POLA 40 JP
Disusun Oleh:
NIP : 199001162019022004
TAHUN 2023
IDENTITAS GURU
Laporan telah disahkan dan disetujui oleh Kepala Sekolah SMP Negeri 9 Salatiga pada:
Tanggal : 30 Januari 2023
Tempat : Salatiga
Mengesahkan,
Kepala SMP N 9 Salatiga
B. Nama Kegiatan
Workshop Penguatan Implementasi Kurikulum Merdeka Di Sekolah Ramah Anak SMP
Negeri 9 Salatiga Tahun Pelajaran 2022/2023
C. Waktu Pelaksanaan
Waktu pelaksanaan workshop:
Kamis-Sabtu, 19-21 Januari 2023
Kamis-Sabtu, 26-28 Januari 2023
D. Tujuan
Tujuan pada kegiatan ini, peserta workshop memiliki kemampuan antara lain sebagai
berikut:
1. Kebijakan Pendidikan di Kota Salatiga berkaitan penguatan IKM
2. Coaching Aksi Nyata PMM
3. Pembelajaran Berdiferensiasi
4. Penyusunan perangkat pembelajaran berdiferensiasi
5. Modul Ajar
6. Penyusunan modul ajar
7. Pencegahan Perundungan (bullying) di sekolah
8. Penyusunan program pencegahan perundungan (bullying) di sekolah
9. Pembelajaran Menyenangkan
10. Penyusuan perangkat pembelajaran yang menyenangkan
11. Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dan Modul Projek
E. Tempat Pelaksanaan
Di SMP Negeri 9 Salatiga, Jl. Pemuda 7-9 Salatiga
F. Deskripsi Materi
1. Kebijakan Pendidikan di Kota Salatiga terkait IKM (Implementasi Kurikulum Merdeka)
2. Coaching Aksi Nyata PMM
Platform Merdeka Mengajar adalah platform teknologi yang disediakan untuk
guru dan kepala sekolah dalam mengajar, belajar, dan berkarya. Untuk mengakses
fitur/menu yang ada di dalam platform Merdeka Mengajar, pengguna perlu masuk
(login) dengan Akun Pembelajaran (belajar.id). Penerapan Kurikulum Merdeka
didukung oleh platform Merdeka Mengajar yang dapat membantu guru dalam
mendapatkan referensi, inspirasi, dan pemahaman dalam menerapkan Kurikulum
Merdeka. Saat ini, platform Merdeka Mengajar memiliki fitur/menu yang dapat
membantu pengembangan kompetensi guru dan menunjang kegiatan belajar mengajar.
Di antaranya adalah:
a. Kurikulum Merdeka, yang berisi informasi pengenalan prinsip dasar dan konsep
pembelajaran paradigma baru yang berpusat pada murid, serta informasi
penerapan kurikulum dengan mempelajari profil pelajar pancasila dan capaian
pembelajaran dalam Kurikulum Merdeka.
b. Asesmen Murid, yang berisi kumpulan paket soal asesmen diagnostik berdasarkan
fase dan mata pelajaran tertentu, untuk membantu Anda mendapatkan informasi
dari proses dan hasil pembelajaran murid.
c. Perangkat Ajar, yang memuat berbagai materi pengajaran untuk mendukung
kegiatan belajar mengajar Anda, seperti bahan ajar, modul ajar, dan modul projek.
d. Pelatihan Mandiri, yang memuat berbagai materi pelatihan yang dibuat singkat,
agar Anda bisa melakukan pelatihan secara mandiri, kapan pun dan di mana pun.
e. Komunitas, yang berisi berbagai macam komunitas belajar di seluruh Indonesia
dan dapat digunakan guru untuk berbagi praktik baik dan sarana belajar juga
diskusi bersama dengan guru lainnya.
f. Video Inspirasi, yang berisi kumpulan video inspiratif yang dibuat oleh
Kemendikbudristek dan para ahli, sebagai referensi untuk meningkatkan
kompetensi Anda sebagai tenaga pendidik.
g. Bukti Karya, yang berfungsi sebagai tempat dokumentasi karya Anda untuk
menggambarkan kinerja, kompetensi, serta prestasi yang dicapai selama
menjalankan profesi guru maupun kepala sekolah.
Para Guru menyelesaikan Aksi Nyata masing-masing. Aksi nyata yang diselesaikan antara
lain:
1) Kurikulum Merdeka
2) Merdeka Belajar
3) Perencanaan Pembelajaran SMP/Paket B
4) Asesmen
3. Pembelajaran Berdeferensiasi
Pembelajaran berdiferensiasi merupakan pembelajaran yang dikembangkan untuk
merespon kebutuhan murid dalam belajar yang bisa berbeda-beda, meliputi kesiapan bela
jar, minat, potensi, atau gaya belajarnya. Bentuk pembelajaran berdiferensiasi di kelas dap
at mencakup tiga jenis, yaitu diferensiasi konten, diferensiasi proses, dan diferensiasi prod
uk. Diferensiasi konten berkaitan dengan perbedaan kontens materi yang diajarkan kepad
a murid sebagai tanggapan dari kesiapan belajar murid, minat, atau profil belajarnya (visu
al, auditori, kinestetik) atau bahkan bisa kombinasi dari ketiganya. Diferensiasi proses ber
kaitan dengan perbedaan proses pembelajaran dengan menyediakan kegiatan berjenjang,
adanya pertanyaan pemandu atau tantangan, membuat agenda individual murid, memvari
asikan waktu, mengembangkan kegiatan bervariasi, dan menggunakan pengelompokan ya
ng fleksibel. Diferensiasi produk berkaitan dengan perbedaan produk tagihan kepada mur
id dengan memberikan tantangan atau keragaman variasi dan memilih produk apa yang d
iminatinya.
Keberhasilan pembelajaran berdiferensiasi tampak pada proses dan hasil pembelaj
aran. Indikator keberhasilan pembelajaran berdiferensiasi diantaranya siswa merasa nya
man dalam belajar, adanya peningkatan keterampilan baik segi hard skill atau softskill, da
n adanya kesuksesan belajar dari seorang murid yaitu murid mampu merefleksikan diri k
emampuannya dimulai dari titik awal pembelajaran sampai peningkatan diri selama prose
s pembelajaran dan pada akhir pembelajaran.
Untuk mendukung keberhasilan pembelajaran berdiferensiasi diperlukan suasana l
ingkungan belajar yang kondusif. Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menciptakan
lingkungan belajar yang kondusif antara lain dengan mengembangakan komunitas belajar,
membangun sikap menghargai, menciptakan rasa aman secara fisik dan psikis, membangu
n harapan bagi pertumbuhan, membangun mencapai kesuksesan, dan adanya keadilan dal
am bentuk karya nyata.
Implementasi pembelajaran berdiferensiasi memerlukan persiapan-persiapan yan
g baik. Langkah-langkah persiapan yang perlu dilakukan agar pembelajaran berdiferensia
si dapat berjalan efektiff antara lain: (1) menentukan tujuan pembelajaran; (2) memetaka
n kebutuhan belajar murid (kesiapan belajar, minat, profil belajar; (3) menentukan strateg
i dan alat penilaian yang akan digunakan; dan (4) menentukan kegiatan pembelajaran ber
diferensiasi yang akan dijalankan (konten, proses, produk).
Seyogyanya guru harus memahami bahwa setiap murid memiliki kodrat keadaan y
ang berbeda-beda. Tugas guru adalah menuntun mereka agar mendapatkan kesuksesan hi
dup sesuai dengan bakat, minat, potensi, dan prestasi yang dimilikinya. Dalam hal ini, men
gimplementasi pembelajaran berdiferensiasi berarti telah menuntun murid mengembang
kan kemandirian murid dalam mengembangakan dirinya. Dengan pembelajaran berdifere
nsiasi, murid akan mampu bertanggung jawab terhadap proses dan hasil yang mereka per
oleh, serta memiliki regulasi diri yang baik, sehingga akan diperoleh prestasi belajar yang
optimal.
4. Penyusunan Perangkat Pembelajaran Berdeferensiasi
Untuk merancang pembelajaran berdiferensiasi, ada beberapa tahapan yang
dapat dilalui oleh guru. Agar kebutuhan belajar siswa dapat terakomodasi dengan
baik maka guru harus melakukan identifikasi secara lebih komprehensif. Berikut
penjelasannya.
1. Identifikasi kebutuhan belajar siswa
Dalam bukunya yang berjudul How to Differentiate Instruction in Mixed
Ability Classroom, Tomlinson (2001) mengategorikan kebutuhan belajar siswa,
setidaknya berdasarkan pada tiga aspek. Ketiga aspek tersebut, yaitu:
a. Kesiapan belajar (study readiness)
Siswa akan mudah memahami suatu materi baru yang disampaikan/dipelajari
jika ia merasa sudah siap. Dalam merancang pembelajaran berdiferensiasi,
Tomlison menganalogikan kegiatan tersebut seperti sedang
mengatur equalizer pada stereo atau pemutar CD.
Untuk memperoleh kombinasi suara terbaik, pastinya kita akan terlebih
dahulu menggeser-geser tombol menyesuaikan. Pada saat guru mengajar,
menyesuaikan “tombol” yang tepat akan membantu menentukan kebutuhan murid.
Dengan begitu, guru dapat menyamakan peluang bagi siswa dengan memberi
materi yang sesuai, jenis kegiatan yang dilakukan, serta menghasilkan produk
belajar yang tepat di kelas.
b. Minat
Sebagai suatu keadaan yang akan mengarahkan seseorang pada suatu
ketertarikan atau objek tertentu, minat siswa juga perlu diidentifikasi. Menurut
Tomlinson (2001: 53), tujuan pembelajaran berbasis minat, yaitu:
Membantu siswa menyadari ada kecocokan antara sekolah dan kecintaan
mereka sendiri untuk belajar;
Mendemonstrasikan kesinambungan/hubungan antarsemua pembelajaran;
Menggunakan keterampilan atau ide yang telah diketahui oleh siswa sebagai
jembatan mempelajari keterampilan atau ide baru yang kurang dikenal atau
belum diketahuinya, dan;
Meningkatkan semangat siswa dalam belajar.
c. Profil belajar
Mengetahui cara atau proses terbaik belajar siswa akan mendukung mereka
menyerap materi dengan lebih baik. Informasi seputar profil belajar ini dibutuhkan
untuk menentukan strategi proses yang sesuai. Ada beberapa faktor yang terkait
profil belajar, yaitu:
Preferensi terhadap lingkungan belajar. Misal kebisingan suara, kelembapan
atau kehangatan ruangan, intensitas cahaya yang masuk, dan lainnya.
Pengaruh budaya/kultur di sekitarnya. Misal formal, informal, santai, ramah,
kaku, dan lainnya.
Preferensi gaya belajar. Gaya belajar adalah cara siswa dalam memilih,
memperoleh, memproses, dan mengingat informasi baru. Ada tiga gaya belajar
secara umum, yaitu visual, auditori, dan kinestetik.
2. Membuat rancangan atau strategi pembelajaran berdiferensiasi
Setelah guru memperoleh informasi terkait kesiapan belajar, minat, dan
profil belajar siswa, kemudian guru membuat rancangan atau strategi
pembelajaran berdiferensiasi sesuai kebutuhan. Guru dapat menyusun RPP
berdiferensiasi yang dibuat berdasarkan hasil identifikasi atau pemetaan siswa.
5. Modul Ajar
Modul ajar merupakan salah satu perangkat ajar, berupa dokumen yang berisi tuju
an, langkah, dan media pembelajaran, serta asesmen yang dibutuhkan dalam satu unit/
topik berdasarkan Alur Tujuan Pembelajaran (ATP).
Modul ajar serupa dengan RPP atau lesson plan yang memuat rencana pembelajara
n di kelas. Namun, pada modul ajar terdapat komponen yang lebih lengkap dibanding
RPP sehingga disebut RPP Plus.
Tujuan pengembangan modul ajar:
Mengembangkan perangkat ajar yang memandu pendidik melaksanakan pembelaja
ran;
Mempermudah, memperlancar, dan meningkatkan kualitas pembelajaran;
Menjadi rujukan bagi guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran;
Menjadi kerangka kerja yang menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pem
belajaran sesuai capaian pembelajaran.
Dalam penggunaan modul ajar, pendidik memiliki kemerdekaan untuk:
Memilih atau memodifikasi modul ajar yang sudah disediakan pemerintah untuk m
enyesuaikan modul ajar dengan karakteristik peserta didik, atau
menyusun sendiri modul ajar sesuai dengan karakteristik peserta didik.
Projek penguatan profil pelajar Pancasila, sebagai salah satu sarana pencapaian
profil pelajar Pancasila, memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk “mengalami
pengetahuan” sebagai proses penguatan karakter sekaligus kesempatan untuk belajar dari
lingkungan sekitarnya. Dalam kegiatan projek profil ini, peserta didik memiliki
kesempatan untuk mempelajari tema-tema atau isu penting seperti perubahan iklim, anti
radikalisme, kesehatan mental, budaya, wirausaha, teknologi, dan kehidupan
berdemokrasi sehingga peserta didik dapat melakukan aksi nyata dalam menjawab isu-isu
tersebut sesuai dengan tahapan belajar dan kebutuhannya. Projek penguatan profil
pelajar Pancasila diharapkan dapat menginspirasi peserta didik untuk berkontribusi bagi
lingkungan sekitarnya. Dalam skema kurikulum, pelaksanaan projek penguatan profil
pelajar Pancasila terdapat di dalam rumusan Kepmendikbudristek No.56/M/2022 tentang
Pedoman Penerapan Kurikulum dalam Rangka Pemulihan Pembelajaran yang
menyebutkan bahwa Struktur Kurikulum di jenjang PAUD serta Pendidikan Dasar dan
Menengah terdiri atas kegiatan pembelajaran intrakurikuler dan projek penguatan profil
pelajar Pancasila. Sementara pada Pendidikan Kesetaraan terdiri atas mata pelajaran
kelompok umum serta program pemberdayaan dan keterampilan berbasis profil pelajar
Pancasila. Penguatan projek profil pelajar Pancasila diharapkan dapat menjadi sarana
yang optimal dalam mendorong peserta didik menjadi pelajar sepanjang hayat yang
kompeten, berkarakter, dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.
Prinsip-prinsip projek penguatan profil pelajar Pancasila:
a. Holistik Holistik bermakna memandang sesuatu secara utuh dan menyeluruh,
tidak parsial atau terpisah-pisah. Dalam konteks perancangan projek
penguatan profil pelajar Pancasila, kerangka berpikir holistik mendorong kita
untuk menelaah sebuah tema secara utuh dan melihat keterhubungan dari
berbagai hal untuk memahami sebuah isu secara mendalam. Oleh karenanya,
setiap tema projek profil yang dijalankan bukan merupakan sebuah wadah
tematik yang menghimpun beragam mata pelajaran, namun lebih kepada
wadah untuk meleburkan beragam perspektif dan konten pengetahuan secara
terpadu. Di samping itu, cara pandang holistik juga mendorong kita untuk dapat
melihat koneksi yang bermakna antar komponen dalam pelaksanaan projek
profil, seperti peserta didik, pendidik, satuan pendidikan, masyarakat, dan
realitas kehidupan sehari-hari.
b. Kontekstual Prinsip kontekstual berkaitan dengan upaya mendasarkan
kegiatan pembelajaran pada pengalaman nyata yang dihadapi dalam
keseharian. Prinsip ini mendorong pendidik dan peserta didik untuk dapat
menjadikan lingkungan sekitar dan realitas kehidupan sehari-hari sebagai
bahan utama pembelajaran. Oleh karenanya, satuan pendidikan sebagai
penyelenggara kegiatan projek profil harus membuka ruang dan kesempatan
bagi peserta didik untuk dapat mengeksplorasi berbagai hal di luar lingkup
satuan pendidikan. Tema-tema projek profil yang disajikan sebisa mungkin
dapat menyentuh dan menjawab persoalan lokal yang terjadi di daerah masing-
masing. Dengan mendasarkan projek profil pada pengalaman dan pemecahan
masalah nyata yang dihadapi dalam keseharian sebagai bagian dari solusi,
diharapkan peserta didik dapat mengalami pembelajaran yang bermakna untuk
secara aktif meningkatkan pemahaman dan kemampuannya.
c. Berpusat Pada Peserta Didik Prinsip berpusat pada peserta didik berkaitan
dengan skema pembelajaran yang mendorong peserta didik untuk menjadi
subjek pembelajaran yang aktif mengelola proses belajarnya secara mandiri,
termasuk memiliki kesempatan memilih dan mengusulkan topik projek profil
sesuai minatnya. Pendidik diharapkan dapat mengurangi peran sebagai aktor
utama kegiatan belajar mengajar yang menjelaskan banyak materi dan
memberikan banyak instruksi. Sebaliknya, pendidik sebaiknya menjadi
fasilitator pembelajaran yang memberikan banyak kesempatan bagi peserta
didik untuk mengeksplorasi berbagai hal atas dorongannya sendiri sesuai
dengan kondisi dan kemampuannya. Harapannya, setiap kegiatan
pembelajaran dapat mengasah kemampuan peserta didik dalam memunculkan
inisiatif serta meningkatkan daya untuk menentukan pilihan dan memecahkan
masalah yang dihadapinya
d. Eksploratif Prinsip eksploratif berkaitan dengan semangat untuk membuka
ruang yang lebar bagi proses pengembangan diri dan inkuiri, baik terstruktur
maupun bebas. Projek penguatan profil pelajar Pancasila tidak berada dalam
struktur intrakurikuler yang terkait dengan berbagai skema formal pengaturan
mata pelajaran. Oleh karenanya projek profil ini memiliki area eksplorasi yang
luas dari segi jangkauan materi pelajaran, alokasi waktu, dan penyesuaian
dengan tujuan pembelajaran. Namun demikian, diharapkan pada perencanaan
dan pelaksanaannya, pendidik tetap dapat merancang kegiatan projek profil
secara sistematis dan terstruktur agar dapat memudahkan pelaksanaannya.
Prinsip eksploratif juga diharapkan dapat mendorong peran projek profil untuk
menggenapkan dan menguatkan kemampuan yang sudah peserta didik
dapatkan dalam program intrakurikuler.
10.Modul Projek
Tujuan projek profil adalah untuk menguatkan pencapaian kompetensi profil pe
lajar Pancasila. Oleh karena itu pendidik dapat merumuskan tujuan dari elemen dan su
b elemen serta capaian fase yang sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan peserta di
dik. Untuk memastikan eksplorasi atau pengembangan aktivitas projek profil tetap me
ngacu kepada tujuan, pendidik dapat mengembangkan strategi backward design denga
n model alur berpikir sebagai berikut:
DAMPAK
Dampak Pengembangan Diri (PD) Guru memiliki kemampuan dalam merancang pembelajaran
sesuai dengan Kurikulum Merdeka, tersusunnya rencana pembelajaran, asesmen dan perangkat
pembelajaran, menyusun modul ajar projek penguatan profil pelajar Pancasila.
D. PENUTUP
Matriks
Nama Diklat Workshop Penguatan Implementasi Kurikulum Merdeka Di
Sekolah Ramah Anak SMP Negeri 9 Salatiga Tahun Pelajaran
2023/2024
Tempat Kegiatan SMP Negeri 9 Salatiga
Waktu Kegiatan Kamis-Sabtu, 19-21 Januari 2023
Kamis-Sabtu, 26-28 Januari 2023
Nama Fasilitator Nunuk Dartini, S.Pd., M.Si.
Yati Kurniawati, M. Pd.
Tyas Astuti, M.Pd.
Rohana Dewi, S.Pd.
Didik Teguh Prihanto, M.Pd.
M. Ali Sodikin, S.Pd.
Mata Diklat/ Kompetensi 1. Kebijakan Dinas Pendidikan Kota Salatiga berkaitan
penguatan IKM (2 JP)
2. Coaching Aksi Nyata PMM (5 JP)
3. Pembelajaran Berdiferensiasi (4 JP)
4. Penyusunan perangkat pembelajran berdiferensiasi
(3JP)
5. Modul Ajar (6 JP)
6. Penyusunan Modul Ajar (2JP)
7. Pencegahan perundungan (bullying) di sekolah (4 JP)
8. Penyusunan program anti perundungan di sekolah (2 JP)
9. Pembelajaran yang menyenangkan (4 JP)
10. Penyusunan perangkat pembelajaran yang menyenangkan
(2 JP)
11. Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (2 JP)
12. Modul Projek (4 JP)
Nama Penyelenggara SMP Negeri 9 Salatiga
Diklat
Dampak Dampak Pengembangan Diri (PD) Guru memiliki
kemampuan dalam merancang pembelajaran sesuai dengan
Kurikulum Merdeka, tersusunnya rencana pembelajaran,
asesmen dan perangkat pembelajaran, menyusun modul ajar
projek penguatan profil pelajar Pancasila.