Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN PENGEMBANGAN DIRI

MENGIKUTI DIKLAT FUNGSIONAL


WORKSHOP PENGUATAN IMPLEMENTASI KURIKULUM MERDEKA DI SEKOLAH RAMAH ANAK SMP
NEGERI 9 SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2022/2023
di SMP Negeri 9 Salatiga
19 s.d. 28 Januari 2023

POLA 40 JP
Disusun Oleh:

Nama Guru : Atika Imania, S. Pd.I

NIP : 199001162019022004

Asal Unit Kerja : SMP Negeri 9 Salatiga

PEMERINTAH KOTA SALATIGA


DINAS PENDIDIKAN

SMP NEGERI 9 SALATIGA


Jl. Pemuda No. 7-9 Telp. (0298) 326265 Kode Pos 50711

TAHUN 2023
IDENTITAS GURU

1. Nama Sekolah : SMP Negeri 9 Salatiga


2. Nama Guru : Atika Imania, S.Pd.I
3. NIP : 199001162019022004
4. Jabatan/Golongan Guru : Penata Muda Tk.I/ III b
5. Alamat Sekolah
 Jalan : Pemuda No. 7-9
 Kota : Kota Salatiga
 Provinsi : Jawa Tengah
 Telpon/Fax : (0298) 326365

6. Mengajar Mata Pelajaran : PAI


7. SK Pengangkatan
A. Sebagai CPNS
 Pejabat yang mengangkat : Walikota
 Nomor SK : 813.3 / 190218.81 / 503
 Tanggal SK : 18 Februari 2019
B. Pangkat Terakhir

 Pejabat yang mengangkat : Walikota


 Nomor SK : 821.1 / 401 / 503
 Tanggal SK : 1 Agustus 2023
8. Alamat Rumah
 Jalan : Mutiara no 30 Candiwesi Rt 01 Rw 04 Bugel Salatiga
 Kabupaten/Kota : Kota Salatiga
 Provinsi : Jawa Tengah
 Telepon : 0
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN KEGIATAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

1. Nama Kegiatan Workshop Penguatan Implementasi Kurikulum Merdeka Di


Sekolah Ramah Anak SMP Negeri 9 Salatiga Tahun
Pelajaran 2023/2024
2. Identitas Penulis
a. Nama Lengkap Atika Imania, S. Pd.I
b. Jenis Kelamin Perempuan
c. Pangkt/Gol Penata Muda Tk.I/ III b
d. NIP 199001162019022004
e. Unit Kerja SMP Negeri 9 Salatiga
f. Kota Salatiga
g. Provinsi Jawa Tengah

Laporan telah disahkan dan disetujui oleh Kepala Sekolah SMP Negeri 9 Salatiga pada:
Tanggal : 30 Januari 2023
Tempat : Salatiga

Menyetujui: Salatiga, Januari 2023


Koordinator PKB Penyusun,

Tyas Astuti, M.Pd. Atika Imania, S.Pd.I


NIP. 19830321 200604 2 011 NIP. 199001162019022004

Mengesahkan,
Kepala SMP N 9 Salatiga

Yati Kurniawati, M.Pd.


NIP. 19761102 200212 2 003
LAPORAN KEGIATAN
A. Latar Belakang
Kebijakan kurikulum bergerak ke paradigma baru yang menuntut para pendidik
untuk mengajar dengan memperhatikan kebutuhan peserta didik dan meningkatkan
kecakapan literasi dan numerasi melalui pendekatan yang lebih terarah. Kebijakan ini
diharapkan dapat mendorong peningkatan mutu pembelajaran di dalam kelas.
Pembelajaran berdiferensiasi dan pembelajaran yang menyenagkan merupakan
pembelajaran yang harus dilaksanakan di dalam kurikulum merdeka, karena merupakan
pembelajaran yang berpihak pada murid sesuai dengan filosofi Ki Hadjar Dewantara dan
tujuan pendidikian nasional. Modul ajar dan modul projek sangat diperlukan sebagai
perencanaan dalam pembelajaran yang akan dilaksanakan supaya pembelajaran lebih baik.
SMP Negeri 9 Salatiga merupakan salah satu sekolah ramah anak, sehingga diperlukan
wawasan yang luas berkaitan dengan pencegahan perundungan (bullying) di sekolah.
Sekolah harus mampu menyusun dan melaksanakan program pencegahan perundungan di
sekolah.
Dalam rangka melaksanakan penguatan implementasi kurikulum merdeka, serta
menyamakan pemahaman pendidik tentang pencegahan perundungan di sekolah ramah
anak, maka perlu dilakukan Workshop Penguatan Implementasi Kurikulum Merdeka di
Sekolah Ramah Anak SMP Negeri 9 Salatiga Semester 2 Tahun Pelajaran 2022/2023.

B. Nama Kegiatan
Workshop Penguatan Implementasi Kurikulum Merdeka Di Sekolah Ramah Anak SMP
Negeri 9 Salatiga Tahun Pelajaran 2022/2023

C. Waktu Pelaksanaan
Waktu pelaksanaan workshop:
Kamis-Sabtu, 19-21 Januari 2023
Kamis-Sabtu, 26-28 Januari 2023

D. Tujuan
Tujuan pada kegiatan ini, peserta workshop memiliki kemampuan antara lain sebagai
berikut:
1. Kebijakan Pendidikan di Kota Salatiga berkaitan penguatan IKM
2. Coaching Aksi Nyata PMM
3. Pembelajaran Berdiferensiasi
4. Penyusunan perangkat pembelajaran berdiferensiasi
5. Modul Ajar
6. Penyusunan modul ajar
7. Pencegahan Perundungan (bullying) di sekolah
8. Penyusunan program pencegahan perundungan (bullying) di sekolah
9. Pembelajaran Menyenangkan
10. Penyusuan perangkat pembelajaran yang menyenangkan
11. Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dan Modul Projek

E. Tempat Pelaksanaan
Di SMP Negeri 9 Salatiga, Jl. Pemuda 7-9 Salatiga

F. Deskripsi Materi
1. Kebijakan Pendidikan di Kota Salatiga terkait IKM (Implementasi Kurikulum Merdeka)
2. Coaching Aksi Nyata PMM
Platform Merdeka Mengajar adalah platform teknologi yang disediakan untuk
guru dan kepala sekolah dalam mengajar, belajar, dan berkarya. Untuk mengakses
fitur/menu yang ada di dalam platform Merdeka Mengajar, pengguna perlu masuk
(login) dengan Akun Pembelajaran (belajar.id). Penerapan Kurikulum Merdeka
didukung oleh platform Merdeka Mengajar yang dapat membantu guru dalam
mendapatkan referensi, inspirasi, dan pemahaman dalam menerapkan Kurikulum
Merdeka. Saat ini, platform Merdeka Mengajar memiliki fitur/menu yang dapat
membantu pengembangan kompetensi guru dan menunjang kegiatan belajar mengajar.
Di antaranya adalah:
a. Kurikulum Merdeka, yang berisi informasi pengenalan prinsip dasar dan konsep
pembelajaran paradigma baru yang berpusat pada murid, serta informasi
penerapan kurikulum dengan mempelajari profil pelajar pancasila dan capaian
pembelajaran dalam Kurikulum Merdeka.
b. Asesmen Murid, yang berisi kumpulan paket soal asesmen diagnostik berdasarkan
fase dan mata pelajaran tertentu, untuk membantu Anda mendapatkan informasi
dari proses dan hasil pembelajaran murid.
c. Perangkat Ajar, yang memuat berbagai materi pengajaran untuk mendukung
kegiatan belajar mengajar Anda, seperti bahan ajar, modul ajar, dan modul projek.
d. Pelatihan Mandiri, yang memuat berbagai materi pelatihan yang dibuat singkat,
agar Anda bisa melakukan pelatihan secara mandiri, kapan pun dan di mana pun.
e. Komunitas, yang berisi berbagai macam komunitas belajar di seluruh Indonesia
dan dapat digunakan guru untuk berbagi praktik baik dan sarana belajar juga
diskusi bersama dengan guru lainnya.
f. Video Inspirasi, yang berisi kumpulan video inspiratif yang dibuat oleh
Kemendikbudristek dan para ahli, sebagai referensi untuk meningkatkan
kompetensi Anda sebagai tenaga pendidik.
g. Bukti Karya, yang berfungsi sebagai tempat dokumentasi karya Anda untuk
menggambarkan kinerja, kompetensi, serta prestasi yang dicapai selama
menjalankan profesi guru maupun kepala sekolah.

Para Guru menyelesaikan Aksi Nyata masing-masing. Aksi nyata yang diselesaikan antara
lain:
1) Kurikulum Merdeka

2) Merdeka Belajar
3) Perencanaan Pembelajaran SMP/Paket B

4) Asesmen

3. Pembelajaran Berdeferensiasi
Pembelajaran berdiferensiasi merupakan pembelajaran yang dikembangkan untuk
merespon kebutuhan murid dalam belajar yang bisa berbeda-beda, meliputi kesiapan bela
jar, minat, potensi, atau gaya belajarnya. Bentuk pembelajaran berdiferensiasi di kelas dap
at mencakup tiga jenis, yaitu diferensiasi konten, diferensiasi proses, dan diferensiasi prod
uk. Diferensiasi konten berkaitan dengan perbedaan kontens materi yang diajarkan kepad
a murid sebagai tanggapan dari kesiapan belajar murid, minat, atau profil belajarnya (visu
al, auditori, kinestetik) atau bahkan bisa kombinasi dari ketiganya. Diferensiasi proses ber
kaitan dengan perbedaan proses pembelajaran dengan menyediakan kegiatan berjenjang,
adanya pertanyaan pemandu atau tantangan, membuat agenda individual murid, memvari
asikan waktu, mengembangkan kegiatan bervariasi, dan menggunakan pengelompokan ya
ng fleksibel. Diferensiasi produk berkaitan dengan perbedaan produk tagihan kepada mur
id dengan memberikan tantangan atau keragaman variasi dan memilih produk apa yang d
iminatinya.
Keberhasilan pembelajaran berdiferensiasi tampak pada proses dan hasil pembelaj
aran. Indikator keberhasilan pembelajaran berdiferensiasi diantaranya siswa merasa nya
man dalam belajar, adanya peningkatan keterampilan baik segi hard skill atau softskill, da
n adanya kesuksesan belajar dari seorang murid yaitu murid mampu merefleksikan diri k
emampuannya dimulai dari titik awal pembelajaran sampai peningkatan diri selama prose
s pembelajaran dan pada akhir pembelajaran.
Untuk mendukung keberhasilan pembelajaran berdiferensiasi diperlukan suasana l
ingkungan belajar yang kondusif. Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menciptakan
lingkungan belajar yang kondusif antara lain dengan mengembangakan komunitas belajar,
membangun sikap menghargai, menciptakan rasa aman secara fisik dan psikis, membangu
n harapan bagi pertumbuhan, membangun mencapai kesuksesan, dan adanya keadilan dal
am bentuk karya nyata.
Implementasi pembelajaran berdiferensiasi memerlukan persiapan-persiapan yan
g baik. Langkah-langkah persiapan yang perlu dilakukan agar pembelajaran berdiferensia
si dapat berjalan efektiff antara lain: (1) menentukan tujuan pembelajaran; (2) memetaka
n kebutuhan belajar murid (kesiapan belajar, minat, profil belajar; (3) menentukan strateg
i dan alat penilaian yang akan digunakan; dan (4) menentukan kegiatan pembelajaran ber
diferensiasi yang akan dijalankan (konten, proses, produk).
Seyogyanya guru harus memahami bahwa setiap murid memiliki kodrat keadaan y
ang berbeda-beda. Tugas guru adalah menuntun mereka agar mendapatkan kesuksesan hi
dup sesuai dengan bakat, minat, potensi, dan prestasi yang dimilikinya. Dalam hal ini, men
gimplementasi pembelajaran berdiferensiasi berarti telah menuntun murid mengembang
kan kemandirian murid dalam mengembangakan dirinya. Dengan pembelajaran berdifere
nsiasi, murid akan mampu bertanggung jawab terhadap proses dan hasil yang mereka per
oleh, serta memiliki regulasi diri yang baik, sehingga akan diperoleh prestasi belajar yang
optimal.
4. Penyusunan Perangkat Pembelajaran Berdeferensiasi
Untuk merancang pembelajaran berdiferensiasi, ada beberapa tahapan yang
dapat dilalui oleh guru. Agar kebutuhan belajar siswa dapat terakomodasi dengan
baik maka guru harus melakukan identifikasi secara lebih komprehensif. Berikut
penjelasannya.
1. Identifikasi kebutuhan belajar siswa
Dalam bukunya yang berjudul How to Differentiate Instruction in Mixed
Ability Classroom, Tomlinson (2001) mengategorikan kebutuhan belajar siswa,
setidaknya berdasarkan pada tiga aspek. Ketiga aspek tersebut, yaitu:
a. Kesiapan belajar (study readiness)
Siswa akan mudah memahami suatu materi baru yang disampaikan/dipelajari
jika ia merasa sudah siap. Dalam merancang pembelajaran berdiferensiasi,
Tomlison menganalogikan kegiatan tersebut seperti sedang
mengatur equalizer pada stereo atau pemutar CD.
Untuk memperoleh kombinasi suara terbaik, pastinya kita akan terlebih
dahulu menggeser-geser tombol menyesuaikan. Pada saat guru mengajar,
menyesuaikan “tombol” yang tepat akan membantu menentukan kebutuhan murid.
Dengan begitu, guru dapat menyamakan peluang bagi siswa dengan memberi
materi yang sesuai, jenis kegiatan yang dilakukan, serta menghasilkan produk
belajar yang tepat di kelas.
b. Minat
Sebagai suatu keadaan yang akan mengarahkan seseorang pada suatu
ketertarikan atau objek tertentu, minat siswa juga perlu diidentifikasi. Menurut
Tomlinson (2001: 53), tujuan pembelajaran berbasis minat, yaitu:
 Membantu siswa menyadari ada kecocokan antara sekolah dan kecintaan
mereka sendiri untuk belajar;
 Mendemonstrasikan kesinambungan/hubungan antarsemua pembelajaran;
 Menggunakan keterampilan atau ide yang telah diketahui oleh siswa sebagai
jembatan mempelajari keterampilan atau ide baru yang kurang dikenal atau
belum diketahuinya, dan;
 Meningkatkan semangat siswa dalam belajar.
c. Profil belajar
Mengetahui cara atau proses terbaik belajar siswa akan mendukung mereka
menyerap materi dengan lebih baik. Informasi seputar profil belajar ini dibutuhkan
untuk menentukan strategi proses yang sesuai. Ada beberapa faktor yang terkait
profil belajar, yaitu:
 Preferensi terhadap lingkungan belajar. Misal kebisingan suara, kelembapan
atau kehangatan ruangan, intensitas cahaya yang masuk, dan lainnya.
 Pengaruh budaya/kultur di sekitarnya. Misal formal, informal, santai, ramah,
kaku, dan lainnya.
 Preferensi gaya belajar. Gaya belajar adalah cara siswa dalam memilih,
memperoleh, memproses, dan mengingat informasi baru. Ada tiga gaya belajar
secara umum, yaitu visual, auditori, dan kinestetik.
2. Membuat rancangan atau strategi pembelajaran berdiferensiasi
Setelah guru memperoleh informasi terkait kesiapan belajar, minat, dan
profil belajar siswa, kemudian guru membuat rancangan atau strategi
pembelajaran berdiferensiasi sesuai kebutuhan. Guru dapat menyusun RPP
berdiferensiasi yang dibuat berdasarkan hasil identifikasi atau pemetaan siswa.

5. Modul Ajar
Modul ajar merupakan salah satu perangkat ajar, berupa dokumen yang berisi tuju
an, langkah, dan media pembelajaran, serta asesmen yang dibutuhkan dalam satu unit/
topik berdasarkan Alur Tujuan Pembelajaran (ATP).
Modul ajar serupa dengan RPP atau lesson plan yang memuat rencana pembelajara
n di kelas. Namun, pada modul ajar terdapat komponen yang lebih lengkap dibanding
RPP sehingga disebut RPP Plus.
Tujuan pengembangan modul ajar:
 Mengembangkan perangkat ajar yang memandu pendidik melaksanakan pembelaja
ran;
 Mempermudah, memperlancar, dan meningkatkan kualitas pembelajaran;
 Menjadi rujukan bagi guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran;
 Menjadi kerangka kerja yang menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pem
belajaran sesuai capaian pembelajaran.
Dalam penggunaan modul ajar, pendidik memiliki kemerdekaan untuk:
 Memilih atau memodifikasi modul ajar yang sudah disediakan pemerintah untuk m
enyesuaikan modul ajar dengan karakteristik peserta didik, atau
 menyusun sendiri modul ajar sesuai dengan karakteristik peserta didik.

6. Penyusunan Modul Ajar


Perencanaan pembelajaran disusun dalam bentuk dokumen perencanaan pembelajaran y
ang:
1. Fleksibel Sederhana tidak terikat pada bentuk tertentu dan dapat disesuaikan dengan
konteks pembelajaran;
2. Jelas: mudah dipahami
3. Sederhana: berisi hal pokok dan penting sebagai acuan pelaksanaan pembelajaran. Se
derhana tidak selalu berarti mudah, melainkan jelas (clear) dan dapat dilakukan
Proses perancangan kegiatan pembelajaran

Rencana pembelajaran ini dapat berupa:


1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP
2. Modul Ajar

KOMPONEN MINIMUM MODUL AJAR


Informasi umum (nama penulis, instansi, mata pelajaran, fase)
1. Tujuan pembelajaran
 Merujuk pada ATP yang tersedia
 1 Modul ajar dapat memuat 1 atau lebih tujuan pembelajaran
 1 Tujuan Pembelajaran dapat dituangkan ke dalam 1 atau leh modul ajar
2. Langkah-langkah Pembelajaran
 Dapat terdiri beberapa pertemuan
3. Asesmen pembelajaran
 Asesmen formatif untuk memetakan kesiapan belajar peserta didik dan untuk perb
aikan proses pembelajaran
 Asesmen sumatif untuk memeriksa ketercapaian tujuan pembelajaran
4. Media pembelajaran
 Dapat berupa bahan bacaan (salah satunya buku teks), lembar kegiatan, video, atau
tautan situs web.
 Dapat diintegrasikan ke dalam langkah pembelajaran atau dilampirkan dalam lamp
iran tersendiri
Ada hal-hal yang harus diperhatikan dalam pembuatan modul ajar.
 Keselarasan antar komponen Modul Ajar
 Modul Ajar menggunakan bahasa yang sederhana, lugas, mudah dimengerti, dan tidak
multi tafsir
 Modul Ajar mudah diikuti, memungkinkan pengembangan, dan diupayakan dapat digun
akan oleh seluas-luasnya kalangan, termasuk daerah 3T.
 Modul Ajar berpusat pada peserta didik
 Berisi hal pokok dan penting sebagai acuan pelaksanaan pembelajaran.
Modul Ajar membantu dan memudahkan guru untuk memberikan pembelajaran terbai
k bagi peserta didik
Prinsip Pembelajaran
1. Sesual Tahapan Perkembangan
 Pembelajaran dirancang dengan mempertimbangkan tahap perkembangan dan tingkat
kemampuan peserta didik.
2. Inspiratif
 Pembelajaran menyenangkan dan bermakna sehingga menimbulkan kecintaan belajar
dan membangun pembelajar sepanjang hayat.
3. Mengembangkan Kompetensi dan Karakter
 Proses pembelajaran mendukung perkembangan kompetensi dan karakter peserta didi
k secara holistik.
4. Relevan
 Pembelajaran yang dirancang sesual konteks lingkungan dan budaya peserta didik, sert
a melibatkan orang tua dan komunitas sebagal mitra
5. Berorientasi pada Masa Depan
 Pembelajaran mempersiapkan kemampuan peserta didik menjalani dan menghadapi k
ehidupan sesual zamannya kelak
Cara Mengetahui Tujuan Pembelajaran Tercapai
Cara mengetahui ketercapaian tujuan belajar adalah dengan melakukan asesmen pem
belajaran. Asesmen proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengetahui keb
utuhan belajar dan capaian perkembangan atau hasil belajar peserta didik. Asesmen dapat
menggunakan beragam teknik dan/atau instrumen penilaian yang sesuai dengan tujuan bel
ajar.
Prinsip Asesmen
1. Terpadu Dengan Proses Pembelajaran
 Sebagal umpan balik untuk pendidik, peserta didik, dan orang tua/wall agar dapat m
emandu mereka dalam menentukan strategi pembelajaran selanjutnya
2. Terpadu Dengan Proses Pembelajaran
 Sebagal umpan balik untuk pendidik, peserta didik, dan orang tua/wall agar dapat me
mandu mereka dalam menentukan strategi pembelajaran selanjutnya
3. Sederhana dan Informatif
 Mengembangkan karakter dan kompetensi yang Ingin dicapal, serta memberikan strat
egi tindak lanjut
4. Adil, Valid, Proporsional, dan Dapat Dipercaya
 Dirancang secara adil, proporsional, valid, dan dapat dipercaya (rellable) untuk menje
laskan kemajuan belajar, menentukan keputusan tentang langkah dan sebagai dasar u
ntuk menyusun program pembelajaran yang sesual selanjutnya
5. Reflektif
 Hasil asesmen digunakan oleh peserta didik, pendidik, tenaga kependidikan, dan oran
g tua/wall sebagal bahan refleksi untuk meningkatkan mutu pembelajaran
Asesmen Formatif
 Membantu untuk mendapatkan informasi atau memberikan umpan balik cepat
 Di awal pembelajaran: mengetahui kesiapan dan kebutuhan belajar siswa untuk menca
pai tujuan pembelajaran dan merencanakan pembelajaran
 Di tengah pembelajaran mengecek progres/efektivitas pembelajaran
 Contoh: diskusi terarah, bermain peran, permainan, membuat karangan atau jurnal, obs
ervasi, dll.
Asesmen Sumatif
 Asesmen yang digunakan untuk memastikan ketercapaian atau menyimpulkan keterca
paian tujuan pembelajaran capaian di akhir satu tujuan pembelajaran
 Contoh: output projek, tugas, presentasi, wawancara, tes, esai, performance.dll.
Kedua Asesmen:
 Merupakan bagian dari proses belajar Merupakan kesempatan untuk menerima dan me
mberikan umpan balik
 Merupakan cara untuk mengevaluasi efektivitas pengajaran dan pembelajaran
Keterpaduan Pembelajaran dan Asesmen
Pendidik menyusun rencana pembelajaran termasuk di dalamnya rencana asesmen mulai d
ari awal hingga akhir pembelajaran. Pendidik melakukan asesmen di awal pembelajaran un
tuk menilai kesiapan setiap individu peserta didik untuk mempelajari materi yang telah dir
ancang. Berdasarkan hasil asesmen, pendidik mendetailkan rencana pembelajaran dan/ata
u membuat perencanaan yang sesuai dengan tahap capaian peserta didik (pembelajaran be
rdiferensiasi) Melaksanakan pembelajaran dan menggunakan berbagai metode asesmen for
matif untuk mengecek kemajuan belajar melaksanakan asesmen di akhir pembelajaran unt
uk mengetahui ketercapaian tujuan pembelajaran.

7. Pencegahan Perundungan (bullying) di sekolah


8. Pembelajaran yang Menyenangkan
Salah satu tanda keberhasilan guru dalam mengajar adalah siswa yang sangat
antusias dalam belajar dan kepahaman siswa dalam menangkap materi yang disampaikan.
Cara guru dalam menyampaikan materi pelajaran melalui proses belajar mengajar yang
menyenangkan dan tidak membosankan dapat dilakukan dengan berbagai cara.
Pembelajaran yang menyenangkan ini dapat dilakukan dengan meningkatkan dopamine,
endorphin, dan oksigen di otak.
Hormon Dopamin adalah senyawa kimia di otak yang berperan untuk menyampaik
an rangsangan ke seluruh tubuh. Hormon ini dapat memengaruhi berbagai aktivitas manu
sia mulai dari kemampuan mengingat hingga hingga menggerakkan anggota tubuh. Horm
on ini juga disebut hormon pengendali emosi. Saat diproduksi dalam jumlah yang tepat, ho
rmon ini akan meningkatkan suasana hati nsehingga orang akan merasa lebih senang dan
bahagia. Cara guru mengajar berpengaruh terhadap minat murid untuk belajar. Banyak m
odel pembelajaran yang sudah diterapkan dalam kegiatan belajar mengajar. Model pembel
ajaran tersebut, diharapkan membuat siswa dalam suasana hati yang senang dan bahagia.
Hal ini akan membuat mereka betah belajar.
Pembelajaran yang menyenangkan dapat diartikan sebagai pembelajaran yang dap
at menarik perhatian siswa, sehingga saat pembelajaran berlangsung siswa tidak merasa b
osan. Ada banyak hal yang dapat dilakukan oleh pengajar untuk menciptakan suasana bela
jar yang menyenangkan dan tidak membosankan. Dilansir dari Open Colleges Australia, be
rikut trik mengajar yang menyenangkan dan tidak membosankan:
1. Temukan hal baru bersama. Belajar hal baru bersama-sama dapat menciptakan suasa
na belajar yang lebih menyenangkan. Dalam hal ini, guru tidak hanya memberikan inf
ormasi kepada siswa, melainkan mengajak siswa untuk menemukan informasi secara
bersama-sama.
2. Buat siswa penasaran. Belajar yang paling menyenangkan adalah ketika mendapati se
suatu yang mengejutkan dan membuat siswa penasaran. Dalam memberikan materi p
elajaran guru dapat menyoroti hal-hal yang tampak aneh, unik dan tidak biasa. Mulail
ah dengan membuat siswa penasaran. Ajukan pertanyaan dan biarkan siswa bekerja u
ntuk memecahkan pertanyaan tersebut.
3. Tunjukkan kepedulian terhadap siswa. Sesekali bertindak konyol juga dapat mencipta
kan suasana belajar yang menyenangkan. Sebuah penelitian menunjukkkan bahwa me
mbuat mereka tertawa dan merasa senang merupakan salah satu bentuk kepedulian s
iswa
4. Libatkan Siswa dalam Proyek. Melibatkan siswa dalam lokakarya juga diketahui dapat
membuat suasana belajar menjadi lebih menyenangkan. Siswa akan benar-benar berp
artisipasi untuk menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru.
5. Hindari kebiasaan menonton. Menghabiskan jam pelajaran yang sama persis dengan c
ara yang sama setiap hari adalah hal yang perlu dihindari. Walaupun guru mengajarka
n materi yang sama untuk siswa yang berbeda, namun kebiasaan menonton akan tam
pak membosankan bagi siswa. Coba hal baru untuk menciptakan metode baru
6. Reviewtapi jangan ulangi materi. Dalam kegiatan belajar mengajar penting untuk meni
njau ulang materi yang telah disampaikan secara teratur. Luangkan satu atau dua jam
setiap minggu untuk meninjau materi yang telah diajarkan minggu terakhir.
7. Ganti pembelajaran dengan percakapan. Sesekali libatkan siswa dalam percakapan sa
ntai dan posisikan mereka layaknya teman. Dalam hal ini baik guru maupun siswa dap
at saling bertukar ide atau gagasan, sehingga guru tidak hanya memberikan tanggapa
n tetapi juga menerima tanggapan.
8. Cobalah untuk menjadi siswa. Cobalah untuk duduk bersama siswa lainnya dan beri k
esempatan kepada siswa untuk menggantikan posisi sebagai guru. Luangkan waktu se
minggu untuk mengerjakan tugas yang diberikan oleh siswa dan biarkan mereka meni
lainya.
9. Jangan beranggapan terlalu serius. Banyak guru yang tidak menyadari bahwa mata pe
lajaran yang diampunya bukanlah satu-satunya pelajaran yang diambil siswa. Padahal
siswa harus menyeimbangkan tugas dan materi dari beberapa materi pelajaran dalam
satu waktu. Untuk itu, cobalah untuk memahami siswa dan berilah waktu kepada sisw
a untuk memahami materi pelajaran lain.
10. Tertawakan lelucon siswa. Hal lain yang dapat dilakukan untuk menciptakan suasan b
elajar yang menyenangkan adalah terlibat dalam lelucon yang dilontarkan siswa. Hal t
ersebut diketahui menjadi cara terbaik untuk memastikan guru dan siswa berada dala
m suasan hati yang menyenangkan.
Pembelajaran yang menyenangkan itu sebuah kenicayaan. Guru dituntut untuk selal
u berinovasi dalam rangka terwudnya tujuan pembelajaran yang berpusat pada murid. Se
sulit apapun materi yang disajikan jika siswa merasa senang dan bahagia pelajaran akan le
bih mudah diserap dan dipahami.

9. Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila


Profil pelajar Pancasila dirancang untuk menjawab satu pertanyaan besar, yakni
peserta didik dengan profil (kompetensi) seperti apa yang ingin dihasilkan oleh sistem
pendidikan Indonesia. Dalam konteks tersebut, profil pelajar Pancasila memiliki rumusan
kompetensi yang melengkapi fokus di dalam pencapaian Standar Kompetensi Lulusan di
setiap jenjang satuan pendidikan dalam hal penanaman karakter yang sesuai dengan nilai-
nilai Pancasila. Kompetensi profil pelajar Pancasila memperhatikan faktor internal yang
berkaitan dengan jati diri, ideologi, dan cita-cita bangsa Indonesia, serta faktor eksternal
yang berkaitan dengan konteks kehidupan dan tantangan bangsa Indonesia di abad ke-21
yang sedang menghadapi masa revolusi industri 4.0.
Selain itu, Pelajar Indonesia juga diharapkan memiliki kompetensi untuk menjadi
warga negara yang demokratis serta menjadi manusia unggul dan produktif di abad ke-21.
Oleh karenanya, Pelajar Indonesia diharapkan dapat berpartisipasi dalam pembangunan
global yang berkelanjutan serta tangguh dalam menghadapi berbagai tantangan. Profil
pelajar Pancasila memiliki beragam kompetensi yang dirumuskan menjadi enam dimensi
kunci. Keenamnya saling berkaitan dan menguatkan sehingga upaya mewujudkan profil
pelajar Pancasila yang utuh membutuhkan berkembangnya seluruh dimensi tersebut
secara bersamaan. Keenam dimensi tersebut adalah: 1. Beriman, bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia. 2. Berkebinekaan global. 3. Bergotong-royong. 4.
Mandiri. 5. Bernalar kritis. 6. Kreatif. Dimensi-dimensi tersebut menunjukkan bahwa
profil pelajar Pancasila tidak hanya fokus pada kemampuan kognitif, tetapi juga sikap dan
perilaku sesuai jati diri sebagai bangsa Indonesia sekaligus warga dunia

Projek penguatan profil pelajar Pancasila, sebagai salah satu sarana pencapaian
profil pelajar Pancasila, memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk “mengalami
pengetahuan” sebagai proses penguatan karakter sekaligus kesempatan untuk belajar dari
lingkungan sekitarnya. Dalam kegiatan projek profil ini, peserta didik memiliki
kesempatan untuk mempelajari tema-tema atau isu penting seperti perubahan iklim, anti
radikalisme, kesehatan mental, budaya, wirausaha, teknologi, dan kehidupan
berdemokrasi sehingga peserta didik dapat melakukan aksi nyata dalam menjawab isu-isu
tersebut sesuai dengan tahapan belajar dan kebutuhannya. Projek penguatan profil
pelajar Pancasila diharapkan dapat menginspirasi peserta didik untuk berkontribusi bagi
lingkungan sekitarnya. Dalam skema kurikulum, pelaksanaan projek penguatan profil
pelajar Pancasila terdapat di dalam rumusan Kepmendikbudristek No.56/M/2022 tentang
Pedoman Penerapan Kurikulum dalam Rangka Pemulihan Pembelajaran yang
menyebutkan bahwa Struktur Kurikulum di jenjang PAUD serta Pendidikan Dasar dan
Menengah terdiri atas kegiatan pembelajaran intrakurikuler dan projek penguatan profil
pelajar Pancasila. Sementara pada Pendidikan Kesetaraan terdiri atas mata pelajaran
kelompok umum serta program pemberdayaan dan keterampilan berbasis profil pelajar
Pancasila. Penguatan projek profil pelajar Pancasila diharapkan dapat menjadi sarana
yang optimal dalam mendorong peserta didik menjadi pelajar sepanjang hayat yang
kompeten, berkarakter, dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.
Prinsip-prinsip projek penguatan profil pelajar Pancasila:
a. Holistik Holistik bermakna memandang sesuatu secara utuh dan menyeluruh,
tidak parsial atau terpisah-pisah. Dalam konteks perancangan projek
penguatan profil pelajar Pancasila, kerangka berpikir holistik mendorong kita
untuk menelaah sebuah tema secara utuh dan melihat keterhubungan dari
berbagai hal untuk memahami sebuah isu secara mendalam. Oleh karenanya,
setiap tema projek profil yang dijalankan bukan merupakan sebuah wadah
tematik yang menghimpun beragam mata pelajaran, namun lebih kepada
wadah untuk meleburkan beragam perspektif dan konten pengetahuan secara
terpadu. Di samping itu, cara pandang holistik juga mendorong kita untuk dapat
melihat koneksi yang bermakna antar komponen dalam pelaksanaan projek
profil, seperti peserta didik, pendidik, satuan pendidikan, masyarakat, dan
realitas kehidupan sehari-hari.
b. Kontekstual Prinsip kontekstual berkaitan dengan upaya mendasarkan
kegiatan pembelajaran pada pengalaman nyata yang dihadapi dalam
keseharian. Prinsip ini mendorong pendidik dan peserta didik untuk dapat
menjadikan lingkungan sekitar dan realitas kehidupan sehari-hari sebagai
bahan utama pembelajaran. Oleh karenanya, satuan pendidikan sebagai
penyelenggara kegiatan projek profil harus membuka ruang dan kesempatan
bagi peserta didik untuk dapat mengeksplorasi berbagai hal di luar lingkup
satuan pendidikan. Tema-tema projek profil yang disajikan sebisa mungkin
dapat menyentuh dan menjawab persoalan lokal yang terjadi di daerah masing-
masing. Dengan mendasarkan projek profil pada pengalaman dan pemecahan
masalah nyata yang dihadapi dalam keseharian sebagai bagian dari solusi,
diharapkan peserta didik dapat mengalami pembelajaran yang bermakna untuk
secara aktif meningkatkan pemahaman dan kemampuannya.
c. Berpusat Pada Peserta Didik Prinsip berpusat pada peserta didik berkaitan
dengan skema pembelajaran yang mendorong peserta didik untuk menjadi
subjek pembelajaran yang aktif mengelola proses belajarnya secara mandiri,
termasuk memiliki kesempatan memilih dan mengusulkan topik projek profil
sesuai minatnya. Pendidik diharapkan dapat mengurangi peran sebagai aktor
utama kegiatan belajar mengajar yang menjelaskan banyak materi dan
memberikan banyak instruksi. Sebaliknya, pendidik sebaiknya menjadi
fasilitator pembelajaran yang memberikan banyak kesempatan bagi peserta
didik untuk mengeksplorasi berbagai hal atas dorongannya sendiri sesuai
dengan kondisi dan kemampuannya. Harapannya, setiap kegiatan
pembelajaran dapat mengasah kemampuan peserta didik dalam memunculkan
inisiatif serta meningkatkan daya untuk menentukan pilihan dan memecahkan
masalah yang dihadapinya
d. Eksploratif Prinsip eksploratif berkaitan dengan semangat untuk membuka
ruang yang lebar bagi proses pengembangan diri dan inkuiri, baik terstruktur
maupun bebas. Projek penguatan profil pelajar Pancasila tidak berada dalam
struktur intrakurikuler yang terkait dengan berbagai skema formal pengaturan
mata pelajaran. Oleh karenanya projek profil ini memiliki area eksplorasi yang
luas dari segi jangkauan materi pelajaran, alokasi waktu, dan penyesuaian
dengan tujuan pembelajaran. Namun demikian, diharapkan pada perencanaan
dan pelaksanaannya, pendidik tetap dapat merancang kegiatan projek profil
secara sistematis dan terstruktur agar dapat memudahkan pelaksanaannya.
Prinsip eksploratif juga diharapkan dapat mendorong peran projek profil untuk
menggenapkan dan menguatkan kemampuan yang sudah peserta didik
dapatkan dalam program intrakurikuler.
10.Modul Projek
Tujuan projek profil adalah untuk menguatkan pencapaian kompetensi profil pe
lajar Pancasila. Oleh karena itu pendidik dapat merumuskan tujuan dari elemen dan su
b elemen serta capaian fase yang sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan peserta di
dik. Untuk memastikan eksplorasi atau pengembangan aktivitas projek profil tetap me
ngacu kepada tujuan, pendidik dapat mengembangkan strategi backward design denga
n model alur berpikir sebagai berikut:

RENCANA TINDAK LANJUT:


Tindak Lanjut Setelah mengikuti workshop ini, saya selaku peserta hendaknya:
a) Menyusun Modul Ajar sesuai dengan mata pelajaran yang diampu
b) Menyusun Modul Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila
c) Menyusun Program anti perundungan di sekolah
d) Mampu melaksanakan kegiatan belajar mengajar sesuai dengan ketentuan Kurikulum
Merdeka
e) Mengikuti diklat online dalam PMM

DAMPAK
Dampak Pengembangan Diri (PD) Guru memiliki kemampuan dalam merancang pembelajaran
sesuai dengan Kurikulum Merdeka, tersusunnya rencana pembelajaran, asesmen dan perangkat
pembelajaran, menyusun modul ajar projek penguatan profil pelajar Pancasila.

D. PENUTUP
Matriks
Nama Diklat Workshop Penguatan Implementasi Kurikulum Merdeka Di
Sekolah Ramah Anak SMP Negeri 9 Salatiga Tahun Pelajaran
2023/2024
Tempat Kegiatan SMP Negeri 9 Salatiga
Waktu Kegiatan Kamis-Sabtu, 19-21 Januari 2023
Kamis-Sabtu, 26-28 Januari 2023
Nama Fasilitator  Nunuk Dartini, S.Pd., M.Si.
 Yati Kurniawati, M. Pd.
 Tyas Astuti, M.Pd.
 Rohana Dewi, S.Pd.
 Didik Teguh Prihanto, M.Pd.
 M. Ali Sodikin, S.Pd.
Mata Diklat/ Kompetensi 1. Kebijakan Dinas Pendidikan Kota Salatiga berkaitan
penguatan IKM (2 JP)
2. Coaching Aksi Nyata PMM (5 JP)
3. Pembelajaran Berdiferensiasi (4 JP)
4. Penyusunan perangkat pembelajran berdiferensiasi
(3JP)
5. Modul Ajar (6 JP)
6. Penyusunan Modul Ajar (2JP)
7. Pencegahan perundungan (bullying) di sekolah (4 JP)
8. Penyusunan program anti perundungan di sekolah (2 JP)
9. Pembelajaran yang menyenangkan (4 JP)
10. Penyusunan perangkat pembelajaran yang menyenangkan
(2 JP)
11. Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (2 JP)
12. Modul Projek (4 JP)
Nama Penyelenggara SMP Negeri 9 Salatiga
Diklat
Dampak Dampak Pengembangan Diri (PD) Guru memiliki
kemampuan dalam merancang pembelajaran sesuai dengan
Kurikulum Merdeka, tersusunnya rencana pembelajaran,
asesmen dan perangkat pembelajaran, menyusun modul ajar
projek penguatan profil pelajar Pancasila.

Anda mungkin juga menyukai