Dosen Pengampu :
Isrina Siregar,S.Pd.,M.Pd
Disusun Oleh
Kepala Sekolah :
Jenjang Akreditasi :B
NUPTK : 5433-7656-6613-0362
No. Hp 082387272754
Alamat :
C. Hasil Laporan Wawancara Guru Sejarah di SMA 8 Kota Jambi
Dari hasil wawancara yang telah dilakukan pada tanggal 6 Oktober 2022 di
SMA N 7 Kota Jambi mengenai penerapan kurikulum merdeka dari salah
narasumber yang merupakan guru yang mengajar di SMA N 7 Kota Jambi yaitu Ibu
Suaida, S.Pd selaku guru mata pelajaran Sejarah. Dalam proses pembelajaran di
SMA N 7 Kota Jambi sudah mulai menerapkan Kurikulum Merdeka yang telah di
rancang Menteri Pendidikan Indonesia. Dalam penerapan kurikulum merdeka ini
pihak SMA N 7 Kota Jambi untuk tahun ajaran tahun ini sudah diterapkan pada kelas
10 atau di sebut dengan fase E dan fase F.
Alasan diciptakan kurikulum merdeka ini ialah rendahnya angka program for
international student assessment di Indonesia. Maka dari itu pemerintah menerapkan
kurikulum merdeka yang berbasis pembelajaran diferensial atau diferensiasi.
Dimana pembelajaran diferensial sendiri yakni metode atau cara mengajar yang
berbeda dan tidak terkesan monoton. Pembelajaran diferensial ini ada beberapa
bagian lagi yakni diferensiasi produk, diferensiasi proses dan diferensiasi inti dari
materi yang dipelajari tersebut. Dalam pembelajaran diferensiasi ini diterapkan cara
mengajar yang berbeda-beda sesuai dengan kemampuan dan kemauan dari karakter
siswa tersebut. Dimana metode yang diajarkan oleh guru beragam dan tidak monoton
sehingga mata pelajaran sejarah ini tidak terkesan membosankan. Walaupun
menerapkan metode belajar yang berbeda-beda, tujuan yang dicapai dalam satu
materi pembelajaran tetap sama.
Pelaksanaan kurikulum merdeka di SMA N 7 Kota Jambi ini sudah berjalan dari
tahun lalu dari fase E. Semua guru yang mengajar di fase E tersebut sudah dibekali
ilmu bagaimana merancang Alur Tujuan Pembelajaran atau yang sering disebut
dengan ATP. Dalam kurikulum merdeka ini juga tidak adalagi klaifikasi tingkatan
dengan sebutan kelas, dimana sebutan kelas tersebut sekarang telah menjadi fase.
Fase tersebut jika di tingkat SMA terbagi menjadi dua yakni Fase E dan Fase F.
Dalam penyusunan ATP itu disarankan untuk mengurutkan indicator-indikator yang
ada dari yang mudah dan barulan ke indicator yang sulit. Misalnya inkator yang
memahami materi dan kemudian dilanjut indicator materi yang memicu siswa untuk
lebih berpikir misalnya menganalisis atau menelaah/.
Pelaksanaan ATP yang berhasil diterapkan oleh bu Suaida S.Pd di SMA N 7 Kota
Jambi ini yakni ada sepuluh tujuan pembelajaran yang terdapat dalam maple sejarah.
Dari sepuluh tujuan pembelajaran tadi setelah dikira-kirakan ada banyak yang
berhasil diterpakan kurang lebih ada 6 tdari 10 ujuan pembelajaran yang berhasil
dicapai. Namun adapula pelaksanaan ATP yang berjalan tidak sesuai dengan rencana
yakni dalam pembuatan modul. Modul yang dirancang oleh tim guru SMA N 7 Kota
Jambi ini ada dua yakni modul pembelajaran sejarah dan modul projek. Modul projek
itu ternyata diluar dari modul mata pelajaran. Dalam modul projek ini yang dinilai
bukanlah nilai berupa angka, tetapi nilai berupa nilai perkembangan dari pelaksanaan
projek tersebut. Kemudian adapula kendala saat melaksanakan ATP ini yaitu pada
tahun lalu dimana percobaan penerapan kurikulum merdeka ini dilakukan secara
daring yang pastinya kurang efektif dibandingkan dengan pembelajaran tatap muka
walaupun sudah dibentuk badan komite pembelajaran yang membantu membimbing
guru dalam menerapkan Kurikulum Merdeka. Dari permasalahan tadi pula didapati
kendala yang sama yakni dalam pertemuan yang dilakuakan secara daring dimana
pertemmuan secara daring tersebut dinilai kurang efektif.
Kemudian ada pula projek yang pernah dilaksanakan tahun lalu di SMA N 7Kota
Jambi ini. Yakni ada membatik, kompangan, penhijauan, tari tradisional dan tari
modern dari daerah Jambi. Pelaksanaan projek ini yakni diambil dari jam mengajar
guru tersebut. Untuk alokasi waktunya biasanya bu Suaida S.Pd ini biasanya
meluangkan waktu diakhir pertemuan sesudah membahas materi pelajaran. Ada
presentase alokasi waktu antara jam mata pelajaran dengan jam project. Kemudian
hasil dari project itu berupa laporan dan aseesment. Dimana dalam assessment
tersebut para siswa menampilkan hasil dari projek nya tersebut.
Gambar 1.1
Gambar 1.2