menjadi Al+. pengecilan juga terjadi bila setelah elektron
keluar mengakibatkan jumlah kulit berkurang, seperti Na menjadi Na+ (Gambar
6.9).
Bila jarak makin kecil maka daya tarik makin besar. Akibatnya energy
ionisasi makin besar. Sebaliknya, bila jarak makin besar maka daya tarik makin
kecil. Dalam satu perioda, jari-jari berkurang dari kiri ke kanan, sehingga energy
ionisasi pertama bertambah dari kiri ke kanan. Sedangkan dalam satu golongan,
energi ionisasi pertamanya akan bertambah dari bawah ke atas, karena jari-jari
atomnya makin kecil.
Latihan:
Tentukanlah urutan unsur di bawah ini berdasarkan kenaikan energy ionisasinya:
a. Sr, Ba, Mg, Ca
b. Ca, K, Ge, Ga
Afinitas Elektron
Afinitas elektron adalah energi yang dilepaskan oleh suatu atom (dalam
wujud gas) ketika menangkap satu elektron membentuk ion negatif. Karena energi
dilepas, maka harga afinitas elektron diberi tanda minus.
Semakin besar energy yang dilepas, ion negatif yang terbentuk semakin stabil.
Atom golongan IIA dan VIIIA tidak membentuk ion negative yang stabil. Harga
afinitas elektronnya positif.
Tabel Perkiraan perubahan entalpi untuk atom atau anion
a. Dalam satu golongan afinitas elektron dari atas ke bawah makin kecil, karena
jari-jari atom bertambah besar. Meskipun jumlah muatan positif dalam inti
bertambah tetapi gaya tarik inti terhadap elektron terluar makin lemah.
b. Dalam satu periode afinitas elektron dari kiri ke kanan makin besar, karena jari-
jari atom berkurang, sehingga gaya tarik inti terhadap elektron makin kuat.
Latihan:
Tentukanlah urutan unsure di bawah ini berdasarkan kenaikan afinitas
elektronnya:
a. Na, Al, Mg
b. S, O, Se
B. Daftar Pustaka
Raymond Chang. 2005. Kimia Dasar, Konsep-konsep Inti, Jilid 1. Jakarta:
Erlangga.